Bab 2 Transformator Tenaga
Bab 2 Transformator Tenaga
Teori Dasar
rugi besi.
berikut ini:
Gambar 5-3. Hukum Lorenz
Gambar
5-4.
Suatu
arus
lilitan
akan
Dari prinsip tersebut di atas dibuat suatu transformator seperti Gambar 5-6 di
bawah ini,
-8.
-8.
/ 4,44 N2 f2 x 10
-8
-8.
/ 4,44 N2 f2 x 10
-8
E2 = (N2 / N1) x E1
Keterangan:
E1
= tegangan primer
E2
= tegangan sekunder
N1
= belitan primer
N2
= belitan sekunder
VA primer = VA sekunder
I1 x E1 = I2 x E2
E1/ E2
= I2 / I1
I1
= I2 ( E2/ E1)
Keterangan:
I1
= Arus primer
I2
= Arus sekunder
E1
= tegangan
primer
E2
= tegangan sekunder
E1
I2
N1
= E2
= N2
I1
Pembebanan Trafo
Tegangan kV
Ratio tegangan
: Daya Semu (
MVA) P
: Daya Nyata
(MW)
Q
: Daya Reaktif
: Sudut daya
% Over-load
Load
Factor
10
20
30
40
50
Jam
Jam
Jam
Detik
Detik
0.5
1,5
30
15
0.75
0,5
15
0.9
0,5
0,25
Peralatan/Bagian Utama
1
Inti Besi
Gambar 5-7. Inti Besi dan Laminasi yang diikat Fiber Glass
Kumparan Transformator
suatu
dan
Minyak Transformator
Bushing
5
Berfungsi
untuk
menampung
Tangki Konservator
minyak
cadangan
dan
uap/udara
akibat
pemanasan trafo karena arus beban. Diantara tangki dan trafo dipasangkan relai
bucholz yang akan meyebak gas produksi akibat kerusakan minyak karena
listrik.
Untuk menjaga agar minyak terkontaminasi dengan air uyang masuk bersama
udara melalui saluran pelepasan dan masukanya udara kedalam konservator
perlu dilengkapi media penyerap uap air pada udara sering disebut denga silica
gel tidak keluar mencemari udara disekitarnya.
Peralatan/Bagian Bantu
1
Sistem Pendingin
Sebagai instalasi tenaga listrik yang dialiri arus maka trafo akan terjadi
panas yang sebanding dengan arus yang mengalir serta temperatur
udara disekeliling trafo tersebut. Jika temperatur luar cukup tinggi dan
beban trafo juga tinggi maka trafo akan beroperasi denagn temperatur
yang tinggi pula. Untuk mengatasi hal tersebut trafo perlu dilengkapi
dengan sistim pendingin yang bisa memanfaatkan sifat alamiah dari
cairan pendingin dan dengan cara mensirkulasikan secara teknis baik
yang menggunakan sistem radiator, sirip-sirip yang tipis berisi minyak
dan dibantu dengan hembusan angin dari kipas-kipas sebagai
pendingin yang dapat beroperasi secara otomstis berdasar pada setting
relai temperatur dan sirkulasi air yang bersinggungan dengan pipa
minyak isolasi panas. Dari sistem pendingin tersebut maka trafo dapat
dibagi berdasarkan sistem pendinginnya seperti ONAN, ONAF, OFAN,
OFAF dan OFWF.
sesuai
pada
sisi
primer
dan
jumlahnya
tergantung
pada
Saklar pengubah
Gambar 5-12. On Load Tap Changer (OLTC)
(driverter switch)
3
konservator.
diusahakan
tidak
Pada
boleh
konservator
ini
permukaan
minyak
bersinggungan
digunakan
biasanya adalah silica gel yang secara khusus dirancang untuk maksud
tersebut diatas.
Thermometer,
Keterangan :
1
2
3
4
5
1. Trafo arus
Sensor suhu
Heater
Thermometer
Winding
Thermometer oil
Permukaan minyak
Relai Bucholz
tersebut
dikumpulkan
pada
ruangan
relai
dan
akan
beberpa jenis antara lain sema seperti relai bucholz tetapi tidak ada
kontrol gas, jenis tekanan ada yang menggunakan membran/selaput
timah yang lentur sehingga bila terjadi perubahan tekanan kerena
gangguan akan berkerja, disini tidak alarm langsung trip dan dengan
prinsip yang sama hanya menggunakan pengaman tekanan atau saklar
tekanan.
