MODUL PELATIHAN
KOLABORASI TB-HIV
BAGI PETUGAS
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
MODUL 10
MONITORING DAN EVALUASI
Direktorat Jenderal
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Kementerian Kesehatan R.I.
I-i
I. DAFTAR ISI
I. DAFTAR ISI ........................................................................................................... I
I. DISKRIPSI SINGKAT ............................................................................................ 1
II. TUJUAN PEMBELAJARAN .................................................................................. 1
1. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM ............................................................................ 2
2. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS ......................................................................... 2
III. POKOK BAHASAN .............................................................................................. 2
IV. METODE, MEDIA & ALAT BANTU .................................................................... 3
1. METODE ............................................................................................................ 3
2. MEDIA ............................................................................................................... 3
3. ALAT BANTU ....................................................................................................... 3
V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN .......................................................... 4
SESI 1: PENGKONDISIAN PESERTA ............................................................................ 4
SESI 2 : PENGERTIAN UMUM MONITORING DAN EVALUASI .......................................... 4
SESI 3 : PENCATATAN PELAPORAN TB-HIV DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN ......... 4
SESI 4 : INDIKATOR KEGIATAN KOLABORASI TB-HIV DIFASILITAS PELAYANAN KESEHATAN 4
SESI 5 : SURVEILANS HIV DIATARA PASIEN TB ........................................................... 5
SESI 6: PENUTUP, REFLEKSI DAN RANGKUMAN ........................................................... 5
VI. URAIAN MATERI ................................................................................................. 6
POKOK BAHASAN 1 : PENGERTIAN UMUM MONITORING DAN EVALUASI ........................ 6
POKOK BAHASAN 2 : PENCATATAN PELAPORAN TB-HIV DI FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN ................................................................................................. 7
POKOK BAHASAN 3 : INDIKATOR KEGIATAN KOLABORASI TB-HIV DIFASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN ............................................................................................... 12
POKOK BAHASAN 4: SURVEILANS HIV DIATARA PASIEN TB ........................................ 27
VII.REFERENSI ....................................................................................................... 33
memahami
bagaimana
VII.
URAIAN MATERI
d.
e.
f.
2. Formulir TB
a.
f.
b. Pasien TB
Semua pasien TB dinilai apakah memiliki faktor risiko HIV (tinggal di
daerah dengan epidemi HIV meluas, mempunyai perilaku berisiko,
mempunyai gejala klinis terkait HIV) dengan menggunakan formulir
penilaian faktor risiko HIV. Pasien TB yang memiliki faktor risiko
ditawarkan konseling dan tes (KT) HIV oleh petugas. Jika pasien tidak
menolak, petugas memberikan informasi mengenai HIV atau
melakukan pra-test HIV kemudian mengisi formulir konseling dan tes
HIV secara sukarela (KTS) atau konseling dan tes HIV atas inisiatif
petugas kesehatan (KTIPK) dan TB.01 di bagian layanan KTS pada
kolom tanggal dianjurkan dan tanggal pra-tes konseling.
Sebelum merujuk ke laboratorium untuk pemeriksaan HIV, petugas
mengisi formulir rujukan ke laboratorium.
Setelah mendapatkan hasil tes HIV pasien TB, petugas mengisi hasil
tes HIV di formulir KTIP/KTS dan TB.01 di kolom tempat tes, tanggal
tes, hasil tes serta tanggal pasca tes konseling.
Jika hasil tes HIV positif, petugas mulai mengisi di Iktisar Perawatan
HIV dan ART kemudian diisikan ke register pra-ART. Petugas
melakukan tatalaksana TB dan HIV sesuai dengan pedoman.
Pasien dengan hasil tes HIV negatif dipantau terus faktor risiko HIV.
Dengan mengingat terdapatnya window period, pertimbangkan untuk
konseling dan tes HIV ulang. Petugas melakukan tatalaksana TB sesuai
dengan pedoman.
