Bank
DISCLAIMER
Isi kodifikasi ini adalah himpunan peraturan Bank Indonesia yang disusun secara sistematis
berdasarkan kelompok dan topik tertentu untuk memudahkan pembaca memahami peraturan
dan menelusuri rekam jejak keberlakuan suatu peraturan Bank Indonesia. Penyusunan kodifikasi
ini telah melalui proses pemeriksaan dan editing terkait keakuratan dan kelengkapan peraturan
yang dikodifikasikan. Namun demikian mengingat bahwa peraturan Bank Indonesia dapat
berubah dari waktu ke waktu, maka setiap akses dan penggunaan atas kodifikasi ini agar
dilakukan secara bijaksana dengan memperhatikan tanggal unggah dan sumber orisinal dari
masing-masing peraturan Bank Indonesia yang dirujuk.1
1
Peraturan Bank Indonesia dapat diakses pada situs resmi Bank Indonesia http://www.bi.go.id/ atau melalui fasilitas
pencarian peraturan pada situs resmi Bank Indonesia (http://www.bi.go.id/web/id/Peraturan/Search/).
KodiifikasiP
Peratu
uranBaankInd
donesiaa
Lik
kuiiditasR
Rup
piah
h
Tra
anspa
aran
nsida
anPu
ublik
kasi
Lap
poran
nBank
TimPeny
yusun
RamlanG
Ginting
C
ChandraM
Murniadi
DudyIsk
kandar
GaantiahWuryandani
Zu
ulkarnainS
Sitompul
SitiAsttiyah
WahyuYu
uwana
KomalaDewi
W
WirzaAyuN
Novriana
RiskaRossdiana
S
SafyraPrim
madhyta
PusatRisetd
danEdukasiBankSentraal(PRES)
BankIndoneesia
Telp:02129
9817321
Fax.:02123
311580
email:PRES@
@bi.go.id
HakCipta
2013,BankIndonesia
2013
LikuiditasRupiahTransparansidanPublikasiLaporanBank
DAFTARISI
Paragraf
DaftarIsi
RekamJejakRegulasiTransparansidanPublikasiLaporanBank
DasarHukum
RegulasiTerkait
RegulasiBankIndonesia
TransparansidanPublikasiLaporanBank
KetentuanUmum
LaporanTahunan
LaporanKeuanganPublikasiTriwulanan
LaporanKeuanganPublikasiBulanan
LaporanKeuanganKonsolidasi
LaporanKeuanganKonsolidasiyangDisajikanpadaLaporanTahunan
LaporanKeuanganKonsolidasiyangDisajikan pada LaporanKeuangan
PublikasiTriwulanan
LaporanTertentukepadaBankIndonesia
LaporanPublikasiLain
LainLain
PelaksanaanPedomanAkuntansiPerbankanIndonesia
PelaksanaanPedomanAkuntansiPerbankanSyariah
Sanksi
SanksiLaporanTahunan
SanksiLaporanKeuanganTahunandanLaporanKeuanganPublikasi
Triwulanan
SanksiLaporanKeuanganPublikasiBulanan
SanksiLaporanKeuanganKonsolidasi
SanksiLaporanPublikasiLain
Halaman
Hal.ixiv
Hal.xv
Hal.xvi
Hal.xvi
Hal.xvixvii
Par.12
Par.36
Par.714
Par.1517
Par.1824
Hal.15
Hal.624
Hal.2434
Hal.3436
Hal.3642
Par.1920
Par.21
Hal.3739
Hal.39 40
Par.2224
Hal.4042
Par.2526
Par.2732
Hal.4243
Hal.4348
Par.31
Par.32
Hal.4445
Hal.4548
Par.3339
Hal.4851
Par.3335
Hal.4849
Par.36
Par.37
Par.38
Par.39
Hal.5051
Hal.51
Hal.51
Hal.51
Par.4047
Par.48
Hal.5165
Hal.6568
Par.48
Hal.6568
Par.4950
Par.5155
Par.5663
Par.6467
Par.68
Par.69
Par.7072
Hal.6869
Hal.6976
Hal.7683
Hal.8386
Hal.86
Hal.8687
Hal.8794
Par.7071
Par.7273
Hal.8789
Hal.8994
TransparansiKondisiKeuanganBank
HubunganantaraBank,AkuntanPublik,danBankIndonesia
Sanksi
SanksibagiAkuntanPublikdanKantorAkuntanPublik
TransparansiKondisiKeuanganBankPerkreditanRakyat
KetentuanUmum
LaporanTahunan
LaporanKeuanganPublikasi
HubunganAntaraBPR,AkuntanPublik,danBankIndonesia
TanggungJawabLaporanKeuangan
KeadaanMemaksa
Sanksi
LaporanTahunan
LaporanKeuanganPublikasi
LikuiditasRupiahTransparansidanPublikasiLaporanBank
HubunganantaraAkuntanPublikdanKantorAkuntanPublik
LainLain
KetentuanPenutup
Par.7475
Hal.94
Par.7678
Par.7980
Hal.9496
Hal.96
TransparansiKondisiKeuanganBankPerkreditanRakyatSyariah
KetentuanUmum
LaporanTahunan
LaporanKeuanganPublikasiTriwulanan
HubunganantaraBPRS,AkuntanPublik,DewanPengawasSyariahdan
BankIndonesia
LaporanKeuanganKonsolidasian
TanggungJawabLaporanKeuangan
PedomanAkuntansiPerbankanSyariah
Sanksi
LaporanTahunan
LaporanKeuanganPublikasi
AkuntanPublikdanKantorAkuntanPublik
Par.8182
Par.8386
Par.8791
Par.9295
Hal.9697
Hal.98101
Hal.101105
Hal.105108
Par.9697
Par.98
Par.99
Par.100103
Hal.108
Hal.108
Hal.108
Hal.109111
Par.100101
Par.102
Par.103
Lainlain
KeadaanMemaksa(ForceMajeure)
Par.104105
Par.106
Lampiran
Lampiran1PedomanAkuntansiPerbankanSyariahIndonesiaTahun2013
BagianIPendahuluan
I.1LatarBelakang
I.2AsasdanKarakteristikTransaksiSyariah
Hal.109
Hal.109110
Hal.110111
Hal.111
Hal.111112
Hal.113350
Hal.114122
Hal.114115
Hal.116120
A. AsasTransaksiSyariah
Hal.116118
B. KarakteristikTransaksiSyariah
Hal.119120
Hal.120121
Hal.120
I.3TujuandanRuangLingkup
A. Tujuan
B. RuangLingkup
I.4AcuanPenyusunan
I.5KetentuanLain
BagianIILaporanKeuanganBankSyariah
II.1KetentuanUmumLaporanKeuangan
A. TujuanLaporanKeuangan
B. TanggungJawabatasLaporanKeuangan
C. KomponenLaporanKeuangan
D. BahasaLaporanKeuangan
E. MataUangFungsionaldanPelaporan
F. KebijakanAkuntansi
G. Penyajian
H. KonsistensiPenyajian
I. MaterialitasdanAgregasi
J. SalingHapus
K. PeriodePelaporan
L. InformasiKomparatif
Hal.121
Hal.121
Hal.122
Hal.123138
Hal.123129
Hal.123
Hal.123
Hal.123124
Hal.124
Hal.124
Hal.124125
Hal.125
Hal.126
Hal.126
Hal.126
Hal.127
Hal.127
ii
LikuiditasRupiahTransparansidanPublikasiLaporanBank
M. LaporanKeuanganInterim
Hal.128
N. LaporanKeuanganKonsolidasian
Hal.128129
II.2KeterbatasanLaporanKeuangan
Hal.130
II.3MetodePencatatanTransaksiMataUangAsing
Hal.131138
Hal.139150
BagianIIIKeterterapanPSAK50,55,dan60
III.1DefinisiInstrumenKeuangan
III.2Klasifikasi
A. AsetKeuangan
B. LiabilitasKeuangan
III.3PengakuandanPengukuran
A. PengakuandanPenghentianPengakuan
B. Pengukuran
C. PenurunanNilai
D. NilaiWajar
III.4EstimasiPenurunanNilaiKolektifdenganKeterbatasanPengalamanKerugian
Spesifik
A. Cakupan
Hal.139140
Hal.141142
Hal.141142
Hal.142
Hal.143146
Hal.143
Hal.143144
Hal.144145
Hal.145146
Hal.147150
Hal.147
B. Penerapan
Hal.147148
C. KondisiKeterbatasan
Hal.149
D. PeriodePenerapanEstimasi
Hal.150
E. Pengungkapan
Hal.150
Hal.151177
IV.1Murabahah
Hal.151165
A. Definisi
Hal.151
B. DasarPengaturan
Hal.151
C. Penjelasan
Hal.151157
D. PerlakuanAkuntansi
Hal.157
Hal.157159
BagianIVAkadJualBeli
D.1.PengakuandanPengukuran
D.2.Penyajian
Hal.159160
Hal.160164
E. IlustrasiJurnal
F. Pengungkapan
Hal.164165
Hal.166171
Hal.168169
IV.2Istishna
A. Definisi
B. DasarPengaturan
C. Penjelasan
D. PerlakuanAkuntansi
D.1.PengakuandanPengukuran
D.2.Penyajian
E. IlustrasiJurnal
F. Pengungkapan
IV.3.Salam
A. Definisi
B. DasarPengaturan
C. Penjelasan
D. PerlakuanAkuntansi
D.1.PengakuandanPengukuran
Hal.166
Hal.166
Hal.166168
Hal.168170
Hal.169170
Hal.170171
Hal.171
Hal.172175
Hal.172
Hal.172
Hal.172173
Hal.173174
Hal.173174
iii
LikuiditasRupiahTransparansidanPublikasiLaporanBank
D.2.Penyajian
E. IlustrasiJurnal
Hal.174
Hal.174175
E.1.BankSebagaiPembeli
Hal.174
E.2.BankSebagaiPenjual
Hal.174175
Hal.175
F. Pengungkapan
IV.4.Persediaan
A. Definisi
B. DasarPengaturan
C. Penjelasan
D. PerlakuanAkuntansi
D.1.PengakuandanPengukuran
D.2.Penyajian
E. IlustrasiJurnal
F. Pengungkapan
BagianVAkadBagiHasil
V.1.PembiayaandanMudharabah
A. Definisi
B. DasarPengaturan
C. Penjelasan
D. PerlakuanAkuntansi
D.1.PengakuandanPengukuran
D.2.Penyajian
E. IlustrasiJurnal
F. Pengungkapan
V.2.PembiayaanMusyarakah
A. Definisi
B. DasarPengaturan
C. Penjelasan
D. PerlakuanAkuntansi
D.1.PengakuandanPengukuran
D.2.Penyajian
E. IlustrasiJurnal
F. Pengungkapan
V.3.DanaSyirkahTemporer
A. Definisi
B. DasarPengaturan
C. Penjelasan
D. PerlakuanAkuntansi
D.1.PengakuandanPengukuran
D.2.Penyajian
E. IlustrasiJurnal
F. Pengungkapan
BagianVIAkadSewa
VI.1IjarahatasAsetBerwujud
A. Definisi
B. DasarPengaturan
Hal.176177
Hal.176
Hal.176
Hal.176
Hal.177
Hal.177
Hal.177
Hal.177
Hal.177
Hal.178192
Hal.178182
Hal.178
Hal.178
Hal.178179
Hal.180
Hal.180
Hal.180
Hal.181
Hal.181182
Hal.183187
Hal.183
Hal.183
Hal.183184
Hal.184185
Hal.184185
Hal.185
Hal.185186
Hal.186187
Hal.188192
Hal.188
Hal.188
Hal.188189
Hal.189190
Hal.189190
Hal.190
Hal.190191
Hal.191192
Hal.193202
Hal.193199
Hal.193
Hal.193
iv
LikuiditasRupiahTransparansidanPublikasiLaporanBank
C. Penjelasan
D. PerlakuanAkuntansi
D.1.PengakuandanPengukuran
D.2.Penyajian
E. IlustrasiJurnal
F. Pengungkapan
VI.2IjarahatasJasa
A. Definisi
B. DasarPengaturan
C. Penjelasan
D. PerlakuanAkuntansi
D.1.PengakuandanPengukuran
D.2.Penyajian
E. IlustrasiJurnal
F. Pengungkapan
BagianVIIAkadPinjamanQardh
VII.1PinjamanQardhyangDiberikan
A. Definisi
B. DasarPengaturan
C. Penjelasan
D. PerlakuanAkuntansi
D.1.PengakuandanPengukuran
D.2.Penyajian
E. IlustrasiJurnal
F. Pengungkapan
VII.2PinjamanQardhyangDiterima
A. Definisi
B. DasarPengaturan
C. Penjelasan
D. PerlakuanAkuntansi
D.1.PengakuandanPengukuran
D.2.Penyajian
E. IlustrasiJurnal
F. Pengungkapan
BagianVIIISuratBerharga
VIII.1InvestasipadaSuratBerharga
A. Definisi
B. DasarPengaturan
C. Penjelasan
C.1.InvestasipadaSukukdanSuratBerhargaLainyangSejenis
C.2.InvestasipadaReksadanaSyariah
C.3.TagihanReverseRepoSyariah
D. PerlakuanAkuntansi
D.1.PengakuandanPengukuran
D.2.Penyajian
E. IlustrasiJurnal
Hal.193195
Hal.195196
Hal.195196
Hal.196
Hal.197198
Hal.198199
Hal.200202
Hal.200
Hal.200
Hal.200
Hal.200201
Hal.200
Hal.200201
Hal.201202
Hal.202
Hal.203207
Hal.203205
Hal.203
Hal.203
Hal.203204
Hal.204
Hal.204
Hal.204
Hal.204205
Hal.205
Hal.206207
Hal.206
Hal.206
Hal.206
Hal.206
Hal.206
Hal.206
Hal.206207
Hal.207
Hal.208225
Hal.208216
Hal.208
Hal.208
Hal.208
Hal.208210
Hal.210
Hal.210211
Hal.211212
Hal.211212
Hal.212
Hal.211212
LikuiditasRupiahTransparansidanPublikasiLaporanBank
E.1.SukukdalamKategoriDiukurpadaNilaiWajar
E.2.SukukdalamKategoriBiayaPerolehan
E.3.ReksadanaSyariahdalamKategoriDiukurpadaNIlaiWajarmelaluiLaba
Rugi
E.4.ReksadanaSyariahdalamKategoriTersediauntukDijual
E.5.TagihanReverseRepoSyariah
F. Pengungkapan
VIII.2.Penyertaan
A. Definisi
B. DasarPengaturan
C. Penjelasan
D. PerlakuanAkuntansi
D.1.PengakuandanPengukuran
D.2.Penyajian
E. IlustrasiJurnal
F. Pengungkapan
VIII.3.SuratBerhargayangDiterbitkan
A. Definisi
B. DasarPengaturan
C. Penjelasan
D. PerlakuanAkuntansi
D.1.PengakuandanPengukuran
D.2.Penyajian
E. IlustrasiJurnal
E.1.SuratBerhargadenganAkadIjarahdanAkadLain
E.2.SuratBerhargadenganAkadMudharabahdanMusyarakah
F. Pengungkapan
BagianIXPenempatanpadaBankIndonesiadanBankLain
IX.1.Kas
A. Definisi
B. DasarPengaturan
C. Penjelasan
D. PerlakuanAkuntansi
D.1.PengakuandanPengukuran
D.2.Penyajian
E. IlustrasiJurnal
F. Pengungkapan
IX.2.PenempatanpadaBankIndonesia
A. Definisi
B. DasarPengaturan
C. Penjelasan
D. PerlakuanAkuntansi
D.1.PengakuandanPengukuran
D.2.Penyajian
E. IlustrasiJurnal
F. Pengungkapan
Hal.212213
Hal.214
Hal.213214
Hal.214215
Hal.215
Hal.215216
Hal.217221
Hal.217
Hal.217
Hal.217219
Hal.219
Hal.219
Hal.219
Hal.219220
Hal.220221
Hal.222225
Hal.222
Hal.222
Hal.222
Hal.222223
Hal.222223
Hal.223
Hal.223224
Hal.223224
Hal.224
Hal.225
Hal.226236
Hal.226227
Hal.226
Hal.226
Hal.226
Hal.227
Hal.227
Hal.227
Hal.227
Hal.227
Hal.228230
Hal.228
Hal.228
Hal.228229
Hal.229
Hal.229
Hal.229
Hal.229230
Hal.230
vi
LikuiditasRupiahTransparansidanPublikasiLaporanBank
IX.3.PenempatanpadaBankLain
A. Definisi
B. DasarPengaturan
C. Penjelasan
D. PerlakuanAkuntansi
D.1.PengakuandanPengukuran
D.2.Penyajian
E. IlustrasiJurnal
F. Pengungkapan
IX.4.SimpanandariBankLain
A. Definisi
B. DasarPengaturan
C. Penjelasan
D. PerlakuanAkuntansi
D.1.PengakuandanPengukuran
D.2.Penyajian
E. IlustrasiJurnal
F. Pengungkapan
BagianXAsetTetap,AsetTidakBerwujud,danAsetyangDiambilalih
X.1.AsetTetap
A. Definisi
B. DasarPengaturan
C. Penjelasan
D. PerlakuanAkuntansi
D.1.PengakuandanPengukuran
D.2.Penyajian
E. IlustrasiJurnal
F. Pengungkapan
X.2.AsetTidakBerwujud
A. Definisi
B. DasarPengaturan
C. Penjelasan
D. PerlakuanAkuntansi
E. IlustrasiJurnal
F. Pengungkapan
X.3.AsetyangDiambilalih
A. Definisi
B. DasarPengaturan
C. Penjelasan
D. PerlakuanAkuntansi
D.1.PengakuandanPengukuran
D.2.Penyajian
E. IlustrasiJurnal
F. Pengungkapan
BagianXILiabilitasLain
XI.1.Simpanan
Hal.231234
Hal.231
Hal.231
Hal.231
Hal.231232
Hal.231232
Hal.232
Hal.232233
Hal.233234
Hal.235236
Hal.235
Hal.235
Hal.235
Hal.235236
Hal.235236
Hal.236
Hal.236
Hal.236
Hal.237254
Hal.237247
Hal.237
Hal.237
Hal.237243
Hal.243244
Hal.243244
Hal.244
Hal.244245
Hal.245247
Hal.248251
Hal.248
Hal.248
Hal.248249
Hal.249
Hal.249
Hal.249251
Hal.252254
Hal.252
Hal.252
Hal.252
Hal.252253
Hal.252
Hal.253
Hal.253
Hal.253254
Hal.255269
Hal.255256
vii
LikuiditasRupiahTransparansidanPublikasiLaporanBank
A. Definisi
B. DasarPengaturan
C. Penjelasan
D. PerlakuanAkuntansi
D.1.PengakuandanPengukuran
D.2.Penyajian
E. IlustrasiJurnal
F. Pengungkapan
XI.2.LiabilitasSegera
A. Definisi
B. DasarPengaturan
C. Penjelasan
D. PerlakuanAkuntansi
D.1.PengakuandanPengukuran
D.2.Penyajian
E. IlustrasiJurnal
F. Pengungkapan
XI.3.LiabilitasLainnya
A. Definisi
B. DasarPengaturan
C. Penjelasan
D. PerlakuanAkuntansi
D.1.PengakuandanPengukuran
D.2.Penyajian
E. IlustrasiJurnal
F. Pengungkapan
XI.4.HutangPajak
A. Definisi
B. DasarPengaturan
C. Penjelasan
D. PerlakuanAkuntansi
D.1.PengakuandanPengukuran
D.2.Penyajian
E. IlustrasiJurnal
F. Pengungkapan
XI.5.EstimasiKerugianKomitmendanKontinjensi
A. Definisi
B. DasarPengaturan
C. Penjelasan
D. PerlakuanAkuntansi
D.1.PengakuandanPengukuran
D.2.Penyajian
E. IlustrasiJurnal
F. Pengungkapan
G. KetentuanLainlain
XI.6.PinjamanSubordinasi
Hal.255
Hal.255
Hal.255
Hal.255256
Hal.255256
Hal.256
Hal.256
Hal.256
Hal.257259
Hal.257
Hal.257
Hal.257
Hal.257
Hal.257
Hal.257
Hal.258259
Hal.259
Hal.260261
Hal.260
Hal.260
Hal.260
Hal.260261
Hal.260261
Hal.261
Hal.261
Hal.261
Hal.262263
Hal.262
Hal.262
Hal.262
Hal.262
Hal.262
Hal.262
Hal.263
Hal.263
Hal.264266
Hal.264
Hal.264
Hal.264
Hal.264265
Hal.264265
Hal.265
Hal.265266
Hal.266
Hal.266
Hal.267269
viii
LikuiditasRupiahTransparansidanPublikasiLaporanBank
A. Definisi
B. DasarPengaturan
C. Penjelasan
D. PerlakuanAkuntansi
D.1.PengakuandanPengukuran
D.2.Penyajian
E. IlustrasiJurnal
F. Pengungkapan
G. KetentuanLainlain
BagianXIIEkspordanImpor
XII.1.TagihandanKewajibanAkseptasi
Hal.267
Hal.267
Hal.267268
Hal.268
Hal.268
Hal.268
Hal.268269
Hal.269
Hal.269
Hal.270305
Hal.270305
A. Definisi
Hal.270271
B. DasarPengaturan
Hal.271273
C. Penjelasan
Hal.273281
D. PengakuandanPengukuran
Hal.281287
D.1.PengakuandanPengukuran
Hal.281285
D.2.Penyajian
Hal.286287
E. IlustrasiJurnal
Hal.287304
F. Pengungkapan
Hal.304305
G. KetentuanLainlain
Hal.305
Hal.306320
BagianXIIIEkuitas
XIII.1.Ekuitas
A. Ekuitas
XIII.2.ModalDisetor
Hal.306
Hal.306
Hal.307310
Hal.307
A. Definisi
B. DasarPengaturan
Hal.307
C. Penjelasan
Hal.307
D. PerlakuanAkuntansi
Hal.308309
D.1.PengakuandanPengukuran
Hal.308
Hal.308309
E. IlustrasiJurnal
Hal.309
F. Pengungkapan
Hal.309310
G. KetentuanLainlain
Hal.310
D.2.Penyajian
Hal.311315
XIII.3.TambahanModalDisetor
A. Definisi
Hal.311
B. DasarPengaturan
Hal.311
C. Penjelasan
Hal.311312
D. PerlakuanAkuntansi
Hal.313
D.1.PengakuandanPengukuran
Hal.313
D.2.Penyajian
Hal.313
E. IlustrasiJurnal
Hal.313314
F. Pengungkapan
Hal.314315
Hal.316317
XIII.4.PenghasilanKomprehensifLain
A. Definisi
Hal.316
B. DasarPengaturan
Hal.316
C. Penjelasan
Hal.316
ix
LikuiditasRupiahTransparansidanPublikasiLaporanBank
D. PerlakuanAkuntansi
Hal.316
E. IlustrasiJurnal
Hal.317
F. Pengungkapan
Hal.317
XIII.5.SaldoLaba
Hal.318320
A. Definisi
Hal.318
B. DasarPengaturan
Hal.318
C. Penjelasan
Hal.318
D. PerlakuanAkuntansi
Hal.319
E. IlustrasiJurnal
Hal.319
F. Pengungkapan
Hal.319320
Hal.321330
BagianXIVLaporanLabaRugiKomprehensif
XIV.1.Pengertian
Hal.321322
XIV.2.KomponenLabaRugi
Hal.323326
A. Definisi
Hal.323
B. DasarPengaturan
Hal.323
C. Penjelasan
Hal.323324
D. PerlakuanAkuntansi
Hal.325326
E. IlustrasiJurnal
Hal.326
F. Pengungkapan
Hal.326
Hal.327330
Hal.327
XIV.3.KomponenPenghasilanKomprehensifLain
A. Definisi
B. DasarPengaturan
Hal.327
C. Penjelasan
Hal.327328
D. PerlakuanAkuntansi
Hal.328329
E. IlustrasiJurnal
Hal.329329
F. Pengungkapan
Hal.330
Hal.331332
BagianXVLaporanPerubahanEkuitas
A. Definisi
Hal.331
B. DasarPengaturan
Hal.331
C. Penjelasan
BagianXVILaporanArusKas
Hal.331332
Hal.333336
A. Definisi
Hal.333
B. DasarPengaturan
Hal.333
C. Penjelasan
BagianXVIILaporanRekonsiliasiPendapatandanBagiHasil
Hal.333336
Hal.337340
A. Definisi
Hal.337
B. DasarPengaturan
Hal.337
C. Penjelasan
Hal.337339
D. Pengungkapan
Hal.340
Hal.341343
Hal.341
BagianXVIIILaporanSumberdanPenyaluranDanaZakat
A. Definisi
B. DasarPengaturan
Hal.341
C. Penjelasan
Hal.341342
D. PerlakuanAkuntansi
Hal.342
E. IlustrasiJurnal
Hal.342
F. Pengungkapan
Hal.342343
LikuiditasRupiahTransparansidanPublikasiLaporanBank
BagianXIXLaporanSumberdanPenggunaanDanaKebajikan
Hal.344346
A. Definisi
Hal.344
B. DasarPengaturan
Hal.344
C. Penjelasan
Hal.344345
D. PerlakuanAkuntansi
Hal.345
E. IlustrasiJurnal
F. Pengungkapan
Hal.346
Hal.347350
Hal.347
BagianXXCatatanAtasLaporanKeuangan
Hal.345346
A. Definisi
B. DasarPengaturan
Hal.347
C. Penjelasan
Hal.347350
Lampiran2PedomanPenyusunanLaporanTahunanBankUmumdanLaporan
TertentuyangDisampaikankepadaBankIndonesia
A. PetunjukUmum
B. PetunjukKhusus
1. PedomanPengisianPengungkapanStrukturPermodalan
2. PedomanPengisianPengungkapanTagihanBersihBerdasarkanWilayah
3. PedomanPengisianPengungkapanTagihanBersihBerdasarkanSisaJangkaWaktuKontrak
4. PedomanPengisianPengungkapanTagihanBersihBerdasarkanSektorEkonomi
5. PedomanPengisianPengungkapanTagihandanPencadanganBerdasarkanWilayah
6. PedomanPengisianPengungkapanTagihandanPencadanganBerdasarkanSektorEkonomi
7. PedomanPengisianPengungkapanRincianMutasiCadanganKerugianPenurunanNilai
Hal.351396
8. PedomanPengisianPengungkapanTagihanBersihBerdasarkanKategoriPortofoliodanSkala
Peringkat
9. PedomanPengisianPengungkapanRisikoKreditPihakLaws(CounterpartyCreditRisk)
10. PedomanPengisianPengungkapanTagihanBersihBerdasarkanBobotRisikosetelah
MemperhitungkanDampakMitigasiRisikoKredit
11. PedomanPengisianPengungkapanTagihanBersihdanTeknikMitigasiRisikoKredit
12. PedomanPengisianPengungkapanTransaksiSekuritisasi
13. PedomanPengisianPengungkapanRingkasanAktivitasTransaksiSekuritisasidimanaBank
BertindaksebagaiKrediturAsal
14. PedomanPengisianPengungkapanPerhitunganATMRRisikoKreditdenganMenggunakan
PendekatanStandar
15. PedomanPengisianPengungkapanRisikoPasarMenggunakanMetodeStandar
16. PedomanPengisianPengungkapanRisikoPasardenganModalInternal(ValueatRisk/VaR)
17. PedomanPengisianPengungkapanRisikoOperasional
18. PedomanPengisianPengungkapanProfilMaturitasRupiahdanValas
Lampiran3
Lampiran3a
Lampiran4
Lampiran4a
Lampiran5
Lampiran5a
Lampiran6
Lampiran7
LaporanPosisiKeuangan/NeracaTriwulanan(BankUmum)
LaporanPosisiKeuangan/NeracaBulanan(BankUmum)
LaporanLabaRugiKomprehensifTriwulanan(BankUmum)
LaporanLabaRugiBulanan(BankUmum)
LaporanKomitmendanKontinjensiTriwulanan(BankUmum)
LaporanKomitmendanKontinjensiBulanan(BankUmum)
LaporanTransaksiSpotdanDerivatifTriwulanan(BankUmum
LaporanKualitasAsetProduktifdanInfomrasiLainnyaTriwulanan
(BankUmum)
Lampiran7a LaporanKualitasAsetProduktifdanInformasiLainnyaBulanan
(BankUmum)
Lampiran8.1
LaporanPerhitunganKewajibanPenyediaanModalMinimum
Hal.352353
Hal.354396
Hal.354355
Hal.356357
Hal.358359
Hal.360362
Hal.363364
Hal.364366
Hal.367368
Hal.368370
Hal.371373
Hal.374376
Hal.377379
Hal.380381
Hal.381383
Hal.383389
Hal.390
Hal.390391
Hal.392
Hal.393396
Hal.397398
Hal.399400
Hal.401402
Hal.403404
Hal.405
Hal.406407
Hal.408
Hal.409410
Hal.411412
Hal.413414
xi
LikuiditasRupiahTransparansidanPublikasiLaporanBank
Lampiran8.a.1
Lampiran8.2
Lampiran8.a.2
Lampiran9
Lampiran10
Lampiran10a
Lampiran11
Lampiran11a
Lampiran12
Lampiran13
Lampiran14
Lampiran15.1
Lampiran15.2
Lampiran16
Lampiran17
Lampiran17a
Lampiran18
Lampiran18a
Lampiran19
Lampiran19a
Lampiran20
Lampiran20a
Lampiran20b
Lampiran20c
Lampiran21
Lampiran21a
Lampiran22
Lampiran23
Lampiran24
Lampiran25
Lampiran26
TriwulananBankUmum(BankUmum)
LaporanPerhitunganKewajibanPenyediaanModalMinimum
BulananBankUmum(BankUmum)
LaporanPerhitunganKewajibanPenyediaanModalMinimum
TriwulananBankAsing(BankUmum)
LaporanPerhitunganKewajibanPenyediaanModalMinimum
BulananBankAsing(BankUmum)
LaporanRasioKeuanganTriwulanan(BankUmum)
PedomanPenyusunanLaporanPosisiKeuangan/Neraca
Triwulanan(BankUmum)
PedomanPenyusunanLaporanPosisiKeuangan/NeracaBulanan
(BankUmum)
PedomanPenyusunanLaporanLabaRugiKomprehensif
Triwulanan(BankUmum)
PedomanPenyusunanLaporanLabaRugiBulanan(BankUmum)
PedomanPenyusunanLaporanKomitmendanKontinjensi(Bank
Umum)
PedomanPenyusunanLaporanTransaksiSpotdanDerivatif(Bank
Umum)
PedomanPenyusunanLaporanKualitasAsetProduktifdan
InformasiLainnya(BankUmum)
PedomanPerhitunganModalBankUmum(BankUmum)
PedomanPerhitunganModalBankAsing(BankUmum)
PedomanPerhitunganRasioKeuangan(BankUmum)
Neraca(BUSdanUUS)
NeracaPublikasiBulanan(BUSdanUUS)
LaporanLaba/RugidanSaldoLaba(BUSdanUUS)
LaporanLaba/RugidanSaldoLabaPublikasiBulanan(BUSdan
UUS)
KomitmendanKontinjensi(BUSdanUUS)
KomitmendanKontinjensiPublikasiBulanan(BUSdanUUS)
KualitasAktivaProduktifdanInformasiLainnya(BUSdanUUS)
KualitasAktivaProduktifdanInformasiLainnyaPublikasiBulanan
(BUSdanUUS)
KualitasAktivaProduktifdanInformasiLainnya(BUSdanUUS)
PedomanPenyusunanLaporanKualitasAktivaProduktifdan
InformasiLainnya(BUSdanUUS)
PerhitunganKewajibanPenyediaanModalMinimumTahunan(BUS
danUUS)
PerhitunganKewajibanPenyediaanModalMinimum(BUSdanUUS)
TabelPerhitunganRasioKeuangan(BUSdanUUS)
PedomanPenyusunanNeraca(BUSdanUUS)
PedomanPenyusunanLaba/RugidanPerubahanSaldoLaba(BUS
danUUS)
PedomanPenyusunanLaporanKomitmendanKontinjensi(BUSdan
UUS)
PedomanPerhitunganKewajibanPenyediaanModalMinimum(BUS
danUUS)
Hal.414415
Hal.416
Hal.417
Hal.418419
Hal.420421
Hal.422423
Hal.424428
Hal.429433
Hal.434
Hal.435436
Hal.437439
Hal.440442
Hal.443444
Hal.445450
Hal.451452
Hal.453454
Hal.455
Hal.456
Hal.457
Hal.458
Hal.459460
Hal.461
Hal.462463
Hal.464466
Hal.467468
Hal.469470
Hal.471472
Hal.473478
Hal.479482
Hal.483
Hal.484486
xii
LikuiditasRupiahTransparansidanPublikasiLaporanBank
Lampiran27
PedomanPerhitunganAktivaTertimbangMenurutRisiko(ATMR)
BerdasarkanLBUS(BUSdanUUS)
PedomanPerhitunganModal(BUSdanUUS)
PedomanPerhitunganRasioKeuangan(BUSdanUUS)
LaporanSumberdanPenggunaanDanaZIS(BUSdanUUS)
LaporanSumberdanPenggunaanDanaQardh(BUSdanUUS)
LaporanPerubahanDanaInvestasiTerikat(BUSdanUUS)
DistribusiBagiHasil(BUSdanUUS)
InformasiKeuanganUsahaSyariah(BUSdanUUS)
PedomanPenyusunanNeracaUUS(BUSdanUUS)
PedomanPenyusunanLaba/RugiUUS(BUSdanUUS)
PedomanPenyusunanKomitmendanKontinjensiUUS
PenyesuaianPedomanAkuntansiPerbankanIndonesia(PAPI)2008
PermohonanPendaftaranAkuntanPubliksebagaiAuditorBank
(BUSdanUUS)
DaftarRiwayatHidup(BUSdanUUS)
LaporanPemeriksaanatasBank(BankdanUUS)
PermohonanPendaftaranAkuntanPubliksebagaiAuditorBank
(BankUmum)
DaftarRiwayatHidup(BankUmum)
LaporanPemeriksaanatasPTBank(BankUmum)
PenyusunanLaporanKeuanganPublikasi(BPRSeptember2013)
Lampiran28
Lampiran29
Lampiran30
Lampiran31
Lampiran32
Lampiran33
Lampiran34
Lampiran35
Lampiran36
Lampiran37
Lampiran38
Lampiran39a
Lampiran39b
Lampiran40
Lampiran41a
Lampiran41b
Lampiran42
Lampiran43A
BabIPenjelasanUmum
I. TujuanPenyusunanLaporanKeuanganPublikasi
II. BPRPelapor
III. PenyampaianPertanyaan
BabIIPedomanPengisianLaporanKeuanganPublikasi
Tabel1Neraca
PenjelasanPosposNeraca
Aktiva
Pasiva
Tabel2LaporanLabaRugi
PenjelasanLaporanLabaRugi
Pendapatan
Beban
Tabel3LaporanKomitmendanKontinjensi
PenjelasanLaporanKomitmendanKontinjensi
Komitmen
Kontinjensi
Tabel4KualitasAktivaProduktifdanInformasiLainnya
PenjelasanFormulirKualitasAktivaProduktifdanInformasiLainnya
Lampiran43
PenyusunanLaporanKeuanganPublikasi(BPR)
BabIPenjelasanUmum
BabIIPedomanPengisianLaporanKeuanganPublikasi
LaporanNeraca
PenjelasanPosposNeraca
I.
Aset
Hal.487489
Hal.490492
Hal.493496
Hal.497
Hal.498
Hal.499
Hal.500
Hal.501
Hal.502506
Hal.507510
Hal.511
Hal.512516
Hal.517518
Hal.519520
Hal.521
Hal.522524
Hal.525526
Hal.527
Hal.528547
Hal.529
Hal.529
Hal.529
Hal.529
Hal.530547
Hal.530531
Hal.532537
Hal.532533
Hal.534537
Hal.538
Hal.539541
Hal.539
Hal.539541
Hal.542
Hal.543
Hal.543
Hal.543
Hal.544
Hal.545546
Hal.548583
Hal.549
Hal.550583
Hal.550551
Hal.552562
Hal.552557
xiii
LikuiditasRupiahTransparansidanPublikasiLaporanBank
II.
Kewajiban
III.
Ekuitas
LaporanLabaRugi
PenjelasanLaporanLaba/Rugi
I.
PendapatanOperasional
II.
BebanOperasional
III.
Laba/RugiOperasional
IV.
PendapatanNonOperasional
V.
BebanNonOperasional
VI.
Laba/RugiNonOperasional
VII.
TaksiranPajakPenghasilan
VIII.
Laba/RugiBersih
LaporanKualitasAktivaProduktif
PenjelasanLaporanKualitasAktivaProduktif
I.
PenempatanpadaBankLain
II.
KredityangDiberikan
III.
Kolektibilitas
IV.
Rasiorasio
LaporanKomitmendanKontinjensi
PenjelasanLaporanKomitmendanKontinjensi
I.
Komitmen
II.
KredityangDiberikan
LaporanInformasiLainnya
PenjelasanInformasiLainnya
I.
PengurusBank
II.
PemilikBankdanPemegangSaham
Lampiran44
Lampiran45
Lampiran46
Lampiran47
Lampiran48
Lampiran49
Lampiran50
Lampiran51
Lampiran52
ContohPerjanjianantarBPRdanKantorAkuntanPublik
Neraca(BPRS)
PerhitunganLabaRugi(BPRS)
DaftarKomitmendanKontinjensi(BPRS)
KualitasAktivaProduktif&InformasiLainnyaPublikasi
(BPRS)
LaporanSumberdanPenggunaZIS(BPRS)
LaporanSumberdanPenggunaanQardh(BPRS)
TabelDistribusiBagiHasil(BPRS)
LaporanPerubahanDanaInvestasiTerikat(MudharabahMuqayyadah)
(BPRS)
Hal.557560
Hal.560562
Hal.563
Hal.564574
Hal.564567
Hal.567571
Hal.571
Hal.571572
Hal.572573
Hal.573
Hal.573
Hal.574
Hal.575
Hal.576578
Hal.576
Hal.576
Hal.577
Hal.577578
Hal.579
Hal.580581
Hal.580
Hal.580581
Hal.582
Hal.583
Hal.583
Hal.583
Hal.584592
Hal.593
Hal.594
Hal.595
Hal.596
Hal.597
Hal.598
Hal.599
Hal.600
xiv
LikuiditasRupiahTransparansidanPublikasiLaporanBank
RekamJejakRegulasiTransparansidanPublikasiLaporanBank
xv
LikuiditasRupiah
TransparansidanPublikasiLaporanBank
DasarHukum:
UndangUndangNomor21Tahun2008tentangPerbankanSyariah
UndangUndangNomor23Tahun1999tentangBankIndonesiasebagaimanatelahdiubahbeberapakali,
terakhirdenganUndangUndangNomor6Tahun2009
UndangUndang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang
undangNomor10Tahun1998
RegulasiTerkait:
PeraturanBankIndonesiaNomor14/12/PBI/2012tentangLaporanKantorPusatBankUmum
PeraturanBankIndonesiaNomor12/23/PBI/2010tentangPenilaianKemampuandanKepatutan
PeraturanBankIndonesiaNomor8/13/PBI/2006tentangBatasMaksimumPemberianKreditBankUmum
Peraturan Bank Indonesia Nomor 4/7/PBI/2002 tentang Prinsip Kehatihatian dalam Rangka Pembelian
KreditolehBankdariBadanPenyehatanPerbankanNasional
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/1/DPNP 2013 perihal Transparansi Informasi Suku Bunga Dasar
Kredit
SuratEdaranBankIndonesiaNomor14/31/DPNP2012perihalLaporanKantorPusatBankUmum
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/26/DPNP 2011 Perubahan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor
13/8/DPNP2011perihalPenilaianKemampuandanKepatutan
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/14/DPNP 2005 perihal Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank
Umum
RegulasiBankIndonesia:
Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/3/PBI/2013 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank
PerkreditanRakyat
PeraturanBankIndonesiaNomor14/14/PBI/2012tentangTransparansiDanPublikasiLaporanBank
Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/50/PBI/2005 tentang Perubahan atas PBI 3/22/PBI/2001 tentang
TransparansiKondisiKeuanganBank
Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/47/PBI/2005 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank
PerkreditanRakyatSyariah
PeraturanBankIndonesiaNomor3/22/PBI/2001tentangTransparansiKondisiKeuanganBank
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/43/DPNP 2013 perihal Perubahan atas Surat Edaran Bank
Indonesia Nomor 15/29/DKBU tanggal 31 Juli 2013 perihal Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan
PublikasiBankPerkreditanRakyat
SuratEdaranBankIndonesiaNomor15/29/DKBU2013perihalLaporanTahunandanLaporanKeuangan
PublikasiBankPerkreditanRakyat
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/26/DPbS 2013 perihal Pelaksanaan Pedoman Akuntansi
PerbankanSyariahIndonesia
SuratEdaranBankIndonesiaNomor13/30/DPNP2011perihalPerubahanKetigaatasSuratEdaranBank
Indonesia Nomor 3/30/DPNP 2001 perihal Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dan Bulanan Bank
UmumsertaLaporanTertentuyangDisampaikankepadaBankIndonesia
SuratEdaranBankIndonesiaNomor14/35/DPNPTahun2012tentangLaporanTahunanBankUmumdan
LaporanTahunanTertentuyangDisampaikankepadaBankIndonesia.
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/14/DKBU 2010 perihal Pelaksanaan Pedoman Akuntansi Bank
PerkreditanRakyat
SuratEdaranBankIndonesiaNomor12/11/DPNP2010perihalPerubahanKeduaatasSuratEdaranBank
Indonesia Nomor 3/30/DPNP 2001 perihal Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dan Bulanan Bank
UmumsertaLaporanTertentuyangDisampaikankepadaBankIndonesia
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/33/DPNP Tahun 2009 perihal Perubahan atas Surat Edaran No.
11/4/DPNPtanggal27Januari2009tentangPelaksanaanPedomanAkuntansiPerbankanIndonesia.
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/4/DPNP tanggal 27 Januari 2009 perihal Pelaksanaan Pedoman
AkuntansiPerbankanIndonesia
xvi
LikuiditasRupiahTransparansidanPublikasiLaporan
Bank
SuratEdaranBankIndonesiaNomor8/11/DPbStahun2006perihalPerubahanSENo.7/56/DPbStahun
2005 tentang Laporan Tahunan, Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dan Bulanan serta Laporan
tertentudariBankyangDisampaikankepadaBankIndonesia
SuratEdaranBankIndonesiaNomor7/57/DPbs2005HubunganantaraBankyangMelaksanakanKegiatan
UsahaBerdasarkanPrinsipSyariah,KantorAkuntanPublik,AkuntanPublik,DewanPengawasSyariahdan
BankIndonesia
SuratEdaranBankIndonesiaNomor7/56/DPbStahun2005perihalLaporanTahunan,LaporanKeuangan
Publikasi Triwulanan dan Bulanan serta Laporan tertentu dari Bank yang Disampaikan kepada Bank
Indonesia
SuratEdaranBankIndonesiaNomor7/52/DPbStahun2005perihalTransparansiKondisiKeuanganBank
PembiayaanRakyatSyariah
SuratEdaranBankIndonesiaNomor7/10/DPNPtahun2005perihalPerubahanatasSE3/30/DPNP2001
perihal Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dan Bulanan Bank Umum serta Laporan Tertentu yang
DisampaikankepadaBankIndonesia
SuratEdaranBankIndonesiaNomor3/32/DPNP2001perihalHubunganAntaraBank,AkuntanPublikdan
BankIndonesia
SuratEdaranBankIndonesiaNomor3/30/DPNP2001perihalLaporanKeuanganPublikasiTriwulanandan
BulananBankUmumsertaLaporanTertentuyangDisampaikankepadaBankIndonesia
xvii
LikuiditasRupiah
Paragraf
TransparansidanPublikasiLaporanBank
SumberRegulasi
Moneter
LikuiditasRupiah
BABI
TransparansidanPublikasiLaporanBank
KetentuanUmum
Pasal1
14/14/PBI/2012
Ayat114
Ketentuan
LikuiditasRupiah
Paragraf
TransparansidanPublikasiLaporanBank
SumberRegulasi
Ketentuan
6. Perusahaan Afiliasi adalah Perusahaan Anak dari Perusahaan Induk
dikendalikanolehPerusahaanIndukyangsama.
MaksimumPemberianKredit.
PengungkapanPihakpihakBerelasi.
UndangUndangtentangAkuntanPublik.
Bankdalamkurunwaktu1(satu)tahun.
Bankyangdisusunberdasarkanstandarakuntansikeuangan.
Indonesia.
disusunberdasarkanLaporanBulananBankUmumdandipublikasikan
setiapbulan,sesuaidenganketentuanBankIndonesia.
14. TahunBukuadalahtahuntakwimatautahunyangdimulaidaribulan
JanuarisampaidenganbulanDesember.
SE7/56/DPbS
15. UnitUsahaSyariah,yangselanjutnyadisebutUUS,adalahunitkerjadi
2005
kantor pusat bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha secara
RomawiI.7
konvensionalyangberfungsisebagaikantorindukdarikantorcabang
syariah dan atau unit syariah, atau unit kerja di kantor cabang dari
kantorcabangpembantusyariahdanatauunitsyariah.
Dalamrangkatransparansikondisikeuangan,Bankwajibmenyusundan
Pasal2
14/14/PBI/2012 menyajikanlaporankeuangan,yangterdiriatas:
a. LaporanTahunan;
Hurufa
A. BankUmumKonvensional
SE14/35/DPNP
1. Publikasi Laporan Tahunan Bank dimaksudkan untuk
2012
memberikan informasi berkala mengenai kondisi Bank secara
RomawiI.1I.6
kepadapublikdanmenjagakepercayaanmasyarakatterhadap
lembagaperbankan
2. LaporanTahunanselaindisampaikankepadapemegangsaham,
(YLKI),lembagapemeringkatdiIndonesia,asosiasiperbankandi
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
SE7/56/DPbS
2005
RomawiI.1I.3,
I.6,I.11
3.
4.
5.
6.
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
Indonesia, Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia
(LPPI), 2 (dua) lembaga penelitian di bidang ekonomi dan
keuangan, dan 2 (dua) majalah ekonomi dan keuangan.
Sedangkanlaporantahunantertentuhanyawajibdisampaikan
kepada Bank Indonesia. Batas waktu penyampaian Laporan
Tahunan dan laporan tahunan tertentu paling lama 5 (lima)
bulansetelahTahunBukuberakhir.
LaporanTahunanwajibdisusununtuk1(satu)TahunBukudan
disajikan paling kurang dengan perbandingan 1 (satu) Tahun
Bukusebelumnya.
Laporan Tahunan wajib dicantumkan dalam website Bank
paling lama 1 (satu) hari kerja setelah batas waktu
penyampaian Laporan Tahunan, dan dipelihara dalam website
Bank paling kurang untuk 2 (dua) periode laporan berturut
turut.
LaporanTahunanBankharusdisusundalamBahasaIndonesia.
Dalam hal Laporan Tahunan juga dibuat selain dalam Bahasa
Indonesia, baik dalam dokumen yang sama maupun terpisah,
maka Laporan Tahunan dimaksud harus memuat informasi
yangsama.
Mata uang yang digunakan dalam Laporan Tahunan adalah
Rupiah.
B. BankUmumSyariahdanUnitUsahaSyariah
1. SesuaidenganUndangUndangNomor7Tahun1992tentang
PerbankansebagaimanatelahdiubahdenganUndangundang
Nomor10Tahun1998,Bankdiwajibkanuntukmenyampaikan
keterangan dan penjelasan yang berkaitan dengan kegiatan
usaha Bank dalam rangka pemantauan keadaan usaha Bank
olehpublikdanBankIndonesia.
2. Dalam rangka pemenuhan informasi yang disampaikan Bank
yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip
syariah (Bank) dan UUS untuk mencapai dan memelihara
kepercayaan investasimasyarakatterhadapBanksertaupaya
meningkatkan transparansi kondisi keuangan Bank kepada
publik, maka informasi dalam laporan tersebut harus bisa
menyajikanhakdankewajibandaripihakterkait,memberikan
kontribusiuntukmelindungiasetBankdanpemenuhanprinsip
syariah dalam semua transaksi, serta dapat memberikan
informasi yang berguna tentang perkembangan usaha dan
kinerja Bank kepada para pihak terkait (stakeholders) dalam
hubungannyadenganBank.
3. Bentuk penyampaian keterangan dan pengumuman atau
publikasikegiatanusahaBankdalamrangkapemantauanoleh
publik dan Bank Indonesia adalah berupa Laporan Tahunan,
Laporan Keuangan Publikasi, dan Laporan Informasi Tertentu
yangditetapkanolehBankIndonesia.;
4. Apabila Laporan Tahunan, Laporan Keuangan Publikasi dan
Laporan Informasi Tertentu juga dibuat selain dalam Bahasa
Indonesia,baikdalamdokumenyangsamamaupunterpisah,
makaLaporandimaksudharusmemuatinformasiyangsama.
LikuiditasRupiah
Paragraf
TransparansidanPublikasiLaporanBank
SumberRegulasi
Ketentuan
5. AngkaangkadalamLaporanwajibdisajikandalammatauang
Rupiah.
b. LaporanKeuanganPublikasiTriwulanan;
Pasal2
14/14/PBI/2012
Hurufb
A. BankUmumKonvensional
SE3/30/DPNP
2001
1. Sesuai dengan Undangundang Nomor 7 Tahun 1992 tentang
RomawiI
PerbankansebagaimanatelahdiubahdenganUndangundang
Nomor10Tahun1998,Bankdiwajibkanuntukmenyampaikan
olehpublikdanBankIndonesia.
keterangandaninformasisebagaimanadimaksudpadaangka
penyampaiandanpengumumansecaratahunan,semesteran,
triwulananmaupunbulanan.
kinerjaatauhasilusahaBanksertainformasikeuanganlainnya
dapatdiperbandingkan,perluditetapkanbentukdancakupan
penyajianyangdidasarkanpadaPernyataanStandarAkuntansi
ketentuandanpedomanyangditetapkanolehBankIndonesia.
Triwulananiniselainwajibdiumumkandalamsuratkabarjuga
padahomepageBankIndonesia.
SE12/11/DPNP
5. Perlakuan akuntansi untuk pospos dalam Laporan Keuangan
2010
PublikasiTriwulanandanLaporanKeuanganPublikasiBulanan
Nomor6
didasarkan pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK)yangberlaku,PedomanAkuntansiPerbankanIndonesia
olehBankIndonesia.
SE7/56/DPbS
B. BankUmumSyariahdanUnitUsahaSyariah
2005
1. Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan disusun untuk
RomawiI.4,I.5,
memberikaninformasimengenaiposisikeuangan,kinerjaatau
I.8,I.9,I.10,I.11
hasil usaha Bank dan UUS serta informasi keuangan lainnya
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
Pasal2
14/14/PBI/2012
Hurufce
2.
3.
4.
5.
6.
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
Publikasidapatdiperbandingkan,perluditetapkanbentukdan
cakupan penyajian yang didasarkan pada Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) yang relevan untuk perbankan
syariah, Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia
(PAPSI),sertaketentuanyangditetapkanolehBankIndonesia.
Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan yang wajib disajikan
olehBankadalahlaporankeuanganuntukposisiakhirMaret,
Juni, September dan Desember. Laporan Keuangan Publikasi
Triwulananiniselainwajibdiumumkandalamsuratkabarjuga
akan diumumkan dalam home page Bank Indonesia. Bank
Indonesia juga akan mengumumkan Laporan Bulanan dalam
bentuk Laporan Keuangan Publikasi Bulanan pada homepage
BankIndonesia.
Unit Usaha Syariah harus menyajikan informasi keuangan
syariahsecaratriwulananuntukposisiMaret,Juni,September
dan Desember berupa neraca, laba rugi, komitmen dan
kontinjensi sebagaimana tercantum dalam lampiran 16,
informasi perhitungan bagi hasil sebagaimana tercantum
dalam Lampiran 15, dan pedoman penyusunan neraca, laba
rugi dan komitmen dan kontinjensi sebagaimana tercantum
dalam Lampiran 17, Lampiran 18 dan Lampiran 19 (Lampiran
34, Lampiran 33, Lampiran 35, Lampiran 36 dan Lampiran 37
dalamkodifikasiini).Informasikegiatanusahasyariahtersebut
harus ditanda tangani oleh Dewan Pengawas Syariah dan
PimpinanUnitUsahaSyariah.
Khusus untuk pelaporan publikasi UUS posisi bulan Juni dan
Desember, selain menyajikan laporan , harus pula
menyajikan Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat,
Infaq dan Shadaqah (ZIS) sebagaimana tercantum dalam
Lampiran 12 (Lampiran 30 dalam kodifikasi ini); Laporan
SumberdanPenggunaanDanaQardhsebagaimanatercantum
dalam Lampiran 13 (Lampiran 31 dalam kodifikasi ini) ; serta
Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat, jika ada
sebagaimana tercantum dalam Lampiran 14 (Lampiran 32
dalamkodifikasiini).
UUS melalui kantor pusatnya harus menyajikan laporan
publikasitriwulanan,termasukjugaakandiumumkankedalam
homepageBankIndonesia.
AngkaangkadalamLaporanwajibdisajikandalammatauang
Rupiah.
c. LaporanKeuanganPublikasiBulanan;
Penjelasan tentang ini untuk Bank Umum Konvesional dapat dilihat
padaParagraf2butirb.A.4danbutirb.A.5diatas,sedangkanuntuk
Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah dapat dilihat pada
Paragraf2butirb.B.2danbutirb.B.6.
d. LaporanKeuanganKonsolidasi;dan
e. LaporanPublikasiLain.
LikuiditasRupiah
Paragraf
TransparansidanPublikasiLaporanBank
SumberRegulasi
Ketentuan
BABII
LaporanTahunan
(1) Bank wajib menyusun Laporan Tahunan yang paling kurang
Pasal3
mencakup:
14/14/PBI/2012
a. Informasiumumyangmeliputi:
1. kepengurusan;
2. kepemilikan;
termasukperkembanganusahaUnitUsahaSyariah(UUS);
kebijakanmanajemenUUS;dan
5. laporanmanajementermasuklaporanmanajemenUUS;
b. LaporanKeuanganTahunanyangmeliputi:
1. LaporanPosisiKeuangan(Neraca);
2. LaporanLabaRugiKomprehensif;
3. LaporanPerubahanEkuitas;
4. LaporanArusKas;
5. catatanataslaporankeuangan,termasukinformasimengenai
komitmendankontinjensi;
c. opinidariAkuntanPublik;
BanksertapraktekmanajemenrisikoyangditerapkanBank;
e. seluruhasperktransparansidaninformasiyangdiwajibkanuntuk
LaporanKeuanganPublikasiTriwulanan;
dan
g. informasilain.
dimaksudpadaayat(1),wajibdilakukanpengungkapanmengenai:
a. permodalanbank;dan
palingkuranguntukrisikokredit,risikopasar,risikooperasional,
risikolikuiditas,risikostrategic,risikoreputasi;risikokepatuhan;
danrisikohukum.
(3) Bagi Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank Umum Konvensional yang
hurufb,wajibmenyampaikan:
Shadaqah(ZIS);
b. laporanSumberdanPenggunaanDanaQardh;dan
c. laporanPerubahanDanaInvestasiTerikat.
(4) LaporanKeuanganTahunanwajibdiauditolehAkuntanPublik.
(5) LaporanTahunansebagaimanadimaksudpadaayat(1),ayat(2),ayat
(3) wajib disusun untuk 1 (satu) Tahun Buku dan disajikan paling
kurangdenganperbandingan1(satu)TahunBukusebelumnya.
sebagaimanadimaksuddalamPasal3(Paragraf3dalamkodifikasiini)
akandiaturlebihlanjutdenganSuratEdaranBankIndonesia.
LikuiditasRupiah
Paragraf
TransparansidanPublikasiLaporanBank
SumberRegulasi
Ketentuan
A. BankUmumKonvensional
SE14/35/DPNP
CakupanLaporanTahunan
2012
LaporanTahunanpalingkurangmencakuphalhalsebagaiberikut:
RomawiII
1. InformasiUmum
InformasiUmumdalamLaporanTahunanpalingkurangmemuat:
Komisaris,Direksi,danpejabateksekutifbesertajabatandan
ringkasanriwayathidupnya;
kepemilikansaham;
memuatdatamengenai:
lembarsahamyangditempatkandandisetor;dan
publikasilaporanBank.
usahaBank;
corporategovernance,danpalingkurangmencakup:
1) strukturorganisasi;
2) aktivitasutama;
3) teknologiinformasi;
penyalurankredirkepadadebiturUsahaMikro,Kecil,dan
Menengah(UMKM);
5) tingkatsukubungapenghimpunandanpenyediaandana;
6) perkembanganperekonomiandantargetpasar;
7) jaringankerjadanmitrausahabaikdidalamdan/ataudi
luarnegeri;
8) jumlah,jenis,danlokasikantor;
dalamkelompokusahaBank;
kelompokusahaBankdalamtahunyangbersangkutan;
mendatang;dan
manusia.
2. LaporanKeuanganTahunan
LaporanKeuanganTahunanpalingkurangmencakup:
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
Publik,yangmeliputi:
1) LaporanPosisiKeuangan(Neraca);
2) LaporanLabaRugiKomprehensif;
3) LaporanPerubahanEkuitas;
4) LaporanArusKas;dan
5) Catatan atas Laporan Keuangan, termasuk informasi
mengenaiKomitmendanKontinjensi.
b. Bagi Bank yang memiliki Perusahaan Anak, selain Laporan
Keuangan Bank secara individual sebagaimana dimaksud
pada huruf a, Laporan Keuangan Tahunan juga mencakup
Laporan Keuangan Konsolidasi yang telah diaudit oleh
Akuntan Publik, yang merupakan konsolidasi Laporan
Keuangan Bank dan Perusahaan Anak, yang paling kurang
terdiriatas:
1) LaporanPosisiKeuangan(Neraca);
2) LaporanLabaRugiKomprehensif;
3) LaporanPerubahanEkuitas;dan
4) KomitmendanKontinjensi.
c. Bagi Bank yang merupakan bagian dari suatu kelompok
usaha, selain laporan sebagaimana dimaksud pada huruf a
dan huruf b, Bank juga wajib menyampaikan Laporan
KeuanganTahunanyangterdiriatas:
1) Laporan Keuangan Perusahaan Induk yang telah diaudit
oleh Akuntan Publik, yang merupakan hasil konsolidasi
dariseluruhperusahaandidalamkelompokusahasesuai
dengan standar akuntansi yang berlaku, yang paling
kurangmeliputi:
a) LaporanPosisiKeuangan(Neraca);
b) LaporanLabaRugiKomprehensif;
c) LaporanPerubahanEkuitas;dan
d) KomitmendanKontinjensi;
2) Laporan Keuangan Perusahaan Induk di Bidang
Keuangan, yang telah diaudit oleh Akuntan Publik, yang
merupakan hasil konsolidasi dari seluruh perusahaan di
dalamkelompokbidangkeuangansesuaidenganstandar
akuntansiyangberlaku,danpalingkurangmeliputi:
a) LaporanPosisiKeuangan(Neraca);
b) LaporanLabaRugiKomprehensif;
c) LaporanPerubahanEkuitas;dan
d) KomitmendanKontinjensi.
Dalam hal kelompok usaha tidak memiliki Perusahaan Induk
di Bidang Keuangan maka laporan keuangan yang
disampaikan adalah Laporan Keuangan Perusahaan Induk
yangtelahdiauditolehAkuntanPublik.
3. OpinidariAkuntanPublik
Opini dari Akuntan Publik antara lain memuat pendapat atas
LaporanKeuanganTahunansebagaimanadimaksuddalamangka
2.
4. Pengungkapan Permodalan serta Pengungkapan Eksposur Risiko
danPenerapanManajemenRisikoBank
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
a. Pengungkapan permodalan serta pengungkapan eksposur
risiko dan penerapan manajemen risiko bertujuan untuk
meningkatkan transparansi kepada publik dengan
menetapkan persyaratan pengungkapan minimum, sehingga
publikdapatmenilaiprofilrisikodankecukupanpermodalan
Bank.
b. Bank harus memiliki kebijakan tertulis yang disetujui oleh
Direksi mengenai pengungkapan sebagaimana diatur dalam
angka ini. Kebijakan antara lain terkait dengan isi
pengungkapan yang akan dilaporkan dan pengendalian
internaldalamprosespengungkapan.
c. Pengungkapan dilakukan dengan mengacu pada Pedoman
pengungkapansebagaimanatercantumdalamlampiran,yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran Bank
Indonesiaini.
Pengungkapan informasi sebagaimana dimaksud pada huruf a,
terdiriatas:
a. PengungkapanPermodalan
Pengungkapanpalingkurangmencakup:
1) Pengungkapan kualitatif, yang antara lain memuat
informasitentang:
a) Struktur permodalan yang memuat penjelasan
mengenai instrumen modal yang diterbitkan oleh
Bank antara lain: karakteristik, jangka waktu
instrumen,fituropsibeli,fiturstepup,tingkatimbal
hasil,danperingkat(apabilatersedia);dan
b) Kecukupan permodalan yang berisi penjelasan
mengenai pendekatan yang digunakan Bank dalam
menilaikecukupanmodaluntukmendukungaktivitas
yang dilakukan, baik saat ini maupun yang akan
datang.
2) Pengungkapankuantitatifmengenaistrukturpermodalan
Bank sebagaimana dimaksud pada Tabel 1.a dan Tabel
1.b.(padaLampiran2dalamkodifikasiini)
b. Pengungkapan Eksposur Risiko dan Penerapan Manajemen
Risiko
Pengungkapanpalingkurangmencakup:
1) Pengungkapan mengenai penerapan Manajemen Risiko
Banksecaraumum,yangmencakupinformasimengenai:
a) PengawasanaktifDewanKomisarisdanDireksi;
b) Kecukupankebijakan,prosedur,danpenetapanlimit;
c) Kecukupan proses identifikasi, pengukuran,
pemantauan, dan pengendalian risiko, serta Sistem
InformasiManajemenRisiko;dan
d) Sistempengendalianinternyangmenyeluruh.
2) Pengungkapan mengenai eksposur risiko dan penerapan
ManajemenRisikoBanksecarakhusus,yangterdiridari:
a) RisikoKredit,yangmencakup:
(1) Pengungkapan kualitatif, yang mencakup antara
lain:
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
(a) Pengungkapan kualitatif, yang mencakup
antaralain:
i. Informasi
mengenai
penerapan
manajemen risiko untuk risiko kredit,
termasuk:
i.1. organisasimanajemenrisikokredit;
i.2. strategi manajemen risiko kredit
untuk aktivitas yang memiliki
eksposur risiko kredit yang
signifikan;
i.3. kebijakan
pengelolaan
risiko
konsentrasikredit;dan
i.4. mekanisme
pengukuran
dan
pengendalianrisikokredit.
ii. definisi tagihan yang telah jatuh tempo
dan tagihan yang mengalami penurunan
nilai/impairment;dan
iii. penjelasan mengenai pendekatan yang
digunakanuntukpembentukanCadangan
Kerugian Penurunan Nilai (CKPN)
individual dan kolektif, serta metode
statistik yang digunakan dalam
perhitunganCKPN.
(b) Pengungkapan kuantitatif sebagaimana
dimaksud pada Tabel 2.1.a sampai dengan
Tabel2.6.b(padaLampiran2dalamkodifikasi
ini),yangmencakup:
i. Pengungkapan
Tagihan
Bersih
Berdasarkan Wilayah sebagaimana Tabel
2.1.a dan Tabel 2.1.b (pada Lampiran 2
dalamkodifikasiini);
ii. Pengungkapan
Tagihan
Bersih
Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak
sebagaimanaTabel2.2.adanTabel2.2.b
(padaLampiran2dalamkodifikasiini);
iii. Pengungkapan
Tagihan
Bersih
Berdasarkan
Sektor
Ekonomi
sebagaimanaTabel2.3.adanTabel2.3.b
(padaLampiran2dalamkodifikasiini);
iv. PengungkapanTagihandanPencadangan
Berdasarkan Wilayah sebagaimana Tabel
2.4.a dan Tabel 2.4.b (pada Lampiran 2
dalamkodifikasiini);
v. PengungkapanTagihandanPencadangan
Berdasarkan
Sektor
Ekonomi
sebagaimanaTabel2.5.adanTabel2.5.b
(pada Lampiran 2 dalam kodifikasi ini);
dan
vi. Pengungkapan Rincian Mutasi Cadangan
Kerugian Penurunan Nilai sebagaimana
10
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
Tabel 2.6.a dan Tabel 2.6.b (pada
Lampiran2dalamkodifikasiini).
(2) Pengungkapan Risiko Kredit dengan Pendekatan
Standar,yangterdiridari:
(a) Pengungkapankualitatif,yangmencakup:
i. informasi
mengenai
kebijakan
penggunaan
peringkat
dalam
perhitungan Aset Tertimbang Menurut
Risiko(ATMR)untukrisikokredit;
ii. kategori portofolio yang menggunakan
peringkat;
iii. lembaga pemeringkat yang digunakan;
dan
iv. pengungkapan risiko kredit pihak lawan
(counterparty credit risk), termasuk jenis
instrumen
mitigasi
yang
lazim
diterima/diserahkanolehBank.
(b) Pengungkapan kuantitatif sebagaimana
dimaksud pada Tabel 3.1.a sampai dengan
Tabel 3.2.c.2 (pada Lampiran 2 dalam
kodifikasiini),yangmencakup:
i. Pengungkapan
Tagihan
Bersih
Berdasarkan Kategori Portofolio dan
Skala Peringkat sebagaimana Tabel 3.1.a
dan Tabel 3.1.b (pada Lampiran 2 dalam
kodifikasiini);dan
ii. Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan
(Counterparty Credit Risk) sebagaimana
Tabel 3.2.a, Tabel 3.2.b.1, Tabel 3.2.b.2,
Tabel 3.2.c.1, dan Tabel 3.2.c.2. (pada
Lampiran2dalamkodifikasiini)
(3) Pengungkapan Mitigasi Risiko Kredit dengan
menggunakan Pendekatan Standar, yang terdiri
dari:
(a) Pengungkapankualitatif,yangmencakup:
i. informasi mengenai kebijakan Bank
untukjenisagunanutamayangditerima;
ii. kebijakan, prosedur, dan proses untuk
menilaidanmengelolaagunan;
iii. pihakpihak
utama
pemberi
jaminan/garansi dan kelayakan kredit
(credit worthiness) dari pihakpihak
tersebut;dan
iv. informasi tingkat konsentrasi yang
ditimbulkan dari penggunaan teknik
mitigasirisikokredit.
(b) Pengungkapan kuantitatif sebagaimana
dimaksud pada Tabel 4.1.a sampai dengan
Tabel4.2.b(padaLampiran2dalamkodifikasi
ini),yangmencakup:
11
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
i. Pengungkapan
Tagihan
Bersih
Berdasarkan Bobot Risiko setelah
Memperhitungkan Dampak Mitigasi
Risiko Kredit sebagaimana Tabel 4.1.a
dan Tabel 4.1.b (pada Lampiran 2 dalam
kodifikasiini);dan
ii. PengungkapanTagihanBersihdanTeknik
Mitigasi Risiko Kredit sebagaimana Tabel
4.2.a dan Tabel 4.2.b (pada Lampiran 2
dalamkodifikasiini).
(4) PengungkapanSekuritisasiAset,yangterdiridari:
(a) Pengungkapan kualitatif, yang mencakup
antaralain:
i. pengungkapan umum manajemen risiko,
yang mencakup halhal seperti tujuan
Bank melakukan aktivitas sekuritisasi
aset, sejauh mana aktivitas sekuritisasi
asetyangdilakukandapatmemindahkan
risiko kredit dari Bank ke pihak lain atas
transaksi yang menjadi underlying
aktivitas sekuritisasi aset, fungsi yang
dijalankan Bank dalam aktivitas
sekuritisasi aset, dan penjelasan
mengenaiketerlibatanBankdalamsetiap
fungsi;
ii. ringkasan kebijakan akuntansi untuk
aktivitassekuritisasiaset,yangmencakup
antara lain transaksi yang diperlakukan
sebagai penjualan atau pendanaan,
pengakuan keuntungan dari aktivitas
sekuritisasi, dan asumsi yang digunakan
untuk menilai ada tidaknya keterlibatan
berkelanjutan dari aktivitas sekuritisasi,
termasuk perubahan dari periode
sebelumnyadandampakdariperubahan
dimaksud;dan
iii. nama lembaga pemeringkat yang
digunakan dalam aktivitas sekuritisasi
aset dan eksposur sekuritisasi aset yang
diperingkat oleh lembaga pemeringkat
dimaksud.
(b) Pengungkapan kuantitatif sebagaimana
dimaksud pada Tabel 5.1.a sampai dengan
Tabel5.2.b(padaLampiran2dalamkodifikasi
ini),yangmencakup:
i. Pengungkapan Transaksi Sekuritisasi
sebagaimanaTabel5.1.adanTabel5.1.b
(pada Lampiran 2 dalam kodifikasi ini);
dan
12
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
ii. Ringkasan Aktivitas Transaksi Sekuritisasi
dimana Bank Bertindak sebagai Kreditur
Asal sebagaimana Tabel 5.2.a dan Tabel
5.2.b (pada Lampiran 2 dalam kodifikasi
ini).
(5) Pengungkapan kuantitatif Perhitungan ATMR
Risiko Kredit Pendekatan Standar sebagaimana
dimaksudpadaTabel6.1.1sampaidenganTabel
6.2.7(padaLampiran2dalamkodifikasiini).
b) RisikoPasar,yangmencakup:
(1) Perhitungan risiko pasar dengan menggunakan
MetodeStandar,yangantaralainterdiriatas:
(a) Pengungkapan kualitatif, yang mencakup
antaralain:
i. Informasi
mengenai
penerapan
manajemenrisikotermasuk:
i.1. Organisasimanajemenrisikopasar;
i.2. Pengelolaan portofolio trading book
dan banking book serta metodologi
valuasiyangdigunakan;dan
i.3. Mekanisme pengukuran risiko pasar
untuk keperluan pemantauan risiko
secara periodik maupun untuk
perhitungan kecukupan modal, baik
pada banking book maupun trading
book.
ii. cakupan portofolio (trading dan banking
book) yang diperhitungkan dalam
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
(KPMM);dan
iii. langkahlangkah dan rencana dalam
mengantisipasirisikopasaratastransaksi
mata uang asing baik karena perubahan
kurs maupun fluktuasi suku bunga,
termasuk penjelasan mengenai semua
penyediaan dana dan ikatan tanpa
proteksi atau lindung nilai, serta utang
yang suku bunganya berfluktuasi atau
yangtidakditentukanterlebihdahulu.
(b) Pengungkapankuantitatifyangpalingkurang
mencakup pengungkapan risiko pasar
menggunakan metode standar sebagaimana
dimaksud pada Tabel 7.1 (pada Lampiran 2
dalamkodifikasiini).
(2) Perhitungan risiko pasar dengan menggunakan
ModelInternal,yangterdiriatas:
(a) Pengungkapan kualitatif, yang mencakup
antaralain:
i. Informasi
mengenai
penerapan
manajemenrisiko,termasuk:
13
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
i.1. organisasimanajemenrisikopasar;
i.2. pengelolaanportofoliotradingbook
serta metodologi valuasi yang
digunakan;dan
i.3. mekanismepengukuranrisikopasar
untuk keperluan pemantauan risiko
secara periodik maupun untuk
perhitungankecukupanmodalpada
tradingbook.
ii. portofolio yang tercakup dalam Model
Internal dan kebijakan valuasi yang
digunakan untuk menghitung posisi
dalamtradingbook;
iii. untuksetiapportofolioyangdicakupoleh
ModelInternaldiungkapkankarakteristik
model yang digunakan, deskripsi stress
testing yang digunakan terhadap
portofoliodandeskripsipendekatanyang
digunakan untuk backtesting/validasi
terhadap akurasi dan konsistensi Model
Internal dan proses pengembangan
model;
iv. portofolio yang menggunakan Model
Internal yang telah disetujui oleh Bank
Indonesia;dan
v. jumlah frekuensi penyimpangan antara
Value at Risk (VaR) dan kerugian aktual
selamaperiodelaporan.
(b) Pengungkapankuantitatif,yangpalingkurang
mencakuppengungkapanrisikopasardengan
menggunakan model internal (Value at Risk/
VaR) sebagaimana Tabel 7.2.a dan Tabel
7.2.b(padaLampiran2dalamkodifikasiini).
c) RisikoOperasional,yangmencakup:
(1) Pengungkapan kualitatif, yang antara lain
mencakup informasi mengenai penerapan
manajemen risiko untuk risiko operasional,
termasuk:
(a) organisasimanajemenrisikooperasional;
(b) mekanisme yang digunakan Bank untuk
mengidentifikasi dan mengukur risiko
operasional;dan
(c) mekanisme untuk memitigasi risiko
operasional.
(2) Pengungkapan kuantitatif mengenai risiko
operasional, sebagaimana dimaksud pada Tabel
8.1.a dan Tabel 8.1.b (pada Lampiran 2 dalam
kodifikasiini).
14
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
d) RisikoLikuiditas,yangmencakup:
(1) Pengungkapan kualitatif, yang antara lain
mencakup informasi mengenai penerapan
manajemen risiko untuk risiko likuiditas,
termasuk:
(a) organisasimanajemenrisikolikuiditas;
(b) indikator peringatan dini permasalahan
likuiditas;dan
(c) mekanisme pengukuran dan pengendalian
risikolikuiditas.
(2) Pengungkapan kuantitatif mengenai risiko
likuiditas,yangpalingkurangmencakup:
(a) Pengungkapan Profil Maturitas Rupiah
sebagaimanadimaksudpadaTabel9.1.adan
Tabel9.1.b(padaLampiran2dalamkodifikasi
ini);dan
(b) Pengungkapan Profil Maturitas Valas
sebagaimanadimaksudpadaTabel9.2.adan
Tabel9.2.b(padaLampiran2dalamkodifikasi
ini).
e) Risiko Hukum, yang berisi pengungkapan kualitatif
mengenai penerapan manajemen risiko untuk risiko
hukumyangantaralainmencakup:
(1) organisasimanajemenrisikohukum;dan
(2) mekanismepengendalianrisikohukum.
f) Risiko Stratejik, yang mengungkapan informasi
kualitatif mengenai penerapan manajemen risiko
untukrisikostratejikyangantaralainmencakup:
(1) organisasimanajemenrisikostratejik;
(2) kebijakanyangmemungkinkanBankuntukdapat
mengidentifikasi dan merespon perubahan
lingkungan bisnis, baik eksternal maupun
internal;dan
(3) mekanisme untuk mengukur kemajuan yang
dicapaidarirencanabisnisyangditetapkan.
g) Risiko Kepatuhan, yang mengungkapkan informasi
kualitatif mengenai penerapan manajemen risiko
untukrisikokepatuhanyangmencakup:
(1) organisasimanajemenrisikokepatuhan;
(2) strategi manajemen risiko dan efektivitas
penerapan manajemen risiko untuk risiko
kepatuhan, terutama dalam rangka memastikan
penyusunankebijakandanprosedurtelahsesuai
dengan standar yang berlaku secara umum,
ketentuan,
dan/atau
peraturan
perundangundanganyangberlaku;dan
(3) mekanismepemantauandanpengendalianrisiko
kepatuhan.
15
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
h) Risiko Reputasi, yang mengungkapkan informasi
kualitatif mengenai penerapan manajemen risiko
reputasiyangantaralainmencakup:
(1) organisasi manajemen risiko reputasi, termasuk
pelaksanaan manajemen risiko untuk risiko
reputasi oleh unitunit terkait (Corporate
Secretary,Humas,danunitbisnisterkait);
(2) kebijakan dan mekanisme dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan kepada
nasabah dan pemangku kepentingan lainnya
(stakeholders) untuk mengendalikan risiko
reputasi;dan
(3) pengelolaanrisikoreputasipadasaatkrisis.
5. Aspek Transparansi sesuai Laporan Keuangan Publikasi
Triwulanan
Laporan Keuangan Tahunan sebagaimana dimaksud dalam butir
2.a dan butir 2.b wajib dilengkapi dengan seluruh aspek
pengungkapan (disclosure) sebagaimana dipersyaratkan untuk
laporankeuanganpublikasitriwulanan.
Pengungkapantersebutpalingkurangmencakup:
a. transaksispotdantransaksiderivatif;
b. jumlah dan kualitas aset produktif dan informasi lainnya,
antaralainuntuk:
1) penyediaandanakepadapihakterkait;
2) penyediaandanakepadadebiturUsahaMikro,Kecil,dan
Menengah(UMKM);
3) kredit yang memerlukan perhatian khusus (antara lain
kredityangdirestrukturisasidankreditproperti);dan
4) jumlahcadanganpenyisihankerugian;
c. rasiokeuanganBank,antaralain:
1) persentase pelanggaran dan pelampauan Batas
MaksimumPemberianKredit(BMPK);dan
2) rasioPosisiDevisaNeto(PDN);dan
d. perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
(KPMM).
6. AspekPengungkapanyangterkaitdenganKelompokUsaha
a. struktur kelompok usaha Bank, yang paling kurang terdiri
atas:
1) struktur kelompokusaha Bank,yangdisajikanmulaidari
Bank, perusahaan anak, perusahaan afiliasi, perusahaan
induk di bidang keuangan, dan/atau perusahaan induk
sampai dengan pemegang saham pengendali terakhir
(ultimateshareholder);
2) struktur keterkaitan kepengurusan dalam kelompok
usahaBank;dan
3) pemegang saham yang bertindak atas nama pemegang
saham lain (shareholders acting in concert). Pengertian
pemegang saham yang bertindak atas nama pemegang
saham lain adalah pemegang saham perorangan atau
perusahaan/badanhukumyangmemilikitujuanbersama
16
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
SE7/56/DPbs
B.
2005
RomawiII
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
yaitu mengendalikan Bank, berdasarkan atau tidak
berdasarkansuatuperjanjian.
b. transaksi antara Bank dengan pihakpihak berelasi dalam
kelompok usaha Bank, dengan memperhatikan halhal
sebagaiberikut:
1) informasitransaksidenganpihakpihakberelasidisajikan
baik yang dilakukan Bank maupun yang dilakukan oleh
setiapperusahaanataubadanhukumdidalamkelompok
usahaBankyangbergerakdibidangkeuangan;
2) pihakpihak yang berelasi adalah pihakpihak
sebagaimanadiaturdalamPernyataanStandarAkuntansi
Keuangan(PSAK)yangberlaku;
3) jenis transaksi dengan pihakpihak yang berelasi, antara
lainmeliputi:
a) kepemilikansilang(crossshareholdings);
b) transaksi dari suatu kelompok usaha yang bertindak
untukkepentingankelompokusahayanglain;
c) pengelolaan likuiditas jangka pendek dalam
kelompokusaha;
d) penyediaan dana yang diberikan atau diterima oleh
perusahaanlaindalamsatukelompokusaha;
e) eksposur kepada pemegang saham mayoritas antara
lain dalam bentuk pinjaman, komitmen dan
kontinjensi;dan
f) pembelian, penjualan dan/atau penyewaan aset
dengan perusahaan lain dalam suatu kelompok
usaha, termasuk yang dilakukan dengan repurchase
agreement.
c. pemberianpenyediaandana,komitmenmaupunfasilitaslain
yangdapatdipersamakandenganitudarisetiapperusahaan
ataubadanhukumyangberadadalamsatukelompokusaha
dengan Bank kepada debitur yang telah memperoleh
penyediaandanadariBank.
