Anda di halaman 1dari 19

PAPER

TEKNIK LINGKUNGAN
BANK SAMPAH

Oleh :
Teguh Pangaribowo

1404105001

I Wayan Agus Edy Pratama

1404105010

I Gusti Ngurah Bagus Purnamdita

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2015

1404105020

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan Paper Teknik Lingkungan tentang Bank
Sampah ini. Pada kesempatan ini, tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
kepada dosen mata kuliah Teknik Lingkungan yang telah memberikan kami
pengetahuan mengenai Teknik Lingkungan dalam proses penyelesaian Paper
Bank Sampah ini.
Paper ini disusun dengan harapan dapat membantu kami mengetahui lebih
jauh lagi baik berupa teori maupun praktik tentang pengolahan sampah dengan
sistem Bank Sampah di lapangan.
Kami menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan dalam penyusunan
Paper Bank Sampah ini. Untuk itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat konstruktif. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan paper ini.

Bukit Jimbaran, Oktober 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1

Latar Belakang................................................................................................1

1.2

Rumusan Masalah...........................................................................................2

1.3

Tujuan Penulisan............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1

Pengertian Sampah.........................................................................................3

2.2

Pengertian Bank Sampah................................................................................4

2.4

Pengelolaan Bank Sampah.............................................................................5

2.5

Mekanisme dan Cara Kerja Bank Sampah.....................................................8

2.6

2.5.1

Mekanisme Menabung di Bank Sampah...........................................8

2.5.2

Cara Kerja Bank Sampah...................................................................8

Contoh dan Struktur Bank Sampah..............................................................10


2.6.1

Contoh Hasil Pengolahan Daur Ulang Sampah...............................10

2.6.2

Struktur Oranisasi Bank Sampah.....................................................11

BAB III PENUTUP...............................................................................................13


3.1

Kesimpulan...................................................................................................13

3.2

Saran.............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................15

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bicara soal sampah kecenderungannya adalah kita tidak terlalu memikirkan
apakah sampah yang kita hasilkan itu organik atau non-organik. Kita mungkin
juga tidak terlalu peduli ke mana larinya sampah itu. Sementara kenyataannya di
Indonesia, sampah rumah tangga kita akan bercampur dengan sampah jutaan
rumahtangga lainnya, hingga terbentuklah gunung-gunung sampah yang tak
semestinya ada di tempat pembuangan akhir (TPA) di berbagai kota.
Bicara soal pengelolaan sampah yang ideal, para pakar akan mengatakan
bahwa tanggung jawabnya bukanlah milik pemerintah kota semata, tetapi milik
bersama. Jumlah penduduk terus meningkat, begitu pula pola konsumsi. Volume
sampah pun kian meluap di berbagai TPA.
Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktivitas manusia. Seiring
peningkatan populasi penduduk dan pertumbuhan ekonomi saat ini pengelolaan
sampah sebagian besar kota masih menimbulkan permasalahan yang sulit
dikendalikan. Masalah sampah perkotaan merupakan masalah yang selalu hangat
dibicarakan baik di Indonesia maupun kotakota di dunia, karena hampir semua
kota menghadapi masalah persampahan. Salah satu faktor yang menyebabkan
rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat ini masih tetap menjadi PR
besar bagi bangsa Indonesia adalah faktor pembuangan limbah sampah
plastik.Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
beserta Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 mengamanatkan perlunya
perubahan paradigma yang mendasar dalam pengelolaan sampah yaitu dari
paradigma kumpulangkutbuang menjadi pengolahan yang bertumpu pada
pengurangan sampah dan penanganan sampah. Kegiatan pengurangan sampah
bermakna agar seluruh lapisan masyarakat, baik pemerintah, dunia usaha maupun
masyarakat luas melaksanakan kegiatan pembatasan timbulan sampah, pendauran
ulang dan pemanfaatan kembali sampah atau yang lebih dikenal dengan sebutan
Reduce, Reuse, dan Recycle (3R) melalui upaya-upaya cerdas, efisien dan
terprogram.
1