2. Model Layanan Paralel
Pada model ini,layanan TB dan layanan HIV berdiri sendiri-sendiri di
Fasyankes yang sama atau berbeda. Masing-masing layanan melaksanakan
kolaborasi melalui sistem rujukan yang disepakati.
a. Pasien TB di Unit DOTS
Semua pasien TB di Unit DOTS dinilai apakah menunjukkan faktor
risiko HIV (tinggal di daerah dengan epidemi HIV meluas, mempunyai
perilaku berisiko, mempunyai gejala klinis terkait HIV) dengan
10
12
Klien
Unit DOTS
Form
TB 01
TB 02
TB 03UPK
TB 04
TB 05
TB 06
Risiko HIV
Form rujukan
kolaborasi TB-HIV
Unit KT HIV
HIV neg
HIV pos
Unit PDP
Form. Konsultasi
Suspek
Pasien
Diagram 1: TB
Alur Rujukan TB
dan
Form TB
Form HIV
TB 01
- Formulir KTS
TB 02
- Formulir KTIPK
TB 03UPK Lap bulanan konseling&tes HIV
TB 04
- Ikhtisar perawatan HIV&ART
TB 05
- Register pra ART
TB 06
- Register ART
- Lap bulanan perawatan HIV&ART
13
14
15
Indikator B.2.
Proporsi ODHA yang didiagnosis TB diantara ODHA yang dikaji status TB
nya
Numerator
Jumlah ODHA yang didiagnosis TB di klinik PDP dalam
satu triwulan.
Sumber data didapat dari :
Buku bantu ko-infeksi TB-HIV (penjumlahan dari kolom
BTA positif, BTA negatif, dan ekstraparu) atau Ikhtisar
Perawatan HIV dan Register ART (ringkasan 9 kolom
hasil lab) atau TB 01 atau TB 03 UPK
Contoh jumlah ODHA yang didiagnosis TB = 15
Denominator
Jumlah ODHA yang dikaji status TB di klinik PDP dalam
triwulan yang sama.
Sumber data didapat dari :
Ikhtisar Perawatan HIV dan Register ART
(ringkasan 9 kolom status TB dengan hasil 1, 2, dan 3)
atau Buku bantu ko-infeksi TB-HIV (kolom kaji status TB
dengan hasil 1, 2, dan 3)
(Jumlah ini sama seperti jumlah numerator dari indikator
B.1.)
Contoh jumlah ODHA yang dikaji status TB = 85
Rumus
Numerator dibagi denominator dikali 100%.
perhitungan
Dari contoh diatas, hasil perhitungan indikator tersebut
indikator
adalah = 15 : 85 x 100% = 18%
Frekuensi
Setiap triwulan
perhitungan
Penanggungjawab Petugas PDP
Kegunaan
dan Indikator ini memberikan informasi tentang output (luaran)
penilaian
dari kegiatan intensifikasi penemuan pasien TB diantara
ODHA seperti yang telah dibicarakan pada indikator B.1.
Disamping itu, indikator ini dapat menunjukkan kontribusi
penemuan pasien TB melalui kegiatan kolaborasi TB-HIV.
Indikator ini dapat diperinci lebih lanjut berdasarkan
klasifikasi/tipe pasien TB, misalnya TB paru BTA positif, TB
paru BTA negatif, TB ekstra paru, dll. Kalau diagnosis TB
tidak dilakukan di klinik PDP maka diperlukan komunikasi
yang baik dengan unit DOTS untuk menghitung indikator
ini.
Nilai indikator ini bisa berbeda antar daerah tergantung
pada tingkat endemisitas TB dalam masyarakat dan
kualitas layanan diagnosis TB.
17
Indikator B.3.
Proporsi ODHA yang mendapatkan pengobatan TB diantara ODHA yang
telah terdiagnosis TB
Numerator
Jumlah ODHA yang didiagnosis TB dan mendapatkan
pengobatan TB dalam satu triwulan.
Sumber data hitung dari:
Buku bantu ko-infeksi TB-HIV atau Ikhtisar Perawatan
HIV dan Register ART (ringkasan 7 atau ringkasan 9
kolom status TB angka 3) atau TB 01 dan TB.03 UPK
Contoh jumlah ODHA yang mendapatkan pengobatan TB
= 12
Denominator
Jumlah ODHA yang didiagnosis TB di klinik PDP dalam
triwulan yang sama.