7. AspekPengungkapansesuaiStandarAkuntansiKeuangan
Aspek pengungkapan (disclosure) lain sebagaimana diwajibkan
dalam Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku, dalam hal
belumtercakupdalamangka1sampaidenganangka6diatas.
8. InformasiLain
Cakupandalaminformasilainterdiridari:
a. asetBankyangdijaminkan;
b. transaksitransaksi penting lainnya dalam jumlah yang
signifikan;dan
c. informasi kejadian penting setelah tanggal laporan Akuntan
Publik(subsequentevent).
BankUmumSyariahdanUnitUsahaSyariah
LaporanTahunanBankpalingsedikitmencakup:
1. InformasiUmum
InformasiUmumdalamLaporanTahunanpalingsedikitberisi:
a. kepengurusan, meliputi susunan Dewan Komisaris, Direksi,
17
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
b.
c.
d.
e.
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
Dewan Pengawas Syariah dan pejabat eksekutif beserta
jabatandanringkasanriwayathidupnya;
rincian Kepemilikan Saham, berupa nama pemilik dan
besarankepemilikan;
perkembangan usaha Bank dan kelompok usaha Bank, yang
memuatdatamengenai:
1) Ikhtisar data keuangan penting paling sedikit mencakup
pendapatan penyaluran dana, laba rugi bersih, laba
operasi, laba sebelum pajak, aktiva produktif, sumber
dana dan komposisinya, pembiayaan dan komposisinya,
modal sendiri, jumlah lembar saham yang ditempatkan
dandisetor;dan
2) Rasio keuangan yang wajib disajikan paling sedikit
mencakup rasio keuangan sebagaimana diatur dalam
ketentuan Bank Indonesia tentang Transparansi Kondisi
Keuangan Bank khususnya Bab tentang Laporan
Keuangan Publikasi Bank Umum sepanjang tidak
bertentangandenganprinsipsyariah.
sasaran, strategi dan kebijakan manajemen yang digunakan
dalampengembanganusahaBank
laporan manajemen yang menyajikan informasi mengenai
pengelolaan Bank oleh pengurus atau manajemen dalam
rangka good corporate governance, dan paling sedikit
mencakup:
1) stukturorganisasi;
2) aktivitasutama;
3) teknologiinformasi;
4) jenis produk dan jasa yang ditawarkan, termasuk
penyaluranKreditUsahaKecil(KUK);
5) tanggungjawabsosialperusahaan;
6) realisasi bagi hasil/imbalan dan metode penghitungan
distribusibagihasil;
7) perkembanganperekonomiandantargetpasar;
8) jaringankerjadanmitrausahabaikdidalamdanataudi
luarnegeri;
9) jumlah,jenisdanlokasikantor;
10) kepemilikan Direksi, Komisaris dan pemegang saham
dalam kelompok usaha Bank, dan perubahan dari tahun
sebelumnya;
11) perubahanperubahan penting yang terjadi di Bank dan
kelompokusahaBankdalamtahunyangbersangkutan;
12) halhal penting yang diperkirakan terjadi di masa
mendatang;
13) sumber daya manusia, meliputi jumlah, struktur
pendidikan,pelatihandanpengembanganSDM;
14) pengungkapan remuneration policy yang mencakup fees
andsalariesdanfasilitasyangditerimalainnyatermasuk
bonus dan tantiem untuk direksi sampai dengan satu
level di bawah direksi, komisaris, dan Dewan Pengawas
Syariah;dan
18
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
15) pemeringkatan oleh perusahaan pemeringkat yang
diakui,jikaada.
f. UUS melalui kantor pusatnya harus menyajikan informasi
kegiatanUUSyangmencakuppalingsedikit:
1) sasaran, strategi dan kebijakan manajemen yang
digunakandalampengembanganUnitUsahaSyariah;
2) perkembangan usaha syariah, yaitu penyaluran dana
besertakomposisinya,lababersih,ReturnonAsset(ROA),
Non Performing Financing (NPF), sumber dana beserta
komposisinya, jumlah aset dan informasi lainnya yang
relevan;
3) jenisprodukdanjasayangditawarkan;
4) tanggungjawabsosialperusahaan;dan
5) realisasi bagi hasil/imbalan dan metode penghitungan
distribusibagihasil.
2. LaporanKeuangan
Laporan Keuangan Tahunan ini paling sedikit mencakup halhal
sebagaiberikut;
a. LaporanKeuangan,yangterdiridari:
1) Neraca;
2) LaporanLabaRugi;
3) LaporanArusKas;
4) LaporanPerubahanEkuitas;
5) LaporanPerubahanDanaInvestasiTerikat;
6) LaporanSumberdanPenggunaanDanaZakat,Infaq,dan
Shadaqah(ZIS);
7) LaporanSumberdanPenggunaanDanaQardh;dan
8) Catatan atas Laporan Keuangan, termasuk informasi
mengenaiKomitmendankontinjensisertahakminoritas.
b. Laporan Keuangan Konsolidasi yang telah diaudit yang
merupakan konsolidasi Laporan Keuangan Bank dan
PerusahaanAnak,yangterdiridari:
1) Neraca;
2) LaporanLabaRugi;
3) LaporanPerubahanEkuitas;
4) LaporanArusKas;
5) Catatan atas Laporan Keuangan, termasuk informasi
mengenaikomitmendankontinjensisertahakminoritas.
Laporan keuangan konsolidasi ini disertai dengan opini dari
AkuntanPublik.
c. Laporan Keuangan Perusahaan Induk di bidang keuangan
yangtelahdiauditolehAkuntanPublik,yangterdiridari:
1) LaporanKeuanganPerusahaanIndukdibidangkeuangan
merupakan hasil konsolidasi dari seluruh perusahaan di
dalamkelompokbidangkeuangansesuaidenganstandar
akuntansiyangberlaku,danmeliputi:
a) Neraca;
b) LaporanLabaRugi;
c) LaporanPerubahanEkuitas;dan
d) DaftarKomitmendanKontinjensi;
19
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
2) Dalam hal kelompok usaha tidak memiliki Perusahaan
Induk di bidang keuangan maka laporan keuangan yang
disampaikan adalah Laporan Keuangan Perusahaan
Induk.
d. LaporanKeuanganPerusahaanIndukyangtelahdiauditoleh
Akuntan Publik, yang merupakan hasil konsolidasi dari
seluruhperusahaandidalamkelompokusahasesuaidengan
standarakuntansiyangberlaku,yangterdiridari:
1) Neraca;
2) LaporanLabaRugi;
3) LaporanPerubahanEkuitas;dan
4) DaftarKomitmendanKontinjensi.
3. OpinidariAkuntanPublik
OpinidariAkuntanPublikantaralainmemuatpendapatAkuntan
Publikataslaporankeuangankonsolidasisebagaimanadimaksud
dalamangka2.hurufb.
4. AspekTransparansiyangTerkaitdenganKelompokUsaha
Sesuai dengan Pasal 25 Peraturan Bank Indonesia No.
3/22/PBI/2001 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank
(PBI),dinyatakanbahwaLaporanTahunanyangdisampaikanoleh
Bankwajibmemuatpulainformasiyangterkaitdengankegiatan
didalamkelompokusaha,yangterdiridari:
a. StrukturkelompokusahaBank,yangdisajikansampaidengan
pemilik terakhir (ultimate shareholder), serta struktur
keterkaitan kepengurusan dan pemegang saham yang
bertindak atas nama pemegang saham lain (shareholders
acting in concert). Pengertian pemegang saham yang
bertindakatasnamapemegangsahamlainadalahpemegang
saham perorangan atau perusahaan/badan hukum yang
memiliki tujuan bersama yaitu mengendalikan Bank,
berdasarkanatautidakberdasarkansuatuperjanjian.
b. Transaksi dengan pihakpihak yang mempunyai hubungan
istimewa(relatedpartytransaction),denganmemperhatikan
halhalsebagaiberikut:
1) informasitransaksidenganpihakpihakyangmempunyai
hubungan istimewa disajikan baik yang dilakukan Bank
maupun yang dilakukan oleh setiap perusahaan atau
badan hukum di dalam kelompok usaha Bank yang
bergerakdibidangkeuangan;
2) pihakpihakyangmempunyaihubunganistimewaadalah
pihakpihak sebagaimana diatur dalam Pernyataan
StandarAkuntansiKeuangan(PSAK)yangberlaku;
3) jenis transaksi dengan pihakpihak yang mempunyai
hubunganistimewa,antaralainmeliputi;
a) kepemilikansilang(crossshareholders);
b) transaksi dari suatu kelompok usaha yang bertindak
untukkepentingankelompokusahayanglain;
c) pengelolaanlikuiditasjangkapendekyangdipusatkan
dalamkelompokusaha;
20
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
d) penyediaan dana yang diberikan atau diterima oleh
perusahaanlaindalamsatukelompokusaha;
e) eksposur kepada pemegang saham mayoritas antara
laindalambentukpinjaman,komitmendangaransi;
f) pembelian atau penjualan aset dengan perusahaan
lain dalam suatu kelompok usaha, termasuk yang
dilakukandenganrepurchaseagreement.
c. Pemberianpenyediaandana,komitmenmaupunfasilitaslain
yangdapatdipersamakandenganitudarisetiapperusahaan
ataubadanhukumyangberadadalamsatukelompokusaha
dengan Bank kepada debitur yang telah memperoleh
penyediaandanadariBank.
5. Aspek Transparansi sesuai PSAK yang berlaku,dan Pedoman
AkuntansiPerbankanSyariahIndonesia
LaporanKeuanganTahunansebagaimanadimaksuddalamangka
2 huruf a dan angka 2 huruf b wajib memenuhi seluruh aspek
pengungkapan (disclosure) sebagaimana ditetapkan dalam
PernyataanStandarAkuntasiKeuanganuntukperbankansyariah
danPAPSIyangberlaku.
Pengungkapantersebutpalingsedikitterdiridari:
a) Laporan Keuangan yang meliputi neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, laporan
perubahan dana investasi terikat jika ada, laporan sumber
danpenggunaandanazakat,infaqdanshadaqah(ZIS),serta
laporansumberdanpenggunaandanaqardh;
b) KomitmendanKontinjensi;
c) Jumlah aktiva produktif yang diberikan kepada pihak yang
mempunyaihubunganistimewa;
d) Jumlah aktiva produktif yang telah direstrukturisasi dan
informasi lain tentang aktiva produktif yang direstrukturisasi
selamaperiodeberjalan;
e) Klasifikasi aktiva produktif menurut jangka waktu, dan
kualitasaktivaproduktif;
f) Persentase pelanggaran dan pelampauan Batas Maksimum
PemberianKredit;
g) Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) yang telah
dibentuk dibandingkan dengan Penyisihan Penghapusan
AktivaProduktif(PPAP)yangwajibdibentuk;
h) Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
(KPMM);
i) RasioPosisiDevisaNeto;
j) AktivaBankyangdijaminkan;
k) BeberaparasiokeuanganBank;dan
l) KreditUsahaKecil(KUK).
6. EkposurdanManajemenRisiko
Informasi mengenai eksposur dan manajemen risiko paling
sedikit mencakup informasi mengenai identifikasi risiko (risk
identification) dan pengukuran terhadap risk exposure yang
dihadapi bank (risk measurement) serta praktek manajemen
21
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
Pasal4
14/14/PBI/2012
SE14/35/DPNP
2013
RomawiIV
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
risiko lainnya yaitu pemantauan (risk monitoring) dan
pengendalianrisiko(riskcontrolling).
7. InformasiLain
Cakupandalaminformasilainterdiridari:
a. Langkahlangkah dan rencana dalam mengantisipasi risiko
pasaratastransaksimatauangasingkarenaperubahankurs.
b. Transaksitransaksi penting lainnya dalam jumlah yang
signifikan.
c. Informasi kejadian penting setelah tanggal laporan Akuntan
Publik(subsequentevent).
d. Karakteristik kegiatan usaha Bank dan jasa utama yang
disediakan.
e. Peranan, tugas dan kewenangan Dewan Pengawas Syariah
dalammelakukanpengawasansyariahatasoperasionalBank
berdasarkanfatwadanketentuanhukumlainnya.
A. BankUmumKonvensional
Batas Waktu Penyampaian Laporan Tahunan Dan Laporan Tahunan
Tertentu
1. Laporan Tahunan wajib disampaikan paling lama 5 (lima) bulan
setelahTahunBukuberakhir.
2. Bank dinyatakan terlambat menyampaikan Laporan Tahunan,
apabila Bank menyampaikan Laporan Tahunan kepada Bank
Indonesia setelah batas akhir waktu penyampaian laporan
sebagaimanadimaksudpadaangka1sampaidenganpalinglama
1(satu)bulansejakbatasakhirwaktupenyampaianlaporan.
3. BankdinyatakantidakmenyampaikanLaporanTahunanapabila:
a. BankbelummenyampaikanLaporanTahunan;dan/atau
b. Bank belum menyampaikan Laporan Keuangan Tahunan yang
diaudit oleh Akuntan Publik yang terdaftar di Bank Indonesia
sampai dengan berakhirnya batas waktu keterlambatan
sebagaimanadimaksudpadaangka2.
22
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
Contoh:
UntukLaporanTahunanyangberakhirpadabulanDesember
2012:
a.batasakhirwaktu
penyampaian
:31Mei2013
b.terlambatmenyampaikan
:1Junis.d.30Juni2013
c.tidakmenyampaikan
:1
Juli
2013
seterusnya.
dan
SE14/35/DPNP
2013
RomawiV
SE7/56/DPbS
2005
RomawiIV
AlamatPenyampaianLaporan
Laporan Tahunan Bank dan laporan tahunan tertentu disampaikan
kepadaBankIndonesiadenganalamat:
a. Departemen Pengawasan Bank, Jl. M.H. Thamrin No. 2, Jakarta
10350,bagiBankyangberkantorpusatatauKantorCabangBank
Asing yang berada di wilayah kerja kantor pusat Bank Indonesia;
atau
b. Kantor Perwakilan Bank Indonesia setempat, bagi Bank yang
berkantorpusatdiluarwilayahkerjakantorpusatBankIndonesia.
B. BankUmumSyariahdanUnitUsahaSyariah
Batas Waktu Dan Alamat Penyampaian Laporan Tahunan Bank
Syariah
1. Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Tahunan Bank
sebagaimanadimaksuddalamAngkaII(Paragraf3HurufBdalam
kodifikasi ini) wajib disampaikan selambatlambatnya 5 (lima)
bulansetelahTahunBukuberakhir.
2. Bank dianggap terlambat menyampaikan laporan, apabila Bank
menyampaikan Laporan Tahunan melampaui batas akhir waktu
penyampaian laporan, tetapi belum melampaui 1 (satu) bulan
sejak batas akhir waktu penyampaian laporan. Selanjutnya Bank
dianggaptidakmenyampaikanlaporanapabilalebihdari1(satu)
bulan sejak batas akhir waktu penyampaian, Bank tidak
menyampaikan Laporan Tahunan atau Laporan Keuangan
TahunantidakdiauditolehAkuntanPublikyangterdaftardiBank
Indonesia.
Contoh:
Untuk Laporan Tahunan yang berakhir pada bulan Desember
2005:
a.batasakhirwaktupenyampaian : 31Mei2006
b.terlambatmenyampaikan
: 1 Junis.d.30Juni2006
c.tidakmenyampaikan
:1Juli2006dan
seterusnya,atauLaporan
KeuanganTahunantidak
23
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
diauditolehAkuntan
PublikyangTerdaftardi
BankIndonesia.
3. Laporan Tahunan dan Laporan Tahunan Tertentu Bank
disampaikankepadaBankIndonesiadenganalamat:
a. Direktorat Perbankan Syariah, Jl.M.H.Thamrin No.2 Jakarta
10110, bagi Bank yang berkantor pusat atau Kantor Cabang
Bank Asing yang berada diwilayah kerja kantor pusat Bank
Indonesia;atau
b. Kantor Bank Indonesia setempat, bagi Bank yang berkantor
pusatdiluarwilayahkerjakantorpusatBankIndonesia.
(1)BankwajibmengumumkanLaporanTahunandalamwebsiteBank.
(2) PengumumanLaporanTahunansebagaimanadimaksudpadaayat(1)
paling lama dilakukan 1 (satu) hari kerja setelah batas waktu
penyampaianLaporanTahunansebagaimanadimaksuddalamPasal4
(Paragraf4dalamkodifikasiini).
(3) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib dipelihara
dalam website Bank paling kurang untuk 2 (dua) periode laporan
berturutturut.
Pasal5
14/14/PBI/2012
Pasal6
14/14/PBI/2012
BABIII
LaporanKeuanganPublikasiTriwulanan
Pasal7
14/14/PBI/2012
(1)Bankwajibmenyusun LaporanKeuanganPublikasiTriwulanandalam
matauangrupiah,yangpalingkurangmencakup:
a.Laporankeuangan,yangterdiriatas:
1. LaporanPosisiKeuangan(Neraca);dan
2. LaporanLabaRugiKomprehensif;
24
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
SE3/30/DPNP
2001
RomawiII.1.a
II.1.c
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
b.komitmendankontinjensi;
c.transaksispotdantransaksiderivatif;
d. jumlah dan kualitas aset produktif dan informasi lainnya, antara
lainuntuk:
1. penyediaandanakepadapihakterkait;
2. penyediaan dana kepada debitur Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah(UMKM);
3. kredit yang memerlukan perhatian khusus (antara lain kredit
yangdirestrukturisasidankreditproperti);dan
4. jumlahcadanganpenyisihankerugian;
e.rasiokeuanganBank,antaralain:
1. persentase pelanggaran dan pelampauan Batas Maksimum
PemberianKredit(BMPK);dan
2. rasioPosisiDevisaNeto(PDN).
f.perhitunganKewajibanPenyediaanModalMinimum(KPMM);dan
g. informasi mengenai komposisi pemegang saham dan susunan
pengurus.
(2) Bagi Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank Umum Konvensional yang
memiliki UUS, dalam Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan
sebagaimanadimaksudpadaayat(1)hurufawajibpulamemuat:
a. laporanSumberdanPenggunaanDanaZakat,InfaqdanShadaqah
(ZIS);
b. laporanSumberdanPenggunaanDanaQardh;dan
c. LaporanPerubahanDanaInvestasiTerikat,
untukpelaporanpublikasiposisibulanJunidanDesember.
(3) Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dan ayat (2) wajib disajikan paling kurang dalam
bentukperbandingandenganLaporanKeuanganPublikasiTriwulanan
tahunsebelumnya.
(4) Ketentuan mengenai penetapanperiodepembandinguntukLaporan
PublikasiTriwulanandiaturdenganSuratEdaranBankIndonesia.
A. BankUmumKovensional
Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan Posisi Akhir Maret dan
September
1. PedomanUmum
a. Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan yang disajikan terdiri
dari laporan keuangan Bank secara individu dan laporan
keuanganBanksecarakonsolidasidengananakperusahaan.
b. Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan wajib disusun dalam
bahasaIndonesiadanangkaangkayangdisajikandalamjutaan
Rupiah.
c. Format Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan merupakan
standar minimal yang wajib dipenuhi. Apabila terdapat pos
yang jumlahnya material dan tidak terdapat dalam format
tersebut, Bank dapat menyajikan pos tersebut secara
tersendiri, namun apabila pos dimaksud jumlahnya tidak
materialdapatdigabungkandenganposlainyangsejenis.
25
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
SE12/11/DPNP
2010
RomawiII.1.d
SE3/30/DPNP
2001
RomawiII.1.e
II.1.g
SE13/30/DPNP
2011
RomawiII.2
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
d. Pospos yang memiliki saldo nihil dalam format Laporan
KeuanganPublikasiTriwulananyangdiumumkandisuratkabar
tetapharusdicantumkandenganmembergarispendek()pada
posyangbersangkutan,kecualiditetapkansecarakhususdalam
Lampiran.
e. PenyajianLaporanKeuanganPublikasiTriwulanan
1) Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan wajib disajikan
sekurangkurangnya dalam bentuk perbandingan dengan
laporanpadaperiodeyangsamatahunsebelumnya;
2) Posisi pembanding hendaknya disajikan sesuai format yang
samadenganposisiLaporanKeuanganPublikasiTriwulanan
yangdiumumkan;
3) Khususuntukperlakuanakuntansiyangbaruberlakudalam
posisi laporan maka penyajian posisi pembanding
hendaknya mengacu kepada PSAK Nomor 25 tentang Laba
atau Rugi Bersih untuk Periode Berjalan, Kesalahan
MendasardanPerubahanKebijakanAkuntansi;
f. Bagi bank yang tidak memiliki anak perusahaan, kolom
konsolidasidapatditiadakan.
g. UntukpengisianpemilikBankdalamformatLaporanKeuangan
Publikasi Triwulanan, nama pemegang saham yang wajib
dicantumkan adalah perorangan atau perusahaan yang
memiliki saham sebesar 5% (lima perseratus) atau lebih dari
modalBank,baikmelaluiatautidakmelaluiPasarModal.
2. Cakupan
a. Laporan yang wajib disajikan dalam Laporan Keuangan
PublikasiTriwulananpalingkurangterdiriatas:
1) PosisiKeuangan/Neraca;
2) LabaRugiKomprehensif;
3) KomitmendanKontinjensi;
4) TransaksiSpotdanDerivatif;
5) KualitasAsetProduktifdanInformasilainnya;
6) PerhitunganKewajibanPenyediaanModalMinimum,dan
7) RasioKeuangan.
FormatlaporansebagaimanabutirII.2.a.1)sampaidenganbutir
II.2.a.7) (butir A.2.a.1) sampai dengan butir A.2.a.7) dalam
kodifikasi ini) masingmasing menggunakan format
sebagaimanadimaksudpadaLampiran1,Lampiran2,Lampiran
3, Lampiran 4, Lampiran 5, Lampiran 6, dan Lampiran 7
(Lampiran3,Lampiran4,Lampiran5,Lampiran6,Lampiran7,
Lampiran8,Lampiran9dalamkodifikasiini).
b. Dalam penyusunan Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan
sebagaimanadimaksuddalamhurufa,Bankwajibberpedoman
pada:
1) PedomanPenyusunanLaporanPosisiKeuangan/Neraca;
2) PedomanPenyusunanLaporanLabaRugiKomprehensif;
3) PedomanPenyusunanLaporanKomitmendanKontinjensi;
4) PedomanPenyusunanLaporanTransaksiSpotdanDerivatif;
5) Pedoman Penyusunan Laporan Kualitas Aset Produktif dan
Informasilainnya;
26
LikuiditasRupiah
Paragraf
TransparansidanPublikasiLaporanBank
SumberRegulasi
Ketentuan
6) PedomanPerhitunganModal;dan
7) PedomanPerhitunganRasioKeuangan.
Lampiran16dalamkodifikasiini).
SE7/56/DPbS
B.BankUmumSyariahdanUnitUsahaSyariah
2005
LaporanKeuanganPublikasiTriwulananPosisiAkhirBulanMaretDan
RomawiV
September
1. PedomanUmum
keuanganBanksecarakonsolidasidengananakperusahaan.
bahasaIndonesiadanangkaangkayangdisajikandalamjutaan
Rupiah.
materialdapatdigabungkandenganposlainyangsejenis.
KeuanganPublikasiTriwulananyangdiumumkandisuratkabar
padaposyangbersangkutan.
e. PenyajianLaporanKeuanganPublikasiTriwulanan
padaperiodeyangsamatahunsebelumnya.
yangdiumumkan.
3) Khususuntukperlakuanakuntansiyangbaruberlakudalam
hendaknya
PerubahanKebijakanAkuntansi.
konsolidasidapatditiadakan.
g. UntukpengisianpemilikBankdalamformatLaporanKeuangan
modalBank,baikmelaluiatautidakmelaluiPasarModal.
27
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
Ketentuan
Pasal8
14/14/PBI/2012
Ayat(1)
TransparansidanPublikasiLaporanBank
2. Cakupan
a. Laporan yang wajib disajikan dalam Laporan Keuangan
PublikasiTriwulananpalingsedikitterdiridari:
1) Lampiran1:Neraca(Lampiran17dalamkodifikasiini)
2) Lampiran2:LaporanLabaRugidanSaldoLaba(Lampiran
18dalamkodifikasiini)
3) Lampiran3:KomitmendanKontinjensi(Lampiran19
dalamkodifikasiini)
4) Lampiran4:KualitasAktivaProduktifdanInformasi
Lainnya(Lampiran20dalamkodifikasiini)
5) Lampiran5:PerhitunganKewajibanPenyediaanModal
Minimum(Lampiran21dalamkodifikasiini)
6) Lampiran6:RasioKeuangan(Lampiran22dalam
kodifikasiini)
7) Lampiran15:TabelDistribusiBagihasil(Lampiran33
dalamkodifikasiini)
b. Dalam penyusunan Laporan Keuangan Publikasi
Triwulanansebagaimanadimaksuddalamhurufa,untukkolom
laporan keuangan Bank secara individu, Bank wajib
berpedomanpadapedomanpenyusunansebagaiberikut:
1) Lampiran4b: PedomanPenyusunanKAPberdasarkan
LBUS(Lampiran20bdalamkodifikasiini)
2) Lampiran4c: PedomanPenyusunanLaporanKualitas
AktivaProduktifdanInformasilainnya
(Lampiran20cdalamkodifikasiini)
3) Lampiran7: PedomanPenyusunanNeraca(Lampiran
23dalamkodifikasiini)
4) Lampiran8: PedomanPenyusunanLaporanLabaRugi
danPerubahanSaldoLaba(Lampiran24
dalamkodifikasiini)
5) Lampiran9: PedomanPenyusunanKomitmendan
Kontinjensi(Lampiran25dalamkodifikasi
ini)
6) Lampiran10: PedomanPerhitunganRasioKewajiban
PenyediaanModalMinimum(Lampiran
26dalamkodifikasiini)
7) Lampiran10a: PedomanPerhitunganAktivaTertimbang
MenurutRisiko(Lampiran27dalam
kodifikasiini)
8) Lampiran10b: PedomanPerhitunganModal(Lampiran
28dalamkodifikasiini)
9) Lampiran11: PedomanPerhitunganRasioKeuangan
(Lampiran29dalamkodifikasiini)
28
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
SE3/30/DPNP
2001
RomawiIII,IV
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan posisi akhir bulan Maret,
bulan Juni, dan bulan September menyajikan laporan keuangan
interim sedangkan Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan posisi
akhirbulanDesembermenyajikanlaporankeuanganakhirtahun.
A. BankUmumKonvensional
1. LaporanKeuanganPublikasiTriwulananPosisiJuni
Format dan cakupan Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan
untuk posisi Juni adalah sama dengan format dan cakupan
Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan untuk posisi Maret
dan September (Paragraf 7 ayat (4) huruf A dalam kodifikasi
ini) dengan beberapa tambahan yang ditetapkan sebagai
berikut:
1. Bagi Bank yang merupakan bagian dari suatu kelompok
usaha, selain menyajikan laporan keuangan Bank secara
individu dan laporan keuangan Bank secara konsolidasi
dengan anak perusahaan, Bank wajib menyajikan Neraca,
LaporanLabaRugi,LaporanPerubahanEkuitas,danDaftar
Komitmen dan Kontinjensi perusahaan induk di bidang
keuangan yang merupakan hasil konsolidasi dari seluruh
perusahaan di dalam kelompok bidang keuangan sesuai
dengan standar akuntansi yang berlaku. Dalam hal
kelompokusahatidakmemilikiperusahaanindukdibidang
keuangan, Bank wajib menyajikan Neraca, Laporan Laba
Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Daftar Komitmen
dan Kontinjensi perusahaan induk yang merupakan hasil
konsolidasi dari seluruh perusahaan di dalam kelompok
usahasesuaidenganstandarakuntansiyangberlaku.
2. NeracadanLaporanLabaRugiperusahaanindukdibidang
keuangan atau perusahaan induk wajib disajikan dalam
bentukperbandingandenganposisiyangsamapadatahun
sebelumnya.
2. LaporanKeuanganPublikasiTriwulananPosisiAkhirDesember
Format dan cakupan Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan
untuk posisi Desember adalah sama dengan format dan
cakupan Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan untuk posisi
Maret,JunidanSeptember(Paragraf7ayat(4)hurufAdalam
kodifikasiini)denganbeberapatambahansebagaiberikut:
1. Bagi Bank yang merupakan bagian dari suatu kelompok
usaha, selain menyajikan laporan keuangan Bank secara
individu dan laporan keuangan Bank secara konsolidasi
dengan anak perusahaan, Bank wajib menyajikan Neraca,
LaporanLabaRugi,LaporanPerubahanEkuitas,danDaftar
Komitmen dan Kontinjensi perusahaan induk di bidang
keuangan yang merupakan hasil konsolidasi dari seluruh
perusahaan di dalam kelompok bidang keuangan sesuai
dengan standar akuntansi yang berlaku. Dalam hal
kelompokusahatidakmemilikiperusahaanindukdibidang
keuangan, Bank wajib menyajikan Neraca, Laporan Laba
Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Daftar Komitmen
29
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
SE7/56/DPbs
2005
RomawiVI
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
dan Kontinjensi perusahaan induk yang merupakan hasil
konsolidasi dari seluruh perusahaan di dalam kelompok
usahasesuaidenganstandarakuntansiyangberlaku.
2. Laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam angka 1
wajib diaudit oleh Akuntan Publik. Dalam penyajian
LaporanKeuanganPublikasiTriwulananwajibdicantumkan
nama Akuntan Publik yang bertanggung jawab (partner in
charge), nama Kantor Akuntan Publik dan opini yang
diberikan.
3. FormatNeracadanLaporanLabaRugiperusahaanindukdi
bidang keuangan atau perusahaan induk disesuaikan
denganNeracadanLaporanLabaRugiyangdisajikandalam
laporanaudit(auditreport).
4. NeracadanLaporanLabaRugiperusahaanindukdibidang
keuangan atau perusahaan induk wajib disajikan dalam
bentukperbandingandenganposisiyangsamapadatahun
sebelumnya.
B. BankUmumSyariahdanUnitUsahaSyariah
LaporanKeuanganPublikasiTriwulananPosisiJunidanPosisiAkhir
Desember
FormatdancakupanLaporanKeuanganPublikasiuntukposisiJuni
dan posisi akhir Desember adalah sama dengan format dan
cakupan Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan untuk posisi
MaretdanSeptember(Paragraf7ayat(4)hurufBdalamkodifikasi
ini) dengan beberapa tambahan laporan dan informasi yang
ditetapkansebagaiberikut:
1. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana ZIS sebagaimana
tercantum dalam Lampiran 12 (Lampiran 30 dalam kodifikasi
ini), Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardh
sebagaimana tercantum dalam Lampiran 13 (Lampiran 31
dalam kodifikasi ini), dan Laporan Perubahan Dana Investasi
Terikat jika ada sebagaimana tercantum dalam Lampiran 14
(Lampiran32dalamkodifikasiini).
2. BagiBankyangmerupakanbagiandarisuatukelompokusaha,
selainmenyajikanlaporankeuanganBanksecaraindividudan
laporan keuangan Bank secara konsolidasi dengan anak
perusahaan,Bankwajibmenyajikanneraca,laporanlabarugi,
laporan perubahan ekuitas, serta daftar komitmen dan
kontinjensi perusahaan induk di bidang keuangan yang
merupakanhasilkonsolidasidariseluruhperusahaandidalam
kelompok bidang keuangan sesuai dengan standar akuntansi
yang berlaku. Dalam hal kelompok usaha tidak memiliki
perusahaanindukdibidangkeuangan,Bankwajibmenyajikan
neraca, laporan laba rugi, dan daftar komitmen dan
kontinjensiperusahaanyangmerupakanhasilkonsolidasidari
seluruh perusahaan di dalam kelompok usaha sesuai dengan
standarakuntansiyangberlaku.
3. Neraca dan Laporan laba rugi perusahaan induk di bidang
keuanganatauperusahaanindukwajibdisajikandalambentuk
30
LikuiditasRupiah
Paragraf
10
TransparansidanPublikasiLaporanBank
SumberRegulasi
Ketentuan
perbandingan dengan posisi yang sama pada tahun
sebelumnya.
4. KhususuntukposisiakhirDesember,
Publikdanopiniyangdiberikan.
b. FormatNeracadanLaporanLabaRugiperusahaanindukdi
denganNeracadanLaporanLabaRugiyangdisajikandalam
laporanaudit(auditreport).
Pasal8
(2) Dalam hal diperlukan, selain mengumumkan laporan sebagaimana
14/14/PBI/2012
dimaksud pada ayat (1), Bank Indonesia dapat meminta Bank untuk
Ayat(2)
mengumumkan:
a.laporankeuanganpublikasiselainperiodesebagaimanadimaksud
padaayat(1);dan/atau
b.informasilainyangakanditentukanolehBankIndonesia.
Pasal9
(1) Pengumuman Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan sebagaimana
14/14/PBI/2012
dimaksud dalam Pasal 8 (Paragraf 8 dalam kodifikasi ini) wajib
ditandatangani oleh paling kurang 2 (dua) orang anggota Direksi
Bank.
CabangBankAsing.
31
LikuiditasRupiah
Paragraf
11
TransparansidanPublikasiLaporanBank
SumberRegulasi
Ketentuan
Pengumuman pada surat kabar harian yang mempunyai peredaran
diketahuiolehmasyarakatluas.
dimaksudpadaayat(1)dilakukanpalinglambatpada:
September;
b tanggal15Apriltahunberikutnyauntuklaporanposisiakhirbulan
Desember.
(1) BankwajibmenyampaikankepadaBankIndonesia:
Pasal11
a. bukti pengumuman berupa fotokopi atau guntingan surat kabar
14/14/PBI/2012
yang memuat pengumuman Laporan Keuangan Publikasi
harikerjasetelahpengumumandisuratkabar;dan
ketentuanmengenailaporankantorpusatbankumum.
Indonesiadalambentukcompactdisc.
BankIndonesiasebagaimanadimaksudpadaayat(2)dilakukanpaling
lama5(lima)harikerjasejaktanggalpengumumandisuratkabar.
SE3/30/DPNP
A. BankUmumKonvensional
2001
AlamatPenyampaianLaporan
RomawiVII
1. Guntingan surat kabar atau fotokopi Laporan Keuangan
denganalamat:
a. DirektoratPengawasanBank,Jl.M.H.ThamrinNo.2Jakarta
berkedudukandiluarnegeri,diwilayahkerjakantorpusat
BankIndonesia;atau
b. KantorBankIndonesiasetempat,dengantembusankepada
BankIndonesia.
ataumelaluiemaildenganalamatcfs@bi.go.id.
32
LikuiditasRupiah
Paragraf
12
SumberRegulasi
SE7/56/DPbs
2005
RomawiIX
Pasal12
14/14/PBI/2012
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
3. Laporan tertentu sebagaimana dimaksud dalam angka VI
(Paragraf 23 dalam kodifikasi ini) disampaikan kepada Bank
Indonesiadenganalamat:
a. DirektoratPengawasanBank,Jl.M.H.ThamrinNo.2Jakarta
10110, sesuai dengan Direktorat yang mengawasi Bank
yang bersangkutan, bagi Bank yang berkantor pusat atau
KantorCabangdaribankyangberkedudukandiluarnegeri,
diwilayahkerjakantorpusatBankIndonesia;atau
b. KantorBankIndonesiasetempat,bagiBankyangberkantor
pusatdiluarwilayahkerjakantorpusatBankIndonesia.
B. BankUmumSyariahdanUnitUsahaSyariah
1. Fotokopi atau guntingan surat kabar Laporan Keuangan
Publikasi Triwulanan, serta Laporan Tertentu disampaikan
kepadaBankIndonesiadenganalamat:
a. Direktorat Perbankan Syariah, Jl. M.H. Thamrin No.2
Jakarta 10110, dengan tembusan kepada Direktorat
Perizinan dan Informasi Perbankan, bagi Bank yang
berkantor pusat atau Kantor Cabang dari bank yang
berkedudukandiluarnegeri,diwilayahkerjakantorpusat
BankIndonesia;atau
b. KantorBankIndonesiasetempat,dengantembusankepada
Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan, bagi Bank
yang berkantor pusat di luar wilayah kerja kantor pusat
BankIndonesia.
2. Disket yang berisi informasi Laporan Keuangan Publikasi
Triwulanan disampaikan kepada Direktorat Perizinan dan
Informasi Perbankan, Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10110,
ataudenganmelaluiemaildengancfs@bi.go.id.
33
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
13
Pasal13
14/14/PBI/2012
14
Pasal14
14/14/PBI/2012
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
(4) Bank dinyatakan tidak mengumumkan atau tidak menyampaikan
Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan apabila Laporan Keuangan
Publikasi Triwulanan belum diumumkan atau belum disampaikan
sampaidenganberakhirnyabataswaktuketerlambatansebagaimana
dimaksudpadaayat(1),ayat(2),danayat(3).
(1) BankwajibmengumumkanLaporanKeuanganPublikasiTriwulanan
dalamwebsiteBank.
(2) Pengumuman Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 1 (satu) hari kerja
setelah batas waktu pengumuman Laporan Keuangan Publikasi
Triwulanandalamsuratkabar.
(3) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib dipelihara
dalam website Bank paling kurang untuk 2 (dua) periode laporan
berturutturut.
15
BABIV
LaporanKeuanganPublikasiBulanan
Pasal15
14/14/PBI/2012
SE3/30/DPNP
2001
RomawiV
A. BankUmumKonvensional
1. LaporanBulananBankUmumyangdisampaikanolehBankkepada
Bank Indonesia untuk posisi bulan Januari sampai dengan
DesemberakandiumumkanpadahomepageBankIndonesia.
2. Format yang digunakan untuk Laporan Keuangan Publikasi
Bulanan tersebut ditetapkan sesuai format pada Lampiran 1a,
Lampiran 2a, Lampiran 3a, Lampiran 5a, dan Lampiran 6a
(Lampiran 3a, Lampiran 4a, Lampiran 5a, Lampiran 7a, Lampiran
8.a.1,danLampiran8.a.2dalamkodifikasiini).
34
LikuiditasRupiah
Paragraf
16
SumberRegulasi
SE7/56/DPbs
2005
RomawiVII
Pasal16
14/14/PBI/2012
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
3. Penyusunan penyajian publikasi berpedoman pada Lampiran 8,
Lampiran9,Lampiran10,Lampiran12danLampiran13(Lampiran
10, Lampiran 11, Lampiran 12, Lampiran 14, dan Lampiran 15
dalam kodifikasi ini). Laporan Keuangan Publikasi Bulanan
merupakan laporan keuangan Bank secara individu yang
merupakan gabungan antara kantor pusat Bank dengan seluruh
kantorBank.
B. BankUmumSyariahdanUnitUsahaSyariah
1. Laporan Bulanan yang disampaikan oleh Bank kepada Bank
Indonesia untuk posisi bulan Januari sampai dengan Desember
akandiumumkanpadahomepageBankIndonesia.
2. Format yang digunakan untuk Laporan Keuangan Publikasi
Bulanan tersebut sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1a,
Lampiran 2a, Lampiran 3a, Lampiran 4a, Lampiran 5a (Lampiran
17a, Lampiran 18a, Lampiran 19a, Lampiran 20a, dan Lampiran
21adalamkodifikasiini).
3. Penyusunan penyajian publikasi sebagaimana tercantum dalam
Lampiran 4b, Lampiran 4c, Lampiran 7, Lampiran 8, Lampiran 9,
Lampiran10(Lampiran20b,Lampiran20c,Lampiran23,Lampiran
24,Lampiran25dalamkodifikasiini).
4. Laporan keuangan Publikasi Bulanan merupakan laporan
keuanganBanksecaraindividuyangmerupakangabunganantara
kantorpusatBankdenganseluruhkantorBank.
(2) Sebelumdilakukanpengumuman,LBUyangtelahdireklasifikasioleh
Bank Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan
kepada Bank secara online melalui Laporan Kantor Pusat Bank
Umum (LKPBU) untuk dilakukan penelitian dan penyesuaian
mengenai akurasi laporan serta penambahan informasi yang
diperlukan dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan Publikasi
Bulanan.
35
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
(3) Bank wajib menyampaikan Laporan Keuangan Publikasi Bulanan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada Bank Indonesia secara
onlinemelaluiLaporanKantorPusatBankUmum(LKPBU).
(4) BankIndonesiamengumumkanLaporanKeuanganPublikasiBulanan
yang disampaikan oleh Bank sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
melaluiwebsiteBankIndonesia.
(5) Tatacara,format,danjangkawaktupenyampaianLaporanKeuangan
Publikasi Bulanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
melaluiLaporanKantorPusatBankUmum(LKPBU)berpedomanpada
ketentuan Bank Indonesia mengenai laporan kantor pusat bank
umum.
17
Pasal17
14/14/PBI/2012
18
BABV
LaporanKeuanganKonsolidasi
Pasal18
14/14/PBI/2012
(1)
(2)
(3)
(4)
36
LikuiditasRupiah
Paragraf
19
20
TransparansidanPublikasiLaporanBank
SumberRegulasi
Ketentuan
BagianKesatu
Pasal19
14/14/PBI/2012
Pasal20
14/14/PBI/2012
(1) Bank yang merupakan bagian dari suatu kelompok usaha dan/atau
Bank yang memiliki Perusahaan Anak dalam menyusun Laporan
Tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 (Paragraf 3 dalam
kodifikasi ini), selain menyajikan Laporan Keuangan Tahunan secara
individual,jugawajibmenyajikanLaporanKeuanganTahunansecara
konsolidasi.
(2)LaporanKeuanganTahunansecarakonsolidasisebagaimanadimaksud
padaayat(1)yangtelahdiauditolehAkuntanPublik,terdiriatas:
a. LaporanKeuanganKonsolidasiBank;
b. Laporan Keuangan Konsolidasi Perusahaan Induk di Bidang
Keuangan;dan
c. LaporanKeuanganKonsolidasiPerusahaanInduk.
(3) DalamhalkelompokusahatidakmemilikiPerusahaanIndukdiBidang
Keuangan maka cukup disajikan Laporan Keuangan Konsolidasi
PerusahaanInduksebagaimanadimaksudpadaayat(2)hurufc.
(4) Dalam hal audit Laporan Keuangan Tahunan perusahaan lain di luar
Bank dilakukan oleh Akuntan Publik yang berbeda dengan Akuntan
Publik yang mengaudit Laporan Keuangan Tahunan Bank maka Bank
dalam menyajikan Laporan Keuangan Tahunan secara Konsolidasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib mencantumkan nama
Kantor Akuntan Publik yang melakukan audit Laporan Keuangan
TahunanberikutnamaAkuntanPublikyangbertanggungjawabdalam
audit(partnerincharge)sertaopiniyangdiberikan.
(5) LaporanKeuanganKonsolidasisebagaimanadimaksudpadaayat(2),
palingkurangmeliputi:
a. LaporanPosisiKeuangan(Neraca);
b. LaporanLabaRugiKomprehensif;
c. LaporanPerubahanEkuitas;dan
d. komitmendankontinjensi.
Bankyangmerupakanbagiandarisuatukelompokusahadan/atauBank
yang memiliki Perusahaan Anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19
ayat (1) (Paragraf 19 ayat (1) dalam kodifikasi ini), dalam Laporan
Tahunan selain wajib menyajikan Laporan Keuangan Tahunan secara
konsolidasi,jugawajibmenyampaikaninformasisebagaiberikut:
a. strukturkelompokusahaBank;
37
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
StrukturkelompokusahaBankdisajikansebagaiberikut:
1. mulai dari Bank, Perusahaan Anak, Perusahaan Afiliasi,
Perusahaan Induk di Bidang Keuangan, dan/atau Perusahaan
Induk sampai dengan pemegang saham pengendali terakhir
(ultimateshareholder).
2. strukturketerkaitankepengurusandanpemegangsaham
yang bertindak atas nama pemegang saham lain (shareholder
actinginconcert).
Pemegang saham yang bertindak atas nama pemegang saham lain
adalahpemegangsahamperoranganatauperusahaanyangmemiliki
tujuan bersama untuk mengendalikan Bank yang didasarkan atau
tidakdidasarkanatassuatuperjanjian.
b. transaksiantaraBankdenganPihakpihakBerelasi;
ContohtransaksidenganPihakpihakBerelasimeliputi:
1. kepemilikansilang(crossshareholdings);
2. transaksi dimana suatu kelompok usaha bertindak untuk
kepentingankelompokusahayanglain;
3. pengelolaan likuiditas jangka pendek yang dipusatkan dalam
kelompokusaha;
4. penyediaan dana yang diberikan atau diterima oleh perusahaan
laindalamsatukelompokusaha;
5. eksposur kepada pemegang saham mayoritas antara lain dalam
bentukpinjaman,komitmendankontinjensi;dan
6. pembelian, penjualan, dan penyewaan aset dengan perusahaan
lain dalam suatu kelompok usaha, termasuk yang dilakukan
denganrepurchaseagreement.
38
LikuiditasRupiah
Paragraf
21
SumberRegulasi
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
d. penyediaan dana, komitmen maupun fasilitas lain yang dapat
dipersamakan dengan itu dari setiap perusahaan yang berada dalam
satu kelompok usaha dengan Bank kepada debitur yang telah
memperolehpenyediaandanadariBank;dan
e. pengungkapan mengenai permodalan, jenis risiko, potensi kerugian,
dan manajemen risiko sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2)
(Paragraf3ayat(2)dalamkodifikasiini)secarakonsolidasi,bagiBank
UmumKonvensional.
BagianKedua
Pasal21
14/14/PBI/2012
ayat(1)(3)
SE7/10/DPNP
2005
Nomor4.b
(1) Bank yang merupakan bagian dari suatu kelompok usaha dan/atau
Bank yang memiliki Perusahaan Anak dalam menyusun Laporan
KeuanganPublikasiTriwulanansebagaimanadimaksuddalamPasal7
(Paragraf7dalamkodifikasiini),selainmenyajikanLaporanKeuangan
PublikasiTriwulanansecaraindividual,jugawajibmenyajikanLaporan
KeuanganPublikasiTriwulanansecarakonsolidasi.
(2) Bank yang memiliki Perusahaan Anak, dalam menyusun Laporan
KeuanganPublikasiTriwulanansebagaimanadimaksuddalamPasal7
(Paragraf7dalamkodifikasiini)wajibmenyajikan:
a. laporankeuanganBanksecaraindividual;dan
b. laporankeuanganBanksecarakonsolidasi.
(3) Bankyangmerupakanbagiandarikelompokusaha,dalammenyusun
Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 (Paragraf 7 dalam kodifikasi ini) untuk posisi akhir
bulanJunidanDesember,wajibmenyajikan:
a. laporankeuanganBanksecaraindividual;dan
b. laporankeuanganPerusahaanIndukdiBidangKeuangan;atau
c. laporan keuangan Perusahaan Induk apabila tidak terdapat
laporankeuanganPerusahaanIndukdiBidangKeuangan.
Sesuaipasal26ayat(2)PeraturanBankIndonesiaNomor3/22/2001
tanggal 13 Desember 2001 tentang Transparansi kondisi Keuangan
Bank (sebagaimana telah dicabut oleh PBI Nomor 14/14/PBI/2012
tentang Transparansi dan Publikasi Laporan Bank pada tanggal 18
Oktober 2012 dan diatur kembali oleh Pasal 21 ayat (3) PBI
14/14/PBI/2012/Paragraf21ayat(3)dalamkodifikasiini),dalamhal
Bank merupakan bagian dari kelompok usaha, selain menyajikan
laporan keuangan Bank secara individual serta Laporan keuangan
konsolidasi Bank yang merupakan hasil konsolidasi dari laporan
keuangan Bank dan Perusahaan Anak, untuk posisi akhir bulan Juni
danDesember,Bankdiwajibkanpulamenyajikan:
1) Laporankeuanganperusahaanindukdibidangkeuangan;atau
2) Laporan keuangan perusahaan induk apabila tidak terdapat
laporankeuanganperusahaanindukdibidangkeuangan.
Laporan yang wajib disajikan meliputi Neraca, Laporan Laba Rugi,
Laporan Perubahan Ekuitas serta Daftar Komitmen dan Kontinjensi.
Penyajian disesuaikan dengan transaksi yang dilakukan oleh
perusahaaninduk.
39
LikuiditasRupiah
Paragraf
TransparansidanPublikasiLaporanBank
SumberRegulasi
Ketentuan
(4) Dalam hal Bank sebagaimana dimaksud pada ayat (3) juga memiliki
Pasal21
perusahaan anak, dalam menyusun Laporan Triwulanan, juga wajib
14/14/PBI/2012
menyajikan laporan keuangan triwulanan Bank secara konsolidasi
ayat(4)(6)
sebagaimanadimaksudpadaayat(2)hurufb.
ayat(2)hurufb,palingkurangmeliputi:
a. LaporanPosisiKeuangan(Neraca);
b. LaporanLabaRugiKomprehensif;
c. LaporanPerubahanEkuitas;dan
d. komitmendankontinjensi.
(6) Laporan keuangan triwulanan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (2) dan ayat (3) untuk posisi akhir bulan Desember wajib
diauditolehAkuntanPublik.
BagianKetiga
LaporanTertentukepadaBankIndonesia
22
Pasal22
14/14/PBI/2012
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Bankyangmerupakanbagiandarikelompokusahadan/atauBank
yang memiliki Perusahaan Anak, selain menyampaikan Laporan
Tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 (Paragraf 4 dalam
kodifikasi ini) kepada Bank Indonesia, Bank wajib menyampaikan
laporantahunantertentu.
Laporan tahunan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
palingkurangmencakup:
a. Laporan tahunan Perusahaan Induk dan laporan tahunan
PerusahaanIndukdiBidangKeuangan;
b. Laporan tahunan pemegang saham langsung yang memiliki
saham mayoritas atau laporan tahunan perusahaan yang
melakukanPengendalianlangsungkepadaBank;dan
c. LaporantahunanPerusahaanAnak.
ApabilakelompokusahatidakmemilikiPerusahaanIndukdiBidang
Keuangan,makalaporantahunantertentusebagaimanadimaksud
pada ayat (2) huruf a yang wajib disampaikan oleh Bank adalah
laporantahunanPerusahaanInduk.
Apabila kelompok usaha tidak memiliki laporan tahunan
PerusahaanIndukdanlaporantahunanPerusahaanIndukdiBidang
Keuangan,makalaporantahunantertentusebagaimanadimaksud
pada ayat (2) huruf a yang wajib disampaikan oleh Bank adalah
laporan keuangan tahunan Perusahaan Induk dan laporan
keuangantahunanPerusahaanIndukdiBidangKeuangan.
Apabilakelompokusahatidakmemilikiperusahaanindukdibidang
keuangan dan tidak memiliki laporan tahunan Perusahaan Induk
maka laporan tahunan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf a yang wajib disampaikan oleh Bank adalah laporan
keuangantahunanPerusahaanInduk.
Bataswaktupenyampaianlaporantahunanataulaporankeuangan
tahunan Perusahaan Induk dan Perusahaan Induk di Bidang
KeuangankepadaBankIndonesiamengacupadaPasal4(Paragraf
4dalamkodifikasiini).
40
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
SE14/35/DPNP
2013
RomawiIII
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
A. BankKonvensionalUmum
1. Selain menyampaikan Laporan Tahunan, Bank yang
merupakan bagian dari kelompok usaha dan/atau Bank yang
memiliki Perusahaan Anak, wajib menyampaikan laporan
tahunan tertentu kepada Bank Indonesia yang paling kurang
mencakup:
a. Laporan tahunan Perusahaan Induk dan laporan tahunan
PerusahaanIndukdiBidangKeuangan;
b. Laporan tahunan pemegang saham langsung yang memiliki
saham mayoritas atau laporan tahunan perusahaan yang
melakukanpengendalianlangsungkepadaBank;dan
c. LaporantahunanPerusahaanAnak.
2. Apabila kelompok usaha tidak memiliki Perusahaan Induk di
Bidang Keuangan, maka laporan tahunan tertentu yang wajib
disampaikan oleh Bank adalah laporan tahunan Perusahaan
Induk.
3. Apabila kelompok usaha tidak memiliki laporan tahunan
Perusahaan Induk dan laporan tahunan Perusahaan Induk di
Bidang Keuangan, maka laporan tahunan tertentu yang wajib
disampaikan oleh Bank adalah laporan keuangan tahunan
Perusahaan Induk dan laporan keuangan tahunan Perusahaan
IndukdiBidangKeuangan.
4. Apabila kelompok usaha tidak memiliki perusahaan induk di
bidang keuangan dan tidak memiliki laporan tahunan
Perusahaan Induk maka laporan tahunan tertentu yang wajib
disampaikan oleh Bank adalah laporan keuangan tahunan
PerusahaanInduk.
5. Batas waktu penyampaian laporan tahunan atau laporan
keuangan tahunan Perusahaan Induk dan Perusahaan Induk di
BidangKeuangankepadaBankIndonesiamengacupadaangka
IV(Paragraf4HurufAdalamkodifikasiini).
SE7/56/DPbS
2005
RomawiIII
B.
Pasal23
14/14/PBI/2012
Ayat(1)
(1)
BankUmumSyariahdanUnitUsahaSyariah
SelainmenyampaikanLaporanTahunan,dalamhalBankmerupakan
bagian dari kelompok usaha dan atau Bank memiliki Perusahaan
Anak,wajibmenyampaikanLaporanTahunan(annualreport)dari:
1. PerusahaanInduk;
2. PerusahaanIndukdibidangkeuangan;dan
3. PerusahaanAnak,
Kepada Bank Indonesia selambatlambatnya 5 (lima) bulan setelah
TahunBukuterakhir.
23
41
LikuiditasRupiah
Paragraf
24
25
SumberRegulasi
SE3/30/DPNP
2001
RomawiVI.1
(BankUmum);
SE7/56/DPbs
2005
RomawiVIII.1
(BUSdanUUS)
(2)
Pasal23
14/14/PBI/2012
Ayat(2)
SE3/30/DPNP
2001
RomawiVI.2
(BankUmum);
SE7/56/DPbs
2005
RomawiVIII.2
(BUSdanUUS)
Pasal23
(3)
14/14/PBI/2012
Ayat(3)
Pasal24
14/14/PBI/2012
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
Transaksi antara Bank dengan Pihakpihak yang Mempunyai
HubunganIstimewa
Halhalyangwajibdilaporkan,sekurangkurangnyameliputi:
a. namapihakyangmemilikihubunganistimewadenganBank;
b. hubunganketerkaitandenganBank;
c. jenistransaksi;
d. jumlahataunominaltransaksi;dan
e. KualitasAktivaProduktifuntuktransaksipenyediandana.
Bagi Bank yang merupakan bagian dari kelompok usaha selain
wajib menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), juga wajib menyampaikan laporan mengenai pemberian
penyediaan dana, komitmen maupun fasilitas lain yang dapat
dipersamakan dengan itu dari setiap perusahaan yang berada
dalam satu kelompok usaha dengan Bank kepada debitur yang
telahmemperolehpenyediaandanadariBank.
Pemberianpenyediaandana,komitmenmaupunfasilitaslainyang
dapat dipersamakan dengan itu dari setiap perusahaan yang
beradadalamsetiapkelompokusahadenganBankkepadadebitur
yangtelahmemperolehpenyediaandanadariBank,bagiBankyang
merupakanbagiandarikelompokusaha.
Halhalyangwajibdilaporkan,sekurangkurangnyameliputi:
a. namadebitur;
b. jumlahdankualitaspenyediaandanayangdiberikanolehBank;
c. nama kelompok usaha pemberi penyediaan dana serta
hubunganketerkaitandenganBank;dan
d. jenis penyediaan dana dan jumlah penyediaan dana yang
diberikanolehkelompokusaha.
BABVI
LaporanPublikasiLain
Pasal25
14/14/PBI/2012
(1) LaporanPublikasiLainsebagaimanadimaksuddalamPasal2hurufe
(Paragraf2hurufedalamkodifikasiini)meliputi:
a. LaporanSukuBungaDasarKredit(SBDK);dan
YangdimaksuddenganLaporanSukuBungaDasarKredit
(SBDK)adalahlaporanyangmenyajikanperhitungansukubunga
dasarkredityangantaralainmencakuphargapokokdanauntuk
42
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
kredit(HPDK),biayaoverhead,danmarjinkeuntungan(profit
margin)yangditetapkanBankdalamkegiatanperkreditan.
b. LaporanPublikasiLainnya.
26
Pasal26
14/14/PBI/2012
BABVII
Lain Lain
27
Pasal27
14/14/PBI/2012
(1) BagiBankyangbelummemilikiwebsiteuntukmemenuhikewajiban
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan Pasal 14 (Paragraf 6 dan
Paragraf14dalamkodifikasiini),wajibmemenuhikewajibantersebut
palinglambatpadaakhirbulanDesember2012.
(2) Bank wajib mencantumkan alamat website Bank pada Laporan
TahunandanLaporanKeuanganPublikasiTriwulananyangdicetak.
28
Pasal28
14/14/PBI/2012
43
LikuiditasRupiah
Paragraf
29
30
31
TransparansidanPublikasiLaporanBank
SumberRegulasi
Ketentuan
Pasal29
Kantor Cabang Bank Asing wajib menyusun laporan keuangan
14/14/PBI/2012 sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia ini dengan
menggabungkan laporan keuangan Kantor Cabang Bank Asing dan
seluruhlaporankeuangandarisetiapkantordiIndonesia.
BagiKantorCabangBankAsingtidakdiwajibkanuntukmelaporkandan
menyajikanlaporankeuangankantorpusatBank,PerusahaanIndukdan
PerusahaanIndukdiBidangKeuangandaribankasingtersebut.
Bagi Bank Umum yang melakukan pembelian kredit dari BPPN, tetap
SE7/10/DPNP
wajib mencantumkan informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24
2005
Peraturan Bank Indonesia Nomor 4/7/PBI/2002 tanggal 27 September
Nomor4.a
2003tentangPrinsipKehatihatian dalamRangkaPembelianKreditoleh
BankdariBadanPenyehatanPerbankanNasional.
PelaksanaanPedomanAkuntansiPerbankanIndonesia
A. DalamrangkapeningkatantransparansikondisikeuanganBankdan
SE11/4/DPNP
penyusunan laporan keuangan yang relevan, komprehensif, andal
2009
dan dapat diperbandingkan, Bank wajib menyusun dan menyajikan
Nomor14
laporan keuangan berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi
Indonesia.
B. PAPImerupakanpetunjukpelaksanaanyangberisipenjabaranlebih
lanjutdaribeberapaPernyataanStandarAkuntansiKeuangan(PSAK)
yangrelevanbagiindustriperbankan.
denganditerbitkannyaPSAKNo.50(Revisi2006)tentangInstrumen
2006)tentangInstrumenKeuangan:PengakuandanPengukuran.
pelaksanaan dari PSAK maka untuk halhal yang tidak diatur dalam
PAPItetapmengacukepadaPSAKyangberlaku.
SE11/33/DPNP
E. PenyesuaianPAPI2008
2009
1) Menyikapi berbagai tantangan dan permasalahan yang
Nomor4A
dihadapiBankdalammelakukanpersiapanpenerapanPSAKNo.
denganmenambahkanhurufD.
2) PenyesuaianPAPI2008yangmemuatestimasipenurunannilai
merupakanacuanbagiBankdalampenyusunandanpenyajian
dalammelakukanpemeriksaanlaporankeuanganBank.
44
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
Pemeriksaan Oleh Akuntan Publik Atas Estimasi Penurunan
NilaiKolektif
a) Dalam pelaksanaan audit, Akuntan Publik bertanggung
jawabuntuk:
i. menilai kewajaran penilaian sendiri (selfassessment)
yang dilakukan oleh manajemen dalam rangka
menetapkan keberadaan kondisi keterbatasan Bank
sebagaimana dimaksud dalam penyesuaian PAPI 2008;
dan
ii. menilai kewajaran estimasi manajemen dalam
menentukanpenurunannilaikreditsecarakolektif.
b) Apabila dalam pelaksanaan audit, Akuntan Publik
menemukan bahwa Bank tidak berada dalam kondisi
keterbatasantetapitetapmenerapkanestimasipenurunan
nilai kredit secara kolektif sebagaimana dimaksud dalam
penyesuaian PAPI 2008, maka Bank dinilai tidak
menerapkan PSAK No. 55 (Revisi 2006) dan PAPI 2008,
sertamelanggarSuratEdaranini.
c) Akuntan Publik yang menemukan Bank yang tidak
menerapkan PSAK No. 55 (Revisi 2006) dan PAPI 2008,
serta melanggar Surat Edaran ini sebagaimana dimaksud
pada angka 2) harus memberitahukan mengenai temuan
tersebut dalam laporan hasil audit dan Surat Komentar
(ManagementLetter)yangwajibdisampaikankepadaBank
Indonesia sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank
Indonesiamengenaitransparansikondisikeuanganbank.
TransparansiPenerapanEstimasiPenurunanNilaiKolektif
Dalam rangka memberikan informasi yang lebih transparan
kepada masyarakat dan pengguna laporan keuangan Bank,
Bank yang menerapkan estimasi penurunan nilai kredit secara
kolektif sebagaimana diatur dalam penyesuaian PAPI 2008
wajib mengungkapkan informasi tersebut dalam Catatan atas
LaporanKeuangandalamLaporanTahunansebagaimanadiatur
dalamSuratEdaranBankIndonesiamengenailaporantahunan
bankumum.
Sanksi
Pelanggaran dalam penerapan Surat Edaran ini dikenakan
sanksi sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia
mengenaitransparansikondisikeuanganbank.
3)
4)
5)
32
SE15/26/DPbs
2013
PelaksanaanPedomanAkuntansiPerbankanSyariah
PelaksanaanPedomanAkuntansiPerbankanSyariah
I. KetentuanUmum
A. Dalam rangka peningkatan transparansi kondisi keuangan bagi
Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, selanjutnya disebut
Bank Syariah, dan penyusunan laporan keuangan yang relevan,
komprehensif, andal dan dapat diperbandingkan, Bank Syariah
menyusun dan menyajikan laporan keuangan berdasarkan
PernyataanStandarAkuntansiKeuangan(PSAK)yangrelevanbagi
Bank Syariah, Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia
(PAPSI),danketentuanlainyangditetapkanolehBankIndonesia.
45
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
B. PAPSI merupakan petunjuk pelaksanaan yang berisi penjabaran
lebih lanjut dari beberapa Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan(PSAK)yangrelevanbagiindustriperbankansyariah.
C. Dengan diterbitkannya antara lain PSAK khusus tentang transaksi
syariah, PSAK No. 50 (Revisi 2010) tentang Instrumen Keuangan:
Penyajian,PSAKNo.55(Revisi2011)tentangInstrumenKeuangan:
Pengakuan dan Pengukuran, dan PSAK No. 60 tentang Instrumen
Keuangan:Pengungkapan,sertaPSAKNo.48(Revisi2009)tentang
Penurunan Nilai Aset maka perlu dilakukan penyesuaian atas
PAPSI 2003 menjadi PAPSI 2013 sebagaimana dimaksud pada
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat
EdaranBankIndonesiaini.
D. PAPSI 2013 merupakan pedoman dalam penyusunan dan
penyajian laporan keuangan Bank Syariah. Untuk halhal yang
tidak diatur dalam PAPSI 2013 tetap berpedoman kepada PSAK
yang berlaku beserta pedoman pelaksanaannya sepanjang tidak
bertentangandenganprinsipsyariah.
II. PengakuanPendapatanPendapatandalamTransaksiJualBeli
A. Sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 84/DSN
MUI/XII/2012 tanggal 21 Desember 2012 tentang Metode
PengakuanPendapatanMurabahahdiLembagaKeuanganSyariah
(LKS) maka pengakuan pendapatan murabahah untuk Bank
Syariah dapat dilakukan dengan menggunakan metode anuitas
ataumetodeproporsional.
B. Pengakuan pendapatan dengan menggunakan metode anuitas
atau metode proporsional hanya dapat digunakan untuk
pengakuanpendapatanpembiayaanatasdasarjualbeli.
C. Dalam hal Bank Syariah menggunakan metode anuitas maka
pencatatantransaksimurabahahwajibmenggunakan:
1. PSAK 55 (Revisi 2011): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Pengukuran,selanjutnyadisebutPSAK55;
2. PSAK 50 (Revisi 2010): Instrumen Keuangan: Penyajian,
selanjutnyadisebutPSAK50;
3. PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan, selanjutnya
disebutPSAK60;dan
4. PSAKlainyangrelevan.
D. DalamhalBankSyariahmenggunakanmetodeproporsionalmaka
pencatatan transaksi murabahah wajib menggunakan PSAK 102 :
AkuntansiMurabahah.
E. Penggunaan salah satu metode pengakuan pendapatan wajib
digunakanuntukseluruh jenisportofoliopembiayaanmurabahah
dan diungkapkan dalam kebijakan akuntansi serta dilakukan
secarakonsisten.
III. PendapatandanBebanTerkaitdenganTransaksiMurabahah
A. Dalam praktik penyaluran pembiayaan murabahah, Bank Syariah
dapat:
1. menerima pendapatan di luar marjin keuntungan seperti
pendapatanadministrasi;dan/atau
2. mengeluarkan biaya yang terkait langsung dengan transaksi
murabahahsepertibiayakomisi,biayasurvei,danbiayalain.
46
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
B. Dalam hal Bank Syariah menerapkan pengakuan pendapatan
denganmetodeanuitas,makapendapatandanbiayasebagaimana
dimaksud dalam huruf A digabungkan dengan nilai pembiayaan
murabahah. Selanjutnya nilai tersebut diamortisasi selama masa
akad dengan menggunakan metode effective rate sebagaimana
diaturdalamPSAK55,PSAK50,danPSAK60sertaPSAKlainyang
relevan.
C. Dalam hal Bank Syariah menerapkan pengakuan pendapatan
dengan metode proporsional maka pendapatan dan biaya
sebagaimana dimaksud dalam huruf A diakui selaras dengan
pengakuan pendapatan murabahah secara proporsional selama
masaakad.
D. Pendapatan dan biaya sebagaimana dimaksud dalam huruf A
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pendapatan
murabahah sehingga wajib dibagihasilkan kepada pemilik dana
pihakketiga(shahibulmaal).
IV. PembentukanCadanganKerugian
A. Bank Syariah wajib membentuk cadangan kerugian penurunan
nilai (CKPN) atas aset keuangan dan aset non keuangan sesuai
denganstandarakuntansikeuanganyangberlaku.
B. Dalam rangka menerapkan prinsip kehatihatian, Bank Syariah
wajib mempertimbangkan CKPN yang dibentuk berdasarkan
ketentuanBankIndonesiapadasaatmemperhitungkancadangan
kerugianasetkeuangandanasetnonkeuangan.
C. DalamhalterdapatselisihkurangantaraCKPNyangdibentukoleh
BankSyariahdengankewajibanpembentukancadangankerugian
sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia maka kekurangan CKPN
tersebutakandiperhitungkansebagaipengurangfaktormodalinti
dalam perhitungan rasio kewajiban pemenuhan modal minimum
(KPMM).
47
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
C.
D.
E.
F.
33
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
Dalam rangka penerapan estimasi penurunan nilai pembiayaan
secara kolektif dengan menggunakan data pengalaman kerugian
spesifik, Bank wajib menyampaikan rencana tindak (action plan)
yangakandilakukan.
Ketentuanmengenaiestimasipenurunannilaipembiayaansecara
kolektif sebagaimana dimaksud dalam huruf B, merupakan acuan
bagi Bank Syariah dalam menyusun dan menyajikan laporan
keuangan serta menjadi acuan bagi Akuntan Publik dalam
melakukanpemeriksaanlaporankeuanganBankSyariah.
Halhal yang harus dilakukan oleh Akuntan Publik dalam
pemeriksaanatasestimasipenurunannilaikolektifadalahsebagai
berikut:
1. Dalam pelaksanaan audit, Akuntan Publik bertanggung jawab
untuk:
a. menilaikewajaranpenilaiansendiri(selfassessment)yang
dilakukan oleh manajemen Bank Syariah dalam
menetapkan
keberadaan
kondisi
keterbatasan
pengalaman kerugian spesifik sebagaimana dimaksud
dalamLampiranSuratEdaranBankIndonesiaini;dan
b. menilaikewajaranestimasiolehmanajemenBankSyariah
dalam menentukan penurunan nilai pembiayaan secara
kolektif.
2. Apabiladalampelaksanaanaudit,AkuntanPublikmenemukan
bahwaBankSyariahtidakberadadalamkondisiketerbatasan
pengalaman kerugian spesifik namun menerapkan estimasi
penurunan nilai pembiayaan secara kolektif maka Bank
Syariah dinilai tidak menerapkan PSAK 55 beserta pedoman
pelaksanaannya dan melanggar Surat Edaran Bank Indonesia
ini.
3. TemuanAkuntanPubliksebagaimanadimaksuddalamangka2
harus diungkapkan oleh Akuntan Publik dalam laporan hasil
audit dan Surat Komentar (Management Letter) dan wajib
disampaikan kepada Bank Indonesia sebagaimana diatur
dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai
transparansikondisikeuanganbank.
Dalam rangka memberikan informasi yang lebih transparan
kepada masyarakat dan pengguna laporan keuangan Bank, Bank
Syariah yang menerapkan estimasi penurunan nilai pembiayaan
secara kolektif wajib mengungkapkan informasi tersebut dalam
Catatan atas Laporan Keuangan dalam Laporan Tahunan
sebagaimanadiaturdalamSuratEdaranBankIndonesiamengenai
laporantahunanbankumum.
BABVIII
BagianKesatu
Sanksi
SanksiLaporanTahunan
Pasal30
14/14/PBI/2012
(1) BankyangterlambatmenyampaikanLaporanTahunankepadaBank
IndonesiasebagaimanadimaksuddalamPasal5ayat(1)(Paragraf5
ayat (1) dalam kodifikasi ini), dikenakan sanksi kewajiban
membayar sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) per hari
keterlambatan.
48
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
34
Pasal31
14/14/PBI/2012
35
Pasal32
14/14/PBI/2012
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
(2) Bank yang tidak menyampaikan Laporan Tahunan sebagaimana
dimaksuddalamPasal5ayat(2)(Paragraf5ayat(2)dalamkodifikasi
ini) kepada pihak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)
(Paragraf4ayat(1)dalamkodifikasiini)dikenakansanksi:
a. kewajiban membayar sebesar Rp100.000.000,00 (seratus juta
rupiah;dan
b. pengumuman nama yang dikenakan sanksi dan alasan
pengenaansanksipadawebsiteBankIndonesia.
49
LikuiditasRupiah
Paragraf
36
SumberRegulasi
BagianKedua
Pasal33
14/14/PBI/2012
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
SanksiLaporanKeuanganPublikasiTriwulanan
(1) Bank yang terlambat mengumumkan dan/atau terlambat
menyampaikanLaporanKeuanganPublikasiTriwulanansebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) (Paragraf 12 ayat (1) dalam
kodifikasi ini), dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp
1.000.000,00 (satu juta rupiah) per hari keterlambatan untuk setiap
laporan.
(2) Bank yang tidak mengumumkan Laporan Keuangan Publikasi
TriwulanansebagaimanadimaksuddalamPasal12ayat(2)(Paragraf
12ayat(2)dalamkodifikasiini),dikenakansanksi:
a. kewajiban membayar sebesar Rp100.000.000,00 (seratus juta
rupiah);dan
b. pengumuman nama Bank yang dikenakan sanksi dan Laporan
KeuanganPublikasiTriwulananberdasarkandatayangtersediadi
BankIndonesiapadawebsiteBankIndonesia.
50
LikuiditasRupiah
Paragraf
TransparansidanPublikasiLaporanBank
SumberRegulasi
Ketentuan
(5) Nama Bank yang dikenakan sanksi dan alasan pengenaan sanksi
sebagaimana dimaksud pada ayat (4), akan diumumkan oleh Bank
Indonesia melalui website Bank Indonesia berdasarkan data yang
tersediadiBankIndonesia.
BagianKetiga
SanksiLaporanKeuanganPublikasiBulanan
37
Pasal34
14/14/PBI/2012
BagianKeempat
SanksiLaporanKeuanganKonsolidasi
38
Pasal35
14/14/PBI/2012
PengumumannamaBankatauperusahaandapatdilakukanmelalui
websiteBankIndonesia.
BagianKelima
SanksiLaporanPublikasiLain
Pasal36
14/14/PBI/2012
BABV
TransparansiKondisiKeuanganBank
HubunganantaraBank,AkuntanPublik,danBankIndonesia
39
40
Pasal16
3/22/PBI/2001
(1)
51
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
Ketentuan
Pengaturan ini dimaksudkan agar terdapat penilaian dari pihak
yang berbeda dalam rangka meningkatkan independensi profesi
AkuntanPublik.
Perhitungan jangka waktu 5 (lima) tahun dimulai sejak berlakunya
PeraturanBankIndonesiainiatausejakTahunBuku2001.
SE3/32/DPNP
2001
RomawiI
SE7/57/DPbs
2005
RomawiI
TransparansidanPublikasiLaporanBank
A. BankUmumKonvensional
1. Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia tersebut di atas,
dikemukakan bahwa dalam rangka turut serta menciptakan
disiplin pasar (market discipline) perlu diupayakan transparansi
kondisi keuangan dan kinerja Bank sehingga dapat lebih
memudahkan penilaian bagi kepentingan publik dan peserta
pasarmelaluipublikasilaporankepadamasyarakatluas.
2. Dalam rangka meningkatkan integritas laporan keuangan Bank
maka Laporan Keuangan Tahunan Bank wajib diaudit oleh
Akuntan Publik dan untuk memperoleh keyakinan yang
memadai tentang kemampuan dan kesesuaian tugasnya,
Akuntan Publik yang mengaudit Bank harus independen,
kompeten, profesional dan objektif serta menggunakan
kemahiran profesionalnya secara cermat dan seksama (due
professionalcare)
3. Dalam rangka meningkatkan kualitas hasil audit, perlu
ditetapkan persyaratan Akuntan Publik yang diperkenankan
melakukan audit terhadap Bank. Akuntan Publik yang
diperkenankan untuk mengaudit Bank adalah Akuntan Publik
yang terdaftar di Bank Indonesia. Oleh karena itu dalam
melakukan penunjukan Akuntan Publik, Bank hendaknya
memperhatikan daftar Akuntan Publik yang diumumkan Bank
IndonesiapadahomepageBankIndonesia.
4. Sesuai dengan Pasal 16 ayat (2) Peraturan Bank Indonesia
tersebut di atas (Paragraf 40 ayat (2) dalam kodifikasi ini),
penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik yang
sama oleh Bank paling lama dilakukan untuk periode audit 5
(lima) tahun buku berturutturut dan mulai berlaku sejak
dikeluarkannyaketentuanBankIndonesiadimaksud,yaitusejak
laporankeuanganuntukTahunBuku2001.
5. Agar dari audit yang dilakukan Akuntan Publik diperoleh
informasi kondisi keuangan Bank yang optimal, perlu adanya
komunikasiyangaktifdantransparanantaraAkuntanPublikdan
BankIndonesia.
52
LikuiditasRupiah
Paragraf
41
SumberRegulasi
Pasal17
3/22/PBI/2001
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
2. Dalam rangka turut serta menciptakan disiplin pasar (market
discipline) perlu diupayakan transparansi kondisi keuangan dan
kinerja Bank sehingga dapat lebih memudahkan penilaian bagi
kepentingan publik dan peserta pasar melalui publikasi laporan
kepadamasyarakatluas.
3. Dalam rangka meningkatkan integritas laporan keuangan Bank
maka laporan Keuangan Tahunan Bank wajib diaudit oleh
Akuntan Publik, dimana khusus untuk BPRS yang wajib diaudit
adalahBPRSyangberasetdiatasRp.10.000.000.000,00(sepuluh
miliarrupiah).Untukmemperolehkeyakinanyangmemadaiatas
kualitas hasil audit, maka Akuntan Publik yang mengaudit Bank
harus terdaftar di Bank Indonesia serta dalam melakukan audit
harusindependen,kompeten,profesionaldanobjektif.
4. Komunikasi aktif dan transparan antara Akuntan Publik dengan
pihakpihak yang melakukan pengawasan yaitu Bank Indonesia
dan Dewan Pengawas Syariah perlu dilakukan agar dapat
dihasilkan informasi kondisi keuangan Bank yang optimal.
Komunikasi dengan Dewan Pengawas Syariah diperlukan
mengingat Dewan Pengawas Syariah adalah dewan yang
melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan prinsip syariah
yangadadiBank.
(1)
(2)
(3)
53
LikuiditasRupiah
Paragraf
42
SumberRegulasi
Pasal18
(1)
3/22/PBI/2001
(2)
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
Penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik dalam
rangka audit Laporan Keuangan Tahunan Bank wajib didasarkan
padaperjanjiankerja.
Perjanjian kerja antara Bank dan Kantor Akuntan Publik
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), sekurangkurangnya
mencakup:
a. namaKantorAkuntanPublik;
b. AkuntanPublikyangbertanggungjawabterhadapaudit(partner
incharge);
c. kewajiban Akuntan Publik untuk melaksanakan audit sesuai
StandarProfesionalAkuntanPublik;
d. ruanglingkupaudit;
e. jangkawaktupenyelesaianaudit;
Jangkawaktupenyelesaianauditdisesuaikandenganbatasakhir
penyampaianLaporanKeuanganTahunankeBankIndonesia.
(3)
(4)
54
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
debiturterbesaratauberdasarkanhasilkomunikasiantaraBank
IndonesiadenganAkuntanPublik;
b. penilaian terhadap ruparupa aktiva termasuk namun tidak
terbataspadaagunanyangdiambilaliholehBank;
c. halhallainyangdiaturdalamStandarAkuntansiKeuangandan
Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia yang berlaku,
termasukcatatanatasLaporanKeuangan;
d. pendapatterhadapkewajaranatastransaksidenganPihakpihak
yang Mempunyai Hubungan Istimewa maupun transaksi yang
dilakukandenganperlakuankhusus;
PihakpihakyangMempunyaiHubunganIstimewaadalahpihak
pihaksebagaimanadiaturdalamPernyataanStandarAkuntansi
Keuanganyangberlaku.
e. jumlahdankualitaspenyediaandanakepadaPihakTerkait;
f. rincian pelanggaran Batas Maksimum Pemberian Kredit yang
meliputi nama debitur, kualitas penyediaan dana, persentase
danjumlahpelanggaranBatasMaksimumPemberianKredit;
g. rincian pelampauan Batas Maksimum Pemberian Kredit yang
meliputi persentase dan jumlah pelampauan Batas Maksimum
PemberianKredit;
h. perhitunganKewajibanPenyediaanModalMinimum;
i. halhal lain yang ditentukan berdasarkan hasil komunikasi Bank
IndonesiadenganKantorAkuntanPubliksebagaimanadimaksud
dalamPasal20(Paragraf44dalamkodifikasiini);
Penetapan halhal lain pada huruf ini akan disusun oleh Bank
Indonesia bersamasama dengan Kantor Akuntan Publik dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ruang lingkup
audit.
j. transaksiSpotdantransaksiDerivatif;
k. rasioPosisiDevisaNeto;dan
l. keandalan sistem pelaporan Bank kepada Bank Indonesia dan
pengujian terhadap keandalan laporanlaporan yang
disampaikanolehBankkepadaBankIndonesia.
