Anda di halaman 1dari 22

Choronic

Kidney
diseasee
Agnestia Selviani T
03011011

EPIDEMIOLOGI
Prevalensi penyakit ginjal kronik di negara maju
mencapai 10-13 %
Studi yang dilakukan oleh perhimpunan nefrologi
Indonesia melaporkan sebanyak 12,5 % populasi
di Indonesia mengalami penurunan fungsi ginjal

Definisi
1. Kelainan Struktural atau Fungisional pada
ginjal Yang berlangsung selama 3 bulan,
dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi
glomerulus dengan manifestasi
- kelainan patolois
- terdapat tanda kelainan ginjal, termasuk
kelainan dalam komposisi darah atau
urin atau kelainan dalam imaging test
2. GFR <60 ml/menit/1,73 selama 3 bulan
dengan atau tanpa kerusakan ginjal

rumus Kockcroft-Gault
LFG (ml/mnt/1,73m2) = (140 umur) x berat badan
72 x kreatinin plasma (mg/dl)
Pada perempuan dikalikan 0,85
Wanita : 97-137 ml/menit/1,73, Pria : 88-128 ml/menit/1,73
Klasifikasi ini digunakan untuk menentukan stadium atau
klasifikasi penyakit ginjal kronis

Klasifikasi penyakit ginjal


kronik

ETIOLOGI

PATOFISIOLOGI

Faktor-faktor yang berperan


dalam progresivitas CKD
Tidak dapat dimodifikasi

Dapat dimodifikasi

1. Usia tua
2. Jenis kelamin ( laki laki lebih
cepat )
3. Ras ( Afrika- Amerika lebih
cepat)
4. Genetik
5. Hilangnya masa ginjal

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Hiperteni
Proteinuria
Albuminuria
Glikemia
Obesitas
Dislipidmia
Meroko
Kadar asam urat

Manifestasi klinik

Pemeriksaan penunjang
pemeriksaan darah lengkap : ureum , kreatinin serum , LFG <
Pemeriksaan elektrolit : hiperkalemia, hipokalsemia,
hiperfosfatemia, hipermagnesemia
Pemeriksaan kadar glukosa darah dan profil lipid :
hiperkolesterolemia, hipertrigleseridemia, LDL meningkat
Analisis gas darah : asidosis metabolik ( ph menurun, HCO3
menurun).
Urinanalisa dan pemeriksaan albumin urin :
Sedimen urin : sel tubulus ginjal, sedimen eritrosit, sedimen
leukosit, sdimen granular kasar, eritrosit yang dismorfik.
Pemeriksaan protein urin kuanttitatif 24 jam
Pencitraan : USG ginjal, BNO-IVP
Biopsi ginjal
Pemeriksaan lain untuk komplikasi : EKG, foto polos toraks dan eko

Komplikasi
Deraj
at

Penjelasan

GFR
( ml/mnt )

Komplikasi

Kerusakan ginjal dengan


GFR normal

90

Kerusakan ginjal dengan


penurunan GFR ringan

60-89

Peningkatan
tekanan dara

3a &
3b

Penurunan GFR sedang

30-59

Penurunan GFR berat

15-29

- Malnutrisi
- Asidosis
metabolik
- Cenderung
hiperkalemia
- Dislipidemia
-

Hiperfosfatemia
Hipokalsemia
Anemia
Hiperparatiroid
Hipertensi
hiperhomosistein
emia

Tatalaksana
Tujuan tatalaksana adalah untuk menghambat
penurunan GFR dan mengatasi penyakit ginjal
kronik stadium akhir ( stadium 4 dan 5 )
Rencana tatalaksana penyakit ginjal kronik sesuai
derajatnya
derajat Rencana tatalaksana
1

Terapi penyakit dasar, kondisi komorbid, evaluasi


perburukan fungsi ginjal, meperkecil resiko kardiovaskuler

Menghambat perburukan fungsi ginjal

3a &
3b

Evaluasi dan terapi komplikasi

Persiapan untuk terapi pengganti ginjal

Terapi pengganti ginjal

Tatalaksana CKD
1. Terapi spesifik terhadap penyakit dasarnya
- waktu yang tepat sebelum terjadi penurunan fungsi ginjal
-jika GFR sudah menurun sampai 20-30 %. Sudah tidak bermanfaat terapi
penyakit dasarnya
2. Tatalaksana untuk mencegah progresivitas
- kontrol tekanan darah, target TD < 130/80 ( tanpa proteinuria) dan 120/75
( dengan proteinuria ). Obat anti hipertensi yang disarankan adalah ( ACE, ARB,
CCB )
-restriksi asupan protein untuk mencegah resiko malnutrisi. Pembatasan
asupan protein mulai dilakukan pada LFG < 60 Rekomendasi asupan protein.
-PGK pre dialisis : 0,6-0,75 g/KgBB ideal/ hari
-PGK Hemodialia: 1,2 g/ KgBB ideal/ Hari
-PGK dialisis peritonal : 1,2-1,3/KgBB ideal/ Hari
- Transplantasi ginjal : 0,9-1 g/KgBB ideal/ Hari
protein yang dipilih adalah protein yang memiliki kandungan biologis
tinggi ( protein hewani )