Contoh jumlah ODHA yang didiagnosis TB = 15
Rumus
Numerator dibagi denominator dikali 100%
perhitungan
Dari contoh diatas, hasil perhitungan indikator tersebut
indikator
adalah = 12 : 15 x 100% = 80%
Frekuensi
Triwulan
perhitungan
Penanggungjawab Petugas klinik PDP
Kegunaan
dan Indikator ini memberikan informasi tentang output (luaran)
penilaian
dari pemberian OAT pada ODHA yang terdiagnosis TB.
Disamping itu, indikator ini dapat menunjukkan kontribusi
pengobatan pasien TB diantara ODHA sehingga dapat
menurunkan angka kematian pada ODHA akibat TB.
Indikator ini dapat diperinci lebih lanjut berdasarkan
klasifikasi/tipe pasien TB, misalnya TB paru BTA positif,
TB paru BTA negatif, TB ekstra paru, dll.
18
Indikator B.4.
Proporsi Fasyankes yang mempunyai kebijakan pengendalian penyakit infeksi
(PPI) TB
Numerator
Denominator
Rumus
perhitungan
indikator
Frekuensi
perhitungan
Penanggungjawab
Kegunaan
dan
penilaian
19
Indikator C.2
Proporsi pasien TB yang dites HIV dan hasilnya tercatat dalam register TB
Numerator
Jumlah seluruh pasien TB yang tercatat pada triwulan yang
dilaporkan yang melakukan tes HIV selama pengobatan TB
dan hasil tesnya diketahui dan dicatat di Kartu Pengobatan
Pasien TB
Sumber data:
TB 01, atau
TB 03 UPK, atau
Form jawaban rujukan dari Klinik KTS
Contoh: Jumlah pasien TB (terdaftar pada April s/d Juni 2012)
yang HIV positif = 2
Penting diperhatikan:
Petugas TB mendapat Informasi hasil test HIV dari
petugas KTS. Kerahasian informasi hasil test HIV ini
harus dijamin.
Denominator
Jumlah pasien TB terdaftar pada triwulan yang sama yang
ditest HIV selama masa pengobatan TB.
Sumber data:
- TB 01, atau
- TB03 UPK
Contoh Jumlah pasien TB (terdaftar pada April s/d Juni 2012)
yang ditest HIV selama pengobatan TB adalah 16
Rumus perhitungan Numerator dibagi denominator dikali 100%.
indikator
Dari contoh diatas, hasil perhitungan indikator tersebut adalah
= 2 : 16 x 100% = 12,5%
Frekuensi
Setiap triwulan seperti perhitungan kohort hasil pengobatan
perhitungan
TB (dilaporkan bersama dengan hasil pengobatan TB).
Penanggungjawab Petugas TB di setiap tingkat (harus bekerjasama dengan
petugas HIV di klinik KTS).
Kegunaan
dan Untuk mengetahui keberhasilan KTIP.
penilaian
Informasi ini penting untuk kepentingan pasien dalam
pengobatan sedini mungkin.
21
Indikator C.3
Proporsi pasien TB yang ditest HIV dan hasil test HIV positif
Numerator
Jumlah pasien TB yang tercatat dalam satu triwulan yang
hasil test HIV positif selama masa pengobatan TB.
Sumber data:
- TB 01, atau
- TB 03 UPK, atau
- Form jawaban rujukan dari Klinik KTS
Contoh: Jumlah pasien TB (terdaftar pada April s/d Juni 2012)
yang HIV positif = 2
Penting diperhatikan:
Petugas TB mendapat Informasi hasil test HIV dari
petugas KTS. Kerahasian informasi hasil test HIV ini
harus dijamin.
Denominator
Jumlah seluruh pasien TB yang tercatat pada triwulan yang
dilaporkan yang melakukan tes HIV selama pengobatan TB
dan hasil tesnya diketahui dan dicatat di Kartu Pengobatan
Pasien TB.