Perubahan cakupan perjanjian kerja dan ruang lingkup audit
sebagaimanadimaksuddalamayat(2)danayat(4)akanditetapkan
denganSuratEdaranBankIndonesia.
(5)
43
Pasal19
7/50/PBI/2005
(1)
55
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
b. memberitahukan kepada Bank Indonesia selambatlambatnya 7
(tujuh)harikerjasejakditemukannya:
1) pelanggaran peraturan perundangundangan di bidang
keuangandanperbankan;dan
2) keadaanatauperkiraankeadaanyangdapatmembahayakan
kelangsunganusahaBank;
Keadaanatauperkiraankeadaanyangdapatmembahayakan
kelangsungan usaha Bank termasuk namun tidak terbatas
pada:
1. kekuranganKewajibanPenyediaanModalMinimum;
2. kekuranganpembentukanPenyisihanPenghapusanAktiva
Produktifyangmaterial;
3. pelanggaranBatasMaksimumPemberianKredit;
4. kewajibanGiroWajibMinimum;
5. kecurangan(fraud)yangbernilaimaterial.
(2)
(3)
44
Pasal20
3/22/PBI/2001
(1)
SE3/32/DPNP
2001
RomawiIII
A.
(2)
56
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
SE7/57/Dpbs
B.
2005
RomawiIII
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
2. Apabila dalam pelaksanaan audit, Akuntan Publik menemukan
pelanggaran peraturan perundangundangan yang berlaku di
bidang keuangan dan perbankan serta keadaan dan perkiraan
keadaanyangdapatmembahayakankelangsungan usahaBank,
Akuntan Publik wajib menyampaikan pemberitahuan kepada
Bank Indonesia selambatlambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak
ditemukan. Keadaan dan atau perkiraan keadaan yang dapat
membahayakan kelangsungan usaha Bank, antara lain keadaan
danatauperkiraankeadaantentang:
a. kekurangan Kewajiban Penyisihan Penyediaan Modal
Minimum;
b. kekurangan pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva
Produktifyangmaterial;
c. pelanggaranBatasMaksimumPemberianKredit;
d. KekuranganGiroWajibMinimum;atau
e. kecurangan(fraud)yangbernilaimaterial.
3. Pemberitahuansebagaimanadimaksuddalamangka2tersebut
di atas, harus disusun dengan menggunakan formulir sesuai
format pada Lampiran 2 (Lampiran 42 dalam kodifikasi ini).
Pemberitahuan tersebut bersifat rahasia sampai dengan
ditetapkanlebihlanjutolehBankIndonesia.
57
LikuiditasRupiah
Paragraf
45
SumberRegulasi
Pasal21
3/22/PBI/2001
SE3/32/DPNP
2001
RomawiII
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
pelaksanaan prinsip syariah. Dalam mengeluarkan pendapat
mengenai ketaatan terhadap prinsip syariah harus mengacu
kepada ketentuan Bank Indonesia tentang Tugas dan Peran
DewanPengawasSyariah(DPS).
5. Apabila dalam pelaksanaan audit, Akuntan Publik menemukan
pelanggaran peraturan perundangundangan yang berlaku di
bidang keuangan dan perbankan serta keadaan dan perkiraan
keadaanyangdapatmembahayakankelangsungan usahaBank,
Akuntan Publik wajib menyampaikan pemberitahuan kepada
Bank Indonesia selambatlambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak
ditemukan. Keadaan dan atau perkiraan keadaan yang dapat
membahayakankelangsunganusahaBankantaralain:
a. Kekurangan Kewajiban Penyisihan Penyediaan Modal
Minimum;
b. Kekurangan pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva
Produktifyangmaterial;
c. PelanggaranBatasMaksimumPemberianKredit;
d. Kecurangan(fraud)yangbernilaimaterial.
6. Pemberitahuansebagaimanadimaksudangka5tersebutdiatas,
harus disusun dengan menggunakan formulir sebagaimana
diatur dalam Lampiran 2 (Lampiran 40 dalam kodifikasi ini).
Pemberitahuan tersebut bersifat rahasia, sampai dengan
ditetapkanlebihlanjutolehBankIndonesia.
(1)
KantorAkuntanPublikdanAkuntanPublik(partnerincharge)yang
melakukanauditBankwajibterdaftardiBankIndonesia.
(2) KantorAkuntanPublikdanAkuntanPublikyangakanmendaftarke
Bank Indonesia wajib memenuhi persyaratan sebagaimana
ditetapkandalamSuratEdaranBankIndonesia.
58
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
e. sanggup secara terus menerus mengikuti program
pendidikandibidangakuntansidanperbankan;
f. sanggup melakukan audit sesuai Standar Profesional
AkuntanPublik(SPAP)danKodeEtikProfesi;
g. bersikap independen dan profesional dalam penugasan
audit;
h. bersedia memberitahukan kepada Bank Indonesia apabila
ditemukan pelanggaran terhadap peraturan perundang
undangan di bidang keuangan dan perbankan serta kondisi
atau perkiraan kondisi yang dapat membahayakan
kelangsunganusahaBank;dan
i. berkedudukan sebagai Rekan (partner in charge) pada
Kantor Akuntan Publik dengan memenuhi persyaratan
sebagaiberikut:
1) dalam melakukan audit, Akuntan Publik menerapkan
sekurangkurangnya 2 (dua) jenjang pengendalian atau
supervisi yaitu Akuntan Publik yang bertanggung jawab
(partner in charge), dan pengawas menengah yang
melakukanpengawasanterhadapstafpelaksana;
2) bersedia untuk menjalani review eksternal oleh Ikatan
Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Publik (IAI
KAP) tentang pengendalian mutu di Kantor Akuntan
Publikyangbersangkutan.
3. Permohonan pendaftaran Kantor Akuntan Publik dan Akuntan
Publik yang akan melakukan audit terhadap Bank diajukan
secara tertulis kepada Bank Indonesia dengan menggunakan
formulir sesuai format pada Lampiran 1a (Lampiran 41a dalam
kodifikasiini)dandisertaidengandokumen:
a. dokumenyangmenyangkutAkuntanPublik:
1) daftar riwayat hidup sesuai dengan fomulir sesuai
format pada Lampiran 1b (Lampiran 41b dalam
kodifikasiini);
2) izinpraktikdariMenteriKeuangan;
3) ijasahpendidikanformaldibidangakuntansi;
4) NomorPokokWajibPajak;
5) Sertifikatprogrampelatihandibidangperbankan;
6) surat pernyataan yang menyatakan bahwa Akuntan
Publik tidak pernah melakukan perbuatan tercela dan
ataudihukumkarenaterbuktimelakukantindakpidana
dibidangkeuangansertatidakmemilikikreditmacetdi
Bank;
7) surat pernyataan kesanggupan untuk mengikuti secara
terus menerus program pendidikan di bidang akuntansi
danperbankan;
8) surat pernyataan yang menyatakan bahwa Akuntan
Publik sanggup melakukan audit sesuai dengan Standar
Profesional Akuntan Publik dan Kode Etik Profesi, serta
senantiasa bersikap independen dan profesional dalam
melakukanpenugasanaudit;
59
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
SE3/32/DPNP
2001
RomawiVI
4.
5.
6.
7.
8.
9.
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
9) surat pernyataan yang menyatakan bahwa Akuntan
Publik yang bersangkutan bersedia memberitahukan
kepada Bank Indonesia apabila ditemukan pelanggaran
terhadap peraturan perundangundangan yang berlaku
di bidang keuangan dan perbankan, serta keadaan dan
perkiraan keadaan yang dapat membahayakan
kelangsunganusahaBank;dan
10) rekomendasi untuk pendaftaran di Bank Indonesia dari
Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan
Publik(IAIKAP).
b. dokumenyangberkaitandenganKantorAkuntanPublik:
1) NomorPokokWajibPajak;
2) izin praktik dari Menteri Keuangan Republik Indonesia
bagi Akuntan Publik yang bertindak sebagai pimpinan
KantorAkuntanPublikyangbersangkutan;
3) bagan organisasi yang menunjukkan bahwa dalam
melakukanaudit,AkuntanPublikmenerapkansekurang
kurangnya 2 (dua) jenjang pengendalian atau supervisi
yaitu Akuntan Publik yang bertanggung jawab (partner
in charge), dan pengawas menengah yang melakukan
pengawasanterhadapstafpelaksana;
4) suratpernyataanbahwaKantorAkuntanPublikBersedia
untuk menjalani review eksternal oleh Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) tentang pengendalian mutu di Kantor
AkuntanPublikyangbersangkutan.
Dalam rangka memberikan persetujuan atau penolakan
sebagaimana dimaksud dalam angka 3, Bank Indonesia
melakukan:
a. penelitianataskelengkapandankebenarandokumen;dan
b. wawancaraterhadapAkuntanPublik,apabiladiperlukan.
Persetujuan atau penolakan atas permohonan sebagaimana
dimaksud dalam angka 4, diberikan dalam jangka waktu
selambatlambatnya 45 (empat puluh lima) hari sejak
diterimanyapermohonantersebutsecaralengkap.
NamaAkuntanPublikdanKantorAkuntanPublikyangterdaftar
di Bank Indonesia dicantumkan dalam homepage Bank
Indonesia.
Setiap perubahan yang berkenaan dengan data dan informasi
dari Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik sebagaimana
dimaksud dalam angka 3 wajib dilaporkan secara tertulis oleh
Akuntan Publik dan atau Kantor Akuntan Publik kepada Bank
Indonesia selambatlambatnya 14 (empat belas) hari sejak
terjadinyaperubahantersebut.
Untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan Akuntan
Publik dalam melakukan audit terhadap Bank, Bank Indonesia
akan melakukan program pendidikan dan pelatihan bagi
AkuntanPublik.
Berdasarkan penilaian terhadap pelanggaran yang dilakukan
oleh Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik, sesuai dengan
ketentuan pada angka IV (Huruf A angka 1 s.d angka 7 dalam
60
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
B.
SE7/57/DPNP
2005
RomawiII
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
kodifikasi ini), Bank Indonesia dapat mengajukan usul kepada
Menteri Keuangan dan Ikatan Akuntan Indonesia untuk
pencabutanizinKantorAkuntanPublikdanAkuntanPublik.
Persyaratan dan Tata Cara Permohonan Pendaftaran Kantor
Akuntan Publik dan Akuntan Publik (Bank yang Melaksanakan
KegiatanUsahaBerdasarkanPrinsipSyariahdiIndonesia)
1. Kantor Akuntan Publik serta Akuntan Publik (partner in charge)
yang melakukan audit Bank wajib terdaftar di Bank Indonesia
denganmemenuhipersyaratansebagaimanayangditetapkan.
2. PersyaratanbagiKantorAkuntanPublikdanAkuntanPublikyang
terdaftar di Bank Indonesia sebagaimana dimaksud pada angka
1ditetapkansebagaiberikut:
a. mempunyaiizinpraktekdariMenteriKeuangan;
b. tidak pernah melakukan perbuatan tercela dan atau
dihukumkarenaterbuktimelakukantindakpidanadibidang
keuangansertatidaktermasukdalamdaftarkreditmacet;
c. memilikiakhlakdanmoralyangbaik;
d. memiliki pengalaman dan kompetensi audit di bidang
perbankan;
e. sanggup secara terus menerus mengikuti program
pendidikandibidangakuntansidanperbankan;
f. sanggup melakukan audit sesuai Standar Profesional
AkuntanPublik(SPAP)danKodeEtikProfesi;
g. bersikap independen dan profesional dalam penugasan
audit;
h. bersedia memberitahukan kepada Bank Indonesia apabila
ditemukan pelanggaran terhadap peraturan perundang
undangan di bidang keuangan dan perbankan serta kondisi
atau perkiraan kondisi yang dapat membahayakan
kelangsunganusahaBank;dan
i. berkedudukan sebagai rekan (partner in charge) pada
Kantor Akuntan Publik dengan memenuhi persyaratan
sebagaiberikut:
1) dalam melakukan audit, Akuntan Publik menerapkan
sekurangkurangnya 2 (dua) jenjang pengendalian atau
supervisi yaitu Akuntan Publik yang bertanggung jawab
(partner in charge), dan pengawas menengah yang
melakukanpengawasanterhadapstafpelaksana;
2) bersedia untuk menjalani review eksternal oleh Ikatan
Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Publik (IAI
KAP) tentang pengendalian mutu di Kantor Akuntan
Publikyangbersangkutan.
3. Akuntan Publik yang dapat melakukan audit terhadap Bank,
selainterdaftardiBIdenganmemenuhiketentuansebagaimana
dimaksud dalam angka 2, juga harus memenuhi ketentuan
sebagaiberikut:
a. memiliki pengetahuan dan atau pengalaman serta
kompetensi audit dibidang perbankan dan atau keuangan
syariah;
61
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
b. mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang memadai
tentangoperasionalperbankandanataukeuangansyariah;
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b,
dibuktikan dengan adanya sertifikat atau surat tertentu, atau
yangdapatdipersamakandenganitudarilembagayangkredibel
dibidangnya.
4. Permohonan pendaftaran Kantor Akuntan Publik dan Akuntan
Publik yang akan melakukan audit terhadap Bank diajukan
secara tertulis kepada Bank Indonesia dengan menggunakan
formulir sesuai format pada Lampiran 1a (Lampiran 39a dalam
kodifikasiini)dandisertaidengandokumen:
a. dokumenyangmenyangkutAkuntanPublik;
1) daftar riwayat hidup sesuai dengan formulir sesuai
format pada Lampiran 1b (Lampiran 39b dalam
kodifikasiini);
2) izinpraktikdariMenteriKeuangan;
3) ijazahpendidikanformaldibidangakuntansi;
4) NomorPokokWajibPajak;
5) Sertifikat program pelatihan di bidang perbankan,
termasuk sertifikat di bidang keuangan dan perbankan
syariah;
6) surat pernyataan yang menyatakan bahwa Akuntan
Publik tidak pernah melakukan perbuatan tercela dan
ataudihukumkarenaterbuktimelakukantindakpidana
dibidangkeuangansertatidakmemilikikreditmacetdi
Bank;
7) surat pernyataan kesanggupan untuk mengikuti secara
terus menerus program pendidikan di bidang akuntansi
danperbankan;
8) surat pernyataan yang menyatakan bahwa Akuntan
Publik sanggup melakukan audit sesuai dengan Standar
Profesional Akuntan Publik dan Kode Etik Profesi, serta
senantiasa bersikap independen dan profesional dalam
melakukanpenugasanaudit;
9) surat pernyataan yang menyatakan bahwa Akuntan
Publik yang bersangkutan bersedia memberitahukan
dan melaporkan kepada Bank Indonesia apabila
ditemukanpelanggaranterhadapperaturanperundang
undangan yang berlaku di bidang keuangan dan
perbankan, serta keadaan dan perkiraan keadaan yang
dapatmembahayakankelangsunganusahaBank;dan
10) rekomendasi untuk pendaftaran di Bank Indonesia dari
Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan
Publik(IAIKAP)
b. dokumenyangberkaitandenganKantorAkuntanPublik:
1) NomorPokokWajibPajak;
2) izin praktik dari Menteri Keuangan Republik Indonesia
bagi Akuntan Publik yang bertindak sebagai pimpinan
KantorAkuntanPublikyangbersangkutan;
62
LikuiditasRupiah
Paragraf
46
SumberRegulasi
SE7/57/DPNP
2005
RomawiVI
SE7/57/DPNP
2005
RomawiVII
Pasal22
3/22/PBI/2001
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
3) bagan organisasi yang menunjukkan bahwa dalam
melakukanaudit,AkuntanPublikmenerapkansekurang
kurangnya 2 (dua) jenjang pengendalian atau supervisi
yaitu Akuntan Publik yang bertanggung jawab (partner
in charge), dan pengawas menengah yang melakukan
pengawasanterhadapstafpelaksana;dan
4) suratpernyataanbahwaKantorAkuntanPublikbersedia
untuk menjalani review eksternal oleh Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) tentang pengendalian mutu di Kantor
AkuntanPublikyangbersangkutan.
Dalam rangka memberikan persetujuan atau penolakan atas
permohonan sebagaimana dimaksud dalam angka 4, Bank
Indonesiamelakukan:
a. Penelitianataskelengkapandankebenarandokumen;dan
b. WawancaraterhadapAkuntanPublik,apabiladiperlukan.
Persetujuan atau penolakan atas permohonan sebagaimana
dimaksud dalam angka 5, diberikan dalam jangka waktu
selambatlambatnya 45 (empat puluh lima) hari kalender sejak
diterimanyapermohonantersebutsecaralengkap.
NamaAkuntanPublikdanKantorAkuntanPublikyangterdaftar
di Bank Indonesia dicantumkan dalam homepage Bank
Indonesia.
Setiap perubahan yang berkenaan dengan data dan informasi
dari Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik sebagaimana
dimaksud dalam angka 4 wajib dilaporkan secara tertulis oleh
Akuntan Publik dan atau Kantor Akuntan Publik kepada Bank
Indonesia selambatlambatnya 14 (empat belas) hari kalender
sejakterjadinyaperubahantersebut.
Untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan Akuntan
Publik dalam melakukan audit terhadap Bank, Kantor Akuntan
PublikdanAkuntanPublikharusmeningkatkankemampuandan
mengikuti program pendidikan dan pelatihan perbankan dan
atau keuangan syariah yang diselenggarakan baik oleh Bank
Indonesiaataupihakketigalainnya.
Berdasarkan penilaian terhadap pelanggaran yang dilakukan
olehAkuntanPublikdanKantorAkuntanPublik,BankIndonesia
dapat mengajukan usul kepada Menteri Keuangan dan Ikatan
AkuntanIndonesiauntukpencabutanizinKantorAkuntanPublik
danAkuntanPublik.
Bagi Kantor Akuntan Publik dan Akuntan Publik yang telah
terdaftar di Bank Indonesia, apabila akan melaksanakan
pemeriksaan terhadap Bank harus memenuhi persyaratan
terlebihdahulusebagaimanadimaksuddalamangkaII.3(butirB.
3 dalam kodifikasi ini). Dokumen yang berkaitan dengan
persyaratan dimaksud adalah sertifikat program pelatihan
keuangandanperbankansyariahyangtelahdiikutidarilembaga
yangkredibeldibidangnya.
63
LikuiditasRupiah
Paragraf
TransparansidanPublikasiLaporanBank
SumberRegulasi
Ketentuan
AlamathomepageBankIndonesiaadalahhttp://www.bi.go.id.
A. BankKonvensional
SE3/32/DPNP
AlamatPendaftaranAkuntanPublikdanPelaporan
2001
1. Pendaftaran Akuntan Publik ditujukan kepada Bank Indonesia
RomawiV
Up. Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan, Jl. M.H.
sesuaiformatdalamLampiran1a(Lampiran41adalamkodifikasi
Indonesiasetempat.
IndonesiaatauKantorBankIndonesiasetempat,bagiBankyang
Indonesia.
undanganyangberlakudibidangkeuangandanperbankanatau
pusatdiwilayahkerjakantorpusatBankIndonesiaatauKantor
BankIndonesiasetempatbagiBankyangberkantorpusatdiluar
wilayahkantorpusatBankIndonesia.
SE7/57/DPNP
2005
RomawiV
B.
64
LikuiditasRupiah
Paragraf
47
48
SumberRegulasi
Pasal23
3/22/PBI/2001
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
b. Kantor Bank Indonesia setempat bagi Bank yang berkantor
pusatdiluarwilayahkantorpusatBankIndonesia.
BABIX
Sanksi
BagianKetiga
Pasal39
7/50/PBI/2005
SanksibagiAkuntanPublikdanKantorAkuntanPublik
(1) Akuntan Publik atau Kantor Akuntan Publik yang secara material
melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat
(1) dan ayat (2) (Paragraf 43 ayat (1) dan ayat (2) dalam kodifikasi
ini) dikenakan sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 53 Undangundang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
sebagaimana telah diubah dengan Undangundang No. 10 Tahun
1998berupa:
a. penghapusannamaAkuntanPublikdariDaftarAkuntanPublikdi
BankIndonesia;
b. penghapusanKantorAkuntanPublikdaridaftarKantorAkuntan
Publik di Bank Indonesia, apabila pelanggaran dilakukan oleh 2
(dua)orangAkuntanPublikyangbertanggungjawab(partnerin
charge)dalamauditBankdariKantorAkuntanPublikyangsama,
kecualiuntukinstansipemerintahsebagaimanadimaksuddalam
Pasal23(Paragraf47dalamkodifikasiini);dan
Perhitunganpelanggaranketentuanoleh2(dua)orangAkuntan
Publik yang bertanggung jawab (partner in charge) dapat
dilakukan pada periode yang sama maupun pada periode yang
berbeda.
(2) Akuntan Publik atau Kantor Akuntan Publik yang tidak memenuhi
ketentuanrahasiaBanksebagaimanadimaksuddalamPasal19ayat
(1)hurufd(Paragraf43ayat(1)hurufddalamkodifikasiini),selain
dikenakansanksiadministratifsebagaimanadimaksudpadaayat(1),
juga dapat dikenakan sanksi pidana sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 47 ayat (2) Undangundang Nomor 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undangundang
Nomor10Tahun1998.
65
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
A.
SE3/32/DPNP
2001
RomawiIV
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
BankUmumKonvensional
1. Dalam Pasal 39 Peraturan Bank Indonesia tersebut di atas
(Paragraf 48 dalam kodifikasi ini), Akuntan Publik dan Kantor
Akuntan Publik dapat dihapuskan dari daftar Akuntan Publik di
Bank Indonesia apabila tidak memenuhi ketentuan yang
ditetapkandalamPasal19.(Paragraf43dalamkodifikasiini)
2. Nama Akuntan Publik dihapuskan dari daftar Akuntan Publik di
Bank Indonesia apabila berdasarkan penilaian Bank Indonesia,
diketahuibahwaAkuntanPublik:
a. tidak memberitahukan temuan pelanggaran sebagaimana
dimaksud pada angka III.2 (Paragraf 44 ayat 2 Butir A.2
dalam kodifikasi ini) kepada Bank Indonesia dalam jangka
waktu selambatlambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak
ditemukannyapelanggaranperaturanperundangundangan
yang berlaku di bidang keuangan dan perbankan atau
keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat
membahayakankelangsunganusahaBank;
b. tidak menyampaikan tembusan Laporan Keuangan yang
telah diaudit (audit report) kepada Bank Indonesia yang
disertai dengan Surat Komentar (Management Letter)
selambatlambatnya4(empat)bulansetelahTahunBuku;
c. tidak memenuhi ketentuan rahasia Bank sebagaimana
diaturdalamUndangundangNomor7Tahun1992tentang
Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang
undangNomor10Tahun1998;
d. AkuntanPubliktelahterbuktimelakukanperbuatantercela
danataudihukumkarenaterbuktimelakukantindakpidana
dibidangkeuangan,baikdiIndonesiamaupundinegaralain
ataumemilikikreditmacet;
e. Akuntan Publik melakukan audit tidak sesuai dengan
Standar Profesional Akuntan Publik dan Kode Etik Profesi,
serta tidak bersikap independen dan profesional dalam
melakukanpenugasanaudit;
f. Akuntan Publik melakukan audit tidak sesuai dengan
perjanjian kerja sebagaimana diatur dalam Pasal 18
Peraturan Bank Indonesia tersebut di atas (Paragraf 42
dalamkodifikasiini);atau
g. Akuntan Publik yang merupakan anggota Kantor Akuntan
Publik yang tidak lagi memenuhi persyaratan sebagaimana
dimaksud dalam angka II.2. huruf i angka 1 (Paragraf 45
ayat(2)ButirA.2.i.1)dalamkodifikasiini).
3. Sesuai Pasal 39 ayat (1) Peraturan Bank Indonesia tersebut di
atas (Paragraf 48 ayat (1) dalam kodifikasi ini), nama Kantor
AkuntanPublikdihapuskandaridaftarKantorAkuntanPublikdi
Bank Indonesia apabila terdapat 2 (dua) orang atau lebih
AkuntanPublikyangbertanggungjawab(partnerincharge)dari
Kantor Akuntan Publik yang sama dikenakan sanksi dan
dihapuskan dari daftar Akuntan Publik di Bank Indonesia
sebagaimanadimaksuddalamangka2.
66
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
B.
SE7/57/DPbs
2005
RomawiIV
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
4. Penghapusan nama Kantor Akuntan Publik dan Akuntan Publik
daridaftardiBankIndonesiadiberitahukanolehBankIndonesia
kepada Kantor Akuntan Publik dan Akuntan Publik yang
bersangkutansertadilaporkankepadaIkatanAkuntanIndonesia
danMenteriKeuangan.
Bank yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip
Syariah
1. Nama Akuntan Publik dihapuskan dari daftar Akuntan Publik di
Bank Indonesia apabila berdasarkan penilaian Bank Indonesia,
diketahuibahwaAkuntanPublik:
a. tidak memberitahukan temuan pelanggaran sebagaimana
dimaksud dalam dalam Butir II.2.h dan atau Angka III. 5
(Paragraf 45 ayat (2) Butir B.2.h dan atau Paragraf 44 ayat
(2) Butir B.5 dalam kodifikasi ini) kepada Bank Indonesia
dalamjangkawaktuselambatlambatnya7(tujuh)harikerja
sejak ditemukannya pelanggaran peraturan perundang
undanganyangberlakudibidangkeuangandanperbankan
atau keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat
membahayakankelangsunganusahaBank;
b. tidak menyampaikan tembusan Laporan Keuangan yang
telah diaudit (audit report) kepada Bank Indonesia yang
disertai dengan Surat Komentar (Management Letter)
selambatlambatnya4(empat)bulansetelahTahunBuku;
c. tidak memenuhi ketentuan rahasia Bank sebagaimana
diaturdalamUndangUndangNomor7Tahun1992tentang
Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang
UndangNomor10Tahun1998;
d. AkuntanPubliktelahterbuktimelakukanperbuatantercela
danataudihukumkarenaterbuktimelakukantindakpidana
di bidang keuangan, baik di Indonesia maupun di Negara
lainataumemilikikreditmacet;
e. Akuntan Publik melakukan audit tidak sesuai dengan
Standar Profesional Akuntan Publik dan Kode Etik Profesi,
serta tidak bersikap independen dan professional dalam
melakukanpenugasanaudit;
f. SebelummengeluarkanpendapatataslaporanauditBank,
Akuntan Publik tidak meminta pendapat dan atau
memperoleh pendapat dari Dewan Pengawas Syariah
mengenaiketaatanBankterhadapprinsipsyariah;
g. Akuntan Publik melakukan audit tidak sesuai dengan
perjanjian kerja sebagaimana diatur dalam Pasal 18
Peraturan Bank Indonesia tentang Transparansi Kondisi
Keuangan Bank dan Pasal 13 Peraturan Bank Indonesia
tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank Perkreditan
RakyatSyariah(Paragraf18danParagraf93dalamkodifikasi
ini);
h. Akuntan Publik yang merupakan anggota Kantor Akuntan
Publik yang tidak lagi memenuhi persyaratan sebagaimana
dimaksuddalamangkaII.2hurufiangka1)(Paragraf45ayat
67
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
(2)ButirB.2.i.1)dalamkodifikasiini);atau
i. IzinpraktekdariMenteriKeuangantelahdicabut.
2. Nama Kantor Akuntan Publik dihapuskan dari daftar Kantor
AkuntanPublikdiBankIndonesiaapabilaterdapat2(dua)orang
atau lebih Akuntan Publik yang bertanggung jawab (partner in
charge)dariKantorAkuntanPublikyangsamadikenakansanksi
dan dihapuskan dari daftar Akuntan Publik di Bank Indonesia
sebagaimanadimaksuddalamangka1.
3. Penghapusan nama Kantor Akuntan Publik dan Akuntan Publik
daridaftardiBankIndonesiadiberitahukanolehBankIndonesia
kepada Kantor Akuntan Publik dan Akuntan Publik yang
bersangkutansertadilaporkankepadaIkatanAkuntanIndonesia
danMenteriKeuangan.
BABI
49
Pasal1
15/3/PBI/2013
50
Pasal2
15/3/PBI/2013
TransparansiKondisiKeuanganBankPerkreditanRakyat
KetentuanUmum
1. BankPerkreditanRakyatyangselanjutnyadisingkat BPRadalahBank
Perkreditan Rakyat sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang
tentangPerbankan.
2. LaporanTahunanadalahlaporanlengkapmengenaikinerjasuatuBPR
dalam kurun waktu 1 (satu) tahun yang berisi Laporan Keuangan
Tahunandaninformasiumum.
3. Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku bagi BPR adalah Standar
Akuntansi Keuangan bagi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP)danPedomanAkuntansiBPR(PABPR).
4. LaporanKeuanganTahunanadalahlaporankeuanganakhirtahunBPR
yang disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku
bagiBPR.
5. Laporan Keuangan Publikasi adalah laporan keuangan BPR yang
disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku bagi
BPRdandipublikasikansetiaptriwulansesuaidenganketentuanBank
Indonesia.
6. Akuntan Publik adalah Akuntan Publik sebagaimana dimaksud dalam
UndangUndangtentangAkuntanPublik.
7. Kantor Akuntan Publik adalah Kantor Akuntan Publik sebagaimana
dimaksuddalamUndangUndangtentangAkuntanPublik.
8. TahunBukuadalahtahuntakwimatautahunyangdimulaidaribulan
JanuarisampaidenganbulanDesember.
9. Surat Komentar (Management Letter) adalah komentar tertulis dari
Akuntan Publik kepada manajemen bank mengenai hasil kaji ulang
terhadap struktur pengendalian intern, pelaksanaan Standar
Akuntansi Keuangan atau masalah lain yang ditemui dalam
pelaksanaanaudit,besertasaransaranperbaikannya.
68
LikuiditasRupiah
Paragraf
51
TransparansidanPublikasiLaporanBank
SumberRegulasi
Ketentuan
(2) Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Publikasi sebagaimana
dimaksudpadaayat(1)wajibdisusundalamBahasaIndonesia.
BABII
LaporanTahunan
Pasal3
15/3/PBI/2013
(1) LaporanTahunansebagaimanadimaksuddalamPasal2ayat(1)huruf
a (Paragraf 50 ayat (1) huruf a dalam kodifikasi ini) paling kurang
memuat:
a. informasiumumyangmeliputiantaralain:
1. kepengurusan;
2. kepemilikan;
3. perkembanganusahaBPR;
4. strategidankebijakanmanajemen;dan
5. laporanmanajemen;
b. LaporanKeuanganTahunanyangterdiridari:
1. Neraca;
2. LaporanLabaRugi;
3. LaporanPerubahanEkuitas;
69
LikuiditasRupiah
Paragraf
TransparansidanPublikasiLaporanBank
SumberRegulasi
Ketentuan
4. LaporanArusKas;dan
KomitmendanKontinjensi;
yangdiauditolehAkuntanPublik;
LaporanKeuanganPublikasisebagaimanadimaksuddalamPasal8
ayat(3)hurufb(Paragraf56ayat(3)hurufbdalamkodifikasiini);
e. seluruhaspekpengungkapan(disclosure)sebagaimanadiwajibkan
dalamStandarAkuntansiKeuanganyangberlakubagiBPR.
hurufbwajibdisusununtuk1(satu)TahunBukudandisajikandengan
perbandingan1(satu)TahunBukusebelumnya.
(3) CakupanLaporanTahunansebagaimanadimaksudpadaayat(1)akan
diaturlebihlanjutdalamSuratEdaranBankIndonesia.
A. LaporanTahunanmemuatpalingkurang:
SE15/29/DKBU
1. InformasiUmumyangmeliputiantaralain:
2005
a. Susunan kepengurusan yang meliputi anggota Direksi dan
RomawiII
Dewan Komisaris, dan Pejabat Eksekutif, dengan informasi
mencakupjabatandanringkasanriwayathidup;
70
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
manajemen risiko yang paling kurang mencakup identifikasi
danpengendalianrisiko;
e. Laporan manajemen yang menyajikan informasi mengenai
pengelolaan BPR dalam rangka tata kelola yang baik, paling
kurangmencakupantaralain:
1) Strukturorganisasi;
2) Bidang usaha sesuai anggaran dasar dan kegiatan utama
padaperiodepelaporan;
3) Teknologi informasi, meliputi antara lain sistem
operasional, sistem keamanan, dan penyedia teknologi
informasi;
4) Perkembangandantargetpasar;
5) Jumlah,jenis,danlokasikantor;
6) Kerjasama BPR dengan baik atau lembaga lain dalam
rangkapengembanganusaha;
7) Kepemilikan oleh anggota Direksi, Dewan Komisaris dan
Pemegang Saham dalam kelompok usaha BPR, dan
perubahankepemilikandaritahunsebelumnya,jikaada;
8) Keterikatan antar pemilik, antar pengurus, dan antara
pemilikdenganpengurusBPR;
9) Sumber Daya Manusia (SDM), meliputi jumlah, tingkat
pendidikan, dan kegiatan pengembangan SDM selama
periodeyangbersangkutan;
10) Kebijakan pemberian gaji, tunjangan, dan fasilitas bagi
anggota Direksi dan Dewan Komisaris termasuk bonus,
tantiem,danfasilitaslainnya;dan
11) PerubahanpentinglainnyayangterjadidiBPRdan/ataudi
kelompokusahaBPRyangmempengaruhioperasionalBPR
dalamtahunyangbersangkutan.
2. Laporan Keuangan Tahunan yang disusun untuk 1 (satu) Tahun
Buku dan disajikan dengan perbandingan 1 (satu) Tahun Buku
sebelumnyapalingkurangterdiridari:
a. Neraca;
b. LaporanLabaRugidaritahunbukuyangbersangkutan;
c. LaporanPerubahanEkuitas;
d. LaporanArusKas;dan
e. Catatan atas laporan keuangan, termasuk informasi mengenai
KomitmendanKontijensi.
3. Opini dari Akuntan Publik apabila Laporan Keuangan Tahunan
diauditolehAkuntanPublik;
4. Selain pengungkapan sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan
angka 2, BPR wajib pula melakukan pengungkapan (disclosure)
informasilainnyayangmeliputi:
a. Ikhtisarkebijakanakuntansi,mencakup:
1) pernyataanbahwaBPRmenggunakanSAKETAP;
2) dasarpengukurandanpenyusunanlaporankeuangan;dan
3) kebijakan akuntansi BPR yang antara lain meliputi
kebijakankonsepdasarpengukuran,kredityangdiberikan,
penyisihan kerugian kredit, investasi di Sertifikat Bank
Indonesia, agunan yang diambil alih, kas dan setara kas,
71
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
aset tetap dan inventaris serta penyusutan, pengakuan
pendapatan bunga, pengakuan beban bunga, pajak
penghasilan,danimbalankerja.
b. Penjelasan atas pospos laporan keuangan yang disusun
dengan memperhatikanurutanpenyajianneraca,laporanlaba
rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas serta
informasi tambahan sesuai dengan ketentuan pengungkapan
pada setiap pos pada bagian yang terkait, ditambah dengan
pengungkapanmengenai:
1) Transaksihubunganistimewa,yangmeliputi:
a) rincian jumlah masingmasing pos aset, kewajiban,
penghasilan,danbebankepadapihakyangmempunyai
hubungan istimewa beserta persentasenya terhadap
totalaset,kewajiban,penghasilandanbeban;
b) penjelasan transaksi yang tidak berhubungan dengan
kegiatan usaha utama dan jumlah utang atau jumlah
piutang sehubungan dengan transaksi hubungan
istimewa;
c) sifat hubungan, jenis, dan unsur transaksi hubungan
istimewa termasuk pernyataan apakah BPR
menerapkan kebijakan persyaratan yang sama bagi
pihak lain yang tidak memiliki hubungan istimewa
denganBPR;dan
d) alasan serta dasar pembentukan penyisihan kerugian
piutangyangterkaitdenganhubunganistimewa.
2) Perubahan akuntansi dan koreksi kesalahan, yang
meliputi:
a) perubahanestimasiakuntansi:
i. hakikatdanalasanperubahanestimasiakuntansi;
ii. jumlah perubahan estimasi yang mempengaruhi
periodeberjalan;dan/atau
iii. pengaruhestimasiterhadapperiodemendatang;
b) perubahankebijakanakuntansi,antaralainmeliputi:
i. hakikat, alasan dan tujuan dilakukannya perubahan
kebijakanakuntansi;
ii. dampak perubahan kebijakan akuntansi terhadap
periode berjalan dan periode sebelumnya yang
perludisajikankembalisecarakomparatif;dan
iii. pernyataan bahwa informasi komparatif telah
dinyatakan kembali atau pernyataan bahwa
informasi komparatif tidak disajikan karena
dianggaptidakpraktis;
c) kesalahan:
i. hakikatkesalahan;
ii. jumlah nilai koreksi untuk periode berjalan dan
periodeperiodesebelumnya;
iii. jumlah nilai koreksi yang terkait dengan periode
periode sebelum periode yang tercakup dalam
informasikomparatif;
72
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
iv. pernyataan bahwa informasi komparatif telah
dinyatakan kembali atau pernyataan bahwa
informasi komparatif tidak disajikan karena
dianggaptidakpraktis.
KomitmendanKontinjensi,yangmeliputi:
1) pengungkapankomitmen,terdiridari:
a) pengungkapan kontrak atau perjanjian yang
menimbulkankomitmenpenggunaandanapadamasa
yangakandatang,misalnyaperjanjianpemberiankredit
ataupinjaman.Halhalyangperludiungkapkanantara
lainterdiridarikomitmenkepadapihakyangterkait,
periode berlakunya komitmen, nilai keseluruhan dan
bagianyangtelahterealisasi,sertasanksi;dan
b) uraian mengenai sifat, jenis, jumlah dan persyaratan
komitmen;
2) pengungkapankontijensi,terdiridari:
a) pengungkapan perkara atau sengketa hukum yang
berpotensimenimbulkanperngeluarandanapadamasa
yang akan datang. Halhal yang perlu diungkapkan
antara lain meliputi pihak yang terkait, nilai gugatan
(perkaraatausengketa),latarbelakangperkara,pokok
dan status perkara, putusan pengadilan, dan
probabilitas risiko dari peristiwa kontinjensi yang
diungkapkanberdasarkanprinsipmanajemenrisiko;
b) uraian singkat mengenai peraturan pemerintah yang
mengikat dan dampaknya, seperti masalah
ketenagakerjaan;dan
c) uraian kemungkinan kewajiban pajak tambahan yang
meliputi jenis ketetapan atau tagihan pajak, jenis
pajak,tahunpajak,jumlahpokok,denda,dansikapBPR
terhadap ketetapan atau tagihan pajak, misalnya:
mengajukankeberatan,banding,danlainlain;
Perkembangan terakhir SAK ETAP dan peraturan lainnya,
meliputi penjelasan mengenai SAK ETAP dan peraturan baru
yang akan diterapkan dan mempengaruhi aktivitas BPR serta
estimasi dampak penerapan SAK ETAP dan peraturan lama
tersebut;
Reklasifikasi, terdiri dari sifat, jumlah dan alasan reklasifikasi
untuk setiap pos dalam tahun buku sebelum tahun buku
terakhir yang disajikan dalam rangka laporan keuangan
komparatif;
Informasi penting lainnya, antara lain sifat, jenis, jumlah dan
dampak dari peristiwa atau keadaan tertentu yang
mempengaruhikinerjaBPR;
Peristiwa setelah tanggal neraca (subsequent event), meliputi
urutan peristiwa serta jumlah moneter yang mempengaruhi
akunakunlaporankeuangan.
c.
d.
e.
f.
g.
73
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
B.
52
Pasal4
15/3/PBI/2013
SE15/29/DKBU
2013
RomawiV.A
(1)
(2)
(3)
(4)
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
PengungkapansebagaimanadimaksuddalamhurufAangka1,hurufA
angka2,danhurufAangka4berpedomanpadaStandarAkuntansi
Keuangan bagi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dan
PedomanAkuntansiBPR(PABPR).
AlamatPenyampaianLaporan
Laporan Tahunan dan bukti pengumuman Laporan Keuangan
PublikasidisampaikankepadaBankIndonesiadenganalamat:
53
Pasal5
15/3/PBI/2013
a. KantorRegionalBankIIndonesia,GedungD,Lantai7,JalanM.H.
Thamrin Nomor 2 Jakarta Pusat 10350, bagi BPR yang
berkedudukan di wilayah DKI Jakarta, Banten, Bogor, Depok,
Karawang,danBekasi.
b. KantorPerwakilanDalamNegeriBankIndonesiayangmewilayahi
kantorpusatBPR,bagiBPRyangkantorpusatnyaberkedudukan
diluarwilayahsebagaimanadimaksuddalamhurufa.
(1) Bagi BPR yang mempunyai total aset lebih besar dari atau sama
dengan Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah), Laporan
KeuanganTahunanyangdisampaikandalamLaporanTahunanwajib
diauditterlebihdahuluolehAkuntanPublik.
(2) Bagi BPR yang mempunyai total aset lebih kecil dari
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah), Laporan Keuangan
TahunanyangdisampaikandalamLaporanTahunanadalahLaporan
Keuangan Tahunan yang telah dipertanggungjawabkan dalam Rapat
UmumPemegangSahamatauRapatAnggota.
74
LikuiditasRupiah
Paragraf
TransparansidanPublikasiLaporanBank
SumberRegulasi
Ketentuan
TahunanyangdisampaikandalamLaporanTahunanadalahLaporan
KeuanganTahunanyangdiaudit.
4 ayat (4) (Paragraf 52 ayat (4) dalam kodifikasi ini), maka selain
(2),BPRtetapmenyampaikanLaporanKeuanganTahunanyangtelah
diterimanyahasilauditatasLaporanKeuangan.
berlakubagiBPR.
SE12/14/DKBU
2010
No.15
54
Pasal6
15/3/PBI/2013
55
Pasal7
15/3/PBI/2013
BPRyangtelahmenyampaikanLaporanTahunannamun:
a. Laporan Keuangan Tahunan BPR tidak diaudit oleh Akuntan Publik
dan/atau Kantor Akuntan Publik yang terdaftar di Bank Indonesia
sebagaimanadimaksuddalamPasal5ayat(1)(Paragraf53ayat(1)
dalamkodifikasiini);atau
b. Laporan Keuangan Tahunan BPR belum dipertanggungjawabkan
oleh Direksi atau Pengurus kepada Rapat Umum Pemegang Saham
atau Rapat Anggota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2)
(Paragraf53ayat(2)dalamkodifikasiini),
dinyatakanbelummenyampaikanLaporanTahunan.
(1) BPRdinyatakanterlambatmenyampaikanLaporanTahunan,apabila
BPRmenyampaikanLaporanTahunankepadaBankIndonesiasetelah
batas akhir waktu penyampaian laporan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (4) (Paragraf 52 ayat (4) dalam kodifikasi ini),
sampai dengan paling lama 1 (satu) bulan sejak batas akhir waktu
penyampaianlaporan.
75
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
(2)
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
Contoh:
Penyampaian Laporan Tahunan 2012 yang wajib diaudit oleh
Akuntan Publik dinyatakan terlambat apabila disampaikan dalam
kurunwaktu1Meisampaidengan31Mei2013.
BPRdinyatakantidakmenyampaikanLaporanTahunan,apabilaBPR
belum menyampaikan Laporan Tahunan dalam kurun waktu
keterlambatansebagaimanadimaksudpadaayat(1).
Contoh:
Laporan Tahunan 2012 yang wajib diaudit oleh Akuntan Publik
dinyatakan tidak disampaikan apabila disampaikan setelah tanggal
31Mei2013.
56
BABIII
LaporanKeuanganPublikasi
Pasal8
15/3/PBI/2013
76
LikuiditasRupiah
Paragraf
TransparansidanPublikasiLaporanBank
SumberRegulasi
Ketentuan
SE15/29/DKBU
LaporanKeuanganPublikasi
2013
A. Laporan Keuangan Publikasi yang diumumkan untuk laporan
keuangan posisi akhir bulan Maret, Juni, September dan
RomawiIII
Desember disusun dengan mengacu pada Penyusunan Laporan
terpisahkandariSuratEdaranBankIndonesiaini.
bersangkutan.
tahunsebelumnya.Posisipembandingwajibdisajikansesuaiformat
diumumkan.
Kesalahan.
memuatpengungkapan(disclosure)sesuaidenganSAKETAPdanPA
BPR.
Pengungkapantersebutpalingkurangterdiridari:
sertaLaporanKomitmendanKontinjensi;dan
2. Informasilainnyayangpalingkurangterdiridari:
j. KualitasAktivaProduk(KAP)untuk:
1) Penempatanpadabanklain;
pihakyangtidakterkait;
k. Rasiokeuangan,yangterdiridari:
1) KPMM;
2) NPL(neto)danPPAP;
3) ROAdanBOPO;
4) CashRatio;dan
5) LDR
PemegangSahamPengendali;
4. NamaKantorAkuntanPublikyangmengauditdannamaAkuntan
charge),bagiBPRyangdiauditolehAkuntanPublik.
LaporanBulananBPR.
yangmerupakanlampirandariSuratEdaranBankIndonesiaperihal
LaporanBulananBPR.
77
LikuiditasRupiah
Paragraf
57
SumberRegulasi
SE15/43/DPNP
2013
RomawiIII.H
Pasal9
15/3/PBI/2013
H.
(1)
(2)
(3)
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
Khusus Laporan Keuangan Publikasi yang diumumkan untuk posisi
akhirbulanSeptember2013diatursebagaiberikut:
1. Penyusunan Laporan Keuangan Publikasi mengacu pada format
sebagaimanapadaLampiranIA(Lampiran43Adalamkodifikasi
ini)yangmerupakanbagiantidakterpisahkandariSuratEdaran
BankIndonesiaini.
2. Rekaman data Laporan Keuangan Publikasi yang disampaikan
kepadaBankIndonesiasecaraonlinetidakmencakuprasio
Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), rasio Beban
OperasionalterhadapPendapatanOperasional(BOPO),danCash
Ratio sebagaimana dimaksud pada angka 8, angka 9, dan angka
10padaTabel4mengenaiKualitasAktivaProduktifdanInformasi
Lainnya(padaLampiran43Adalamkodifikasiini).
3. Bukti pengumuman atas Laporan Keuangan Publikasi
sebagaimana dimaksud dalam angka 1 disampaikan kepada
BankIndonesiadalambentuk:
a. halaman surat kabar yang memuat Laporan Keuangan
Publikasi;dan/atau
b. fotokopi Laporan Keuangan Publikasi yang ditempelkan pada
papanpengumumanataumedialainnya.
BPR yang mempunyai total aset lebih besar dari atau sama dengan
Rp10.000.000.000,00(sepuluhmiliarrupiah)wajib:
a. mengumumkan Laporan Keuangan Publikasi posisi akhir bulan
Maret, Juni, dan September dalam surat kabar harian lokal atau
menempelkannya pada papan pengumuman atau media lainnya
yangmudahdibacaolehpublik;dan
b. mengumumkan Laporan Keuangan Publikasi posisi akhir bulan
Desember dalam surat kabar harian lokal dan menempelkannya
padapapanpengumumanataumedialainnyayangmudahdibaca
olehpublik.
BPRyangmempunyaitotalasetlebihkecildariRp10.000.000.000,00
(sepuluh miliar rupiah) wajib mengumumkan Laporan Keuangan
Publikasi posisi akhir bulan Maret, Juni, September, dan Desember
pada surat kabar lokal atau menempelkannya pada papan
pengumumanataumedialainnyayangmudahdibacaolehpublik.
Pengumuman Laporan Keuangan Publikasi sebagaimana dimaksud
padaayat(1)danayat(2)wajibdilakukanpalinglambat:
a. akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya bulan laporan untuk
78
LikuiditasRupiah
Paragraf
58
59
SumberRegulasi
(1)
Pasal10
15/3/PBI/2013
Pasal11
15/3/PBI/2013
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
Laporan Keuangan Publikasi posisi akhir bulan Maret, Juni, dan
September;dan
b. akhir bulan keempat setelah berakhirnya bulan laporan untuk
LaporanKeuanganPublikasiposisiakhirbulanDesember.
Contoh:
Laporan Keuangan Publikasi bulan Maret 2013 ditempelkan pada
papan pengumuman/media lainnya hingga masuk periode
pengumumanLaporanKeuanganPublikasibulanJuni2013
Yang dimaksud dengan kantor BPR adalah Kantor Pusat, Kantor
CabangdanKantorKas
Contoh:
PadasaatPemeriksaanbulanAgustus2013,BPRtidakmenempelkan
Laporan Keuangan Publikasi pada papan pengumuman/media
lainnya yang mudah dibaca oleh Publik pada salah satu kantor BPR
untukposisiakhirJuni2013,makaBPRakandikenakansanksitidak
mengumumkan Laporan Keuangan Publikasi pada periode Laporan
KeuanganPublikasiposisiakhirJuni2013.
Contoh:
Untuk Laporan Keuangan Publikasi bulan Maret 2013, BPR
dinyatakan terlambat mengumumkan Laporan Keuangan Publikasi
jika diumumkan dalam kurun waktu 1 Mei sampai dengan 31 Mei
2013.
79
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
60
Pasal12
15/3/PBI/2013
61
Pasal13
15/3/PBI/2013
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
Contoh:
Untuk Laporan Keuangan Publikasi bulan Maret 2013, BPR
dinyatakan tidak mengumumkan Laporan Keuangan Publikasi jika
diumumkansetelahtanggal31Mei2013.
(3) ApabilaBPRtelahmengumumkanLaporanKeuanganPublikasiposisi
bulanDesember,namun:
a. LaporanKeuanganTahunanuntukLaporanPublikasisebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) (Paragraf 53 ayat (1) dalam
kodifikasi ini) tidak diaudit oleh Akuntan Publik dan/atau Kantor
AkuntanPublikyangterdaftardiBankIndonesia;atau
b. LaporanKeuanganTahunanuntukLaporanPublikasisebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) (Paragraf 53 ayat (2) dalam
kodifikasi ini) belum dipertanggungjawabkan oleh Direksi atau
Pengurus kepada Rapat Umum Pemegang Saham atau Rapat
Anggota,
BPR dinyatakan belum mengumumkan Laporan Keuangan Publikasi
posisibulanDesember.
Contoh:
Laporan Keuangan Publikasi posisi akhir Maret 2013 wajib diumumkan
palinglambattanggal30April2013.
80
LikuiditasRupiah
Paragraf
62
SumberRegulasi
SE15/29/DKBU
2013
RomawiVI.A
Pasal14
15/3/PBI/2013
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
Selanjutnya, BPR wajib menyampaikan guntingan surat kabar dan/atau
fotokopi Laporan Keuangan Publikasi dan rekaman data Laporan
Publikasipalinglambattanggal14Mei2013.
AlamatPenyampaianLaporan
Laporan Tahunan dan bukti pengumuman Laporan Keuangan Publikasi
disampaikankepadaBankIndonesiadenganalamat:
(2) Dalam hal BPR tidak dapat menyampaikan rekaman data Laporan
Keuangan Publikasi secara online sebagaimana dimaksud pada ayat
(1)karena:
Yangdimaksuddengangangguanteknisadalahgangguanyang
mengakibatkanBPRpelaportidakdapatmenyampaikanLaporan
Keuangan Publikasi secara online, antara lain gangguan pada
jaringantelekomunikasi,kebakaranataupemadamanlistrik.
81
LikuiditasRupiah
Paragraf
63
SumberRegulasi
SE15/29/DKBU
2013
RomawiV.B
Pasal15
15/3/PBI/2013
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
d. terjadikerusakandan/ataugangguanpadadatabaseataujaringan
telekomunikasidiBankIndonesia,
BPRmenyampaikanrekamandataLaporanKeuanganPublikasisecara
offline.
LaporanKeuanganPublikasisecaraonlinedilakukanmelaluifasilitas
jaringan ekstranet Bank Indonesia. Dalam hal laporan disampaikan
secara offline dalam bentuk rekaman data (soft copy) berupa
compact disk atau media perekam data elektronik lainnya maka
laporandisampaikankepadaBankIndonesiadenganalamat:
b. KantorPerwakilanDalamNegeriBankIndonesiayangmewilayahi
kantorpusatBPR,bagiBPRyangkantorpusatnyaberkedudukan
diluarwilayahsebagaimanadimaksuddalamhurufa.
Contoh:
Untuk Laporan Keuangan Publikasi bulan Maret 2013, BPR
dinyatakanterlambatmenyampaikanhalamansuratkabardan/atau
fotokopi Laporan Keuangan Publikasi dan rekaman data Laporan
Keuangan Publikasi, jika disampaikan dalam kurun waktu 15 Mei
sampaidengan14Juni2013.
Contoh:
Untuk Laporan Keuangan Publikasi bulan Maret 2013, BPR
dinyatakantidakmenyampaikanhalamansuratkabarataufotokopi
Laporan Keuangan Publikasi yang ditempelkan pada papan
82
LikuiditasRupiah
Paragraf
64
TransparansidanPublikasiLaporanBank
SumberRegulasi
Ketentuan
pengumuman dan rekaman data Laporan Keuangan Publikasi, jika
disampaikansetelahtanggal14Juni2013.
menyampaikanrekamandataLaporanKeuanganPublikasi.
BABIV
HubunganAntaraBPR,AkuntanPublikDanBankIndonesia
Pasal16
15/3/PBI/2013
YangdimaksuddenganketerkaitandenganBPRadalahketerkaitan
kepemilikan, kepengurusan dan/atau keuangan sebagaimana
dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia tentang Batas
MaksimumPemberianKreditBPR.
65
Pasal17
15/3/PBI/2013
83
LikuiditasRupiah
Paragraf
TransparansidanPublikasiLaporanBank
SumberRegulasi
Ketentuan
5) ruanglingkupaudit;
6) Jangkawaktupenyelesaianaudit;
sebelumpelaksanaanaudit;dan
8) kewajibanKantorAkuntanPublikdanAkuntanPublikuntuk
informasikepadapihaklaintanpaseizinBPRsesuaidengan
ketentuanperundangundanganyangberlaku.
(3) Ruang lingkup audit sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d
palingsedikitmencakup:
dibentukBPR;
BPR;
mempunyaihubunganistimewamaupuntransaksiyangdilakukan
denganperlakuankhusus;
sebagaimanadimaksuddalamStandarAkuntansiKeuanganyang
berlakubagiBPR.
d. jumlahdankualitaspenyediaandanakepadapihakterkait;
danjumlahpelanggaranbatasmaksimumpemberiankredit;
danjumlahpelanggaranbatasmaksimumpemberiankredit;
g. perhitunganKewajibanPenyediaanModalMinimum(KPMM);
h. LoantoDepositRatio(LDR);
kredityangberpengaruhsecarasignifikanterhadapNPLBPR.
yangdiberikansertapenyebabutamanya.
PendapatanOperasional(BOPO).
IndonesiatelahdisusundansesuaidengandatayangadadiBPR.
kredit.
84
LikuiditasRupiah
Paragraf
66
67
TransparansidanPublikasiLaporanBank
SumberRegulasi
Ketentuan
k. keandalan sistem pelaporan BPR kepada Bank Indonesia dan
pengujianterhadapkeandalanlaporanlaporanyangdisampaikan
olehBPRkepadaBankIndonesia;dan
l. halhallainyangdiaturdalamStandarAkuntansiKeuanganyang
berlaku,termasukcatatanatasLaporanKeuangan.
belas)harisebelumpelaksanaanaudit.
SE15/29/DKBU
HubunganKerjaantaraBPRdanAkuntanPublik
2013
A. PenugasanAkuntanPublikdanKantorAkuntanPublikdalamrangka
RomawiIV
audit Laporan Keuangan Tahunan BPR wajib dilakukan dengan
perjanjiankerja;
B. PerjanjiankerjaantaraBPRdanKantorAkuntanPublikberpedoman
pada Lampiran II (Lampiran 44 dalam kodifikasi ini) yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran Bank
Indonesiaini.
ayat(1)(Paragraf65ayat(1)dalamkodifikasiini)telahberakhir.
kodeetikprofesi,danketentuanperundangundanganyangmengatur
mengenai Akuntan Publik, serta perjanjian kerja sebagaimana
dimaksuddalamPasal17(Paragraf65dalamkodifikasiini).
b. memberitahukan adanya pelanggaran terhadap ketentuan
perundangundangan di bidang keuangan dan/atau perbankan yang
dapat membahayakan kelangsungan usaha BPR kepada Bank
Indonesia paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak ditemukannya
pelanggaran;
Yangdimaksuddenganpelanggaranterhadapketentuanperundang
undangan di bidang keuangan dan/atau perbankan yang dapat
membahayakankelangsunganusahaBPR,antaralain:
a. kekurangankewajibanpenyediaanmodalminimum;
b. kekurangan pembentukan penyisihan penghapusan aktiva
produktifyangmaterial;
c. pelanggaranbatasmaksimumpemberiankredit;dan/atau
d. kecurangan(fraud)yangbernilaimaterial.
c. menyampaikanlaporanhasilauditdanSuratKomentar(Management
Letter)kepadaBankIndonesiapalinglambat4(empat)bulansetelah
berakhirnyatahunbukuyangbersangkutan;dan
85
LikuiditasRupiah
Paragraf
68
69
TransparansidanPublikasiLaporanBank
SumberRegulasi
Ketentuan
SuratKomentaryangtelahditandatanganiolehAkuntanPublikyang
incharge.
BABV
TanggungJawabLaporanKeuangan
Pasal20
15/3/PBI/2013
BABVI
LaporanKeuanganTahunandanLaporanKeuanganPublikasisepenuhnya
menjaditanggungjawabDireksiataupengurusBPR.
Pasal21
15/3/PBI/2013
(2) Untukmemperolehpengecualiansebagaimanadimaksudpadaayat
(1), BPR harus menyampaikan permohonan secara tertulis kepada
Bank Indonesia disertai penjelasan mengenai penyebab terjadinya
keadaan memaksa yang dialami dan disertai keterangan pejabat
yangberwenangdariinstansiterkaitdidaerahsetempat.
(3) BPR yang memperoleh pengecualian sebagaimana dimaksud pada
ayat wajib mengumumkan dan/atau menyampaikan laporan
sebagaimanadimaksuddalamPasal4ayat(4),Pasal9ayat(3),Pasal
13danPasal14ayat(1)(Paragraf52ayat(4),Paragraf57ayat(3),
Paragraf 61 dan Paragraf 62 ayat (1) dalam kodifikasi ini), setelah
BPRkembalimelakukankegiatanoperasionalsecaranormal.
KeadaanMemaksa
86
LikuiditasRupiah
Paragraf
TransparansidanPublikasiLaporanBank
SumberRegulasi
Ketentuan
(4) Pengecualian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) hanya
diberikanhinggakeadaanmemaksaatauberdasarkanpertimbangan
BankIndonesiatelahdapatteratasi.
BABVII
BagianKesatu
Sanksi
LaporanTahunan
70
Pasal22
15/3/PBI/2013
Ayat(1)
SE15/29/DKBU
2013
RomawiV.B.1.a
Pasal22
15/3/PBI/2013
Ayat(2)
SE15/29/DKBU
2013
RomawiV.B.1.b
Pasal22
15/3/PBI/2013
Ayat(3)
Contoh:
BPR paling lambat menyampaikan Laporan Tahunan posisi akhir
Desember 2013 pada tanggal 30 April 2014. Apabila BPR
menyampaikan Laporan Tahunan tersebut pada tanggal 10 Mei
2014 maka BPR dikenakan sanksi keterlambatan selama 10
(sepuluh)harisebesarRp500.000,00(limaratusriburupiah).
Contoh:
BPR paling lambat menyampaikan Laporan Tahunan posisi akhir
Desember 2013 pada tanggal 30 April 2014. Apabila BPR
menyampaikan Laporan Tahunan tersebut setelah tanggal 31 Mei
2014 maka BPR dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar
Rp3.000.000,00(tigajutarupiah).
87
LikuiditasRupiah
Paragraf
71
TransparansidanPublikasiLaporanBank
SumberRegulasi
Ketentuan
(1) BPR yang menyampaikan Laporan Tahunan yang penyusunan dan
Pasal23
penyajiannyatidaksesuaidenganketentuansebagaimanadimaksud
15/3/PBI/2013
dalam Pasal 3 dan Pasal 4 (Paragraf 51 dan Paragraf 52 dalam
Ayat(1)
kodifikasi ini) dan/atau Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku
bagiBPRsebagaimanadimaksuddalamPasal5ayat(5)(Paragraf53
ayat(5)dalamkodifikasiini)dikenakan:
rupiah)apabilasetelahdiberisuratperingatansebanyak2(dua)
kaliolehBankIndonesiadengantenggangwaktu2(dua)minggu
untuksetiapsuratperingatan,BPRtidakmemperbaikidantidak
menyampaikanlaporandimaksud;dan
Tahun1998,antaralain:
1) penurunantingkatkesehatanbank;dan/atau
kepatutan.
SE15/29/DKBU
2013
RomawiV.B.1.c
Contoh:
1) BPR menyampaikan Laporan Tahunan pada tanggal 30 April
2014, namun laporan dimaksud tidak menyajikan
perbandingan Laporan Keuangan Tahunan dengan tahun
sebelumnya dan tidak ditandatangani oleh Pejabat yang
berwenang sesuai Anggaran Dasar. Apabila setelah Bank
Indonesiamemberikansuratperingatansebanyak2(dua)kali
untuk memperbaiki namun tidak ditindaklanjuti dengan
perbaikan serta penyampaian Laporan dimaksud maka BPR
yang bersangkutan dikenakan sanksi kewajiban membayar
sebesarRp5.000.000,00(limajutarupiah).
2) BPR menyampaikan Laporan Tahunan pada tanggal 30 April
2014, namun laporan dimaksud tidak sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan bagi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP) dan Pedoman Akuntansi BPR (PA BPR). Apabila
setelah Bank Indonesia memberikan surat peringatan
sebanyak2(dua)kalikepadaBPRnamuntidakditindaklanjuti
dengan perbaikan serta penyampaian Laporan dimaksud maka
BPRyangbersangkutandikenakansanksikewajibanmembayar
sebesarRp5.000.000,00(limajutarupiah).
88
LikuiditasRupiah
Paragraf
72
TransparansidanPublikasiLaporanBank
SumberRegulasi
Ketentuan
Pasal23
(2) BPR yang menyampaikan Laporan Tahunan yang isinya secara
15/3/PBI/2013
material tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya sebagaimana
Ayat(2)
dimaksud dalam Pasal 3 (Paragraf 51 dalam kodifikasi ini) selain
dikenakan sanksi kewajiban membayar dan sanksi administratif
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terhadap anggota Dewan
Komisaris, anggota Direksi, pegawai BPR maupun pihak terafiliasi
lainnyadapatdikenakansanksipidanasebagaimanadimaksuddalam
Pasal49ayat(1)danPasal50UndangUndangNomor7tahun1992
tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang
UndangNomor10Tahun1998.
BagianKedua
LaporanKeuanganPublikasi
Pasal24
15/3/PBI/2013
Ayat(1)
SE15/29/DKBU
2013
RomawiV.B.2.a
Contoh:
a. ApabilaBPRmengumumkanLaporanKeuanganPublikasisesuai
ketentuan untuk posisi Maret 2013 pada tanggal 7 Mei 2013,
maka BPR tersebut dikenakan denda keterlambatan selama 6
harisenilaiRp300.000,00(tigaratusriburupiah)
b. Untuk BPR dengan total aset lebih besar atau sama dengan
RP10.000.000.000,00
(sepuluh
miliar
rupiah)
wajib
mengumumkan Laporan Keuangan Publikasi posisi akhir bulan
Desember 2012 pada papan pengumuman atau media lainnya
dan surat kabar lokal. Apabila BPR mengumumkan Laporan
Keuangan Publikasi posisi akhir bulan Desember 2012 pada
tanggal6Mei2013baikdisuratkabarlokalmaupunpadapapan
pengumuman, maka BPR tersebut dikenakan denda sebesar Rp
500,000,00 (lima ratus ribu rupiah) dengan rincian sebagai
berikut:
1) Keterlambatan mengumumkan pada papan pengumuman
selama 5 hari sebesar Rp 250.000,00 (dua ratus lima puluh
riburupiah);dan
2) Keterlambatanmengumumkanpadasuratkabarlokalselama
5 hari sebesar Rp 250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu
rupiah)
Contoh:
1) Untuk posisi Juni 2014, BPR wajib mengumumkan Laporan
Keuangan Publikasi paling lambat tanggal 31 Juli 2014. Apabila
89
LikuiditasRupiah
Paragraf
TransparansidanPublikasiLaporanBank
SumberRegulasi
Ketentuan
BPR mengumumkan Laporan Keuangan Publikasi tersebut pada
keterlambatanselama7(tujuh)harisebesarRp350.000,00(tiga
ratuslimapuluhriburupiah).
2) Untuk posisi Desember 2013, bagi BPR dengan total aset lebih
papanpengumumanataumedialainnyadansuratkabarlokal,
LaporanKeuanganPublikasitersebutpadatanggal10Mei2014
berikut:
Rp500.000,00(limaratusriburupiah);dan
rupiah).
Pasal24
(2) BPR yang tidak mengumumkan Laporan Keuangan Publikasi pada
15/3/PBI/2013
surat kabar lokal dan/atau menempelkannya pada papan
Ayat(2)
pengumuman atau media lainnya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 11 ayat (2) (Paragraf 59 ayat (2) dalam kodifikasi ini), masing
Rp3.000.000,00(tigajutarupiah).
Contoh:
a. ApabilaBPRmengumumkanLaporanKeuanganPublikasisesuai
Maret2013sebesarRp3.000.000,00(tigajutarupiah)
b. Untuk BPR dengan total aset lebih besar atau sama dengan
Rp10.000.000.000,00
(sepuluh
miliar
rupiah)
wajib
sebagaiberikut:
sebesarRp3.000.000,00(tigajutarupiah);dan
Rp3.000.000,00(tigajutarupiah).
SE15/29/DKBU
2013
RomawiV.B.2.b
90
LikuiditasRupiah
Paragraf
73
SumberRegulasi
Pasal25
15/3/PBI/2013
Ayat(1)
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
Contoh:
1) Untuk posisi akhir bulan September 2013, BPR wajib
mengumumkanLaporanKeuanganPublikasipalinglambatpada
tanggal31Oktober2013.ApabilaBPRmengumumkanLaporan
Keuangan Publikasi tersebut setelah tanggal 31 Oktober 2013,
maka BPR dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar
Rp3.000.000,00(tigajutarupiah).
2) UntukposisiakhirbulanDesember2013,bagiBPRdengantotal
asetlebihbesaratausamadenganRp10.000.000.000,00(sepuluh
miliar rupiah) wajib mengumumkan Laporan Keuangan Publikasi
pada papan pengumuman atau media lainnya dan surat kabar
lokal, paling lambat tanggal 30 April 2014. Apabila BPR
mengumumkan Laporan Keuangan Publikasi tersebut setelah
tanggal 31 Mei 2014 maka BPR tersebut dikenakan sanksi
kewajiban membayar sebesar Rp6.000.000,00 (enam juta
rupiah)denganrinciansebagaiberikut:
a) sanksi tidak mengumumkan pada papan pengumuman
sebesarRp3.000.000,00(tigajutarupiah);dan
b) sanksi tidak mengumumkan pada surat kabar lokal sebesar
Rp3.000.000,00(tigajutarupiah).
Contoh:
a. Untuk Laporan Keuangan Publikasi bulan Maret 2013, BPR
menyampaikan bukti pengumuman laporan keuangan publikasi
atau guntingan surat kabar dan rekaman data sesuai ketentuan
untuk pada tanggal 21 Mei 2013, maka BPR tersebut dikenakan
denda keterlambatan menyampaikan bukti pengumuman
fotokopi Laporan Keuangan Publikasi dan rekaman data senilai
Rp600.000,00(enamratusriburupiah)yangterdiridari:
1) Denda keterlambatan penyampaian bukti pengumuman
Laporan Keuangan Publikasi selama 6 hari senilai
Rp300.000,00(tigaratusriburupiah);dan
2) Dendaketerlambatanmenyampaikan rekamandataselama6
harisenilaiRp300.000,00(tigaratusriburupiah)
b. Khusus untuk BPR dengan total aset lebih besar atau sama
dengan RP10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) wajib
menyampaikan bukti pengumuman Laporan Keuangan Publikasi
posisiakhirbulanDesember2012padapapanpengumumanatau
medialainnya,suratkabarlokaldanrekamandata.ApabilaBPR
menyampaikan bukti pengumuman Laporan Keuangan Publikasi,
guntingan surat kabar, dan rekaman data posisi akhir bulan
Desember 2012 pada tanggal 21 Mei 2013, maka BPR tersebut
dikenakan denda 6 hari keterlambatan sebesar Rp 900,000,00
(sembilanratusriburupiah)denganrinciansebagaiberikut:
91
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
SE15/29/DKBU
2013
RomawiV.B.2.c
Contoh1)dan2)
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
1) Denda keterlambatan penyampaian bukti pengumuman
Laporan Keuangan Publikasi selama 6 hari senilai
Rp300.000,00(tigaratusriburupiah);
2) Denda keterlambatan penyampaian guntingan halaman surat
kabar selama 6 hari senilai Rp300.000,00 (tiga ratus ribu
rupiah);
3) Dendaketerlambatanmenyampaikan rekamandataselama6
harisenilaiRp300.000,00(tigaratusriburupiah)
Contoh:
1) Untuk posisi akhir bulan September 2013, BPR wajib
menyampaikanbuktipengumumanLaporanKeuanganPublikasi
atauguntinganhalaman suratkabardanrekamandatapaling
lambattanggal14November2013.ApabilaBPRmenyampaikan
bukti pengumuman Laporan Keuangan Publikasi atau guntingan
surat kabar dan rekaman data tanggal 21 November 2013,
maka BPR tersebut dikenakan sanksi keterlambatan selama 7
(tujuh) hari sebesar Rp700.000,00 (tujuh ratus ribu rupiah),
denganrinciansebagaiberikut:
a) sanksi keterlambatan penyampaian bukti pengumuman
Laporan Keuangan Publikasi selama 7 (tujuh) hari sebesar
Rp350.000,00(tigaratuslimapuluhriburupiah);dan
b) sanksiketerlambatanmenyampaikanrekamandataselama7
(tujuh) hari sebesar Rp350.000,00 (tiga ratus lima puluh ribu
rupiah).
2) UntukposisiakhirbulanDesember2013,bagiBPRdengantotal
asetlebihbesaratausamadenganRp10.000.000.000,00(sepuluh
miliar rupiah) wajib menyampaikan bukti pengumuman Laporan
KeuanganPublikasipadapapanpengumumanataumedialainnya
danguntinganhalamansuratkabarlokalsertamenyampaikan
rekaman data, paling lambat tanggal 14 Mei 2014. Apabila BPR
menyampaikanbuktipengumumanLaporanKeuanganPublikasi,
guntingansuratkabar,danrekamandatatersebutpadatanggal
24 Mei 2014, maka BPR dikenakan sanksi keterlambatan
selama10(sepuluh)harisebesarRp1.500.000,00(satujutalima
ratusriburupiah),denganrinciansebagaiberikut:
a) sanksi keterlambatan penyampaian bukti pengumuman
Laporan Keuangan Publikasi selama 10 hari senilai
Rp500.000,00(limaratusriburupiah);
b) sanksiketerlambatanpenyampaianguntinganhalamansurat
kabar selama 10 hari senilai Rp500.000,00 (lima ratus ribu
rupiah);dan
c) sanksi keterlambatan menyampaikan rekaman data selama
10harisenilaiRp500.000,00(limaratusriburupiah).
92
LikuiditasRupiah
Paragraf
TransparansidanPublikasiLaporanBank
SumberRegulasi
Ketentuan
(2) BPR yang tidak menyampaikan bukti pengumuman dan/atau
Pasal25
rekaman data Laporan Keuangan Publikasi sebagaimana dimaksud
15/3/PBI/2013
dalam Pasal 15 ayat (2) (Paragraf 63 ayat (2) dalam kodifikasi ini),
Ayat(2)
masingmasing dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar
Rp3.000.000,00(tigajutarupiah).
Contoh:
Publikasiatauguntingansuratkabarpadatanggal20Juni2013,
guntingansuratkabardanrekamandatasenilaiRp6.000.000,00
(enamjutarupiah)yangterdiridari:
dan
Rp3.000.000,00(tigajutarupiah).
b. Khusus BPR dengan total aset lebih besar atau sama dengan
ketentuanuntukposisiDesember2012padatanggal20Juni2013
(Sembilanjutarupiah)yangterdiridari:
1)
Denda tidak menyampaikan bukti pengumuman Laporan
KeuanganPublikasisenilaiRp3.000.000,00(tigajutarupiah);
2)
Denda tidak menyampaikan guntingan halaman surat kabar
senilaiRp3.000.000,00(tigajutarupiah);dan
Rp3.000.000,00(tigajutarupiah).
SE15/29/DKBU
BPR yang tidak menyampaikan bukti pengumuman dan/atau rekaman
2013
suratkabardanrekamandata,palinglambattanggal14November
tersebutdikenakansanksitidakmenyampaikanbuktipengumuman
93
LikuiditasRupiah
Paragraf
TransparansidanPublikasiLaporanBank
SumberRegulasi
Ketentuan
(2) sanksi tidak menyampaikan rekaman data senilai
Rp3.000.000,00(tigajutarupiah).
b) UntukposisiakhirbulanDesember2013,bagiBPRdengantotalaset
lebih besar atau sama dengan Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar
rupiah) wajib menyampaikan bukti pengumuman Laporan
KeuanganPublikasipalinglambattanggal14Mei2014.ApabilaBPR
menyampaikan bukti pengumuman Laporan Keuangan Publikasi,
guntinganhalamansuratkabar,danrekamandatasetelahtanggal
14 Juni 2014 maka BPR tersebut dikenakan sanksi kewajiban
membayar sebesar Rp9.000.000,00 (sembilan juta rupiah) yang
terdiridari:
(1) sanksi tidak menyampaikan bukti pengumuman Laporan
KeuanganPublikasisebesarRp3.000.000,00(tigajutarupiah);
(2) sanksi tidak menyampaikan guntingan halaman surat kabar
sebesarRp3.000.000,00(tigajutarupiah);dan
(3) sanksi tidak menyampaikan rekaman data sebesar
Rp3.000.000,00(tigajutarupiah).
BagianKetiga
HubunganAntaraBPR,AkuntanPublikdanBankIndonesia
74
Pasal26
15/3/PBI/2013
75
Pasal27
15/3/PBI/2013
BPRyangtidakmenyampaikanfotokopiperjanjiankepadaBankIndonesia
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (4) (Paragraf 65 ayat (4)
dalam kodifikasi ini) dikenakan sanksi administratif sesuai dengan Pasal
52 UndangUndang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang Nomor 10 Tahun
1998,berupategurantertulis.
BABVII
Lain Lain
76
Pasal28
15/3/PBI/2013
77
Pasal29
15/3/PBI/2013
BPRyangtelahdikenakansanksisebagaimanadimaksuddalamPasal22,
Pasal23,Pasal24danPasal25(Paragraf70,Paragraf71,Paragraf72dan
Paragraf 73 dalam kodifikasi ini), tetap diwajibkan untuk memenuhi
ketentuansebagaimanadimaksuddalamPeraturanBankIndonesia.
Pembebanansanksikewajibanmembayarsebagaimanadimaksuddalam
Pasal 22, Pasal 23, Pasal 24 dan Pasal 25 (Paragraf 70, Paragraf 71,
Paragraf72danParagraf73dalamkodifikasiini),dilakukandengancara
transferatautunaikepadaBankIndonesia.
94
LikuiditasRupiah
Paragraf
TransparansidanPublikasiLaporanBank
SumberRegulasi
Ketentuan
SE15/29/DKBU A. Pemenuhan sanksi kewajiban membayar kepada Bank Indonesia
dilakukanolehkantorpusatBPRPelaporsecaratunaiataunontunai.
2013
RomawiV.A
SE15/29/DKBU B. Tatacarapembayaransecaratunai,dilakukansebagaiberikut:
1. Pembayaran pada setiap hari kerja dengan waktu layanan kas
2013
RomawiV.CV.E
pukul 08.00 sampai dengan 12.00 waktu setempat (hari Senin
sampaidenganKamis) ataupukul08.00sampaidengan
11.30waktusetempat(hariJumat),untukuntungrekeningnomor
566.000447.XXX (sesuai sandi satuan kerja Bank Indonesia)
Rekening antara sehubungan dengan penerimaan sanksi
administratifBPR.
2. Bagi BPR Pelapor yang berkedudukan di wilayah DKI Jakarta,
Banten, Bogor, Depok, Karawang, dan Bekasi, menyetor kepada
Departemen Pengedaran Uang c.q. Divisi Pengelolaan Uang
Keluar(PgUK).
3. Bagi BPR Pelapor yang kantor pusatnya berkedudukan di luar
wilayahsebagaimanadimaksuddalamangka2,menyetorkepada
KantorPerwakilanBankIndonesiayangmewilayahikantorpusat
BPRPelapor.
C. Tatacarapembayaransecaranontunai,dilakukandenganketentuan
sebagaiberikut:
1. Pembayaranmelaluikliring
Transfer ditujukan ke rekening nomor 566.000447.XXX (sesuai
sandi satuan kerja Bank Indonesia) Rekening antara
sehubungandenganpenerimaansanksiadministratifBPR,dengan
mencantumkan pembayaran sanksi kewajiban membayar dari
BPR XXX untuk Laporan Bulanan periode XXX pada kolom
keterangan.
2. PembayaranmelaluiBIRTGS
Transfer ditujukan ke rekening nomor 566.000447.XXX (sesuai
sandi satuan kerja Bank Indonesia) Rekening antara
sehubungan dengan penerimaan sanksi administratif BPR,
dengan mencantumkan Transaction Reference Number (TRN)
BIRBK566danpadakolomketerangandicantumkanpembayaran
sanksikewajiban
membayardariBPRXXXuntukLaporanBulananperiodeXXX.
D. BPRPelapormenyampaikansalinanbuktipembayaransanksikepada
satuan kerja di Bank Indonesia yang melakukan pengenaan sanksi,
denganketentuansebagaiberikut:
1. Penyampaian bukti pembayaran atas sanksi terkait penyampaian
laporan secara online atau offline, untuk BPR yang berada
diwilayah Jabodetabek, ditujukan kepada Divisi Pengelolaan dan
Pengawasan 2 (DPP 2) Departemen Pengelolaan dan Kepatuhan
Laporan(DPKL),GedungSyafrudinPrawiraNegaraLantai1617,
Komplek Perkantoran Bank Indonesia, Jl. M.H. Thamrin No.2,
Jakarta10350.
2. Penyampaian bukti pembayaran atas sanksi terkait penyampaian
laporan secara hard copy untuk BPR yang berada diwilayah
Jabodetabek, ditujukan kepada Kantor Regional Bank 1 (KR1),
GedungD,Lantai7,KomplekPerkantoranBankIndonesia,Jl.M.H.
95
LikuiditasRupiah
Paragraf
78
SumberRegulasi
Pasal30
15/3/PBI/2013
BABIX
79
Pasal33
15/3/PBI/2013
80
Pasal34
15/3/PBI/2013
BABI
81
Pasal1
7/47/PBI/2005
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
Thamrin No.2, Jakarta 10350 bagi BPR yang berkedudukan di
wilayahDKIJakarta,Banten,Bogor,Depok,Karawang,danBekasi.