Pipa penghubung
Konservator
Tutup tangki Tangki
suatu
tekanan
pada
trafo
maka
tekanan
lebih
sebuah
yang
akan
meledak
dan
terjadi
panas
lebih
pada
cairan,
Relai bekerja sebagai pengaman jika terjadi arus mengalir tangki akibat
gangguan fasa ke tangki atau dari instalasi bantu seperti motor kipas,
sirkulasi dan motor-motor bantu yang lain, pemanas dan lain-lain. Arus
ini sebagai pengganti relai diferensial sebab sistem relai pengaman
tangki biasanya dipasang pada trafo yang tidak dilengkapi trafo arus
disisi primer dan biasanya pada trafo dengan kapasitas kecil. Trafo
dipasang diatas isolator sehingga tidak terhubung ke tanah kemudian
dengan menggunakan kabel pentanahan yang dilewatkan melali trafo
arus dengan tingkat isolasi dan ratio yang kecil kemudian tersambung
pada relai tangki tanah dengan ratio CT antara 300 s.d. 500 dengan sisi
sekunder hanya 1 Ampere.
Sistem Pentanahan
Pentanahan peralatan
Pentanahan Peralatan
s
t
Pentanahan
Pentanahan
Solid
melalui NGR
(Langsung)
besarnya
arus
gangguan
tanah
untuk
memudahkan
Resistance Logam
Bahannya terbuat dari logam nekelin dan dibuat dalam panel dengan
nilai resistance yang sudah ditentukan.
Gambar 5-NGR
pemadam
kebakaran
yang
modern
yaitu
dengan
sistem
trafo
Menjadi rusak.
Proses pembuangan minyak secara grafitasi atau dengan menggunakan
motor pompa DC adalah suatu kondisi yang sangat berisiko sebab hanya
menggunakan kaatup otomatis yang dikendalikan oleh pemicu dari saklar
akibat panasnya api dan menutupnya katup otomatis pada katup pipa
minyak penghubung tanki (konservator) ke dalam trafo (sebelum relai
bucholz) serta adanya gas pemisah oksigen (gas nitrogen yang
bertekanan tinggi) diisikan melaui pipa yang disambung pada bagian
bawah trafo kemudian akan menuju keruang yang tidak terisi minyak.
Dengan demikian mencegah terbakarnya minyak didalam trafo dapat
dihindarkan.
4
1
ruang PLC dan lain-lain. Suhu ruangan dicatat secara periodik pada
formulir yang telah disiapkan (contoh formulir terlampir) dan dievaluasi
sebagai bahan laporan.
tinggi/transformator
yang
berfungsi
untuk
mengetahui
Keterangan
:
GE
Trafo
arus
G
Sensor suhu GB
HeaterGE
GE
Thermometer
Winding
Thermometer oil P I
GE
GE
GE
GB
GE
P
GB
P
GB
GE
GB
Peralatan instalasi
GE
GB
GE
GE
GE
GE
GE =Grounding Eletrode
GB = Grounding Bus
GE
PI = Peralatan Instalasi.
Gambar 5-23. Skema peralatan pengukuran tidak langsung
GE
INDIKASI
KETERANGAN
Oil level
transformer low
alarm
bel
(kontak
penggerak
untuk
low alarm
sinyal
membunyikan
oil
bel
level
OLTC
(kontak
low
alarm
penggerak
serta
untuk
nilai
Winding primer
alarm
primer
panas
melebihi
setting
alarm
primer
panas
melebihi
setting
alarm
Winding primer
trip
primer
panas
melebihi
setting
trip
sekunder
panas
melebihi
setting
trip
OLTC voltage
regulator alarm
Transformer
tersebut
kontak
bantunya
tertutup
dan
coolingtersebut
fault alarmmenunjukkan
dan bel berbunyi.
Indikasi
terjadi
fault alarm
gangguan
bantunya
menutup
dan
mengirim
sinyal
of service alarm
Bucholz trip
terjadi
(sebelumnya
terjadi
alarm
bucholz),
alarm
pada
termometer
(termostat)
akan
termometer
(termostat)
akan
tertutup
dan
bel
Winding sekunder
Indikasi ini menunjukkan bahwa suhu (temperature)
kumparan
sekunder
panas
melebihi
setting
trip
atau
device transformer
trafo,
trip
misalnya
hubung
singkat
lilitan/kumparan
trafo.
dan
mengerjakan
limit
switch
relai,
protection
operated trip
pemadam
mengerjakan
api
sistem
memberikan
pemadam
api
sinyal
untuk
bekerja
yaitu
kontrol
pemadam
atau
panel
kontrol
fire
open
DC supply failure
bunyi.