Sumber data:
- TB01, atau
- TB03 UPK
Contoh Jumlah pasien TB (terdaftar pada April s/d Juni 2012)
yang ditest HIV selama pengobatan TB adalah 16
Rumus perhitungan Numerator dibagi denominator dikali 100%.
indikator
Dari contoh diatas, hasil perhitungan indikator tersebut adalah
= 2 : 16 x 100% = 12,5%
Frekuensi
Setiap triwulan seperti perhitungan kohort hasil pengobatan
perhitungan
TB (dilaporkan bersama dengan hasil pengobatan TB).
Penanggungjawab Petugas TB di setiap tingkat (bekerjasama dengan petugas
HIV di klinik KTS).
Kegunaan
dan Untuk mengetahui prevalensi HIV di antara pasien TB yang
penilaian
dapat menggambarkan besarnya permasalahan HIV.
Informasi ini penting untuk perencanaan (penyiapan sumber
daya dan penyusunan rencana kegiatan yang strategis) serta
pemantauan secara berkala efektivitas kegiatan intervensi
untuk pencegahan HIV.
22
Indikator C.4
Proporsi pasien TB dengan HIV positif yang menerima PPK
Numerator
Jumlah pasien ko-infeksi TB-HIV yang tercatat pada triwulan
yang dilaporkan, yang mendapat pengobatan TB dan PPK
Sumber data:
- TB01
- TB03 UPK
- Contoh: Jumlah pasien TB dengan HIV positif tercatat dalam
triwulan 2 thn 2007 yang menerima PPK adalah 23 pasien
Denominator
Jumlah seluruh pasien TB dengan HIV positif yang tercatat
pada periode waktu yang sama.
Sumber data:
- TB01
- TB03 UPK
- Contoh: Jumlah seluruh pasien TB dengan HIV positif
terdaftar dalam triwulan 2 thn 2007 adalah 25 pasien.
Rumus perhitungan Numerator dibagi denominator dikali 100%.
indikator
Dari contoh tersebut diatas, hasil perhitungan indikator
tersebut adalah = 23 : 25 x 100% = 92%.
Frekuensi
Perhitungan indikator dilakukan setiap triwulan.
perhitungan
Indikator ini dihitung dan dilapor bersamaan dengan waktu
pelaporan dari laporan triwulan TB-08 (Laporan hasil
pengobatan TB).
Penanggungjawab Petugas TB di setiap tingkat bekerjasama dengan petugas
HIV/AIDS
Kegunaan
dan Indikator ini untuk memonitor komitmen dan kemampuan
penilaian
program dalam pemberian pengobatan pencegahan dengan
kotrimoksazol (PPK) kepada pasien TB yang terinfeksi HIV.
Idealnya, angka ini harus 100%.
23
Indikator C.5.
Proporsi pasien TB dengan HIV positif yang dirujuk ke PDP selama
pengobatan TB
Numerator
Jumlah pasien TB dengan HIV positif yang terdaftar pada
periode waktu tertentu, yang dirujuk ke layanan PDP selama
pengobatan TB
Sumber data:
- TB01
- TB03 UPK
- Ikhtisar perawatan HIV
- Register pra ART
Contoh: Jumlah pasien TB dengan HIV positif terdaftar dalam
triwulan 2 thn 2007 yang dirujuk ke layanan PDP adalah 22
pasien
Denominator
Jumlah pasien TB dengan HIV positif yang terdaftar dalam
periode waktu yang sama
Sumber data:
- TB01
- TB03 UPK
- Ikhtisar perawatan HIV
- Register pra ART
Contoh: Jumlah seluruh pasien TB dengan HIV positif
terdaftar dalam triwulan 2 thn 2007 adalah 25 pasien.
Rumus perhitungan Numerator dibagi denominator dikali 100%.
indikator
Dari contoh tersebut diatas, hasil perhitungan indikator
tersebut adalah = 22 : 25 x 100% = 88%.
Frekuensi
Perhitungan indikator dilakukan setiap triwulan.
perhitungan
Indikator ini dihitung dan dilapor bersamaan dengan waktu
pelaporan dari laporan triwulan TB-08 (Laporan hasil
pengobatan TB).
