TINJAUAN PUSTAKA
DIARE
Menurut World Health Organization (WHO), penyakit diare adalah suatu
penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek
sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih dari biasa,
yaitu 3 kali atau lebih dalam sehari yang mungkin dapat disertai dengan muntah atau
tinja yang berdarah.
a.
b.
c.
d.
DIAGNOSIS
hari
Kolera
Diare air cucian beras yang sering dan banyak dan cepat
menimbulkan dehidrasi berat, atau
atau
Disenteri
Diare persisten
Invaginasi
Selama anak diare, terjadi peningkatan hilangnya cairan dan elektrolit (natrium,
kalium dan bikarbonat) yang terkandung dalam tinja cair anak. Dehidrasi terjadi bila
hilangnya cairan dan elektrolit ini tidak diganti secara adekuat, sehingga timbulah
kekurangan cairan dan elektrolit. Derajat dehidrasi diklasifikasikan sesuai dengan
gejala dan tanda yang mencerminkan jumlah cairan yang hilang.
Tatalaksana
Pada 3 jam pertama, beri anak larutan oralit dengan perkiraan jumlah sesuai
dengan berat badan anak. Namun demikian, jika anak ingin minum lebih
banyak, beri minum lebih banyak.
Nasihati ibu untuk terus menyusui anak kapan pun anaknya mau.
Nilai kembali anak setelah 3 jam untuk memeriksa tanda dehidrasi yang
terlihat sebelumnya.
o Jika tidak terjadi dehidrasi, ajari ibu mengenai empat aturan untuk
perawatan di rumah
anak demam
o Jika
anak
mengalami
dehidrasi
sedang/ringan,
ulangi
UMUR
5 jam
2,5 jam
Juga beri oralit (kira-kira 5 ml/kg/jam) segera setelah anak mau minum.
Periksa kembali bayi sesudah 6 jam atau anak sesudah 3 jam. Klasifikasikan
Dehidrasi. Kemudian pilih rencana terapi yang sesuai (A, B, atau C) untuk
melanjutkan penanganan.
ILEUS PARALITIK
Ileus paralitik atau adynamic ileus adalah keadaan dimana usus gagal
melakukan kontraksi peristaltic utnuk menyalurkan isinya.Ileus merupakan suatu
penyakit primer melainkan akibat dari penyakit primer, tindakan operasi yang
berhubungan dengan rongga perut, obat obatan dan toksin yang dapat mempengaruhi
kontraksi otot polos usus.
Ileus paralitik hampir selalu dijumpai pada pasien pasca operasi abdomen. Akan
tetapi penyakit yang menimbulkan ileus paralitik dapat dikasifikasikan sebagai
berikut:
Neurogenik
Obat-obatan
Infeksi
Etiologi
Ileus paralitik ini sering terjadi akibat penyakit lainnya, seperti tindakan
operasi yang berhubungan dengan rongga perut, toksin dan obat-obatan yang dapat
mempengaruhi otot polos. Di Indonesia ileus obstruksi paling sering disebabkan oleh
hernia inkarserata, sedangkan ileus paralitik sering disebabkan oleh peritonitis. Ilues
paralitik bersifat primer bila tidak terdapat penyebab lain yang berkontribusi dan
disebut sekunder bila adanya penyakit lain ikut berkontribusi terjadinya ileus.
kemudian
trauma
ginjal
menyebabkan
perdarahan
retriperitoneal
mengganggu persarafan, kolik ureter. Penyebab yang lain yaitu adanya gangguan
elektrolit seperti hipokalemi yang menyebabkan gangguan kontraksi otot polos, syok,
uremia, komplikasi dari DM, dan infeksi abdomen seperti peritonitis. Penyebab lain
yaitu neurogenik melalui lesi saraf, kerusakan medulla spinalis, pada fraktur vertebra,
atau fraktur costa bagian bawah, penyebab lain seperti adanya pemakaian obat-obatan
seperti opioid, antihipertensi, narkotika, dan obat lainnya.
a. Gejala Klinik
Pasien ileus paralitik mengeluh perutnya kembung, (abdominal distention), anoreksia,
mual , dan obstipasi. Muntah mungkin ada, mungkin pula tidak ada. Kleuhan perut
kembung pada ileus paralitik harus dibedakan dengan keluhan pada ileus obstruktif.
Pasien ileus paralitik mempunyai keluhan perut kembung tidak diesrtai nyeri kolik
abdomen yang paroksismal.
Pada pemeriksaan fisis didapatkan adanya distensi abdomen, perkusi timpani dengan
bising ususyang lemah dan jaraang bahkan dapat tidak terdengar sama sekali. Pada
palpasi pasien merasakan perasaan tidak enak apada perutnya. Tidak ditemukan
reaksi peritoneal.
b.