Indikasi menunjukkan ada saklar DC 110 V panel
kontrol atau proteksi pada panel trafo trip, dan kontak
bantu saklar DC tersebut memberikan sinyal DC supply
failure dan bel berbunyi
Main
protection
operated
Back up
protection
operated
Breaker failure
operated
dan
failure
Transformer
fault tripping
stage
Auto reclose
in progress
Pengertian Pemeliharaan
Meningkatkan safety;
keadaan
operasi
dan
pemeliharaan
(kalibrasi/pengujian,
Jenis Pemeliharaan
Predictive
Maitenance
(Conditional
Maintenace)
operasi.
kurang
berfungsi
untuk
penyempurnaan
No.
Peralatan/Komponen
Cara Pelaksanaan
yang Diperiksa
1
Tangki,
radiator,
pipa-pipa,
Periksa
apakah
ada
kebocoran
katup-katup, sumbat
minyak.
Periksa
Periksa
kabel, jumper-wire.
asing/binatang didekatnya.
apakah
apakah
ada
suara-suara
ada
benda
Bushing
Periksa
apakah
Periksa
masih
apakah
bekerja
kipas
pendingin
sesuai
setting,
apakah
Periksa
sumber
arus
AC/
DC
Pemadam Kebakaran
pemadam
trafo
kumparan trafo
10
Beban trafo
11
12
konservator)
No.
Peralatan/Komponen
Cara Pelaksanaan
yang Diperiksa
1
Kiosk.
karat,
kotoran/
bangkai,
Silica
gel
dan
sistem
pernapasan
pernapasan
trafo
mulut
pernapasan
terendam minyak.
Periksa jumlah kerja
Kerja OLTC
apakah
penggantian
OLTC
sudah
perlu
minyak,
atau
dan
5
No.
Peralatan/Komponen
Cara Pelaksanaan
yang Diperiksa
1
Diafragma
uji
fungsi
rangkaian elektrik
bagi
yang
ada
Tahanan
pentanahan
tahanan tanah.
Apabila
ada
baut
kencangkan.
yang
Apabila
kendor,
tahanan
Ukur
ratio
belitan
trafo
apakah
ada
perubahan
4
Kekuatan
dielektrik
minyak trafo
5
Kadar
asam
dalam
memenuhi standar.
Kekentalan
Uji
minyak
kekentalan
minyak
apakah
masih
minyak
apakah
masih
(Viscoscity)
sesuai standar.
Uji
sesuai standar.
Warna Minyak
kekentalan
standar.
9
Uji
kandungan
Minyak
menggunakan
gas
DGA,
dalam
minyak
apakah
masih
sesuai standar.
10
Peralatan
pengaman
Suhu,
Jensen)
Body, Bushing trafo
karat,
12
Periksa,kencangkan
mur
baut,
beri
13
Baut
terminal,
baut
Spark
gap,
bushing
kencangkan,
bila
jarak
tidak
sesuai perbaiki.
15
16
proteksi
agar dikencangkan.
17
limit
switch,
normal
Tegangan
dengan posisinya.
Uji tegangan tembus
tembus
minyak
18
dan
indikator
OLTC
sesuai
minyak
apakah
Pondasi
tanah
masih
baik
tangki
(trafo
PENGUJIAN TRAFO
1
BN
5 Buat rangkaian pengukuran seperti bgambar dibawah
untuk pengukuran
Primer ke tanah
a
6 Buat rangkaian pengukuran seperti gambar
b
dibawah
untuk pengukuran
B N
n
Sekunder ke tanah
a
b
A
B N
pengukuran yang ditunjuk oleh alatn ukur setelah pada menit ke-1 (pertama)
dan hasil pengukuran pada menit ke-10 (kesepuluh).
No
<1,00
1,00 1,10
Jelek
1,10 1,25
Dipertanyakan
1,25 2,00
Baik
>2,00
Kondisi
Berbahaya
Sangat Baik
NGR
Gambar 5-24. Pengukuran
NGR
FLUKE
40 Tahanan Tanah
Pengukuran
Pentanahan
titik
Neutral
Trafo
Solid
Pengukuran
selesai,lanjutkan
dengan
penyambungan
kembali
Pengukuran Tangen
tegangan sebesar 90 .