Penanggungjawab Petugas TB di setiap tingkat bekerjasama dengan petugas
HIV/AIDS
Kegunaan
dan Indikator ini adalah indikator proses untuk mengukur
penilaian
komitmen dan kemampuan layanan TB untuk meyakinkan
pasien TB dengan HIV positif yang mampu mengakses
layanan perawatan, dukungan dan pengobatan (PDP) yang
ada. Idealnya, angka ini harus 100%.
24
Indikator C.6
Proporsi pasien TB dengan HIV positif yang mendapat ART selama
pengobatan TB
Numerator
Jumlah pasien TB dengan HIV positif yang terdaftar selama
periode waktu tertentu yang menerima pengobatan ARV (
baru memulai atau melanjutkan pengobatan ARV selanjutnya)
Sumber data:
- TB01
- TB03 UPK
- Contoh: Jumlah pasien TB dengan HIV positif terdaftar
dalam triwulan 2 thn 2007 yang menerima pengobatan ARV
adalah 20 pasien
Denominator
Jumlah pasien TB dengan HIV positif yang terdaftar pada
periode waktu yang sama.
Sumber data:
- TB01
- TB03 UPK
- Contoh: Jumlah seluruh pasien TB dengan HIV positif
terdaftar dalam triwulan 2 thn 2007 adalah 25 pasien.
Rumus perhitungan Numerator dibagi denominator dikali 100%.
indikator
Dari contoh tersebut diatas, hasil perhitungan indikator
tersebut adalah = 20 : 25 x 100% = 80%.
Frekuensi
Perhitungan indikator dilakukan setiap triwulan.
perhitungan
Indikator ini dihitung dan dilapor bersamaan dengan waktu
pelaporan dari laporan triwulan TB-08 (Laporan hasil
pengobatan TB).
Penanggungjawab Petugas TB di setiap tingkat bekerjasama dengan petugas
HIV/AIDS
Kegunaan
dan Untuk mengukur komitmen dan kemampuan layanan TB
penilaian
untuk meyakinkan pasien TB dengan HIV positif agar dapat
dengan mudah mengakses pengobatan ARV.
25
Indikator D.1
Angka Konversi Pasien TB (Conversion Rate)
Numerator
Jumlah pasien baru TB Paru BTA positif yang terdaftar dalam
suatu triwulan tertentu dan mengalami konversi
Sumber data:
- TB01
- TB03 UPK
Contoh: Jumlah pasien baru TB Paru BTA positif yang
terdaftar pada triwulan 3 tahun 2007 dan mengalami konversi
adalah 21 pasien
Denominator
Jumlah seluruh pasien baru TB Paru BTA positif yang
terdaftar untuk pengobatan dengan OAT pada triwulan yang
sama.
Sumber data:
- TB01
- TB03 UPK
Contoh: Jumlah seluruh pasien baru TB Paru BTA positif yang
terdaftar triwulan 3 thn 2007 adalah 25 pasien.
Rumus perhitungan Numerator dibagi denominator dikali 100%.
indikator
Dari contoh tersebut diatas, hasil perhitungan indikator
tersebut adalah = 21 : 25 x 100% = 84%.
Frekuensi
Perhitungan indikator dilakukan setiap triwulan.
perhitungan
Di FasilitasFasilitas pelayanan kesehatan, indikator ini dapat
dihitung dari kartu pasien TB-01 dengan cara mereview
seluruh kartu pasien baru BTA positif yang mulai berobat
dalam 3 6 bulan sebelumnya, kemudian dihitung berapa
diantaranya yang hasil pemeriksaan dahak setelah selesai
pengobatan tahap intensif (2 bulan) hasilnya sudah BTA
negatif (sudah terjadi konversi).
Penanggungjawab Petugas di setiap tingkat mulai dari FasilitasFasilitas
pelayanan kesehatan yang memberi layanan pengobatan TB,
misalnya FasilitasFasilitas pelayanan kesehatan DOTS atau
klinik PDP yang memberi layanan pengobatan TB.