Radiologi
Untuk mendiagnosis pasien Ileus paralitik , perlu dilakukan pemeriksaan radiologi
sebagai berikut :
Ileus Paralitik :
Ileus Paralitik merupakan gangguan aktivitas motorikus sehingga udara dan cairan
berkumpul dalam usus yang data mengakibatkan distensi abdomen. Ditemukan
dilatasi usus (usus halus > 3 cm, usus besar > 8 cm) tanpa titik transisi, terlihat airfluid level. Bersifat akut, kronik, atau intermitten. Dengan etiologi seperti gangguan
neural, humoral, metabolik, trauma, pendarahan retroperitoneal, dan fraktur spinal
atau pelvis. Adapun gambaran radiologis yang bisa didapatkan pada ileus paralitik
adalah sebagai berikut:
Abdomen.
sampai
disertai
udara
rektum
dan
cairan
yang
retensi
banyak.
Air-fluid level yang panjang-panjang dan cenderung tidak bertingkat. Tidak ada
herring-bone appearance.
a. Diagnosis Banding
a) Small Bowel Obstruction
Obstruksi usus halus menyebabkan dilatasi usus halus dan akumulasi dari udara dan
cairan pada bagian proksimal dari titik terjadinya obstruksi. Sedangkan bagian distal
dari titik terjadinya obstruksi tidak mengalami dilatasi/kolaps. Perubahan foto
radiografi polos biasanya mulai muncul tiga sampai lima jam dari onset terjadinya
obstruksi total. Pada obstruksi yang belum total, kelainan radiologik baru dapat
muncul beberapa jam hingga beberapa hari . Loop loop usus halus yang dilatasi
(diameter maksimal dari usus halus <3 cm) mengandung cairan dan/atau udara yang
dapat dilihat pada foto polos abdomen posisi supine. Pada foto posisi erect dapat
dilihat air-fluid level yang multipel yang bersifat tidak spesifik yang dapat dijumpai
pada ileus paralitik, gastroenteritis, divertikulosis jejunal, dll.
Gambaran herring bone muncul pada obstruksi usus halus karena adanya struktur
valvula konniventes pada usus halus (duodenum, jejunum, dan ileum). Pada saat
terjadi dilatasi usus halus (> 3 cm) struktur ini akan terlihat memberikan gambaran
nsitas intermediat.
Adanya obstruksi menunjukkan udara usus tidak sampai ke distal5. Beberapa dengan
lebar lebih dari 2,5 cm. pada kondisi ini, ada perbedaan tinggi vertikal lebih dari 2 cm
antara air-fluid level dalam loop usus yang sama (area dilingkari). Ada juga distensi
dari diameter usus halus lebih dari 2,5 cm dan rasio usus halus usus besar lebih dari
0,5.
Gambar
Foto
Polos
daerah perifer dengan diameter usus > 5cm dan terlihat haustra yang tebal (a). Foto
polos abdomen posisi erect, tampak dilatasi loop-loop usus besar dan gambaran air
fluid level bertingkat-tingkat/ step ladder appearance.
GANGGUAN WICARA
Definisi
Kelainan bicara dan/atau bahasa adalah adanya masalah dalam komunikasi dan
bagian-bagian
yang
ber hubungan
dengannya
seperti
fungsi
organ
bicara. Keterlambatan dan kelainan mungkin bervariasi dari yang ringan atau tidak
ada pengaruhnya berhadap kehidupan sehari-hari dan sosialisasi, sampai yang
tidak mampu untuk mengeluarkan suara atau memahami dan mempergunakan
bahasa Hanya sebagian kecil anak-anak dengan kelainan bicara dan bahasa yang
termasuk sangat
berat.
Bagaimanapun,
karena
pentingnya
bahasa
dan
penyakit
yang
mengakibatkan adanya iritasi pada lapisan otak, biasanya secara umum berhubungan
dengan kelainan pediatrik. Komplikasi dari meningitis ini dapat mengakibatkan
ketunarunguan dan disertai dengan kurangnya komunikasi.Masalah bicara dan
bahasa yang diakibatkan karena sakit juga termasuk kelainan komunikasi yang
diperoleh.
mengabstraksikan,
menghubungkan,
dan
BAB III
DAFTAR PUSTAKA
Masyarakat
Ilmiah
Kedokteran
(GRAMIK) Fakultas
Jilid
1.
Cetakan
Kedua.
Jakarta:UKK
treatment
center
online
portal.
Diunduh
dari
http://www.clearpassage.com..
18. Small bowel obstruction. The Eastern Association for the Surgery of
Trauma. Diunduh dari http:// www.east.org.
19. Evers BM. Small intestine. In:Townsend CM, Beauchamp RD, Evers BM,
Mattox KL, penyunting. Sabiston Textbook of Surgery. 18th ed. St. Louis,
Mo:WB Saunders; 2008. h.105-129.
20. Fry RD, Mahmoud N, Maron DJ, Ross HM, Rombeau J. Colon and rectum.