Ic = C V.
Oleh karena kehilangan daya dielektrik, sudut arus mendahului tegangan tidak
lagi 90 derajat. Faktor daya dari kapasitor adalah cos . Dan adalah sudut
fasa dari kapasitor.
Sudut kehilangan daya (loss angle) adalah = 90 . Sehingga faktor daya
bisa ditulis sebagai sin .
Kehilangan daya karena kapasitor yang tidak sempurna besarnya adalah :
PD = V I cos = V I sin .
Komponen kapasitor yang tidak sempurna besarnya adalah Ic = I cos = I
C V. Sehingga
PD = V2 C tan
Rangkaian Pengukuran
Rangkaian pengukuran tangent delta ada bebarapa macam
C yang diukur
UST A
CHL
UST B
CHL
UST A+ B
CHL
GST A + B
CHL + CHG
GSTg A
CHG
GSTg B
CHL + CHG
GSTg A + B
CHG
= Capacitance
H = High Voltage
L =
Low Voltage
1-3 = fasa
E
= Ground
Hasil Uji
< 0.5%
0.5 % - 0.7 %
Kondisi
Bagus
Mengalami Penurunan
Perlu Diperiksa
Jelek
salah
satu
media
isolasi
trafo.
Untuk
menentukan
jenis
Satuan
Kejernihan (Appearance)
o
g/cm
Spesifikasi
Metode Uji
Jernih
IEC 296
0,895
IEC 296
Viscositas kinematik
(kinematic viscosity) :
20 C
cSt
25
IEC 296
cSt
IEC 296
cSt
1800
130
IEC 296
IEC 296A
- 40
IEC 296
< 0,03
IEC 296
<25
ISO
-15 C
-30 C
Titik nyala (Flash point)
C
mg
Angka kenetralan
(neutralization number)
Kandungan air
KOH/g
ppm
(Water content)
760-1978
(E)
Tegangan tembus
kV/2,5
50
mm
(Breakdown Voltage)
Faktor kebocoran dielektrik
0,05
IEC 250
oksidasi
(Oxydation stability)
- Kenetralan
mg KOH 0,40
- Kotoran
0,10
sampel harus berwarna gelap dan lain-lain. Pengujian untuk satu sampel
dilaksanakan beberapa kali ( 5 kali) dan hasilnya diambil rata-rata. Dalam
satu trafo diambil dua sampel, minyak bagian atas dan bagian bawah trafo.
Standard hasil pengujian adalah sbb:
Tabel 5-9. Tabel Tegangan Tembus/Breakdown Voltage Sesuai IEC 156
(kV)
Nilai
Minimu
m (kV)
30
Un 36
2,5
36 < Un 70
2,5
35
70 < Un 170
2,5
40
170 < Un
2,5
45
Standard yang biasa digunakan di lapangan adalah untuk trafo yang sudah
dipakai adalah 40 kV / 2,5 mm dan minyak baru adalah 50 kV / 2,5 mm.
OIL TREATMENT
Apabila hasil pengujian tidak memenuhi standard, minyak bisa ditreatment
dengan menggunakan Oil Perification. Peralatan ini mempunyai beberapa
tahap perlakuan (treatment) diantaranya :
1 Filtering
Menggunakan filter yang berfungsi untuk menyaring material asing
yang ada dalam minyak, misalkan sobekan kertas selulosa, rontokan
cat, bangkai ular, bangkai burung, bangkai biawak, tusuk gigi, bungkus
nasi, buku manual dan lain-lain.
2 Pemanasan
Menggunakan heater dengan tujuan untuk membuang air
yang
Pada tekanan kurang 1 atm, dengan suhu dibawah 100 C, air sdh bisa
berubah menjadi uap dan terpisah dengan minyak trafo.
4 Sentrifugal
Proses ini dilakukan dengan cara memutar minyak trafo dalam satu
wadah. Diharapkan material yang berat jenisnya lebih berat dari minyak
trafo, misalkan beram tembaga, lumpur, karat dan lain-lain, bisa
terkumpul di tengah wadah sehingga mudah dipisahkan dari minyak
trafo.
5 Fuller Earth
Proses ini bertujuan memisahkan asam yang terdapat dalam minyak
trafo. Cara kerjanya adalah material fuller earth akan mengikat asam
yang ada dalam minyak trafo seperti halnya silica gel mengikat air/uap
air dari udara.