Kegunaan
dan Indikator ini berguna untuk mengetahui secara cepat hasil
penilaian
pengobatan dan untuk mengetahui apakah pengawasan
langsung menelan obat dilakukan dengan benar.
Angka minimal yang harus dicapai adalah 80%.
26
Indikator D.2
Angka Kesembuhan Pasien TB (Cure Rate)
Numerator
Jumlah pasien baru TB Paru BTA positif yang terdaftar dalam
suatu triwulan tertentu dan dinyatakan sembuh.
Sumber data:
- TB.01
- TB03 UPK
Contoh: Jumlah pasien baru TB Paru BTA positif yang
terdaftar pada triwulan 1 tahun 2007 dan sembuh adalah 22
pasien
Denominator
Jumlah seluruh pasien baru TB Paru BTA positif yang
terdaftar untuk pengobatan dengan OAT pada triwulan yang
sama.
Sumber data:
- TB01
- TB03 UPK
Contoh: Jumlah seluruh pasien baru TB Paru BTA positif yang
terdaftar triwulan 1 thn 2007 adalah 25 pasien.
Rumus perhitungan Numerator dibagi denominator dikali 100%.
indikator
Dari contoh tersebut diatas, hasil perhitungan indikator
tersebut adalah = 22 : 25 x 100% = 88%.
Indikator angka kesembuhan ini perlu juga dihitung secara
tersendiri untuk pasien BTA positif pengobatan ulang (pasien
yang diobati dengan kategori-2).
Frekuensi
Perhitungan indikator dilakukan setiap triwulan.
perhitungan
Di FasilitasFasilitas pelayanan kesehatan, indikator ini dapat
dihitung dari kartu pasien TB-01 dengan cara mereview
seluruh kartu pasien baru BTA positif yang mulai berobat
dalam 9 12 bulan sebelumnya, kemudian dihitung berapa
diantaranya pasien yang sembuh setelah selesai pengobatan.
Penanggungjawab Petugas di setiap tingkat mulai dari FasilitasFasilitas
pelayanan kesehatan yang memberi layanan pengobatan TB,
misalnya FasilitasFasilitas pelayanan kesehatan DOTS atau
klinik PDP yang memberi layanan pengobatan TB.
Kegunaan
dan Indikator ini berguna untuk mengetahui bagaimana hasil
penilaian
pengobatan.
Angka kesembuhan yang harus dicapai minimal adalah 85%.
Bila angka kesembuhan ini kurang dari 85% maka angka hasil
pengobatan lainnya (yaitu pengobatan lengkap, meninggal,
gagal, default dan pindah) perlu diteliti. Angka default tidak
boleh lebih dari 10%, angka gagal tidak boleh lebih dari 4%
untuk daerah yang belum ada masalah resistensi obat dan
tidak boleh lebih besar dari 10% untuk daerah yang sudah
ada masalah resistensi obat.
27
Indikator D.3
Angka Keberhasilan Pengobatan Pasien TB (Success Rate)
Numerator
Jumlah pasien baru TB Paru BTA positif yang terdaftar dalam
suatu triwulan tertentu dan menyelesaikan pengobatannya
(pasien yang sembuh + pasien yang pengobatan lengkap)
Sumber data:
- TB.01
- TB.03 UPK
Contoh: Jumlah pasien baru TB Paru BTA positif yang
terdaftar pada triwulan 1 tahun 2007 yang sembuh = 22
pasien; yang pengobatan lengkap = 1 pasien. Jumlah pasien
yang menyelesaikan pengobatannya adalah 22 + 1 = 23
pasien.
Denominator
Jumlah seluruh pasien baru TB Paru BTA positif yang
terdaftar untuk pengobatan dengan OAT pada triwulan yang
sama.
Sumber data:
- TB.01
- TB.03 UPK
Contoh: Jumlah seluruh pasien baru TB Paru BTA positif yang
terdaftar triwulan 1 thn 2007 adalah 25 pasien.
Rumus perhitungan Numerator dibagi denominator dikali 100%.
indikator
Dari contoh tersebut diatas, hasil perhitungan indikator
tersebut adalah = (22 + 1) : 25 x 100% = 92%.