3. Penyampaian bukti pembayaran atas sanksi terkait penyampaian
laporansecarahardcopydanlaporanlaporansecaraonlineatau
off line, untuk untuk BPR yang berada di luar wilayah
Jabodetabek, ditujukan kepada Kantor Perwakilan Dalam Negeri
BankIndonesiayangmewilayahikantorpusatBPR.
KetentuanPenutup
Peraturan Bank Indonesia ini tidak diberlakukan bagi Bank Perkreditan
Rakyat eks Badan Kredit Desa (BKD) yang didirikan berdasarkan
StaatsbladTahun1929Nomor357danRijksbladTahun1937Nomor9.
96
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
6.
7.
8.
9.
82
Pasal2
7/47/PBI/2005
SE7/52/DPbS
2005
RomawiI
No.17
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
dan dipublikasikan setiap triwulan sesuai dengan ketentuan Bank
Indonesia.
Akuntan Publik adalah akuntan yang memiliki izin usaha untuk
melakukan kegiatan pemberian jasa audit yang dikeluarkan oleh
MenteriKeuangan.
TahunBukuadalahtahuntakwimatautahunyangdimulaidaribulan
JanuarisampaidenganbulanDesember.
Surat Komentar (Management Letter) adalah komentar tertulis dari
Akuntan Publik kepada manajemen bank mengenai hasil kaji ulang
terhadap struktur pengendalian intern, pelaksanaan standar
akuntansi keuangan atau masalah lain yang ditemui dalam
pelaksanaanaudit,besertadengansaransaranperbaikannya.
Dewan Pengawas Syariah adalah dewan yang melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan Prinsip Syariah dalam kegiatan
usahaBPRS.
1. DalamrangkapemantauankeadaanusahaBanktermasukBPRSoleh
publik, BPRS diwajibkan untuk menyampaikan laporan dan atau
informasisesuaidenganwaktudanbentukyangditetapkanolehBank
Indonesia.
2. Bentuk penyampaian laporan dan atau informasi yang ditetapkan
oleh Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam angka 1 adalah
LaporanTahunandanLaporanKeuanganPublikasiTriwulanan.
3. Laporan Tahunan disusun antara lain untuk memberikan gambaran
lengkapmengenaikinerjaBPRSdalamkurunwaktusatutahun.
4. Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan disusun antara lain untuk
memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja atau hasil
usaha BPRS serta informasi keuangan lainnya secara triwulanan
kepada berbagai pihak yang berkepentingan dengan perkembangan
usahaBPRS.
5. Penyajian Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Publikasi
Triwulanan BPRS didasarkan pada Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) yang relevan untuk perbankan syariah, Pedoman
AkuntansiPerbankanSyariahIndonesia(PAPSI),sertaketentuanyang
ditetapkanolehBankIndonesia,agardapatdiperbandingkan.
6. Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan
disusun dalam Bahasa Indonesia, dalam hal laporan dimaksud juga
dibuatselaindalamBahasaIndonesiabaikdalamdokumenyangsama
atau terpisah, maka Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan
PublikasiTriwulanantersebutharusmemuatinformasiyangsama.
7. Angkaangka dalam laporan disajikan dalam mata uang rupiah dan
dalamribuanrupiah.
97
LikuiditasRupiah
Paragraf
83
TransparansidanPublikasiLaporanBank
SumberRegulasi
Ketentuan
BABII
LaporanTahunan
(1) BPRSwajibmenyampaikankepadaBankIndonesiaLaporanTahunan
Pasal3
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a (Paragraf 82 dalam
7/47/PBI/2005
kodifikasiini),yangpalingsedikitmencakup:
a. informasiumumyangterdiridari:
1. kepengurusan;
2. kepemilikan;
usahaBPRS,jikaada;
4. strategidankebijakanmanajemen;dan
5. laporanmanajemen.
b.LaporanKeuanganTahunanyangterdiridari:
1) Neraca;
2) LaporanLabaRugi;
3) LaporanArusKas;
4) LaporanPerubahanEkuitas;
KomitmendanKontinjensi;
6) LaporanPerubahanDanaInvestasiTerikat,jikaada;
Shadaqah;dan
8) LaporanSumberdanPenggunaaanDanaQardh.
(2) LaporanTahunansebagaimanadimaksudpadaayat(1)hurufbbagi
(sepuluhmilyarrupiah)wajibdiauditolehAkuntanPublik.
(3) LaporanTahunansebagaimanadimaksudpadaayat(1)wajibdibuat
perbandingan1(satu)tahunbukusebelumnya.
SE7/52/DPbS
A. LaporanTahunanmencakup:
2005
a. Infomasiumum
RomawiII.1
Informasiumumpalingsedikitmencakup:
riwayathidupnya;
besarankepemilikan;
memuatdatamengenai:
a) Ikhtisardatakeuanganpentingpalingsedikitmencakup
danadankomposisinya,pembiayaandankomposisinya,
modalsendiri,jumlahlembarsahamyangditempatkan
dandisetor;dan
Equity(ROE),danReturnOnAsset(ROA).
98
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
SE7/52/DPbS
2005
RomawiII.2
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
4) strategi dan kebijakan manajemen yang digunakan dalam
pengelolaan dan pengembangan usaha BPRS, termasuk
informasi mengenai manajemen risiko yang paling sedikit
mencakup identifikasi risiko (risk identification) dan
pengendalianrisiko(riskcontrolling);
5) yang menyajikan informasi mengenai pengelolaan BPRS
oleh pengurus atau manajemen dalam rangka good
corporategovernance,danpalingsedikitmencakup:
a) strukturorganisasi;
b) aktivitasutama;
c) teknologiinformasi,jikaada;
d) jenis produk dan jasa yang ditawarkan, termasuk
penyaluranKreditUsahaKecil(KUK);
e) realisasibagihasil/imbalan;
f) perkembangandantargetpasar;
g) jaringankerjadanmitrausaha;
h) jumlah,jenisdanlokasikantor;
i) kepemilikan Direksi, Komisaris dan pemegang saham
dalamkelompokusahaBPRS,danperubahandaritahun
sebelumnya,jikaada;
j) perubahanperubahan penting yang terjadi di BPRS
dan kelompok usaha BPRS dalam tahun yang
bersangkutan,jikaada;
k) sumber daya manusia, meliputi jumlah, kegiatan
pendidikan,pelatihandanpengembanganSDM;dan
l) Pengungkapan kebijakan yang mencakup fees and
salaries/gaji bagi Komisaris, Direksi dan Dewan
Pengawas Syariah (DPS) di BPRS termasuk bonus,
tantiemdanataufasilitaslainnya.
LaporanKeuanganTahunan
LaporanKeuanganTahunanmeliputi:
1) Neraca;
2) LaporanLabaRugi;
3) LaporanArusKas;
4) LaporanPerubahanEkuitas;
5) Catatan atas laporan keuangan, termasuk informasi
tentangKomitmendanKontinjensi;
6) LaporanPerubahanDanaInvestasiTerikat,jikaada;
7) Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat, Infaq dan
Shadaqah;dan
8) LaporanSumberdanPenggunaaanDanaQardh.
b.
B. AspekTransparansisesuaiPSAKuntukperbankansyariah,PAPSIdan
ketentuanBankIndonesia.
99
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
84
Pasal4
7/47/PBI/2005
85
Pasal5
7/47/PBI/2005
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
Pengungkapantersebutpalingsedikitterdiridari:
a) Laporan Keuangan yang meliputi Neraca, Laporan Laba Rugi,
Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas, Catatan atas
laporan keuangan, termasuk informasi tentang Komitmen dan
Kontijensi,LaporanPerubahanDanaInvestasiTerikat,jikaada,
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat, Infak dan
Shadaqah (ZIS) , serta Laporan Sumber dan Penggunaan Dana
Qardh;
b) Jumlah aktiva produktif yang diberikan kepada pihak yang
mempunyaihubunganistimewa;
c) Jumlah aktiva produktif yang telah direstrukturisasi dan
informasi lain tentang aktiva produktif yang direstrukturisasi
selamaperiodeberjalan;
d) Klasifikasi aktiva produktif menurut jangka waktu, kualitas
aktivaProduktif;
e) Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) yang telah
dibentukdibandingkandenganPenyisihanPenghapusanAktiva
Produktif(PPAP)yangwajibdibentuk;
f) PerhitunganKewajibanPenyediaanModalMinimum(KPMM);
g) BeberaparasiokeuanganBPRS;
h) Karakteristik kegiatan usaha BPRS dan jasa utama yang
disediakan;
i) Tugas dan wewenang Dewan Pengawas Syariah dalam
melakukan pengawasan Syariah atas operasional BPRS
berdasarkanfatwadanketentuanlainnya;dan
j) InformasiLainyangmencakup:
a. Transaksitransaksi penting lainnya dalam jumlah yang
signifikan;
b. InformasikejadianpentingsetelahtanggallaporanAkuntan
Publik(subsequentevent),khususbagiBPRSyangmemenuhi
persyaratanuntukdiauditolehAkuntanPublik.
(2) DalamhallaporankeuanganBPRSsebagaimanadimaksudpadaayat
(1) diaudit oleh Akuntan Publik, maka laporan yang disampaikan
adalahlaporanyangdiaudit.
(1) LaporanTahunansebagaimanadimaksuddalamPasal3ayat(2)dan
Pasal4ayat(2)(Paragraf83ayat(2)danParagraf84ayat(2)dalam
kodifikasi ini), wajib disampaikan kepada Bank Indonesia paling
lambatakhirbulanApriltahunberikutnya.
100
LikuiditasRupiah
Paragraf
86
87
TransparansidanPublikasiLaporanBank
SumberRegulasi
Ketentuan
(2) Laporan Tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)
(Paragraf84ayat(1)dalamkodifikasiini)wajibdisampaikankepada
BankIndonesiapalinglambatakhirbulanFebruaritahunberikutnya.
AlamatPenyampaianLaporan
SE7/52/DPbS
Laporan Keuangan Tahunan, serta guntingan surat kabar yang berisikan
2005
Laporan Keuangan Publikasi atau fotokopi Laporan Keuangan Publikasi
RomawiV
yang ditempelkan pada papan pengumuman serta disket yang berisi
LaporanKeuanganPublikasidisampaikankepadaBankIndonesiadengan
alamat:
a. DirektoratPerbankanSyariah,Jl.M.H.ThamrinNo.2Jakarta10110,
bagiBPRSyangberkantorpusatdiwilayahkerjakantorpusatBank
Indonesia;atau
b. KantorBankIndonesiasetempat,bagiBPRSyangberkantorpusatdi
luarwilayahkerjakantorpusatBankIndonesia.
BABIII
LaporanKeuanganPublikasiTriwulan
Pasal7
7/47/PBI/2005
Ayat(1)
101
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
SE7/52/DPbS
2005
RomawiIII.1
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
4. PenyisihanPenghapusanAktivaProduktifyangtelahdibentuk;
dan
5. Komposisi pemegang saham, susunan pengurus dan Dewan
PengawasSyariah.
c. TabelDistribusiBagiHasil.
Yangdimaksuddengan:
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana ZIS adalah laporan
yangmenunjukkansumberdanpenggunaandanaZISselama
suatu jangka waktu tertentu, serta saldo ZIS pada tanggal
tertentu.
LaporanSumberdanPenggunaanDanaQardhadalahlaporan
yang menunjukkan sumber dan penggunaan dana Qardh
selamasuatujangkawaktutertentu,sertasaldoQardhpada
tanggaltertentu.
b. LaporanPerubahanDanaInvestasiTerikat,jikaada.
LaporanKeuanganPublikasiTriwulanan
1. Umum
a. Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan diumumkan untuk
laporan keuangan keuangan posisi akhir bulan Maret, Juni,
SeptemberdanDesember.
b. Format Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan merupakan
standarminimalyangwajibdipenuhi.Apabilaterdapatposyang
jumlahnya material dan tidak terdapat dalam format tersebut,
102
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
SE7/52/DPbS
2005
RomawiIII.2
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
BPRS dapat menyajikan pos tersebut secara tersendiri, namun
apabila pos dimaksud jumlahnya tidak material dapat
digabungkandenganposlainyangsejenis.
c. Pospos yang memiliki saldo nihil dalam format Laporan
KeuanganPublikasiTriwulanantetapharusdicantumkandengan
memberigarispendek()padaposyangbersangkutan.
d. Untuk pengisian pemilik BPRS dalam format Laporan Keuangan
PublikasiTriwulananposisiakhirbulanJunidanDesember,nama
pemegang saham yang wajib dicantumkan adalah perorangan
atau perusahaan yang memiliki saham sebesar 10 % (sepuluh
perseratus)ataulebihdarimodalBPRS.
e. PenyajianLaporanKeuanganPublikasiTriwulanan:
1) Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan merupakan laporan
gabungan antara kantor pusat BPRS dengan seluruh kantor
BPRSyangbersangkutan.
2) Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan disajikan paling
sedikit dalam bentuk perbandingan dengan laporan pada
periodeyangsamatahunsebelumnya.
3) Posisi pembanding hendaknya disajikan sesuai format yang
sama dengan posisi Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan
yangdiumumkan.
4) Khusus untuk perlakuan akuntansi yang baru berlaku dalam
posisiLaporan,makapenyajianposisipembandinghendaknya
mengacu kepada PSAK Nomor 25 tentang Laba atau Rugi
Bersih untuk Periode Berjalan, Kesalahan Mendasar dan
PerubahanKebijakanAkuntansi.
5) Angkaangkadalamlaporandisajikandalammatauangrupiah
dandalamribuanrupiah.
2. AspekTransparansisesuaiPSAKuntukperbankansyariah,PAPSIdan
ketentuanBankIndonesia.
Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan wajib memenuhi seluruh
aspek pengungkapan (disclosure) sebagaimana ditetapkan dalam
PSAKuntukperbankansyariah,PAPSIdanketentuanBankIndonesia.
Pengungkapantersebutpalingsedikitterdiridari:
a. Laporan Keuangan yang meliputi Neraca , Laporan Laba Rugi
sertaKomitmendanKontinjensi;
b. KualitasAktivaProduktifdaninformasilainnyayangterdiridari:
1) Aktivaproduktifkepadapihakterkait.
2) Kolektibilitasaktivaproduktif.
3) Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang wajib
dibentuk.
4) PenyisihanPenghapusanAktivaProduktifyangtelahdibentuk.
5) Komposisi pemegang saham, susunan pengurus dan Dewan
PengawasSyariah.
c. TabelDistribusiBagiHasil;
d. Khususlaporankeuanganpublikasitriwulananposisiakhirbulan
Juni dan Desember, Laporan Keuangan yang disajikan selain
palingsedikitsamadengansebagaimanadimaksuddalamhurufa
sampai dengan c, juga wajib menyajikan Laporan Sumber dan
103
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
88
Pasal8
7/47/PBI/2005
89
Pasal9
7/47/PBI/2005
90
Pasal10
7/47/PBI/2005
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
Penggunaan Dana Zakat Infak dan Shadaqah (ZIS), Laporan
Sumber dan Penggunaan Dana Qardh, serta Laporan Perubahan
DanaInvestasiTerikat,jikaada.
Yang dimaksud dengan surat kabar lokal adalah surat kabar yang
mempunyaiperedarandiwilayahBPRStersebutberada.
Papan pengumuman diletakkan pada tempat yang mudah terlihat
dandapatterbaca.
BPRSwajibmenyampaikankepadaBankIndonesia:
a. guntingan surat kabar yang berisikan Laporan Keuangan Publikasi
atau fotokopi Laporan Keuangan Publikasi yang ditempelkan pada
papan pengumuman, selambatlambatnya 2 (dua) minggu sejak
tanggalpengumuman;
b. disketyangberisiLaporanKeuanganPublikasi.
104
LikuiditasRupiah
Paragraf
91
92
SumberRegulasi
SE7/52/DPbS
2005
RomawiV
Pasal11
7/47/PBI/2005
BABIV
Pasal12
7/47/PBI/2005
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
AlamatPenyampaianLaporan
Laporan Keuangan Tahunan, serta guntingan surat kabar yang berisikan
Laporan Keuangan Publikasi atau fotokopi Laporan Keuangan Publikasi
yang ditempelkan pada papan pengumuman serta disket yang berisi
LaporanKeuanganPublikasidisampaikankepadaBankIndonesiadengan
alamat:
a. DirektoratPerbankanSyariah,Jl.M.H.ThamrinNo.2Jakarta10110,
bagiBPRSyangberkantorpusatdiwilayahkerjakantorpusatBank
Indonesia;atau
b. KantorBankIndonesiasetempat,bagiBPRSyangberkantorpusatdi
luarwilayahkerjakantorpusatBankIndonesia.
Pengaturaninidimaksudkanagarterdapatpenilaiandaripihakyang
berbeda dalam rangka meningkatkan independensi profesi Akuntan
Publik. Perhitungan jangka waktu 5 (lima) dimulai sejak berlakunya
PeraturanBankIndonesiaini
105
LikuiditasRupiah
Paragraf
93
TransparansidanPublikasiLaporanBank
SumberRegulasi
Ketentuan
Pasal13
(1) PenunjukanAkuntanPublikdanKantorAkuntanPublikdalamrangka
7/47/PBI/2005
audit Laporan Keuangan Tahunan BPRS wajib didasarkan pada
perjanjiankerja.
(2) Perjanjian kerja antara BPRS dan Kantor Akuntan Publik
sebagaimanadimaksudpadaayat(1)palingsedikitmencakup:
a. namaKantorAkuntanPublik;
b. AkuntanPublikyangbertanggungjawabterhadapaudit(partner
incharge);
c. kewajiban Akuntan Publik untuk melaksanakan audit sesuai
StandarProfesionalAkuntanPublik;
d. ruanglingkupaudit;
e. jangkawaktupenyelesaianaudit;
f. pernyataan dari BPRS mengenai izin kepada Kantor Akuntan
Publik dan kewajiban Kantor Akuntan Publik untuk
menyampaikanpulasecaralangsungkepadaBankIndonesia:
1. laporanhasilaudit;
2. SuratKomentar(ManagementLetter);
3. informasi lainnya yang dibutuhkan oleh Bank Indonesia dari
AkuntanPublikyangdilakukansetiapsaatapabiladiperlukan;
4. informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf b
(Paragraf95hurufbdalamkodifikasiini);
g. kewajiban Akuntan Publik untuk memberitahukan kepada Bank
Indonesiasebelumpelaksanaanaudit.
(3) Laporan hasil audit dan Surat Komentar (Management Letter)
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf f angka 1 dan angka 2
wajib disampaikan kepada Bank Indonesia paling lambat 4 (empat)
bulansetelahtahunbuku.
(4) Ruang lingkup audit sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d,
palingsedikitmencakup:
a. penggolongan kualitas aktiva produktif dan kecukupan
penyisihanpenghapusanaktivaproduktifyangdibentukBPRS;
b. penilaian terhadap ruparupa aktiva termasuk namun tidak
terbataspadaagunanyangdiambilalihBPRS;
c. halhal lain yang diatur dalam standar akuntansi keuangan yang
berlaku dan Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia,
termasukcatatanatasLaporanKeuangan;
d. pendapatterhadapkewajaranatastransaksidenganpihakpihak
yang mempunyai hubungan istimewa maupun transaksi yang
dilakukandenganperlakuankhusus;
e. jumlahdankualitaspenyediaandanakepadapihakterkait;
f. rincian pelanggaran batas maksimum pemberian kredit yang
meliputi nama nasabah, kualitas penyediaan dana, persentase
danjumlahpelanggaranbatasmaksimumpemberiankredit;
g. perhitungankewajibanpenyediaanmodalminimum;
106
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
h. keandalan sistem pelaporan BPRS kepada Bank Indonesia dan
pengujian terhadap keandalan laporanlaporan yang
disampaikanolehBPRSkepadaBankIndonesia.
94
Pasal14
7/47/PBI/2005
95
Pasal15
7/47/PBI/2005
(2)BankIndonesiamemilikiaksesinformasilangsungterhadapAkuntan
Publik dalam hal Bank Indonesia menganggap hal tersebut adalah
dalam rangka melindungi integritas keuangan BPRS dan atau dalam
keadaanlainyangdianggapperludalamrangkapengawasan.
107
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
e.
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
sebagaimanatelahdiubahdenganUndangundangNomor10Tahun
1998.
memperoleh pendapat dari Dewan Pengawas Syariah mengenai
ketaatan BPRS terhadap pelaksanaan prinsip syariah, sebelum
menerbitkanLaporanAuditatasLaporanKeuanganBPRS.
BABV
LaporanKeuanganKonsolidasian
96
Pasal16
7/47/PBI/2005
97
Pasal17
7/47/PBI/2005
(1) BPRS yang merupakan bagian dari suatu kelompok usaha dan atau
BPRS yang memiliki perusahaan anak, wajib menyusun laporan
keuangan konsolidasi berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan.
Yangdimaksuddenganperusahaananakadalahbadanhukumyang
dimiliki atau dikendalikan oleh BPRS, baik langsung maupun tidak
langsung.
Yangdimaksuddenganbersifatsementaraantaralainpengendalian
yang akan dilepaskan dalam jangka waktu selambatlambatnya 12
bulan sejak akhir posisi laporan keuangan pada tahun perolehan
pengendalian atau penyertaan modal sementara dalam rangka
restrukturisasi.
98
99
BABVI
TanggungJawabLaporanKeuangan
Pasal18
7/47/PBI/2005
BABVII
LaporanKeuanganTahunandanLaporanKeuanganPublikasiTriwulanan
sepenuhnyamenjaditanggungjawabDireksiBPRS.
Pasal19
7/47/PBI/2005
PedomanAkuntansiPerbankanSyariah
108
LikuiditasRupiah
Paragraf
100
SumberRegulasi
BABVIII
Sanksi
LaporanTahunan
Pasal20
7/47/PBI/2005
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
(1) BPRSyangterlambatmenyampaikanLaporanTahunansebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) (Paragraf 86 ayat (1) dalam
kodifikasi ini), dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar
Rp100.000,00(seratusriburupiah)perharikerjaketerlambatan.
(2) BPRS yang tidak menyampaikan Laporan Tahunan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) (Paragraf 86 ayat (2) dalam
kodifikasi ini), dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar
Rp5.000.000,00(limajutarupiah).
101
Pasal21
7/47/PBI/2005
(1) Apabila isi Laporan Tahunan secara material tidak sesuai dengan
keadaansebenarnyadanatautidakdisajikansesuaiketentuandalam
PeraturanBankIndonesiainidanatauPernyataanStandarAkuntansi
Keuanganyangberlaku,maka:
a. setelah diberi peringatan 2 (dua) kali surat teguran oleh Bank
Indonesia dengan tenggang waktu 2 (dua) minggu untuk setiap
teguran, BPRS tidak memperbaiki laporan dimaksud, dikenakan
sanksi berupa kewajiban membayar sebesar Rp10.000.000,00
(sepuluhjutarupiah);dan
b. dapat dikenakan sanksi administratif sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 52 Undangundang Nomor 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undangundang
Nomor10Tahun1998,antaralainberupa:
1. penurunannilaikreditdalamperhitungantingkatkesehatan;
2. pencantuman anggota pengurus, pegawai BPRS, pemegang
saham dalam daftar orangorang yang dilarang menjadi
pengurusdanpemilikBPRS;
3. pemberhentian pengurus BPRS dan selanjutnya Bank
Indonesiamenunjukdanmengangkatpenggantisementara.
102
LaporanKeuanganPublikasi
Pasal22
7/47/PBI/2005
(1) BPRSyangterlambatmengumumkanatauterlambatmenyampaikan
Laporan Keuangan Publikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
ayat(1)(Paragraf91ayat(1)dalamkodifikasiini),dikenakansanksi
kewajibanmembayarsebesarRp100.000,00(seratusriburupiah)per
harikerjaketerlambatan.
109
LikuiditasRupiah
Paragraf
103
TransparansidanPublikasiLaporanBank
SumberRegulasi
Ketentuan
(2) BPRS yang tidak mengumumkan atau tidak menyampaikan Laporan
Keuangan Publikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1)
(Paragraf 91 ayat (1) dalam kodifikasi ini), dikenakan sanksi
kewajiban membayar setinggitingginya sebesar Rp5.000.000,00
(limajutarupiah).
(3) Apabila menurut penilaian Bank Indonesia Laporan Keuangan
Publikasi secara material tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya
dan atau Penyataan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku,
maka:
a. setelah diberi peringatan 2 (dua) kali surat teguran oleh Bank
Indonesia dengan tenggang waktu 2 (dua) minggu untuk setiap
teguran, BPRS tidak memperbaiki dan atau mengumumkan
kembali laporan dimaksud, dikenakan sanksi kewajiban
membayarsebesarRp5.000.000,00(limajutarupiah);dan
b. dapat dikenakan sanksi administratif sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 52 Undang undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undangundang
Nomor10Tahun1998,antaralainberupa:
1. tegurantertulis;
2. penurunannilaikreditdalamperhitungantingkatkesehatan.
(4)ApabilaberdasarkanpenilaianBankIndonesia,LaporanTahunanBPRS
secara material tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya dan atau
tidakdisajikansesuaiketentuandalamPeraturanBankIndonesiaini
dan atau Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku,
selaindikenaisanksiadministratifsebagaimanadimaksudpadaayat
(3),terhadapDewanKomisaris,Direksi,pegawaiBPRSmaupunpihak
terafiliasi lainnya dapat dikenakan sanksi pidana sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 49 ayat (1) dan Pasal 50 Undangundang
Nomor10Tahun1998.
AkuntanPublikdanKantorAkuntanPublik
Pasal23
7/47/PBI/2005
(1) Akuntan Publik atau Kantor Akuntan Publik yang secara material
melanggar ketententuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15
(Paragraf 95 dalam kodifikasi ini) dikenakan sanksi administratif
sebagaimana tercantum dalam Pasal 53 Undangundang Nomor 7
tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana diubah dengan
UndangundangNomor10Tahun1998,berupa:
a. penghapusan nama Akuntan Publik dari daftar Akuntan Publik di
BankIndonesia;
b. penghapusan Kantor Akuntan Publik dari daftar Kantor Akuntan
Publik di BI, apabila pelanggaran dilakukan oleh 2 (dua) orang
AkuntanPublikyangbertanggungjawab(partnerincharge)dalam
auditBPRSdariKantorAkuntanPublikyangsama;
c. penyampaian usulan kepada instansi yang berwenang untuk
mencabutataumembatalkanizinusahasebagaipemberijasabagi
Banksesuaidenganketentuanataukodeetikyangberlaku.
(2) Akuntan Publik yang tidak memenuhi ketentuan rahasia bank
sebagaimanadimaksuddalamPasal15hurufd(Paragraf95hurufd
dalam kodifikasi ini), selain dikenakan sanksi administratif
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), juga dapat dikenakan sanksi
110
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat (2) Undang
undangNomor7Tahun1992tentangPerbankansebagaimanatelah
diubahdenganUndangundangNomor10Tahun1998.
BABIX
LainLain
104
Pasal24
7/47/PBI/2005
105
Pasal25
7/47/PBI/2005
SE7/52/DPbS
2005
RomawiIV
BPRSyangtelahdikenakansanksisebagaimanadimaksuddalamPasal20,
Pasal21ayat,danPasal22(Paragraf100,Paragraf101danParagraf102
dalam kodifikasi ini) tetap diwajibkan untuk menyampaikan Laporan
dimaksud.
TataCaraPembayaranSanksiKewajibanMembayar
1. Pembayaran sanksi kewajiban membayar ke Bank Indonesia
dilakukan dengan cara transfer ke rekening Bank Indonesia.
Transferdimaksuddapatdilakukandengan2carayaitu:
a. Kliring
Transferditujukankerekeningnomor566.000.446Rekening
penerimaan sanksi administratif BPRS, dan pada kolom
keterangan dicantumkan pembayaran sanksi kewajiban
membayar.
b. BIRTGS
Transferditujukankerekeningnomor566.000446Rekening
penerimaansanksiadministratifBPRSdenganmencantumkan
Transaction Reference Number (TRN) BIRBK566 dan pada
keterangan dicantumkan pembayaran sanksi kewajiban
membayar.
2. Fotokopi bukti pembayaran sanksi kewajiban membayar
sebagaimanadimaksuddalamangka1disampaikankepadaBank
Indonesiadenganalamat:
106
BABXI
Keadaan Memaksa(ForceMajeure)
Pasal26
7/47/PBI/2005
111
LikuiditasRupiah
Paragraf
SumberRegulasi
TransparansidanPublikasiLaporanBank
Ketentuan
dikecualikan dari kewajiban menyampaikan Laporan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1), Pasal 5 ayat (2), Pasal 8 ayat (2),
danPasal10(Paragraf85ayat(1),Paragraf85ayat(2),Paragraf88
ayat(2),danParagraf90dalamkodifikasiini).
112
Lampiran 1
LAMPIRAN
SURAT EDARAN BANK INDONESIA
NOMOR 15/26/DPbS TANGGAL 10 JULI 2013
PERIHAL
PELAKSANAAN PEDOMAN AKUNTANSI
PERBANKAN SYARIAH INDONESIA
113
Lanjutan Lampiran 1
BAGIAN I
PENDAHULUAN
disebut
Bank)
adalah
untuk
menyediakan
berkepentingan
dengan
Bank
karena
secara
umum
Manajer investasi.
Bank dapat mengelola investasi atas dana nasabah dengan
menggunakan akad mudharabah dan wadiah.
b.
Agen investasi.
Bank dapat mengelola investasi atas dana nasabah dengan
menggunakan akad wakalah.
c.
Investor.
Bank dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya dan
dana
nasabah
yang
dipercayakan
kepadanya
dengan
1.1
114
Lanjutan Lampiran 1
d.
dapat
melakukan
kegiatan
jasa-jasa
layanan
Perbankan Syariah dengan mengacu kepada UndangUndang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
e.
Undang-Undang
Perbankan
Syariah
Nomor
Pasal
21
Tahun
Ayat
2008
dan
3,
menjelaskan:
i.
ii.
04. Bank
sebagai
investor
pada
dasarnya
melakukan
fungsi
hasil,
transaksi
atas
dasar
jual
beli
aset
untuk
1.2
115
Lanjutan Lampiran 1
Syariah
berasaskan
keadilan
(ukhuwah),
pada
(adalah),
prinsip
persaudaraan
kemaslahatan
(maslahah),
yang
menata
interaksi
sosial
dan
harmonisasi
semangat
menjunjung
tinggi
saling
nilai
menolong.
kebersamaan
Transaksi
dalam
Syariah
memperoleh
b.
(zalim).
Esensi
zalim
(dzulm)
adalah
sesuatu
yang
bukan
haknya
dan
1.3
116
Lanjutan Lampiran 1
bukan
hanya
sebagian;
atau
membawa
d.
informasi
serta
tidak
adanya
kepastian
ii.
menjual
sesuatu
yang
belum
berada
di
bawah
penguasaan penjual;
iii.
iv.
v.
vi.
yang
ketidaktahuan
kurang
atau
dimanipulasi
atau
ketidakpahaman
dan
yang
ditransaksikan.
e.
117
Lanjutan Lampiran 1
b.
akal (aql);
c.
keturunan (nasl);
d.
e.
05. Prinsip
keseimbangan
(tawazun)
esensinya
meliputi
tidak
hanya
menekankan
pada
maksimalisasi
tanpa
sesuai
membedakan
dengan
suku,
semangat
agama,
kerahmatan
ras
dan
semesta
Syariah
terikat
dengan
nilai-nilai
etis
meliputi
1.5
118
Lanjutan Lampiran 1
B.
Syariah
harus
memenuhi
karakteristik
dan
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
pihak
lain
sehingga
tidak
diperkenankan
menggunakan
dua
transaksi
bersamaan
yang
l.
119
Lanjutan Lampiran 1
dana
pinjaman
atau
talangan
(qardh)
serta
Tujuan
01. Tujuan dari penyusunan Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah
Indonesia (untuk selanjutnya disebut Pedoman) antara lain:
a. Membantu Bank menyusun Laporan Keuangan supaya
sesuai dengan tujuan Laporan Keuangan.
b. Menciptakan keseragaman penerapan perlakuan akuntansi
dan penyajian Laporan Keuangan sehingga meningkatkan
daya banding antara Laporan Keuangan Bank.
c. Menjadi acuan minimum yang harus dipenuhi oleh Bank
dalam menyusun Laporan Keuangan. Namun, keseragaman
penyajian sebagaimana diatur dalam Pedoman ini tidak
menghalangi
masing-masing
Bank
untuk
memberikan
1.7
120
Lanjutan Lampiran 1
B.
Ruang Lingkup
01. Pedoman ini berlaku untuk Bank yang menjalankan fungsi
sebagai:
a. Bank Umum Syariah; dan
b. Bank umum konvensional yang melakukan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip Syariah (Unit Usaha Syariah).
yang
digunakan
dalam
menyusun
Pedoman
ini
Kerangka
Dasar
Penyusunan
dan
Penyajian
Laporan
c.
d.
Fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia;
e.
f.
Standards
Board/IASB)
sepanjang
tidak
Peraturan
perundang-undangan
yang
relevan
dengan
121
Lanjutan Lampiran 1
SAK,
ketentuan
Bank
Syariah
Indonesia,
dan
1.9
122
Lanjutan Lampiran 1
BAGIAN II
Memberikan
informasi
mengenai
posisi
keuangan,
kinerja
Sarana
pertanggungjawaban
manajemen
atas
penggunaan
04.
05.
06.
Memberikan
informasi
tingkat
keuntungan
investasi
yang
C.
02.
03.
04.
123
Lanjutan Lampiran 1
D.
05.
06.
07.
08.
dalam
inkonsistensi
bahasa
dalam
Indonesia.
penyajian
Dalam
laporan,
hal
maka
terjadi
yang
kurs
laporan
yang
ditetapkan
oleh
Bank
Indonesia.
02. Keuntungan atau kerugian dalam periode berjalan yang terkait
dengan transaksi dalam mata uang asing dinilai dengan
menggunakan
kurs
laporan
yang
ditetapkan
oleh
Bank
Indonesia.
F.
Kebijakan Akuntansi
01. Kebijakan Akuntansi harus mencerminkan prinsip kehati-hatian
dan mencakup semua informasi yang material dan sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku.
02. Apabila PSAK Syariah belum mengatur masalah pengakuan,
pengukuran, penyajian atau pengungkapan dari suatu transaksi
atau peristiwa, maka harus ditetapkan kebijakan agar Laporan
Keuangan
yang
disajikan
memuat
informasi
yang
dapat
2.2
124
Lanjutan Lampiran 1
liabilitas,
penghasilan,
dan
dana
syirkah
beban
temporer,
dalam
ekuitas,
Kerangka
Dasar
c.
yang
berlaku,
sepanjang
tidak
bertentangan
Penyajian
01. Laporan Keuangan harus menyajikan secara wajar posisi
keuangan, kinerja keuangan, dan perubahan posisi keuangan
disertai
pengungkapan
yang
diharuskan
sesuai
dengan
wajib
mengikuti
ketentuan
yang
dikeluarkan
Bank
125
Lanjutan Lampiran 1
H.
Konsistensi Penyajian
01. Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam Laporan Keuangan
antar periode harus konsisten, kecuali:
a.
kriteria
dalam
penentuan
dan
Laporan
Keuangan
didasarkan
pada
konsep
materialitas.
02. Pos-pos yang jumlahnya material disajikan tersendiri dalam
Laporan Keuangan, sedangkan yang jumlahnya tidak material
dapat digabungkan sepanjang memiliki sifat atau fungsi yang
sejenis.
03. Informasi
dianggap
material
apabila
kelalaian
untuk
informasi
tersebut
dapat
mempengaruhi
Saling Hapus
Pos-pos aset, liabilitas, dan dana syirkah temporer serta pendapatan
dan beban tidak boleh disaling-hapuskan, kecuali disyaratkan atau
diizinkan oleh suatu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK).
2.4
126
Lanjutan Lampiran 1
K.
Periode Pelaporan
01. Laporan Keuangan wajib disajikan secara tahunan berdasarkan
tahun takwim.
02. Dalam hal Bank baru berdiri, Laporan Keuangan dapat disajikan
untuk periode yang lebih pendek dari satu tahun takwim. Selain
itu, untuk kepentingan pihak lainnya, Bank dapat membuat dua
laporan yaitu dalam tahun takwim dan periode efektif dengan
mencantumkan:
a.
b.
Ekuitas,
Laporan
Arus
Kas,
Laporan
Penyaluran
Dana
Zakat,
Laporan
Sumber
dan
Informasi Komparatif
01. Laporan Posisi Keuangan tahunan dan interim harus disajikan
secara komparatif dengan periode akhir pada tahun sebelumnya.
Sedangkan untuk Laporan Laba Rugi Komprehensif interim
harus mencakup periode sejak awal tahun buku sampai dengan
akhir periode interim yang dilaporkan.
02. Informasi komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari
Laporan Keuangan periode sebelumnya wajib diungkapkan
kembali apabila relevan untuk pemahaman Laporan Keuangan
periode berjalan.
03. Tambahan Laporan Posisi Keuangan harus disajikan untuk
posisi awal periode sajian, jika:
a.
b.
c.
2.5
127
Lanjutan Lampiran 1
M.
bagian
integral
dari
laporan
periode
tahunan.
Periode komparatif
30 Jun 2013
31 Des 2012
2013
2012
2013
2012
2013
2012
2013
2012
Hasil
2013
2012
Zakat
2013
2012
Kebajikan
2013
2012
N.
Laporan
Keuangan
Konsolidasian
dapat
menyajikan
b.
128
Lanjutan Lampiran 1
c.
ii.
ke
periode,
dan
dilakukan
atas
dampak
signifikan
yang
terjadi
Keuangan
entitas
anak
dilakukan
transaksi
penyesuaian
atau
peristiwa
antara
tanggal
Laporan
dengan
tanggal
Laporan
disusun
dengan
Keuangan Bank.
d.
Laporan
Keuangan
Konsolidasian
menggunakan kebijakan
2.7
129
Lanjutan Lampiran 1
02. Bersifat umum, baik dari sisi informasi maupun manfaat bagi
pihak pengguna. Biasanya informasi khusus yang dibutuhkan
oleh pihak tertentu tidak dapat secara langsung dipenuhi
semata-mata dari Laporan Keuangan saja.
03. Tidak luput dari penggunaan berbagai pertimbangan dan
taksiran.
04. Hanya melaporkan informasi yang material.
05. Bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian. Apabila
terdapat beberapa kemungkinan yang tidak pasti mengenai
penilaian suatu pos, maka dipilih alternatif yang menghasilkan
laba bersih atau nilai aset yang paling kecil.
06. Lebih
menekankan
pada
penyajian
suatu
peristiwa
atau
berbagai
alternatif
metode
akuntansi
yang
dapat
2.8
130
Lanjutan Lampiran 1
b.
b.
Saldo
pos
dalam
mata
uang
asing
dicatat
secara
extracomptable;
c.
d.
b.
c.
d.
pos
perantara
mata
uang
asing.
Penjabaran
131
Lanjutan Lampiran 1
b.
ii.
Pembelian
bank
notes
USD
sebesar
USD200,
Nasabah
setor
Rupiah/tunai
untuk
keuntungan
Pembelian
bank
notes
SGD
sebesar
SGD1.000,
Pembelian
bank
notes
HKD
sebesar
HKD1.000,
b.
Kurs tengah BI
USD1
Rp8.000
Rp8.500
Rp8.300
SGD1
Rp4.900
Rp5.100
Rp5.000
HKD1
Rp1.080
Rp1.090
Rp1.085
2.10
132
Lanjutan Lampiran 1
c.
Kurs revaluasi
USD1
Rp8.400
SGD1
Rp5.100
HKD1
Rp1.084
Bank Indonesia
a.
i.
Kr
Rp1.600.000
Kr
Pendapatan
Rp60.000
selisih
Rp1.660.000
kurs
transaksi
ii.
Db
Kr
Kr
Pendapatan
selisih
Rp1.700.000
Rp1.660.000
kurs
Rp40.000
transaksi
iii.
Db
Rp5.000.000
5.000)
Kr
Rp4.900.000
Kr
Pendapatan
Rp100.000
selisih
kurs
transaksi
iv.
Db
Rp1.085.000
1.085)
Kr
Rp1.080.000
Kr
Pendapatan
Rp5.000
selisih
kurs
transaksi
v.
Db
Kr
Bank
notes
USD
Rp850.000
(USD100
Rp830.000
8.300)
Kr
Pendapatan
selisih
kurs
Rp20.000
transaksi
2.11
133
Lanjutan Lampiran 1
b.
i.
Bank notes
USD200
Kr
Db
Kr
Kas Rupiah
Kr
Pendapatan
USD200
Rp1.660.000
Rp1.600.000
selisih
kurs
Rp60.000
transaksi
ii.
Db
Kas Rupiah
Rp1.700.000
Kr
Kr
Pendapatan
selisih
Rp1.660.000
kurs
Rp40.000
transaksi
iii.
Db
Kr
Giro USD
Db
Kr
Db
Kr
Giro Rupiah
Kr
Pendapatan
USD.200
USD.200
SGD.1.000
SGD.1.000
Rp5.000.000
Rp4.900.000
selisih
kurs
Rp100.000
transaksi
iv.
Db
HKD1.000
Kr
Db
Kr
Giro Rupiah
Kr
Pendapatan
HKD1.000
Rp1.085.000
Rp1.080.000
selisih
kurs
Rp5.000
transaksi
v.
Db
Tabungan
Rp850.000
Kr
Kr
Pendapatan
selisih
Rp830.000
kurs
Rp20.000
transaksi
Db
Kr
USD100
USD100
2.12
134
Lanjutan Lampiran 1
ii.
iii.
Rp1.600.000
Kr
Kas Rupiah
Db
Kas Rupiah
Kr
Db
Rp1.600.000
Rp1.700.000
Rp1.700.000
4.900)
iv.
Kr
Giro Rupiah
Rp4.900.000
Db
v.
Kr
Giro Rupiah
Db
Tabungan
Kr
Rp1.080.000
Rp850.000
Rp850.000
8.500)
b.
i.
ii.
iii.
iv.
Kr
Db
Kr
Kas Rupiah
Db
Kas Rupiah
Kr
Db
Kr
Giro USD
Db
Kr
Db
Kr
Giro Rupiah
Db
Kr
Db
Kr
Giro Rupiah
USD200
USD200
Rp1.600.000
Rp1.600.000
Rp1.700.000
Rp1.700.000
USD200
USD200
SGD1.000
SGD1.000
Rp4.900.000
Rp4.900.000
HKD1.000
HKD1.000
Rp.1.080.000
Rp.1.080.000
2.13
135
Lanjutan Lampiran 1
v.
Db
Tabungan
Rp850.000
Kr
Db
Kr
Rp850.000
USD100
USD100
Kurs
pembukuan
menggunakan
kurs
tengah
yang
= Rp
Bank
notes
830.000
SGD
sebesar
= Rp 5.000.000
HKD
sebesar
= Rp 1.085.000
SGD1.000
Bank
notes
HKD1.000
Giro USD sebesar USD.200
2)
= Rp 1.660.000
USD
(USD100 x
Rp
840.000
8.400)
Kr
Rp
830.000
Kr
Rp
10.000
b)
Db
Rp 5.100.000
5.100)
Kr
Rp 5.000.000
Kr
Rp
c)
Db
100.000
Rp 1.084.000
1.084)
Db
Rp
Kr
Rp 1.085.000
d)
1.000
Giro USD200
Db
Giro USD
Rp 1.660.000
Db
Rp
Kr
Rp 1.680.000
20.000
2.14
136
Lanjutan Lampiran 1
ii.
Mata
Saldo posisi
uang
Rupiah
Rupiah
lama
baru
Laba rugi
USD
100 D
830.000 D
840.000 D
10.000 R
SGD
1.000 K
5.000.000 K
5.100.000 K
100.000 L
HKD
1.000 K
1.085.000 K
1.084.000 K
1.000 R
5.255.000 D
5.255.000 D
5.255.000 D
IDR
89.000 D
2)
b.
0
89.000 L
Db
Posisi Rupiah
Rp
89.000
Kr
Rp
89.000
= Rp
Bank
notes
750.000
SGD
sebesar
= Rp 4.900.000
HKD
sebesar
= Rp 1.080.000
SGD1.000
Bank
notes
HKD1.000
Giro USD sebesar USD200
2)
= Rp 1.700.000
USD
(USD100 x
Rp
840.000
8.400)
Kr
Rp
750.000
Kr
Rp
90.000
b)
Db
Rp 5.100.000
5.100)
Kr
Rp 4.900.000
Kr
Rp
200.000
2.15
137
Lanjutan Lampiran 1
c)
Db
Rp 1.084.000
1.084)
Kr
Rp
Kr
Rp 1.080.000
d)
ii.
4.000
Giro USD200
Db
Giro USD
Rp 1.700.000
Kr
Rp
Kr
Rp 1.680.000
20.000
Rupiah
Rupiah
lama
baru
Laba rugi
USD
100 D
950.000 D
840.000 D
110.000L
SGD
1.000 K
4.900.000 K
5.100.000 K
200.000L
HKD
1.000 K
1.080.000 K
1.084.000 K
4.000L
5.030.000 D
5.030.000 D
5.030.000 D
314.000 D
314.000L
IDR
2)
Saldo posisi
Posisi Rupiah
Rp
314.000
Kr
Rp
314.000
2.16
138
Lanjutan Lampiran 1
di
mana
entitas
harus
atau
mungkin
lain
dengan
sejumlah
tertentu
instrumen
3.1
139
Lanjutan Lampiran 1
i. non-derivatif
di
mana
diwajibkan
untuk
entitas
harus
menyerahkan
suatu
atau
mungkin
jumlah
yang
lain
dengan
sejumlah
tertentu
instrumen
3.2
140
Lanjutan Lampiran 1
III.2 KLASIFIKASI
A.
Aset Keuangan
Aset keuangan selain sukuk dapat diklasifikasikan ke dalam empat
kategori sebagai berikut:
01. Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
Persyaratannya adalah:
a. Aset keuangan untuk tujuan diperdagangkan (trading); atau
b. Aset keuangan yang pada saat pengakuan awal telah
ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
(fair value option).
Contoh aset keuangan yang dimiliki Bank dalam kategori ini
antara lain reksadana Syariah dan forward.
02. Dimiliki hingga jatuh tempo.
Persyaratannya adalah:
a. Aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau
telah ditentukan, dan jatuh temponya telah ditetapkan; dan
b. Entitas mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk
memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo.
03. Pinjaman yang diberikan dan piutang.
Persyaratannya adalah:
a. Aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau
telah ditentukan; dan
b. Tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif.
Contoh aset keuangan yang dimiliki Bank dalam kategori ini
antara lain pembiayaan murabahah yang menggunakan metode
anuitas dan tagihan reverse repo Syariah.
04. Tersedia untuk dijual.
Persyaratannya adalah:
a. Aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia
untuk dijual; atau
b. Aset keuangan non-derivatif yang tidak dapat diklasifikasikan
sebagai diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, dimiliki
hingga jatuh tempo, atau pinjaman yang diberikan dan
piutang.
3.3
141
Lanjutan Lampiran 1
Liabilitas Keuangan
Liabilitas keuangan selain sukuk dapat diklasifikasikan ke dalam dua
kategori sebagai berikut:
01. Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
Persyaratannya adalah:
a. Liabilitas keuangan untuk tujuan diperdagangkan (trading);
atau
b. Liabilitas keuangan yang pada saat pengakuan awal telah
ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
(fair value option).
Contoh liabilitas keuangan yang dimiliki Bank dalam kategori ini
antara lain forward yang diterbitkan.
02. Diukur pada biaya perolehan diamortisasi.
Persyaratannya adalah liabilitas keuangan yang tidak termasuk
dalam kategori diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
Contoh liabilitas keuangan yang dimiliki Bank dalam kategori ini
antara lain kewajiban segera.
3.4
142
Lanjutan Lampiran 1
b.
Pengukuran
01. Aset keuangan dalam kategori diukur pada nilai wajar melalui
laba rugi.
a.
b.
b.
3.5
143
Lanjutan Lampiran 1
b.
b.
b.
Penurunan Nilai
01. Penurunan nilai adalah suatu kondisi dimana terdapat bukti
obyektif terjadinya peristiwa yang merugikan sebagai akibat dari
satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal
aset keuangan. Peristiwa yang merugikan tersebut berdampak
pada estimasi arus kas masa datang.
02. Peristiwa-peristiwa yang merugikan antara lain:
a.
3.6
144
Lanjutan Lampiran 1
b.
c.
d.
e.
f.
Data
yang
dapat
diobservasi
mengindikasikan
adanya
ii.
03. Aset keuangan dalam kategori diukur pada nilai wajar melalui
laba
rugi
tidak
diterapkan
ketentuan
penurunan
nilai.
Nilai Wajar
01. Nilai wajar ditentukan dengan hirarki sebagai berikut:
a.
3.7
145
Lanjutan Lampiran 1
b.
Teknik penilaian yang meliputi penggunaan harga transaksitransaksi wajar yang paling kini dan referensi nilai wajar
instrumen lain yang secara substansi sama.
3.8
146
Lanjutan Lampiran 1
III.4
ESTIMASI
PENURUNAN
NILAI
KOLEKTIF
DENGAN
Cakupan
01. Penerapan estimasi ini hanya berlaku untuk penurunan nilai
aset keuangan dalam bentuk Pembiayaan dalam yang dilakukan
secara kolektif (collective impairment).
02. Penerapan estimasi ini hanya dapat dilakukan oleh Bank-Bank
tertentu yang memiliki kondisi keterbatasan sebagaimana pada
huruf C.
B.
Penerapan
01. Evaluasi penurunan nilai harus dilakukan berdasarkan suatu
proses estimasi yang dapat menghasilkan satu nilai kerugian
atau kisaran nilai kerugian terbaik yang mungkin terjadi.
Estimasi penurunan nilai secara kolektif terhadap kelompok aset
keuangan dimaksud didasarkan pada kerugian historis yang
pernah dialami aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko
kredit yang serupa dengan karakteristik risiko kredit kelompok
aset keuangan tersebut.
Jika Bank tidak atau kurang memiliki pengalaman kerugian
yang spesifik, maka Bank juga dapat menggunakan pengalaman
peer group atas kelompok aset keuangan yang sebanding.
02. Dalam hal Bank belum dapat melakukan proses estimasi yang
memadai dan belum memiliki data kerugian historis yang
memadai untuk menentukan besarnya penurunan nilai atas
Pembiayaan secara kolektif sesuai persyaratan dalam PSAK 55,
termasuk pedoman pelaksanaannya dan Pedoman Akuntansi
Perbankan Indonesia (PAPI), maka pembentukan Cadangan
Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) dapat menggunakan estimasi
yang didasarkan pada ketentuan Bank Indonesia yang berlaku
mengenai Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum Syariah. Acuan
pada ketentuan Bank Indonesia dilakukan dengan pertimbangan
bahwa penyusunan ketentuan tersebut telah didasarkan pada
analisis kondisi perbankan di Indonesia mengenai estimasi
3.9
147
Lanjutan Lampiran 1
besarnya
kebutuhan
pencadangan
yang
didasarkan
pada
b.
Bank
harus
mengevaluasi
terdapatnya
bukti
obyektif
CKPN
atas
Pembiayaan
secara
kolektif
b.
5%
atas
Pembiayaan
yang
memenuhi
kualitas
Dalam
d.
e.
dasar
jumlah
tercatat
berdasarkan
biaya
perolehan
diamortisasi.
3.10
148
Lanjutan Lampiran 1
C.
Kondisi Keterbatasan
01. Bank dapat menerapkan estimasi penurunan nilai Pembiayaan
secara kolektif sebagaimana pada huruf B angka 04. di atas
sepanjang berada dalam kondisi berikut:
a.
b.
yang
memungkinkan
Bank
menerapkan
estimasi
harus
menyusun
dan
mendokumentasikan
hal-hal
berikut:
a. Hasil self-assessment sebagaimana dimaksud pada angka 03.
untuk menerapkan estimasi penurunan nilai Pembiayaan
secara kolektif;
b. Rencana tindak (action plan) yang memuat langkah-langkah
yang akan dilakukan untuk memperoleh data tentang
pengalaman kerugian spesifik atau kerugian historis dari
peer
group
atas
Pembiayaan
secara
kolektif
dengan
3.11
149
Lanjutan Lampiran 1
D.
E.
Pengungkapan
Bank yang menerapkan estimasi penurunan nilai Pembiayaan secara
kolektif sebagaimana pada huruf B. harus mengungkapkan hal
tesebut dalam kebijakan akuntansi pada Catatan Atas Laporan
Keuangan.
3.12
150
Lanjutan Lampiran 1
Definisi
01. Murabahah adalah akad jual beli barang dengan harga jual sebesar
beban perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan penjual
harus mengungkapkan beban perolehan barang tersebut kepada
pembeli.
02. Pembiayaan Murabahah, adalah Penyediaan dana dari Bank kepada
nasabah untuk membeli barang dengan menegaskan harga belinya
kepada pembeli (nasabah) dan pembeli (nasabah) membayarnya
dengan harga yang lebih sebagai keuntungan Bank yang disepakati.
03. Aset Murabahah adalah aset yang diperoleh dengan tujuan untuk
dijual kembali dengan menggunakan akad Murabahah.
04. Diskon harga beli adalah pengurangan harga atau penerimaan dalam
bentuk apapun yang diperoleh pihak pembeli (nasabah) dari
pemasok.
05. Harga perolehan adalah harga beli barang oleh Bank sebelum
dikurangi uang muka dari nasabah.
06. Potongan
piutang
Murabahah
adalah
pengurangan
kewajiban
Dasar Pengaturan
01. PSAK 102 tentang Akuntansi Murabahah.
02. PSAK 55 (2011) tentang Instrumen Keuangan : Pengakuan dan
Pengukuran.
03. PSAK 50 (2010) tentang Instrumen Keuangan : Penyajian.
04. PSAK 60 tentang Instrumen Keuangan : Pengungkapan.
C.
Penjelasan
01. Bagian ini membahas transaksi Murabahah secara normal, tidak
termasuk transaksi Murabahah yang direstrukturisasi.
4.1
151
Lanjutan Lampiran 1
02. Aset yang akan dijual Bank dalam transaksi Murabahah pada
prinsipnya harus dimiliki Bank sebelum akad Murabahah disepakati.
Cara memperoleh aset Murabahah dapat dilakukan secara langsung
oleh Bank atau diwakilkan kepada pihak lain termasuk nasabah.
03. Dalam hal Bank diwakilkan kepada pihak lain, pihak yang mewakili
hanya sebatas pada pencarian informasi barang sesuai spesifikasi
yang diinginkan nasabah. Sedangkan penentuan atas pembelian aset
dari pemasok menjadi kewenangan Bank.
04. Harga perolehan aset Murabahah harus diberitahukan Bank kepada
nasabah.
05. Harga jual Murabahah adalah harga perolehan aset Murabahah
sebelum dikurangi uang muka ditambah dengan marjin yang
disepakati.
06. Murabahah yang dilakukan oleh Bank harus berdasarkan pesanan
nasabah yang bersifat mengikat.
07. Dalam praktik penyaluran pembiayaan Murabahah, Bank sering kali
menerima pendapatan di luar marjin keuntungan seperti pendapatan
administrasi,
dan
beban
lain
yang
terkait
langsung
dengan
pendapatan
Murabahah
secara
non-tunai
dapat
substansi
pembiayaan
pembiayaan
(financing)
sehingga
Murabahah
pencatatan
merupakan
transaksi
4.2
152
Lanjutan Lampiran 1
b. Dalam
hal
Bank
memilih
untuk
menggunakan
metode
Pendapatan
pembiayaan
dan
beban
Murabahah
yang
terkait langsung
dikapitalisasi
dengan
dengan
nilai
4.3
153
Lanjutan Lampiran 1
No
Tahun
Estimasi
Arus Kas
Saldo Awal
Arus kas
Tingkat
Imbalan
Efektif
Angsuran
Pokok
Saldo
Pokok
Tagihan
Imbalan
E = D X EIR
H =G xi
1-Jan
(993.00)
31-Jan
50.00
993.00
25.19
25.60
974.40
(24.40)
0.79
24.81
968.19
28-Feb
50.00
968.19
24.56
26.23
948.17
(23.77)
0.79
25.44
942.75
31-Mar
60.00
942.75
23.91
36.87
911.30
(23.13)
0.78
36.09
906.66
30-Apr
70.00
906.66
23.00
47.77
863.54
(22.23)
0.77
47.00
859.66
31-May
100.00
859.66
21.81
78.93
784.60
(21.07)
0.74
78.19
781.47
30-Jun
100.00
781.47
19.82
80.86
703.75
(19.14)
0.68
80.18
701.29
31-Jul
100.00
701.29
17.79
82.83
620.91
(17.17)
0.62
82.21
619.08
31-Aug
100.00
619.08
15.70
84.85
536.06
(15.15)
0.56
84.30
534.78
10
30-Sep
130.00
534.78
13.57
116.92
419.14
(13.08)
0.49
116.43
418.35
11
31-Oct
140.00
418.35
10.61
129.77
289.37
(10.23)
0.39
129.39
288.96
12
30-Nov
150.00
288.96
7.33
142.94
146.43
(7.06)
0.27
142.67
146.29
13
31-Dec
150.00
146.29
3.71
146.43
(3.57)
0.14
146.29
(200.00)
7.00
I =E-H
J =C -E
K = D+E-F+I
1,000.00
1,200.00
207.00
993.00
(0.00)
(0.00)
b. Metode proporsional
Pendapatan
dan
beban
yang
terkait langsung
dengan
Pendapatan
dan
beban
yang
terkait langsung
dengan
Bank
mengakui
pendapatan
marjin
Murabahah
sesuai
Angsuran
Awal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
50
50
60
70
100
100
100
100
130
140
150
150
Porsi
Pokok
Margin
42
42
50
58
83
83
83
83
108
117
125
125
8
8
10
12
17
17
17
17
22
23
25
25
Saldo
Pokok
Margin
1000
200
958
192
917
183
867
173
808
162
725
145
642
128
558
112
475
95
367
73
250
50
125
25
0
0
154
Lanjutan Lampiran 1
dilakukan. Namun jika akad tersebut telah disepakati, maka hanya
ada satu harga (harga dalam akad) yang digunakan. Sedangkan
besarnya angsuran dapat disesuaikan berdasarkan kesepakatan
Bank dengan nasabah.
Diskon harga beli
12. Apabila setelah akad Murabahah pemasok memberikan diskon harga
atas barang yang dibeli, maka diskon harga tersebut dibagi
berdasarkan perjanjian atau persetujuan yang dimuat dalam akad.
Oleh karena itu, klausul pembagian diskon harga tersebut harus
diperjanjikan dalam akad.
Apabila tidak diatur dalam akad, maka diskon tersebut menjadi hak
Bank dan diakui sebagai pendapatan operasi lainnya.
13. Diskon yang terkait dengan pembelian barang, antara lain:
a.
b.
c.
Uang muka
14. Bank dapat meminta uang muka kepada nasabah sebagai bukti
komitmen pembelian aset Murabahah sebelum akad disepakati.
a.
b.
c.
Apabila uang muka itu lebih kecil dari kerugian, maka Bank
dapat meminta tambahan dari nasabah.
4.5
155
Lanjutan Lampiran 1
b.
membayar
selisih
antara
piutang
dengan
b.
4.6
156
Lanjutan Lampiran 1
a.
b.
melunasi
disebabkan
oleh
force
majeur,
jika
dapat
dibuktikan.
25. Denda kepada nasabah didasarkan pada pendekatan tazir, yaitu
untuk membuat nasabah lebih disiplin terhadap kewajibannya.
26. Denda yang dikenakan atas nasabah yang lalai merupakan sumber
bagi dana kebajikan.
D.
Perlakuan Akuntansi
b.
pembayaran piutang
b.
157
Lanjutan Lampiran 1
i.
ii.
harga
perolehan
ditambah keuntungan
(marjin)
yang
Pendapatan
dan
beban
yang
terkait langsung
dengan
dan
beban
tersebut
diamortisasi
dengan
Pendapatan
dan
beban
yang
terkait langsung
dengan
dan
beban
tersebut
diamortisasi
dengan
Murabahah
diakui
pada
saat
penyerahan
aset
Metode anuitas
i.
Pendapatan
Murabahah
diakui
sebesar
saldo
efektif
4.8
158
Lanjutan Lampiran 1
ii. Pendapatan Murabahah yang diakui tidak boleh melebihi
piutang Murabahah yang disepakati dalam akad Murabahah.
b.
Metode proporsional
Pendapatan Murabahah diakui berdasarkan jumlah pembayaran
angsuran oleh nasabah secara proporsional berdasarkan porsi
marjin Murabahah terhadap piutang Murabahah pada saat akad
ditandatangani.
Potongan
pelunasan
piutang
Murabahah
diakui
sebagai
ii.
08. Denda (tazir) atas nasabah yang lalai diakui sebagai sumber dana
kebajikan sebesar dana yang diterima Bank.
D.2 Penyajian
01. Uang muka Murabahah dari pembeli disajikan sebagai liabilitas
lainnya.
02. Tagihan kepada nasabah atas pembatalan transaksi Murabahah
dimana uang muka nasabah lebih kecil dari beban riil yang
dikeluarkan nasabah disajikan sebagai piutang qardh.
03. Piutang Murabahah disajikan sebesar saldo pembiayaan Murabahah
nasabah kepada Bank.
04. Marjin Murabahah ditangguhkan disajikan sebagai pos lawan piutang
Murabahah.
05. Beban potongan pelunasan / angsuran Murabahah sebagai pos lawan
pendapatan marjin Murabahah.
06. Dalam hal Bank menggunakan metode proporsional, pendapatan dan
beban yang terkait langsung dengan transaksi Murabahah yang
belum diamortisasi, disajikan sebagai liabilitas lainnya dan aset
lainnya.
4.9
159
Lanjutan Lampiran 1
07. Pendapatan marjin Murabahah yang akan diterima disajikan sebagai
bagian dari aset lainnya pada saat nasabah tergolong performing.
Sedangkan,
apabila
nasabah
tergolong
non-performing
maka
Ilustrasi Jurnal
01. Penerimaan uang muka dari nasabah
Db. Kas/rekening
Kr. Liabilitas lainnya - uang muka Murabahah dari pembeli
02. Pada saat timbul beban lain yang dikeluarkan oleh Bank
Db. Beban lain yang terkait
Kr. Kas/rekening
03. Pada saat perolehan aset Murabahah
Db. Persediaan/aset Murabahah
Kr. Kas/rekening pemasok/kliring
04. Pada saat penyaluran pembiayaan Murabahah kepada nasabah
(pembayaran secara non-tunai):
A. Metode Anuitas
a.
Transaksi penjualan
Db. Piutang Murabahah
Kr. Marjin Murabahah ditangguhkan
Kr. Persediaan/Aset Murabahah
b.
Pengakuan
pendapatan
yang
terkait
langsung
dengan
transaksi Murabahah
Db. Kas
Kr. Piutang Murabahah - pendapatan yang terkait langsung
c.
4.10
160
Lanjutan Lampiran 1
d.
B. Metode Proporsional
a. Transaksi penjualan
Db. Piutang Murabahah
Kr. Marjin Murabahah ditangguhkan
Kr. Persediaan/Aset Murabahah
b. Pengakuan
pendapatan
yang
terkait
langsung
dengan
transaksi Murabahah
Db. Kas
Kr. Liabilitas lainnya Pendapatan yang ditangguhkan
c.
Uang muka lebih besar daripada kerugian dan beban lain yang
dikeluarkan oleh Bank
Db. Liabilitas lainnya - uang muka Murabahah dari pembeli
Kr. Kerugian penjualan barang pesanan
Kr. Beban lain yang terkait
Kr. Kas/Rekening
b.
c.
Apabila uang muka lebih kecil daripada kerugian dan beban lain
yang dikeluarkan oleh Bank
Db. Tagihan kepada nasabah
Db. Liabilitas lainnya uang muka Murabahah dari pembeli
Kr. Kerugian penjualan barang pesanan
Kr. Beban lain yang terkait
4.11
161
Lanjutan Lampiran 1
06. Pada saat pengakuan pendapatan diakhir periode pelaporan (akru)
A. Metode Anuitas
Db.
Db/Kr.Piutang Murabahah
Kr.
B. Metode Proporsional
a. Pengakuan pendapatan marjin Murabahah
Db. Pendapatan marjin Murabahah yang akan diterima
Kr. Pendapatan marjin Murabahah
b. Pengakuan
pendapatan
yang
terkait
langsung
dengan
transaksi Murabahah
Db. Liabilitas lainnya - Pendapatan yang ditangguhkan
Kr. Pendapatan
c.
07. Pada saat penerimaan angsuran dari nasabah (pokok dan marjin)
A. Metode Anuitas
Db.
Kas/rekening nasabah
Kr.
Piutang Murabahah
Db.
Db/Kr.Piutang Murabahah
Kr.
B. Metode Proporsional
Db.
Kas/rekening nasabah
Kr.
Piutang Murabahah
Db.
Kr.
4.12
162
Lanjutan Lampiran 1
Db. Marjin Murabahah ditangguhkan (jika masih ada)
Kr. Pendapatan marjin Murabahah
ii.
b.
ii.
mengurangi
piutang
Murabahah
dan
keuntungan
Murabahah:
i.
ii.
b.
Murabahah
kepada
nasabah
dengan
mengurangi
pendapatan Murabahah:
i.
4.13
163
Lanjutan Lampiran 1
Db. Marjin Murabahah ditangguhkan
Kr. Pendapatan marjin Murabahah
ii.
b.
ii.
Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain:
4.14
164
Lanjutan Lampiran 1
01. Rincian piutang Murabahah berdasarkan jumlah, jangka waktu, jenis
valuta, kualitas piutang, jenis penggunaan, sektor ekonomi dan
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai.
02. Jumlah piutang Murabahah yang diberikan kepada pihak yang
berelasi.
03. Kebijakan dan metode akuntansi untuk pengakuan pendapatan,
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai, penghapusan dan penanganan
piutang Murabahah yang bermasalah.
04. Besarnya piutang Murabahah baik yang dibebani sendiri oleh Bank
maupun secara bersama-sama dengan pihak lain sebesar bagian
pembiayaan Bank.
4.15
165
Lanjutan Lampiran 1
IV.2 ISTISHNA
A.
Definisi
01. Istishna adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan
barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang
disepakati antara pemesan (pembeli/ mustashni') dan penjual
(pembuat/shani').
02. Istishna paralel adalah suatu bentuk akad Istishna antara pemesan
(pembeli/mustashni) dengan penjual (pembuat/shani), kemudian
untuk
memenuhi
kewajibannya
kepada
mustashni,
penjual
Dasar Pengaturan
01. PSAK 104 tentang Akuntansi Istishna.
C.
Penjelasan
01. Spesifikasi dan harga barang pesanan dalam Istishna disepakati oleh
pembeli dan penjual di awal akad. Pada dasarnya harga barang tidak
dapat berubah selama jangka waktu akad, kecuali disepakati oleh
kedua belah pihak.
02. Barang pesanan harus diketahui karakteristiknya secara umum yang
meliputi: jenis, macam, kualitas dan kuantitasnya. Barang pesanan
harus sesuai dengan karakteristik yang telah disepakati antara
pembeli dan penjual. Jika barang pesanan yang dikirimkan salah
atau cacat maka penjual harus bertanggung jawab atas kelalaiannya.
03. Jika nasabah dalam akad Istishna tidak mewajibkan Bank untuk
membuat sendiri barang pesanan, maka untuk memenuhi kewajiban
pada akad pertama, Bank dapat mengadakan akad Istishna kedua
dengan pihak ketiga (pemasok). Akad Istishna kedua ini disebut
4.16
166
Lanjutan Lampiran 1
Istishna paralel. Dalam konteks Bank, piutang Istishna timbul dari
Istishna paralel.
04. Pada dasarnya akad
memenuhi kondisi:
a.
b.
b.
c.
d.
akan
mengakui
b.
c.
d.
167
Lanjutan Lampiran 1
08. Pada pembiayaan Istishna, Bank melakukan pesanan barang kepada
supplier atas pesanan dari nasabah. Pendapatan yang diperoleh Bank
lebih disebabkan untuk aktivitas penyediaan fasilitas pendanaan
kepada nasabah, bukan dari aktivitas pembuatan barang pesanan.
09. Nasabah dapat membayar uang muka barang pesanan kepada Bank
sebelum barang diserahkan kepada nasabah dan Bank juga dapat
membayar uang muka barang pesanan kepada supplier.
10. Bank dapat menagih kepada nasabah atas barang pesanan yang
telah diserahkan dan supplier dapat menagih kepada Bank atas
barang pesanan yang telah diserahkan.
11. Selama barang pesanan masih dibuat, Bank akan menggunakan
rekening Aktiva Istishna Dalam Penyelesaian ketika melakukan
pembayaran kepada supplier dan menggunakan rekening Termin
Istishna ketika melakukan penagihan kepada nasabah.
12. Pengakuan pendapatan untuk transaksi Istishna menggunakan
metode
sebagaimana
pengakuan
pendapatan
pada
transaksi
murabahah.
13. Dalam hal nasabah mengalami tunggakan pembayaran angsuran,
Bank wajib membentuk Cadangan Kerugian Penurunan Nilai untuk
piutang Istishna sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam PSAK
yang terkait.
D.
Perlakuan Akuntansi
168
Lanjutan Lampiran 1
05. Dalam hal Bank menggunakan metode persentase penyelesaian maka
Bank dapat mengakui pendapatan Istishna atas pembayaran yang
telah dilakukan nasabah sebesar persentase penyelesaian.
06. Pada saat barang pesanan telah diserahkan kepada nasabah, Bank
melakukan
jurnal
balik
atas
rekening
Aktiva
Istishna
Dalam
Istishna
yang
berasal
dari
transaksi
Istishna
yang
b.
08. Uang muka Istishna yang berasal dari transaksi Istishna yang
pembayarannya dilakukan di muka secara penuh:
a.
b.
09. Jika nasabah membayar uang muka kepada Bank dalam proses
pembuatan aset Istishna maka penerimaan uang muka tersebut
diperlakukan sebagai pembayaran termin sebesar jumlah uang muka
yang dibayarkan.
D2. Penyajian
01. Uang muka Istishna disajikan sebagai liabilitas lainnya.
02. Uang muka kepada pemasok disajikan sebagai aset lainnya.
03. Utang Istishna disajikan sebesar tagihan dari pemasok yang belum
dilunasi.
04. Aktiva Istishna Dalam Penyelesaian disajikan sebesar dana yang
dibayarkan Bank kepada supplier.
05. Termin Istishna disajikan sebesar jumlah tagihan termin Bank
kepada nasabah.
06. Piutang Istishna disajikan sebesar jumlah yang belum dilunasi oleh
pembeli akhir.
07. Marjin Istishna ditangguhkan disajikan sebagai pos lawan piutang
murabahah.
4.19
169
Lanjutan Lampiran 1
08. Pendapatan marjin Istishna yang akan diterima disajikan sebagai
bagian dari aset lainnya pada saat nasabah tergolong performing.
Sedangkan,
apabila
nasabah
tergolong
non-performing
maka
Ilustrasi Jurnal
01. Penerimaan uang muka pesanan dari nasabah
Db. Kas/rekening
Kr. Uang muka Istishna
02. Penerimaan barang dari pemasok
a. Mekanisme uang muka
i. Pemberian uang muka
Db. Uang muka kepada pemasok
Kr. Kas/rekening
ii.Penerimaan sebagian barang pesanan dari pemasok
Db. Aset Istishna Dalam Penyelesaian
Kr. Uang Muka kepada pemasok
b. Mekanisme tagihan dari pemasok
i. Menerima tagihan dari pemasok
Db. Aset Istishna Dalam Penyelesaian
Kr. Utang Istishna
ii.Pembayaran kepada pemasok
Db. Utang Istishna
Kr. Kas/rekening
03. Penagihan termin kepada nasabah
Db. Piutang Istishna
Kr. Marjin Istishna ditangguhkan
Kr. Termin Istishna
04. Pembayaran oleh nasabah
Db. Kas
Kr. Piutang Istishna
Db. Marjin Istishna ditangguhkan
Kr. Pendapatan Istishna
4.20
170
Lanjutan Lampiran 1
05. Penyerahan barang kepada nasabah
Db. Termin Istishna
Kr. Aset Istishna Dalam Penyelesaian
06. Pada saat pengakuan pendapatan diakhir periode pelaporan (akru)
Db.Pendapatan marjin murabahah yang akan diterima
Kr. Pendapatan marjin murabahah
F.
Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain:
01. Rincian piutang Istishna berdasarkan jumlah, jangka waktu, jenis
valuta dan kualitas piutang dan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
piutang Istishna.
02. Jumlah piutang murabahah yang diberikan kepada pihak yang
berelasi.
03. Kebijakan
akuntansi
yang
dipergunakan
dalam
pengakuan
4.21
171
Lanjutan Lampiran 1
IV.3. SALAM
A.
Definisi
Salam adalah akad jual beli barang pesanan (muslam fiih) dengan
pengiriman barang di kemudian hari oleh penjual (muslam illaihi) dan
pelunasannya dilakukan oleh pembeli pada saat akad disepakati sesuai
dengan syarat-syarat tertentu.
B.
Dasar Pengaturan
01.
C.
Penjelasan
01.
Bank dapat bertindak sebagai pembeli dan atau penjual dalam suatu
transaksi Salam. Jika Bank bertindak sebagai pembeli maka Bank
melakukan transaksi Salam, dan jika Bank bertindak sebagai
penjual maka Bank akan memesan kepada pihak lain untuk
menyediakan barang pesanan dalam Salam paralel.
02.
b.
03.
04.
05.
06.
07.
172
Lanjutan Lampiran 1
08.
09.
10.
11.
D.
Perlakuan Akuntansi
02.
03.
04.
05.
4.23
173
Lanjutan Lampiran 1
06.
D2. Penyajian
01. Piutang Salam disajikan sebesar jumlah tercatat.
02. Piutang Salam yang tidak dapat dipenuhi oleh pemasok dan pemasok
menyatakan tidak dapat memenuhi kewajibannya disajikan sebagai
piutang qardh.
03. Utang Salam disajikan sebesar jumlah tercatat.
E.
Ilustrasi Jurnal
02.
03.
04.
b.
174
Lanjutan Lampiran 1
02.
F.
Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan, antara lain:
01.
02.
Piutang Salam dari pemasok dan utang Salam kepada nasabah yang
merupakan pihak berelasi.
4.25
175
Lanjutan Lampiran 1
IV.4.
A.
PERSEDIAAN
Definisi
01.
b.
c.
B.
Dasar Pengaturan
01.
C.
Penjelasan
01.
02.
03.
b.
c.
Aset ijarah.
b.
04.
05.
4.26
176
Lanjutan Lampiran 1
D.
Perlakuan Akuntansi
Pada
saat
pengakuan
awal
persediaan
diakui
sebesar
biaya
perolehan.
02.
D2. Penyajian
Persediaan disajikan sebesar biaya perolehan atau nilai realisasi neto,
mana yang lebih rendah.
E.
Ilustrasi Jurnal
01.
02.
03.
F.
Pengungkapan
Hal-hal yang perlu diungkapkan, antara lain:
01.
02.
Jumlah
dari
setiap
pemulihan
nilai
persediaan
dari
setiap
Kondisi
atau
peristiwa
penyebab
terjadinya
pemulihan
nilai
persediaan.
4.27
177
Lanjutan Lampiran 1
Definisi
01. Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana
pihak pertama (pemilik dana) menyediakan seluruh dana, sedangkan
pihak kedua (pengelola dana) bertindak selaku pengelola, dan
keuntungan dibagi di antara mereka sesuai kesepakatan sedangkan
kerugian finansial hanya ditanggung oleh pemilik dana.
02. Mudharabah muthlaqah adalah mudharabah dimana pemilik dana
memberikan kebebasan kepada pengelola dana dalam pengelolaan
investasinya.
03. Mudharabah muqayyadah adalah mudharabah dimana pemilik dana
memberikan batasan kepada pengelola dana, antara lain mengenai
tempat, cara dan atau obyek investasi.
04. Mudharabah musytarakah adalah bentuk
mudharabah dimana
Dasar Pengaturan
01. PSAK 105 tentang Akuntansi Mudharabah.
C.
Penjelasan
01. Mudharabah terdiri dari dua jenis, yaitu Mudharabah muthlaqah dan
Mudharabah muqayyadah. Bagian ini membahas Bank sebagai
shahibul maal (pemilik dana) dalam pembiayaan Mudharabah baik
bersifat mutlaqah maupun muqayyadah.
02. Investasi
Mudharabah
yang
dilakukan
oleh
Bank
disebut
178
Lanjutan Lampiran 1
margin atau dalam fatwa disebut net revenue sharing). Bagi laba
dihitung dari pendapatan setelah dikurangi dengan harga pokok dan
beban yang berkaitan dengan pengelolaan dana Mudharabah.
Sedangkan
bagi
hasil,
dihitung
dari
pendapatan
pengelolaan
xxx
05. Dalam hal terjadi kerugian dalam usaha nasabah (pengelola dana),
Bank sebagai pemilik dana akan menanggung semua kerugian
sepanjang kerugian tersebut bukan disebabkan oleh kelalaian atau
kesalahan nasabah (pengelola dana).
06. Kelalaian atau kesalahan pengelola dana antara lain ditunjukkan
oleh:
a.
b.
c.
07. Pada
prinsipnya,
dalam
pembiayaan
mudharabah
tidak
5.2
179
Lanjutan Lampiran 1
D.
Perlakuan Akuntansi
Mudharabah
tetap
diakui
sebagai
pembiayaan
Pembiayaan
Mudharabah
disajikan
sebesar
saldo
pembiayaan
Piutang bagi hasil disajikan sebagai bagian dari aset lainnya pada
saat nasabah tergolong performing. Sedangkan, apabila nasabah
tergolong non-performing maka piutang bagi hasil disajikan pada
rekening administratif.
03.
sebagai
pos
lawan
(contra
account)
pembiayaan
Mudharabah.
04.
5.3
180
Lanjutan Lampiran 1
E.
Ilustrasi Jurnal
01. Pada saat pemberiaan pembiayaan Mudharabah kepada mudharib
Db. Pembiayaan Mudharabah
Kr. Kas/rekening/kliring
02. Pada saat pengakuan keuntungan Mudharabah
Db. Piutang bagi hasil
Kr.
Pendapatan Mudharabah
Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain:
01. Rincian jumlah pembiayaan Mudharabah berdasarkan sifat akad
(Mudharabah
mutlaqah
atau
Mudharabah
muqayadah),
jenis
lain
tentang
pembiayaan
Mudharabah
yang
dire-
pengendalian
risiko
manajemen
dalam
pelaksanaan
Mudharabah
bermasalah dan
Cadangan
181
Lanjutan Lampiran 1
07. Kebijakan dan metode yang dipergunakan dalam penanganan
Mudharabah bermasalah.
08. Ikhtisar
pembiayaan
Mudharabah
yang
dihapus
buku
yang
atas
dihapusbukukan
pembiayaan
dan
pembiayaan
Mudharabah
Mudharabah
yang
yang
telah
telah
5.5
182
Lanjutan Lampiran 1
V.2 PEMBIAYAAN MUSYARAKAH
A.
Definisi
01. Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih
untuk
suatu
usaha
tertentu,
dimana
masing-masing
pihak
menurun
(Musyarakah
muttanaqisah)
adalah
pasif
adalah
mitra
yang
tidak
ikut
mengelola
usaha
Musyarakah.
B.
Dasar Pengaturan
01. PSAK 106 tentang Akuntansi Musyarakah.
C.