6
Pengukuran DGA
Suatu analisa secara kualitatif maupun kuantitatif gas terlarut pada minyak
isolasi trafo, untuk mengetahui dan menganalisa ketidaknormalan yang
terjadi pada bagian dalam/internal trafo. Analisa ini dilakukan dengan
peralatan yang bernama Gas Chromatograph.
Cara pelaksanaan pengukuran :
Ambil sampel minyak trafo untuk diuji di laboratorium (cara dan peralatan
untuk pengambilan sampel mempunyai prosedure tertentu).
Langkah pertama yang dilakukan di laboratorium adalah ekstrasi atau
memisahkan gas dari contoh minyak. Pemisahan gas dari minyak
menggunakan peralatan pompa vacum yang berada dalam peralatan gas
chromatographi.
Dari hasil akstrasi ini, gas gas terlarut akan terpisahkan dari minyak
selanjutnya akan dianalisa jenisnya.
Gas Chromatographi dapat diartikan memisahkan dan mendeteksi
jenis- jenis gas yang telah diekstrak dari contoh minyak.
Jenis gas yang dapat dedeteksi dengan peralatan gas chromatographi
hanya ada 9 jenis gas, terdiri dari gas-gas yang mudah terbakar
(combustible gases) dan uncombustible gases (gas tidak mudah
terbakar, CO2 , N2, O2)
Gas yang di deteksi volumenya sangat kecil, hanya part per mllion (ppm)
atau seper sejuta liter.
Tabel 5-10. Jenis Gas Terlarut pada Minyak Isolasi Trafo dan Daya Larut
Gas pada Minyak
SYMBO
L
JENIS GAS
DAYA LARUT
SIFAT
Hydrogen
H2
7,0 %
Combustible
Nitrogen
N2
8,6 %
Carbon Monoxide
CO
9,0 %
Oxygen
O2
16,0 %
Methane
CH4
30,0 %
Carbon Dioxide
CO2
120,0 %
Etahane
C2H6
280,0 %
Combustible
Ethylene
C2H4
280,0 %
Combustible
Combustible
Combustible
INTERPRESTASI DATA
Setelah diperoleh data jenis gas yang diproduksi didalam tangki trafo, maka
untuk mengetahui jenis ketidaknormalan atau gangguan yang terjadi,
dilakukan interprestasi atas data-data tersebut.
Hasil
pengujian
di
laboratorium
dan
pengalaman
lapangan
telah
GAS TERDETEKSI
Nitrogen dan kurang atau lebih 5
INTERPRESTASI
Trafo operasi normal
% Oksigen
Nitrogen dan lebih 5 % Oksigen
keduanya
trafo
Terjadi loncatan bunga api kecil
breakdown
Terjadi loncatan bunga api kecil
termasuk Acetylene
isolasi
Monoksida
2 INTERPRESTASI BERDASARKAN KANDUNGAN GAS KUNCI
Tabel 5-12. Interprestasi berdasarkan Kandungan Gas Kunci
Kondisi Trafo
Gas Kunci
Acethylene
Hydrogen
Ethylene
Carbon Monoksida
R1
R5
Suggested Fault
Diagnosis (Diagnosa
C2H2/C2H4
< 0.1
CH4/CH2
> 0.1
< 1.0
C2H4/C2H6
< 0.1
gangguan yang
diperkirakan)
Unit normal
(Normal)
Low energi density arcing Partial discharge (corona)
< 0.1
< 0.1
< 0.1
>3
< 0,1
> 0.1
< 1.0
thermal
temperature
over
heating
(mengalami pemanasan
berlebih tapi tidak terlalu
signifikan)
High
tempertaure
thermal overheating -
> 0.1
> 0.1
> 0.1
> 0.1
> 3.0
Cost/value
dibutuhkan
parameter
yg
menggambarkan
penurunan
peralatan.
Product value
Complementary
costs
Endurable
Endurable lifetime
New Endurable lifetime
Technical lifetime
New Endurable
lifetim
New Technical lifetime
lifetime
Time
Gambar 5-25. Manfaat Implematasi CBM
kondisi
Infan
Infant
t
Failure
Failur
Random FailureAgeing
Failure
(New)
Random
Failure
(New)
Random
Failure
Agein
g
(New)Ageing
(New)
Agein
Time
induced
failure.