Untuk mengurangi volume sampah dan menjadikan sampah tersebut


menghasilkan nilai rupiah maka harus dikelola oleh masyarakat melalui program
bank sampah. Bank Sampah merupakan konsep pengumpulan sampah kering dan
dipilah serta memiliki manajemen layaknya perbankan tapi yang ditabung bukan
uang melainkan sampah. Warga yang menabung yang juga disebut nasabah
memiliki buku tabungan dan dapat meminjam uang yang nantinya dikembalikan
dengan sampah seharga uang yang dipinjam. Sampah yang ditabung ditimbang
dan dihargai dengan sejumlah uang nantinya akan dijual di pabrik yang sudah
bekerja sama.
Tujuan dibangunnya bank sampah sebenarnya bukan bank sampah itu
sendiri. Bank sampah adalah strategi untuk membangun kepedulian masyarakat
agar dapat berkawan dengan sampah untuk mendapatkan manfaat ekonomi
langsung dari sampah. Jadi, bank sampah tidak dapat berdiri sendiri melainkan
harus diintegrasikan dengan gerakan 4R sehingga manfaat langsung yang
dirasakan tidak hanya ekonomi, namun pembangunan lingkungan yang bersih,
hijau dan sehat.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan menjadi:
1.
2.
3.
4.
5.

Apa pengertian sampah?


Apa pengertian bank sampah?
Bagaimana pengelolaan bank sampah?
Bagaimana mekanisme dan cara kerja bank sampah?
Bagaimana contoh dan struktur organisasi bank sampah?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan paper ini adalah :
1.
2.
3.
4.
5.

Untuk mengetahui pengertian sampah


Untuk memahami pengertian bank sampah
Untuk mengetahui proses pengelolaan bank sampah
Untuk memahami mekanisme dan cara kerja bank sampah
Untuk mengetahui contoh dan struktur organisasi bank sampah

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sampah


Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya
suatu

proses.

Sampah

didefinisikan

oleh

manusia

menurut

derajat

keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah,


yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam
tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan
konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.
Menurut Chairil Nizar dikutip dari beberapa sumber, ada beberapa
pengertian lain tentang sampah yaitu antara lain:
1. Sampah (waste) adalah zat-zat / benda-benda tidak berfungsi atau tidak
terpakai lagi, baik yang berasal dari rumah-rumah maupun dari sisa-sisa
proses industri.
2. Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk
maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak
atau bercacat dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau
ditolak atau buangan (Kamus Istilah Lingkungan, 1994).
3. Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil
aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.
(Istilah Lingkungan uyntuk Manajemen, Ecolink, 1996).
4. Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya
atau pemakai semula. Sampah adlah sumberdaya yang tidak siap pakai.
Sampah adalah limbah yang bersifat padat, yang terdiri dari zat organic dan
zat anorganik, yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar
tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan.
(DPU. 1990).
5. Sampah adalah semua buangan padat yang dihasilkan dari seluruh kegiatan
manusia

dan

hewan

yang

tidak

berguna

atau

tidak

diinginkan

(Tchobanoglous, Theiseen dan Eliassen, 1993).


Sampah dipilah menjadi tiga, yaitu sampah organik, non-organik, dan B3.
Masing-masing golongan sampah ini mempunyai tempat sendir-sendiri. Sebagai