Penjelasan
01. Musyarakah dapat berupa Musyarakah permanen dan Musyarakah
menurun (Musyarakah muttanaqisah).
02. Bank
nisbah
yang
disepakati,
sedangkan
kerugian
183
Lanjutan Lampiran 1
05. Pengakuan penghasilan usaha Musyarakah dalam praktik dapat
diketahui berdasarkan laporan bagi hasil atas penghasilan usaha
dari mitra aktif. Tidak diperkenankan mengakui pendapatan dari
proyeksi hasil usaha.
06. Dalam pembiayaan Musyarakah setiap mitra tidak dapat menjamin
modal mitra lain, namun setiap mitra dapat meminta mitra lain
untuk menyediakan jaminan atas kelalaian atau kesalahan yang
disengaja.
07. Kelalaian atau kesalahan pengelola dana antara lain ditunjukkan
oleh:
a.
b.
c.
Perlakuan Akuntansi
5.7
184
Lanjutan Lampiran 1
memulihkan
jumlah
tercatat
pembiayaan
Musyarakah
sampai
Musyarakah
yang
sudah
berakhir
dan
belum
Kerugian
sebagai
Penurunan
pos
lawan
Nilai
pembiayaan
(contra
account)
Musyarakah
pembiayaan
Musyarakah.
04. Tagihan kepada mitra aktif yang disebabkan akibat kelalaian atau
penyimpangan mitra aktif (nasabah) disajikan sebagai bagian dari
pembiayaan Musyarakah.
05. Pembiayaan Musyarakah yang diakhiri sebelum jatuh tempo atau
sudah berakhir dan belum diselesaikan oleh nasabah tetap disajikan
sebagai bagian dari pembiayaan Musyarakah.
E.
Ilustrasi Jurnal
01. Pada saat Bank membayarkan modal tunai kepada mitra (nasabah)
Db. Pembiayaan Musyarakah
Kr. Kas/rekening/kliring
02. Pada saat pengakuan keuntungan Musyarakah
Db. Piutang bagi hasil
5.8
185
Lanjutan Lampiran 1
Kr. Pendapatan Musyarakah
03. Pada saat penerimaan keuntungan Musyarakah
Db. Kas/rekening/kliring
Kr.
Cadangan
Kerugian
Penurunan
Nilai
pembiayaan
Musyarakah
Kr.
Kr.
Pendapatan Musyarakah
06. Pada
saat
pembayaran
angsuran
pokok
untuk
Musyarakah
muttanaqisah
Db. Kas/rekening/kliring
Kr. Pembiayaan Musyarakah
07. Pada
saat
terjadi
kerugian
yang
disebabkan
kelalaian
atau
Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain:
01. Rincian jumlah pembiayaan Musyarakah berdasarkan modal mitra,
jenis valuta, jenis penggunaan, sektor ekonomi, status bank dalam
pembiayaan Musyarakah (mitra pasif), dan mitra aktif (jika mitra
aktif bukan berasal dari salah satu mitra Musyarakah).
02. Klasifikasi pembiayaan Musyarakah menurut jangka waktu akad
pembiayaan, kualitas pembiayaan, dan tingkat bagi hasil rata-rata.
5.9
186
Lanjutan Lampiran 1
03. Jumlah dan persentase pembiayaan Musyarakah yang diberikan
kepada pihak-pihak berelasi.
04. Jumlah
dan
persentase
pembiayaan
Musyarakah
yang
telah
manajemen
dalam
pelaksanaan
pengendalian
risiko
Cadangan
pembiayaan
Musyarakah
yang
dihapus
buku
yang
atas
dihapusbukukan
pembiayaan
dan
pembiayaan
Musyarakah
Musyarakah
yang
yang
telah
telah
5.10
187
Lanjutan Lampiran 1
V.3 DANA SYIRKAH TEMPORER
A.
Definisi
Dana syirkah temporer adalah dana yang diterima sebagai investasi
dengan jangka waktu tertentu dari individu dan pihak lain dimana bank
mempunyai hak untuk mengelola dan menginvestasikan dana tersebut
dengan pembagian hasil investasi berdasarkan kesepakatan.
B.
Dasar Pengaturan
01. PSAK 105 tentang Akuntansi Mudharabah.
02. PSAK 106 tentang Akuntansi Musyarakah.
C.
Penjelasan
01. Dana syirkah temporer adalah dana yang diterima oleh Bank dimana
Bank mempunyai hak untuk mengelola dan menginvestasikan dana,
baik sesuai dengan kebijakan Bank atau kebijakan pembatasan dari
pemilik
dana,
kesepakatan.
disebabkan
dengan
Dalam
kerugian
keuntungan
hal
dana
normal
dibagikan
syirkah
yang
bukan
sesuai
temporer
akibat
dengan
berkurang
dari
unsur
mudharabah
muthlaqah,
mudharabah
muqayyadah,
atau
musyarakah.
Bank
dana
memperoleh
bagian
atas
keuntungan
sesuai
b.
Konsep bagi hasil (gross profit margin atau dalam fatwa disebut
net revenue sharing).
5.11
188
Lanjutan Lampiran 1
05. Untuk Bank yang menggunakan metode bagi laba (profit sharing)
dalam akad mudharabah, jika usaha Bank atas pengelolaan dana
nasabah (pemilik dana, shahibul maal) mengalami kerugian maka
seluruh kerugian ditanggung oleh nasabah (pemilik dana, shahibul
maal), kecuali jika ditemukan adanya kelalaian atau kesalahan Bank
sebagai pengelola dana (mudharib).
06. Untuk Bank yang menggunakan metode bagi hasil (gross profit
margin atau dalam fatwa disebut net revenue sharing), maka nasabah
(pemilik dana, shahibul maal) tidak akan kehilangan nilai awal
investasinya, kecuali Bank dilikuidasi dengan kondisi realisasi aset
lebih kecil dari liabilitas.
07. Kelalaian atau kesalahan Bank sebagai pengelola dana, antara lain,
ditunjukkan oleh:
a.
b.
c.
08. Dana syirkah temporer terdiri dari dana mudharabah dalam hal
Bank sebagai pengelola dana (mudharib) dan musyarakah dalam hal
Bank sebagai mitra aktif.
09. Mudharabah dibedakan berdasarkan pembatasan penggunaan dana
menjadi mudharabah mutlaqah dan mudharabah muqayadah.
10. Jenis produk penghimpunan dana mudharabah, antara lain:
a.
b.
D.
Perlakuan Akuntansi
5.12
189
Lanjutan Lampiran 1
02. Bagi hasil dana mudharabah diberikan sesuai nisbah yang disepakati
pada awal akad.
03. Dana musyarakah dari nasabah (mitra pasif) diakui pada saat
diterima sebesar jumlah yang diterima.
04. Bagi hasil dana musyarakah diberikan sesuai nisbah yang disepakati
pada awal akad.
D.2 Penyajian
01. Dana mudharabah disajikan sebagai dana syirkah temporer dengan
memisahkan antara:
a.
b.
02. Bagi hasil dana mudharabah yang sudah diperhitungkan dan telah
jatuh tempo tetapi belum diserahkan kepada nasabah disajikan
dalam pos kewajiban segera.
03. Bagi hasil dana mudharabah yang sudah diperhitungkan pada akhir
periode tetapi belum jatuh tempo disajikan dalam pos bagi hasil yang
belum dibagikan.
04. Dana musyarakah disajikan sebagai dana syirkah temporer dalam
neraca dengan memisahkan antara:
a.
b.
05. Bagi hasil dana musyarakah yang sudah diperhitungkan dan telah
jatuh tempo tetapi belum diserahkan kepada nasabah disajikan
dalam pos kewajiban segera.
06. Bagi hasil dana musyarakah yang sudah diperhitungkan pada akhir
periode tetapi belum jatuh tempo disajikan dalam pos bagi hasil yang
belum dibagikan.
E.
Ilustrasi Jurnal
01. Pada saat penerimaan setoran:
Db. Kas/kliring
Kr. Dana syirkah temporer-tabungan/deposito mudharabah
02. Pada saat penarikan tabungan:
Db. Dana syirkah temporer-tabungan/deposito mudharabah
Kr. Kas/pemindahbukuan/kliring
03. Pada saat dilakukan perhitungan bagi hasil:
Db. Bagian pihak ketiga atas pendapatan
5.13
190
Lanjutan Lampiran 1
Kr. Bagi hasil yang belum dibagikan
04. Pada saat pembayaran bagi hasil:
Db. Bagi hasil yang belum dibagikan
Kr. Kas/rekening/kliring
05. Pada saat deposito mudharabah jatuh tempo:
Db. Dana syirkah temporer-deposito mudharabah
Kr. Kas/rekening/kliring
F.
Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain:
01. Isi kesepakatan utama akad mudharabah:
a.
porsi dana;
b.
b.
c.
Jenis mudharabah
i.
mudharabah mutlaqah;
ii.
mudharabah muqayadah.
Bank;
ii.
bukan Bank.
Rupiah;
ii.
valuta asing.
b.
c.
mudharabah mutlaqah;
ii.
mudharabah muqayadah.
Bank;
ii.
Rupiah;
ii.
valuta asing.
5.14
191
Lanjutan Lampiran 1
06. Jumlah simpanan yang diblokir untuk tujuan tertentu antara lain
sebagai jaminan pembiayaan dan atau transaksi perbankan syariah
lainnya.
5.15
192
Lanjutan Lampiran 1
Definisi
01. Ijarah adalah akad pemindahan hak guna/manfaat atas suatu aset
dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa (ujrah) tanpa diikuti
dengan pemindahan kepemilikan aset itu sendiri.
02. Ijarah muntahiyah bittamlik adalah Ijarah dengan waad perpindahan
kepemilikan obyek Ijarah pada saat tertentu.
03. Obyek Ijarah adalah manfaat dari penggunaan aset berwujud atau
aset tidak berwujud.
04. Umur manfaat adalah suatu periode dimana aset diharapkan akan
digunakan atau jumlah produksi/unit serupa yang diharapkan akan
diperoleh dari aset.
05. Waad adalah janji dari satu pihak kepada pihak lain untuk
melaksanakan suatu transaksi.
B.
Dasar Pengaturan
01. PSAK 107 tentang Akuntansi Ijarah.
02. PSAK 16 tentang Aset Tetap.
03. PSAK 48 tentang Penurunan Nilai Aset.
C.
Penjelasan
01. Ijarah merupakan akad sewa-menyewa suatu aset Ijarah tanpa
adanya perpindahan risiko dan manfaat yang signifikan terkait
kepemilikan aset tersebut, dengan atau tanpa adanya opsi untuk
memindahkan
kepemilikan
dari
pemilik
(Bank)
kepada
dapat
meminta
penyewa/nasabah
untuk
menyerahkan
193
Lanjutan Lampiran 1
05. Biaya
perbaikan
aset
Ijarah
merupakan
tanggungan
pemilik.
transaksi
Ijarah
muntahiyah
bittamlik,
perpindahan
hibah;
b.
c.
d.
07. Dalam transaksi jual dan Ijarah-balik (sale and leaseback) harus
merupakan transaksi yang terpisah dan tidak saling bergantung
(taalluq) sehingga harga jual harus dilakukan pada nilai wajar.
08. Dalam transaksi Ijarah dan Ijarah-lanjut (lease and sublease),
pembayaran untuk sewa di muka merupakan aset Ijarah.
09. Biaya
perolehan
aset
Ijarah
mengacu
pada
ketentuan
biaya
penyusutan
mencerminkan
pola
atau
konsumsi
amortisasi
yang
yang diharapkan
dipilih
dari
harus
manfaat
194
Lanjutan Lampiran 1
Ijarah pada nilai bukunya atau nilai yang dapat diperoleh kembali
(recoverable amount), yaitu jumlah yang dapat diperoleh dari
penjualan aset dalam transaksi antarpihak yang bebas (arms length
transaction), setelah dikurangi biaya yang terkait (net selling price).
14. Piutang pendapatan sewa atas porsi pokok dibentuk Cadangan
Kerugian Penurunan Nilai sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam PSAK yang terkait.
15. Dalam bagian ini hanya mencakup Bank sebagai pemilik obyek sewa
(lessor) dalam transaksi beli dan Ijarah, beli dan Ijarah-balik, dan
Ijarah dan Ijarah-lanjut.
D.
Perlakuan Akuntansi
6.3
195
Lanjutan Lampiran 1
b.
c.
jual
dan
jumlah
tercatat
Ijarah
diakui
sebagai
09. Dalam hal Bank melakukan transaksi Ijarah-lanjut, maka aset Ijarah
diamortisasi selama masa Ijarah antara Bank dengan pemilik aset.
10. Bank wajib membentuk Cadangan Kerugian Penurunan Nilai untuk
piutang pendapatan sewa sebesar porsi pokok sewa yang tertunda
sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam PSAK yang terkait.
D.2 Penyajian
01. Objek sewa yang diperoleh Bank disajikan sebagai aset Ijarah.
02. Akumulasi
penyusutan/amortisasi
dan
Cadangan
Kerugian
Penurunan Nilai dari aset Ijarah disajikan sebagai pos lawan aset
Ijarah.
03. Porsi pokok atas pendapatan sewa yang belum dibayar disajikan
sebagai piutang sewa.
04. Porsi ujrah atas pendapatan sewa yang belum dibayar disajikan
sebagai pendapatan sewa yang akan diterima yang merupakan
bagian dari aset lainnya pada saat nasabah tergolong performing.
Sedangkan,
apabila
nasabah
tergolong
non-performing
maka
penyusutan/amortisasi
aset
Ijarah
disajikan
sebagai
6.4
196
Lanjutan Lampiran 1
E.
Ilustrasi Jurnal
01. Pada saat perolehan aset Ijarah
Db. Aset Ijarah
Kr. Kas/rekening
02. Pada saat pengakuan pendapatan Ijarah pada tanggal laporan
Db. Piutang sewa (porsi pokok)
Db. Piutang pendapatan sewa (porsi ujrah)
Kr. Pendapatan Ijarah
03. Pada saat pengakuan penyusutan/amortisasi pada tanggal laporan
Db. Beban penyusutan
Kr. Akumulasi penyusutan
04. Pada saat penerimaan sewa dari nasabah
Dr. Kas/rekening
Kr. Piutang sewa (porsi pokok)
Kr. Piutang pendapatan sewa (porsi ujrah)
05. Pada saat terjadi biaya perbaikan
Db. Beban perbaikan
Kr. Kas/rekening
06. Pada saat terjadi tunggakan pembayaran sewa
a.
b.
ii.
6.5
197
Lanjutan Lampiran 1
08. Pada saat pemulihan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai atas
piutang sewa
Db. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai aset keuangan piutang
sewa
Kr. Beban kerugian penurunan nilai aset keuangan piutang sewa
/ Keuntungan pemulihan nilai piutang sewa
09. Pada saat terjadi penurunan nilai aset Ijarah
Db. Beban kerugian penurunan nilai aset Ijarah
Kr. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai aset Ijarah
10. Pada saat terjadi pemulihan nilai aset Ijarah
Db. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai aset Ijarah
Kr. Beban kerugian penurunan nilai aset Ijarah/ Keuntungan
pemulihan nilai aset Ijarah
11. Pada saat pengalihan aset Ijarah
a.
Melalui hibah
Db. Akumulasi penyusutan/amortisasi
Db. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai aset Ijarah
Db. Beban kerugian
Kr. Aset Ijarah
b.
F.
Melalui penjualan
Db.
Kas/rekening
Db.
Akumulasi penyusutan/amortisasi
Db.
Db/Kr.
Kerugian/keuntungan
Kr.
Aset Ijarah
Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain:
01. Sumber dana yang digunakan dalam pembiayaan Ijarah.
02. Jumlah piutang cicilan Ijarah yang akan jatuh tempo hingga dua
tahun terakhir.
03. Jumlah obyek sewa berdasarkan jenis transaksi (Ijarah dan Ijarah
muntahiyah bittamlik), jenis aset dan akumulasi penyusutannya
serta Cadangan Kerugian Penurunan Nilai jika ada, apabila Bank
sebagai pemilik obyek sewa.
6.6
198
Lanjutan Lampiran 1
04. Komitmen yang berhubungan dengan perjanjian Ijarah muntahiyah
bittamlik yang berlaku efektif pada periode Laporan Keuangan
berikutnya.
05. Kebijakan akuntansi yang digunakan atas transaksi Ijarah dan Ijarah
muntahiyyah bittamlik.
06. Transaksi dan saldo dengan pihak-pihak yang berelasi.
6.7
199
Lanjutan Lampiran 1
VI.2 IJARAH ATAS JASA
A.
Definisi
Ijarah atas jasa adalah Ijarah dimana obyek Ijarah adalah manfaat yang
bukan berasal dari aset berwujud.
B.
Dasar Pengaturan
01. PSAK 107 tentang Akuntansi Ijarah.
C.
Penjelasan
01. Transaksi Ijarah atas jasa dikenal dengan istilah pembiayaan
multijasa.
02. Manfaat (jasa) yang bisa di-Ijarah-kan, antara lain, jasa pendidikan,
jasa kesehatan, dan jasa pariwisata rohani.
03. Dalam melakukan transaksi multijasa, Bank melakukan akad Ijarah
dengan pihak pemasok dan kemudian melakukan akad Ijarah lebih
lanjut dengan nasabah.
04. Perolehan aset Ijarah atas jasa diamortisasi sesuai dengan jangka
waktu akad Ijarah Bank dengan pemasok.
05. Perlakuan akuntansi transaksi multijasa mengikuti akuntansi untuk
Ijarah dengan skema sewa dan sewa-lanjut.
D.
Perlakuan Akuntansi
200
Lanjutan Lampiran 1
03. Porsi pokok atas pendapatan sewa multijasa yang belum dibayar
disajikan sebagai piutang sewa.
04. Porsi ujrah atas pendapatan sewa multijasa yang belum dibayar
disajikan sebagai pendapatan sewa multijasa yang akan diterima
yang merupakan bagian dari aset lainnya pada saat nasabah
tergolong performing. Sedangkan, apabila nasabah tergolong nonperforming maka pendapatan sewa multijasa yang akan diterima
disajikan pada rekening administratif.
05. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai atas piutang sewa disajikan
sebagai pos lawan (contra account) piutang sewa.
06. Beban
amortisasi
aset
Ijarah
disajikan
sebagai
pengurang
Ilustrasi Jurnal
01. Pada saat perolehan jasa
Db. Aset Ijarah
Kr. Kas/rekening
02. Pada saat pengakuan pendapatan Ijarah pada tanggal laporan
Db. Piutang sewa (porsi pokok)
Db. Piutang pendapatan sewa multijasa (porsi ujrah)
Kr. Pendapatan Ijarah
03. Pada saat pengakuan amortisasi pada tanggal laporan
Db. Beban amortisasi
Kr. Akumulasi amortisasi
04. Pada saat penerimaan sewa dari nasabah
Dr. Kas/rekening
Kr. Piutang sewa (porsi pokok)
Kr. Piutang pendapatan sewa multijasa (porsi ujrah)
05. Pada saat penerimaan sewa dari nasabah
Dr. Kas/rekening
Kr. Piutang sewa (porsi pokok)
Kr. Piutang pendapatan sewa multijasa (porsi ujrah)
06. Pada saat terjadi tunggakan pembayaran sewa
a.
201
Lanjutan Lampiran 1
b.
ii.
Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain:
01. Sumber dana yang digunakan dalam pembiayaan Ijarah.
02. Rincian perolehan atas jasa berdasarkan jenis.
03. Jumlah piutang cicilan Ijarah yang akan jatuh tempo hingga dua
tahun terakhir.
04. Transaksi dan saldo dengan pihak-pihak yang berelasi.
6.10
202
Lanjutan Lampiran 1
Definisi
Pinjaman Qardh yang diberikan adalah penyediaan dana atau tagihan
yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara peminjam dan pihak yang meminjamkan yang
mewajibkan
peminjam
melunasi
hutangnya
setelah
jangka
waktu
tertentu.
B.
Dasar Pengaturan
01. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
Syariah.
C.
Penjelasan
01. Pinjaman Qardh yang diberikan merupakan pinjaman yang tidak
mempersyaratkan adanya imbalan.
02. Akad Qardh dalam Lembaga Keuangan Syariah terdiri dari dua
macam:
a. Akad Qardh yang berdiri sendiri untuk tujuan sosial semata
sebagaimana dimaksud dalam Fatwa DSN-MUI Nomor: 19/DSNMUI/IV/2001 tentang al-Qardh, bukan sebagai sarana atau
kelengkapan bagi transaksi lain dalam produk yang bertujuan
untuk mendapatkan keuntungan;
b. Akad Qardh yang dilakukan sebagai sarana atau kelengkapan
bagi transaksi lain yang menggunakan akad-akad muawadhah
(pertukaran dan dapat bersifat komersial) dalam produk yang
bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. Penggunaan dana
dari pihak ketiga hanya diperbolehkan untuk tujuan komersial
antara lain seperti produk Rahn Emas, Pembiayaan Pengurusan
Haji Lembaga Keuangan Syariah, Pengalihan Utang, Syariah
Charge Card, Syariah Card, dan Anjak Piutang.
03. Bank dapat meminta jaminan atas pemberian Qardh.
04. Bank hanya boleh mengenakan biaya administrasi atas pinjaman
Qardh.
7.1
203
Lanjutan Lampiran 1
05. Pendapatan yang berasal dari biaya administrasi dalam pinjaman
Qardh yang dananya berasal dari dana pihak ketiga akan dibagihasilkan, sedangkan untuk pinjaman Qardh yang dananya berasal
dari modal Bank tidak dibagi-hasilkan.
06. Ujrah dari akad ijarah atau akad lain yang dilakukan bersamaan
dengan pemberian pinjaman Qardh (untuk rahn, talangan haji, dan
pengalihan utang) yang dananya berasal dari dana pihak ketiga
maka pendapatan yang diperoleh akan dibagi-hasilkan, sedangkan
apabila dananya berasal selain dari dana pihak ketiga pendapatan
yang diperoleh tidak dibagi-hasilkan.
07. Dalam hal nasabah mengalami tunggakan pembayaran angsuran,
Bank membentuk Cadangan Kerugian Penurunan Nilai untuk
pinjaman Qardh sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam PSAK
yang terkait.
D.
Perlakuan Akuntansi
Ilustrasi Jurnal
01. Pada saat pinjaman Qardh diberikan
Db. Pinjaman Qardh
Kr. Kas/rekening/kliring
02. Pada saat penerimaan biaya administrasi/bonus/imbalan
Db. Kas
7.2
204
Lanjutan Lampiran 1
Kr. Pendapatan utama lain/pendapatan operasional lain
03. Pada saat pelunasan/cicilan
Db. Kas/rekening/kliring
Kr. Pinjaman Qardh
04. Pada saat pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai atas
pinjaman Qardh
Db. Beban kerugian penurunan nilai aset keuangan pinjaman
Qardh
Kr. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai aset keuangan pinjaman
Qardh
05. Pada saat pemulihan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai atas
pinjaman Qardh
Db. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai aset keuangan pinjaman
Qardh
Kr. Beban kerugian penurunan nilai aset keuangan pinjaman
Qardh/ Keuntungan pemulihan nilai pinjaman Qardh
F.
Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan, antara lain:
01. Rincian jumlah pinjaman Qardh berdasarkan sumber dana, jenis
penggunaan dan sektor ekonomi.
02. Jumlah pinjaman Qardh yang diberikan kepada pihak yang berelasi.
03. Kebijakan
manajemen
dalam
pelaksanaan
pengendalian
risiko
pinjaman Qardh.
04. Ikhtisar pinjaman Qardh yang dihapus buku yang menunjukkan
saldo awal, penghapusan selama tahun berjalan, penerimaan atas
pinjaman Qardh yang telah dihapusbukukan dan pinjaman Qardh
yang telah dihapus tagih dan saldo akhir pinjaman Qardh yang
dihapus buku.
7.3
205
Lanjutan Lampiran 1
VII.2
A.
Definisi
Pinjaman Qardh yang diterima adalah penerimaan dana berdasarkan
persetujuan
atau
kesepakatan
antara
peminjam
dan
pihak
yang
Dasar Pengaturan
01.
C.
Penjelasan
01.
adanya
imbalan.
Namun
demikian,
Bank
Perlakuan Akuntansi
02.
D.2 Penyajian
Pinjaman yang diterima disajikan sebesar jumlah nominal yang harus
diselesaikan.
E.
Ilustrasi Jurnal
01. Pada saat pinjaman Qardh diterima
Db. Kas/rekening/kliring
Kr. Pinjaman yang diterima
02. Pada saat pembayaran imbalan
Db. Imbalan Qardh (beban operasional)
Kr. Kas/rekening/kliring
7.4
206
Lanjutan Lampiran 1
03. Pada saat pelunasan/cicilan
Db. Pinjaman yang diterima
Kr. Kas/rekening/kliring
F.
Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan, antara lain:
01.
Rincian pinjaman yang diterima dari pihak berelasi dan pihak tidak
berelasi.
02.
03.
Pengungkapan lain.
7.5
207
Lanjutan Lampiran 1
BAGIAN VIII
VIII.1
A.
SURAT BERHARGA
Definisi
Investasi pada surat berharga adalah investasi yang ditanamkan pada
surat berharga Syariah komersial, seperti sukuk dan surat berharga
lainnya, antara lain: Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank (SIMA),
Surat Investasi Komoditas Antar Bank (SIKA), unit penyertaan Syariah
atau kontrak investasi kolektif (reksadana), reverse repo sepanjang tidak
bertentangan dengan prinsip Syariah.
B.
Dasar Pengaturan
01. PSAK 110 tentang Akuntansi Sukuk.
02. PSAK 50 tentang Instrumen Keuangan: Penyajian.
03. PSAK 55 tentang Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran.
04. PSAK 60 tentang Instrumen Keuangan: Pengungkapan.
C.
Penjelasan
01. Investasi
pada
diperbolehkan
surat
berharga
sepanjang
terdapat
yang
fatwa
dilakukan
dari
oleh
Dewan
Bank
Syariah
yang dibahas
meliputi, investasi pada sukuk dan surat berharga lain yang sejenis,
investasi reksadana Syariah, dan reverse repo Syariah.
C.1 Investasi pada Sukuk dan Surat Berharga Lain yang Sejenis
01. Investasi
pada
sukuk
dan
surat
berharga
lain
yang
sejenis
diklasifikasikan menjadi:
a.
b.
208
Lanjutan Lampiran 1
a.
kontraktual
atau
persyaratan
kontraktual
tidak
usaha
yang
bertujuan
untuk
memperoleh
arus
kas
b.
Bank
harus melakukan
8.2
209
Lanjutan Lampiran 1
08. Sukuk dapat direklasifikasi dari diukur pada nilai wajar ke diukur
pada biaya perolehan atau sebaliknya jika terdapat perubahan model
usaha.
09. Nilai wajar yang digunakan mengacu pada urutan sebagai berikut:
a.
b.
c.
10. Sukuk yang dikelompokkan dalam diukur pada biaya perolehan, jika
terdapat indikasi penurunan nilai, dihitung jumlah terpulihkannya
yaitu jumlah yang akan diperoleh dari pengembalian pokok tanpa
memperhitungkan nilai kininya.
C.2 Investasi pada Reksadana Syariah
01. Investasi pada Reksadana Syariah diklasifikasikan menjadi:
a.
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi (fair value through
profit or loss/FVTPL).
b.
02. Nilai wajar reksa dana ditentukan berdasarkan nilai aset bersih
(NAB).
03. Reksadana yang dikelompokkan dalam klasifikasi tersedia untuk
dijual, jika terdapat indikasi penurunan nilai maka Bank mengakui
kerugian penurunan nilai. Selanjutnya apabila terdapat pemulihan
nilai maka jumlah terpulihkannya yaitu jumlah yang akan diperoleh
dari pengembalian pokok tanpa memperhitungkan nilai kininya.
C.3 Tagihan Reverse Repo Syariah
01. Transaksi reverse repo SBSN adalah transaksi pembelian SBSN oleh
Bank dari Bank Indonesia, dengan janji penjualan kembali oleh Bank
sesuai dengan harga dan jangka waktu yang disepakati.
02. Transaksi reverse repo SBSN merupakan transaksi yang dilakukan
oleh Bank Indonesia dalam rangka pengurangan likuiditas Bank
atau kontraksi moneter.
03. Transaksi reverse repo SBSN dilakukan dengan menggunakan akad
al bai (jual beli) yang disertai dengan al waad (janji) oleh Bank
kepada Bank Indonesia, dalam dokumen terpisah, untuk menjual
kembali SBSN dalam jangka waktu dan harga tertentu yang
disepakati.
04. Jangka waktu transaksi reverse repo SBSN paling singkat satu hari
dan paling lama dua belas bulan yang dinyatakan dalam hari yang
8.3
210
Lanjutan Lampiran 1
dihitung sejak satu hari setelah tanggal setelmen sampai dengan
tanggal jatuh waktu.
05. Harga SBSN ditetapkan dan diumumkan oleh Bank Indonesia di BISSSS dan/atau sarana lainnya dengan mempertimbangkan antara
lain harga pasar masing-masing jenis dan seri SBSN.
06. SBSN yang dapat di-reverse repo-kan terdiri dari SBSN jangka
panjang dan SBSN jangka pendek.
D.
Perlakuan Akuntansi
ii.
b.
ii.
iii.
ii.
b.
8.4
211
Lanjutan Lampiran 1
ii.
iii.
b.
D.2 Penyajian
01. Sukuk dalam kategori diukur pada nilai wajar disajikan sebesar nilai
wajar, dengan selisih nilai wajar disajikan dalam laba rugi.
02. Sukuk dalam kategori diukur biaya perolehan disajikan sebesar
biaya perolehan setelah amortisasi.
03. Reksadana Syariah dalam kategori diukur pada nilai wajar melalui
laba rugi disajikan sebesar nilai wajar, dengan selisih nilai wajar
disajikan dalam laba rugi.
04. Reksadana Syariah dalam kategori tersedia untuk dijual disajikan
sebesar nilai wajar, dengan selisih nilai wajar disajikan dalam
penghasilan komprehensif lain.
05. Tagihan reverse repo Syariah disajikan sebesar biaya perolehan yang
diamortisasi.
06. Kerugian penurunan nilai disajikan sebagai pos lawan dari investasi
pada surat berharga.
E.
Ilustrasi Jurnal
212
Lanjutan Lampiran 1
b. Jika nilai wajar lebih besar dari nilai tercatat
Db. Investasi pada surat berharga
Kr. Penyesuaian nilai wajar
c. Jika nilai wajar lebih kecil dari nilai tercatat
Db. Penyesuaian nilai wajar
Kr. Investasi pada surat berharga
03. Pada saat penjualan
Db.
Kliring
Db/Kr. Kerugian/keuntungan
Kr.
b.
b.
Amortisasi premium
Db. Piutang bagi hasil/imbalan
Kr. Investasi pada surat berharga premium dan biaya
transaksi
Kr. Pendapatan investasi
c.
Amortisasi diskonto
Db. Piutang bagi hasil/imbalan
Db. Investasi pada surat berharga diskonto
Kr. Pendapatan investasi
213
Lanjutan Lampiran 1
Kr. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
04. Pada saat terjadi pemulihan penurunan nilai
Db. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Kr. Kerugian penurunan nilai
05. Pada saat jatuh tempo
Db. Kliring
Kr. Investasi pada surat berharga nominal
E.3 Reksadana Syariah dalam kategori diukur pada nilai wajar melalui
laba rugi
01. Pada saat pengakuan awal
Db. Investasi pada surat berharga
Db. Beban investasi
Kr. Kliring
02. Pada akhir periode pelaporan
a. Jika nilai wajar lebih besar dari nilai tercatat
Db. Investasi pada surat berharga
Kr. Keuntungan
b. Jika nilai wajar lebih kecil dari nilai tercatat
Db. Kerugian
Kr. Investasi pada surat berharga
03. Pada saat penjualan
Db.
Kliring
Db/Kr. Kerugian/keuntungan
Kr.
214
Lanjutan Lampiran 1
03. Pada saat penjualan
Db.
Kliring
Db/Kr.
Db/Kr.
Kerugian/keuntungan
Kr.
Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain:
01. Sukuk dan Surat Berharga Lain yang Sejenis
a.
b.
c.
d.
b.
c.
Perubahan nilai wajar yang diukur pada nilai wajar melalui laba
rugi.
d.
e.
215
Lanjutan Lampiran 1
f.
Jumlah
yang
mencerminkan
eksposur
risiko
surat
g.
b.
8.9
216
Lanjutan Lampiran 1
VIII.2
A.
PENYERTAAN
Definisi
01. Penyertaan adalah penanaman dana Bank dalam bentuk saham baik
dalam Rupiah maupun valuta asing pada bank atau perusahaan
lembaga keuangan bukan bank untuk tujuan investasi jangka
panjang dan tidak untuk diperjualbelikan. Termasuk dalam cakupan
penyertaan adalah penyertaan modal sementara.
02. Penyertaan Modal Sementara adalah penyertaan oleh Bank dalam
perusahaan
debitur
untuk
mengatasi
kegagalan
pembiayaan
Dasar Pengaturan
01. PSAK 12 tentang Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama.
02. PSAK 15 tentang Investasi pada Entitas Asosiasi.
C.
Penjelasan
01. Pengaruh Signifikan
a.
b.
c.
8.10
217
Lanjutan Lampiran 1
i.
ii.
d.
iii.
iv.
v.
yang
dimiliki
Bank
dan
investor
lain
harus
dipertimbangkan.
02. Pengendalian Bersama
Pengendalian
kontraktual.
03. Pengendalian
a.
Pengendalian
dianggap
ada
ketika
Bank
memiliki
secara
kekuasaan
suara
suatu
entitas,
kecuali
dalam
ii.
iii.
iv.
8.11
218
Lanjutan Lampiran 1
a.
Investasi
pada
aset
keuangan
jika
Bank
tidak
memiliki
c.
Investasi
pada
ventura
bersama,
jika
Bank
memiliki
Perlakuan Akuntansi
sebagai
pendapatan/beban
dan
penambah/pengurang
atas
penghasilan
komprehensif
lain
tersebut
sebagai
Ilustrasi Jurnal
01. Pada saat penyertaan
Db. Penyertaan
Kr. Rekening
02. Pada saat pengakuan bagian laba
Db. Penyertaan
8.12
219
Lanjutan Lampiran 1
Kr. Bagian laba
03. Pada saat pengakuan bagian rugi
Db. Bagian rugi
Kr. Penyertaan
04. Pada saat pengakuan dividen
Db. Rekening/piutang dividen
Kr. Penyertaan
05. Pada saat pelepasan
Db.
Rekening
Penyertaan
Pengungkapan
01. Investasi pada entitas asosiasi
Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
b.
8.13
220
Lanjutan Lampiran 1
c.
d.
8.14
221
Lanjutan Lampiran 1
VIII.3
A.
Definisi
Surat berharga yang diterbitkan adalah surat berharga Syariah yang
diterbitkan oleh Bank seperti sukuk, sertifikat investasi komoditas antar
bank (SIKA), dan surat berharga lain.
B.
Dasar Pengaturan
01. PSAK 110 tentang Akuntansi Sukuk.
C.
Penjelasan
01. Surat berharga yang diterbitkan oleh Bank antara lain menggunakan
akad ijarah, mudharabah, dan akad Syariah lain.
02. Dalam hal penerbitan surat berharga, khususnya sukuk umumnya
tidak
hanya
menggunakan
satu
akad
(seperti
ijarah
dan
Perlakuan Akuntansi
ii.
b.
c.
b.
Biaya
transaksi
diakui
sebagai
beban
ditangguhkan
dan
222
Lanjutan Lampiran 1
c.
D.2 Penyajian
01. Surat berharga dengan akad ijarah dan akad yang lain disajikan
sebagai liabilitas sebesar nilai nominal dikurangi setelah premium
atau diskonto dan biaya transaksi yang belum diamortisasi.
02. Surat berharga dengan akad mudharabah dan musyarakah disajikan
sebagai
dana
penerbitan
syirkah
surat
temporer
berharga
sebesar
tersebut
nilai
disajikan
nominal.
Biaya
sebagai
beban
tangguhan.
E.
Ilustrasi Jurnal
b.
c.
b.
223
Lanjutan Lampiran 1
Db. Surat berharga premium
Kr. Surat berharga biaya transaksi
Db. Beban surat berharga
Kr. Utang imbalan surat berharga
c.
8.17
224
Lanjutan Lampiran 1
F.
Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain:
01. Uraian tentang persyaratan utama dalam penerbitan surat berharga,
termasuk:
a.
b.
c.
d.
nilai nominal;
e.
jangka waktu;
f.
dengan
akad
mudharabah,
termasuk
jenis
usaha,
8.18
225
Lanjutan Lampiran 1
BAGIAN IX
BANK LAIN
IX.1. KAS
A.
Definisi
Kas adalah mata uang kertas dan logam baik Rupiah maupun valuta
asing yang masih berlaku sebagai alat pembayaran yang sah.
B.
C.
Dasar Pengaturan
01.
02.
03.
Penjelasan
01.
Dalam pengertian kas termasuk mata uang Rupiah dan valuta asing
yang ditarik dari peredaran dan yang masih dalam tenggang waktu
penukaran ke Bank Indonesia atau Bank Sentral negara yang
bersangkutan. Kas termasuk kas besar, kas kecil, kas ATM dan kas
dalam perjalanan. Kas tidak termasuk emas batangan dan uang
logam yang diterbitkan untuk memperingati peristiwa nasional
(commemorative coin), mata uang emas, logam asing dan kertas asing
yang sudah tidak berlaku.
02.
Saldo mata uang kertas dan logam asing yang ditarik dari peredaran
disajikan dalam rekening aset lainnya sebesar nilai nominal
dikurangi dengan taksiran biaya repatriasi.
03.
04.
a.
Kas;
b.
c.
Kas
merupakan
aset
keuangan
yang
diklasifikasikan
sebagai
9.1
226
Lanjutan Lampiran 1
D.
Perlakuan Akuntansi
Ilustrasi Jurnal
01.
Kas Rupiah
a. Penerimaan setoran:
Db. Kas Rupiah
Kr. Rekening yang dituju
b. Penarikan:
Db. Rekening yang ditarik
Kr. Kas Rupiah
02.
F.
Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain:
01.
02.
9.2
227
Lanjutan Lampiran 1
IX.2. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA
A.
Definisi
Penempatan pada Bank Indonesia adalah penempatan/tagihan Bank baik
dalam Rupiah maupun valuta asing kepada Bank Indonesia.
B.
C.
Dasar Pengaturan
01.
02.
03.
04.
Penjelasan
01.
02.
Giro pada Bank Indonesia merupakan salah satu alat likuid dan
tidak dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan.
03.
Giro
pada
Bank
Indonesia
merupakan
aset
keuangan
yang
9.3
228
Lanjutan Lampiran 1
05.
06.
14
(empat
belas)
hari
kalender
dihitung
dari
tanggal
D.
Perlakuan Akuntansi
02.
03.
04.
D2. Penyajian
Saldo
rekening
giro
pada
Bank
Indonesia
tidak
boleh
Ilustrasi Jurnal
01.
b.
c.
9.4
229
Lanjutan Lampiran 1
02.
b.
ii.
03. Pada saat pengakuan beban denda untuk masuk ke kewajiban pada
BI:
Db. Beban operasional
Kr. Giro pada Bank Indonesia
04. Pada saat penarikan:
Db. Kas/kliring
Kr. Giro pada Bank Indonesia
05. Pada saat jatuh tempo:
a.
b.
Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain:
01.
9.5
230
Lanjutan Lampiran 1
IX.3. PENEMPATAN PADA BANK LAIN
A.
Definisi
Penempatan pada Bank Lain adalah penempatan/tagihan atau simpanan
milik Bank dalam Rupiah dan atau valuta asing pada Bank Lain, baik
yang melakukan kegiatan operasional di Indonesia maupun diluar
Indonesia baik untuk menunjang kelancaran transaksi antar bank
maupun sebagai secondary reserve dengan maksud untuk memperoleh
penghasilan.
B.
C.
Dasar Pengaturan
01.
02.
03.
04.
Penjelasan
01.
02.
bunga
dan
jasa
giro
yang
diterima
dari
bank
Bagi hasil dan bonus yang diterima dari Bank lain dibagihasilkan
kepada nasabah.
04.
D.
Perlakuan Akuntansi
9.6
231
Lanjutan Lampiran 1
a. Transaksi penempatan pada Bank lain diakui sebesar nilai
nominal.
b. Bonus dan/atau bagi hasil dari Bank lain diakui sebesar nilai
nominal yang diterima pada saat diterima.
c. Penempatan
pada
Bank
lain
dibentuk
Cadangan
Kerugian
bunga
dari
bank
konvensional
diakui
sebagai
pada
bank
konvensional
dibentuk
Cadangan
Saldo penempatan pada bank lain tidak boleh saling hapus (offsetting) dengan saldo kewajiban kepada bank lain tersebut.
02.
Saldo CKPN dari penempatan pada bank lain disajikan sebagai pos
lawan (contra account) dari penempatan pada bank lain tersebut.
E.
Ilustrasi Jurnal
01.
b.
c.
d.
9.7
232
Lanjutan Lampiran 1
02.
b.
c.
d.
F. Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain:
01.
02.
b.
Kualitas giro;
c.
d.
Pihak berelasi;
e.
f.
Jenis
penempatan
(tabungan
mudharabah,
deposito
Jumlah penempatan;
c.
d.
e.
Kualitas penempatan;
f.
g.
Pihak berelasi;
h.
i.
Jumlah
dana
yang
tidak
dapat
dicairkan
pada
bank
9.8
233
Lanjutan Lampiran 1
kemungkinan diterimanya kembali dana tersebut berdasarkan
konfirmasi dari otoritas yang berwenang.
9.9
234
Lanjutan Lampiran 1
IX.4. SIMPANAN DARl BANK LAIN
A. Definisi
01.
Simpanan dari bank lain adalah kewajiban Bank kepada bank lain
baik di dalam negeri maupun di luar negeri dalam bentuk antara lain
giro Wadiah, tabungan Wadiah.
02.
Wadiah adalah titipan bank lain yang harus dijaga dan dikembalikan
setiap saat bila bank penitip menghendaki dananya kembali. Bank
yang menerima titipan bertanggung jawab atas pengembalian titipan
tersebut.
B. Dasar Pengaturan
01.
02.
03.
04.
C. Penjelasan
01.
Giro Wadiah adalah titipan bank lain pada Bank yang penarikannya
dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro,
sarana
perintah
pembayaran
lainnya
atau
dengan
cara
D. Perlakuan Akuntansi
D1. Pengakuan dan pengukuran
01.
Giro Wadiah
a. Giro Wadiah diakui sebesar nominal penyetoran atau penarikan
yang dilakukan oleh pemilik rekening.
9.10
235
Lanjutan Lampiran 1
b. Setoran giro Wadiah yang diterima secara tunai diakui pada saat
uang diterima. Setoran giro Wadiah melalui kliring diakui setelah
efektif diterima.
02.
Tabungan Wadiah
a. Tabungan Wadiah diakui sebesar nominal penyetoran atau
penarikan yang dilakukan oleh pemilik rekening.
b. Setoran tabungan Wadiah yang diterima secara tunai diakui pada
saat uang diterima. Setoran tabungan Wadiah melalui kliring
diakui setelah efektif diterima.
03.
D2. Penyajian
Saldo simpanan Wadiah bank lain disajikan sebesar jumlah nominalnya
untuk masing-masing bentuk simpanan.
E. llustrasi Jurnal
01.
02.
03.
F. Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan, antara lain:
01.
02.
b.
9.11
236
Lanjutan Lampiran 1
Definisi
Aset Tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan
dalam penyediaan jasa, disewakan kepada pihak lain dalam kegiatan
usaha sehari-hari, atau tujuan administratif, dan digunakan selama
lebih dari satu periode.
B.
Dasar Pengaturan
01. PSAK 16 tentang Aset Tetap.
02. PSAK 30 tentang Sewa.
03. PSAK 48 tentang Penurunan Nilai Aset.
04. ISAK
tentang
Penentuan
Apakah
Suatu
Perjanjian
Penjelasan
01. Aset Tetap dapat diperoleh dalam bentuk siap pakai atau
dibangun terlebih dahulu sampai siap pakai, atau dari transaksi
sewa pembiayaan.
02. Aset Tetap, antara lain, meliputi tanah, bangunan, alat angkut,
inventaris. Khusus untuk inventaris, perlakuan akuntansinya
tergantung dari kebijakan materialitas.
03. Aset Tetap yang diperoleh untuk tujuan keamanan, mungkin
tidak menambah masa manfaat tetapi diperlukan bagi Bank
untuk memperoleh manfaat ekonomi dari Aset Tetap yang lain.
Perolehan Aset Tetap semacam itu diakui sebagai Aset Tetap.
04. Biaya perolehan untuk Aset Tetap yang diperoleh melalui
pembelian atau dibangun sendiri meliputi:
a.
Harga
perolehannya,
termasuk
bea
impor
dan
pajak
10.1
237
Lanjutan Lampiran 1
b.
c.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
b.
c.
d.
bagian
Aset
Tetap
yang
diganti
dihentikan-
10.2
238
Lanjutan Lampiran 1
b.
Perjanjian
yang
mengandung
sewa
adalah
suatu
Suatu
perjanjian
mengandung
sewa
jika
(1)
hak
untuk
mengoperasikan
aset
atau
kemampuan
atau
hak
untuk
d.
e.
f.
10.3
239
Lanjutan Lampiran 1
i.
ii.
iii.
Masa
sewa
adalah
untuk
sebagian
besar
umur
v.
Aset
yang
disewa
memiliki
karakteristik
khusus
ii.
iii.
h.
risiko
dan
manfaat
yang
terkait
dengan
operasi.
Misalnya,
besarnya
pembayaran
atas
10.4
240
Lanjutan Lampiran 1
Model Biaya
Aset Tetap dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi
akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai
aset.
b.
Model Revaluasi
i.
ii.
iii.
iv.
v.
vi.
Perubahan
Ekuitas
ketika
Aset
Tetap
Aset
Tetap
penyusutan
pada
direvaluasi,
tanggal
maka
revaluasi
akumulasi
diperlakukan
10.5
241
Lanjutan Lampiran 1
b.
c.
d.
Kondisi
kualitas
tanah
tidak
layak
lagi
untuk
Prediksi
manajemen
perpanjangan
atau
atau
pembaruan
kepastian
hak
bahwa
kemungkinan
terbatas,
oleh
karenanya
harus
disusutkan.
b.
10.6
242
Lanjutan Lampiran 1
ii.
iii.
iv.
signifikan
yang
bersifat
merugikan
Terdapat
bukti
menunjukkan
dari
bahwa
pelaporan
kinerja
internal
ekonomi
aset
yang
tidak
b.
Aset
Tetap
dihentikan
pengakuannya
pada
saat
Perlakuan Akuntansi
Model biaya
Aset Tetap dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi
akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan
nilai.
b.
Model revaluasi
i.
10.7
243
Lanjutan Lampiran 1
ii.
Peningkatan
jumlah
tercatat
aset
diakui
dalam
Tetap
disajikan
sebesar
biaya
perolehan
dikurangi
Ilustrasi Jurnal
01. Pada saat perolehan
Db. Aset Tetap
Kr. Kas/rekening
02. Model Biaya
a.
b.
b.
c.
10.8
244
Lanjutan Lampiran 1
d.
F.
Db.
Kas/rekening
Db.
Akumulasi penyusutan
Db/Kr.
Kerugian/keuntungan
Kr.
Aset Tetap
Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain:
01.
02.
b.
c.
d.
Jumlah
tercatat
bruto
dan
akumulasi
penyusutan
penambahan;
ii.
iii.
iv.
v.
vi.
vii. penyusutan;
viii. selisih nilai tukar neto yang timbul dalam penjabaran
Laporan Keuangan dari mata uang fungsional menjadi
mata uang pelaporan yang berbeda; dan
10.9
245
Lanjutan Lampiran 1
ix.
perubahan lain.
03. Keberadaan dan jumlah restriksi atas hak milik, dan Aset Tetap
yang dijaminkan untuk utang.
04. Jumlah pengeluaran yang diakui dalam jumlah tercatat Aset
Tetap yang sedang dalam pembangunan.
05. Jumlah komitmen kontraktual dalam perolehan Aset Tetap.
06. Jumlah kompensasi dari pihak ketiga untuk Aset Tetap yang
mengalami penurunan nilai, hilang atau dihentikan yang
dimasukkan dalam laba rugi, jika tidak diungkapkan secara
terpisah pada Laporan Laba Rugi Komprehensif.
07. Sifat
dan
dampak
perubahan
estimasi
akuntansi
yang
nilai residu;
b.
c.
d.
metode penyusutan.
b.
c.
d.
e.
f.
10.10
246
Lanjutan Lampiran 1
02. Jumlah tercatat bruto dari setiap Aset Tetap yang telah
disusutkan penuh dan masih digunakan.
03. Jumlah tercatat Aset Tetap yang dihentikan dari penggunaan
aktif dan tidak diklasifikasikan sebagai Aset Tetap tersedia
untuk dijual.
04. Jika model biaya digunakan, nilai wajar Aset Tetap apabila
berbeda secara material dari jumlah tercatat.
10.11
247
Lanjutan Lampiran 1
Definisi
Aset
Tidak
Berwujud
adalah
aset
nonmoneter
yang
dapat
Dasar Pengaturan
01. PSAK 19 tentang Aset Tidak Berwujud.
02. PSAK 48 tentang Penurunan Nilai Aset.
C.
Penjelasan
01. Aset Tidak Berwujud harus memiliki karakteristik sebagai
berikut:
a.
Keteridentifikasian;
b.
c.
Kelayakan
teknis
penyelesaian
Aset
Tidak
Berwujud
c.
Bagaimana
Aset
Tidak
Berwujud
akan
menghasilkan
Bank
mampu
menunjukkan
adanya
pasar
bagi
10.12
248
Lanjutan Lampiran 1
terkait
dengan
aset
tidak
berwujud
selama
pengembangannya.
04. Beban pengurusan perpanjangan atau pembaruan hak atas
tanah diakui sebagai aset tidak berwujud. Beban tersebut
diamortisasi selama, mana yang lebih pendek antara umur legal
hak atau umur ekonomi tanah. Jika beban pengurusan
perpanjangan atau pembaruan hak atas tanah tidak material,
maka dibebankan pada periode berjalan.
05. Penjelasan
mengenai
amortisasi,
penurunan
nilai,
dan
Perlakuan Akuntansi
Perlakuan akuntansi mengacu pada Bagian X.1 tentang Aset Tetap.
E.
Ilustrasi Jurnal
Ilustrasi jurnal mengacu pada Bagian X.1 tentang Aset Tetap.
F.
Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan untuk setiap kelompok Aset Tidak
Berwujud dengan memisahkan Aset Tidak Berwujud yang dihasilkan
secara internal dan Aset Tidak Berwujud yang lain:
01. Umur manfaat tidak terbatas atau terbatas dan, jika umur
manfaat terbatas, umur manfaat atau tarif amortisasi yang
digunakan.
02. Metode amortisasi yang digunakan untuk Aset Tidak Berwujud
dengan umur manfaat terbatas.
03. Jumlah tercatat bruto dan akumulasi amortisasi (secara agregat
dengan akumulasi rugi penurunan nilai) pada awal dan akhir
periode.
04. Pos dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif yang terdapat
amortisasi Aset Tidak Berwujud.
10.13
249
Lanjutan Lampiran 1
05. Rekonsiliasi atas jumlah tercatat pada awal dan akhir periode
yang menunjukkan:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Perubahaan lain.
06. Untuk Aset Tidak Berwujud yang dinilai dengan umur manfaat
tidak terbatas, jumlah tercatat aset dan alasan yang mendukung
penilaian umur manfaat tidak terbatas tersebut.
07. Penjelasan, jumlah tercatat, dan sisa periode amortisasi dari
setiap Aset Tidak Berwujud yang material terhadap Laporan
Keuangan entitas.
08. Untuk Aset Tidak Berwujud yang diperoleh melalui hibah
pemerintah dan awalnya diakui pada nilai wajar:
a.
b.
c.
dibatasi
dan
jumlah
tercatat
Aset
Tidak
10.14
250
Lanjutan Lampiran 1
b.
c.
02. Jumlah surplus revaluasi Aset Tidak Berwujud pada awal dan
akhir periode, mengindikasikan perubahan selama periode dan
pembatasan apa pun dalam pendistribusian saldo (surplus)
kepada pemegang saham; dan
03. Metode dan asumsi signifikan dalam mengestimasi nilai wajar
aset tersebut.
10.15
251
Lanjutan Lampiran 1
Definisi
Aset yang diambil-alih (AYDA) adalah aset yang diperoleh Bank, baik
melalui
pelelangan
maupun
di
luar
pelelangan
berdasarkan
Dasar Pengaturan
PSAK 58 tentang Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan
Operasi yang Dihentikan.
C.
Penjelasan
Bank wajib melakukan upaya penyelesaian terhadap AYDA yang
dimiliki
yaitu
mengupayakan
penjualan
dengan
segera
serta
Perlakuan Akuntansi
kewajiban
nasabah.
Bank
tidak
dapat
mengakui
hasil
penjualannya
diakui
sebagai
keuntungan
atau
kerugian.
10.16
252
Lanjutan Lampiran 1
D.2 Penyajian
AYDA disajikan secara terpisah dari aset lain.
E.
Ilustrasi Jurnal
01. Pada saat perolehan
Db. Aset yang diambil alih
Db. Kerugian (jika ada)
Kr. Pembiayaan terkait
02. Pada akhir periode
a.
b.
c.
F.
Db.
Kas/rekening
Db/Kr.
Kerugian/keuntungan
Kr.
Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain:
01. Deskripsi AYDA.
02. Nilai wajar AYDA.
03. Metode
dan
asumsi
signifikan
yang
diterapkan
dalam
10.17
253
Lanjutan Lampiran 1
10.18
254
Lanjutan Lampiran 1
Definisi
01. Simpanan adalah kewajiban Bank kepada pihak ketiga (bukan
bank) berupa giro dan tabungan yang mempergunakan prinsip
Wadiah.
02. Wadiah
adalah
titipan
nasabah
yang
harus
dijaga
dan
bertanggungjawab
Bank
atas
pengembalian
Dasar Pengaturan
01. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
Syariah.
C.
Penjelasan
01. Giro Wadiah adalah titipan pihak ketiga pada Bank yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan
cek, bilyet giro, kartu ATM, sarana perintah pembayaran lainnya
atau dengan cara pemindahbukuan. Termasuk di dalamnya giro
Wadiah yang diblokir untuk tujuan tertentu misalnya dalam
rangka escrow account, giro yang diblokir oleh yang berwajib
karena suatu perkara.
02. Tabungan Wadiah adalah titipan pihak ketiga pada Bank yang
penarikannya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang
disepakati
dengan
kuitansi,
kartu
ATM,
sarana
perintah
Perlakuan Akuntansi
11.1
255
Lanjutan Lampiran 1
b.
b.
llustrasi Jurnal
01. Pada saat penerimaan titipan
Db. Kas/kliring/pemindahbukuan
Kr. Giro/tabungan Wadiah
02. Pada saat penarikan
Db. Giro/tabungan Wadiah
Kr. Kas/kliring/pemindahbukuan
03. Pembayaran bonus giro/tabungan Wadiah
Db. Beban bonus giro/tabungan Wadiah
Kr. Giro/tabungan Wadiah
Kr. Kewajiban pajak penghasilan
F.
Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain:
01. Rincian simpanan mengenai:
a.
b.
11.2
256
Lanjutan Lampiran 1
A.
Definisi
Liabilitas segera adalah kewajiban Bank kepada pihak lain yang
sifatnya wajib segera dibayarkan sesuai dengan perintah pemberi
amanat atau perjanjian yang ditetapkan sebelumnya.
B.
Dasar Pengaturan
01. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
Syariah.
C.
Penjelasan
Liabilitas segera antara lain terdiri dari:
01. Penerimaan pajak termasuk potongan pajak yang masih harus
disetor. Kewajiban pajak untuk transaksi mata uang asing
dibukukan dalam Rupiah dengan menggunakan kurs yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan pada saat pemotongan (pajak
terutang).
02. Liabilitas yang sudah jatuh tempo namun belum ditarik seperti
deposito mudharabah, setoran jaminan, bagi hasil yang belum
diambil shahibul maal.
03. Dana transfer/kiriman uang masuk/keluar.
04. Saldo rekening tabungan dan giro yang sudah ditutup namun
belum diambil oleh pemilik rekening.
05. Komponen-komponen di atas apabila jumlahnya material dapat
dikelompokkan dalam pos tersendiri.
D.
Perlakuan Akuntansi
11.3
257
Lanjutan Lampiran 1
E.
Ilustrasi Jurnal
01. Transfer kiriman uang:
a.
b.
b.
b.
b.
11.4
258
Lanjutan Lampiran 1
Pengungkapan
Bank perlu mengungkapkan hal-hal yang material seperti: kiriman
uang yang belum diambil oleh nasabah dan penutupan rekening.
11.5
259
Lanjutan Lampiran 1
Definisi
Liabilitas Lainnya adalah semua kewajiban kepada pihak lain atas
kegiatan utama Bank yang tidak dapat digolongkan ke dalam hutang
salam dan hutang istishna.
B.
Dasar Pengaturan
01.
C.
Penjelasan
01.
peristiwa
masa
lalu,
penyelesaiannya
diharapkan
Karakteristik
esensial
liabilitas
adalah
bahwa
perusahaan
tanggung
jawab
untuk
bertindak
atau
untuk
D.
b.
c.
Perlakuan Akuntansi
02.
11.6
260
Lanjutan Lampiran 1
03.
D2. Penyajian
Liabilitas
lainnya
disajikan
secara
gabungan,
kecuali
nilainya
Ilustrasi Jurnal
01. Setoran jaminan
a.
b.
Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan, antara lain:
01. Rincian Liabilitas lainnya;
02. Kebijakan akuntansi; dan
03. Metode amortisasi dan masa manfaat.
11.7
261
Lanjutan Lampiran 1
Definisi
Hutang pajak adalah pajak badan usaha yang harus disetorkan ke
kas negara oleh Bank berdasarkan ketentuan yang berlaku.
B.
Dasar Pengaturan
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
Syariah.
C.
Penjelasan
01.
02.
SPT
tahunan)
ditentukan
setelah
dikurangi
Pajak yang dipungut dan atau dipotong oleh Bank sebagai wajib
pungut disajikan dalam kewajiban segera, dan harus disetorkan
serta dilaporkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
di bidang perpajakan.
04.
D.
Perlakuan Akuntansi
yang
membayar/menyetor
telah
pajak
mewajibkan
kepada
negara
Bank
sebesar
untuk
pajak
terhutang.
02.
D2. Penyajian
Pajak yang terhutang disajikan dalam pos hutang pajak sebesar
jumlah yang harus dibayarkan ke kas negara.
11.8
262
Lanjutan Lampiran 1
E.
Ilustrasi Jurnal
01.
02.
03.
F.
Pengungkapan
Bank harus mengungkapkan rincian hutang pajak berdasarkan jenis
pajak yang dipungut dan dibayar/disetorkan ke rekening penerimaan
negara.
11.9
263
Lanjutan Lampiran 1
Definisi
Estimasi
kerugian
komitmen
dan
kontinjensi
adalah
taksiran
Dasar Pengaturan
01. PSAK 57 tentang Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontinjensi
dan Aset Kontinjensi.
C.
Penjelasan
01. Bank terkadang mengadakan transaksi yang tidak berakibat
pada pengakuan aset dan liabilitas pada Laporan Posisi
Keuangan, tetapi berakibat pada timbulnya komitmen dan
kontinjensi. Transaksi seperti itu seringkali merupakan bagian
yang penting dari kegiatan usaha suatu Bank dan dapat
berdampak signifikan terhadap tingkat risiko yang dihadapi
Bank tersebut.
02. Pada umumnya komitmen dan kontinjensi yang mempunyai
risiko kredit digolongkan dalam kualitas lancar, dalam perhatian
khusus, kurang lancar, diragukan dan macet sesuai dengan
ketentuan Bank Indonesia.
03. Pada umumnya komitmen dan kontinjensi yang telah jatuh
tempo dan nasabah tidak dapat memenuhi kewajibannya
dialihkan
menjadi
pembiayaan.
Selanjutnya
perlakuan
Perlakuan Akuntansi
Bank
memiliki
kewajiban
kini
(baik
bersifat
hukum
11.10
264
Lanjutan Lampiran 1
b.
Kemungkinan
besar
penyelesaian
kewajiban
tersebut
03.
04.
tanggal
Laporan
Posisi
Keuangan
tetapi
sebelum
D2. Penyajian
Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi yang telah menjadi
provisi disajikan pada Laporan Posisi Keuangan sebagai liabilitas.
E.
llustrasi Jurnal
01.
02.
11.11
265
Lanjutan Lampiran 1
estimasi
kerugian
komitmen
dan
kerugian
komitmen
dan
kontinjensi
03.
Koreksi
kekurangan
estimasi
kontinjensi
a.
b.
F.
Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan, antara lain:
01. Ikhtisar perubahan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi
dalam tahun bersangkutan:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Ketentuan Lain-lain
Komitmen dan kontinjensi dalam mata uang asing wajib dibentuk
estimasi kerugian dalam mata uang asing yang sama.
11.12
266
Lanjutan Lampiran 1
Definisi
Pinjaman subordinasi adalah pinjaman yang berdasarkan suatu
perjanjian hanya dapat dilunasi apabila Bank telah memenuhi
kewajiban tertentu dan dalam hal terjadi likuidasi hak tagihnya
berlaku paling akhir dari semua kewajiban dan investasi tidak terikat.
B.
Dasar Pengaturan
01.
C.
Penjelasan
02.
b.
c.
03.
Prinsip
Syariah
yang
dapat
digunakan
untuk
pinjaman
Qardh
merupakan
pinjaman
tanpa
imbalan
yang
b.
c.
Bank
dapat
memberikan
hadiah/bonus
berdasarkan
kemauan sendiri;
d.
e.
f.
11.13
267
Lanjutan Lampiran 1
g.
Pelunasan
persetujuan
sebelum
jatuh
tempo
Bank
Indonesia
dan
harus
mendapat
dengan
pelunasan
06.
07.
b.
Pemilik
dana
memperoleh
nisbah
bagi
hasil
sesuai
kesepakatan;
c.
d.
e.
f.
Pelunasan
persetujuan
sebelum
jatuh
tempo
Bank
Indonesia
dan
harus
mendapat
dengan
pelunasan
08.
D.
Perlakuan Akuntansi
llustrasi Jurnal
01.
11.14
268
Lanjutan Lampiran 1
03.
segera-bagi
hasil
Mudharabah
Muqayyadah
/bonus Qardh
04.
Liabilitas
segera-bagi
hasil
Mudharabah
Muqayyadah
/bonus Qardh
Kr. Kas/kliring/rekening
05.
Pelunasan
Dr. Pinjaman subordinasi
Kr. Kas/kliring/rekening
b.
F.
Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan, antara lain:
01. Sumber dana pinjaman subordinasi;
02. Nisbah bagi hasil, jangka waktu dan jatuh tempo;
03. Jenis valuta (Rupiah dan valuta asing); dan
04. Akad yang dipergunakan.
G.
Ketentuan Lain-lain
Pengalihan pinjaman subordinasi menjadi setoran modal hanya dapat
dilakukan berdasarkan ketentuan Bank Indonesia.
11.15
269
Lanjutan Lampiran 1
BAGIAN XII
02.
03.
04.
05.
06.
07.
08.
Advising Bank adalah Bank yang diminta oleh Issuing Bank untuk
menyampaikan L/C kepada beneficiary.
09.
10.
11.
12.
12.1
270
Lanjutan Lampiran 1
13.
14.
15.
Irrevocable L/C adalah L/C yang tidak dapat diubah atau dibatalkan
tanpa persetujuan terlebih dahulu dari beneficiary dan pihak-pihak
terkait lainnya.
16.
17.
18.
sepanjang
dokumen-dokumen
yang
diajukan
telah
B. Dasar Pengaturan
01.
Instrumen
Keuangan:
Pengakuan
dan
Pengukuran,
Sumber dan
Penggunaan
Dana
Zakat, dan
Laporan
12.2
271
Lanjutan Lampiran 1
03.
Penggunaan
Dana
Zakat,
dan
Laporan
Sumber
dan
Aset
diakui
dalam
Laporan
Posisi
Keuangan
kalau
besar
demikian,
kewajiban
(obligation)
semacam
itu
dapat
12.3
272
Lanjutan Lampiran 1
dapat dianggap memenuhi syarat pengakuan. Dalam kasus ini,
pengakuan liabilitas mengakibatkan pengakuan aset atau beban yang
bersangkutan (KDPPLKS: paragraf 118).
06.
07.
Laporan
Laba
Rugi
Komprehensif kalau
pengakuan
kenaikan
liabilitas
atau
penurunan
aset
besar
penyelesaian
kewajiban
tersebut
C. Penjelasan
01.
12.4
273
Lanjutan Lampiran 1
kepentingan Importir dengan pemenuhan persyaratan tertentu sesuai
dengan prinsip Syariah.
Akad untuk L/C terkait transaksi Impor yang sesuai dengan Syariah
dapat digunakan beberapa bentuk:
a. Akad Wakalah bil Ujrah dengan ketentuan:
i.
ii. Importir pada Bank melakukan akad Wakalah bil Ujrah untuk
pengurusan dokumen-dokumen transaksi impor;
iii. Besar ujrah harus disepakati diawal dan dinyatakan dalam
bentuk nominal, bukan dalam bentuk prosentase.
b. Akad Wakalah bil Ujrah dan Qardh dengan ketentuan:
i.
ii. Importir dan Bank melakukan akad Wakalah bil Ujrah untuk
pengurusan dokumen-dokumen transaksi impor;
iii. Besar ujrah harus disepakati diawal dan dinyatakan dalam
bentuk nominal, bukan dalam bentuk prosentase;
iv. Bank memberikan dana talangan (qardh) kepada importir
untuk pelunasan pembayaran barang impor.
c. Akad Murabahah dengan ketentuan:
i.
Bank
bertindak
selaku
pembeli
yang
mewakili
kepada
Akad untuk L/C terkait transaksi Ekspor yang sesuai dengan prinsip
Syariah dapat berupa:
a. Akad Wakalah bil Ujrah dengan ketentuan:
i.
12.5
274
Lanjutan Lampiran 1
ii. Bank melakukan penagihan (collection) kepada bank penerbit
L/C (issuing bank), selanjutnya dibayarkan kepada eksportir
setelah dikurangi ujrah;
iii. Besar ujrah harus disepakati di awal dan dinyatakan dalam
bentuk nominal, bukan dalam prosentase.
b. Akad Wakalah bil Ujrah dan Qardh dengan ketentuan:
i.
vi. Antara akad Wakalah bil Ujrah dan akad Qardh, tidak
diperbolehkan adanya keterkaitan (taalluq).
c. Akad Wakalah Bil Ujrah dan Mudharabah dengan ketentuan:
i.
12.6
275
Lanjutan Lampiran 1
a. Sight LC/SKBDN
Langkah
1
Tindakan
Importir
(applicant)
dan
eksportir
(beneficiary)
Beneficiary
melakukan
pengiriman
barang
dan
dahulu
kepada
beneficiary
dengan
hak
Negotiating
bank
akan
mengirimkan
dokumen-
clean,
issuing
bank
akan
melakukan
12.7
276
Lanjutan Lampiran 1
barang
b. Usance LC/SKBDN
Langkah
Tindakan
Applicant
mengajukan
permohonan
pembukaan
Issuing
bank
menerbitkan
usance
LC
kepada
Advising
bank
meneruskan
usance
LC
kepada
Beneficiary
5
Beneficiary
melakukan
pengiriman
barang
dan
Negotiating
bank
akan
mengirimkan
dokumen-
12.8
277
Lanjutan Lampiran 1
9
10
mengambil
dokumen
untuk
keperluan
pengeluaran barang
11
12
Issuing
bank
akan
melakukan
pembayaran
ke
negotiating bank
Langkah
Tindakan
Applicant
mengajukan
permohonan
pembukaan
Issuing
bank
menerbitkan
LC/SKBDN
kepada
Issuing
bank
memberikan
reimbursement
Advising
bank
meneruskan
LC/SKBDN
kepada
12.9
278
Lanjutan Lampiran 1
beneficiary
5
7a
Negotiating
bank
mengirimkan
dokumen
kepada
issuing bank
7b
Reimbursing
melakukan
pembayaran
kepada
10
Issuing
bank
melakukan
pembayaran
kepada
reimbursing bank
11
12
Issuing
Bank
menyerahkan
dokumen
kepada
yang
terkait
dengan
kewajiban
kontinjensi
dan
komisi
pembukaan
LC/SKBDN,
biaya
pengiriman
07.
279
Lanjutan Lampiran 1
08.
Berdasarkan
cara
penyelesaian
pembayarannya,
LC/SKBDN
dibedakan menjadi:
a. LC/SKBDN atas unjuk (sight payment);
b. LC dengan pembayaran kemudian (deffered payment);
c. LC/SKBDN dengan akseptasi (acceptance);
d. LC/SKBDN dengan negosiasi (negotiation).
09.
pembayaran
korespondennya
kepada
berdasarkan
issuing
bank
pemenuhan
melalui
bank
persyaratan
yang
pada
Uniform Customs
and
Practice
for
Documentary
Credits/UCPDC.
10.
11.
ditagihkan
pembayarannya
tanpa
terlebih
dahulu
dokumen
yang
diajukan
terdapat
penyimpangan
(discrepancy/ies); atau
12.11
280
Lanjutan Lampiran 1
ii. tidak ada Bank yang bersedia sebagai negotiating bank
12.
13.
D. Perlakuan Akuntansi
D1.
Pada saat menerima L/C dari issuing bank, tidak diakui sebagai
tagihan komitmen atau kontinjensi. Dalam hal Bank penerus L/C
menambahkan konfirmasi untuk menjamin pembayaran L/C maka
Bank mengakui kewajiban komitmen kepada beneficiary dan pada
saat yang sama Bank mengakui tagihan komitmen kepada issuing
bank.
02.
03.
Sight L/C
Pada saat pembayaran dokumen-dokumen yang diajukan beneficiary,
bank pembayar mengakui sebagai tagihan kepada issuing bank
dalam akun tagihan lainnya-wesel ekspor atau nostro.
04.
281
Lanjutan Lampiran 1
d. Apabila Bank pembayar menerima pembayaran dari Issuing
bank/Accepting
bank
pada
saat
jatuh
tempo
atas
tagihan
Transaksi Impor
01.
02.
03.
Sight L/C
a. Pada saat penerimaan dokumen dari bank koresponden dan
selama masa pemeriksaan (maksimal 7 hari kerja perbankan
setelah diterimanya dokumen) tidak dilakukan penjurnalan (no
journal entry).
b. Setelah pemeriksaan selesai dan dokumen pengapalan (shipping
documents) tidak terdapat penyimpangan (discrepancy/ies) atau
terdapat penyimpangan (discrepancy/ies) tetapi diterima oleh
applicant, maka Bank penerbit L/C mengakui kewajiban dan
melakukan pembayaran kepada bank koresponden sebesar nilai
L/C atau nilai realisasi L/C dan pada saat yang sama mengakui
tagihan kepada applicant sebesar nilai yang sama pada akun
tagihan lainnya.
c. Apabila dokumen termasuk bill of lading belum diterima dari bank
koresponden dan applicant meminta Bank untuk menerbitkan
shipping guarantee, maka Bank penerbit L/C mengakui kewajiban
kepada bank koresponden sebesar nilai L/C atau nilai realisasi
L/C pada akun kewajiban lain-lain dan mengakui tagihan kepada
applicant sebesar nilai yang sama pada akun tagihan lainnya.
12.13
282
Lanjutan Lampiran 1
Pada saat yang sama Bank mengakui tagihan kontinjensi shipping
guarantee kepada applicant dan kewajiban kontinjensi kepada
maskapai pelayaran.
d. Pada saat yang sama dengan transaksi pada butir b) dan c), Bank
penerbit melakukan reversal pencatatan komitmen/kontinjensi
pembukuan L/C sebesar nilai L/C atau nilai realisasi L/C.
e. Pada saat dokumen termasuk bill of lading diterima dari bank
koresponden dan pemeriksaan telah dilakukan (untuk kondisi
butir c). maka perlakuan akuntansi mengikuti butir b). Pada saat
yang sama me-reverse tagihan dan kewajiban kontinjensi dari
penerbitan shipping guarantee.
f. Penyelesaian
tagihan
Issuing
bank
(bank
penerbit)
oleh
dari
bank
penerbit
i.
kewajiban
promes.
Pada
komitmen-penerbitan
saat
yang
sama
efek
sebesar
jumlah
nilai
kewajiban
12.14
283
Lanjutan Lampiran 1
sebesar nilai yang sama. Pada saat yang sama mereverse
tagihan dan kewajiban komitmen-penerbitan efek.
c.
i.
sama
bank
penerbit
L/C
me-reversal
kewajiban
mengakui
tagihan
lainnya
kepada
pemohon
beneficiary
melakukan
pendiskontoan
wesel
pendiskontoan
ulang
kepada
pihak
lainnya
12.15
284
Lanjutan Lampiran 1
1) Bank pengaksep mengakui kewajiban kepada beneficiary
sebesar nilai wesel yang diaksep sebagai akun kewajiban
akseptasi dan mengakui tagihan kepada bank penerbit
(issuing bank) sebesar nilai yang sama sebagai akun
tagihan akseptasi.
2) Apabila beneficiary melakukan pendiskontoan wesel berjangka kepada bank pendiskonto maka kewajiban bank
pengaksep beralih dari kewajiban kepada beneficiary menjadi kewajiban kepada bank pendiskonto. Bank pendiskonto dapat melakukan pendiskontoan ulang kepada
pihak lainnya sehingga kewajiban bank pengaksep beralih
kepada bonafide holder.
ii. Bank penerbit mengakui kewajiban kepada bank pengaksep
(bank pengaksep ditunjuk oleh bank penerbit) sebesar nilai
wesel yang diaksep sebagai akun kewajiban akseptasi dan
mempunyai tagihan pada applicant sebesar nilai yang sama
sebagai akun tagihan akseptasi.
iii. Pada saat yang sama jumlah kewajiban komitmen/kontinjensi
L/C impor dikurangi sebesar nilai L/C atau nilai realisasi
L/C.
06.
kepada
bank
penegosiasi
dalam
akun
kewajiban
12.16
285
Lanjutan Lampiran 1
D2.
Penyajian
Transaksi Ekspor
01.
02.
03.
04.
05.
Transaksi Impor
01.
02.
03.
04.
12.17
286
Lanjutan Lampiran 1
berasal dari valuta asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah
dengan menggunakan kurs yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
05.
06.
07.
E. Ilustrasi Jurnal
Transaksi Ekspor
01.
L/C
kepada
eksportir
dikenakan
provisi
(advising
03.
04.
12.18
287
Lanjutan Lampiran 1
Kr. Kewajiban segera - titipan pajak nasabah
Kr. Pendapatan lain-lain
b. L/C dengan pembayaran kemudian (Deferred payment L/C)
i.
Pembayar
belum
menerima
pembayaran
dan
12.19
288
Lanjutan Lampiran 1
i.
diskonto
wesel
ekspor
yang
di
tangguhkan
Kr. Pendapatan negosiasi wesel ekspor
Kr. Kewajiban segera - titipan pajak nasabah
Kr. Pendapatan lain-lain
Pada saat bersamaan:
Db. Wesel ekspor
Kr. Tagihan akseptasi
(b) Akseptasi belum dilakukan
Db. Tagihan lainnya-uang muka
Kr. Nasabah/Eksportir
Kr. Pendapatan yang ditangguhkan lainnya
Kr. Pendapatan negosiasi wesel ekspor
Kr. Kewajiban segera - titipan pajak nasabah
Kr. Pendapatan lain-lain
12.20
289
Lanjutan Lampiran 1
Pada saat wesel diakseptasi:
Db. Tagihan akseptasi
Kr. Kewajiban akseptasi
Pada saat yang bersamaan
Db. Wesel ekspor
Kr. Tagihan akseptasi
Db. Kewajiban akspetasi
Kr. Tagihan lainnya (uang muka)
Db.
Kr.
Pendapatan
diskonto
wesel
ekspor
yang
ditangguhkan
2) Jika dibayar saat jatuh tempo
Db. Nostro
Kr. Nasabah/Eksportir
Kr. Pendapatan negosiasi wesel ekspor
Kr. Kewajiban segera - titipan pajak nasabah
Kr. Pendapatan lain-lain
e.
f.
jika
pada
saat
pembayaran
bank
sudah
jika
pada
saat
pembayaran
bank
sudah
12.21
290
Lanjutan Lampiran 1
sebagai konfirmasi) terkecuali ada biaya-biaya luar negeri.
L/C dengan pembayaran kemudian (Deferred Payment L/C).
iii. L/C dengan akseptasi (acceptance L/C)
Db. Nostro
Kr. Tagihan akseptasi kepada bank koresponden
iv. L/C dengan negosiasi (negotiation L/C)
1) Jika menegosiasi L/C atas unjuk
Db. Nostro
Kr. Tagihan lainnya-wesel ekspor
Catatan:
jika
pada
saat
pembayaran
Bank
sudah
Kewajiban
Komitmen
L/C
impor
kepada
depository
correspondent bank
b. L/C Revocable
Db. Tagihan kontinjensi L/C kepada applicant
Kr.
Kewajiban
Kontinjensi
L/C
impor
kepada
depository
correspondent bank
c. Membukukan provisi pembuka L/C
Db. Kas/nasabah/kliring
12.22
291
Lanjutan Lampiran 1
Kr. Pendapatan Provisi pembukaan L/C Impor
Kr. Pendapatan lain-lain
02.
03.
Kr.
Nilai
Dokumen,
KL
diselesaikan
pada
saat
12.23
292
Lanjutan Lampiran 1
ii. Nasabah mengeluarkan barang dengan Shipping guarantee
Db. Setoran Jaminan L/C Impor
Kr.
Rekening
Nasabah/Importir
(Pengembalian
setoran
Kr.
kontijensi
Shipping
guarantee
kepada
perusahaan ekspedisi
Me-reverse pencatatan kewajiban komitmen/kontijensi:
1) L/C Irrevocable
Db. Kewajiban Komitmen L/C impor kepada depository
correspondent bank
Kr. Tagihan komitmen L/C kepada applicant
2) L/C Revocable
Db. Kewajiban Kontinjensi L/C Impor kepada depository
correspondent bank
Kr. Tagihan kontinjensi L/C kepada applicant
b. L/C dengan Pembayaran Kemudian (Deferred Payment L/C)
i.
