Nama
Umur
Jenis Kelamin
Tanggal Masuk
Nomor Rekam Medis
: Tn. D
: 45 tahun
: Laki-laki
: 05 Januari 2016
:131675
ANAMNESIS
Keluhan utama
berjalan
Anamnesis Terpimpin
rumah sakit akibat kecelakaan lalu lintas, Riwayat close fracture femur
PEMERIKSAAN FISIS
PRIMARY SURVEY
Airway
Breathing
Circulation
Disability
cahaya+/+
Environment : Suhu axilla: 36.5oC
: Clear
: RR=20x/min, simetris, spontan, tipe thoracoabdominal
: TD=120/80 mmHg, Nadi= 96x/minit, kuat angkat, reguler
: GCS 15 (E4M6V5), pupilisokor 3 mm / 3 mm, reflex
SECONDARY SURVEY
Regio Femur Dextra
Inspeksi:
Palpasi
ROM
luka tidak
Nyeri tekan(+) dirasakan pada regio femur proximal
Gerakan aktif dan pasif hip dan knee joint tidak dapat dievaluasi
karena nyeri
NVD
Right
90 cm
84 cm
1 cm
89 cm
83 cm
GAMBARAN KLINIS
Foto Anterior
Foto Lateral
Foto
medial
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
X-Ray Femur Dextra AP/Lat
RESUME
Laki-laki, 45 tahun, dating dengan nyeri pada paha kanan dan tidak bisa
berjalan. Pasien mengendarai motor kemudian ditabrak oleh mobil dari
arah kanan dan mengenai paha kanan.
DIAGNOSIS
Closed fracture 1/3 proximal right of femur
TERAPI
IVFD RL
Analgetik
Pada pusat caput terdapat lekukan kecil yang disebut fovea capitis, yaitu tempat
perlekatan ligamentum dari caput. Sebagian suplai darah untuk caput femoris
dihantarkan sepanjang ligament ini dan memasuki tulang pada fovea.2
Bagian collum, yang menghubungkan kepala pada batang femur, berjalan
kebawah, belakang, lateral dan membentuk sudut lebih kurang 125 derajat ( pada
wanita sedikit lebih kecil ) dengan sumbu panjang batang femur.2
Besarnya sudut ini perlu diingat karena dapat dirubah oleh penyakit.
Trochanter major dan minor merupakan tonjolan besar pada batas leher dan
batang. Yang menghubungkan dua trochanter ini adalah line intertrochanterica di
depandan crista intertrochanterica yang mencolok di bagian belakang, dan
padanya terdapat tuberculum quadratum.2
Bagian batang femur umumnya menampakkan kecembungan kedepan. Ia
licin dan bulat pada permukaan anteriornya, namun pada bagian posteriornya
terdapat rabung, linea aspera. Tepian linea aspera melebar keatas dan kebawah.
Tepian medial berlanjut kebawah sebagai crista supracondylaris medialis menuju
tuberculum adductorum pada condylus medialis. Tepian lateral menyatu kebawah
dengan crista supracondylaris lateralis. Pada permukaan posterior batang femur, di
bawah trochanter major terdapat tuberositas glutealis, yang kebawah berhubungan
dengan linea aspera. Bagian batang melebar kearah ujung distal dan membentuk
daerah segitiga datar pada permukaan posteriornya, disebut fascia poplitea.2
Anterior
(long
head
dan
short
head),
EVALUASI KLINIS
Fraktur femur merupakan fraktur yang biasanya diakibatkan oleh trauma
10
V.
MEKANISME INJURY
Berdasarkan kontaminasi, dibedakan menjadi fraktur tertutup dan terbuka.
Pada kasus ini tidakterjadi luka laserasi, sehingga digolongkan menjadi fraktur
tertutup. Penyebab dari fraktur tertutup, bisa berupa:5
-
Trauma langsung
Trauma langsung (direct injury; biasanya karena high energy. Penyebab
utamanya terjadi adalah kecelakaan lalu lintas
Trauma tidak langsung
Trauma tidak langsung (indirect injury) biasanya low energy, dengan
gambaran fraktur spiral atau obliq panjang, satu dari beberapa fragmen
tulang yang patah.
pada dasar sambil terjadi puataran yang diteruskan pada femur, fraktur transversal
dan oblik terjadi karena trauma langsung dan trauma angulasi.
VI.
tulang panjang), tulang kanselosa (pada metafisis tulang panjang dan tulangtulang pendek) dan pada tulang rawan persendian.1,3
11
Proses penyembuhan fraktur pada tulang kortikal terdiri atas lima fase,
yaitu :
1.