Contoh, merah untuk anorganik dan biru untuk B3. Jika proses klasifikasi ini
diterapkan, diharapkan akan memudahkan proses pengolahan sampah pada tahap
selanjutnya.
1. Sampah Organik
Sampah organik berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan
maupun tumbuhan. Sampah organik sendiri dibagi menjadi sampah
organik basah dan sampah organik kering
2. Sampah Anorganik
Sampah anorganik bukan berasal dari makhluk hidup. Sampah ini bisa
berasal dari bahan yang bisa diperbarui dan bahan yang berbahaya serta
beracun. Jenis yang termasuk ke dalam kategori bisa didaur ulang
(recycle) ini misalnya bahan yang terbuat dari plastik dan logam.
3. Sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Sampah B3 merupakan jenis sampah yang dikategorikan beracun dan
berbahaya bagi manusia. Umumnya, sampah jenis ini mengandung
merkuri seperti kaleng bekas cat semprot atau minyak wangi.
2.2 Pengertian Bank Sampah
Bank sampah adalah suatu sistem pengolahan sampah yang dirancang
seperti mekanisme kerja di perbankan dimana masyarakat dapat menabung
sampah yang dibuktikan adanya nomor rekening dan buku rekening tabungan
sampah. Bank sampah memiliki arti hamper sama dengan bank-bank pada
umumnya. Namun bank sampah disini adalah suatu wadah tempat penerimaan
sampah dari masyarakat yang kemudian mereka akan merasakan hasil dari
sampah yang disetorkan ke teller bank sampah.
Pada bank sampah, masyarakat menabung dalam bentuk sampah yang sudah
dikelompokkan sesuai jenisnya. Mereka juga mendapatkan sejenis nomor
rekening dan buku tabungan. Pada buku tabungan mereka tertera nilai Rupiah dari
sampah yang sudah mereka tabung dan memang bisa ditarik dalam bentuk Rupiah
(uang). Bank sampah bekerjasama dengan pengepul barang-barang plastik, kardus
dan lain-lain, untuk bisa me-rupiahkan tabungan sampah masyarakat. Juga dengan
pengolah pupuk organik untuk menyalurkan sampah organik yang ditabungkan.
Bank Sampah menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 13
Tahun 2012 adalah tempat pemilahan dan pengumpulan sampah yang dapat

didaur ulang dan/atau diguna ulang yang memiliki nilai ekonomi. Sedangkan
menurut Green and Clean Kota Bandung mendefinisikan bank sampah sebagai
upaya memaksimalkan nilai sampah dengan tujuan menciptakan lingkungan yang
sehat, bersih,hijau dan asri, mengurangi sampah ke TPA, mengubah perilaku
masyarakat, mendidik masyarakat peduli lingkungan dan berorganisasi,
meningkatkan kreatifitas, dan memberikan keuntungan bagi penghasil sampah.
Dari pengertian diatas menunjukkan bahwasanya Bank Sampah merupakan suatu
institusi ataupun tempat pemilahan/pengumpulan sampah yang dibentuk untuk
mengelola dan memaksimalkan nilai sampah dengan prinsip 3R melalui
pendekatan berbasiskan masyarakat (Rustanto, Bambang. 2013).
Menurut Astuti, N.A. 2013 menyatakan bahwa pengertian bank sampah
Yaitu suatu unit kerja yang melakukan pengelolaan sampah dimana kegiatannya
meliputi pemilahan sampah dari sumbernya yang kemudian dikumpulkan pada
suatu tempat kemudian dijual ke pihak ketiga. Bank Sampah dibuat dengan
menerapkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan
Sampah bahwa prinsip pengelolaan sampah adalah reduce, reuse, dan recycle
yaitu mengurangi, menggunakan kembali dan mengolah sampah.

2.4 Pengelolaan Bank Sampah


Bank sampah sesungguhnya mudah untuk dikelola. Untuk membentuk suatu
bank untuk menabung sampah-sampah di lingkungan Anda, Anda dan warga
sekitar dapat menunjuk beberapa orang sebagai petugas pengelola. Dibutuhkan
minimal satu orang untuk menjadi petugas pencatat administrasi keuangan, satu
orang untuk menjadi petugas pengelola tabungan, dan satu orang sebagai petugas
pengelola sampah (perantara pengepul). Selanjutnya, masing-masing petugas
memiliki peran tersendiri. Perantara pengepul bertugas melakukan negosiasi
dengan pengepul dan mengawasi proses pengepulan sampah. Pengelola
administrasi keuangan akan bekerja sama dengan perantara pengepul untuk
mencatat hasil sampah masing-masing warga. Sedangkan pengelola tabungan
bertugas untuk menyetorkan tabungan masing-masing warga ke bank dan
nantinya dia jugalah yang bertugas untuk mengambil uangnya di bank jika ada
warga yang hendak mengambil tabungannya.
5