12.24
293
Lanjutan Lampiran 1
Db. Rekening Nasabah/Importir
Kr. Pendapatan Komisi L/C Impor (Komisi atas PIUD)
Kr. Kewajiban segera lainnya - Pajak - pajak Impor
Pencatatan Komitmen:
Db. Tagihan komitmen L/C Impor Usance endorsement
kepada Nasabah
Kr.Kewajiban komitmen L/C Impor Usance endorsement
kepada Depository Correspondent Bank
Me-reverse pencatatan kewajiban komitmen/kontijensi:
1) L/C Irrevocable
Db. Kewajiban
Komitmen
L/C
outstanding
kepada
Kontinjensi
L/C
outstanding
kepada
Komisi
L/C
Impor
(Komisi
Shipping
Kewajiban
kontijensi-Shipping
guarantee
kepada
perusahaan ekspedisi
Me-reverse pencatatan kewajiban komitmen/kontijensi:
1) L/C Irrevocable
Db. Kewajiban
Komitmen
L/C
outstanding
kepada
12.25
294
Lanjutan Lampiran 1
Db. Kewajiban
Kontinjensi
L/C
outstanding
kepada
Komisi
L/C
Impor
(Komisi
Shipping
Kewajiban
kontijensi
Shipping
guarantee
kepada
perusahaan ekspedisi
Me-reverse kewajiban komitmen/kontijensi L/C
1) L/C Irrevocable
Db. Kewajiban Komitmen L/C impor kepada depository
correspondent bank
Kr. Tagihan komitmen L/C kepada applicant
2) L/C Revocable
Db. Kewajiban Kontinjensi L/C Impor kepada depository
correspondent bank
Kr. Tagihan kontinjensi L/C kepada applicant
d. L/C dengan Negosiasi (Negotiation L/C)
i.
12.26
295
Lanjutan Lampiran 1
Db. Setoran Jaminan L/C Impor
Kr.
Rekening
Nasabah/Importir
(Pengembalian
setoran
Rekening
Nasabah/Importir
(Pengembalian
setoran
Kewajiban
kontijensi-Shipping
guarantee
kepada
perusahaan ekspedisi
Me-reverse kewajiban komitmen/kontijensi L/C
1) L/C Irrevocable
12.27
296
Lanjutan Lampiran 1
Db. Kewajiban Komitmen L/C impor kepada depository
correspondent bank
Kr. Tagihan komitmen L/C kepada applicant
2) L/C Revocable
Db. Kewajiban Kontinjensi L/C Impor kepada depository
correspondent bank
Kr. Tagihan kontinjensi L/C kepada applicant
iii. Nasabah mengeluarkan barang menggunakan copy dokumen
dengan
cara
Endorsemen
B/L-L/C
Berjangka
(Deferred
Payment/Usance L/C)
Db. Rekening Nasabah/Importir
Kr. Pendapatan Komisi L/C Impor (Komisi Endorsemen, bila
ada)
Penerimaan Setoran Pajak Impor (bila ada)
Db. Rekening Nasabah/Importir
Kr. Pendapatan Komisi L/C Impor (Komisi atas PIUD)
Kr. Kewajiban Segera Lainnya - Pajak - pajak Impor
Pencatatan Komitmen:
Db. Tagihan komitmen L/C Impor Usance kepada Nasabah
Kr. Kewajiban komitmen L/C Impor Usance kepada Depository
Correspondent Bank
iv. Nasabah mengeluarkan barang dengan Shipping guarantee L/C Berjangka (Deferred Payment/Usance L/C)
Db.
Rekening Nasabah/Importir
Kr.
Pendapatan
Komisi
L/C
Impor
(Komisi
Shipping
12.28
297
Lanjutan Lampiran 1
Db. Tagihan kontinjensi-Shipping guarantee kepada Applicant
Kr.
Kewajiban
kontinjensi-Shipping
guarantee
kepada
perusahaan ekspedisi
Me-reverse kewajiban komitmen/kontinjensi L/C
1) L/C Irrevocable
Db. Kewajiban Komitmen L/C impor kepada depository
correspondent bank
Kr. Tagihan komitmen L/C kepada applicant
2) L/C Revocable
Db. Kewajiban Kontinjensi L/C Impor kepada depository
correspondent bank
Kr. Tagihan kontinjensi L/C kepada applicant
04.
Kr.
Kewajiban
L/C
Impor
Sight
kepada
Bank
Koresponden
2) Penerimaan Pembayaran dari Nasabah
Db. Setoran Jaminan L/C Impor
Kr. Rekening Nasabah/Importir (Pengembalian setoran
jaminan, bila ada)
Db. Rekening Nasabah/Importir
Kr. Tagihan L/C Impor Sight kepada Nasabah
Penerimaan Setoran Pajak Impor (bila ada)
Db. Rekening Nasabah/Importir
Kr. Pendapatan Komisi L/C Impor (Komisi atas PIUD)
Kr. Kewajiban Segera Lainnya - Pajak - pajak Impor
3) Pembayaran kepada Bank Koresponden
12.29
298
Lanjutan Lampiran 1
Db. Kewajiban L/C Impor Sight kepada Bank Koresponden
Kr. Nostro
ii. Terima Dokumen Impor, rekening nostro sudah didebet dan
nasabah belum bayar sebelumnya.
1) Penerimaan Dokumen
2) Reversal Kewajiban Komitmen
Db. Irrevocable L/C LN Masih Berjalan
Kr. Rekening Lawan - Irrevocable L/C LN Masih Berjalan
Db. Tagihan L/C Impor Sight kepada Nasabah
Kr. Nostro
3) Penerimaan Pembayaran dari Nasabah
Db. Setoran Jaminan L/C Impor
Kr. Rekening Nasabah/Importir (Pengembalian setoran
jaminan, bila ada)
Db. Rekening nasabah/importir
Kr. Tagihan L/C Impor Sight kepada Nasabah
Kr. Pendapatan ujrah (Transit Time Interest - bila ada)
4) Penerimaan Setoran Pajak Impor (bila ada)
Db. Rekening Nasabah/Impor
Kr. Pendapatan Komisi L/C Impor (Komisi atas PIUD)
Kr. Kewajiban Segera Lainnya Pajak - pajak Impor
iii. Terima Dokumen Impor Ex-Endorsement B/L, nasabah sudah
bayar sebelumnya
1) Penerimaan Dokumen
2) Reversal Kewajiban Komitmen
Db. Irrevocable L/C LN Masih Berjalan
Kr. Rekening Lawan-Irrevocable L/C LN Masih Berjalan.
Db. Kewajiban Lain L/C Impor Sight kepada Bank Koresponden
Kr. Nostro
iv. Terima Dokumen Impor Ex-Shipping guarantee nasabah
sudah bayar sebelumnya
1) Penerimaan Dokumen
2) Reversal Kewajiban Komitmen
12.30
299
Lanjutan Lampiran 1
Db. Irrevocable L/C LN Masih Berjalan
Kr. Rekening Lawan-Irrevocable L/C LN Masih Berjalan
Db. Kewajiban Lain L/C
Koresponden
Kr. Nostro
Catatan:
Penyelesaian Shipping guarantee dilakukan 14 hari setelah
jatuh tempo atau Shipping guarantee dikembalikan
3) Reversal Kewajiban Kontinjen:
Db. Shipping guarantee Berjalan
Kr.
dokumen)
b. L/C dengan Pembayaran Kemudian (Deferred Payment L/C)
Terima Dokumen Impor tanpa penyimpangan atau Dokumen ExEndorsement atau Dokumen Ex-Shipping guarantee
i.
Penerimaan Dokumen
1) Reversal Kewajiban Komitmen
Db. Irrevocable L/C LN Masih Berjalan L/C Impor Usance
Kr. Rekening Lawan-Irrevocable L/C LN Masih BerjalanL/C Impor Usance
2) Tagihan Komitmen:
Db. Rekening Lawan-Tagihan Pre Aksep L/C Impor Usance
kepada Nasabah
Kr. Tagihan Pre Aksep L/C Impor Usance kepada Nasabah
3) Pengakuan atas Tagihan dan Kewajiban:
Db. Tagihan L/C Impor Usance kepada Nasabah
Kr.
Kewajiban
L/C
Impor
Usance
kepada
Bank
Koresponden
ii. Pada saat Jatuh Tempo Wesel
Db.
Kr.
12.31
300
Lanjutan Lampiran 1
Db. Kewajiban L/C Impor Usance kepada Bank Koresponden
Kr. Nostro
c. L/C dengan Akseptasi (Acceptance L/C)
Terima Dokumen Impor tanpa penyimpangan atau Dokumen ExEndorsement atau Dokumen Ex-Shipping guarantee
Penerimaan Dokumen
i.
Impor Usance
ii. Pada saat Akseptasi
Db. Rekening Nasabah/Importir
Kr. Pendapatan Komisi L/C Impor (Komisi Akseptasi)
iii. Tagihan Komitmen:
Db.
kepada Nasabah
Kr. Tagihan Pre Aksep L/C Impor Usance kepada Nasabah
iv. Pengakuan atas Tagihan dan Kewajiban:
Db. Tagihan L/C Impor Usance kepada Nasabah
Kr. Kewajiban L/C Impor Usance kepada Bank Koresponden
v.
Nasabah/Importir
(Pengembalian
setoran
12.32
301
Lanjutan Lampiran 1
1) Penerimaan Dokumen
(a) Reversal Kewajiban Komitmen
Db.Irrevocable L/C LN Masih Berjalan
Kr. Rekening Lawan-Irrevocable L/C LN Masih Berjalan
(b) Pengakuan atas Tagihan dan Kewajiban:
Db. Tagihan L/C Impor Sight kepada Nasabah
Kr.
Kewajiban
L/C
Impor
Sight
kepada
Bank
Koresponden
2) Penerimaan Pembayaran dari Nasabah
Db. Setoran Jaminan L/C Impor
Kr. Rekening Nasabah/Importir (Pengembalian setoran
jaminan, bila ada)
Db. Rekening Nasabah/Importir
Kr. Tagihan L/C Impor Sight kepada Nasabah
Penerimaan Setoran Pajak Impor (bila ada)
Db. Rekening Nasabah/Importir
Kr. Pendapatan Komisi L/C Impor (Komisi atas PIUD)
Kr. Kewajiban Segera Lainnya Pajak - pajak Impor
3) Pembayaran kepada Bank Koresponden
Db. Kewajiban L/C Impor Sight kepada Bank Koresponden
Kr. Nostro
ii. Terima Dokumen Impor, rekening nostro sudah didebet dan
nasabah belum bayar sebelumnya.
1) Penerimaan Dokumen
2) Reversal Kewajiban Komitmen
Db. Irrevocable L/C LN Masih Berjalan
Kr. Rekening Lawan-Irrevocable L/C LN Masih Berjalan
Db. Tagihan L/C Impor Sight kepada Nasabah
Kr. Nostro
3) Penerimaan Pembayaran dari Nasabah
Db. Setoran Jaminan L/C Impor
Kr. Rekening Nasabah/Importir (Pengembalian setoran
jaminan, bila ada)
12.33
302
Lanjutan Lampiran 1
Db. Rekening Nasabah/Importir
Kr. Tagihan L/C Impor Sight kepada Nasabah
Kr. Pendapatan ujrah (Transit Time Interest - bila ada)
Penerimaan Setoran Pajak Impor (bila ada)
Db. Rekening Nasabah/Importir
Kr. Pendapatan Komisi L/C Impor (Komisi atas PIUD)
Kr. Kewajiban Segera Lainnya Pajak - pajak Impor
iii. Terima Dokumen Impor Ex-Endorsement B/L, nasabah sudah
bayar sebelumnya
1) Penerimaan Dokumen
2) Reversal Kewajiban Komitmen
Db. Irrevocable L/C LN Masih Berjalan
Kr. Rekening Lawan - Irrevocable L/C LN Masih Berjalan
Db. Kewajiban
Lain
L/C
Impor
Sight
kepada
Bank
Koresponden
Kr. Nostro
iv. Terima Dokumen Impor Ex-Shipping guarantee nasabah
sudah bayar sebelumnya
1) Penerimaan Dokumen
2) Reversal Kewajiban Komitmen
Db. Irrevocable L/C LN Masih Berjalan
Kr. Rekening Lawan - Irrevocable L/C LN Masih Berjalan
Db. Kewajiban
Lain
L/C
Impor
Sight
kepada
Bank
Koresponden
Kr. Nostro
Catatan:
Penyelesaian Shipping guarantee dilakukan 14 hari setelah
jatuh tempo atau Shipping guarantee dikembalikan
3) Reversal Kewajiban Kontinjen:
Db. Shipping guarantee Berjalan
Kr. Rekening Lawan - Shipping guarantee Berjalan (Nilai
dokumen)
12.34
303
Lanjutan Lampiran 1
v.
L/C
Impor
Usance
kepada
Bank
Koresponden
6) Pada saat dibebankan biaya akseptasi oleh Accepting bank
Db. Biaya Operasional Lain - Akseptasi Usance L/C Impor
Kr. Nostro
7) Pada saat Jatuh Tempo Wesel
Db. Setoran Jaminan L/C Impor
Kr. Rekening Nasabah/Importir (Pengembalian setoran
jaminan, bila ada)
Db. Rekening nasabah/importir
Kr. Tagihan L/C Impor Usance kepada Nasabah
Db. Kewajiban
L/C
Impor
Usance
kepada
Bank
Koresponden
Kr. Nostro
F. Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan, antara lain:
01.
12.35
304
Lanjutan Lampiran 1
02.
Kewajiban komitmen/kontinjensi L/C kepada corespondent bank diungkapkan sebesar jumlah bruto kewajiban komitmen/kontinjensi
(tanpa memperhitungkan setoran jaminan impor) dan dijabarkan
dalam Rupiah dengan menggunakan kurs yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia.
03.
dan
kewajiban
akseptasi
transaksi
ekspor
dengan
dan
kewajiban
akseptasi
transaksi
impor
dengan
12.36
305
Lanjutan Lampiran 1
BAGIAN XIII
XIII.1
EKUITAS
EKUITAS
01. Ekuitas adalah hak residual atas aset Bank setelah dikurangi
semua liabilitas.
02. Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak
residual atas aset suatu entitas setelah dikurangi dengan
seluruh liabilitasnya.
03. Instrumen
keuangan
yang
diterbitkan
Bank
merupakan
Modal Disetor.
b.
c.
d.
Saldo Laba.
13.1
306
Lanjutan Lampiran 1
XIII.2
A.
MODAL DISETOR
Definisi
01. Modal Dasar adalah seluruh nilai nominal saham sesuai dengan
anggaran dasar.
02. Modal Disetor adalah modal yang telah efektif diterima bank
sebesar nilai nominal saham.
B.
Dasar Pengaturan
01. PSAK 50 tentang Instrumen Keuangan: Penyajian.
02. Undang Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas.
C.
Penjelasan
01. Saham yang dikeluarkan oleh Bank dapat berupa saham biasa
dan saham lainnya.
02. Bukti penyetoran yang sah antara lain bukti setoran pemegang
saham ke dalam rekening bank atas nama Bank, data dari
Laporan Keuangan yang telah diaudit oleh akuntan, atau
Laporan Posisi Keuangan Bank yang ditandatangani oleh Direksi
dan Dewan Komisaris.
03. Jika waran menyertai penerbitan saham, maka dana perolehan
penerbitan saham tersebut seluruhnya diakui sebagai modal
disetor dan agio saham (jika ada).
04. Dana setoran modal tidak memenuhi kriteria ekuitas disebabkan
masih terdapat unsur ketidakpastian dimana
Bank
tetap
13.2
307
Lanjutan Lampiran 1
D.
Perlakuan Akuntansi
b.
c.
d.
b.
c.
03. Pengeluaran
saham
dicatat
sebesar
nilai
nominal
yang
modal
dalam
Laporan
Posisi
Keuangan
harus
dari
kumulatif,
jumlah
tunggakan
tiap
saham
dan
13.3
308
Lanjutan Lampiran 1
Ilustrasi Jurnal
01. Pada saat penyetoran awal modal secara tunai sebesar nilai
nominal
Db. Kas
Kr. Modal disetor
02. Pada saat penyetoran awal modal secara tunai di atas nilai
nominal
Db. Kas
Kr. Modal disetor
Kr. Agio saham
03. Penyetoran modal dalam bentuk barang
Db. Aset yang diterima (nilai wajar)
Kr. Modal disetor
04. Perolehan dana dari penerbitan saham yang disertai waran
Db. Kas
Kr. Modal disetor
Kr. Agio saham (jika ada)
F.
Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan, antara lain:
01. Hal dan keistimewaan dari suatu golongan saham atas dividen
dan pelunasan modal pada saat likuidasi, dalam hal terdapat
lebih dari satu jenis saham.
02. Pembatasan yang melekat pada setiap jenis saham, termasuk
pembatasan atas dividen dan pembayaran kembali atas modal.
03. Jumlah tunggakan dividen atas saham preferen dengan hak
dividen kumulatif dan jumlah keseluruhan dividen periode
sebelumnya.
04. Perubahan atas modal yang ditanam dalam tahun berjalan.
05. Saham beredar yang diperoleh kembali.
06. Saham yang dikuasai oleh entitas anak atau entitas asosiasi.
07. Saham yang dicadangkan untuk hak opsi dan kontrak penjualan
termasuk nilai dan persyaratan.
13.4
309
Lanjutan Lampiran 1
b.
c.
d.
Ketentuan Lain-lain
01. Pembelian kembali saham yang telah dikeluarkan oleh Bank
wajib
mendapat
Indonesia
dan
persetujuan
dilaksanakan
terlebih
sesuai
dahulu
dengan
dari
Bank
peraturan
modal inti
minimum Bank.
13.5
310
Lanjutan Lampiran 1
XIII.3
A.
Definisi
Tambahan
modal
disetor
terdiri
dari
berbagai
macam
unsur
Dasar Pengaturan
01. PSAK 4 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan
Keuangan Tersendiri.
02. PSAK 38 tentang Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali.
03. PSAK 50 tentang Instrumen Keuangan: Penyajian.
04. PSAK 53 tentang Pembayaran Berbasis Saham.
05. Undang Undang Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan
Terbatas.
C.
Penjelasan
01. Agio saham yaitu selisih lebih setoran modal yang diterima oleh
Bank
sebagai
akibat
harga
saham
yang
melebihi
nilai
nominalnya.
02. Pembayaran berbasis saham
a.
b.
masa
depan.
Jika
masa
bakti
karyawan
tidak
311
Lanjutan Lampiran 1
kompensasi
diakui
pada
periode
pemberian
kompensasi.
c.
b.
kepada
pihak
lain
yang
menyebabkan
Bank
b.
c.
d.
13.7
312
Lanjutan Lampiran 1
D.
Perlakuan Akuntansi
Ilustrasi Jurnal
01. Agio saham
Db. Kas/rekening/kliring
Kr. Modal disetor
Kr. Agio saham
02. Saham tresuri
a.
313
Lanjutan Lampiran 1
b.
Kas/rekening/kliring
Db/Kr.
Kr.
Db/Kr.
Kr.
Kas/rekening/kliring/saham
F.
Db.
Kas/rekening/kliring/saham
Db/Kr.
Kr.
Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain:
01. Rincian pos tambahan modal disetor.
02. Jumlah lembar saham yang diperoleh kembali dan dipegang
Bank (saham tresuri).
03. Informasi opsi saham berikut ini diungkapkan dalam Catatan
Atas Laporan Keuangan:
a.
b.
Rata-rata
tertimbang
nilai
wajar
opsi
pada
tanggal
d.
314
Lanjutan Lampiran 1
e.
f.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Pengungkapan
mengenai
penyajian
kembali
Laporan
ii.
iii.
iv.
ikhtisar
angka-angka
Laporan
Keuangan
setelah
disajikan kembali.
06. Pengungkapan lain.
13.10
315
Lanjutan Lampiran 1
XIII.4
A.
Definisi
Penghasilan
Dasar Pengaturan
01. PSAK 10 tentang Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing.
02. PSAK 16 tentang Aset Tetap.
03. PSAK 19 tentang Aset Tak berwujud.
04. PSAK 24 tentang Imbalan Kerja.
05. PSAK
55
tentang
Instrumen
Keuangan:
Pengakuan
dan
Pengukuran.
C.
Penjelasan
01. Penghasilan komprehensif lain terdiri dari:
a.
b.
Keuntungan
dan
kerugian
aktuaria
dalam
program
d.
Perlakuan Akuntansi
Penjelasan
perlakuan
akuntansi
untuk
masing-masing
pos
13.11
316
Lanjutan Lampiran 1
E.
Ilustrasi Jurnal
Ilustrasi jurnal untuk masing-masing pos penghasilan komprehensif
lain terdapat dalam Bagian XIV: Laporan Laba Rugi Komprehensif.
Db. Penghasilan komprehensif lain terkait (Laporan Laba Rugi
Komprehensif)
Kr. Saldo penghasilan komprehensif lain terkait (ekuitas)
Db. Saldo penghasilan komprehensif lain terkait (ekuitas)
Kr. Penghasilan
komprehensif
terkait
(Laporan
Laba
Rugi
Komprehensif)
F.
Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain rincian penghasilan
komprehensif lain.
13.12
317
Lanjutan Lampiran 1
XIII.5
A.
SALDO LABA
Definisi
Saldo
Laba
adalah
akumulasi
hasil
usaha
periodik
setelah
Dasar Pengaturan
01. PSAK 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah.
02. Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas.
C.
Penjelasan
01. Saldo Laba dikelompokkan menjadi:
a.
b.
c.
laba
rugi
periode
lalu
yang
belum
ditetapkan
penggunaannya; dan
ii.
02. Pos Saldo Laba harus dinyatakan secara terpisah dari pos modal
saham. Seluruh Saldo Laba dianggap bebas untuk dibagikan
sebagai dividen, kecuali jika diberikan indikasi mengenai
pembatasan terhadap Saldo Laba, misalnya dicadangkan untuk
tujuan tertentu, atau untuk memenuhi ketentuan undangundang atau ikatan tertentu.
03. Saldo Laba yang tidak tersedia untuk dibagikan sebagai dividen
karena pembatasan pembatasan tersebut dilaporkan dalam
pos tersendiri yang menggambarkan tujuan pencadangan yang
dimaksud.
13.13
318
Lanjutan Lampiran 1
D.
Perlakuan Akuntansi
01. Saldo Laba tidak boleh dibebani atau dikredit dengan pos-pos
yang seharusnya diperhitungkan pada laba rugi tahun berjalan.
02. Kewajiban pembagian dividen timbul pada saat deklarasi dividen
dan dengan demikian pada saat tersebut Saldo Laba akan
dibebani dengan jumlah dividen tersebut.
03. Jika dividen dibagikan dalam bentuk saham maka Saldo Laba
akan
didebit
dideklarasikan,
sebesar
nilai
wajar
saham
saat
dividen
modal
saham
akan
dikredit
sebesar
nilai
Ilustrasi Jurnal
01. Pemindahan laba tahun berjalan ke Saldo Laba
Db. Ikhtisar laba rugi
Kr. Saldo Laba
02. Pemindahan rugi tahun berjalan ke Saldo Laba
Db. Saldo Laba
Kr. Ikhtisar laba rugi
03. Pembagian dividen tunai
a.
b.
Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain:
01. Penjatahan (apropriasi) dan pemisahan Saldo Laba, penjelasan
jenis penjatahan dan pemisahan, tujuan penjatahan dan
13.14
319
Lanjutan Lampiran 1
13.15
320
Lanjutan Lampiran 1
BAGIAN XIV
XIV.1 PENGERTIAN
01. Laporan
Laba
Rugi
Komprehensif
adalah
laporan
yang
yang
dihasilkan
dari
transaksi
ekuitas
yaitu
ii.
iii.
iv.
14.1
321
Lanjutan Lampiran 1
b.
c.
d.
Beban usaha.
e.
Laba usaha.
f.
g.
h.
i.
Laba neto.
j.
k.
Laba komprehensif.
14.2
322
Lanjutan Lampiran 1
XIV.2
A.
Definisi
Laba Rugi adalah total pendapatan dikurangi beban, tidak termasuk
komponen penghasilan komprehensif lain.
B.
Dasar Pengaturan
01. PSAK 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah.
02. PSAK 102 tentang Akuntansi Murabahah.
03. PSAK 103 tentang Akuntansi Salam.
04. PSAK 104 tentang Akuntansi Istishna.
05. PSAK 105 tentang Akuntansi Mudharabah.
06. PSAK 106 tentang Akuntansi Musyarakah.
07. PSAK 107 tentang Akuntansi Ijarah.
08. PSAK 110 tentang Akuntansi Sukuk.
09. PSAK 12 tentang Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama.
10. PSAK 15 tentang Investasi pada Entitas Asosiasi.
11. PSAK 23 tentang Pendapatan.
12. PSAK
55
tentang
Instrumen
Keuangan:
Pengakuan
dan
Pengukuran.
13. SAK lain yang relevan.
C.
Penjelasan
01. Penyusunan Laporan Laba Rugi Komprehensif didasarkan pada
pendapatan dan beban yang diakui dengan menggunakan dasar
akrual
sedangkan
perhitungan
distribusi
pendapatan/hasil
pihak
ketiga
(misalnya
nasabah
penyimpan
dalam
14.3
323
Lanjutan Lampiran 1
Pendapatan
penyelenggaraan
jasa
Perbankan
Syariah
ii.
iii.
iv.
v.
Pendapatan administrasi;
vi.
Pendapatan lainnya.
b.
c.
b.
c.
Beban penyusutan.
d.
Beban amortisasi.
e.
f.
g.
h.
Beban promosi.
i.
Beban personalia.
j.
b.
Pendapatan hibah.
c.
Pendapatan lain.
b.
c.
Beban lain.
14.4
324
Lanjutan Lampiran 1
D.
Perlakuan Akuntansi
01. Pendapatan margin murabahah
a.
b.
Biaya
transaksi
diakui
selaras
dengan
pengakuan
keuntungan murabahah.
02. Pendapatan neto salam paralel
Pendapatan neto salam paralel diakui pada saat penyerahan
barang kepada nasabah sebesar selisih antara jumlah kas yang
diserahkan kepada pemasok dan jumlah kas yang diterima dari
nasabah.
03. Pendapatan neto istishna paralel
Selisih antara nilai akad dan nilai pemesanan barang yang
diakui secara proporsional selama masa akad, termasuk biaya
transaksinya.
04. Penghasilan dari sewa
a.
b.
c.
beban
penyusutan
dan
amortisasi,
beban
pemeliharaan, dan beban sewa ijarah (transaksi ijarahlanjut), diakui sebagai pengurang penghasilan dari sewa.
05. Pendapatan dari bagi hasil
Pendapatan bagi hasil diakui pada saat Bank menerima laporan
periodik atas usaha yang telah dilakukan oleh nasabah, baik
keuntungan maupun kerugian.
06. Pendapatan usaha utama lain
a.
14.5
325
Lanjutan Lampiran 1
b.
c.
Pendapatan lain.
Ilustrasi Jurnal
Ilustrasi
jurnal
mengacu
pada
ilustrasi
jurnal
di
setiap pos
Pengungkapan
Pengungkapan mengacu pada pengungkapan di masing-masing pos
pendapatan dan beban yang terkait.
14.6
326
Lanjutan Lampiran 1
XIV.3
A.
Definisi
Penghasilan komprehensif lain berisi pos pendapatan dan beban,
termasuk penyesuaian reklasifikasi, yang tidak diakui dalam laba
rugi sebagaimana disyaratkan oleh SAK.
B.
Dasar Pengaturan
01. PSAK 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan.
02. PSAK 10 tentang Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing.
03. PSAK 12 tentang Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama.
04. PSAK 15 tentang Investasi pada Entitas Asosiasi.
05. PSAK 24 tentang Imbalan Kerja.
06. PSAK
55
tentang
Instrumen
Keuangan:
Pengakuan
dan
Pengukuran.
C.
Penjelasan
01. Penghasilan komprehensif lain terdiri dari:
a.
b.
c.
d.
e.
02. Surplus revaluasi aset tetap dan aset tidak berwujud muncul
dari penerapan model revaluasi atas aset tetap atau aset tidak
berwujud yang dimiliki Bank.
03. Keuntungan atau kerugian aktuaria merupakan perubahan
dalam nilai kini kewajiban imbalan pasti yang berasal dari
experience adjustments (dampak perbedaan antara asumsi
14.7
327
Lanjutan Lampiran 1
dalam
bersama
komprehensif
lain
entitas
yang
muncul
dimiliki
dari
entitas
penghasilan
asosiasi
atau
dalam
penghasilan
komprehensif
lain
adalah
Perlakuan Akuntansi
01. Perlakuan akuntansi untuk surplus revaluasi aset tetap dan aset
tidak berwujud mengacu pada Bagian X tentang Aset Tetap dan
Aset Tidak Berwujud.
02. Keuntungan atau kerugian aktuarial dari program pasca kerja
imbalan pasti diakui dalam penghasilan komprehensif lain
sebesar hasil perhitungan aktuarial.
03. Selisih kurs dari penjabaran Laporan Keuangan dari entitas
asing diakui pada saat penjabaran pos-pos aset, liabilitas,
pendapatan, dan beban dari entitas asing yang menggunakan
mata
uang
fungsional
selain
Rupiah
ke
dalam
Laporan
14.8
328
Lanjutan Lampiran 1
akuntansi
untuk
bagian
atas
penghasilan
Ilustrasi Jurnal
01. Surplus revaluasi aset tetap dan aset tidak berwujud
a.
Aset tetap
Db. Aset tetap
Kr. Akumulasi penyusutan
Kr. Surplus revaluasi
b.
b.
c.
d.
14.9
329
Lanjutan Lampiran 1
Db.
Db/Kr.
Kr.
Kr.
04. Penyesuaian nilai wajar dari aset keuangan dalam kategori AFS.
Db/Kr.
Kr/Db.
entitas
asosiasi/pengendalian
bersama
entitas
Kr. Bagian atas penghasilan komprehensif lain
b.
F.
Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain:
01. Rincian penghasilan komprehensif lain.
02. Jumlah pajak penghasilan terkait.
03. Penyesuaian reklasifikasi terkait penghasilan komprehensif lain.
04. Pengungkapan lain.
14.10
330
Lanjutan Lampiran 1
BAGIAN XV
A.
Definisi
Laporan Perubahan Ekuitas adalah laporan yang menunjukkan
perubahan ekuitas Bank yang menggambarkan peningkatan atau
penurunan aset neto atau kekayaan selama periode pelaporan.
B.
Dasar Pengaturan
01. PSAK 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah.
02. SAK lain yang relevan.
C.
Penjelasan
01. Perubahan
ekuitas
menggambarkan
peningkatan
atau
dan
pembayaran
dividen,
menggambarkan
jumlah
dari
transaksi
ekuitas,
menggambarkan
jumlah
331
Lanjutan Lampiran 1
ii.
b.
Untuk
setiap
komponen
ekuitas,
dampak
penerapan
laba rugi;
ii.
iii.
dari
pemegang
saham
dan
distribusi
15.2
332
Lanjutan Lampiran 1
BAGIAN XVI
A.
Definisi
Laporan Arus Kas adalah Laporan Keuangan yang menunjukan
penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas pada Bank selama
periode tertentu yang dikelompokkan
Dasar Pengaturan
01. PSAK 2 tentang Laporan Arus Kas.
02. SAK lain yang relevan.
C.
Penjelasan
01. Kas terdiri dari saldo kas dan rekening giro.
02. Setara kas adalah investasi yang sifatnya sangat likuid,
berjangka pendek, dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas
dalam jumlah yang dapat ditentukan dan memiliki risiko
perubahan nilai yang tidak signifikan.
03. Informasi tentang arus kas berguna bagi para pengguna Laporan
Keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan Bank dalam
menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan
penggunaan arus kas tersebut.
04. Dalam mengambil keputusan ekonomi, para pengguna Laporan
Keuangan perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan Bank
dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian
perolehannya. Evaluasi tersebut untuk mengetahui bagaimana
Bank menghasilkan dan menggunakan kas dan setara kas, serta
kebutuhan kas dan setara kas untuk melaksanakan usaha,
melunasi liabilitas, dan membagikan bagi hasil kepada pemilik
dana/deposan dan dividen kepada pemegang saham.
05. Laporan Arus Kas memberikan informasi historis mengenai
perubahan kas dan setara kas dengan mengklasifikasikan arus
kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan
selama suatu periode akuntansi.
16.1
333
Lanjutan Lampiran 1
06. Suatu
transaksi
tertentu
dapat
meliputi
arus
kas
yang
b.
Aktivitas
operasi
adalah
aktivitas
penghasil
utama
peristiwa
lain
yang
mempengaruhi
laba
rugi
komprehensif.
c.
Penerimaan
angsuran/pelunasan
pembiayaan
dari
nasabah.
ii.
iii.
iv.
v.
Pembayaran
kas
kepada
dan
untuk
kepentingan
karyawan.
vi.
334
Lanjutan Lampiran 1
d.
jangka
panjang
serta
investasi
lain
yang
tidak
ii.
iii.
iv.
c.
d.
b.
ii.
iii.
iv.
c.
335
Lanjutan Lampiran 1
d.
adalah
penting
karena
berguna
untuk
Arus
kas
dalam
mata
uang
asing
diperkenankan
contoh,
bersangkutan
kurs
dapat
rata-rata
untuk
periode
yang
digunakan
untuk
membukukan
c.
b.
c.
16.4
336
Lanjutan Lampiran 1
BAGIAN XVII
BAGI HASIL
A.
Definisi
Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi Hasil adalah laporan yang
menyajikan rekonsiliasi antara pendapatan Bank yang menggunakan
dasar akrual dengan pendapatan dibagihasilkan kepada pemilik dana
yang menggunakan dasar kas.
B.
Dasar Pengaturan
01. PSAK 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah.
C.
Penjelasan
01. Bank menyajikan Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi
Hasil yang merupakan rekonsiliasi pendapatan Bank, yang
menggunakan
dasar
akrual,
dan
pendapatan
yang
b.
penyesuaian atas:
i.
ii.
c.
337
Lanjutan Lampiran 1
d.
e.
Pendapatan usaha
utama periode
berjalan
pendapatan usaha
pendapatan usaha
utama periode
utama periode
diterima di periode
kasnya belum
berjalan
diterima
ii.
iii.
iv.
17.2
338
Lanjutan Lampiran 1
No
Penghimpunan
dana
150.000
150.000
325
Pendapatan
yang dibagihasilkan
325
150.000
175.000
350
300
150.000
125.000
275
275
b.
Penyaluran
dana
Pendapatan
penyaluran
Keterangan
Semua pendapatan
dibagihasilkan untuk Bank
dan nasabah
300=150.000/175.000 x 350
(pendapatan dibagi-hasil
sebesar proporsi
penghimpunan dana)
- Semua pendapatan
dibagihasilkan
- Ada dana yang belum
disalurkan
dengan
menyusun
tabel
penyaluran
ii.
iii.
Jumlah
pendapatan
penghimpunan
untuk
dana
setiap
nasabah
jenis
produk
yang
akan
v.
Jenis
Penghimpunan
Giro mudharabah
Tabungan
mudharabah
Deposito
mudharabah
1 bulan
3 bulan
6 bulan
12 bulan
Total
Saldo rata-rata
A
A1
A2
Pendapatan
yang harus
dibagi hasil
B
B1
B2
A3
A4
A5
A6
A
B3
B4
B5
B6
B
C
0,25
0,55
D
D1
D2
E
0,75
0,45
F
F1
F2
0,60
0,65
0,67
0,70
C
D3
D4
D5
D6
D
0,40
0,35
0,33
0,3
E
F3
F4
F5
F6
F
17.3
339
Lanjutan Lampiran 1
D.
Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain:
01. Rincian pendapatan usaha utama periode sebelumnya yang
diterima di periode berjalan.
02. Rincian pendapatan usaha utama periode berjalan yang belum
diterima kas atau setara kasnya.
03. Rincian pendapatan yang tersedia untuk bagi hasil yang belum
didistribusikan ke pemilik dana.
04. Pengungkapan lain.
17.4
340
Lanjutan Lampiran 1
Definisi
01. Laporan Sumber dan Penyaluran Dana Zakat merupakan
laporan yang menunjukkan sumber dan penyaluran dana zakat
kepada entitas pengelola zakat selama suatu jangka waktu
tertentu, serta saldo dana zakat yang belum disalurkan pada
tanggal tertentu.
02. Zakat merupakan kewajiban Syariah yang harus diserahkan
oleh wajib zakat (muzaki) kepada penerima zakat (mustahiq),
baik melalui amil maupun secara langsung.
B.
Dasar Pengaturan
01. PSAK 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah.
C.
Penjelasan
01. Pembayaran
zakat
dilakukan
apabila
nisab
dan
haulnya
komponen
utama
Laporan
Keuangan
dengan
menyajikan:
a.
b.
internal Bank;
ii.
eksternal Bank.
c.
d.
e.
18.1
341
Lanjutan Lampiran 1
a.
b.
Perlakuan Akuntansi
01. Sumber
dana
zakat
yang
berasal
dari
pemilik
Bank
Ilustrasi Jurnal
01. Pada saat penerimaan dari internal Bank
a.
Zakat Bank
Dr. Beban zakat
Kr. Rekening Dana Zakat
b.
Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain:
01. Sumber dana zakat yang berasal dari internal Bank.
02. Sumber dana zakat yang berasal dari eksternal Bank.
03. Kebijakan penyaluran zakat.
18.2
342
Lanjutan Lampiran 1
18.3
343
Lanjutan Lampiran 1
BAGIAN XIX
KEBAJIKAN
A.
Definisi
01. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan merupakan
laporan yang menunjukkan sumber dan penggunaan dana
kebajikan selama suatu jangka waktu tertentu, serta saldo dana
kebajikan yang menunjukkan dana kebajikan yang belum
disalurkan pada tanggal tertentu.
02. Penerimaan nonhalal adalah semua penerimaan dari kegiatan
yang
tidak
sesuai
dengan
prinsip
Syariah,
antara
lain
penerimaan jasa giro atau bunga yang berasal dari bank umum
konvensional.
B.
Dasar Pengaturan
01. PSAK 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah.
C.
Penjelasan
01. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan adalah salah
satu komponen Laporan Keuangan yang mencerminkan kegiatan
sosial Bank.
02. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan merupakan
laporan yang memberikan informasi agar para pemakai dapat
mengevaluasi aktivitas Bank dalam mengelola dana kebajikan.
03. Bank menyajikan Laporan Sumber dan Penggunaan Dana
Kebajikan sebagai komponen utama Laporan Keuangan, yang
menunjukkan:
a.
b.
i.
infak;
ii.
sedekah;
iii.
iv.
denda; dan
v.
penerimaan nonhalal.
344
Lanjutan Lampiran 1
ii.
sumbangan; dan
iii.
c.
d.
e.
Perlakuan Akuntansi
01. Penerimaan dana kebajikan diakui sebagai liabilitas dan diakui
sebagai pengurang liabilitas ketika disalurkan.
02. Dana kebajikan disajikan sebagai liabilitas paling likuid.
E.
Ilustrasi Jurnal
01. Pada saat penerimaan dana kebajikan
Db. Kas/rekening
Kr. Rekening Dana Kebajikan
19.2
345
Lanjutan Lampiran 1
Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain:
01. Sumber dana kebajikan.
02. Kebijakan penyaluran dana kebajikan kepada masing-masing
penerima.
03. Proporsi dana yang disalurkan untuk masing-masing penerima
dana kebajikan yaitu pihak berelasi dan pihak ketiga.
04. Alasan terjadinya dan penggunaan atas penerimaan nonhalal.
05. Pengungkapan lain.
19.3
346
Lanjutan Lampiran 1
BAGIAN XX
A.
Definisi
Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan komponen Laporan
Keuangan yang memberikan penjelasan mengenai gambaran umum
Bank, ikhtisar kebijakan akuntansi, penjelasan pos-pos Laporan
Keuangan, dan informasi penting lain.
B.
Dasar pengaturan
01. PSAK 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah.
02. SAK lain yang relevan.
C.
Penjelasan
01. Catatan
Atas
Laporan
Keuangan
harus
disajikan
secara
akuntansi
yang
tidak
tepat
tanpa
melakukan
b.
informasi
yang
diwajibkan
dalam
PSAK
tetapi
tidak
347
Lanjutan Lampiran 1
Keuangan,
Laporan
Laba
Rugi
Komprehensif,
akhir
signifikan
periode
yang
pelaporan,
mengakibatkan
yang
memiliki
penyesuaian
risiko
material
informasi
yang
memungkinkan
pengguna
Laporan
348
Lanjutan Lampiran 1
khususnya
memungkinkan
penilaian
atas
b.
c.
Keuangan
dan
urutan
penyajian
komponen
Laporan Keuangan.
d.
manajemen
tersebut
akan
mempertimbangkan
membantu
pengguna
apakah
untuk
349
Lanjutan Lampiran 1
memahami
pertimbangan
yang
dibuat
manajemen
Bank Indonesia,
Halim Alamsyah
Deputi Gubernur
20.4
350
Lampiran 2
LAMPIRAN
SURAT EDARAN BANK INDONESIA
NOMOR 14/ 35 /DPNP TANGGAL 10 DESEMBER 2012
PERIHAL
LAPORAN TAHUNAN BANK UMUM DAN LAPORAN TAHUNAN TERTENTU YANG DISAMPAIKAN KEPADA
BANK INDONESIA
PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN TAHUNAN BANK UMUM DAN LAPORAN TAHUNAN TERTENTU
YANG DISAMPAIKAN KEPADA BANK INDONESIA
BANK INDONESIA
351
Lanjutan Lampiran 2
PEDOMAN PENGISIAN
PENGUNGKAPAN PERMODALAN SERTA PENGUNGKAPAN EKSPOSUR RISIKO DAN PENERAPAN
MANAJEMEN RISIKO BANK
A. Petunjuk Umum
1. Angka-angka dalam pengungkapan permodalan serta pengungkapan eksposur risiko dan penerapan manajemen
risiko Bank wajib disajikan dalam mata uang rupiah.
2. Cakupan pengungkapan yang diatur dalam pengungkapan permodalan serta pengungkapan eksposur risiko dan
penerapan manajemen risiko merupakan standar minimum informasi yang harus disampaikan Bank. Bank
dimungkinkan untuk melakukan pengungkapan yang lebih luas dalam menggambarkan kecukupan permodalan
yang dimiliki, dan eksposur risiko, praktek manajemen risiko.
3. Pengungkapan permodalan serta pengungkapan eksposur risiko dan penerapan manajemen risiko Bank terdiri
dari pengungkapan untuk Bank secara individual dan pengungkapan untuk Bank secara konsolidasi dengan
perusahaan anak.
4. Bank yang tidak memiliki perusahaan anak, hanya mencantumkan pengungkapan permodalan serta
pengungkapan eksposur risiko dan penerapan manajemen risiko Bank secara individual.
5. Bank yang tidak memiliki eksposur tertentu sesuai dengan persyaratan pengungkapan minimum permodalan
serta pengungkapan eksposur risiko dan penerapan manajemen risiko, tidak perlu mencantumkan tabel yang
terkait dengan pengungkapan eksposur tersebut. Bank hanya perlu mencantumkan penjelasan bahwa Bank
tidak memiliki eksposur pada pengungkapan terkait.
Misalnya: Bank yang tidak memiliki eksposur sekuritisasi aset hanya mencantumkan penjelasan bahwa Bank
tidak memiliki ekposur sekuritisasi aset di bagian pengungkapan sekuritisasi aset.
352
Lanjutan Lampiran 2
6. Pengungkapan kualitatif terkait dengan penerapan manajemen risiko mengacu pada ketentuan Bank Indonesia
mengenai penerapan manajemen risiko bagi bank umum.
7. Pengungkapan permodalan serta pengungkapan eksposur risiko dan penerapan manajemen risiko Bank tidak
dipersyaratkan untuk diaudit oleh akuntan publik. Namun demikian, Bank harus melakukan semua upaya
yang diperlukan untuk menjamin keakuratan dari seluruh pengungkapan yang disyaratkan.
8. Pengungkapan permodalan serta pengun
bersifat kuantitatif wajib disajikan dalam bentuk perbandingan dengan laporan periode yang sama tahun
sebelumnya. Khusus untuk penerapan di tahun pertama, Bank tidak perlu melakukan perbandingan dengan
tahun sebelumnya.
353
Lanjutan Lampiran 2
B. Petunjuk Khusus
1. Pedoman Pengisian Pengungkapan Struktur Permodalan
Pengungkapan struktur permodalan diisi sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia mengenai laporan keuangan
publikasi triwulanan dan bulanan bank umum serta laporan tertentu yang disampaikan kepada Bank
Indonesia.
Tabel 1.a Pengungkapan Kuantitatif Struktur Permodalan Bank Umum
KOMPONEN MODAL
(1)
(2)
Bank
Konsolidasi
Bank
Konsolidasi
(3)
(4)
(5)
(6)
KOMPONEN MODAL
A Modal Inti
1 Modal disetor
2 Cadangan Tambahan Modal
3 Modal Inovatif
4 Faktor Pengurang Modal Inti
5 Kepentingan Non Pengendali
B Modal Pelengkap
1 Level Atas (Upper Tier 2)
2 Level Bawah (Lower Tier 2) maksimum 50% Modal Inti
3 Faktor Pengurang Modal Pelengkap
C Faktor Pengurang Modal Inti dan Modal Pelengkap
Eksposur Sekuritisasi
D Modal Pelengkap Tambahan Yang Memenuhi Persyaratan (Tier 3)
E MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG DIALOKASIKAN UNTUK MENGANTISIPASI RISIKO PASAR
II
III
IV
VI
Model Internal
VII RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM UNTUK RISIKO KREDIT, RISIKO OPERASIONAL
DAN RISIKO PASAR [III : (IV + V + VI)]
354
Lanjutan Lampiran 2
(1)
(2)
Posisi Tanggal
Laporan
Posisi Tanggal
Laporan Tahun
Sebelumnya
(3)
(4)
KOMPONEN MODAL
A Dana Usaha
1
B
Dana Usaha
2 Modal disetor
Cadangan
1
Cadangan umum
2 Cadangan tujuan
Laba (rugi) tahun-tahun lalu yang dapat diperhitungkan (100%)
Pendapatan komprehensif lainnya: kerugian berasal dari penurunan penyertaan dalam kelompok tersedia
untuk dijual (100%)
Pendapatan komprehensif lainnya: keuntungan berasal dari peningkatan penyertaan dalam kelompok
tersedia untuk dijual (45%)
Revaluasi aset tetap (45%)
Selisih kurang antara PPA dan cadangan kerugian penurunan nilai atas aset produktif
Penyisihan Penghapusan Aset (PPA) atas aset non produktif yang wajib dihitung
F
G
Selisih kurang jumlah penyesuaian nilai wajar dari instrumen keuangan dalam trading book
VI
Metode Standar
Model Internal
B
RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM UNTUK RISIKO KREDIT, RISIKO OPERASIONAL
DAN RISIKO PASAR [II : (III + IV + V)]
355
Lanjutan Lampiran 2
356
Lanjutan Lampiran 2
Tabel 2.1.a Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individual
(dalam jutaan rupiah)
No.
Kategori Portofolio
(1)
(2)
(4)
(5)
(6)
(7)
(9)
(10)
(11)
(12)
Kredit Pegawai/Pensiunan
Tabel 2.1.b Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank secara Konsolidasi dengan
Perusahaan Anak
(dalam jutaan rupiah)
No.
Kategori Portofolio
(1)
(2)
(4)
(5)
(6)
(7)
(9)
(10)
(11)
(12)
Kredit Pegawai/Pensiunan
357
Lanjutan Lampiran 2
3. Pedoman Pengisian Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak
a. Pengungkapan tagihan bersih dilakukan untuk eksposur aset dalam neraca, eksposur pada transaksi
rekening administratif (TRA) dan eksposur yang menimbulkan risiko kredit akibat kegagalan pihak lawan
(counterparty credit risk).
b. Penetapan kategori portofolio dan perhitungan tagihan bersih mengacu pada ketentuan Bank Indonesia
mengenai perhitungan aset tertimbang menurut risiko untuk risiko kredit dengan menggunakan pendekatan
standar. Untuk eksposur di unit usaha syariah mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang berlaku
untuk Bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.
c. Pemetaan kedalam skala waktu dilakukan berdasarkan sisa waktu sampai dengan jatuh tempo sesuai
kontrak untuk pos neraca, TRA dan eksposur yang menimbulkan risiko kredit akibat kegagalan pihak lawan
yang memiliki jatuh tempo kontraktual. Untuk pos neraca, TRA dan eksposur yang menimbulkan risiko
kredit akibat kegagalan pihak lawan yang tidak memiliki jatuh tempo kontraktual (non maturity items)
dimasukkan ke dalam kolom non-kontraktual.
358
Lanjutan Lampiran 2
Tabel 2.2.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak - Bank secara
Individual
(dalam jutaan rupiah)
No.
Kategori Portofolio
(1)
(2)
< 1 tahun
(3)
(5)
(6)
(7)
Total
< 1 tahun
(8)
(9)
(11)
(12)
(13)
Total
(14)
Tabel 2.2.b. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak - Bank secara
Konsolidasi dengan Perusahaan Anak
(dalam jutaan rupiah)
No.
Kategori Portofolio
(1)
(2)
< 1 tahun
(3)
(5)
(6)
(7)
Total
< 1 tahun
(8)
(9)
(11)
(12)
(13)
Total
(14)
359
10
Lanjutan Lampiran 2
360
Lanjutan Lampiran 2
11
Tabel 2.3.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara Individual
(dalam jutaan rupiah)
Sektor Ekonomi
No.
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
(2)
(4)
(5)
(6)
(7)
Tagihan Kepada
Kredit Beragun
Kredit
Usaha Mikro, Tagihan kepada
Properti
Pegawai/Pensi
Usaha Kecil dan
Korporasi
Komersial
unan
Portofolio Ritel
(8)
(9)
(10)
(11)
Tagihan yang
Telah Jatuh
Tempo
Aset Lainnya
Eksposur di Unit
Usaha Syariah
(apabila ada)
(12)
(13)
(14)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
361
Lanjutan Lampiran 2
12
Tabel 2.3.b. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara Konsolidasi dengan
Perusahaan Anak
(dalam jutaan rupiah)
No.
Sektor Ekonomi
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
(2)
(4)
(5)
(6)
(7)
Tagihan Kepada
Kredit Beragun
Kredit
Usaha Mikro, Tagihan kepada
Properti
Pegawai/Pensi
Usaha Kecil dan
Korporasi
Komersial
unan
Portofolio Ritel
(8)
(9)
(10)
(11)
Tagihan yang
Telah Jatuh
Tempo
Aset Lainnya
Eksposur di Unit
Usaha Syariah
(apabila ada)
(12)
(13)
(14)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
362
Lanjutan Lampiran 2
13
Tabel 2.4.a. Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individual
No.
Keterangan
(1)
(2)
(4)
(5)
(6)
Total
(7)
(9)
(10)
(11)
(12)
1 Tagihan
2 Tagihan yang mengalami penurunan nilai (impaired )
a. Belum jatuh tempo
b. Telah jatuh tempo
3 Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - Individual
4 Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - Kolektif
5 Tagihan yang dihapus buku
363
Lanjutan Lampiran 2
14
Tabel 2.4.b. Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Wilayah - Bank secara Konsolidasi
dengan Perusahaan Anak
No.
Keterangan
(1)
(2)
(4)
(5)
(6)
Total
(7)
(9)
(10)
(11)
(12)
1 Tagihan
2 Tagihan yang mengalami penurunan nilai (impaired )
a. Belum jatuh tempo
b. Telah jatuh tempo
3 Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - Individual
4 Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - Kolektif
5 Tagihan yang dihapus buku
364
Lanjutan Lampiran 2
15
Tabel 2.5.a. Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara
Individual
(dalam jutaan rupiah)
Tagihan yang Mengalami Penurunan Nilai
No.
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Sektor Ekonomi
(2)
Tagihan
(3)
(4)
(5)
Cadangan kerugian
Cadangan kerugian
penurunan nilai (CKPN) penurunan nilai
Individual
(CKPN) - Kolektif
(6)
(7)
Tagihan yang
dihapus buku
(8)
365
Lanjutan Lampiran 2
16
Tabel 2.5.b. Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara
Konsolidasi dengan Perusahaan Anak
(dalam jutaan rupiah)
Tagihan yang Mengalami Penurunan Nilai
No.
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Sektor Ekonomi
(2)
Tagihan
(3)
(4)
(5)
Cadangan kerugian
Cadangan kerugian
penurunan nilai (CKPN) - penurunan nilai
Individual
(CKPN) - Kolektif
(6)
(7)
Tagihan yang
dihapus buku
(8)
366
Lanjutan Lampiran 2
17
Tabel 2.6.a. Pengungkapan Rincian Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - Bank secara Individual
No.
Keterangan
(1)
(2)
CKPN Kolektif
(3)
(4)
(6)
CKPN yang digunakan untuk melakukan hapus buku atas tagihan pada peride berjalan
367
Lanjutan Lampiran 2
18
Tabel 2.6.b. Pengungkapan Rincian Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - Bank secara Konsolidasi
dengan Perusahaan Anak
No.
Keterangan
(1)
(2)
CKPN Kolektif
(3)
(4)
(6)
CKPN yang digunakan untuk melakukan hapus buku atas tagihan pada peride berjalan
8. Pedoman Pengisian Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori Portofolio dan Skala Peringkat
a. Pengungkapan tagihan bersih dilakukan untuk eksposur aset dalam neraca, eksposur pada transaksi
rekening administratif (TRA) dan eksposur yang menimbulkan risiko kredit akibat kegagalan pihak lawan
(counterparty credit risk).
b. Penetapan kategori portofolio dan perhitungan tagihan bersih mengacu pada ketentuan Bank Indonesia
mengenai perhitungan aset tertimbang menurut risiko untuk risiko kredit dengan menggunakan pendekatan
standar. Untuk eksposur di unit usaha syariah mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang berlaku
untuk Bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.
c. Lembaga pemeringkat yang diakui dan skala peringkat mengacu pada ketentuan Bank Indonesia mengenai
lembaga pemeringkat dan peringkat yang diakui Bank Indonesia.
368
Lanjutan Lampiran 2
19
Tabel 3.1.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori Portofolio dan Skala Peringkat - Bank
secara Individual
(dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal Laporan
Tagihan Bersih
Kategori Portofolio
(1)
(2)
Lembaga Pemeringkat
Standard and Poor's
Fitch Rating
Moody's
PT. Fitch Ratings Indonesia
PT ICRA Indonesia
PT Pemeringkat Efek Indonesia
(3)
AAA
AAA
Aaa
AAA (idn)
[Idr]AAA
idAAA
(4)
(5)
(6)
(8)
(9)
(10)
(12)
(13)
Tanpa Peringkat
Total
(15)
(16)
Tanpa Peringkat
Total
(15)
(16)
Kategori Portofolio
(1)
(2)
Lembaga Pemeringkat
Standard and Poor's
Fitch Rating
Moody's
PT. Fitch Ratings Indonesia
PT ICRA Indonesia
PT Pemeringkat Efek Indonesia
(3)
AAA
AAA
Aaa
AAA (idn)
[Idr]AAA
idAAA
(4)
(5)
(6)
(8)
(9)
(10)
(12)
(13)
369
Lanjutan Lampiran 2
20
Tabel 3.1.b. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori Portofolio dan Skala Peringkat - Bank
secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak
(dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal Laporan
Tagihan Bersih
Kategori Portofolio
(1)
(2)
Lembaga Pemeringkat
Standard and Poor's
Fitch Rating
Moody's
PT. Fitch Ratings Indonesia
PT ICRA Indonesia
PT Pemeringkat Efek Indonesia
(3)
AAA
AAA
Aaa
AAA (idn)
[Idr]AAA
idAAA
(4)
(5)
(6)
(8)
(9)
(10)
(12)
(13)
Tanpa Peringkat
Total
(15)
(16)
Tanpa Peringkat
Total
(15)
(16)
Kategori Portofolio
(1)
(2)
Lembaga Pemeringkat
Standard and Poor's
Fitch Rating
Moody's
PT. Fitch Ratings Indonesia
PT ICRA Indonesia
PT Pemeringkat Efek Indonesia
(3)
AAA
AAA
Aaa
AAA (idn)
[Idr]AAA
idAAA
(4)
(5)
(6)
(8)
(9)
(10)
(12)
(13)
370
Lanjutan Lampiran 2
21
9. Pedoman Pengisian Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk)
a. Risiko kredit akibat kegagalan pihak lawan, antara lain timbul dari transaksi derivative over the counter (OTC)
dan transaksi repo/reverse repo, baik atas posisi Trading Book maupun Banking Book.
b. Perhitungan risiko kredit akibat kegagalan pihak lawan mengacu pada ketentuan Bank Indonesia mengenai
perhitungan aset tertimbang menurut risiko untuk risiko kredit dengan menggunakan pendekatan standar.
Tagihan Kewajiban
> 1 Tahun < 1 Tahun
> 5 Tahun Derivatif Derivatif
< 5 Tahun
Tagihan
Bersih
sebelum
MRK
MRK
Tagihan
Bersih
setelah
MRK
371
Lanjutan Lampiran 2
22
Tabel 3.2.b.1. Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan: Transaksi Repo - Bank secara Individual
(dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
Kewajiban Repo
Tagihan Bersih
ATMR
Kewajiban
Repo
Tagihan Bersih
ATMR
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
Total
Tabel 3.2.b.2.
Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan: Transaksi Repo - Bank secara Konsolidasi
Kewajiban Repo
Tagihan Bersih
ATMR
Kewajiban
Repo
Tagihan Bersih
ATMR
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
Total
372
Lanjutan Lampiran 2
23
Tabel 3.2.c.1. Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan: Transaksi Reverse Repo - Bank secara Individual
(dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
(2)
Tagihan Bersih
Nilai MRK
(3)
(4)
(6)
Tagihan Bersih
Nilai MRK
Tagihan Bersih
setelah MRK
ATMR setelah
MRK
(7)
(8)
(9)
(10)
Tabel 3.2.c.2.
Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan: Transaksi Reverse Repo - Bank secara
(2)
Tagihan Bersih
Nilai MRK
(3)
(4)
(6)
Tagihan Bersih
Nilai MRK
Tagihan Bersih
setelah MRK
ATMR setelah
MRK
(7)
(8)
(9)
(10)
373
24
Lanjutan Lampiran 2
10. Pedoman Pengisian Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko setelah Memperhitungkan
Dampak Mitigasi Risiko Kredit
a. Pengungkapan tagihan bersih dilakukan untuk eksposur aset dalam neraca, eksposur pada transaksi
rekening administratif (TRA), dan eksposur yang menimbulkan risiko kredit akibat kegagalan pihak lawan
(counterparty credit risk).
b. Penetapan kategori portofolio, perhitungan tagihan bersih, dan perhitungan dampak mitigasi risiko kredit
(MRK) mengacu pada ketentuan Bank Indonesia mengenai perhitungan aset tertimbang menurut risiko
untuk risiko kredit dengan menggunakan pendekatan standar. Untuk eksposur di unit usaha syariah
mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang berlaku untuk Bank yang melaksanakan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah.
c. Khusus untuk eksposur di unit usaha syariah, apabila tidak dapat digolongkan ke dalam kolom bobot
risiko yang tersedia maka dimasukkan ke dalam kolom Lainnya.
d. Beban modal adalah hasil perkalian ATMR dengan rasio minimum KPMM sesuai ketentuan Bank Indonesia
mengenai kewajiban penyediaan modal minimum.
e. Contoh pengisian:
Bank memiliki tagihan yang tergolong dalam kategori portofolio Tagihan kepada Korporasi sebesar Rp100
miliar. Tagihan tidak memiliki peringkat sehingga dikenakan bobot risiko sebesar 100%. Sebagian dari
tagihan dimaksud (Rp30 miliar) dijamin dengan agunan tunai (cash collateral) yang memiliki bobot risiko
0%. Pengisian pada baris Tagihan kepada Korporasi dilakukan sebagai berikut: Rp70 miliar dimasukkan
dalam kolom bobot risiko 100%, dan Rp30 miliar dimasukkan dalam kolom bobot risiko 0%.
374
Lanjutan Lampiran 2
25
Tabel 4.1.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko Setelah Memperhitungkan Dampak
Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual
(dalam jutaan rupiah)
Kategori Portofolio
(1)
(2)
20%
35%
40%
45%
50%
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
ATMR
Beban
Modal
(13)
(14)
(10)
(11)
(12)
20%
35%
40%
45%
50%
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
ATMR
Beban
Modal
(25)
(26)
(22)
(23)
(24)
A Eksposur Neraca
1 Tagihan Kepada Pemerintah
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4 Tagihan Kepada Bank
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal
6 Kredit Beragun Properti Komersial
7 Kredit Pegawai/Pensiunan
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
9 Tagihan kepada Korporasi
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
11 Aset Lainnya
12 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
B
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
C
1
2
3
4
5
6
7
375
Lanjutan Lampiran 2
26
Tabel 4.1.b. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko Setelah Memperhitungkan Dampak
Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak
(dalam jutaan rupiah)
Kategori Portofolio
(1)
(2)
20%
35%
40%
45%
50%
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
ATMR
Beban
Modal
(13)
(14)
(10)
(11)
(12)
20%
35%
40%
45%
50%
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
ATMR
Beban
Modal
(25)
(26)
(22)
(23)
(24)
A Eksposur Neraca
1 Tagihan Kepada Pemerintah
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4 Tagihan Kepada Bank
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal
6 Kredit Beragun Properti Komersial
7 Kredit Pegawai/Pensiunan
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
9 Tagihan kepada Korporasi
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
11 Aset Lainnya
12 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
B
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
C
1
2
3
4
5
6
7
376
27
Lanjutan Lampiran 2
11. Pedoman Pengisian Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit
a. Penetapan kategori portofolio, perhitungan tagihan bersih dan kriteria teknik mitigasi risiko kredit yang
dapat digunakan mengacu pada ketentuan Bank Indonesia mengenai perhitungan aset tertimbang menurut
risiko untuk risiko kredit dengan menggunakan pendekatan standar. Untuk eksposur di unit usaha syariah
mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang berlaku untuk Bank yang melaksanakan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah.
b. Khusus untuk eksposur di unit usaha syariah, apabila tidak dapat digolongkan ke dalam kolom teknik
mitigasi risiko yang tersedia maka dimasukkan ke dalam kolom Lainnya.
c. Contoh pengisian:
Bank memiliki tagihan yang tergolong dalam kategori portofolio Tagihan kepada Korporasi sebesar Rp100
miliar. Sebagian dari tagihan dimaksud (Rp30 miliar) dijamin dengan agunan tunai (cash collateral) dan
sebagian tagihan (Rp50 miliar) dijamin dengan garansi dari penerbit yang diakui sesuai ketentuan Bank
Indonesia. Maka sejumlah Rp30 miliar diisi dalam kolom Bagian yang Dijamin dengan Agunan, Rp50 miliar
diisi dalam kolom Bagian yang Dijamin dengan Garansi, dan Rp20 miliar diisi dalam kolom Bagian yang
Tidak Dijamin.
377
Lanjutan Lampiran 2
28
Tabel 4.2.a. Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual
(dalam jutaan rupiah)
No.
Kategori Portofolio
(1)
(2)
A
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Eksposur Neraca
Tagihan Kepada Pemerintah
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
Tagihan Kepada Bank
Kredit Beragun Rumah Tinggal
Kredit Beragun Properti Komersial
Kredit Pegawai/Pensiunan
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Tagihan kepada Korporasi
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
Aset Lainnya
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
Total Eksposur Neraca
B
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
C
1
2
3
4
5
6
7
Tagihan
Bersih
Agunan
(3)
(4)
(6)
Lainnya
Bagian Yang
Tidak Dijamin
Tagihan
Bersih
(7)
(8) = (3)-[(4)+(5)+(6)+(7)]
(9)
(11)
(12)
(13)
Total (A+B+C)
378
Lanjutan Lampiran 2
29
Tabel 4.2.b. Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Konsolidasi
dengan Perusahaan Anak
(dalam jutaan rupiah)
No.
Kategori Portofolio
(1)
(2)
A
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Eksposur Neraca
Tagihan Kepada Pemerintah
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
Tagihan Kepada Bank
Kredit Beragun Rumah Tinggal
Kredit Beragun Properti Komersial
Kredit Pegawai/Pensiunan
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Tagihan kepada Korporasi
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
Aset Lainnya
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
Total Eksposur Neraca
B
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
C
1
2
3
4
5
6
7
Tagihan
Bersih
Agunan
(3)
(4)
(6)
Lainnya
Bagian Yang
Tidak Dijamin
Tagihan
Bersih
(7)
(8) = (3)-[(4)+(5)+(6)+(7)]
(9)
(11)
(12)
(13)
Total (A+B+C)
379
Lanjutan Lampiran 2
30
No.
Eksposur Sekuritisasi
Nilai aset yg
disekuritisasi
(1)
(2)
(3)
(5)
(6)
ATMR
Pengurang
Modal
Nilai aset yg
disekuritisasi
(7)
(8)
(9)
(11)
(12)
(13)
Pengurang
Modal
(14)
380
Lanjutan Lampiran 2
31
Tabel 5.1.b. Pengungkapan Transaksi Sekuritisasi - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak
(dalam jutaan rupiah)
No.
Eksposur Sekuritisasi
Nilai aset yg
disekuritisasi
(1)
(2)
(3)
(5)
(6)
ATMR
Pengurang
Modal
Nilai aset yg
disekuritisasi
(7)
(8)
(9)
(11)
(12)
(13)
Pengurang
Modal
(14)
13. Pedoman Pengisian Pengungkapan Ringkasan Aktivitas Transaksi Sekuritisasi dimana Bank Bertindak
sebagai Kreditur Asal
a. Penetapan kategori portofolio mengacu
tertimbang menurut risiko untuk risiko kredit dengan menggunakan pendekatan standar. Untuk eksposur
di unit usaha syariah mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang berlaku untuk Bank yang
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.
381
Lanjutan Lampiran 2
32
b. Transaksi sekuritisasi dimana Bank bertindak sebagai kreditur asal mengacu pada ketentuan Bank
Indonesia yang mengatur mengenai prinsip kehati-hatian dalam aktivitas sekuritisasi aset bagi bank
umum. Kolom Nilai Aset yang Disekuritisasi diisi dengan nilai aset yang dialihkan sebesar nilai tercatat
aset di neraca pada tanggal pengalihan. Kolom Keuntungan (Kerugian) Penjualan diisi dengan selisih antara
nilai pengalihan dengan nilai tercatat aset di neraca.
Tabel 5.2.a. Pengungkapan Ringkasan Aktivitas Transaksi Sekuritisasi Bank Bertindak Sebagai Kreditur
Asal - Bank secara Individual
(dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Underlying Asset
Keuntungan (Kerugian)
Penjualan
Keuntungan (Kerugian)
Penjualan
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
382
Lanjutan Lampiran 2
33
Tabel 5.2.b. Pengungkapan Ringkasan Aktivitas Transaksi Sekuritisasi Bank Bertindak Sebagai Kreditur
Asal - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak
(dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Underlying Asset
Keuntungan (Kerugian)
Penjualan
Keuntungan (Kerugian)
Penjualan
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
14. Pedoman Pengisian Pengungkapan Perhitungan ATMR Risiko Kredit dengan Menggunakan Pendekatan
Standar
Perhitungan ATMR risiko kredit mengacu pada ketentuan Bank Indonesia mengenai perhitungan aset
tertimbang menurut risiko untuk risiko kredit dengan menggunakan pendekatan standar.
383
Lanjutan Lampiran 2
34
No
(1)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
(2)
Tagihan Kepada Pemerintah
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
Tagihan Kepada Bank
Kredit Beragun Rumah Tinggal
Kredit Beragun Properti Komersial
Kredit Pegawai/Pensiunan
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Tagihan Kepada Korporasi
Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo
Aset Lainnya
Tagihan Bersih
ATMR Sebelum
MRK
ATMR Setelah
MRK
Tagihan Bersih
ATMR Sebelum
MRK
ATMR Setelah
MRK
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
TOTAL
Rekening
Administratif
(dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
No
(1)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
(2)
Tagihan Kepada Pemerintah
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
Tagihan kepada Bank
Kredit Beragun Rumah Tinggal
Kredit Beragun Properti Komersial
Kredit Pegawai/Pensiunan
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Tagihan Kepada Korporasi
Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo
Tagihan Bersih
ATMR Sebelum
MRK
ATMR Setelah
MRK
Tagihan Bersih
ATMR Sebelum
MRK
ATMR Setelah
MRK
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
TOTAL
384
Lanjutan Lampiran 2
35
Tabel 6.1.3. Pengungkapan Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat Kegagalan Pihak Lawan
(Counterparty Credit Risk)
(dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
Kategori Portofolio
(2)
(1)
1. Tagihan Kepada Pemerintah
2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3. Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4. Tagihan kepada Bank
5. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
6. Tagihan Kepada Korporasi
TOTAL
Tagihan Bersih
ATMR Sebelum
MRK
ATMR Setelah
MRK
Tagihan Bersih
ATMR Sebelum
MRK
ATMR Setelah
MRK
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Tabel 6.1.4. Pengungkapan Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat Kegagalan Setelmen
(settlement risk)
(dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal Laporan
No
Jenis Transaksi
(2)
(1)
1. Delivery versus payment
a. Beban Modal 8% (5-15 hari)
b. Beban Modal 50% (16-30 hari)
c. Beban Modal 75% (31-45 hari)
d. Beban Modal 100% (lebih dari 45 hari)
2. Non-delivery versus payment
Nilai Eksposur
Faktor Pengurang
Modal
ATMR Setelah
MRK
Nilai Eksposur
Faktor Pengurang
Modal
ATMR Setelah
MRK
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
TOTAL
385
Lanjutan Lampiran 2
36
No
(1)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
(2)
Fasilitas Kredit Pendukung yang memenuhi persyaratan
Fasilitas Kredit Pendukung yang tidak memenuhi persyaratan
Fasilitas Likuiditas yang memenuhi persyaratan
Fasilitas Likuiditas yang tidak memenuhi persyaratan
Pembelian Efek Beragun Aset yang memenuhi persyaratan
Pembelian Efek Beragun Aset yang tidak memenuhi persyaratan
Faktor Pengurang
Modal
(3)
ATMR
(4)
Eksposur Sekuritisasi yang tidak tercakup dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai prinsipprinsip kehati-hatian dalam aktivitas sekuritisasi aset bagi bank umum.
TOTAL
Jenis Transaksi
Faktor Pengurang
Modal
ATMR
Faktor Pengurang
Modal
ATMR
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Posisi Tanggal
Laporan
386
Lanjutan Lampiran 2
37
Perhitungan ATMR Risiko Kredit Pendekatan Standar - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak
Tabel 6.2.1. Pengungkapan Eksposur Aset di Neraca
(dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
No
(1)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
(2)
Tagihan Kepada Pemerintah
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
Tagihan Kepada Bank
Kredit Beragun Rumah Tinggal
Kredit Beragun Properti Komersial
Kredit Pegawai/Pensiunan
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Tagihan Kepada Korporasi
Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo
Aset Lainnya
Tagihan Bersih
ATMR Sebelum
MRK
ATMR Setelah
MRK
Tagihan Bersih
ATMR Sebelum
MRK
ATMR Setelah
MRK
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
TOTAL
No
(1)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
(2)
Tagihan Kepada Pemerintah
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
Tagihan kepada Bank
Kredit Beragun Rumah Tinggal
Kredit Beragun Properti Komersial
Kredit Pegawai/Pensiunan
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Tagihan Kepada Korporasi
Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo
Tagihan Bersih
ATMR Sebelum
MRK
ATMR Setelah
MRK
Tagihan Bersih
ATMR Sebelum
MRK
ATMR Setelah
MRK
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
TOTAL
387
Lanjutan Lampiran 2
38
Tabel 6.2.3. Pengungkapan Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat Kegagalan Pihak Lawan
(Counterparty Credit Risk)
(dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
Kategori Portofolio
(2)
(1)
1. Tagihan Kepada Pemerintah
2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3. Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4. Tagihan kepada Bank
5. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
6. Tagihan Kepada Korporasi
TOTAL
Tagihan Bersih
ATMR Sebelum
MRK
ATMR Setelah
MRK
Tagihan Bersih
ATMR Sebelum
MRK
ATMR Setelah
MRK
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Tabel 6.2.4. Pengungkapan Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat Kegagalan Setelmen
(settlement risk)
(dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal Laporan
No
Jenis Transaksi
(2)
(1)
1. Delivery versus payment
a. Beban Modal 8% (5-15 hari)
b. Beban Modal 50% (16-30 hari)
c. Beban Modal 75% (31-45 hari)
d. Beban Modal 100% (lebih dari 45 hari)
2. Non-delivery versus payment
Nilai Eksposur
Faktor Pengurang
Modal
ATMR Setelah
MRK
Nilai Eksposur
Faktor Pengurang
Modal
ATMR Setelah
MRK
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
TOTAL
388
Lanjutan Lampiran 2
39
No
(1)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
(2)
Fasilitas Kredit Pendukung yang memenuhi persyaratan
Fasilitas Kredit Pendukung yang tidak memenuhi persyaratan
Fasilitas Likuiditas yang memenuhi persyaratan
Fasilitas Likuiditas yang tidak memenuhi persyaratan
Pembelian Efek Beragun Aset yang memenuhi persyaratan
Pembelian Efek Beragun Aset yang tidak memenuhi persyaratan
Faktor Pengurang
Modal
(3)
ATMR
(4)
Eksposur Sekuritisasi yang tidak tercakup dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai prinsipprinsip kehati-hatian dalam aktivitas sekuritisasi aset bagi bank umum.
TOTAL
Tabel 6.2.6. Pengungkapan Eksposur di Unit Usaha Syariah dan/atau Perusahaan Anak yang Melakukan
Kegiatan Usaha berdasarkan Prinsip Syariah (apabila ada)
Posisi Tanggal Laporan
No
(1)
1. Total Eksposur
Jenis Transaksi
Faktor Pengurang
Modal
ATMR
(2)
(3)
(4)
ATMR
(6)
389
Lanjutan Lampiran 2
40
No.
Jenis Risiko
(1)
(2)
(4)
(5)
(6)
(8)
(9)
(10)
16. Pedoman Pengisian Pengungkapan Risiko Pasar dengan Model Internal (Value at Risk/VaR)
a. Perhitungan risiko pasar mengacu pada ketentuan Bank Indonesia mengenai penggunaan model internal
dalam perhitungan KPMM bank umum dengan memperhitungkan risiko pasar.
b. Rata-rata VaR merupakan perhitungan rata-rata VaR harian selama periode laporan.
c. Maksimum VaR merupakan angka VaR tertinggi selama periode laporan.
d. Minimum VaR merupakan angka VaR terendah selama periode laporan.
e. VaR akhir periode merupakan angka VaR pada akhir periode laporan.
390
Lanjutan Lampiran 2
41
Tabel 7.2.a Pengungkapan Risiko Pasar Dengan Menggunakan Model Internal (Value at Risk/VaR) - Bank
secara Individual
(dalam jutaan rupiah)
No.
(1)
1
2
3
Jenis Risiko
VaR RataRata
(2)
(3)
(5)
VaR Akhir
Periode
(6)
(9)
(10)
(11)
Tabel 7.2.b Pengungkapan Risiko Pasar Dengan Menggunakan Model Internal (Value at Risk/VaR) - Bank
secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak
(dalam jutaan rupiah)
No.
(1)
1
2
3
4
5
Jenis Risiko
VaR RataRata
(2)
(3)
(5)
VaR Akhir
Periode
(6)
(9)
(10)
(11)
391
Lanjutan Lampiran 2
42
No.
(1)
(2)
(4)
ATMR
(5)
(7)
(8)
Tabel 8.1.b. Pengungkapan Kuantitatif Risiko Operasional - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan
Anak
No.
(1)
(2)
(4)
ATMR
(5)
(7)
(8)
392
Lanjutan Lampiran 2
43
Pos-pos
(2)
(1)
I NERACA
A Aset
1. Kas
2. Penempatan pada Bank Indonesia
3. Penempatan pada bank lain
4. Surat Berharga
5. Kredit yang diberikan
6. Tagihan lainnya
7. Lain-lain
Total Aset
Saldo
(3)
< 1 bulan
(4)
(6)
> 12 bulan
(7)
(8)
Saldo
(9)
< 1 bulan
(10)
(12)
> 12 bulan
(13)
(14)
B. Kewajiban
1. Dana Pihak Ketiga
2. Kewajiban pada Bank Indonesia
3. Kewajiban pada bank lain
4. Surat Berharga yang Diterbitkan
5. Pinjaman yang Diterima
6. Kewajiban lainnya
7. Lain-lain
Total Kewajiban
Selisih Aset dengan Kewajiban dalam Neraca
II
REKENING ADMINISTRATIF
A. Tagihan Rekening Administratif
1. Komitmen
2. Kontijensi
Total Tagihan Rekening Administratif
B. Kewajiban Rekening Administratif
1. Komitmen
2. Kontijensi
Total Kewajiban Rekening Administratif
Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam Rekening Administratif
Selisih [(IA-IB)+(IIA-IIB)]
Selisih Kumulatif
393
Lanjutan Lampiran 2
44
Tabel 9.1.b. Pengungkapan Profil Maturitas Rupiah - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak
(dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
Pos-pos
(2)
(1)
I NERACA
A Aset
1. Kas
2. Penempatan pada Bank Indonesia
3. Penempatan pada bank lain
4. Surat Berharga
5. Kredit yang diberikan
6. Tagihan lainnya
7. Lain-lain
Total Aset
Saldo
(3)
< 1 bulan
(4)
(6)
> 12 bulan
(7)
(8)
Saldo
(9)
< 1 bulan
(10)
(12)
> 12 bulan
(13)
(14)
B. Kewajiban
1. Dana Pihak Ketiga
2. Kewajiban pada Bank Indonesia
3. Kewajiban pada bank lain
4. Surat Berharga yang Diterbitkan
5. Pinjaman yang Diterima
6. Kewajiban lainnya
7. Lain-lain
Total Kewajiban
Selisih Aset dengan Kewajiban dalam Neraca
II REKENING ADMINISTRATIF
A. Tagihan Rekening Administratif
1. Komitmen
2. Kontijensi
Total Tagihan Rekening Administratif
B. Kewajiban Rekening Administratif
1. Komitmen
2. Kontijensi
Total Kewajiban Rekening Administratif
Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam Rekening Administratif
Selisih [(IA-IB)+(IIA-IIB)]
Selisih Kumulatif
394
Lanjutan Lampiran 2
45
Pos-pos
(2)
(1)
I NERACA
A Aset
1. Kas
2. Penempatan pada Bank Indonesia
3. Penempatan pada bank lain
4. Surat Berharga
5. Kredit yang diberikan
6. Tagihan lainnya
7. Lain-lain
Total Aset
Saldo
(3)
< 1 bulan
(4)
(6)
> 12 bulan
(7)
(8)
Saldo
(9)
< 1 bulan
(10)
(12)
> 12 bulan
(13)
(14)
B. Kewajiban
1. Dana Pihak Ketiga
2. Kewajiban pada Bank Indonesia
3. Kewajiban pada bank lain
4. Surat Berharga yang Diterbitkan
5. Pinjaman yang Diterima
6. Kewajiban lainnya
7. Lain-lain
Total Kewajiban
Selisih Aset dengan Kewajiban dalam Neraca
II REKENING ADMINISTRATIF
A. Tagihan Rekening Administratif
1. Komitmen
2. Kontijensi
Total Tagihan Rekening Administratif
B. Kewajiban Rekening Administratif
1. Komitmen
2. Kontijensi
Total Kewajiban Rekening Administratif
Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam Rekening Administratif
Selisih [(IA-IB)+(IIA-IIB)]
Selisih Kumulatif
395
Lanjutan Lampiran 2
46
Tabel 9.2.b. Pengungkapan Profil Maturitas Valas - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak
(dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal Laporan
Jatuh Tempo
No.