Kompleksitas
peralatan
dan
pengukuran
bergantung
dengan
kondisi
lingkungan
peralatan
OHL
OHL
Proteksi PHT
Proteksi PHT
Proteksi BUSBAR
BUS 150KV-4000A
I
II
UNINDO
TD-2 (60 MVA)
Proteksi TRAFO
NGR: 12
NGR: 12
1000A
1000 A
Proteksi
Proteksi TRAFO
PEMBANGKIT
PLTG
Proteksi
FEEDER
RELAI PROTEKSI
CTN150
Indikasi relai
Data SCADA
NGR
CATU DAYA DC / AC
CTN20
CT20
PMT 20 KV
stresses);
Gangguan pada tap changer;
Gangguan pada sistem pendingin;
Gangguan pada bushing.
Gangguan internal dapat dikelompokan menjadi 2 (dua) kelompok,
yaitu:
a Incipient fault:
Gangguan
terbentuk
lambat,
dan
akan
berkembang
menjadi
gangguan besar jika tidak terdeteksi dan tidak diatasi. Yang termasuk
kedalam gangguan incipient fault, yaitu: Overheating, overfluxsing,
dan over pressure.
Penyebab Overheating
Ketidaksempurnaan sambungan baik elektrik maupun magnetic;
Kebocoran minyak;
Aliran sistem pendingin tersumbat;
Kegagalan kipas atau pompa sistem pendingin.
Penyebab overfluxing
Terjadi saat overvoltage dan under frekuensi, dapat menyebabkan
bertambahnya rugi-rugi besi sehingga terjadi pemanasan yang dapat
menyebabkan kerusakan isolasi lempengan inti dan bahkan isolasi
belitan.
Penyebab Overpressure
Pelepasan gas akibat overheating;
Hubung singkat belitan-belitan sefasa;
Pelepasan gas akibat proses kimia.
b Active fault:
Disebabkan oleh kegagalan isolasi atau komponen lainnya yang
terjadi secara cepat dan biasanya dapat menyebabkan kerusakan
yang parah. Penyebab dari gangguan Active fault adalah sebagai
berikut:
Hubung singkat fasa-fasa atau fasa dengan ground;
Hubung singkat antar lilitan sefasa (intern turn);
Core faults;
Tank faults; Bushing flashovers.
2 Gangguan Eksternal
Gangguan yang terjadi diluar daerah proteksi trafo. Umumnya
gangguan ini terjadi pada jaringan yang akan dirasakan dan
berdampak
terhadap
ketahanan
kumparan
primer
maupun
Hubung
singkat
pada
jaringan
sekunder
atau
tersier
OCR/GFR 50/51P/51GP
87NP
Gambar 2-3. Sistem Proteksi
Trafo Tenaga 150/20 kV
87T
tersebut.
OCR/GFR
Relai differensial
arus membandingkan arus yang melalui daerah
50/51S/51GS
REL 20 kV
pengamanan.
OCR/GFR 50/51/51G
Id
(I1-I2)
Slope 2
Operate
Slope =
Id
Ih
100
Slope 1
Id
block area
Ih
(I1+I2)/2
Gambar 2-6. Rangkaian Arus Relai REF Saat terjadi Gangguan Eksternal
ketidakmampuan
proteksi
yang
lain
(proteksi
utama)
untuk
gangguan ekternal (external fault). Oleh karena itu, setting arus OCR
harus lebih besar dari kemampuan arus nominal trafo yang
diamankan (110 120% dari nominal), sehingga tidak bekerja
pada saat trafo dibebani nominal, akan tetapi harus dipastikan bahwa
setting arus relai masih tetap bekerja pada arus hubung singkat fasafasa minimum.
Karateristik waktu kerja terdiri dari:
- Definite
- Normal/Standar inverse
- Very inverse
- Long time inverse
Relai
ini
digunakan
untuk
mendeteksi
gangguan
fasafasa,
atau
pemilihan
waktu
dan
karakteristik
SBEF
dengan
Karakteristik
Setelan arus
Setelan waktu
51NS) Karakteristik
Setelan arus
Setelan waktu
yang
mengamankan
peralatan
instalasi
dari
pengaruh
nilai
batas
maksimum
dan
minimum
dalam
Keterangan:
t
: waktu
K
: Kosntanta (5 atau 40)
V
: tegangan input
Vs
: tegangan seting
Tms
: Time Multiple
Setting