Fase hematoma
Apabila terjadi fraktur pada tulang panjang, maka pembuluh darah kecil
yang melewati kanalikuli dalam sistem Haversian mengalami robekan
pada daerah fraktur dan akan membentuk hematoma diantara kedua sisi
fraktur. Hematoma yang besar diliputi oleh periosteum. Periosteum akan
terdorong dan dapat mengalami robekan akibat tekanan hematoma yang
terjadi sehingga dapat terjadi ekstravasasi darah ke dalam jaringan lunak.
Osteosit dengan lakunanya yang terletak beberapa milimeter dari daerah
fraktur akan kehilangan darah dan mati, yang akan menimbulkan suatu
daerah cincin avaskuler tulang yang mati pada sisi-sisi fraktur segera
setelah trauma.
2.
12
4.
Fase remodeling
Bilamana union telah lengkap, maka tulang yang baru membentuk
bagian yang menyerupai bulbus yang meliputi tulang tetapi tanpa kanalis
medularis. Pada fase remodeling ini, perlahan-lahan terjadi resorpsi
secara osteoklastik dan tetap terjadi proses osteoblastik pada tulang dan
kalus eksterna secara perlahan-lahan menghilang. Kalus intermediat
berubah menjadi tulang yang kompak dan berisi sistem Haversian dan
kalus bagian dalam akan mengalami peronggaan untuk membentuk
ruang sumsum.
13
VII.
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
Foto x-ray yang harus dilakukan adalah foto AP dan lateral dari femur,
sendi hip dan lutut harus nampak pada foto tersebut. Ditambah dengan
foto pelvis proyeksi AP.
Penilaian foto x-ray harus dilakukan secara teliti untuk menilai pola dari
fraktur, kualitas tulang, ada atau tidakanya segmen tulang yang hilang,
pemendekan, dan jaringan di sekitarnya.
GAMBAR 6: KlasifikasWinquist/Hansen
Winquist and Hansen
Stage I: Minimal or nocomminution
Stage II: Cortices of both fragments at least 50% intact
Stage III: 50% to 100% cortical comminution
Stage IV: Circumferential comminution with no cortical contact
IX.
PENATALAKSANAAN
Dari semua penanganan kecelakaan, atasi syok merupakan langkah awal dan
14
trauma yang besar dan pasien memiliki poteinsi tinggi mengalami embolisme
lemak, ARDS dan kegagalan muti organ. Sehingga dibutuhkan persediaan darah
untuk mencegah komplikasi yang bisa terjadi. 1
-
Terapi Konservatif1,3
Traksi kulitdapat menurunkan dan mempertahankan fraktur agar tetap segaris,
kecuali fraktur pada 1/3 atas femur. Indikasi utama pemasangan traksi adalah (1)
pada anak-anak, (2) kontraindikasi obat anastesi, (3) kurangnya fasilitas dan
dokter ahli untuk melakukan internal fiksasi. Juga merupakan pilihan yang buruk
untuk pasien fraktur patologik.1
Pada remaja atau dewasa membutuhkan traksi tulang dengan bantuan pin atau
K-wire yang digantung dibelakang tuberkulum tibialis. Traksi (8-10 kg untuk
orang dewasa) diaplikasikan di atas katrol di kaki tempat tidur.
diafisis femur. Operasi sebaiknya dilakukan dalam 24 jam setelah trauma dengan
menggunakan plate dan screw.
Plating
Metode yang mudah digunakan namun memiliki komplikasi yang tinggi,
termasuk keggalan implan.1
15
16
dengan rehabilitasi dan fisioterapi, dan dapat dilakukan operatif berupa ORIF dan
atau dengan bone graft.1,4,6
XI.
PROGNOSIS
Penyembuhan fraktur merupakan suatu proses biologis yang menakjubkan.
Tidak seperti jaringan lainnya, tulang yang mengalami fraktur dapat sembuh tanpa
jaringan parut. Pengertian tentang reaksi tulang yang hidup dan periosteum pada
penyembuhan fraktur mulai terjadi segera setelah tulang mengalami kerusakan
apabila lingkungan untuk penyembuhan memadai smapai terjadi konsolidasi.
Faktor mekanis yang penting seperti imobilisasi fragmen tulang secara fisik
sangat penting dalam penyembuhan, selain faktor biologis yang juga merupakan
suatu faktor yang sangat esensial dalam penyembuhan fraktur.7
17