Dalam pengaplikasiannya, bank sampah akan lebih mudah dikelola jika


proses pengepulan sampah terjadwal dengan baik. Misalnya, warga dapat atau
diwajibkan menyetorkan sampah anorganik yang telah dikumpulkannya dari sisasisa atau sampah rumah tangga setiap satu minggu sekali. Dengan begitu, sampah
yang terkumpul akan lebih banyak dan uang yang didapat pun lebih banyak. Jika
bank sampah yang ada dilingkungan Anda sudah memiliki administrasi yang baik
dan sudah mampu bekerja dengan baik, kualitasnya dapat ditambahkan dengan
adanya kepemilikan badan hukum dan buku tabungan sendiri. Dengan demikian,
bank pengelola sampah di lingkungan Anda akan lebih berprospek secara
ekonomi.
Keberadaan bank sampah dinilai akan lebih meningkatkan kesadaran
masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah di lingkungannya masingmasing. Sampah terutama sampah anorganik sejatinya dapat dijadikan sumber
rupiah. Dengan adanya fasilitas pengelolaan sampah mandiri, diharapkan
masyarakat akan lebih giat untuk mengelola sampahnya masing-masing dan mau
menjaga kebersihan lingkungannya dengan baik.
Pengelolaan sampah tidak melulu harus dilakukan oleh pihak-pihak yang
berwenang. Pengelolaan sampah dapat dan wajib dilakukan oleh kita semua.
Mengelola sampah secara mandiri akan mendatangkan banyak manfaat bagi diri
kita sendiri maupun lingkungan sekitar kita.
Pengelolaan Bank sampah mirip dengan pada bank umum lainnya. Setiap
nasabah datang dengan lima kantong sampah yang berbeda. Kantong yang berisi :
1.
2.
3.
4.
5.

Kantong 1 berisi sampah organic


Kantong 2 berisi sampah plastic
Kantong 3 berisi sampah kertas
Kantong 4 berisi sampah botol
Kantong 5 berisi sampah kaleng

Pengelolaan Bank Sampah juga mengikuti kaidah-kaidah yang terdapat


dalam Undang-undang nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, bahwa
prinsip dalam mengelola sampah adalah reduce, reuse dan recycle (3R).
Cara pengelolaan bank sampah, yaitu:
6

1. Membentuk sebuah bank sampah untuk menabung sampah-sampah


yang dikummpulkan di lingkungan Anda.
2. Kemudian menunjuk beberapa orang yang ada di lingkungan Anda
sebagai petugas pengelola, yaitu minimal satu orang sebagai pencatat
administrasi keuangan, satu orang sebagai petugas pengelola tabungan,
dan satu orang petugas untuk pengelola sampah (perantara pengepul).
3. Masing-masing petugas tersebut memiliki peran sesuai tugasnya. Yaitu,
perantara pengepul melakukan negosiasi dengan para pengepul serta
mengawasi proses pengepulan sampah. Sedangkan petugas administrasi
keuangan bekerja dengan perantara pengepul akan mencatat hasil
sampah yang terkumpul dari masing-masing warga. Dan pengelola
tabungan akan menyetorkan tabungan dari masing-masing warga pada
sebuah bank dan tentu saja bertugas juga untuk mengambilkan uang di
bank jika ada warga yang ingin mengambil tabungannya.
4. Proses pengepulan sampah harus terjadwal dengan baik, agar kerja
bank sampah bisa lebih mudah dan efektif. Misalnya, warga
dijadwalkan menyetorkan sampah anorganik setiap satu minggu sekali.
Dengan begitu, akan lebih banyak sampah yang terkumpul dan uang
yang dihasilkan pun akan lenih banyak.
5. Jika bank sampah tersebut sudah memiliki administrasi yang baik, cara
kerja pengelolaan yang baik, maka kualitas bank sampah dapat
ditingkatkan dengan menambahkan kepemilikan badan hukum dan
pembuatan buku tabungan sendiri. Sehingga, bank pengelola sampah
tersebut akan lebih berprospek secara ekonomi (Anonim, 2014).