Pos-pos
(2)
(1)
I NERACA
A Aset
1. Kas
2. Penempatan pada Bank Indonesia
3. Penempatan pada bank lain
4. Surat Berharga
5. Kredit yang diberikan
6. Tagihan lainnya
7. Lain-lain
Total Aset
Saldo
(3)
< 1 bulan
(4)
(6)
> 12 bulan
(7)
(8)
Saldo
(9)
< 1 bulan
(10)
(12)
> 12 bulan
(13)
(14)
B. Kewajiban
1. Dana Pihak Ketiga
2. Kewajiban pada Bank Indonesia
3. Kewajiban pada bank lain
4. Surat Berharga yang Diterbitkan
5. Pinjaman yang Diterima
6. Kewajiban lainnya
7. Lain-lain
Total Kewajiban
Selisih Aset dengan Kewajiban dalam Neraca
II
REKENING ADMINISTRATIF
A. Tagihan Rekening Administratif
1. Komitmen
2. Kontijensi
Total Tagihan Rekening Administratif
B. Kewajiban Rekening Administratif
1. Komitmen
2. Kontijensi
Total Kewajiban Rekening Administratif
Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam Rekening Administratif
Selisih [(IA-IB)+(IIA-IIB)]
Selisih Kumulatif
KEPALA DEPARTEMEN
PENELITIAN DAN PENGATURAN PERBANKAN
MULYA E. SIREGAR
396
Lampiran 3
397
Lanjutan Lampiran 3
398
Lampiran 3a
Lampiran 1a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011
Tanggal :
(dalam jutaan rupiah)
No.
POS - POS
BANK
Posisi Tgl. Laporan
ASET
1. Kas
2. Penempatan pada Bank Indonesia
3. Penempatan pada bank lain
4. Tagihan spot dan derivatif
5. Surat berharga
a. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba/rugi
b. Tersedia untuk dijual
c. Dimiliki hingga jatuh tempo
d. Pinjaman yang diberikan dan piutang
6. Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo )
7. Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo )
8. Tagihan akseptasi
9. Kredit
a. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba/rugi
b. Tersedia untuk dijual
c. Dimiliki hingga jatuh tempo
d. Pinjaman yang diberikan dan piutang
10. Pembiayaan syariah 1)
11. Penyertaan
12. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan -/a. Surat berharga
b. Kredit
c. Lainnya
13. Aset tidak berwujud
Akumulasi amortisasi aset tidak berwujud -/14. Aset tetap dan inventaris
Akumulasi penyusutan aset tetap dan inventaris -/15. Aset non produktif
a. Properti terbengkalai
b. Aset yang diambil alih
c. Rekening tunda
d. Aset antar kantor 2)
i. Melakukan kegiatan operasional di Indonesia
ii. Melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia
16. Cadangan kerugian penurunan nilai aset non keuangan -/17. Sewa pembiayaan 1)
18. Aset pajak tangguhan
19. Aset lainnya
TOTAL ASET
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS
1. Giro
2. Tabungan
3. Simpanan berjangka
4. Dana investasi revenue sharing 1)
5. Pinjaman dari Bank Indonesia
6. Pinjaman dari bank lain
7. Liabilitas spot dan derivatif
8. Utang atas surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo )
9. Utang akseptasi
10. Surat berharga yang diterbitkan
399
Lanjutan Lampiran 3a
Lampiran 1a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011
Tanggal :
(dalam jutaan rupiah)
No.
BANK
Posisi Tgl. Laporan
POS - POS
20.
21.
22.
23.
24.
Keterangan :
1) : Diisi bagi Bank yang memiliki UUS (Unit Usaha Syariah)
Pembiayaan syariah antara lain meliputi Murabahah - net, Salam, Istishna - net, Qardh,
Pembiayaan, Ijarah - net, Transaksi multijasa - net.
2) : Aset antarkantor dan Liabilitas antarkantor disajikan secara netto dalam Neraca.
3) : Disi hanya sampai PSAK yang terkait berlaku
WIMBOH SANTOSO
400
Lampiran 4
401
Lanjutan Lampiran 4
402
Lampiran 2a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011
Lampiran 4a
POS-POS
BANK
Periode Laporan
Pendapatan lainnya
403
Lanjutan Lampiran 4a
Lampiran 2a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011
POS-POS
BANK
Periode Laporan
*) Diisi untuk kerugian yang sudah terjadi maupun pasti akan terjadi loss dalam jumlah tertentu
**) Diisi hanya untuk Kantor Cabang Bank Asing, apabila ada
DIREKTUR PENELITIAN DAN
PENGATURAN PERBANKAN,
WIMBOH SANTOSO
404
Lampiran 5
LAMPIRAN 3
SURAT EDARAN BANK INDONESIA
NOMOR 13/30 /DPNP TANGGAL 16 DESEMBER 2011
PERIHAL
PERUBAHAN KETIGA ATAS SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 3/30/DPNP
TANGGAL 14 DESEMBER 2001 PERIHAL LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI
TRIWULANAN DAN BULANAN BANK UMUM SERTA LAPORAN TERTENTU YANG
DISAMPAIKAN KEPADA BANK INDONESIA
LAPORAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI TRIWULANAN
Bank
:
Tanggal :
No.
POS-POS
BANK
Posisi
Posisi 31 Desember
Tgl. Laporan
Tahun Sebelumnya
TAGIHAN KOMITMEN
1. Fasilitas pinjaman yang belum ditarik
a. Rupiah
b. Valuta asing
2. Posisi pembelian spot dan derivatif yang masih berjalan
3. Lainnya
II KEWAJIBAN KOMITMEN
1. Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik
a. BUMN
i.
Committed
- Rupiah
- Valuta asing
ii. Uncommitted
- Rupiah
- Valuta asing
b.
Lainnya
i.
Committed
ii. Uncommitted
2. Fasilitas kredit kepada bank lain yang belum ditarik
a. Committed
i.
Rupiah
Rupiah
405
Lampiran 5a
Lampiran 3 a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011
LAPORAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI BULANAN
DONE 28 JAN 2010
Bank :
Tanggal :
(dalam jutaan rupiah)
No.
POS-POS
BANK
Posisi Tgl. Laporan
I TAGIHAN KOMITMEN
1. Fasilitas pinjaman yang belum ditarik
a. Rupiah
b. Valuta asing
2. Posisi pembelian spot dan derivatif yang masih berjalan
3. Lainnya
II KEWAJIBAN KOMITMEN
1. Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik
a. BUMN
i. Committed
- Rupiah
- Valuta asing
ii. Uncommitted
- Rupiah
- Valuta asing
b. Lainnya
i. Committed
ii. Uncommitted
2. Fasilitas kredit kepada bank lain yang belum ditarik
a. Committed
i. Rupiah
ii. Valuta asing
b. Uncommitted
i. Rupiah
ii. Valuta asing
3. Irrevocable L/C yang masih berjalan
a. L/C luar negeri
b. L/C dalam negeri
4. Posisi penjualan spot dan derivatif yang masih berjalan
5. Lainnya
406
Lanjutan Lampiran 5a
Lampiran 3 a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011
LAPORAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI BULANAN
DONE 28 JAN 2010
Bank :
Tanggal :
(dalam jutaan rupiah)
No.
POS-POS
BANK
Posisi Tgl. Laporan
WIMBOH SANTOSO
407
Lampiran 6
LAMPIRAN 4
SURAT EDARAN BANK INDONESIA
NOMOR 13/30/DPNP TANGGAL 16 DESEMBER 2011
PERIHAL
PERUBAHAN KETIGA ATAS SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 3/30/DPNP
TANGGAL 14 DESEMBER 2001 PERIHAL LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI
TRIWULANAN DAN BULANAN BANK UMUM SERTA LAPORAN TERTENTU YANG
DISAMPAIKAN KEPADA BANK INDONESIA
LAPORAN TRANSAKSI SPOT DAN DERIVATIF TRIWULANAN
Bank
Tanggal
:
(dalam jutaan rupiah)
BANK
TRANSAKSI
NO.
Nilai Notional
Tujuan
Trading
Hedging
Spot
Forward
Option
a. Jual
b. Beli
Future
Swap
Lainnya
Forward
Option
a. Jual
b. Beli
Future
Swap
Lainnya
C. Lainnya
JUMLAH
DIREKTUR PENELITIAN DAN
PENGATURAN PERBANKAN,
WIMBOH SANTOSO
408
Lampiran 7
LAMPIRAN 5
SURAT EDARAN BANK INDONESIA
NOMOR 13/30 /DPNP TANGGAL 16 DESEMBER 2011
PERIHAL
PERUBAHAN KETIGA ATAS SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 3/30/DPNP TANGGAL 14 DESEMBER 2001
PERIHAL LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI TRIWULANAN DAN BULANAN BANK UMUM SERTA LAPORAN
TERTENTU YANG DISAMPAIKAN KEPADA BANK INDONESIA
Bank
Tanggal
:
(dalam jutaan rupiah)
BANK
No.
POS-POS
L
DPK
Jumlah
Jumlah
I. PIHAK TERKAIT
1. Penempatan pada bank lain
a. Rupiah
b. Valuta asing
2. Tagihan spot dan derivatif
a. Rupiah
b. Valuta asing
3. Surat berharga
a. Rupiah
b. Valuta asing
4. Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli
kembali (Repo )
a. Rupiah
b. Valuta asing
5. Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji
dijual kembali (Reverse Repo )
a. Rupiah
b. Valuta asing
6. Tagihan akseptasi
7. Kredit
a. Debitur Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM)
i. Rupiah
ii. Valuta asing
b. Bukan debitur UMKM
i. Rupiah
ii. Valuta asing
c. Kredit yang direstrukturisasi
i. Rupiah
ii. Valuta asing
d. Kredit properti
8. Penyertaan
9. Penyertaan modal sementara
10. Komitmen dan kontinjens
a. Rupiah
b. Valuta asing
11. Aset yang diambil alih
II PIHAK TIDAK TERKAIT
1. Penempatan pada bank lain
a. Rupiah
b. Valuta asing
2. Tagihan spot dan derivatif
a. Rupiah
b. Valuta asing
3. Surat berharga
a. Rupiah
b. Valuta asing
4. Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli
kembali (Repo )
a. Rupiah
b. Valuta asing
5. Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji
dijual kembali (Reverse Repo )
a. Rupiah
b. Valuta asing
6. Tagihan Akseptasi
4091
Lanjutan Lampiran 7
LAMPIRAN 5
SURAT EDARAN BANK INDONESIA
NOMOR 13/30 /DPNP TANGGAL 16 DESEMBER 2011
PERIHAL
PERUBAHAN KETIGA ATAS SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 3/30/DPNP TANGGAL 14 DESEMBER 2001
PERIHAL LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI TRIWULANAN DAN BULANAN BANK UMUM SERTA LAPORAN
TERTENTU YANG DISAMPAIKAN KEPADA BANK INDONESIA
Bank
Tanggal
:
(dalam jutaan rupiah)
BANK
No.
POS-POS
L
DPK
Jumlah
Jumlah
7. Kredit
a. Debitur Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM)
i. Rupiah
ii. Valuta asing
b. Bukan debitur UMKM
i. Rupiah
ii. Valuta asing
c. Kredit yang direstrukturisasi
i. Rupiah
ii. Valuta asing
d. Kredit properti
8. Penyertaan
9. Penyertaan modal sementara
10. Transaksi rekening administratif
a. Rupiah
b. Valuta asing
11. Aset yang diambil alih
III INFORMASI LAIN
1. Total aset bank yang dijaminkan :
a. Pada Bank Indonesia
b. Pada pihak lain
2. Total CKPN aset keuangan atas aset produktif
3. Total PPA yang wajib dibentuk atas aset produktif
4. Persentase kredit kepada UMKM terhadap total
kredit
5. Persentase kredit kepada Usaha Mikro Kecil
(UMK) terhadap total kredit
6. Persentase jumlah debitur UMKM terhadap total
debitur
7. Persentase jumlah debitur Usaha Mikro Kecil
(UMK) terhadap total debitur
8. Lainnya
a. Penerusan kredit
b. Penyaluran dana Mudharabah Muqayyadah
c. Aset produktif yang dihapus buku
d. Aset produktif dihapusbuku yang
dipulihkan/berhasil ditagih
e. Aset produktif yang dihapus tagih
No.
POS-POS
4102
Lampiran 7a
Lampiran 5a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011
Bank
Tanggal
:
(dalam jutaan rupiah)
Bank
No.
POS-POS
L
DPK
Jumlah
411
Lampiran 5a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011
Lanjutan Lampiran 7a
Bank
Tanggal
No.
POS-POS
1.
2.
3.
Surat berharga
4.
5.
6.
Tagihan akseptasi
7.
Kredit
8.
Penyertaan
9.
10.
WIMBOH SANTOSO
412
Lampiran 8.1
413
414
Lampiran 8.a.1
415
Lampiran 8.2
416
Lampiran 8.a.2
Lampiran 6.a.2 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 1 Desember 2011
LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BULANAN BANK ASING
Bank
Tanggal :
(dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal
Laporan
Komponen Modal
I. KOMPONEN MODAL
1. Dana Usaha
1.1 Dana usaha
1.2 Modal disetor
2. Cadangan
2.1 Cadangan umum
2.2 Cadangan tujuan
3. Laba (rugi) tahun-tahun lalu yang dapat diperhitungkan (100%)
4. Laba (rugi) tahun berjalan yang dapat diperhitungkan (50%)
5. Dana setoran modal
6. Pendapatan komprehensif lainnya : kerugian berasal dari penurunan penyertaan dalam kelompok
tersedia utk dijual (100%)
7. Pendapatan komprehensif lainnya : keuntungan berasal dari peningkatan penyertaan dalam kelompok
tersedia utk dijual (45%)
8. Revaluasi aset tetap (45%)
9. Selisih kurang antara PPA dan cadangan kerugian penurunan nilai atas aset produktif
10. Penyisihan Penghapusan Aset (PPA) atas aset non produktif yang wajib dihitung
11. Selisih kurang jumlah penyesuaian nilai wajar dari instrumen keuangan dalam trading book
12. Cadangan umum aset produktif (maks. 1,25% dari ATMR)
13. Faktor pengurang modal
Eksposur sekuritisasi
II. MODAL BANK ASING ( Jumlah 1 s.d 12 - 13 )
III.
IV.
V.
VI.
*) Setelah dikurangi ATMR untuk Risiko Kredit atas seluruh surat berharga dalam Trading Book yang telah diperhitungkan Risiko Pasar
(Risiko Spesifik) untuk posisi Desember 2011
DIREKTUR PENELITIAN DAN
PENGATURAN PERBANKAN,
WIMBOH SANTOSO
417
Lampiran 9
LAMPIRAN 7
SURAT EDARAN BANK INDONESIA
NOMOR 13/30/DPNP TANGGAL 16 DESEMBER 2011
PERIHAL
PERUBAHAN KETIGA ATAS SURAT EDARAN BANK INDONESIA
NOMOR 3/30/DPNP TANGGAL 14 DESEMBER 2001 PERIHAL
LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI TRIWULANAN DAN BULANAN
BANK UMUM SERTA LAPORAN TERTENTU YANG DISAMPAIKAN
KEPADA BANK INDONESIA
Rasio
Posisi Tanggal
Laporan
(dalam %)
Posisi Tanggal
Laporan Tahun
Sebelumnya
Rasio Kinerja
1.
Kewajiban
Penyediaan
Modal
Minimum (KPMM)
2. Aset produktif bermasalah dan aset
non produktif bermasalah terhadap
total aset produktif dan aset non
produktif
3. Aset produktif bermasalah terhadap
total aset produktif
4. Cadangan Kerugian Penurunan
Nilai (CKPN) aset keuangan
terhadap aset produktif
5. NPL gross
6. NPL net
7. Return on Asset (ROA)
8. Return on Equity (ROE)
9. Net Interest Margin (NIM)
10. Biaya
Operasional
terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO)
11. Loan to Deposit Ratio (LDR)
418
Lanjutan Lampiran 9
LAMPIRAN 7
SURAT EDARAN BANK INDONESIA
NOMOR 13/30/DPNP TANGGAL 16 DESEMBER 2011
PERIHAL
PERUBAHAN KETIGA ATAS SURAT EDARAN BANK INDONESIA
NOMOR 3/30/DPNP TANGGAL 14 DESEMBER 2001 PERIHAL
LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI TRIWULANAN DAN BULANAN
BANK UMUM SERTA LAPORAN TERTENTU YANG DISAMPAIKAN
KEPADA BANK INDONESIA
Rasio
Posisi Tanggal
Laporan
(dalam %)
Posisi Tanggal
Laporan Tahun
Sebelumnya
Kepatuhan (Compliance)
1.
2.
3.
WIMBOH SANTOSO
2
419
Lampiran 10
420
Lanjutan Lampiran 10
LAMPIRAN 8
SURAT EDARAN BANK INDONESIA
NOMOR 13/30/DPNP TANGGAL 16 DESEMBER 2011
PERIHAL
PERUBAHAN KETIGA ATAS SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 3/30/DPNP TANGGAL 14 DESEMBER
2001 PERIHAL LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI TRIWULANAN DAN BULANAN BANK UMUM SERTA
LAPORAN TERTENTU YANG DISAMPAIKAN KEPADA BANK INDONESIA
PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN POSISI KEUANGAN/NERACA TRIWULANAN
POS NERACA
LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI
No.
POS NERACA
LAPORAN BULANAN BANK UMUM (LBU)
Sandi LBU
Ekuitas
17.
18.
19.
Modal disetor
a. Modal dasar
a. Modal dasar
422
423
a. Agio
a. Agio
431
b. Disagio -/-
b. Disagio -/-
432
c. Modal sumbangan
c. Modal sumbangan
433
455
e. Lainnya
e. Lainnya
i. Faktor penambah
453
454
i. Faktor penambah
436
437
b. keuntungan (kerugian) dari perubahan nilai aset keuangan dalam diisi oleh Bank (sebagian dari 440 atau 445)
h. lainnya
h. Lainnya
21.
22.
Ekuitas lainnya
Cadangan
23. Cadangan
24.
20.
23.
421
456
Diisi Bank
457
sebagian dari 410 ***)
a. Cadangan umum
a. Cadangan umum
451
b. Cadangan tujuan
b. Cadangan tujuan
452
Laba/rugi
24. Laba/rugi
a. Tahun-tahun lalu
a. Tahun-tahun lalu
b. Tahun berjalan
i. Laba
461
462
b. Tahun berjalan
i. Laba
465
466
25.
TOTAL EKUITAS
490
Keterangan :
1) : Diisi bagi Bank yang memiliki UUS (Unit Usaha Syariah)
Pembiayaan syariah antara lain meliputi Murabahah - net, Salam, Istishna - net, Qardh, Pembiayaan, Ijarah - net, Transaksi multijasa - net.
2) : Aset antarkantor dan Liabilitas antarkantor disajikan secara netto dalam Neraca.
3) : Diisi pada kolom Bank bagi Bank yang memiliki Unit Usaha Syariah (UUS) dan/atau pada kolom konsolidasi dalam hal
terdapat perusahaan anak yang melakukan kegiatan sewa guna usaha
4) : Disi hanya sampai PSAK yang terkait berlaku
5) : Diisi hanya pada kolom Bank
6) : Diisi hanya pada kolom konsolidasi
*)
diisi untuk komponen modal pinjaman yang tidak dapat dimasukkan sebagai pos ekuitas, termasuk bagian dari surat berharga subordinasi yang diterbitkan Bank
(surat berharga subordinasi dengan fitur opsi konversi), yang tidak memenuhi kriteria ekuitas sebagaimana diatur dalam PSAK yang berlaku.
**)
diisi untuk komponen modal pinjaman yang dapat diperhitungkan sebagai modal, antara lain pinjaman subordinasi.
***) diisi untuk komponen modal pinjaman yang dapat dimasukkan sebagai pos ekuitas, termasuk bagian dari surat berharga subordinasi yang diterbitkan Bank
(surat berharga subordinasi dengan fitur opsi konversi), yang memenuhi kriteria ekuitas sebagaimana diatur dalam PSAK yang berlaku, dan saham preferen.
2
421
Lampiran 10a
Lampiran 8a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011
POS NERACA
LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI
No.
ASET
1.
Kas
POS NERACA
LAPORAN BULANAN BANK UMUM (LBU)
ASET
1. Kas
Sandi LBU
100
2.
120
3.
130
4.
135
5.
Surat berharga
5. Surat berharga
138
139
143
144
145
( )
6. Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembalirepo
7. Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual
kembali (reverse repo )
160
Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali
(reverse repo )
8.
Tagihan akseptasi
8. Tagihan akseptasi
166
9.
Kredit
6.
7.
168
169
173
175
10.
Pembiayaan syariah 1)
11.
Penyertaan
11. Penyertaan
12.
200
201
202
c. Lainnya
206
15.
a. Surat berharga
172
b. Kredit
c. Lainnya
13.
164
212
213
214
215
a. Properti terbengkalai
a. Properti terbengkalai
217
218
c. Rekening tunda
c. Rekening tunda
219
223
224
16.
17.
Sewa pembiayaan 1)
18.
19.
Aset Lainnya
230
TOTAL ASET
290
TOTAL ASET
1.
Giro
1. Giro
300
2.
Tabungan
2. Tabungan
320
3.
Simpanan berjangka
3. Simpanan berjangka
4.
330
(LBU Gabungan UUS)
a. Giro
320
b. Tabungan
321
c. Simpanan berjangka
322
d. Lainnya
329
5.
6.
340
350
7.
8.
351
Utang atas surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali
(repo )
9.
Utang akseptasi
9. Kewajiban akseptasi
10.
355
11.
360
352
353
1
422
Lampiran 8a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011
POS NERACA
LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI
No.
POS NERACA
LAPORAN BULANAN BANK UMUM (LBU)
12.
Setoran jaminan
13.
370
14.
15.
Liabilitas lainnya
16.
17.
Modal disetor
Sandi LBU
393
394
396
Diisi bank (sandi 400, tidak termasuk PPA TRA)
401 (LBU Gabungan UUS)
Ekuitas
18.
19.
a. Modal dasar
a. Modal dasar
422
423
421
a. Agio
a. Agio
431
b. Disagio -/-
b. Disagio -/-
432
c. Modal sumbangan
c. Modal sumbangan
433
455
e. Lainnya
e. Lainnya
i. Faktor penambah
453
454
436
437
c Lainnya
456
440 atau 445
20.
21.
457
22.
Modal pinjaman
410
Cadangan
23. Cadangan
23.
24.
Diisi Bank
a. Cadangan umum
a. Cadangan umum
451
b. Cadangan tujuan
b. Cadangan tujuan
452
Laba/rugi
a. Tahun-tahun lalu
b. Tahun berjalan
24. Laba/rugi
a. Tahun-tahun lalu
i. Laba
461
462
b. Tahun berjalan
i. Laba
465
466
490
Keterangan :
1) : Diisi bagi Bank yang memiliki UUS (Unit Usaha Syariah)
Pembiayaan syariah antara lain meliputi Murabahah - net, Salam, Istishna - net, Qardh, Pembiayaan, Ijarah - net, Transaksi multijasa - net.
2) : Aset antarkantor dan Liabilitas antarkantor disajikan secara netto dalam Neraca.
3) : Disi hanya sampai PSAK yang terkait berlaku
WIMBOH SANTOSO
2
423
Lampiran 11
424
Lanjutan Lampiran 11
425
Lanjutan Lampiran 11
426
Lanjutan Lampiran 11
427
Lanjutan Lampiran 11
LAMPIRAN 9
SURAT EDARAN BANK INDONESIA
NOMOR 13/30/DPNP TANGGAL 16 DESEMBER 2011
PERIHAL
PERUBAHAN KETIGA ATAS SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 3/30/DPNP
TANGGAL 14 DESEMBER 2001 PERIHAL LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI TRIWULANAN
DAN BULANAN BANK UMUM SERTA LAPORAN TERTENTU YANG DISAMPAIKAN KEPADA
BANK INDONESIA
No.
POS-POS LKP
LBU 2008
Sandi
LBU
Pajak penghasilan
a. Taksiran pajak tahun berjalan -/b. Pendapatan (beban) pajak tangguhan
4935
4940 atau 4945
h. lainnya
DIVIDEN
LABA BERSIH PER SAHAM
*)
Diisi untuk kerugian yang kemungkinan besar akan terjadi loss dalam jumlah tertentu
5
428
Lampiran 11a
429
430
431
No.
POS-POS LKP
LBU 2008
i.
Forward
2965
ii.
Futures
2970
iii. Swap
2975
iv. Option
2980
v.
Spot
2985
vi. Lainnya
3000
i. Surat berharga 1)
i.
Surat berharga
3190
ii. Kredit 1)
ii.
Kredit
3220
iii.Pembiayaan syariah 2)
f. i.
ii.
3180
3200
4) Tagihan akseptasi
3210
5) Penyertaan
3230
6) Lainnya
3300
1) Kecurangan internal
3560
2) Kejahatan eksternal
3561
3562
3563
3564
3565
3570
Komisi/provisi kredit
ii.
j.
3020
3030
3040
iv. lainnya
3100
i.
3) Properti terbengkalai
5) Rekening tunda
6) Antar kantor
7) Lainnya
3640
ii.
3650
iii. Lainnya
k. Beban promosi
k. Beban promosi
l.
l.
Beban lainnya
3010
ii.
j.
3320 *)
i.
3170
2) Tagihan derivatif
i.
Sandi
LBU
i.
3690
3850
Premi asuransi
1) kredit
3110
5
432
No.
POS-POS LKP
Sandi
LBU
LBU 2008
ii.
3120
3) kerugian operasional
3130
4) lainnya
3160
3340
2) aktiva ijarah
3350
3360
5) lainnya
3400
3410
3700
v.
3750
vi. Sewa
3800
3900
3950
4000
x.
2) Lainnya
4010
Lainnya
4050
1800 - 2500
2.
3.
4220 - 4310
4240 - 4330
Pendapatan (beban) non operasional
a. Sewa
4210
4250
4300 - 4400
Pajak penghasilan
a. Taksiran pajak tahun berjalan -/-
4935
*)
Diisi untuk kerugian yang kemungkinan besar akan terjadi loss dalam jumlah tertentu
WIMBOH SANTOSO
5
433
Lampiran 12
LAMPIRAN 10
SURAT EDARAN BANK INDONESIA
NOMOR 13/30/DPNP TANGGAL 16 DESEMBER 2011
PERIHAL
PERUBAHAN KETIGA ATAS SURAT EDARAN BANK INDONESIA
NOMOR 3/30/DPNP TANGGAL 14 DESEMBER 2001 PERIHAL
LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI TRIWULANAN DAN BULANAN
BANK UMUM SERTA LAPORAN TERTENTU YANG DISAMPAIKAN
KEPADA BANK INDONESIA
No.
I
Sandi
TAGIHAN KOMITMEN
TAGIHAN KOMITMEN
1.
495
2.
521
3. Lainnya
3.
II KEWAJIBAN KOMITMEN
1. Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik
525
b.
529
KEWAJIBAN KOMITMEN
1.
a. BUMN
i.
Lainnya
a.
Committed
ii. Uncommitted
b.
Lainnya
i.
b.
Committed
ii. Uncommitted
2. Fasilitas kredit kepada bank lain yang belum ditarik
2.
BUMN
i.
Committed
533
ii.
Uncommitted
535
Lainnya
i.
Committed
536
ii.
Uncommitted
538
a. Committed
a.
Committed
542
b. Uncommitted
b.
Uncommitted
544
3.
561
b.
562
4.
570
5. Lainnya
5.
Lainnya
589
TAGIHAN KONTINJENSI
1.
2.
591
a.
592
b. Bunga lainnya
b.
Bunga lainnya
597
3. Lainnya
IV. KEWAJIBAN KONTINJENSI
3.
Lainnya
598
KEWAJIBAN KONTINJENSI
1.
599
2. Lainnya
2.
Lainnya
609
WIMBOH SANTOSO
434
Lampiran 13
435
Lanjutan Lampiran 13
436
Lampiran 14
LAMPIRAN 12
SURAT EDARAN BANK INDONESIA
NOMOR 13/30/DPNP TANGGAL 16 DESEMBER 2011
PERIHAL
PERUBAHAN KETIGA ATAS SURAT EDARAN BANK
INDONESIA NOMOR 3/30/DPNP TANGGAL 14
DESEMBER 2001 PERIHAL LAPORAN KEUANGAN
PUBLIKASI TRIWULANAN DAN BULANAN BANK
UMUM
SERTA
LAPORAN
TERTENTU
YANG
DISAMPAIKAN KEPADA BANK INDONESIA
mengacu pada
peraturan
perundang-undangan yang berlaku, yaitu saat ini diatur dalam UndangUndang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah. Dalam pos ini dilaporkan seluruh jenis kredit yang
diberikan kepada debitur UMKM, termasuk kredit properti dan/atau kredit
yang berada dalam status restrukturisasi.
437
Lanjutan Lampiran 14
LAMPIRAN 12
SURAT EDARAN BANK INDONESIA
NOMOR 13/30/DPNP TANGGAL 16 DESEMBER 2011
PERIHAL
PERUBAHAN KETIGA ATAS SURAT EDARAN BANK
INDONESIA NOMOR 3/30/DPNP TANGGAL 14
DESEMBER 2001 PERIHAL LAPORAN KEUANGAN
PUBLIKASI TRIWULANAN DAN BULANAN BANK
UMUM
SERTA
LAPORAN
TERTENTU
YANG
DISAMPAIKAN KEPADA BANK INDONESIA
438
Lanjutan Lampiran 14
LAMPIRAN 12
SURAT EDARAN BANK INDONESIA
NOMOR 13/30/DPNP TANGGAL 16 DESEMBER 2011
PERIHAL
PERUBAHAN KETIGA ATAS SURAT EDARAN BANK
INDONESIA NOMOR 3/30/DPNP TANGGAL 14
DESEMBER 2001 PERIHAL LAPORAN KEUANGAN
PUBLIKASI TRIWULANAN DAN BULANAN BANK
UMUM
SERTA
LAPORAN
TERTENTU
YANG
DISAMPAIKAN KEPADA BANK INDONESIA
WIMBOH SANTOSO
439
Lampiran 15.1
440
441
442
Lampiran 15.2
Lampiran 13.2 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011
+/-
Form
Kolom
Sandi
Sub Sandi
Jumlah
Keterangan
1. Dana Usaha
1.1
Dana usaha
3.3
3.4
3.5
3.6
4. Rugi tahun-tahun lalu yang dapat diperhitungkan [4.1 - (4.2 + 4.3 + 4.4 + 4.5 +
4.6)]
4.1
Rugi tahun-tahun lalu
4.2
Perhitungan aset pajak tangguhan
4.3
4.4
4.5
4.6
+/+
+/+
+/+
+/+
+/+
+/+
+/+
+/+
+/+
35
35
35
35
35
35
35
35
35
II
II
II
II
II
II
II
II
II
010
015
020
025
030
050
060
088+089+090+095
099
000
000
000
000
000
000
000
000
000
-/-/-/-/-/-/-/-/-/-/+/+
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
38
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
III
010
015
025
030
035
050
060
065
088+089+090+095
099
1+3+4+6+7+9
+/+
+/+
01
01
451
452
01
01
461
(228-4940) - (3964945)
+/+
Laba
rugi
-/01
01
Laba
rugi
462
(228-4940) - (3964945)
443
Lampiran 13.2 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011
5.3
5.4
5.5
+/-
Form
Kolom
Sandi
+/+
Laba
rugi
Laba
rugi
Sub Sandi
Jumlah
Keterangan
Dikurangi transfer ke KP (Form Laba rugi sandi
4850)
4950
4940-4945
Laba
rugi
6.
Rugi tahun berjalan yang dapat diperhitungkan (-/-)[6.1 - (6.2 + 6.3 + 6.4 + 6.5)]
6.1
Rugi tahun berjalan
6.2
Perhitungan pajak tangguhan
6.3
6.4
6.5
-/02
Laba
rugi
5000
4940-4945
Laba
rugi
45%
45%
10. Selisih kurang antara PPA dan cadangan kerugian penurunan nilai atas aset
produktif
11.
Penyisihan Penghapusan Aset (PPA) atas aset non produktif yang wajib dihitung
12. Selisih kurang jumlah penyesuaian nilai wajar dari instrumen keuangan dalam
trading book
13. Cadangan umum aset produktif (maks. 1,25% dari ATMR)
12.1 Cadangan umum PPA
12.2 Cadangan umum PPA Transaksi Rekening Administratif
14. Faktor Pengurang Modal
Eksposur Sekuritisasi
13.1 Penyediaan fasilitas Kredit Pendukung
a. Sebagai penanggung risiko utama (first loss )
b. Fasilitas Kredit Pendukung yang tidak memenuhi persyaratan
13.2 Penyediaan Fasilitas Likuiditas yang tidak memenuhi syarat
13.3 Penempatan dalam Efek Beragun Aset (EBA)
a. Junior tranche
b. Pembelian kembali EBA melebihi batasan 10% dari Nilai Aset
Keuangan yang dialihkan
13.4 Penyediaan fasilitas yang melebihi 20% dari Nilai Aset Keuangan yang
dialihkan
15. MODAL BANK ASING ( Jumlah 1 s.d 12 - 13 )
+/+
01
455
+/+
-/-
40
40
07
54
+/+
+/+
01
456
Diisi oleh Bank. Nilai ini diambil dari angka 3.3,
angka 3.4, angka 4.3, angka 4.4, angka 5.3, dan
atau angka 6.3
-/-/-/+/+
+/+
-/-/-/-/-/-/-
WIMBOH SANTOSO
444
Lampiran 16
LAMPIRAN 14
SURAT EDARAN BANK INDONESIA
NOMOR 13/30/DPNP TANGGAL 16 DESEMBER 2011
PERIHAL
PERUBAHAN KETIGA ATAS SURAT EDARAN BANK INDONESIA
NOMOR 3/30/DPNP TANGGAL 14 DESEMBER 2001 PERIHAL
LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI TRIWULAN DAN BULANAN BANK
UMUM SERTA LAPORAN TERTENTU YANG DISAMPAIKAN KEPADA
BANK INDONESIA
2.
Aset produktif
bermasalah dan aset
non produktif
bermasalah terhadap
total aset produktif
dan aset non
produktif
FORMULA
KETERANGAN
Modal
Aset Tertimbang
Menurut Risiko untuk
Risiko Kredit, Risiko
Operasional, dan Risiko
Pasar
Aset produktif
bermasalah + Aset non
produktif bermasalah
Total aset produktif +
total aset non produktif
445
Lanjutan Lampiran 16
NO.
3.
RASIO
FORMULA
KETERANGAN
(sebelum dikurangi
Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai/CKPN).
Total aset produktif dan
total aset non produktif
dihitung berdasarkan nilai
tercatat dalam neraca,
secara gross (sebelum
dikurangi Cadangan
Kerugian Penurunan
Nilai/CKPN).
Angka dihitung per posisi
(tidak disetahunkan).
Aset produktif
bermasalah terhadap
total aset produktif
Aset produktif
bermasalah (diluar
transaksi rekening
administratif)
4.
Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai
(CKPN) aset
keuangan terhadap
aset produktif
446
Lanjutan Lampiran 16
NO.
5.
RASIO
NPL gross
FORMULA
KETERANGAN
(PSAK) mengenai
Instrumen Keuangan dan
Pedoman Akuntansi
Perbankan Indonesia
(PAPI), yang mencakup
CKPN individual dan
CKPN kolektif.
Cakupan komponen aset
produktif sesuai ketentuan
Bank Indonesia mengenai
penilaian kualitas aset bank
umum.
Total aset produktif
dihitung berdasarkan nilai
tercatat dalam neraca
sebelum dikurangi CKPN.
Angka dihitung per posisi
(tidak disetahunkan).
Kredit bermasalah
Total kredit
6.
NPL net
447
Lanjutan Lampiran 16
NO.
RASIO
FORMULA
KETERANGAN
aset bank umum.
Kredit bermasalah adalah
kredit dengan kualitas
kurang lancar, diragukan,
dan macet.
Kredit bermasalah dihitung
berdasarkan nilai tercatat
dalam neraca.
CKPN kredit adalah
cadangan yang wajib
dibentuk Bank sesuai
ketentuan dalam PSAK
mengenai Instrumen
Keuangan dan PAPI, yang
mencakup CKPN kredit
secara individual dan
kolektif.
Total kredit dihitung
berdasarkan nilai tercatat
dalam neraca, secara gross
(sebelum dikurangi CKPN).
Angka dihitung per posisi
(tidak disetahunkan).
7.
ROA
(Return On Assets)
8.
ROE
( Return On Equity)
448
Lanjutan Lampiran 16
NO.
9.
RASIO
NIM
(Net Interest
Margin)
FORMULA
KETERANGAN
tahun berjalan setelah
pajak.
Penghitungan laba setelah
pajak disetahunkan.
Contoh:
Untuk posisi Juni:
(akumulasi laba per posisi
Juni dibagi 6) x 12
Rata-rata ekuitas: rata-rata
modal inti (tier 1)
Contoh:
Untuk posisi Juni:
(penjumlahan modal inti
Januari sampai dengan
Juni) dibagi 6
Perhitungan modal inti
dilakukan berdasarkan
ketentuan Bank Indonesia
mengenai kewajiban
penyediaan modal
minimum.
10.
11.
BOPO
(Beban operasional
terhadap pendapatan
operasional)
LDR
(Kredit terhadap
dana pihak ketiga)
449
Lanjutan Lampiran 16
NO.
RASIO
Kepatuhan (Compliance)
1.
a. Persentase
Pelanggaran
BMPK
a.1. Pihak Terkait
a.2. Pihak Tidak
Terkait
b. Persentase
Pelampauan
BMPK
b.1. Pihak Terkait
b.2. Pihak Tidak
Terkait
FORMULA
KETERANGAN
aset bank umum.
Dana pihak ketiga
mencakup giro, tabungan,
dan deposito (tidak
termasuk antar bank).
2.
Giro Wajib
Minimum (GWM)
a. GWM RupiahPrimer
b. GWM valuta asing
3.
WIMBOH SANTOSO
6
450
Lampiran 17
Lampiran 1 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/56/DPbS tanggal 9 Desember 2005
Lampiran 1
NERACA
Bank
Tanggal
:
:
(dalam juta rupiah)
BANK
POS - POS
NO.
Posisi Tgl
Laporan
KONSOLIDASI
Posisi Tgl
Laporan
AKTIVA
1.
Kas
2.
Penempatan Pada BI
a.
Giro Wadiah
b. SWBI
3.
Rupiah
Rupiah
i. Dimiliki hingga jatuh tempo
ii.Lainnya
PPAP -/-
b. Valuta asing
i. Dimiliki hingga jatuh tempo
ii. Lainnya
PPAP -/5.
Piutang Murabaha
a.Rupiah
a.1. Terkait dengan bank
1. Piutang Murabahah
2. Pendapatan Margin Murabahah yang ditangguhkan -/a.2. Tidak terkait dengan bank
1. Piutang Murabahah
2. Pendapatan Margin Murabahah yang ditangguhkan -/PPAP -/b. Valuta asing
b.1. Terkait dengan bank
1.Piutang Murabahah
2.Pendapatan Margin Murabahah yang ditangguhkan -/b.2. Tidak terkait dengan bank
1.Piutang Murabahah
2.Pendapatan Margin Murabahah yang ditangguhkan -/PPAP -/-
6.
Piutang Salam
7.
Piutang Istishna
Piutang Qardh
9.
Pembiayaan
PPAP -/-
a. Rupiah
a.1.Terkait dengan bank
a.2. Tidak terkait dengan bank
PPAP -/-
b. Valuta asing
b.1. Terkait dengan bank
b.2. Tidak terkait dengan bank
PPAP -/10. Persediaan
11. Ijarah
a. Aktiva Ijarah
b. Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aktiva Ijarah -/PPAP -/12. Tagihan Lainnya
PPAP -/13. Penyertaan
PPAP -/14. Aktiva Istishna' dalam penyelesaian
15. Termin Istishna -/16. Pendapatan yang akan diterima
17. Biaya dibayar dimuka
18. Uang muka pajak
19. Aktiva pajak tangguhan
20. Aktiva Tetap dan Inventaris
Akumulasi Penyusutan Aktiva tetap dan Inventaris -/21. Agunan yang diambil alih
22. Aktiva lain-lain
TOTAL AKTIVA
451
/DPbS
tanggal
Desember 2005
Lanjutan Lampiran 17
Lampiran 1
NERACA
Bank
:
Tanggal
:
(dalam juta rupiah)
BANK
POS - POS
NO.
Posisi Tgl
Laporan
KONSOLIDASI
Posisi Tgl
Laporan
PASIVA
1.
Giro Wadiah
b. Tabungan Wadiah
2
3
FPJPS
b. Lainnya
4
Rupiah
i. Terkait dengan bank
ii.Tidak terkait dengan bank
b. Valuta asing
i. Terkait dengan bank
ii.Tidak terkait dengan bank
7
10
11
Kewajiban Lainnya
12
Pinjaman Subordinasi
a.
Rupiah
i. Terkait dengan bank
ii.Tidak terkait dengan bank
b. Valuta asing
i. Terkait dengan bank
ii.Tidak terkait dengan bank
13
Rupa-Rupa Pasiva
14
Modal Pinjaman
15
Hak minoritas
Tabungan Mudharabah
b. Deposito Mudharabah
b.1. Rupiah
b.2. Valas
17
Ekuitas
a. Modal disetor
b. Agio(disagio)
c. Modal Sumbangan
d. Dana setoran modal
e. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan
f. Selisih penilaian kembali aktiva tetap
g. Saldo laba(rugi)
TOTAL PASIVA
PENGURUS BANK
PEMILIK BANK
DEWAN KOMISARIS
Presiden Komisaris
Komisaris
Komisaris
dst
DIREKSI
Direktur
Direktur
Direktur
dst.
Nama
%
Nama
%
Nama
%
Nama
%
Publik
%
DEWAN PENGAWAS SYARIAH
Ketua
Anggota
Anggota
Jakarta,
Direksi Bank
(.)
452
Lampiran 1a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/ 56 /DPbS tanggal 9 Desember 2005
Lampiran 1a
Lampiran 17a
:
:
(dalam jutaan rupiah)
BANK
POS - POS
NO.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
AKTIVA
Kas
Penempatan Pada BI
a. Giro Wadiah
b. SWBI
Penempatan Pada Bank Lain
a. Rupiah
PPAP -/b. Valuta asing
PPAP -/Surat Berharga Yang Dimiliki
a. Rupiah
i. Dimiliki hingga jatuh tempo
ii.Lainnya
PPAP
-/b. Valuta asing
i. Dimiliki hingga jatuh tempo
ii.Lainnya
PPAP
-/Piutang Murabaha
a.Rupiah
a.1. Terkait dengan bank
1. Piutang Murabahah
2. Pendapatan Margin Murabahah yang ditangguhkan -/a.2. Tidak terkait dengan bank
1. Piutang Murabahah
2. Pendapatan Margin Murabahah yang ditangguhkan -/PPAP -/b. Valuta asing
b.1. Terkait dengan bank
1.Piutang Murabahah
2.Pendapatan Margin Murabahah yang ditangguhkan -/b.2. Tidak terkait dengan bank
1.Piutang Murabahah
2.Pendapatan Margin Murabahah yang ditangguhkan -/PPAP -/Piutang Salam
PPAP -/Piutang Istishna
Pendapatan Margin Istishna yang ditangguhkan -/PPAP -/Piutang Qardh
PPAP -/Pembiayaan
a. Rupiah
a.1.Terkait dengan bank
a.2. Tidak terkait dengan bank
PPAP -/-
b. Valuta asing
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
453
/DPbS tanggal
Desember 2005
Lampiran 1a
NO.
1.
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
PASIVA
Dana Simpanan Wadiah
a. Giro Wadiah
b. Tabungan Wadiah
Kewajiban segera lainnya
Kewajiban kepada Bank Indonesia
a. FPJPS
b. Lainnya
Kewajiban Kepada Bank Lain
Surat Berharga Yang Diterbitkan
Pembiayaan/Pinjaman Yang Diterima
a. Rupiah
i. Terkait dengan bank
ii.Tidak terkait dengan bank
b. Valuta asing
i. Terkait dengan bank
ii.Tidak terkait dengan bank
Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi
Beban yang masih harus dibayar
Taksiran pajak penghasilan
Kewajiban pajak tangguhan
Kewajiban Lainnya
Pinjaman Subordinasi
a. Rupiah
i. Terkait dengan bank
ii.Tidak terkait dengan bank
b. Valuta asing
i. Terkait dengan bank
ii.Tidak terkait dengan bank
Rupa-rupa pasiva
Modal Pinjaman
Hak minoritas
Dana Investasi Tidak Terikat (Mudharabah Muthlaqah)
a. Tabungan Mudharabah
b. Deposito Mudharabah
b.1. Rupiah
b.2. Valas
Ekuitas
a. Modal disetor
b. Agio (disagio)
c. Modal sumbangan
d. Dana setoran modal
e. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan
f. Selisih penilaian kembali aktiva tetap
g. Saldo laba (rugi)
TOTAL PASIVA
454
Lampiran 18
Lampiran 2 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/56/DPbS tanggal 9Desember 2005
Lampiran 2
BANK
No
Posisi Tgl.Laporan
I.
II.
IV.
V.
VI.
VII.
Posisi Th.Sebelumnya
Posisi Tgl.Laporan
Posisi Th.Sebelumnya
III.
VIII.
IX.
X.
XI.
XII.
XIII.
XIV.
XV.
XVI.
XVII.
XVIII.
XIX.
KONSOLIDASI
POS - POS
1)
2)
3)
4)
Daftar rincian ini diisi secara akumulatif sejak awal tahun buku bank pelapor sampai dengan tanggal akhir bulan laporan
Sub pos "Lainnya" pada Pendapatan Non Operasional harus dirinci pada Form-42 (Rincian Pendapatan Non-Operasional Lainnya) apabila jumlahnya melebihi 25 % dari total Pendapatan Non Operasional
Sub pos "Lainnya" pada Beban Non Operasional harus dirinci pada Form-43 (Rincian Beban Non-Operasional Lainnya) apabila jumlahnya melebihi 25 % dari total Beban Non Operasional
Jumlah ini harus sama dengan pos 17.b (Laba/Rugi Tahun Berjalan) - Pasiva, Neraca
*)
455
Lampiran 18a
Lampiran 2a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/ 56 /DPbS tanggal 9 Desember 2005
Lampiran 2a
NO
Bank
:
Periode :
POS - POS
BANK
Posisi Tgl.Laporan
I.
II.
III.
IV.
V.
VI.
VII.
VIII.
IX.
X.
XI.
XII.
XIII.
1)
2)
3)
4)
Daftar rincian ini diisi secara akumulatif sejak awal tahun buku bank pelapor sampai dengan tanggal akhir bulan laporan
Sub pos "Lainnya" pada Pendapatan Non Operasional harus dirinci pada Form-42 (Rincian Pendapatan Non-Operasional Lainnya) apabila jumlahnya melebihi 25 % dari total Pendapatan Non Operasional
Sub pos "Lainnya" pada Beban Non Operasional harus dirinci pada Form-43 (Rincian Beban Non-Operasional Lainnya) apabila jumlahnya melebihi 25 % dari total Beban Non Operasional
Jumlah ini harus sama dengan pos 17.b (Laba/Rugi Tahun Berjalan) - Pasiva, Neraca
456
Lampiran 19
Lampiran 3 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/ 56 /DPbS tanggal 9 Desember 2005
Lampiran 3
:
:
Bank
POS - POS
No
Posisi Tgl.Laporan
Posisi Th.Sebelumnya
Konsolidasi
Posisi Tgl.Laporan
Posisi Th.Sebelumnya
KOMITMEN
1
2
1
2
3
4
5
Tagihan Komitmen
Fasilitas Pembiayaan Yang diterima dan belum digunakan
Posisi Pembelian Spot Yang Masih Berjalan
a. Terkait dengan Bank
b. Tidak Terkait dengan Bank
Posisi Pembelian Forward Yang Masih Berjalan
a. Terkait dengan Bank
b. Tidak Terkait dengan Bank
Lainnya
Jumlah Tagihan Komitmen
Kewajiban Komitmen
Fasilitas Piutang Qardh yang belum ditarik
Fasilitas Pembiayaan kepada nasabah yang belum ditarik
a. Pembiayaan Mudharabah
b. Pembiayaan Musyarakah
Fasilitas Pembiayaan kepada Bank Syariah Lain yang belum ditarik
Irrevocable L/C yang masih berjalan
Posisi Penjualan Spot Yang Masih Berjalan
a. Terkait dengan Bank
b. Tidak Terkait dengan Bank
Posisi Penjualan Forward Yang Masih Berjalan
a. Terkait dengan Bank
b. Tidak Terkait dengan Bank
Lainnya
Jumlah Kewajiban Komitmen
JUMLAH KOMITMEN BERSIH
1
2
1
2
KONTINJENSI
Tagihan Kontinjensi
Garansi (Kafalah) Yang Diterima
Pendapatan yang akan diterima (non-lancar)
a. Terkait dengan bank
b. Tidak terkait dengan bank
Lainnya
Jumlah Tagihan Kontinjensi
Kewajiban Kontinjensi
Garansi (Kafalah) Yang Diberikan
Lainnya
Jumlah Kewajiban Kontinjensi
JUMLAH KONTINJENSI BERSIH
457
Lampiran 19a
Lampiran 3a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/ 56 /DPbS tanggal 9 Desember 2005
Lampiran 3a
:
:
(dalam jutaan rupiah)
No
POS - POS
BANK
Posisi Tgl.Laporan
1
2
KOMITMEN
Tagihan Komitmen
Fasilitas Pembiayaan Yang diterima dan belum digunakan
Posisi Pembelian Spot Yang Masih Berjalan
a. Terkait dengan Bank
b. Tidak Terkait dengan Bank
Posisi Pembelian Forward Yang Masih Berjalan
a. Terkait dengan Bank
b. Tidak Terkait dengan Bank
Lainnya
Jumlah Tagihan Komitmen
Kewajiban Komitmen
2
3
4
5
1
2
1
2
458
Lampiran 20
Lampiran 4 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/ 56 /DPbS tanggal 9 Desember 2005
Lampiran 4
Bank
No
POS - POS
L
Jumlah
DPK
A Pihak Terkait
1 Penempatan pada Bank Lain
2 Penempatan pada Bank Indonesia
3 Surat-surat Berharga Syariah
4 Piutang
a. KUK
b. Non-KUK
c. Properti
i. direstrukturisasi
ii. tidak direstrukturisasi
d. Non-properti
i. direstrukturisasi
ii. tidak direstrukturisasi
5 Pembiayaan :
a. KUK
b. Non-KUK
c. Properti
i. direstrukturisasi
ii. tidak direstrukturisasi
d. Non-properti
i. direstrukturisasi
ii. tidak direstrukturisasi
6 Penyertaan pada pihak ketiga
a. Pada perusahaan keuangan non bank
b. Dalam rangka restrukturisasi pembiayaan (Lainnya)
7 Ijarah
8 Tagihan Lain kepada pihak ketiga
9 Komitmen dan Kontinjensi kepada pihak ketiga
4 Piutang
a. KUK
b. Non-KUK
c. Properti
i. direstrukturisasi
ii. tidak direstrukturisasi
d. Non-properti
i. direstrukturisasi
ii. tidak direstrukturisasi
5 Pembiayaan :
a. KUK
b. Non-KUK
c. Properti
i. direstrukturisasi
ii. tidak direstrukturisasi
d. Non-properti
i. direstrukturisasi
ii. tidak direstrukturisasi
6 Penyertaan pada pihak ketiga
a. Pada perusahaan keuangan non bank
b. Dalam rangka restrukturisasi pembiayaan (Lainnya)
7 Ijarah
8 Tagihan Lain kepada pihak ketiga
9 Komitmen dan Kontinjensi kepada pihak ketiga
JUMLAH
10 PPAP yang wajib dibentuk
11 PPAP yang telah dibentuk
459
Lanjutan Lampiran 20
12 Total Asset bank yang dijaminkan
a. Pada Bank Indonesia
b. Pada Pihak lain
13 Persentase KUK terhadap total piutang dan pembiayaan
14 Persentase Jumlah Debitur KUK terhadap Total Debitur
15 Persentase UMKM terhadap total piutang dan pembiayaan
16 Persentase Jumlah Debitur UMKM terhadap Total Debitur
460
Lampiran 20a
Lampiran 4a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/56/DPbS
POS - POS
L
1
Bank
Posisi tanggal laporan
DPK
KL
D
Jumlah
JUMLAH
10 PPAP yang wajib dibentuk
11 PPAP yang telah dibentuk
12 Persentase KUK terhadap total pembiayaan
461
Lampiran 20b
Lampiran 4b Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/56/DPbS tanggal 9 Desember 2005
Lampiran 4b
Bank
No
POS - POS
Form
DPK
KL
Jumlah
DPK
KL
Jumlah
A Pihak Terkait
1
Piutang*) **)
a. KUK
b. Non-KUK
c. properti
04,Kol.III.(1)
03
05,Kol.III.2(1)
i. direstrukturisasi
06,Kol.IV(10,40),Kol.VII.2(1),Kol.III(10);08,Kol.IV(10,40),Kol.III(10),Kol.VII.2(1); 09,Kol.VI(10,40),Kol.III(10),Kol.IX.2(1)
06,Kol.IV(10,40),Kol.VII.2(1),Kol.III(20);08,Kol.IV(10,40),Kol.III(20),Kol.VII.2(1); 09,Kol.VI(10,40),Kol.III(20),Kol.IX.2(1)
d. non-properti
i. direstrukturisasi
06,Kol.III(10),Kol.IV(20,29,50,59,71,72,80,85,89),Kol.VII.2(1);07,Kol.III(10),Kol.V.2(1)
08,Kol.III(10),Kol.IV(20,29,50,59,71,72,80,85,89),Kol.VII.2(1) ; 09,Kol.III(10),Kol.VI(20,29,50,59,71,72,80,85,89),Kol.IX.2(1)
06,Kol.III(20),Kol.IV(20,29,50,59,71,72,80,85,89),Kol.VII.2(1);07,Kol.III(20),Kol.V.2(1)
08,Kol.III(20),Kol.IV(20,29,50,59,71,72,80,85,89),Kol.VII.2(1) ; 09,Kol.III(20),Kol.VI(20,29,50,59,71,72,80,85,89),Kol.IX.2(1)
Pembiayaan **) :
a. KUK
b. Non-KUK
10,Kol.XIV (19),Kol.IX.2(1)
10,Kol.XIV (20,30),Kol.IX.2(1)
c. properti
i. direstrukturisasi
ii. tidak direstrukturisasi
d. non-properti
i. direstrukturisasi
ii. tidak direstrukturisasi
6.
Penyertaan
a. Pada perusahaan keuangan non bank
b. Dalam rangka restrukturisasi pembiayaan (Lainnya)
Ijarah
12,Kol.II (10)
12,Kol.II (90)
44,Kol.VII, Kol.XV.2(1)
11,Kol.IV.2 (1)
34,Kol.V.2(1) ; 35,Kol.V.2(1)
4.
Piutang*) **)
a. KUK
b. Non-KUK
c. Properti
04,Kol.III.2(2)
03
05,Kol.III.2(2)
06,07,08,09
06,Kol.XI(19),Kol.VII.2(2);07,Kol.VIII(19),Kol.V.2(2);08,Kol.XI(19),Kol.VII.2(2) ;09,Kol.XIII(19),Kol.IX.2(2)
06,Kol.XI(20,30),Kol.VII.2(2); 07,Kol.VIII(20,30),Kol.V.2(2); 08,Kol.XI(20,30),Kol.VII.2(2) ; 09,Kol.XIII(20,30),Kol.IX.2(2)
i. direstrukturisasi
06,Kol.IV(10,40),Kol.VII.2(2),Kol.III(10);08,Kol.IV(10,40),Kol.III(10),Kol.VII.2(2); 09,Kol.VI(10,40),Kol.III(10),Kol.IX.2(2)
06,Kol.IV(10,40),Kol.VII.2(2),Kol.III(20);08,Kol.IV(10,40),Kol.III(20),Kol.VII.2(2); 09,Kol.VI(10,40),Kol.III(20),Kol.IX.2(2)
d. Non-properti
i. direstrukturisasi
06,Kol.III(10),Kol.IV(20,29,50,59,71,72,80,85,89),Kol.VII.2(2);07,Kol.III(10),Kol.V.2(2)
08,Kol.III(10),Kol.IV(20,29,50,59,71,72,80,85,89),Kol.VII.2(2) ; 09,Kol.III(10),Kol.VI(20,29,50,59,71,72,80,85,89),Kol.IX.2(2)
06,Kol.III(20),Kol.IV(20,29,50,59,71,72,80,85,89),Kol.VII.2(2);07,Kol.III(20),Kol.V.2(2)
08,Kol.III(20),Kol.IV(20,29,50,59,71,72,80,85,89),Kol.VII.2(2) ; 09,Kol.III(20),Kol.VI(20,29,50,59,71,72,80,85,89),Kol.IX.2(2)
Pembiayaan **) :
a. KUK
b. Non-KUK
10,Kol.XIV (19),Kol.IX.2(2)
10,Kol.XIV (20,30),Kol.IX.2(2)
c. Properti
i. direstrukturisasi
ii. tidak direstrukturisasi
d. Non-properti
i. direstrukturisasi
ii. tidak direstrukturisasi
462
Bank
No
POS - POS
Form
6.
DPK
KL
Jumlah
DPK
KL
Jumlah
Ijarah
10
11
12
12,Kol.II (10)
12,Kol.II (90)
44,Kol.VII, Kol.XV.2(2)
11,Kol.IV.2 (2)
34,Kol.V.2(2) ; 35,Kol.V.2(2)
JUMLAH
06,Kol.XI(19),Kol.VII.2(1,2);07,Kol.VIII(19),Kol.V.2(1,2);08,Kol.XI(19),Kol.VII.2(1,2) ;09,Kol.XIII(19),Kol.IX.2(1,2)
10,Kol.XIV (19),Kol.IX.2(1,2)
/ 06,Kol.XVIII ; 07,Kol.XIII ; 08,Kol.XVII ; 09,Kol.XIX ; 10,Kol.XX
14
15
16
Ket : *) Untuk Piutang Murabaha adalah yang "net" , menggunakan angka saldo harga pokok (Form 06, Kol XVI)
**) total piutang maupun total pembiayaan, jumlah yang diambil bisa jumlah KUK dengan Non-KUK atau jumlah Properti dengan Non-properti (bukan dengan menjumlah KUK + Non-KUK + Properti + Non-properti)
463
Lampiran 20c
Lampiran 4c Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/56/DPbS tanggal 9 Desember 2005
Lampiran 4c
PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF
DAN INFORMASI LAINNYA
1. Dalam laporan keuangan publikasi ini, pos-pos yang termasuk dalam aktiva
produktif disajikan dalam kelompok terkait dan tidak terkait. Pihak terkait
adalah pihak-pihak yang terkait dengan bank dan perusahaan dalam kelompok
yang sama dengan bank sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan Bank
Indonesia tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit. Untuk Laporan
Keuangan Publikasi Bulanan, pos-pos tersebut tidak dikelompokkan
terkait dan tidak terkait.
2. Komponen Aktiva Produktif dirinci berdasarkan kualitasnya yaitu lancar (L),
dalam perhatian khusus (DPK), kurang lancar (KL), diragukan (D) dan macet
(M) sesuai ketentuan Bank Indonesia tentang Kualitas Aktiva Produktif bagi
Bank Syariah. (lihat di sandi kolektibilitas masing-masing aktiva produktif).
3. Pembiayaan adalah pembiayaan sebagaimana diatur dalam Ketentuan Bank
Indonesia tentang Kualitas Aktiva Produktif. Jumlah pos ini sama dengan pos
sandi (160, 161 dan 169) neraca LBUS. Pos ini diuraikan lebih lanjut dengan
pedoman sebagai berikut :
3.1. Pos KUK adalah pembiayaan yang diberikan sesuai dengan
ketentuan Bank Indonesia tentang Pemberian KUK (Sandi Golongan
Pembiayaan 19).
3.2. Pos pembiayaan untuk properti adalah penjumlahan dari jenis penggunaan
untuk modal kerja dan investasi dalam Rupiah dan Valuta asing kepada
bidang usaha produktif yang kegiatannya meliputi bidang kontruksi dan
real estate antara lain pengadaan tanah dan bangunan untuk pembangunan
perkantoran, perhotelan, rumah dan pertokoan, mencakup :
a. perusahaan real estate untuk pengadaan tanah dan bangunan termasuk
fasilitasnya untuk dijual/ disewakan;
464
465
11. Komitmen dan Kontinjensi kepada Pihak Ketiga adalah terdiri dari Irrevocable
L/C yang masih berjalan (561 dan 562), garansi yang diberikan (599).
12. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang wajib dibentuk disusun dengan
berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia tentang Penilaian Kualitas Aktiva
Produktif Bank Syariah .
13. Total Aset yang dijaminkan adalah aset Bank yang diikat sebagai agunan atas
transaksi tertentu.
14. Pembiayaan kepada Usaha Mikro,Kecil dan Menengah (UMKM) adalah
pembiayaan dengan jumlah sampai dengan Rp. 5.000.000.000,00 (lima
milyar rupiah).
466
Lampiran 21
Lampiran 5
KOMPONEN MODAL
A.
MODAL INTI
1.
2.
Modal Disetor
Cadangan Tambahan Modal (Disclosed
Reserves)
a. Agio Saham
b. Disagio (-/-)
c. Modal Sumbangan
d. Cadangan Umum dan Tujuan
e. Laba tahun-tahun lalu setelah
diperhitungkan pajak
f. Rugi tahun-tahun lalu (-/-)
g.
Laba tahun berjalan setelah
diperhitungkan pajak (50%)
h. Rugi tahun berjalan (-/-)
i.
3.
B.
MODAL PELENGKAP
C.
467
Lanjutan Lampiran 21
Lampiran 5
KETERANGAN
Posisi Tanggal
Laporan
Posisi Tahun
Sebelumnya
468
Lampiran 21a
Lampiran 5a
KOMPONEN MODAL
A.
MODAL INTI
1.
2.
Modal Disetor
Cadangan Tambahan Modal (Disclosed Reserves)
a. Agio Saham
b. Disagio (-/-)
c. Modal Sumbangan
d. Cadangan Umum dan Tujuan
e. Laba tahun-tahun lalu setelah diperhitungkan pajak
f. Rugi tahun-tahun lalu (-/-)
g.
Laba tahun berjalan setelah diperhitungkan pajak
(50%)
h. Rugi tahun berjalan (-/-)
i.
3.
B.
MODAL PELENGKAP
C.
469
KETERANGAN
Posisi Tanggal
Laporan
3.
4.
5.
470
Lampiran 22
Lampiran 6 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/56/DPbS tanggal 9 Desember 2005
Lampiran 6
TABEL PERHITUNGAN RASIO KEUANGAN
Nama Bank :
NO .
RASIO
I.
1.
Permodalan
a. CAR
(KPMM)
dengan
memperhitungkan risiko kredit/
penyaluran dana
b. CAR
(KPMM)
dengan
memperhitungkan risiko kredit/
penyaluran dana dan risiko pasar
2.
II.
1.
2.
4.
Aktiva Produktif
Aktiva produktif bermasalah (NPA)
a. NPF gross
b. NPF net
PPA produktif
terhadap aktiva
produktif
Pemenuhan PPA produktif
III.
1.
2.
3.
Rentabilitas
ROA
ROE
NIM/NCOM (Net Core Operational
3.
POSISI TGL.LAPORAN
POSISI THN.SEBELUMNYA
Margin)
4.
IV.
1.
2.
3.
V.
Kepatuhan (Compliance)
1.
a.
b.
2.
3.
GWM Rupiah
PDN
471
Lanjutan Lampiran 22
Lampiran 6 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/56/DPbS tanggal 9 Desember 2005
Lampiran 6
472
Lampiran 23
Lampiran 3 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 8/11/DPbS tanggal 7 Maret 2006
PEDOMAN PENYUSUNAN NERACA
NO.
POS-POS LBUS
Sandi LBUS
AKTIVA
1.
2.
Kas
Penempatan Pada BI
a. Giro Wadiah
b. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia
Kas
Penempatan Pada BI
03)
a. Giro Wadiah
b. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia
c. Lainnya
100
120
120(10)
120(20)
120(90)
Lainnya masuk ke SWBI
3.
130
Jenis Valuta : sandi rupiah dan valas di Daftar Sandi Jenis Valuta (DSJV)
Kol.II
DSJV = (036 - 959)
Rp=360, Valuta asing=Non 360
Jenis :
1 Simpanan Wadiah
a. Giro
b. Tabungan
c. Lainnya
2 Dana Investasi Tidak Terikat
a. Tabungan Mudharabah
b. Deposito Mudharabah
c. Lainnya
3 Pembiayaan
a. Mudharabah
b. Musyarakah
4 Piutang
a. Al-Qardh
b. Lainnya
5 Tagihan akseptasi
130(11)
130(12)
130(19)
130(21)
130(25)
130(30)
130(64)
130(65)
130(67)
130(69)
130(73)
Rupiah
PPAP -/13)
a. Cadangan umum
b. Cadangan khusus
Valuta asing
PPAP
-/13)
a. Cadangan umum
b. Cadangan khusus
4.
205(10)
sebagian 207(10)
207(10)
sebagian 205(10)
205(10)
sebagian 207(10)
207(10)
Kol.II
DSJV (036 - 959)
Rp=360, Valuta asing=Non 360
Tujuan pemilikan :
1. Dimiliki hingga jatuh tempo
2. Lainnya
Kol.IV (1)
Kol.IV (3), Lainnya termasuk
juga bagi "Tersedia untuk dijual"
140(55)
140(57)
140(59)
140(69)
140(81)
140(82)
140(83)
140(89)
140(99)
Rupiah
PPAP -/13)
1 Surat berharga yang dimiliki
a. Cadang umum
b. Cadangan khusus
2 Penempatan pada bank lain - surat berharga
a. Cadang umum
b. Cadangan khusus
Valuta asing
PPAP -/13)
1 Surat berharga yang dimiliki
a. Cadang umum
b. Cadangan khusus
2 Penempatan pada bank lain - surat berharga
a. Cadang umum
b. Cadangan khusus
Piutang Murabaha
a. Rupiah
a.1. Terkait dengan bank
1. Piutang Murabaha
2. Pendapatan MarginMurabaha yang ditangguhkan
Total :
sebagian 205(10)
140
Jenis :
1 Surat Berharga Pasar Keuangan Syariah
a. Wesel
- Wesel ekspor
- SKBDN
- Lainnya
b. Lainnya
2 Surat Berharga Pasar Modal Syariah
a. Sertifikat Reksadana Syariah
b. Obligasi
- Dalam Rangka Rekapitalisasi Perbankan
. Lainnya
c. Lainnya
3 Lainnya
entry dari :
130(51)
130(53)
130(54)
130(57)
130(58)
130(59)
130(60)
130(61)
130(62)
130(63)
-/-
230,Kol.I (30)
entry dari :
205(20)
207(20)
digabung ke Penempatan
205(10)
(no. 3)
207(10)
entry dari :
205(20)
207(20)
205(10)
207(10)
Kol.VI
DSJV (036 - 959)
-/-
Rp = 360, Valas=Non-360
473
Page 1 of 6
Lanjutan Lampiran 23
Lampiran 3 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 8/11/DPbS tanggal 7 Maret 2006
PEDOMAN PENYUSUNAN NERACA
NO.
POS-POS LBUS
Sandi LBUS
150,Kol.VII.2(1)
150,Kol.VII.2(2)
150
-/-
06)
-/-
230,Kol.I (31)
Rupiah
PPAP
-/13)
1 Piutang yang tidak direstrukturisasi
a. Cadangan umum
b. Cadangan khusus
2 Piutang yang direstrukturisasi
a. Cadangan umum
b. Cadangan khusus
entry dari :
205(35)
207(31)
205(35)
207(31)
Valuta asing
PPAP
-/13)
1 Piutang yang tidak direstrukturisasi
a. Cadangan umum
b. Cadangan khusus
2 Piutang yang direstrukturisasi
a. Cadangan umum
b. Cadangan khusus
7.
Piutang Salam
PPAP -/-
Piutang Istishna'
Pendapatan Margin Istishna' yang ditangguhkan
PPAP
-/-
entry dari :
205(35)
207(35)
205(31)
207(31)
07)
152
PPAP
-/13)
1 Piutang yang tidak direstrukturisasi
a. Cadangan umum
b. Cadangan khusus
2 Piutang yang direstrukturisasi
a. Cadangan umum
b. Cadangan khusus
entry dari :
Piutang Salam
-/-
Piutang Istishna
08)
Pendapatan margin Istishna' yang ditangguhkan
205(36)
207(36)
205(32)
207(32)
153
-/-
PPAP
-/13)
1 Piutang yang tidak direstrukturisasi
a. Cadangan umum
b. Cadangan khusus
2 Piutang yang direstrukturisasi
a. Cadangan umum
b. Cadangan khusus
8.
Piutang Qardh
PPAP
-/-
Pembiayaan :
a. Rupiah
a.1. Terkait dengan bank
a.2. Tidak terkait dengan bank
PPAP -/b. Valuta asing
b.1. Terkait dengan bank
a.2. Tidak terkait dengan bank
PPAP -/-
154
entry dari :
205(37)
207(37)
205(33)
207(33)
09)
159
PPAP
-/13)
1 Piutang yang tidak direstrukturisasi
a. Cadangan umum
b. Cadangan khusus
2 Piutang yang direstrukturisasi
a. Cadangan umum
b. Cadangan khusus
entry dari :
Piutang Qardh
3
9.
151
-/-
6.
Lainnya
(pindahan dari Agunan yang diambil alih)
Pembiayaan 10)
205(38)
207(38)
205(34)
207(34)
90
Kol.VII
DSJV (036 - 959)
Rp=360,Valuta asing=Non 360
Kol.IX.2. (1)
Kol.IX.2. (2)
160
161
Pembiayaan lainnya (169) masuk ke
Pembiayaan Mudharabah
Rupiah
PPAP
-/13)
1 Pembiayaan yang tidak direstrukturisasi
a. Cadangan umum
b. Cadangan khusus
2 Pembiayaan yang direstrukturisasi
a. Cadangan umum
b. Cadangan khusus
230,Kol.I (32)
entry dari :
205(56,57,59)
207(56,57,59)
205(51,52,55)
207(51,52,55)
474
Page 2 of 6
Lanjutan Lampiran 23
Lampiran 3 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 8/11/DPbS tanggal 7 Maret 2006
PEDOMAN PENYUSUNAN NERACA
NO.
POS-POS LBUS
Valuta asing
PPAP
-/13)
1 Pembiayaan yang tidak direstrukturisasi
a. Cadangan umum
b. Cadangan khusus
2 Pembiayaan yang direstrukturisasi
a. Cadangan umum
b. Cadangan khusus
10. Persediaan
Persediaan
Ijarah
11. Ijarah
a. Aktiva Ijarah
b. Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aktiva Ijarah
PPAP
-/-
PPAP
-/13)
Tagihan lainnya
a. Cadangan umum
b. Cadangan khusus
13. Penyertaan
PPAP
207(51,52,55)
180,Kol.I (10)
180,Kol.I (15)
180,Kol.I (20)
180,Kol.I (25)
180,Kol.I (30)
180,Kol.I (35)
180,Kol.I (40)
180,Kol.I (45)
180,Kol.I (50)
180,Kol.I (55)
180,Kol.I (60)
180,Kol.I (65)
180,Kol.I (99)
entry dari :
205(45)
207(45)
Penyertaan 12)
-/-
Jenis Perusahaan :
1 Lembaga keuangan bukan bank
2 Lainnya
200,Kol.II (10)
Tujuan :
1 Dalam rangka pendirian/kepemilikan anak perusahaan
2 Dalam rangka restrukturisasi piutang/pembiayaan
200,Kol.V (1)
200,Kol.II (90)
PPAP
-/13)
1 Penempatan pada bank lain - penyertaan
a. Cadangan umum
b. Cadangan khusus
2 Penyertaan
a. Cadangan umum
b. Cadangan khusus
Aktiva Istishna Dalam Penyelesaian 14)
Tujuan :
a. Dalam rangka Istishna Paralel
b. Lainnya
Termin Istishna
-/-
14)
RUPA-RUPA AKTIVA
-/-
RUPA-RUPA AKTIVA
130(90)
230,Kol.I (33)
entry dari :
digabung di Penempatan
205(10)
(No. 3)
207(10)
205(40)
207(40)
210,Kol.II (1)
210,Kol.II (2)
211,Kol.IX
17)
200,Kol.V (2)
04)
205(51,52,55)
205(61)
207(61)
Tagihan Lainnya
11)
Jenis :
1 Dana Talangan
a. Dalam rangka pembiayaan transaksi perdagangan s/d 15 hari
b. Lainnya
2 Tagihan Akseptasi
3 Piutang kepada pembeli
4 Piutang kepada penjual
5 Piutang kepada mudharib
6 Lainnya
-/-
207(56,57,59)
185,Kol.VI
PPAP
-/13)
Ijarah
a. Cadangan umum
b. Cadangan khusus
PPAP
205(56,57,59)
44)
Akumulasi Penyusutan/Amortisasi
170
Aktiva Ijarah :
1 Gedung/Ruang kantor
2 Gudang
3 Ruko/Rukan
4 Rumah/Apartemen
5 Hotel
6 Tanah
7 Kendaraan bermotor
8 Mesin
9 Peralatan kantor
10 Kapal laut
11 Pesawat terbang
12 Alat-alat berat (heavy equipment)
13 Lain-lain
-/
Sandi LBUS
230,Kol.I (36)
230,Kol.I (39)
17)
230,Kol.I (50)
230,Kol.I (20)
Hasil offsetting debet Uang muka pajak dan Taksiran pajak penghasilan
18 Uang muka pajak
RUPA-RUPA AKTIVA
17)
230,Kol.I (40)
RUPA-RUPA AKTIVA
-/-
17)
-/-
400(30)
230,Kol.I (70)
213 + 215
214 + 216
475
Page 3 of 6
Lanjutan Lampiran 23
Lampiran 3 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 8/11/DPbS tanggal 7 Maret 2006
PEDOMAN PENYUSUNAN NERACA
NO.
POS-POS LBUS
RUPA-RUPA AKTIVA
17)
22 Aktiva lain-lain
Sandi LBUS
230,Kol.I (45)
230,Kol.I (05)
230,Kol.I (10)
230,Kol.I (15)
230,kol.I (25)
230,Kol.I (34)
230,Kol.I (55)
230,Kol.I (65)
230,Kol.I (75)
230,Kol.I (99)
190,Kol.II (90)
130(77)
130(45)
130(80)
130(99)
223
224
393
394
476
Page 4 of 6
Lanjutan Lampiran 23
Lampiran 3 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 8/11/DPbS tanggal 7 Maret 2006
PEDOMAN PENYUSUNAN NERACA
NO.
POS-POS LBUS
Sandi LBUS
PASIVA
1.
301,Kol.III (10)
302,Kol.III (20)
309,Kol.III (99)
Sifat :
1 Dapat ditarik sewaktu-waktu
2 Dalam rangka kustodian
3 Diblokir
a. Dalam rangka Escrow Account
b. Dalam rangka setoran jaminan
c. Lainnya
(301,302,309),Kol.II (1)
(301,302,309),Kol.II (2)
(301,302,309),Kol.II (4)
(301,302,309),Kol.II (5)
(301,302,309),Kol.II (9)
Lainnya masuk ke Tab.Wadiah
365(10)
365(20)
365(30)
365(99)
340 (10)
340 (40)
340 (99)
Lainnya = Pembiayaan yg diterima
dan Lainnya
350(10)
350(20)
350(29)
350(50)
350(81)
350(82)
350(83)
350(89)
350(95)
355(51)
355(71)
355(72)
355(79)
355(81)
355(99)
350(51)
350(59)
350(61)
350(62)
350(69)
360(10)
360(20)
360(30)
360(99)
Kol.III
DSJV (036 - 959)
Rp=360, Valuta asing= Non 360
400(80)
400(81)
400(20)
Hasil offsetting kredit Taksiran pajak penghasilan dan Uang muka pajak
RUPA-RUPA PASIVA 29)
Taksiran pajak penghasilan
400(30)
RUPA-RUPA AKTIVA
17)
-/-
Kol.V.2.a(1)
Kol.V.2.a(2)
230,Kol.I (40)
400(85)
365(40)
365(45)
365(50)
365(60)
365(70)
365(80)
350(46)
350(99)
370,Kol.I (1)
370,Kol.I (5)
370,Kol.I (9)
477
Page 5 of 6
Lanjutan Lampiran 23
Lampiran 3 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 8/11/DPbS tanggal 7 Maret 2006
PEDOMAN PENYUSUNAN NERACA
NO.
POS-POS LBUS
400(25)
400(51)
400(59)
400(99)
393
394
223
224
Kol.III
DSJV (036 - 959)
368,Kol.II.2a(1)
368,Kol.II.2b(2)
14 Modal Pinjaman
13 Rupa-Rupa Pasiva
Sandi LBUS
340 (30)
21)
350(72)
Kol.III.1 (1)
Kol.III.1 (2)
400(41)
400(49)
410
30)
15 Hak minoritas
(Hanya diisi untuk kolom konsolidasi)
Kol.III
DSJV (036 - 959)
Rp=360, Valuta asing= Non 360
19)
321 (21)
322 (22)
329(29)
Lainnya masuk ke Tab.Mudharabah
350(30)
350(35)
350(39)
421
422
431
432
433
434
436
437
445
451
452
Laba/Rugi
a. Tahun-Tahun Lalu
i. Laba
ii. Rugi
-/b. Tahun Berjalan
02)
i. Laba
ii. Rugi
-/-
461
462
465
466
478
Page 6 of 6
Lampiran 24
Lampiran 8 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/ 56 /DPbS tanggal 9 Desember 2005
Lampiran 8
I.
LBUS
Sandi LBU
Pendapatan Operasional
A. Pendapatan dari Penyaluran Dana
A.1. Penduduk
1. Dari Pihak Ketiga Bukan Bank
a. Pendapatan Margin Murabahah
b. Pendapatan Bersih Salam Paralel
c. Pendapatan Bersih Istishna Paralel
i. Pendapatan Istishna'
ii. Harga Pokok Istishna' -/d. Pendapatan Sewa Ijarah
e. Pendapatan bagi hasil Mudharabah
f. Pendapatan bagi hasil Musyarakah
g. Pendapatan dari penyertaan
h. Lainnya
2. Dari Bank Indonesia
a. Bonus SWBI
b. Lainnya
3. Dari bank-bank lain di Indonesia
a. Bonus dari Bank Syariah lain
b. Pendapatan bagi hasil Mudharabah
i. Tabungan Mudharabah
ii. Deposito Mudharabah
iii. Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank
iv. Lainnya
c. Lainnya
100
101
1)
102
103
104
105
106
107
108
109
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
143
144
145
146
149
479
Lanjutan Lampiran 24
Lampiran 8 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/ 56 /DPbS tanggal 9 Desember 2005
Lampiran 8
Bagi hasil untuk Investor Dana Investasi Tidak Terikat -/1. Pihak ketiga bukan bank
a. Tabungan Mudharabah
b. Deposito Mudharabah
c. Lainnya
2. Bank Indonesia
a. FPJP Syariah
b. Lainnya
3. Bank-bank lain di Indonesia dan diluar Indonesia
a. Tabungan Mudharabah
b. Deposito Mudharabah
c. Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank
d. Lainnya
LBUS
Bagi hasil untuk Investor Dana Investasi Tidak Terikat -/A. Penduduk
1. Pihak ketiga bukan bank
a. Tabungan Mudharabah
b. Deposito Mudharabah
c. Lainnya
2. Bank Indonesia
a. FPJP Syariah
b. Lainnya
3. Bank-bank lain di Indonesia dan diluar Indonesia
a. Tabungan Mudharabah
b. Deposito Mudharabah
c. Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank
d. Lainnya
B. Bukan penduduk
1. Pihak ketiga bukan bank
a. Tabungan Mudharabah
b. Deposito Mudharabah
c. Lainnya
2 Bank-bank lain di Indonesia dan diluar Indonesia
a. Tabungan Mudharabah
b. Deposito Mudharabah
c. Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank
d. Lainnya
Beban operasional
Penyusutan/penyisihan/amortisasi/penghapusan
1 Penyusutan/Amortisasi aktiva Ijarah
2 Surat berharga yang dimiliki
3 Penempatan dana antarbank
4 Piutang
4.1. Piutang Murabahah
4.2. Piutang Salam dan Istishna
4.3. Piutang Qardh
5 Tagihan lainnya
6 Pembiayaan
6.1. Pembiayaan Mudharabah
6.2. Pembiayaan Musyarakah
6.3. Lainnya
7 Penyertaan
8 Lainnya
V.