Tatalaksana ckd
- kontrol kadar glukosa darah. Target HbA1C < 7 %
- restriksi cairan
- PGK pre-dialisis : cairan tidak dibatasi dengan
produksi
urin yang normal/ hari
- PGK- Hemodialisis : 500 mL/ hari + produksi urin
- PGK dialisis peritonial : 1500-2000/ hari, Lakukan
pemantauan harian
- Tranplantasi ginjal : untuk fase akut pasca transfusi
pasien di pertahankan sedikit hipervolemik dengan
insensible water loss 30-60 ml, untuk pasien normovolemik
graft berfungsi dengan baik asupan cairan dianjurkan
minimal 2000 ml/ hari. Untuk paien oliguria asupan
cairan harus seimbang dengan produksi urin dan
insensible water loss 500-750 ml

Tatalaksana CKD
- Restriksi asupan garam. Rekomenndasi asupan NaCL
perhari :
- PGK predialisis : < 5 g/ hari
- PGK hemodialisis : 5-6 g/ hari
- PGK dialisis peritoneal : 5-10 g/ hari
- Transplantasi ginjal : < 6-7g/hari
-Terapi dislipidemia, target LDL< 100 mg/dL. Apabila triglerida
lebih dari 200 mg/dL, target kolestrol non HDL < 130 mg/dL,
terapi dislipdemia dapat mnggunakan statinn. Apabila ada
dislipidemia maka
asupan kolestrol dalam makanan
dianjurkan < 300mg/hari.
- Modifikasi gaya hidup
-Edukasi

3. Tatalaksana Komplikasi
- Anemia, lakukan pemeriksaan untuk
menyingkirkan
anemia defisiensi besi. Terapi
eritropoetin apabila Hb 10 g/ dL dan Ht 30%
( target hb 10-12 dan Ht >30 %). Dosis
pemggunaan epo :
- fase koreksi 2000-4000 IU subkutan, 2-3 x/
minggu,
selama 4 minggu
- Apabila target belum tercapai maka naikan
dosis
EPO 50%
- apabila Hb naik > 2,5 g/dL atau Ht naik > 8
%
dalam 4 minggu, dosis diturunkan 25 %

Tatalaksana CKD
-Asidosis metabolik, dikoreksi apabila konsentrasi [ HCO3] < 22
mmol/ L. Koreksi dilakukan dengan bikarbonat oral
untuk
mempertahankan kadar [HCO3] 22-24 mmol/ L. Bikarbonat oral
diberikan 3x2 tablet ( 325-200mg) setiap harian.
- Hiperfosfatemia, pilihan terapi tergantung dari kadar ca2 dan [
PO4]. Koreksi dilakukan dengan pemberian fosfat binders jenis
fosfat binders yang tersedia : ca
based phosphat binders dan
non ca based phosphat binders
-Hiperhomosisteinemia. Pemberian suplemen oral : asam folat
15 mg dan vitamin B12 500g/ hari untuk mencegah aterosklerosis

Pada PGK stadium 4, pasien akan dioersiapkan


untuk menjalani terapi pengganti ginjal. Terapi
pengganti ginjal akan dilakukan pada stadium 5.
modalitas yang dipilih untuk terapi pengganti ginjal
1. Hemodialisis
2. Dialisis pritoneal
3. Transplantasi ginjal

prognosis

Referensi
1. Eknoyan G, Lamier N, Kasiske BL, Wheeler DC,
Abbound OI, Adler s, dkk. KGIO clinacal Practice
guidline for evaluaion and management of CKD.
2011
2. Sudoyo W. Aru, Setiyohadi Bambang, Alwi Idrus,
Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar Ilmu penyakit
dalam. Jilid II edisi 5
3. Tanto Chris, Liwang Frans, Hnifati Sonia, Pradipta
eka. Kapita Selekta Kedokteran . Edisis 2

Anda mungkin juga menyukai