Gambar 2.1 Pengelolaan bank Sampah

2.5 Mekanisme dan Cara Kerja Bank Sampah


2.5.1

Mekanisme Menabung di Bank Sampah


Menurut Astuti, N.A. 2013 dalam (Suwerda, 2009). Mekanisme dalam

menabung sampah di bank sampah ada dua, yaitu menabung sampah secara
individual dan menabung sampah secara komunal. Mekanisme menabung sampah
secara individual, warga memilah sampah kertas, plastik, kaleng/botol, dari rumah
dan secara berkala ditabung ke bank sampah, sedangkan mekanisme menabung
sampah secara komunal, warga memilah sampah kertas, plastik, kaleng/botol, dari
rumah dan secara berkala ditabung di TPS (Tempat Penampungan Sementara)
yang ada ditiap RT atau kelompok masyarakat (POKMAS), kemudian petugas
bank sampah mengambil sampah di tiap TPS.

2.5.2

Cara Kerja Bank Sampah


Bank sampah adalah sebuah istilah yang diperuntukan bagi suatu paguyuban

atau perkumpulan warga sadar sampah yang memiliki tujuan untuk mengurangi
volume sampah, memanfaatkan sampah, dan menge-lolanya untuk dijadikan
sumber penghasilan tambahan. Cara kerja bank sampah adalah dengan
mengumpulkan sampah anorganik sebanyak-banyaknya dari lingkungan Anda
sendiri. Kemudian sampah tersebut dikumpulkan ke petugas atau pengepul yang

ditunjuk di lingkungan tempat tinggal Anda. Sampah tersebut nantinya akan


dipilah sesuai jenisnya lalu kemudian ditimbang. Selanjutnya, sampah yang telah
dipilah menurut jenisnya dan yang telah ditimbang tersebut akan ditukar dengan
sejumlah uang. Nantinya Anda dapat mengambil uangnya langsung atau dapat
juga ditabungkan langsung ke petugas tertunjuk di lingkungan tempat Anda
tinggal. Namun, ada beberapa jenis bank sampah yang membuatkan buku
tabungan untuk masing-masing anggotanya, sehingga administrasi keuangannya
pun lebih transparan dan terorganisir. Bank sampah yang baik memiliki kriteria
seperti memiliki badan hukum, memiliki sistem administrasi, memiliki pengepul
tetap, memiliki buku tabungan, dan memiliki pihak penanggung jawab dan
petugas lainnya (Juju. 2012).
a) Cara kerja bank sampah untuk lingkungan warga
1. Nasabah datang ke cabang.
2. Nasabah datang dan langsung menuju meja taller, disana nanti teller
kami akan memberikan lembaran kualifikasi sampah bagi calon
nasabah baru.
3. Setelah nasabah berminat maka nasabah bisa mengisi formulir yang
diberikan oleh teller, sebagai berikut: Aplikasi pembukaan rekening
sampah dana perorangan.
4. Sambil nasabah mengisi form tadi, teller akan meminta KTP atau kartu
pelajar yang akan dicocokan atau disamakan dengan form yang nasabah
isi.
5. Sambil menunggu buku tabungan jadi, nasabah akan diminta tanda
tangannya oleh teller pada form tanda tangan nasabah.
6. Setelah itu teller akan menjelaskan tentang peraturan di bank sampah.
7. Setelah mendengarkan penjelasan pegawai bank secara singkat, lalu
teller akan memberi buku tabungan kepada nasabah dengan warna buku
tabungan yang berbeda sesuai dengan RT-nya.
b) Cara kerja bank sampah untuk perusahaan
1. Karyawan bank sampah datang ke perusahaan untuk menjelaskan
kerjasama tentang manajemen pengelolaan bank sampah, dimana kami
akan menjelaskan tentang kwalifikasi sampah yang bisa di tabung di
bank sampah.