Beban operasional
Penyusutan/Penyisihan/amortisasi/penghapusan
Transaksi Rekening Administratif
1)
Sandi LBU
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
163
164
165
167
169
170
171
172
373
374
375
376
377
380
381
382
383
385
386
389
387
Beban operasional
Beban Bonus titipan wadiah
1. Penduduk
1.1. Bank Indonesia
1.2. Bank-bank lain di Indonesia
1.3. Pihak ketiga bukan bank
185
186
189
480
Lanjutan Lampiran 24
Lampiran 8 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/ 56 /DPbS tanggal 9 Desember 2005
Lampiran 8
LBUS
2. Bukan Penduduk
2.1. Bank-bank lain di luar Indonesia
2.2. Pihak ketiga bukan bank
Premi Asuransi
Penelitian dan pengembangan
Sewa
Pajak-Pajak (Tidak termasuk pajak penghasilan)
Pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap dan inventaris
F. Penyusutan/Penyisihan/amortisasi/penghapusan
1. Penyusutan aktiva tetap dan inventaris
2. Biaya yang ditangguhkan
F. Beban promosi
G. Beban lainnya
Sandi LBU
190
192
Beban operasional
A.
B.
C.
D.
E.
C. Beban personalia
1)
Beban operasional
A. Tenaga kerja
1. Gaji dan upah
2. Honorarium Komisaris/Dewan Pengawas Syariah/
Direksi
3. Lainnya
B. Pendidikan dan pelatihan
279
320
330
350
360
371
372
301
302
309
310
Beban operasional
Penurunan nilai surat berharga
390
Beban operasional
Beban transaksi valuta asing
200
Beban operasional
Promosi
340
Beban operasional
A. Premi dalam rangka Penjaminan Dana Pihak Ketiga
B. Lainnya
C. Biaya Perbaikan Aktiva Ijarah
272
399
210
Beban non-operasional
Kerugian restrukturisasi Penyaluran dana
Investasi Tidak Terikat
423
410
411
412
(413+414) (426+427)
415
419
447
420
421
422
481
Lanjutan Lampiran 24
Lampiran 8 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/ 56 /DPbS tanggal 9 Desember 2005
Lampiran 8
LBUS
C. Denda-denda/sanksi-sanksi
D. Selisih kurs
E. Hasil offsetting debet Imbalan antar kantor
1. KP/KC di Indonesia (426)
2. KP/KC di luar Indonesia (427)
F. Lainnya 3)
X.
XI
1)
Sandi LBU
424
425
(426+427) (413+414)
429
480
448
Laba = 490
Rugi = 500
Entry
Entry
Entry
Entry
(form Neraca)
451+452
461-462
465-466
XIX. Laba bersih per saham *)
1)
2)
4)
Daftar rincian ini diisi secara akumulatif sejak awal tahun buku bank pelapor sampai dengan tanggal akhir bulan laporan
Sub pos "Lainnya" pada Pendapatan Non Operasional harus dirinci pada Form-42 (Rincian Pendapatan Non-Operasional Lainnya) apabila jumlahnya
melebihi 25% dari sandi 410
Sub pos "Lainnya" pada Beban Non Operasional harus dirinci pada Form-43 (Rincian Beban Non-Operasional Lainnya) apabila jumlahnya melebihi 25 %
dari sandi 420
Jumlah ini harus sama dengan pos 17.b (Laba/Rugi Tahun Berjalan) - Pasiva, Neraca
*)
3)
482
Lampiran 25
Lampiran 9 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/ 56 /DPbS tanggal 9 Desember 2005
Lampiran 9
PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI
No
Sandi LBUS
KOMITMEN
Tagihan Komitmen
Fasilitas Pembiayaan Yang Belum Ditarik dari :
a. Bank Indonesia
b. Bank di Dalam negeri
c. Bank di Luar negeri
d. Lainnya
500
505
510
514
515
520
521
524
Lainnya
525
529
Kewajiban Komitmen
Fasilitas Piutang Qardh yang belum ditarik 9)
a. Dalam rangka talangan Ongkos Naik Haji (ONH)
b. Dalam rangka talangan atas transaksi perdagangan > 15 hr
c. Lainnya
531
532
535
Kewajiban Komitmen
Fasilitas Piutang Qardh yang belum ditarik
561
562
571
575
576
579
Lainnya
580
585
1
2
KONTINJENSI
Tagihan Kontinjensi
Garansi (Kafalah) Yang Diterima
Pendapatan yang akan diterima (non-lancar)
a. Terkait dengan Bank
b. Tidak terkait dengan Bank
Lainnya
KONTINJENSI
Tagihan Kontinjensi
Garansi (Kafalah) Yang Diterima
Pendapatan yang akan diterima (non-lancar)
a. Terkait dengan bank
i. Pendapatan Sewa Ijarah
ii. Lainnya
536
537
539
(Lainnya masuk ke Mudharabah)
540
591
592
594
b.
1
2
Kewajiban Kontinjensi
Garansi (Kafalah) Yang Diberikan
Lainnya
Kewajiban Kontinjensi
Garansi (Kafalah) Yang Diberikan
Lainnya
595
597
598
35)
599
609
483
Lampiran 26
Lampiran 10 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/56/DPbS tanggal 9 Desember 2005
Lampiran 10
PEDOMAN PERHITUNGAN
KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM
1. Perhitungan
Kewajiban
Penyediaan
Modal
Minimum
disusun
dengan
484
Lanjutan Lampiran 26
Lampiran 10 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/56/DPbS tanggal 9 Desember 2005
485
Lanjutan Lampiran 26
Lampiran 10 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/56/DPbS tanggal 9 Desember 2005
mengacu pada
10b.
28
486
Lampiran 27
Lampiran 1 Surat Edaran Bank Indonesia No. 8 /11/ DPbS tanggal 7 Maret 2006
PEDOMAN PERHITUNGAN AKTIVA TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR)
BERDASARKAN LBUS
KOMPONEN
BBT.
NOM RES.
%
SANDI
NERACA
FORM
KOLOM
Sandi Bank/
Gol. Penerbit/
Gol. Debitur/
Gol. Tertagih
Gol. Pemohon
Sandi
Jenis
Gol.
Penjamin
Tujuan
Keterangan
Kas
2.
0
0
3.
4.
100
230
17
17
05
10 + 15
03
03
03
10
20
90
120
0
0
0
130
*)
04
793
11 s.d. 99
*)
04
Sandi Bank
Selain 793
11 s.d. 99
*)
20
04
Sandi Bank
Selain 793
05
891
4*
Penyaluran dana(penempatan pada bank lain) berasal dari sumber dana PLS
5.
5.2. Surat Berharga Syariah yang diterbitkan oleh bank sentral negara lain
5.3.1 Yang diterbitkan atau dijamin oleh
bank sentral dan pemerintah pusat
Yang diterbitkan dan dijamin dengan
uang kas,uang kertas asing, emas,
emas, serta giro, deposito dan
tabungan
pada bank yang bersangkutan,
sebesar nilai dari jaminan tersebut
5.3.3 Yang diterbitkan atau dijamin
oleh bank lain, pemerintah
daerah,BUMD, lembaga non departemen di Indonesia, Bank pembangunan Multilateral, IDB
5.3.2
6.
Piutang
6.1 Piutang kepada atau dijamin :
793, 891,896,897
794 s.d. 795(prime bank)
001, 801 s.d. 809
11 s.d. 99
kecuali 90
(penyertaan)
99
891
1dan 3
*)
140
140
*)
05
793
99
05
55 s.d 99
793,891,896, 897
794 s.d 795 (prime bank)
001,801s.d 809
793,891,896, 897
794 s.d 795 (prime bank)
1 dan 3
*)
1 dan 3
*)
05
55 s.d 99
Sandi Bank
1 dan 3
1 dan 3
891
pelapor ybs
*)
20
05
55 s.d 99
*)
20
05
55 s.d 99
05
55 s.d 99
*)
20
50
100
100
150
100
1
150 s.d 154,159
Saldo Harga
Pokok
*)
06 s.d 09
001
jenis pengg.
10 s.d. 89
(untuk salam
tidak ada)
001, 793
*)
06 s.d 09
jenis pengg.
10 s.d. 89
(untuk salam
tidak ada)
*)
06 s.d 09
jenis pengg.
10 s.d. 89
(untuk salam
tidak ada)
Sandi Bank
pelapor ybs
*)
**)
20
06 s.d 09
jenis pengg.
10 s.d. 89
(untuk salam
tidak ada)
*)
**)
20
06 s.d 09
jenis pengg.
10 s.d. 89
(untuk salam
tidak ada)
828 s.d 848,893,801 s.d 809 1 dan 9 sebesar prosentase yang dijamin
dan 893,793,794 s.d 795
(kecuali
salam)
06 s.d 09
jenis pengg.
10 s.d. 89
jenis pengg.
71, 72, 80
6.2. Piutang Pemilikan Rumah yang dijamin oleh hak tanggungan pertama
dengan tujuan untuk dihuni.
*)
20
50
100
100
150
100
*)
35
150
06
*)
**)
85
06 s.d 09
*)
**)
50
06 s.d 09
6*
7.
Pembiayaan
7.1 Pembiayaan yang diberikan kepada atau dijamin :
Gol.piutang
19
160,161,169
160,161,169
B. Debet
*)
10
001
jenis pengg.
10 s.d. 59
001, 793
1 dan 9
*)
10
jenis pengg.
10 s.d. 59
1 dan 9
*)
10
jenis pengg.
10 s.d. 59
Sandi Bank
pelapor ybs
1 dan 9
*)
**)
20
10
jenis pengg.
10 s.d. 59
1 dan 9
*)
**)
20
10
jenis pengg.
10 s.d. 59
487
Page 1 of 3
Lanjutan Lampiran 27
Lampiran 1 Surat Edaran Bank Indonesia No. 8 /11/ DPbS tanggal 7 Maret 2006
PEDOMAN PERHITUNGAN AKTIVA TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR)
BERDASARKAN LBUS
BBT.
NOM RES.
%
KOMPONEN
*)
**)
7.1.6.1. perusahaan rating AAA s.d AA7.1.6.2. perusahaan rating A+ s.d A7.1.6.3. perusahaan rating BBB+ s.d BBB7.1.6.4. perusahaan rating BB+ s.d B7.1.6.5. perusahaan rating dibawah B7.1.6.6. perusahaan tidak memiliki rating
7*
KOLOM
10
*)
**)
85
*)
**)
50
Sandi Bank/
Gol. Penerbit/
Gol. Debitur/
Gol. Tertagih
Gol. Pemohon
Sandi
Jenis
Gol.
Penjamin
jenis pengg.
10 s.d. 59
Tujuan
Keterangan
1 dan 9
160,161,169
10
Gol.pembiayaan
KUK
1
150
8 Persediaan
100
FORM
20
50
100
100
150
100
9*
SANDI
NERACA
170
180,185
Nilai Bersih
Aktv.Ijarah
*)
44
001
001, 793
1 dan 9
9.2.
Pemerintah Pusat
*)
44
1 dan 9
9.3.
*)
44
Sandi Bank
pelapor ybs
1 dan 9
9.4.
*)
20
44
1 dan 9
9.5.
*)
20
44
9.6.
*)
44
9.7.
*)
85
9.8
Untuk pegawai/pensiunan
*)
50
20
50
100
100
150
100
10 Tagihan lainnya
10.1.Tagihan lainnya kepada atau dijamin :
10.1.1.Bank Sentral
44
190
*)
11
001
11 s.d. 90
001, 793
10.1.2.Pemerintah Pusat
*)
11
11 s.d. 90
*)
11
11 s.d. 90
Sandi Bank
pelapor ybs
*)
20
11
11 s.d. 90
*)
20
11
11 s.d. 90
10.1.6.Pihak-pihak lainnya
10.1.6.1. perusahaan rating AAA s.d AA10.1.6.2. perusahaan rating A+ s.d A10.1.6.3. perusahaan rating BBB+ s.d BBB10.1.6.4. perusahaan rating BB+ s.d B10.1.6.5. perusahaan rating dibawah B10.1.6.6. perusahaan tidak memiliki rating
*)
11 s.d. 90
11
*)
85
10.3.Untuk pegawai/pensiunan
*)
50
10* Penyaluran dana (tagihan lainnya) berasal dari sumber dana PLS
11
20
50
100
100
150
100
150
*)
100
200
200
12
12
100
210,211
14
100
213
214
215
216
10,90
10,90
1 dan 9
1
150
-/100
-/-
100
100
223
224
15
16
15 Rupa-rupa aktiva :
100
230
17
Jumlah
1 dan 9
536,537,539
Kel. Tarik
0
10
001
jenis pengg.
10 s.d. 89
kecuali
71dan 72
001
10
jenis pengg.
10 s.d. 89
kecuali
71dan 72
Selain :
001
488
Page 2 of 3
Lanjutan Lampiran 27
Lampiran 1 Surat Edaran Bank Indonesia No. 8 /11/ DPbS tanggal 7 Maret 2006
PEDOMAN PERHITUNGAN AKTIVA TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR)
BERDASARKAN LBUS
KOMPONEN
BBT.
NOM RES.
%
SANDI
NERACA
Sandi Bank/
Gol. Penerbit/
Gol. Debitur/
Gol. Tertagih
Gol. Pemohon
KOLOM
Sandi
Jenis
Gol.
Penjamin
Tujuan
Keterangan
10
Selain :
801 s.d 809
jenis pengg.
10 s.d. 89
kecuali
71dan 72
Sandi Bank
pelapor ybs
10
10
jenis pengg.
10 s.d. 89
kecuali
71dan 72
10
10
jenis pengg.
10 s.d. 89
kecuali
71dan 72
10
*)
jenis pengg.
10 s.d. 89
kecuali
71dan 72
10
25
50
50
75
50
42,5
1.1.8 Pegawai/Pensiunan
2.
FORM
25
Garansi/Jaminan bank
2.1 Dlm rangka pemberian pembiayaan termasuk standby
L/C & risk-sharing serta endosemen atau aval atas
surat-surat berharga yg diberikan atas permintaan :
2.1.1 Bank Sentral dan pemerintah pusat.
*)
599
35
*)
20
599
35
*)
20
599
35
599
35
*)
20
50
100
100
150
100
*)
599
35
10 dan 20
*)
10
599
35
10 dan 20
*)
10
599
35
10 dan 20
*)
599
35
10 dan 20
perusahaan rating AAA s.d AAperusahaan rating A+ s.d Aperusahaan rating BBB+ s.d BBBperusahaan rating BB+ s.d Bperusahaan rating dibawah Bperusahaan tidak memiliki rating
10
25
50
50
75
50
perusahaan rating AAA s.d AAperusahaan rating A+ s.d Aperusahaan rating BBB+ s.d BBBperusahaan rating BB+ s.d Bperusahaan rating dibawah Bperusahaan tidak memiliki rating
*)
*)
*)
599
35
60, 65
561 &562
34
11, 15
60, 65
599
35
561 &562
34
599
35
561 &562
34
*)
11, 15
60, 65
11, 15
599
35
60, 65
561 &562
34
11, 15
4
10
20
20
30
20
489
Page 3 of 3
Lampiran 28
Lampiran
I.
Sandi
LBUS
KOMPONEN MODAL
A.
MODAL INTI
1.
2.
Modal Disetor
1) Modal Dasar
2) Modal yang belum disetor
-/-
421
Agio
Disagio
-/Modal Sumbangan
1) Cadangan Umum
2) Cadangan Tujuan
Laba tahun-tahun lalu
431
422
432
433
451
452
461
462
Rugi tahun-tahun lalu -/Faktor-faktor adjustment:
1) Dampak pengakuan aktiva pajak
230(70)
tangguhan
Entry
2) Lainnya
g.
465
480
-/- 447
448
*)
Entry
h.
466
i.
436
437
1
490
Lanjutan Lampiran 28
Lampiran
KETERANGAN
j.
k.
3.
B.
Sandi
LBUS
434
Entry
-/230(75)
-/-
MODAL PELENGKAP
(Maks. 100% dari Modal Inti)
1. Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap
2.
3.
4.
5.
445
205
400(80)
410
340(30)
350(72)
350(61)
355(71)
Pinjaman Subordinasi
368
Selisih lebih
Entry
491
Lanjutan Lampiran 28
Lampiran
KETERANGAN
II.
III.
IV.
Sandi
LBUS
130(90),
200(10),
200(90)
Penyertaan
V.
492
Lampiran 29
Lampiran 11 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/56/DPbS tanggal 9 Desember 2005
Lampiran 11
RASIO
I.
1.
Permodalan
2.
FORMULA
KETERANGAN
II.
1.
Aktiva Produktif
Aktiva produktif bermasalah Aktiva produktif bermasalah
(Aktiva
produktif
Total aktiva produktf
bermasalah terhadap total
aktiva produktif) = NPA
NPA = NPEA
EA
2.
493
Lanjutan Lampiran 29
Lampiran 11 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/56/DPbS tanggal 9 Desember 2005
Lampiran 11
RASIO
FORMULA
KETERANGAN
PPA produktif
terhadap Penyisihan
Penghapusan
aktiva produktif
Aktiva Produktif yang telah
(Penyisihan
Penghapusan dibentuk
Aktiva produktif terhadap
4.
(Return On Assets)
Total aset
III.
1.
2.
ROE
( Return On Equity)
dan macet.
Penyediaan dana bermasalah
dihitung secara gross (tidak
dikurangi PPAP).
Angka dihitung per posisi (tidak
disetahunkan).
PPAP
adalah
Penyisihan
Penghapusan Aktiva Produktif
sesuai ketentuan tentang PPAP
yang berlaku bagi bank syariah
Cakupan
komponen
dan
kualitas aktiva produktif sesuai
ketentuan yang berlaku.
Angka dihitung per posisi (tidak
disetahunkan).
Perhitungan
Penyisihan
Penghapusan Aktiva produktif
yang wajib dibentuk dilakukan
sesuai ketentuan yang berlaku.
494
Lanjutan Lampiran 29
Lampiran 11 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/56/DPbS tanggal 9 Desember 2005
Lampiran 11
RASIO
FORMULA
KETERANGAN
3.
NIM/NCOM
(Net Core
Margin)
Pendapatan
operasional
Operational utama/penyaluran dana Beban
operasional
utama/penyaluran
dana
Rata-rata aktiva produktif
4.
OER
(Operational
Ratio)
BOPO
495
Lanjutan Lampiran 29
Lampiran 11 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/56/DPbS tanggal 9 Desember 2005
Lampiran 11
RASIO
FORMULA
IV.
1.
Likuiditas
Quick Ratio
2.
SIMA
DPK
3.
Deposan Inti
DPK
V.
1.
Kepatuhan (Compliance)
a.
b.
2.
3.
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
Persentase Pelanggaran
BMPK
a.1. Pihak Terkait
a.2. Pihak Tidak Terkait
Persentase Pelampauan
BMPK
b.1. Pihak Terkait
b.2. Pihak Tidak Terkait
GWM Rupiah
(Persentase Giro
Minimum Rupiah)
PDN
(Persentase
Neto)
Posisi
KETERANGAN
Wajib
Devisa
496
Lampiran 30
Lampiran 12 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/56/DPbS tanggal 9 Desember 2005
Lampiran 12
URAIAN
5.
Catatan
20x2
20x1
497
Lampiran 31
Lampiran 13 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/56/DPbS
Lampiran 13
URAIAN
Catatan
20x2
20x1
498
Lampiran 32
Lampiran 14 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/56/DPbS
:
:
Portfolio A
20x2
Portfolio B
20x1
20x2
TOTAL
20x1
20x2
20x1
*) Untuk bank yang bertindak sebagai agen dalam menyalurkan dana (Channeling agent)
499
Lampiran 33
Lampiran 15 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/56/DPbS
DISTRIBUSI
BAGI
HASIL
Bank :
Periode :
Jenis
Penghimpunan
1. Giro Wadiah
a. Bank
b. Non Bank
2. Tabungan Mudharabah
a. Bank
b. Non Bank
3. Deposito Mudharabah
a. Bank
- 1 Bulan
- 3 Bulan
- 6 Bulan
- 12 Bulan
b. Non Bank
- 1 Bulan
- 3 Bulan
- 6 Bulan
- 12 Bulan
Saldo
Rata-rata
Pendapatan yang
harus dibagi hasil
A
A1
B
B1
A2
B2
C2
D2
E2
A3
A4
A5
A6
B3
B4
B5
B6
C3
C4
C5
C6
D3
D4
D5
D6
E3
E4
E5
E6
Nisbah
A
B
C
TOTAL
Ket :
A = Entry
B = B1+B2+B3+B4+B5+B6
C = Entry, untuk penghimpunan jenis wadiah pada kolom nisbah tidak diisi
D = D1+D2+D3+D4+D5+D6
D = B X C , kecuali untuk D1 (tergantung kebijaksanaan bank untuk pemberian bonus wadiah)
E = (D/A X 100%) X 12
Indikasi Rate
of Return
E
E1
500
Lampiran 34
Lampiran. 16 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/56/DPbS tanggal 9 Desember 2005
INFORMASI KEUANGAN USAHA SYARIAH
NERACA
No
POS - POS
A.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
AKTIVA
Kas
Giro Bank Indonesia
Sertifikat Wadiah Bank Indonesia
Penempatan Pada Bank Lain
PPAP Penempatan Pada Bank Lain -/Surat Berharga Yang Dimiliki
PPAP Surat Berharga Yang Dimilki -/Piutang Murabaha
PPAP Piutang Murabaha -/Piutang Lainnya
PPAP Piutang lainnya
-/Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah
PPAP Pembiayaan
-/Pendapatan Yang Masih Akan Diterima
Biaya Dibayar Dimuka
Aktiva Tetap
Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap -/Aktiva Lain-lain
JUMLAH AKTIVA
B.
1
2
3
4
5
6
7
PASIVA
Dana Simpanan Wadiah
Kewajiban Segera Lainnya
Kewajiban Kepada Bank Indonesia (FPJPS)
Kewajiban Kepada Bank Lain
Surat Berharga Yang Diterbitkan
Kewajiban Lain-lain
Dana Investasi tidak terikat
a. Tabungan Mudharabah
b. Deposito Mudharabah
Saldo Laba (Rugi)
JUMLAH PASIVA
Posisi Tgl
Laporan
Posisi Tgl
Sebelumnya
Posisi Tgl
Laporan
Posisi Tgl
Sebelumnya
Posisi Tgl
Laporan
Posisi Tgl
Sebelumnya
LABA-RUGI
No.
POS - POS
A. PENDAPATAN OPERASIONAL
1
2
3
4
B.
Margin Murabaha
Bagi Hasil Mudharabah
Bonus
Pendapatan Operasional Lainnya
JUMLAH PENDAPATAN OPERASIONAL
D.
E.
F.
1
2
3
4
5
G.
a. Bank
b. Bukan bank
c. Bank Indonesia (FPJPS)
JUMLAH BAGI HASIL
Pendapatan operasional setelah distribusi bagi hasil untuk
investor dana investasi tidak terikat
BEBAN Operasional
Bonus Wadiah
Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif
Beban Umum & Administrasi
Beban Personalia
Beban Lainnya
JUMLAH BEBAN OPERASIONAL
501
Lampiran 35
Lampiran 4 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 8/11/DPbS tanggal 7 Maret 2006
PEDOMAN PENYUSUNAN NERACA - UUS
NO.
POS-POS LBUS
Sandi LBUS
AKTIVA
1.
2
Kas
Giro BI
Kas
Penempatan Pada BI
Giro Wadiah
100
120
03)
120(10)
120
Penempatan Pada BI
03)
a. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia
b. Lainnya
120(20)
120(90)
Lainnya masuk ke SWBI
130
04)
-/Jenis :
1 Simpanan Wadiah
a. Giro
b. Tabungan
c. Lainnya
2 Dana Investasi Tidak Terikat
a. Tabungan Mudharabah
b. Deposito Mudharabah
c. Lainnya
3 Pembiayaan
a. Mudharabah
b. Musyarakah
4 Piutang
a. Al-Qardh
b. Lainnya
5 Tagihan akseptasi
130(11)
130(12)
130(19)
130(21)
130(25)
130(30)
130(64)
130(65)
130(67)
130(69)
130(73)
PPAP -/13)
a. Cadangan umum
b. Cadangan khusus
4.
PPAP
entry dari :
Total :
sebagian 205(10)
205(10)
sebagian 207(10)
207(10)
140
-/Tujuan pemilikan :
1. Dimiliki hingga jatuh tempo
2. Lainnya
Kol.IV (1)
Kol.IV (3), Lainnya termasuk
juga "Tersedia untuk dijual"
Jenis :
1 Surat Berharga Pasar Keuangan Syariah
a. Wesel
- Wesel ekspor
- SKBDN
- Lainnya
b. Lainnya
2 Surat Berharga Pasar Modal Syariah
a. Sertifikat Reksadana Syariah
b. Obligasi
- Dalam Rangka Rekapitalisasi Perbankan
. Lainnya
c. Lainnya
3 Lainnya
140(55)
140(57)
140(59)
140(69)
140(81)
140(82)
140(83)
140(89)
140(99)
PPAP -/13)
1 Surat berharga yang dimiliki
a. Cadang umum
b. Cadangan khusus
2 Penempatan pada bank lain - surat berharga
a. Cadang umum
b. Cadangan khusus
5
130(51)
130(53)
130(54)
130(57)
130(58)
130(59)
130(60)
130(61)
130(62)
130(63)
-/-
230,Kol.I (30)
entry dari :
205(20)
207(20)
digabung ke Penempatan (No.3)
205(10)
207(10)
Piutang Murabaha
Dibedakan atas hubungan dengan bank :
1. Terkait dengan Bank
2. Tidak terkait dengan Bank
PPAP
150,Kol.VII.2(1)
150,Kol.VII.2(2)
PPAP
-/13)
1 Piutang yang tidak direstrukturisasi
a. Cadangan umum
b. Cadangan khusus
2 Piutang yang direstrukturisasi
a. Cadangan umum
b. Cadangan khusus
150
-/- 06)
151
230,Kol.I (31)
entry dari :
205(35)
207(31)
205(35)
207(31)
502
Page 1 of 5
Lanjutan Lampiran 35
Lampiran 4 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 8/11/DPbS tanggal 7 Maret 2006
PEDOMAN PENYUSUNAN NERACA - UUS
NO.
6
POS-POS LBUS
Sandi LBUS
Piutang Lain
Piutang Lain
PPAP
a. Piutang Salam
b.Piutang Istishna
-/-
152
07)
08)
153
-/-
180,Kol.I (10)
180,Kol.I (15)
180,Kol.I (20)
180,Kol.I (25)
180,Kol.I (30)
180,Kol.I (35)
180,Kol.I (40)
180,Kol.I (45)
180,Kol.I (50)
180,Kol.I (55)
180,Kol.I (60)
180,Kol.I (65)
180,Kol.I (99)
Akumulasi Penyusutan/Amortisasi
185,Kol.VI
PPAP
-/13)
1 Piutang yang tidak direstrukturisasi
a. Cadangan umum
b. Cadangan khusus
2 Piutang yang direstrukturisasi
a. Cadangan umum
b. Cadangan khusus
3, Lainnya
entry dari :
PPAP
-/13)
Ijarah
a. Cadangan umum
b. Cadangan khusus
7
154
159
205(61)
207(61)
Pembiayaan 10)
-/Jenis Pembiayaan :
a. Pembiayaan Mudharabah
b. Pembiayaan Musyarakah
160
161
Pembiayaan lainnya (169) masuk
Pembiayaan Mudharabah
PPAP
-/13)
1 Pembiayaan yang tidak direstrukturisasi
a. Cadangan umum
b. Cadangan khusus
2 Pembiayaan yang direstrukturisasi
a. Cadangan umum
b. Cadangan khusus
8
RUPA-RUPA AKTIVA
RUPA-RUPA AKTIVA
207(56,57,59)
205(51,52,55)
207(51,52,55)
230,Kol.I (36)
230,Kol.I (39)
17)
entry dari :
205(56,57,59)
17)
230,Kol.I (32)
230,Kol.I (50)
230,Kol.I (20)
213 + 215
214 + 216
11 Aktiva lain-lain
170
Persediaan
Tagihan Lainnya
11)
Jenis :
1 Dana Talangan
a. Dalam rangka pembiayaan transaksi perdagangan s/d 15 hari
b. Lainnya
2 Tagihan Akseptasi
3 Piutang kepada pembeli
4 Piutang kepada penjual
5 Piutang kepada mudharib
6 Lainnya
PPAP
-/13)
Tagihan lainnya
a. Cadangan umum
b. Cadangan khusus
PENYERTAAN
entry dari :
205(45)
207(45)
12)
Jenis Perusahaan :
1 Lembaga keuangan bukan bank
2 Lainnya
200,Kol.II (10)
Tujuan :
1 Dalam rangka pendirian/kepemilikan anak perusahaan
2 Dalam rangka restrukturisasi piutang/pembiayaan
200,Kol.V (1)
200,Kol.II (90)
200,Kol.V (2)
130(90)
503
Page 2 of 5
Lanjutan Lampiran 35
Lampiran 4 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 8/11/DPbS tanggal 7 Maret 2006
PEDOMAN PENYUSUNAN NERACA - UUS
NO.
POS-POS LBUS
PPAP
-/13)
1 Penempatan pada bank lain - penyertaan
a. Cadangan umum
b. Cadangan khusus
2 Penyertaan
a. Cadangan umum
b. Cadangan khusus
Aktiva Istishna Dalam Penyelesaian 14)
Tujuan :
a. Dalam rangka Istishna Paralel
b. Lainnya
-/-
Sandi LBUS
230,Kol.I (33)
entry dari :
digabung di Penempatan (No.3)
205(10)
207(10)
205(40)
207(40)
210,Kol.II (1)
210,Kol.II (2)
211,Kol.IX
Hasil offsetting debet Uang muka pajak dan Taksiran pajak penghasilan
RUPA-RUPA AKTIVA
17)
230,Kol.I (40)
RUPA-RUPA AKTIVA
-/-
17)
230,Kol.I (70)
400(30)
17)
230,Kol.I (45)
230,Kol.I (05)
230,Kol.I (10)
230,Kol.I (15)
230,kol.I (25)
230,Kol.I (34)
230,Kol.I (55)
230,Kol.I (65)
230,Kol.I (75)
230,Kol.I (99)
190,Kol.II (90)
130(77)
130(45)
130(80)
130(99)
223
224
393
394
504
Page 3 of 5
Lanjutan Lampiran 35
Lampiran 4 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 8/11/DPbS tanggal 7 Maret 2006
PEDOMAN PENYUSUNAN NERACA - UUS
NO.
POS-POS LBUS
Sandi LBUS
PASIVA
1.
301,Kol.III (10)
302,Kol.III (20)
309,Kol.III (99)
Lainnya masuk ke Tab.Wadiah
365(10)
365(20)
365(30)
365(99)
340 (10)
340 (40)
340 (99)
Lainnya = Pembiayaan yg diterima
dan Lainnya
Kewajiban Lain-lain
350(10)
350(20)
350(29)
350(50)
350(81)
350(82)
350(83)
350(89)
350(95)
355(51)
355(71)
355(72)
355(79)
355(81)
355(99)
350(51)
350(59)
350(61)
350(62)
350(69)
360(10)
360(20)
360(30)
360(99)
400(80)
400(81)
400(20)
Hasil offsetting kredit Taksiran pajak penghasilan dan Uang muka pajak
RUPA-RUPA PASIVA 29)
Taksiran pajak penghasilan
400(30)
RUPA-RUPA AKTIVA
17)
-/-
230,Kol.I (40)
400(85)
365(40)
365(45)
365(50)
365(60)
365(70)
365(80)
350(46)
350(99)
370,Kol.I (1)
370,Kol.I (5)
370,Kol.I (9)
400(25)
400(51)
400(59)
400(99)
505
Page 4 of 5
Lanjutan Lampiran 35
Lampiran 4 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 8/11/DPbS tanggal 7 Maret 2006
PEDOMAN PENYUSUNAN NERACA - UUS
NO.
POS-POS LBUS
Hasil offsetting kredit Antar kantor Aktiva dan Antar kantor Pasiva
Antar Kantor Pasiva
a. Melakukan kegiatan operasional di Indonesia 27)
b. Melakukan kegiatan operasional diluar Indonesia 28)
Antar Kantor Aktiva -/a. Melakukan kegiatan operasional di Indonesia 15)
b. Melakukan kegiatan operasional diluar Indonesia 16)
Pinjaman Subordinasi 25)
a. Terkait dengan bank
b. Tidak Terkait dengan bank
394
223
224
340 (30)
21)
393
368,Kol.II.2a(1)
368,Kol.II.2b(2)
Modal Pinjaman
Sandi LBUS
350(72)
Kol.III.1 (1)
Kol.III.1 (2)
400(41)
400(49)
410
30)
Kol.III
DSJV (036 - 959)
Rp=360, Valuta asing= Non 360
19)
321 (21)
322 (22)
329(29)
Lainnya masuk ke Tab.Mudharabah
350(30)
350(35)
350(39)
451
452
Laba/Rugi
a. Tahun-Tahun Lalu
i. Laba
ii. Rugi
-/b. Tahun Berjalan
02)
i. Laba
ii. Rugi
-/-
461
462
465
466
506
Page 5 of 5
Lampiran 36
Lampiran 18 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/56/DPbS tanggal 9 Desember 2005
Lampiran 18
A.
1
Pendapatan Operasional
Marjin Murabaha
1)
LBUS
A. Pendapatan Operasional
A.1. Penduduk
1. Dari Pihak Ketiga Bukan Bank
a. Pendapatan Margin Murabahah
102
120
A.1. Penduduk
1. Dari Pihak Ketiga Bukan Bank
e. Pendapatan bagi hasil Mudharabah
f. Pendapatan bagi hasil Musyarakah
3. Dari bank-bank lain di Indonesia
b. Pendapatan bagi hasil Mudharabah
i. Tabungan Mudharabah
ii. Deposito Mudharabah
iii. Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank
iv. Lainnya
A.2. Bukan Penduduk
1. Dari Pihak Ketiga Bukan Bank
e. Pendapatan bagi hasil Mudharabah
f. Pendapatan bagi hasil Musyarakah
2 Dari bank-bank lain di Indonesia
b. Pendapatan bagi hasil Mudharabah
i. Tabungan Mudharabah
ii. Deposito Mudharabah
iii. Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank
iv. Lainnya
Bonus
A.1. Penduduk
2. Dari Bank Indonesia
a. Bonus SWBI
3. Dari bank-bank lain di Indonesia
a. Bonus dari Bank Syariah lain
A.2. Bukan Penduduk
2 Dari bank-bank lain di Indonesia
a. Bonus dari Bank Syariah lain
Sandi LBU
107
108
115
116
117
118
125
126
131
132
133
134
112
114
130
103
104
105
106
109
111
113
119
121
507
Lanjutan Lampiran 36
PEDOMAN PENYUSUNAN LABA/RUGI - UUS
POS L/K PUBLIKASI
1)
LBUS
c. Pendapatan Bersih Istishna Paralel
i. Pendapatan Istishna'
ii. Harga Pokok Istishna' -/d. Pendapatan Sewa Ijarah
g. Pendapatan dari penyertaan
h. Lainnya
2 Dari bank-bank lain di Indonesia
c. Lainnya
B. Pendapatan Operasional Lainnya
1. Jasa Investasi Terikat (Mudharabah Muqayyadah )
2. Jasa layanan
2.1 Transfer
2.2 Bank garansi
2.3 Inkaso
2.4 Penerbitan L/C
2.5 Lainnya
3. Pendapatan dari transaksi valuta asing
4. Koreksi PPAP
5. Koreksi Penyisihan Penghapusan Transaksi
Rekening Administratif
6. Lainnya
B.
C.
Bagi hasil untuk Investor Dana Investasi Tidak Terikat -/A. Penduduk
1 Bank-bank lain di Indonesia dan diluar Indonesia (Bank)
a. Tabungan Mudharabah
b. Deposito Mudharabah
c. Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank
d. Lainnya
2 Pihak ketiga bukan bank (Bukan Bank)
a. Tabungan Mudharabah
b. Deposito Mudharabah
c. Lainnya
3 Bank Indonesia
a. FPJP Syariah
b. Lainnya
E.
F.
Beban Operasional
122
123
124
127
129
135
136
137
138
139
140
141
143
144
145
146
149
( A. 1 + A. 2 + A. 3 + A. 4)
B. Bukan penduduk
1 Bank-bank lain di Indonesia dan diluar Indonesia (Bank)
a. Tabungan Mudharabah
b. Deposito Mudharabah
c. Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank
d. Lainnya
D.
Sandi LBU
156
157
158
159
151
152
153
154
155
164
165
167
169
160
161
163
(C. 1 + C. 2 + C. 3)
Pendapatan Operasional setelah distribusi bagi hasil
Untuk Investor Dana Investasi Tidak Terikat ( A - B )
A. Surplus
B. Defisit
508
Lanjutan Lampiran 36
PEDOMAN PENYUSUNAN LABA/RUGI - UUS
POS L/K PUBLIKASI
Bonus Wadiah
1)
LBUS
Beban operasional
Beban Bonus titipan wadiah
1. Penduduk
1.1. Bank Indonesia
1.2. Bank-bank lain di Indonesia
1.3. Pihak ketiga bukan bank
2. Bukan Penduduk
2.1. Bank-bank lain di luar Indonesia
2.2. Pihak ketiga bukan bank
Beban operasional
Penyusutan/Penyisihan/amortisasi/penghapusan
Transaksi Rekening Administratif
Premi Asuransi
Penelitian dan pengembangan
Sewa
Pajak-Pajak (Tidak termasuk pajak penghasilan)
Pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap dan inventaris
F. Penyusutan/Penyisihan/amortisasi/penghapusan
1. Penyusutan aktiva tetap dan inventaris
2. Biaya yang ditangguhkan
190
192
Beban personalia
373
374
375
376
377
380
381
382
383
385
386
389
387
Beban operasional
A.
B.
C.
D.
E.
185
186
189
Sandi LBU
279
320
330
350
360
371
372
Beban operasional
A. Tenaga kerja
1. Gaji dan upah
2. Honorarium Komisaris/Dewan Pengawas Syariah/
Direksi
3. Lainnya
B. Pendidikan dan pelatihan
302
309
310
Beban operasional
Penurunan nilai surat berharga
390
Beban operasional
Beban transaksi valuta asing
200
Beban operasional
Promosi
340
301
Beban Lainnya
509
Lanjutan Lampiran 36
PEDOMAN PENYUSUNAN LABA/RUGI - UUS
POS L/K PUBLIKASI
G.
1)
LBUS
Beban operasional
A. Premi dalam rangka Penjaminan Dana Pihak Ketiga
B. Lainnya
C. Biaya Perbaikan Aktiva Ijarah
272
399
210
Beban non-operasional
Kerugian restrukturisasi Penyaluran dana
Investasi Tidak Terikat
423
(F. 1 + F. 2 + F. 3 + F. 4 + F. 5)
H.
I.
J.
2)
K.
L.
1)
2)
Daftar rincian ini diisi secara akumulatif sejak awal tahun buku bank pelapor sampai dengan tanggal akhir bulan laporan
Sub pos "Lainnya" pada Pendapatan Non Operasional harus dirinci pada Form-42 (Rincian Pendapatan Non-Operasional Lainnya) apabila jumlahnya
melebihi 25% dari sandi 410
Sub pos "Lainnya" pada Beban Non Operasional harus dirinci pada Form-43 (Rincian Beban Non-Operasional Lainnya) apabila jumlahnya melebihi 25 %
dari sandi 420
Jumlah ini harus sama dengan pos 17.b (Laba/Rugi Tahun Berjalan) - Pasiva, Neraca
3)
4)
Sandi LBU
410
411
412
(413+414) (426+427)
415
419
447
420
421
422
424
425
(426+427) (413+414)
429
510
Lampiran 37
Kewajiban Komitmen
Fasilitas Pembiayaan kepada nasabah yang belum
ditarik 10)
a. Pembiayaan Mudharabah
b. Pembiayaan Musyarakah
c. Pembiayaan Lainnya
Sandi LBUS
536
537
539
(Lainnya masuk ke Mudharabah)
Kewajiban Komitmen
Irrevocable L/C yang masih berjalan 34)
a. L/C Luar Negeri
b. L/C Dalam Negeri
561
562
Kewajiban Kontinjensi
Garansi (Kafalah) Yang Diberikan
599
35)
Lainnya
Tagihan Komitmen
Fasilitas Pembiayaan Yang Belum Ditarik dari :
a. Bank Indonesia
b. Bank di Dalam negeri
c. Bank di Luar negeri
d. Lainnya
500
505
510
514
515
520
521
524
525
529
Kewajiban Komitmen
Fasilitas Piutang Qardh yang belum ditarik 9)
a. Dalam rangka talangan Ongkos Naik Haji (ONH)
b. Dalam rangka talangan atas transaksi perdagangan > 15 hr
c. Lainnya
531
532
535
540
571
575
576
579
580
585
591
592
594
595
597
598
609
511
Lampiran 38
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/ 33 /DPNP tanggal 8 Desember 2009
PENYESUAIAN
PEDOMAN AKUNTANSI PERBANKAN INDONESIA (PAPI) 2008
2.
Ketentuan Transisi
D.
Cakupan
a.
2)
3)
2.
Penerapan
a.
512
Lanjutan Lampiran 38
c.
2)
d.
cadangan
umum
dan
cadangan
khusus
513
Lanjutan Lampiran 38
1)
2)
3)
4)
5)
e.
dasar
nilai
tercatat
berdasarkan
biaya
perolehan
Kondisi Keterbatasan
a.
Bank
tidak
atau
kurang
memiliki
data
tentang
514
Lanjutan Lampiran 38
b.
c.
d.
2)
rencana tindak (action plan) yang memuat langkahlangkah yang akan dilakukan untuk memperoleh data
tentang pengalaman kerugian spesifik atau kerugian
historis dari peer group atas Kredit secara kolektif sesuai
persyaratan PSAK No. 55 (Revisi 2006), dengan
memperhatikan batas waktu sebagaimana pada angka 4;
dan
3)
4.
515
Lanjutan Lampiran 38
Pengungkapan (Dislosure)
Bank yang menerapkan estimasi penurunan nilai Kredit secara
kolektif sebagaimana pada angka 2 di atas harus mengungkapkan hal
tesebut dalam kebijakan akuntansi pada Catatan Atas Laporan
Keuangan.
516
Lampiran 39a
517
39b
518
Lampiran 39b
519
520
Lampiran 40
521
Lampiran 41a
522
41b
523
Lanjutan Lampiran 41 a
524
Lampiran 41b
525
526
Lampiran 42
527
Lampiran 43A
LAMPIRAN IA
SURAT EDARAN BANK INDONESIA
NOMOR 15/43/DPNP TANGGAL 21 OKTOBER 2013
PERIHAL
PERUBAHAN ATAS SURAT EDARAN BANK INDONESIA
NOMOR 15/29/DKBU TANGGAL
31 JULI
PERIHAL
DAN
LAPORAN
TAHUNAN
2013
LAPORAN
PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI
528
BAB I
PENJELASAN UMUM
I.
Laporan
Keuangan
Publikasi
bertujuan
untuk
Pemegang
Pengendali
secara
Saham
triwulanan
termasuk
kepada
Pemegang
berbagai
Saham
pihak
yang
BPR Pelapor
BPR Pelapor adalah Kantor Pusat BPR yang menyampaikan
laporan untuk BPR secara konsolidasi.
III.
Penyampaian Pertanyaan
Pertanyaan yang berkenaan dengan pelaporan ditujukan kepada
Bank Indonesia sebagai berikut:
1. Pertanyaan yang berkaitan dengan aplikasi Laporan Bulanan
disampaikan kepada
529
BAB II
PEDOMAN PENGISIAN LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI
TABEL 1 NERACA
PT/PD/KOP *) BANK PERKREDITAN RAKYAT
Tanggal ..
No.
1
2
3
4
5
6
7
Pos Pos
Posisi Tanggal
laporan
AKTIVA
Kas
Sertifikat Bank Indonesia
Antarbank Aktiva
a. Pada bank umum
b. Pada BPR
Kredit yang diberikan
a. Pihak terkait
b. Pihak tidak terkait
Penyisihan Penghapusan Aktiva
Produktif -/Aktiva dalam valuta asing
Aktiva Tetap dan Inventaris
a. Tanah dan gedung
b. Akumulasi penyusutan gedung
-/c. Inventaris
d. Akumulasi
penyusutan
inventaris -/Aktiva Lain-Lain
JUMLAH AKTIVA
530
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Pos Pos
Posisi Tanggal
laporan
PASIVA
Kewajiban-kewajiban yang segera
dapat dibayar
Tabungan
a. Pihak terkait
b. Pihak tidak terkait
Deposito berjangka
a. Pihak terkait
b. Pihak tidak terkait
Kewajiban kepada Bank Indonesia
Antarbank Pasiva
Pinjaman Yang Diterima
Pinjaman Subordinasi
Rupa-rupa Pasiva
Ekuitas
a. Modal Dasar
b. Modal yang belum disetor -/c. Agio
d. Disagio -/e. Modal Sumbangan
f. Modal Pinjaman
g. Dana Setoran Modal
h. Cadangan Revaluasi Aktiva
Tetap
i. Cadangan Umum
j. Cadangan Tujuan
k. Laba yang ditahan
l. Laba/rugi tahun berjalan
JUMLAH PASIVA
531
AKTIVA
1. Kas
Yang dimasukkan ke dalam pos ini adalah sandi 100 Aktiva Neraca
yaitu uang kartal yang ada dalam kas berupa uang kertas dan uang
logam yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia yang menjadi alat
pembayaran yang sah di Indonesia. Commemorative coins/notes
milik BPR yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dilaporkan pada
pos Aktiva Lain-Lain.
2. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Yang dimasukkan ke dalam pos ini adalah sandi 110 Aktiva Neraca
yaitu Sertifikat Bank Indonesia (SBI) atas unjuk dalam rupiah yang
diterbitkan dengan sistem diskonto oleh Bank Indonesia sebagai
pengakuan
hutang
berjangka
waktu
pendek.
SBI
tersebut
532
ketentuan
Bank
Indonesia
mengenai
Kualitas
Aktiva
533
PASIVA
1. Kewajiban-kewajiban yang segera dapat dibayar
Yang dimasukkan ke dalam pos ini adalah sandi 200 Pasiva Neraca
yaitu semua kewajiban BPR yang segera dapat ditagih oleh
pemiliknya dan harus segera dibayar. Kredit yang diberikan yang
bersaldo kredit harus dilaporkan ke dalam pos ini. Termasuk
dilaporkan pada pos ini adalah bunga deposito berjangka yang
secara efektif telah menjadi kewajiban BPR namun belum dibayar
kepada nasabah.
2. Tabungan
Yang dimasukkan ke dalam pos ini adalah sandi 210 Pasiva Neraca
yaitu simpanan simpanan dari pihak ketiga bukan bank pada BPR
yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat
tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek,
bilyet giro dan/atau alat yang dipersamakan dengan itu. Pos ini
dibedakan atas tabungan milik pihak terkait dan tidak terkait.
3. Deposito berjangka
Yang dimasukkan ke dalam pos ini adalah sandi 220 Pasiva Neraca
yaitu simpanan milik pihak ketiga bukan bank yang penarikannya
dapat dilakukan menurut suatu jangka waktu tertentu sesuai
dengan perjanjian. Pos ini dibedakan atas deposito milik pihak
terkait dan tidak terkait.
4. Kewajiban kepada Bank Indonesia
Yang dimasukkan ke dalam pos ini adalah sandi 230 Pasiva Neraca
yaitu kewajiban kepada Bank Indonesia.
5. Antarbank pasiva
Yang dimasukkan ke dalam pos ini adalah sandi 240 Pasiva Neraca
yaitu semua jenis kewajiban BPR kepada bank lain antara lain
tabungan, deposito berjangka dan pinjaman yang diterima.
534
535
Modal pinjaman
Yang dimasukkan ke dalam sub pos ini adalah sandi 287 Pasiva
Neraca
yaitu
modal
atau
pinjaman
yang
didukung
oleh
Indonesia
mengenai
Kewajiban
Penyediaan
Modal
Cadangan umum
Yang dimasukkan ke dalam sub pos ini adalah sandi 291 Pasiva
Neraca yaitu cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba yang
ditahan atau dari laba bersih (setelah dikurangi pajak) yang
dimaksudkan untuk memperkuat modal.
j.
Cadangan tujuan
Yang dimasukkan ke dalam sub pos ini adalah sandi 293 Pasiva
Neraca yaitu bagian laba bersih (setelah dikurangi pajak) yang
disisihkan untuk tujuan tertentu.
8
536
537
POS POS
Periode yang
sama
tahun sebelumnya
PENDAPATAN
Pendapatan Operasional
- Bunga
- Provisi dan komisi
- lainnya
Jumlah Pendapatan operasional
Pendapatan non Operasional
Jumlah Pendapatan
BEBAN
Beban operasional
- beban bunga
- beban administrasi dan umum
- beban personalia
- penyisihan aktiva produktif
- beban operasional lainnya
Jumlah beban operasional
Beban non operasional
Jumlah Beban
Laba/rugi
sebelum
Penghasilan (PPh)
Taksiran Pajak Penghasilan
Laba/rugi tahun berjalan
Pajak
10
538
PENDAPATAN
1. Pendapatan Operasional
a. Bunga
Yang
dimasukkan
ke
dalam
pos
ini
penjumlahan
sandi
BEBAN
5. Beban Operasional
a. Beban bunga
yang dimasukkan ke dalam pos ini adalah penjumlahan sandi
161 sampai dengan 181 Rincian Laba Rugi yaitu beban bunga
11
539
206
dan
209
Rincian
Laba
Rugi
yaitu
gaji,
upah,
540
13
541
POS POS
Posisi tanggal
laporan
KOMITMEN
1. Fasilitas pinjaman yang diterima
dan belum ditarik
2. Fasilitas kredit kepada nasabah
yang belum ditarik
3. Lain-lain
Jumlah Komitmen
KONTINJENSI
1. Pendapatan
bunga
dalam
penyelesaian
2. Lain-lain
Jumlah Kontinjensi
14
542
KOMITMEN
1. Fasilitas pinjaman yang diterima dan belum ditarik
Yang dimasukkan ke dalam rekening ini adalah sandi 320 rekeningrekening administratif yaitu fasilitas pinjaman yang diterima dan
belum ditarik oleh BPR.
2. Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik
Yang dimasukkan ke dalam rekening ini adalah sandi 340 rekeningrekening administratif yaitu fasilitas kredit yang disediakan oleh
BPR bagi nasabahnya dan belum ditarik.
3. Lain-lain
Yang dimasukkan ke dalam pos ini adalah lain-lain komitmen yang
tidak dapat digolongkan ke dalam salah satu pos komitmen angka 1
dan 2 tersebut di atas.
KONTINJENSI
1. Pendapatan bunga dalam penyelesaian
Yang dimasukkan ke dalam pos ini adalah penjumlahan posisi sandi
331 dan 339 dari sandi rekening-rekening administratif yaitu bunga
atas penanaman dana BPR yang kualitasnya tergolong Kurang
Lancar, Diragukan atau Macet namun hingga saat pelaporan masih
belum diterima pembayarannya.
2. Lain-lain
Yang dimasukkan kedalam pos ini adalah lain-lain kontinjensi yang
tidak dapat dimasukkan ke dalam pos kontinjensi pada angka 1 di
atas.
15
543
Jumlah
1.
16
544
selain
giro
yang
dikelompokkan
berdasarkan
kualitas
sebelum
pajak
dalam
12
(dua
belas)
bulan
terakhir
545
8. PPAP
Yang dimasukkan ke dalam pos ini adalah perbandingan antara
Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang telah dibentuk
terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang wajib
dibentuk.
9. BOPO
Yang dimasukkan ke dalam pos ini adalah perbandingan beban
operasional terhadap pendapatan operasional yang diperhitungkan
per posisi (tidak disetahunkan).
10. Cash Ratio
Yang dimasukkan ke dalam pos ini adalah perbandingan antara alat
likuid terhadap hutang lancar sebagaimana diatur dalam ketentuan
Bank Indonesia tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan Bank
Perkreditan Rakyat.
18
546
PEMILIK BANK
1. . . (%)
2. . . (%)
3. dst.
Pemegang Saham Pengendali
1. ..
2. ..
3. dst.
..
19
547
Lampiran 43
LAMPIRAN I
SURAT EDARAN BANK INDONESIA
NOMOR 15/29/DKBU TANGGAL 31 JULI 2013
PERIHAL
LAPORAN
TAHUNAN
DAN
LAPORAN
KEUANGAN
PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI
548
Lanjutan Lampiran 43
BAB I
PENJELASAN UMUM
I.
Laporan
Keuangan
Publikasi
bertujuan
untuk
Pemegang
Pengendali
secara
Saham
triwulanan
termasuk
kepada
Pemegang
berbagai
Saham
pihak
yang
BPR Pelapor
BPR Pelapor adalah Kantor Pusat BPR yang menyampaikan
laporan untuk BPR secara konsolidasi.
III.
Penyampaian Pertanyaan
Pertanyaan yang berkenaan dengan pelaporan ditujukan kepada
Bank Indonesia sebagai berikut:
1. Pertanyaan yang berkaitan dengan aplikasi Laporan Bulanan
disampaikan kepada
549
Lanjutan Lampiran 43
BAB II
PEDOMAN PENGISIAN LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI
LAPORAN NERACA
POS-POS
Posisi Tanggal
Laporan
Posisi Tanggal
Laporan
ASET
Kas
Kas dalam Valuta Asing
Sertifikat Bank Indonesia
Pendapatan Bunga yang Akan Diterima
Penempatan pada Bank Lain
Penyisihan Kerugian -/Jumlah
Kredit yang Diberikan
a. Kepada BPR
b. Kepada Bank Umum
c. Kepada non bank pihak terkait
d. Kepada non bank pihak tidak terkait
Penyisihan Kerugian -/Jumlah
Agunan yang Diambil Alih
Aset Tetap dan Inventaris
a. Tanah dan bangunan
b. Akumulasi penyusutan bangunan -/c. Inventaris
d. Akumulasi penyusutan inventaris -/Aset tidak berwujud
Aset Lain-lain
Jumlah Aset
POS-POS
Kewajiban
Kewajiban Segera
Utang Bunga
Utang Pajak
Simpanan
a.
Tabungan
b.
Deposito
Simpanan dari Bank Lain
Pinjaman Diterima
Dana Setoran Modal Kewajiban
Kewajiban Imbalan Kerja
Pinjaman Subordinasi
Modal Pinjaman
Kewajiban Lain-lain
Jumlah Kewajiban
550
Lanjutan Lampiran 43
POS-POS
Posisi Tanggal
Laporan
EKUITAS
Modal
Modal Dasar
Modal yang Belum Disetor
-/Tambahan Modal Disetor (Agio Saham)
Modal Sumbangan
Jumlah
Dana Setoran Modal Ekuitas
Laba/Rugi yang Belum Direalisasi
Surplus Revaluasi Aset Tetap
Saldo Laba
Cadangan Tujuan
Cadangan Umum
Belum ditentukan tujuannya
Total
Jumlah Ekuitas
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
551
Lanjutan Lampiran 43
I.
ASET
1. Kas
Yang dimasukkan dalam pos ini adalah sandi 100 Aset Neraca
yaitu uang kartal yang ada dalam kas berupa uang kertas dan
uang logam yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia yang menjadi
alat pembayaran yang sah di Indonesia. Termasuk dalam pos ini
adalah kas besar, kas dalam mesin Anjungan Tunai Mandiri dan
kas dalam perjalanan.
2. Kas dalam Valuta Asing
Yang dimasukkan ke dalam pos ini adalah sandi 102 Aset
Neraca yaitu mata uang kertas asing, uang logam asing dan
travellers cheque yang masih berlaku yang dimiliki BPR dalam
kegiatan penukaran sebagai Pedagang Valuta Asing.
3. Sertifikat Bank Indonesia
Yang dimasukkan ke dalam pos ini adalah sandi 110 Aset
Neraca yaitu Sertifikat Bank Indonesia atas unjuk dalam rupiah
yang diterbitkan dengan sistem diskonto oleh Bank Indonesia
sebagai pengakuan hutang berjangka waktu pendek yang
dimiliki BPR. Kategori SBI terbagi dua yaitu:
a.
b.
552
Lanjutan Lampiran 43
yang
diberikan
dalam
rangka
pembiayaan
induk
(arranger)
maupun
sebagai
bank
peserta
553
Lanjutan Lampiran 43
melalui
pelelangan,
atau
diluar
pelelangan
agunan
dalam
hal
debitur
tidak
memenuhi
554
Lanjutan Lampiran 43
hardware
sedangkan nilai
termasuk
operasional
BPR
aset
yang
dan
tidak
aset
digunakan
yang
dalam
dalam
masa
pembangunan.
b. Akumulasi Penyusutan dan Penurunan Nilai
Yang dimasukkan dalam pos ini adalah sandi 211 Aset Neraca
yaitu jumlah akumulasi penyusutan dan penurunan nilai aset
tetap dan inventaris yang dimiliki BPR antara lain :
555
Lanjutan Lampiran 43
b)
Jumlah
akumulasi
penurunan
nilai
atas
biaya
b)
Jumlah
akumulasi
penurunan
nilai
atas
biaya
556
Lanjutan Lampiran 43
Termasuk
dalam
pos
ini
adalah
jumlah
akumulasi
asuransi,
commemorative
coins/notes
yang
557
Lanjutan Lampiran 43
dengan
cek,
bilyet
giro,
dan/atau
alat
yang
dikurangi
dengan
biaya
simpanan
pada
transaksi
yang
belum
diamortisasi.
Saldo
atau
nilai
bank
lain
tidak
dapat
11
558
Lanjutan Lampiran 43
6. Pinjaman Diterima
Yang dimasukkan dalam pos ini adalah sandi 370 Kewajiban
Neraca yaitu semua bentuk pinjaman yang diterima oleh BPR
baik dari bank lain ataupun pihak ketiga bukan bank. Nilai yang
dimasukkan adalah sebesar baki debet kepada bank lain dan
pihak ketiga bukan bank setelah dikurangi dengan biaya
transaksi yang belum diamortisasi.
7. Dana Setoran Modal - Kewajiban
Yang dimasukkan dalam pos ini adalah sandi 400 Kewajiban
Neraca yaitu dana yang telah disetor penuh oleh pemegang
saham atau calon pemegang saham dan diblokir dalam rangka
penambahan modal, namun belum atau tidak dinyatakan
memenuhi ketentuan modal yang berlaku oleh Bank Indonesia
untuk dapat digolongkan sebagai modal disetor.
8. Kewajiban Imbalan Kerja
Yang dimasukkan dalam pos ini adalah sandi 410 Kewajiban
Neraca yaitu kewajiban BPR untuk memberikan imbalan atas
jasa yang diberikan kepada pekerjanya berupa imbalan kerja
jangka pendek, imbalan paska kerja, imbalan kerja jangka
panjang lainnya dan pesangon pemutusan kerja. Nilai yang
dimasukkan adalah jumlah yang didiskontokan.
9. Pinjaman Subordinasi
Yang dimasukkan dalam pos ini adalah sandi 420 Kewajiban
Neraca yaitu pinjaman diterima yang dinyatakan memenuhi
kriteria subordinasi oleh Bank Indonesia sebagaimana diatur
dalam
ketentuan
mengenai
KPMM.
Pinjaman
Subordinasi
559
Lanjutan Lampiran 43
560
Lanjutan Lampiran 43
penambahan
modal
serta
telah
dinyatakan
memenuhi
561
Lanjutan Lampiran 43
15
562
Lanjutan Lampiran 43
Pos-Pos
Posisi Tanggal
Laporan
16
563
Lanjutan Lampiran 43
Pendapatan Operasional
Yang dimasukkan dalam pendapatan operasional adalah
semua pendapatan yang merupakan hasil dari kegiatan yang
lazim sebagai usaha utama BPR dan dirinci atas:
a. Pendapatan Bunga
Yang dimasukkan dalam pos ini adalah pendapatan bunga
dari penanaman yang dilakukan oleh BPR dalam bentuk
aset produktif antara lain SBI, penempatan pada bank lain
dan kredit yang diberikan pada bank dan pihak ketiga
bukan bank. Termasuk yang dimasukkan dalam pos ini
adalah amortisasi diskonto, provisi dan biaya transaksi
yang dapat diatribusikan secara langsung pada aset
produktif.
Pendapatan bunga antar kantor tidak dimasukkan ke
dalam
pos
ini,
tetapi
dimasukkan
ke
dalam
pos
kontrak
dengan
pihak
lain
atas
sesuai
SBI,
pihak
ketiga
bukan
bank,
tidak
termasuk
Surat Berharga
Adalah amortisasi diskonto SBI yang dimiliki BPR
tidak termasuk pendapatan yang diperoleh atas
penjualan SBI.
b)
seluruh
pendapatan
bunga/amortisasi
atas penempatan
564
Lanjutan Lampiran 43
c) Deposito
d) Sertifikat Deposito
c)
2) Amortisasi Provisi
Pendapatan yang diterima BPR
amortisasi
atas
pendapatan
provisi
amortisasi
atas
pendapatan
provisi
Bunga Kontraktual
Yang dimasukkan dalam pos ini adalah beban bunga
yang secara kontraktual diperjanjikan oleh BPR
kepada bank lain atau pihak ketiga bukan bank.
Beban bunga kontraktual tidak termasuk amortisasi
biaya transaksi (transaction cost)
a) Tabungan
Adalah beban bunga atas dana tabungan dari
pihak ketiga bukan bank.
18
565
Lanjutan Lampiran 43
b) Deposito
Adalah beban bunga atas dana deposito dari
pihak ketiga bukan bank.
c) Simpanan dari bank lain
Adalah beban bunga atas dana tabungan/deposito
dari bank lain.
d) Pinjaman yang diterima
Adalah beban atas pinjaman yang diterima dari
Bank Indonesia, bank lain dan pihak ketuga
bukan bank.
e) Pinjaman Subordinasi
Adalah beban bunga atas pinjaman subordinasi
dari bank lain atau pihak ketiga bukan bank.
f)
Lainnya
Termasuk dalam pos ini adalah premi penjaminan
simpanan.
2)
Amortisasi Biaya Transaksi -/Biaya yang dikeluarkan oleh BPR yang terkait secara
langsung
dengan
penempatan
dana
pada
SBI,
ii.
19
566
Lanjutan Lampiran 43
dimasukkan
dalam
pos
ini
adalah
seluruh
selain
II.
Beban Operasional
Yang dimasukkan dalam pos ini adalah semua beban yang
dikeluarkan atas kegiatan yang lazim sebagai usaha BPR, dan
dirinci atas:
a. Beban Administrasi dan Umum
Beban ini terdiri dari:
1)
20
567
Lanjutan Lampiran 43
a)
b)
Honorarium
Termasuk dalam sub pos ini adalah biaya untuk
honorarium komisaris/dewan pengawas BPR.
c)
Lainnya
Yang dimasukkan dalam pos ini adalah semua
biaya tenaga kerja di luar gaji, upah, dan
honorarium, seperti uang lembur dan perawatan
kesehatan.
2)
oleh
pengurus/pegawai
baik
yang
Beban sewa
a)
Gedung kantor
Yang dimasukkan dalam pos ini adalah sewa yang
dibayar
oleh
BPR
terkait
dengan
gedung
Lainnya
Yang dimasukkan dalam pos ini adalah beban
sewa yang dibayarkan oleh BPR
terkait dengan
21
568
Lanjutan Lampiran 43
dimasukkan
dalam
pos
ini
adalah
beban
adalah
beban
dimasukkan
dalam
pos
ini
dimuka
maka
jumlah
yang
belum
dimasukkan
dalam
pos
ini
adalah
biaya
sehubungan dengan
barang-barang/jasa-jasa
tulis
menulis,
biaya
percetakan,
biaya
Pajak-pajak
Yang dimasukkan ke dalam pos ini adalah pajak yang
dibayar oleh BPR
22
569
Lanjutan Lampiran 43
dimasukkan
dalam
pos
ini
adalah
biaya
maupun
penempatan
sebagaimana
Indonesia
tentang
diatur
Kualitas
pada
dalam
aset
produktif
Peraturan
Aktiva
Bank
Produktif
dan
pula
biaya
edukasi
terhadap
masyarakat
dan
akomodasi
yang
terkait
dengan
dimasukkan
ke
dalam
pos
ini
adalah
beban
sehubungan
23
570
Lanjutan Lampiran 43
akibat
diperhitungkan
perbaikan
adanya
dengan
kualitas
restrukturisasi
kelebihan
kredit
PPAP
dalam
setelah
karena
rangka
restrukturisasi.
4) Lainnya
Adalah beban selain huruf a. dan b. diatas.
III.
Laba/Rugi Operasional
a. Laba Operasional
Yang dimasukkan dalam pos ini adalah selisih positif dari
pendapatan operasional dikurangi beban operasional.
b. Rugi Operasional
Yang dimasukkan dalam pos ini adalah selisih negatif dari
pendapatan
operasional
dikurangi
dengan
beban
operasional.
IV.
pos
ini
termasuk
juga
hasil
suatu
24
571
Lanjutan Lampiran 43
yang
Lainnya
Yang dimasukkan ke dalam pos ini adalah pendapatanpendapatan non operasional yang tidak termasuk dalam
angka 1 s.d 5 di atas. Termasuk dalam pos ini adalah
pendapatan yang diperoleh atas penerimaan kembali aset
produktif yang telah dihapustagih
V.
adalah penjualan /
25
572
Lanjutan Lampiran 43
b. Lain-lain
Yang dimasukkan ke dalam pos ini adalah biaya-biaya non
operasional yang tidak termasuk dalam huruf a di atas,
misalnya denda/sanksi kewajiban membayar BPR karena
suatu pelanggaran, sumbangan yang diberikan BPR dan
lain-lain seperti:
1) Kerugian penurunan nilai
Yang dimasukkan dalam pos ini adalah kerugian atas
penurunan nilai wajar aset tetap dan inventaris milik
BPR. Termasuk dalam pos ini penurunan nilai wajar
atas barang-barang jaminan yang diserahkan oleh
debitur kepada BPR (AYDA).
2) Beban bunga antar kantor
Yang dimasukkan dalam pos ini adalah beban bunga
atas dana-dana yang berasal dari transaksi antar
kantor.
3) Selisih kurs
Yang dimasukkan dalam pos ini adalah kerugian
selisih kurs, yaitu selisih kurang antara nilai tercatat
mata uang asing berdasarkan kurs tengah Bank
Indonesia
pada
tanggal
dengan
nilai
tercatat
sebelumnya.
VI.
VII.
26
573
Lanjutan Lampiran 43
27
574
Lanjutan Lampiran 43
Keterangan
28
575
Lanjutan Lampiran 43
II.
pemberian
bunga,
imbalan
atau
pembagian
hasil
keuntungan.
Kredit yang diberikan menurut penyalurannya terbagi atas:
1. Kepada BPR
Adalah penyaluran kredit kepada BPR lain yang memiliki maupun
tidak memiliki keterkaitan dengan BPR tersebut
2. Kepada Bank Umum
Adalah penyaluran kredit kepada Bank umum
3. Kepada non Bank terkait
Adalah
penyaluran
merupakan
kredit
perseorangan
kepada
atau
pihak
non
bank
perusahaan/badan
yang
yang
penyaluran
kredit
kepada
pihak
non
bank
yang
29
576
Lanjutan Lampiran 43
III. Kolektibilitas
Yang dimaksud dengan kolektibilitas adalah sebagaimana diatur
dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai KAP dan Pembentukan
PPAP BPR sebagai berikut:
1. Lancar;
2. Kurang Lancar;
3. Diragukan; dan
4. Macet.
IV. Rasio Rasio
1. Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)
Adalah rasio yang mengukur kecukupan Kewajiban Penyediaan
Modal
Minimum
Bank
Perkreditan Rakyat
yang
dihitung
30
577
Lanjutan Lampiran 43
Bank
dalam
memperoleh
keuntungan
secara
keseluruhan dengan membagi Laba sebelum pajak dengan Ratarata total aset.
5. Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)
Adalah rasio yang mengukur tentang perbandingan Beban
Operasi terhadap Pendapatan Operasi untuk mengetahui tingkat
efisiensi dan kemampuan Bank tersebut dalam menjalankan
kegiatan operasionalnya dengan membagi antara Total beban
operasional dan Total pendapatan operasional yang dihitung per
posisi (tidak disetahunkan).
6. Cash Ratio
Adalah rasio yang mengukur perbandingan antara alat likuid
terhadap hutang lancar sebagaimana diatur dalam ketentuan
Bank Indonesia tentang Tatacara Penilaian Tingkat Kesehatan
Bank Perkreditan Rakyat
7. Loan to Deposit Ratio (LDR)
Adalah rasio yang mengukur tentang perbandingan Kredit
dengan Dana Pihak Ketiga yang terdapat di Bank Perkreditan
Rakyat dimana Kredit merupakan total kredit
yang diberikan
31
578
Lanjutan Lampiran 43
Pos-Pos
Posisi Tanggal
Laporan
KOMITMEN
1. Fasilitas pinjaman yang diterima yang belum
ditarik
2. Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik
3. Penerusan kredit (Channeling)
4. Lain-lain
Jumlah komitmen
KONTIJENSI
1. Aset produktif yang dihapus buku
2. Agunan diambil alih dalam rangka proses
penyelesaian kredit
3. Pendapatan bunga dalam penyelesaian
4. Lain-lain
Jumlah kontijensi
32
579
Lanjutan Lampiran 43
II. KONTINJENSI
1. Aset produktif yang dihapusbukukan
Yang dimasukkan dalam pos ini adalah sandi 640 Rekening
Administratif yaitu semua rekening produktif baik kredit yang
diberikan
maupun
rekening
produktif
lainnya
yang
telah
580
Lanjutan Lampiran 43
34
581
Lanjutan Lampiran 43
dst.
DIREKSI
1.
2.
3.
dst.
PEMILIK BPR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
PEMILIK SAHAM
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
PEMEGANG SAHAM
PENGENDALI
1.
2.
3.
dst.
ULTIMATE
SHAREHOLDER
1.
2.
3.
dst.
35
582
Lanjutan Lampiran 43
adalah
nama
Pemegang
Saham
yang
wajib
dicantumkan
baik
Y. SANTOSO WIBOWO
36
583
Lampiran 44
LAMPIRAN II
SURAT EDARAN BANK INDONESIA
NOMOR 15/29/DKBU TANGGAL 31 JULI 2013
PERIHAL
LAPORAN TAHUNAN DAN LAPORAN KEUANGAN
PUBLIKASI BANK PERKREDITAN RAKYAT
PERJANJIAN PEMAKAIAN
JASA KANTOR AKUNTAN PUBLIK
1. Sdr. .......
Pasal
........... (beserta
(jika
telah
ada
telah
dimuat
Negara Republik
dalam
Berita
Indonesia tanggal
584
Lanjutan Lampiran 44
atas
penggolongan
kualitas
aktiva
produktif
dan
585
Lanjutan Lampiran 44
f.
g.
j.
PELAKSANA PEKERJAAN
Pasal 2
mengalami
perubahan,
PIHAK
KEDUA
menyampaikan
586
Lanjutan Lampiran 44
BIAYA JASA
Pasal 3
PAJAK
Pasal 4
pada
setiap
pembayaran
biaya
pekerjaan
dan
untuk
pembayaran
Pajak
Penghasilan
(PPh)
tersebut,
PIHAK
587
Lanjutan Lampiran 44
tanda bukti pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) kepada PIHAK
KEDUA.
(1)
(2)
(2)
audit
wajib
melaporkan
rencana
pelaksanaan
(4)
588
Lanjutan Lampiran 44
(2)
(3)
PIHAK
PERTAMA
berhak
menghentikan
pembayaran
biaya
(2)
PIHAK
PERTAMA
tidak
melaksanakan
kewajiban
dengan
pekerjaan
yang
dilaksanakan
dari
PIHAK
PERTAMA.
589
Lanjutan Lampiran 44
Pasal 10
(1)
Perjanjian
berakhir
dengan
sendirinya
apabila
pelaksanaan
dapat
mengakhiri
perjanjian
sebelum
jangka
waktu
perjanjian
(1)
atau
perselisihan,
para
pihak
sepakat
untuk
pada
musyawarah,
ayat
(1)
tidak
dapat
diselesaikan
secara
590
Lanjutan Lampiran 44
(1)
Hal-hal lain yang belum atau belum cukup diatur dan perubahanperubahan dalam Perjanjian ini akan diatur kemudian atas dasar
permufakatan kedua belah pihak yang akan dituangkan dalam
bentuk
surat
atau
perjanjian
tambahan
(addendum),
yang
dan
dianggap
telah
disampaikan
kepada
yang
Pemberitahuan
dan
atau
surat menyurat
berkaitan
dengan
PT BPR .......................
...........................
...........................
PIHAK KEDUA
591
Lanjutan Lampiran 44
Pasal 14
PENUTUP
PIHAK PERTAMA,
PIHAK KEDUA,
............................
..............................
Direktur Utama
Y. SANTOSO WIBOWO
592
Lampiran 45
Lampiran 1. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/52/ DPbS tanggal 22 November 2005
NERACA
BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH ..
Tanggal ..
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
15.
Pos - Pos
9.
Posisi
Tgl.laporan
AKTIVA
Kas
Penempatan Pada Bank Indonesia
Penempatan Pada bank lain
Piutang Murabaha
Piutang Salam
Piutang Istishna
Pembiayaan Mudharabah
Pembiayaan Musyarakah
Ijarah
Qardh
Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif -/Aktiva Istishna
Persediaan
Aktiva Tetap dan Inventaris
Akumulasi penghapusan aktiva tetap
Aktiva lain-lain
JUMLAH
AKTIVA
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Posisi
Tgl.laporan
Pos - Pos
PASIVA
Kewajiban Segera
Tabungan Wadiah
Kewajiban Kepada Bank Indonesia
Kewajiban Lain-lain
Pembiayaan/Pinjaman Yang Diterima
Pinjaman Subordinasi
Modal Pinjaman
Dana Investasi Tidak Terikat
a. Tabungan Mudharabah
b. Deposito Mudharabah
Ekuitas
a. Modal Disetor
b. Tambahan Modal Disetor
c. Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap
d. Cadangan
e. Saldo Laba (Rugi)
J UM L A H P A S I V A
.., .
Direksi,
..
593
Lampiran 46
Lampiran 2. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/52/ DPbS tanggal 22 November 2005
PERHITUNGAN LABA RUGI
BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH..
Periode ..
POS - POS
Periode tgl.laporan
Periode tgl.laporan
Periode tgl.laporan
I. Pendapatan Operasional
A. Pendapatan Operasional dari Penyaluran Dana
1. Dari Pihak Ketiga Bukan Bank
2. Dari Bank Indonesia
3. Dari bank-bank lain di Indonesia
B. Pendapatan Operasional Lainnya
POS - POS
II. Bagi hasil kepada Pemilik Dana
A. Pihak ketiga bukan bank
1. Tabungan Mudharabah
2. Deposito Mudharabah
3. Lainnya
B. Bank Indonesia
C. Bank bank lain
-/-
594
Lampiran 47
Lampiran 3. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/52/ DPbS tanggal 22 November 2005
POS POS
Periode tgl.laporan
I. Tagihan Komitmen
1. Fasilitas Pembiayaan Yang diterima dan Belum Ditarik
2. Lainnya
II. Kewajiban Komitmen
1. Fasilitas Pembiayaan Yang belum ditarik
2. Lainnya
III. Tagihan Kontinjensi
1. Garansi (Kafalah) Yang Diterima
2. Pendapatan yang akan diterima
3. Lainnya
IV. Kewajiban Kontinjensi
V . Aktiva Produktif yang Dihapusbuku pd Tgl Laporan
VI. Penerusan Dana Mudharabah Muqayyadah (Channeling)
595
Lampiran 48
Lampiran 4. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/52/DPbS tanggal 22 November 2005
KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF & INFORMASI LAINNYA PUBLIKASI
BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH
Periode
Bank
KETERANGAN
L
KL
Jumlah
PEMILIK
No
Nama
Kepemilikan
DIREKSI
No
DEWAN KOMISARIS
No.
Nama
Jabatan
Nama
Jabatan
Jabatan
............, ....................
Direksi
....................................
596
Lampiran 49
Lampiran 5. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/52/ DPbS tanggal 22 November 2005
URAIAN
1.
2.
3.
Catatan
20x2
20x1
Total Penggunaan
4.
5.
*) Disebutkan nama lembaga/pihak - nya seperti : Dompet Dhuafa Republika, Pos Keadilan Peduli Ummat
(PKPU), Yayasan, dll
597
Lampiran 50
Lampiran 6. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/52/ DPbS tanggal 22 November 2005
URAIAN
1.
2.
Catatan
20x2
20x1
4.
5.
598
Lampiran 51
TABEL D I S T R I B U S I
BAGI
HASIL
Bank :
Periode :
Jenis
Penghimpunan
Saldo
Rata-rata
Pendapatan yang
harus dibagi hasil
Nisbah
C
Indikasi Rate
of Return
E
Giro Wadiah
A1
B1
C1
D1
E1
Tabungan Mudharabah
A2
B2
C2
D2
E2
- 1 Bulan
A3
B3
C3
D3
E3
- 3 Bulan
A4
B4
C4
D4
E4
- 6 Bulan
A5
B5
C5
D5
E5
- 12 Bulan
A6
B6
C6
D6
E6
TOTAL
A
B
C
D
Ket :
A = Entry
B = B1+B2+B3+B4+B5+B6
D = D1+D2+D3+D4+D5+D6
C = Entry
D = B X C , kecuali untuk D1 (tergantung kebijaksanaan bank untuk pemberian bonus wadiah)
E2 = (D2/A2 X 100%) X 12
Deposito Mudharabah
599
Lampiran 52
20x1
Portofolio B
20x2
20x1
TOTAL
20x2
20x1
Penerimaan dana
Penarikan dana
Keuntungan (rugi) Investasi
Beban/biaya
Fee/Penerimaan bank
-/-/-/-
*) Untuk bank yang bertindak sebagai agen dalam menyalurkan dana (Channeling agent)
600