Jadi,
angka
keberhasilan
pengobatan
merupakan
penjumlahan dari angka kesembuhan dan angka pengobatan
lengkap.
Indikator angka keberhasilan pengobatan (success rate) ini
perlu juga dihitung secara tersendiri untuk pasien BTA positif
pengobatan ulang (pasien yang diobati dengan kategori-2).
Frekuensi
Perhitungan indikator dilakukan setiap triwulan.
perhitungan
Di FasilitasFasilitas pelayanan kesehatan, indikator ini dapat
dihitung dari kartu pasien TB-01 dengan cara mereview
seluruh kartu pasien baru BTA positif yang mulai berobat
dalam 9 12 bulan sebelumnya, kemudian dihitung berapa
diantaranya pasien yang menyelesaikan pengobatannya
(sembuh + pengobatan lengkap)..
Penanggungjawab Petugas di setiap tingkat mulai dari FasilitasFasilitas
pelayanan kesehatan yang memberi layanan pengobatan TB,
misalnya FasilitasFasilitas pelayanan kesehatan DOTS atau
klinik PDP yang memberi layanan pengobatan TB.
Kegunaan
dan Indikator ini berguna untuk mengetahui bagaimana case
holding pasien TB yang diobati di suatu FasilitasFasilitas
penilaian
pelayanan kesehatan.
Angka keberhasilan pengobatan minimal harus 85%.
28
30
31
LATIHAN 1
1. Apa maksud (apa gunanya) kegiatan monitoring (pemantauan)?
Jawab:
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
2. Apa maksud (apa gunanya) kegiatan evaluasi?
Jawab:
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
3. Apa yang merupakan salah satu komponen penting dari M&E?
Jawab:
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
4. Yang dimaksud dengan:
a. TB.01 adalah .........................................................................
b. TB.03 adalah .........................................................................
c. TB.05 adalah .........................................................................
d. TB.06 adalah .........................................................................
e. TB.09 adalah .........................................................................
5. Bila seorang pasien TB yang mempunyai resiko tinggi untuk HIV dirujuk dari unit
DOTS ke klinik KTS, ternyata hasil test HIV positif. Selanjutnya pasien dirujuk ke
klinik PDP. Jelaskan bagaimana alur pencatatan dari pasien tersebut (dalam
rangka kolaborasi TB-HIV).
Jawab:
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
32
6. Jika anda bekerja di klinik TB, indikator-indikator apa yang perlu anda pantau
sehubungan dengan kolaborasi TB-HIV?
Jawab:
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
7. Jika anda bekerja di klinik KTS, peran apa yang perlu anda lakukan sehubungan
dengan kolaborasi TB-HIV?
Jawab:
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
SOAL BERIKUT HANYA DIKERJAKAN OLEH PESERTA LATIH YANG
BERTUGAS DI KLINIK PDP.
8. Jika anda bekerja di klinik PDP, indikator-indikator apa yang perlu anda pantau
sehubungan dengan kolaborasi TB-HIV?
Jawab: (hanya dijawab oleh peserta latih yang bertugas di klinik PDP)
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
9. Jika penghitungan indikator hasil pengobatan TB pada suatu klinik PDP adalah
sebagai berikut:
a. angka kesembuhan 75%
b. angka pengobatan lengkap 11%
c. angka default 3%
d. angka meninggal 5%
e. angka gagal 3%
f. angka pindah 3%
g. Berikan penilaian anda atas hasil pengobatan yang dicapai klinik PDP
tersebut, jelaskan penilaian anda tersebut.
Jawab:
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
33
34
VIII. REFERENSI
1. Pedoman VCT Nasional, DepKes 2006
2. WHO, Guidence on Provider Initianed HIV Testing and counselingIn health
Facilities, 2007
3. WHO, Integrated Management of Adult and Adolscent Illness, 2007
4. Pedoman Tes Laobratorium DepKes RI, 2007
5. World Health Organization, Priority interventions: HIV/AIDS prevention, treatment
and care in the health sector, 2009
35