2. Selanjutnya apabila pihak perusahaan setuju dengan kerjasama yang


ditawarkan, bank sampah dan perusahaan akan membuat nota
perjanjiaan, yang nantinya akan dibuat nota persetujuan bersama.
3. Karyawan bank sampah akan memberikan sejumlah form yang harus
diisi dari pihak perwakilan perusaan, sebagai berikut.
4. Setelah persyaratan dan kerjasama telah dipahami bersama.
5. Untuk kwalifikasi penempatan sampah sama dengan sampah rumah
tangga dengan menggunakan plastic yang berbeda. Yang nantinya
perusahaan akan menambatkan bukti penyetoran sampah dari bank
sampah yang telah ditanda tangani oleh kedua belah pihak serta
disaksikan dalam penghitungan bobot samapah oleh keduanya,
selanjutnya akan didata dan dimasukan ke komputerisasi teller bank
sampah yang di kirim oleh driver bank sampah.
6. Nantinya sampah yang ada dilingkungan perusahaan akan diambil
langsung oleh pegawai bank sampah dengan menggunakan mobil pickup.
7. Masalah pembayaran akan dibayar sesuai dengan perjanjiaan yang ada.

2.6 Contoh dan Struktur Bank Sampah


2.6.1

Contoh Hasil Pengolahan Daur Ulang Sampah

Gambar 2.2 Hasil pengolahan sampah plastik menjadi payung dan tas

10

Gambar 2.3 Hasil pengolahan sampah kaca menjadi hiasan gantung dan kap lampu

2.6.2
Struktur Oranisasi Bank Sampah
Struktur organisasi bank sampah terdiri atas pengurus dan bagian pengurus.
a) Pengurus
Pengurus adalah pengelola sistem bank sampah dari wilayah hasil dari
kesepakatan fasilitator dan juga beberapa pihak. Tugas dan tanggung jawab
pengurus bank sampah adalah:
1. Menjalankan mekanisme sistem bank sampah sesuai dengan prosedur
dan keseragaman pelaksanaan.
2. Meningkatkan kondisi wilayah di 6 PILAR POKOK (Pilar Sosial, Pilar
Lingkungan, Pilar Kesehatan, Pilar Pendidikan, Pilar Ekonomi dan Pilar
Informasi dan Teknologi).
3. Menjamin kesejahteraan pengurus bank sampah dan juga kenyamanan
nasabah.
4. Melaporkan pada pihak pendamping dalah hal pelaksanaan kegiatan.
5. Mengatur secara tersendiri aturan dan cara kerja PBS.

b) Bagian Pengurus
Bagian-bagian dari pelaksanaan dan juga kinerja pengurus adalah sebagai
berikut:
1. Manager bank sampah: adalah Fasilitator atau Kader lingkungan yang
memiliki pengetahuan tentang green and clean, cekatan dan ulet
memantau kondisi bank sampah. Tugas dan tanggung jawabnya adalah

11

memberi dan mengeluarkan kebijakan untuk pengembangan bank


sampah dalam rapat pengurus.
2. Bendahara bank sampah: adalah kader lingkungan yang memiliki
pengetahuan tentang arus keuangan dan dapat diberi amanah. Tugas dan
tanggung jawabnya adalah mengetahui arus keuangan dan pelaporan
keuangan.
3. Divisi pencatatan: adalah kader lingkungan yang memiliki kemampuan
dan pengetahuan pencatatan secara sistematis dan rapi. Tugas dan
tanggung jawabnya adalah pencatatan kegiatan, agenda dan membantu
langsung bendahara.
4. Divisi penimbangan: adalah kader lingkungan yang memiliki
kemampuan dan pengetahuan dalam menimbang dan membagi jenisjenis sampah. Tugas dan tanggung jawabnya adalah melakukan
pemilahan dan penimbangan sampah yang ada di bank sampah
5. Divisi

pengepakan:

adalah

kader

lingkungan

yang

memiliki

kemampuan pengepak dan mengemas sampah sesuia dengan jenis serta


kelompoknya. Tugas dan tanggung jawabnya adalah meminimalisir
penumpukan sampah yang berhamburan pada waktu yang lama,
menjaga keamanan dan penyusutan sampah yang ada.
6. Divisi umum: adalah kader lingkungan yang memiliki waktu banyak
untuk membantu para pengurus dalam kinerja jika diperlukan

12

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan yang telah dipaparkan tersebut sehingga dapat ditarik
kesimpulan yaitu sebagai berikut:
a. Bank sampah yaitu suatu unit kerja yang melakukan pengelolaan sampah
dimana kegiatannya meliputi pemilahan sampah dari sumbernya yang
kemudian dikumpulkan pada suatu tempat kemudian dijual ke pihak ketiga.
b. Prinsip dalam mengelola sampah adalah reduce, reuse dan recycle (3R).
c. Cara pengelolaan bank sampah, yaitu:
1. Membentuk sebuah bank sampah untuk menabung sampah-sampah yang
dikummpulkan di lingkungan Anda.
2. Kemudian menunjuk beberapa orang yang ada di lingkungan Anda
sebagai petugas pengelola, yaitu minimal satu orang sebagai pencatat
administrasi keuangan, satu orang sebagai petugas pengelola tabungan,
dan satu orang petugas untuk pengelola sampah (perantara pengepul).
3. Masing-masing petugas tersebut memiliki peran sesuai tugasnya.
4. Proses pengepulan sampah harus terjadwal dengan baik, agar kerja bank
sampah bisa lebih mudah dan efektif. Jika bank sampah tersebut sudah
memiliki administrasi yang baik, cara kerja pengelolaan yang baik,
maka kualitas bank sampah dapat ditingkatkan dengan menambahkan
kepemilikan badan hukum dan pembuatan buku tabungan sendiri.
d. Mekanisme dalam menabung sampah di bank sampah ada dua, yaitu
menabung sampah secara individual dan menabung sampah secara komunal.
e. Cara kerja bank sampah ada dua, yaitu Cara kerja bank sampah untuk
lingkungan warga dan perusahaan.
f. Contoh hasil daur ulang sampah plastik menjadi kerajinan tangan berupa
tas, dan dompet. Hasil daur ulang dari sampah batok kelapa menjadi
kerajinan tangan berupa asbak kancing baju, dan centong sayur.
g. Struktur organisasi terdiri atas pengurus dan bagian pengurus. Bagian
pengurus terdiri atas :
a. Manager bank sampah
b. Bendahara bank sampah
c. Divisi pencatatan
d. Divisi penimbangan
e. Divisi pengepakan
13

f. Divisi umum

3.2 Saran
Untuk pengembangan lebih lanjut maka penulis memberikan saran yang
semoga bermanfaat dan dapat membantu manajemen Bank Sampah untuk
Menghasilkan Uang untuk masa yang akan datang, yaitu:
1
2

Perlunya tempat pengadaan kegiatan bank sampah yang memadai.


Perlunya pengembangan dan pengadaan teknologi yang dapat

menjadikan pemilahan sampah menjadi lebih cepat dan efisien.


Perlunya sosialisasi kepada masyarakat agar berpartisipasi dalam
kegiatan bank sampah baik itu sebagai pekerja bank sampah maupun

nasabah bank sampah.


Perlunya pengadaan sarana penyimpanan sampah yang besar, higienis,

mudah diorganisir.
Perlunya pengadaan alat untuk mensterilkan sampah atau alat untuk
menjaga kebersihan dan kesehatan petugas bank sampah.

DAFTAR PUSTAKA

Cecep Dani Sucioto, SKM, M.Sc 2012. Teknologi Pengolahan Daur Ulang
Sampah. Pontianak : Gosyen Publishing.
https://id.wikipedia.org/wiki/Sampah (diakses pada : 21 Oktober 2015)
http://reizacullen777.blogspot.co.id/2014/11/makalah-bank-sampah-untukmenghasilkan.html (diakses pada : 21 Oktober 2015)
14

https://brightfuture.unilever.co.id/stories/397066/Mengenal-Apa-Itu-BankSampah.aspx (diakses pada : 21 Oktober 2015)

15

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai