Anda di halaman 1dari 13

BAB X

TEORI KINETIK GAS DAN HUKUM TERMODINAMIKA


I. Teori Kinetik gas
A. Sifaf-sifat Gas Ideal

embahasan pada teori kinetik gas (TKG) ini adalah gas ideal dengan tujuan untuk
mendapatkan sifat-sifat gas sejati dalam batas-batas tertentu, walaupun di Alam ini
belum ada ditemukan gas yang benar-benar gas sejati (gas yang dapat mempertahankan kekekalan energi kinetiknya). Teori kinetik gas ideal didasarkan atas beberapa
anggapan, bahwa:
1. Gas ideal terdiri dari partikel-partikel dalam jumlah yang besar sekali.
2. Partikel-partikel tersebut senantiasa bergerak dengan arah yang sembarang.
3. Jarak antara partikel-partikel jauh lebih besar daripada ukuran partikel sehIngga
ukuran partikel biasanya diabaikan.
4. Tidak ada gaya antara partikel yang satu dengan yang lain, kecuali bila bertumbukan
5. Tumbukan antar partikel ataupun antara partikel dengan dinding, terjadi secara
lenting sempurna; partikel dianggap sebagai bola kecil yang keras, dinding dianggap
licin dan tegar.
6. Hukum-hukum Newton tentang gerak berlaku.

B. Tekanan

ekanan gas pada dinding suatu ruangan merupakan besarnya momentum yang
diberikan oleh partikel-partikel gas tiap satuan luas dalam satu satuan waktu. Jika
Ek menyatakan energi kinetik rata-rata partikel, maka tekanan gas tersebut dinyatakan
dengan persamaan:
P 23

N
Ek
V

(10.1)
Dimna:
N = banyaknya partikel dalam ruang
V = volume ruangan.

C. Hukum-hukum Gas dan Suhu Mutlak

embahasan tentang hukum-hukum gas ada 3 (tiga), yaitu: (a) hukum Boyle, (b)
hukum Charles, dan (c) hukum Gay-Lussac, dan (d) hukum Boyle, Charles, dan
Gay-Lussac (dibahas tersendiri). Melalui haSil eksperimen, Boyle memperoleh bahwa
volume gas berbanding terbalik dengan tekanan yang diberikan padanya ketika
temperatur dijaga konstan. Secara metematis dirumuskan:
V

1
P

...

(10.2)

126

Atau PV = konstan ..(10.3)


erlu dijelaskan bahwa teknan P bukan tekanan terukur tetapi tekanan absolut
(tekanan atmosfir + tekanan terukur). Grafik antara P dan V pada suhu konstan
ditunjukkan serti gambar 10.1 di bawah ini:
Dari grafik 10.1 Dalam temperatur konstan
Jika tekanan atau volume gas dibiarkan berUbah
sehingga hasil PV tetap konstan.
T
Temperatur
juga mempengaruhi volume
Gas,
namum hubungan kuantitatif antara
V dan T tidak ditemukan sampai satu abad
setelah karya Boyle.
Jacques Charles (1746-1823) dari Prancis
menemukan bahwa ketika tekanantidak
V
Tidak terlalu tinggi dan dijaga konstan,
Gbr. 10.1 Grafik hubungan antara
volume gas bertambah terhadap temperatur
P da V pada suhu konstan
dengan kecepatan hampir konstan, seperti
Pada gambar 10.2a. Bagaimanapun, semua
gas mencair pada temperaturrendah (oksigen mencair pada suhu 1830C), dan dengan demikian grafik tersebut tidak diperluas ke
bawah titik cair. Namun, grafik tersebut pada intinya merupakan garis lurus dan jika
digambarkan sampai temperatur yang lebih rendah, sebagaimana ditunjukkan oleh garis
terputus-putus, garis tersebut akan memotong sumbu pada sekitar 2730C.

volume

volume

1000C
-2730C

00C

200K 300K 400K

2000C
Temperatur (0C)

0K

100K

500K

Temperatur (K)

Gbr. 10.2b

Gbr. 10.2a

Grafik seperti ini dapat digambarkan untuk gas apapun, dan garis lurus selalu menuju
kembali ke 2730C pada volume nol. Hal ini tampaknya menunjukkan bahwa jika gas
dapat didinginkan sampai 2730C volumenya akan nol, dan pada temperatur yang lebih
rendah lagi, volume akan negatif, suatu hal yang tentu saja tidak masuk akal. Bisa
dibuktikan bahwa 2730C adalah temperatur terendah yang mungkin, yang selanjutnya
dinamakan nol mutlak. Nol mutlak merupakan dasar untuk skala temperatur yang
dikenal sains.Pada temperatur skala ini temperatur dinyatakan sebagai derajat Kelvin.
atau lebih mudanya hanya sebagai Kelvin (K) tanpa ada tanda derajat. Selang antar
derajat sama seperti pada skala Celcius, tetapi nol untuk skala ini (0 K) dipilih sebagai
nol mutlak itu sendiri. Dengan demikian titik beku air (0 0C) adalah 273,15 K dan titik

127

didih air adalah 373,15 K. Dengan demikian, hubungan antar skala Celsius dengan
skala Kelvin dirumuskan sebagai berikut:
T(K) = T(0C) + 273,15 .(10.4)

ari grafik 10.2b menggambarkan grafik volume gas terhadap temperatur mutlak
merupakan garis lurus yang melewati titik asal. Berarti, sampai pendekatan yang
baik, volume gas dengan jumlah tertentu berbading lurus dengan temperatur mutlak
ketika tekanan dijaga konstan. Pernyataan ini dikenal sebagai hukum Charles (hukum
gas kedua..
untuk P konstan:
VT

...(10.5)

ukum gas ketiga dikenal sebagai


hukum Gay-Lussac, yang dikemukakan
oleh Joseph Gay-Lussac (1778-1850),
menyatakan bahwa pada volume
konstan, tekanan gas berbanding lurus dengan temperatur mutlak. Secara matematis
dirumuskan sebagai berikut:
Untuk V konstan:
P T .(10.6)
Contoh aplikasi hukum Gay-Lussac yang mungkin pernah kita lihat dalam lingkungan
kita, yaitu apabila botol yang tertutup, atau kaleng farfum, bila dilemparkan ke dalam api
akan meledak karena naiknya tekanan gas di dalamnya.

D. Hukum Gas Ideal

enggabungan hukum gas dari Boyle, Charles, dan Gay-Lussac didapat dari bantuan
teknik yang sangat berguna dalam bidang sains, yaitu, menjaga salah satu atau
lebih dari variabel tetap konstan untuk melihat akibat dari perubahan satu variabel saja.
Hukum-hukum ini sekarang dapat digabungkan menjadi satu hubungan yang lebih
umum antara tekanan, volume, dan temperatur dari gas dengan jumlah tertentu, dan
dirumuskan sebagai berikut:
PV T ..(10.7)
Atau:
PV
kons tan ..
T
(10.8)

apabila salah satu dari besaran di atas diubah, misalnya temperatur tetap akan
kembali menjadi hukum Boyle, tekanan tetap akan menjadi hukum Charles, dan
volume tetap akan menjadi hulum Gay-Lussac.

128

enjabaran lebih luas persamaan (10.7) di atas akan diperoleh 2 kukum gas ideal
yang dituliskan dalam persamaan matematis seperti berikut ini:

PV nRT ..(10.9)
PV NkT .. (10.10)
Di mana:
n = jumlah mol gas (mol)
R = konstanta gas universal, yang besarnya = 8,315 J/(mol.K) = 1,99 kal/(mol.K).
K = R/NA = 1,38 x 10-23 J/K.
NA = bilangan avogadro, yang besarnya = 6,02 x 1023 molekul/mol.
N = Jumlah total partikel

atu mol didefinsikan sebagai jumlah jumlah zat yang berisi atom atau molekul
sebanyak yang ada di 12,00 gram karbon 12 (yang massa atomnya tepat 12 u).
Defenisi yang lebih sederhana tetapi ekivalen adalah: 1mol adalah jumlah gram sebuah
sebuah zat yang secara numerik sama dengan massa molekul dari zat tersebut. Pada
umumnya, jumlah mol n pada suatu sampel zat murni tertentu sama dengan
massanya dalam gram dibagi dengan massa molekul yang dinyatakan sebagai
gram/mol:
n (mol) =

massa ( gram)
massa molekul ( gram / mol )

Contoh 10.1
Tentukan jumlah mol pada 132 gr CO2.
Penyelesaian:
n (mol) =

massa ( gram)
132 gr
3 mol
=
massa molekul ( gram / mol ) 44 gr / mol

Contoh 10.2
Tentukan volume 1,00 mol gas apa saja pada STP, dengan menganggap gas
tersebut sama dengan gas ideal.
Penyelesaian:

nRT
(1,00mol )(8,315 J / mol.K )(273)

22,4 x10 3 m 3
5
2
P
(1,013 x10 N / m )

Contoh 10.3
Sebuah bejana oksigen (O2), massa molekul = 32 u) yang fleksibel pada STP
memiliki volume10,0 m3. Berapa massa gas di dalamnya?
Penyelesaian:
Karena 1 mol gas mengisi volume 22,4 x 10-3m3, oksigen 10,0 m3 sama dengan:

129

10,0m 3
= 446 mol.
22,4 x10 3 m 3 / mol
Karena 1 mol mempunyai massa 0,0320 kg, massa oksigen adalah:

n=

m = (144 mol) x(0,0320 kg/ml) = 14,3 kg.

II. Hukum-hukum termodinamika


A. Pendahuluan

ermodinamika cabang ilmu fisika membahas hubungan antara kalor dan energi,
bagaimana perubahan kalor menjadi tenaga atau tenaga berubah menjadi kalor.
Dalam membahas termodinamika, kita akan seringkali mengacu ke suatu sistem
tertentu. Sistem adalah benda atau sekumpulan benda apa saja yang sebagai
lingkungan-nya. Ada beberapa macam sistem, yaitu: sistem tertutup dan sistem
terbuka., Pada sistem tertutup tidak ada massa yang masuk maupun yang keluar (tetapi
energi dapat dipertukarkan dengan lingkungannya). Pada sistem terbuka, massa bisa
masuk atau keluar (demikian pula dengan energi). Banyak sistem (dianggap ideal) yang
kita pelajari di fisika yang merupakan sistem tertutup. Tetapi banyak sistem, termasuk
tumbuhan dan hewan, merupakan sistem terbuka karena mereka bertukar materi
(makanan, oksigen, hasil pembuangan) dengan lingkungan. Sistem tertutup dikatakan
terisolasi jika tidak ada energi dalam bentuk apapun yang melintasi batasnya; selain
dari itu sistem tidak terisolasi.

B. Dinding Adiabatik dan Dinding Diatermik

Kotak A
TA

Kotak B
TB

Gbr.10.3
Dinding
penyekat
p

Kotak A berisi zat dengan temperatur TA, dan kotak


B juga berisi zat dengan temperatur TB. Bila penyekat kedua kotak bersentuhan akan terjadi perambatan kalor dari kotak yang suhunya lebih tinggi ke
kotak yang suhunya lebih rendah. Bila dinding
penyekat tersebut dapat memungkinkan kedua zat
dengan cepat mencapai suhu yang sama, dinding
yang sifatnya demikian dinamakan dinding diatermik, dan dinding penyekat yang memungkinkan
kedua zat itu lambat mencapai suhu yang sama
dinamakan adiabatik.

130

C. Kalor Jenis Gas


Ada dua jenis kalor jenis gas, yaitu: (a) kalor jenis gas pada volume tetap (CV), dan kalor
jenis gas pada tekanan tetap (CP) Dalam pembahasan ini kita akan menggunakan
istilah:
Kalor jenis Molar gas pad volume tetap (CV), yaitu banyaknya kalor yang
dibutuhkan (Q) untuk menaikkan suhu 1 Mol gas 10C (1K) pada volume tetap:
Cp =

1
n

TV

(10.11)

Kalor jenis Molar gas pada tekanan tetap (CP) yaitu banyaknya kalor yang
dibutuhkan (Q) untuk menaikkan suhu 1 Mol gas 10C (1K) pada tekanan tetap.
CV =

1
n

TP

....

(10.12)

CP
Konstanta Laplace.
CV

D. Usaha Oleh Gas


s

WWW

F
Gas

Gas

Gbr.10.4b

Gbr.10.4a

atas

Tabung berisi gas dan penghisap yang


dapat bergerak bebas tanpa ada gesekan,
luas penampang penghisap = A, tekanan
gas = P. Gaya yang dikerjakan gas pada
pada penghisap:
F = p.A. .(10.13)
Jika penghisap bergeser sejauh s ke
(gambar 10.2b), maka usaha yang

dilakukan
gas pada penghisap:
(10.14)

W Fs = pAs ...

As V
W p V

....

(10.15)

131

Di mana:
W = usaha yang dilakukan gas terhadap penghisap.
V = perubahan volume gas
p
= tekanan gas.

E. Hukum I Termodinamika

ukum termodinamika I ini sebenarnya adalah hukum kekekalan energi. Jika suatu
sistem menerima energi maka energi itu jumlahnya selalu tetap walaupun sudah
diubah ke dalam bentuk-bentuk lain oleh sistem itu. Jika panas diubah-ubah ke dalam
bentuk-bentuk energi lain maka jumlah energi totalnya selalu tetap. Secara sederhana,
konsep hukum I termodinamika tersebut dapat digambarkan seperti gambar 10.6 di
bawah ini :
Q

sistem

Gbr. 10.5 Skema Dasar Tentang Hukum I Termodinamika

Q U W

..(10.16)

Dimana:
Q
= kalor yang diterima sistem
U = perubahan energi dalam sistem
W = usaha luargas.

F. Penerapan Hukum I Termodinamika

iklus adalah proses perubahan gas yang selalu kembali ke keadaan asal. Siklus
Carnot terdiri dari dua Isoterm adalah lengkungan yang menggambarkan proses
pada suhu sama. Adiabatis adalah lengkungan yang menggambarkan proses tanpa
pertukaran kalor. Adapun siklus Carnot tersebut adalah seperti yang ditujukkan pada
gambar 10.7 berikut. Perlu dijelaskan bahwa luas siklus tertutup pada diagram P-V
adalah usaha per siklus.
W = Q1 Q2

...(10.17)

132

Gbr. 10.7 Siklus Carnot

Efisiensi () dari mesin kalor yang didasarkan pada siklus, didefinsikan:


usaha yang dihasilkan me sin per siklus
kalor yang diserap me sin per siklus

W
Q1

..

(10.18)
Dari:
=

W
, dan W Q1 Q2 , maka :
Q1

Q1 Q21
Q
1 2
Q1
Q1

...

(10.19)
Dengan Q1 > Q2 Harga efisiensi dari 0 hingga 100%.
Khusus untuk mesin Carnot:
= 1

Q2
T
1 2 ....(10.20)
Q1
T1

Untuk mesin pendingin, istilah efisiensi diganti dengan koefisien pendidingin


( ).
=

kalor yang serap


usaha yang diberikan

Q2
Q1 Q2

....

(10.21)

G. Hukum II Termodinamika

ntuk mengubah kalor menjadi bentuk tenaga atau energi maka diperlukan alat
mengubahnya yang disebut mesin. Dalam pengubahan kalor menjadi tenaga
mesin tidak dapat mengubah seluruh kalor itu menjadi bentuk tenaga; artinya sebagian
kalor lepas sebagai kalor juga. Besarnya usaha (W) yang dilakukan mesin adalah selisih
antara kalor masuk Q1 dengan yang lepas Q2. Secara sederhana konsep hukum II
termodinamika ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Q1

Q2

133

Gbr. 10.8 Skema Dasar Tentang Hukum II Termodinamika

ukum II Termodinamika memberi batasan-batasan tentang arah yang dijalani suatu


proses dan sekaligus memberi kriteria apakah proses itu reversibel atau
irreversibel.
Menurut Howkins dan Keenan, suatu proses dikatakan reversibel jika sistem dapat
dikembalikan ke keadaan semula tanpa menimbulkan perubahan keadaan pada sistem
yang lain. Sedangkan sutau proses dikatakan irreversibel, jika keadaan mula-mula dari
sistem tidak dapat dikembalikan tanpa menimbulkan perubahan keadaan pada sistem
yang lain. Ada beberapa pernyataan umum tentang hukum III Termodunamika, yaitu:
1.Kelvin-Plank, menyimpulkan, tidak mungkin membuat mesin yang bekerja dalam satu
siklus, menerima kalor dari satu reservoir dan mengubah kalor tersebut seluruhnya
menjadi usaha.
2. Clausius, menyimpulkan, tidak mungkin membuat mesin yang bekerja dalam satu
siklus, mengambil kalor dari reservoir yang suhunya lebih rendah dan memberikannya
kepada reservoir yang suhunya lebih tinggi, tanpa menerima usaha dari luar.
3. Carnot, menyimpulkan, mesin yang bekerja di antara reservoir dengan suhu T1 dan
reservoir dengan suhu T2 (T1>T2), efisiensinya maksimal:
=

T2
T1

..

(10.22)
Ketiga kesimpulan di atas, disebut sebagi perumusan hukum II Termodinamika
Contoh 10.4
Sebuah mesin ideal bekerja dalam satu siklus Carnot dengan reservoir yang
bersuhu 500 K dan 400 K. Apabila mesin tersebut menyerap kalor sebesar 25
joule. Hitunglah usaha per siklus yang dihasilkannya.
Penyelesaian

Q2 T2

Q1 T1
Q2 400
400 x 25
20 J

Q2
500
25 500
W = Q1 Q2

134

= 25 J 20 J
W=5J

Tugas Kelompok ke 11
1. Di dalam sebuah silinder yang tertutup oleh pengisap yang dapat bergerak bebas
terdapat 300 cm3 gas helium dengan tekanan 1 atmosfir dan suhu 270C. Berapakah
tekanannya dan berapakah suhunya setelah gas itu dimampatkan sampai
volumenya menjadi 1/3 kali volume semula? k = 1,67.
2. Sebuah mesin dengan efisiensi 20% melakukan usaha 100 J dalam tiap siklus. (a)
berapakah panas yang diserap
dalam tiap siklus? (b) berapakah panas yang dibuang dalam tiap siklus?
3. Jika 400 kkal ditambahkan pada gas yang memuai dan melakukan 800 kj usaha,
berapakah perubahan energi internal gas?
4. Gas dibiarkan berekspansi secara isoteris sampai velumenya 3L dan tekanannya 1
atm. Gas kemudian dipanaskan pada velume konstan sampai tekanan 2 atm. (a)
tunjukkan proses ini pada diagram PV, dan hitunglah usaha yang dilakukan oleh gas,
(b) hitunglah panas yang ditambahkan selama proses ini.
5. Mesin bekerja pada reservoir 900 K dan 300 K dengan efisiensi 30%. Apabila kalor
yang diserap 40.000 J, usaha yang dilakuan mesin sebesar
6. Sebuah mesin Carnot menyerap kalor sebesar 21 x 104 J dari reservoir yang
bersuhu 875 K. Apabila mesin melakukan usaha sebesar 3 x 10 4 J, suhu reservoir
dinginnya
Latihan Individual: Pemahaman Konsep dan Aplikasi Rumus
1. Bila sebuah bejana yang berisi gas, volumenya dijadikan sepertiganya dan suhunya
dilipat duakalinya, tekanan gas tersebut akan menjadi:
A. tiga kalinya
B. Setengahnya

C. satu setengah kalinya


D. dua kalinya.

E. enam kalinya

2. Sebuah ban speda mempunyai volume 100 cm3, tekanan awal dalam ban speda
adalah 0,5 atm. Ban tersebut dipompa dengan suatu pompa yang volumenya 50
cm3. Tekanan udara luar 76 cm Hg. Dengan menganggap temperatur tidak berubah,
berapakah tekanan ban speda setelah pompa empat kali?
A. 0,1 atm

C. 3,0 atm

E. 6 atm

135

B. 2,5 atm

D. 4,5 atm

3. Jika sejumlah gas dipanaskan pada volume tetap maka:


A. Gas itu melakukan usaha luar
B. Gas itu tidak melakukan usaha luar
C. Molekul-molekulnya bertambah bsar
D. Jarak molekul-molekulnya bertamba besar
E. Jarak molekul-molekulnya bertambah pendek.
4. Apabila suhu gas dalam ruang tertutup dinaikkan menajadi empat kali suhu mulamula, kecepatan molekul rata-rata menjadi .
A. setengahnya
B. dua kalinya

C. dua kalinya
D empat kalinya.

E. enam belas kalinya

5. Besar perbandingan kapasitas kalor gas pada tekanan tetap dengan kapasitas kalor
gas pada volume tetap, sering disebut tetapan Laplace. Untuk gas monoatomik besar
tetapan Laplacenya adalah .
A. 1,50

B. 1,67

C. 1,75

D. 1,91

E. 2,00

6. Gas ideal yang mempunyai volume 1,3 m3 dan tekanan 105 Nm-2, dipanasi pada
tekanan tetap dari suhu 270C menjadi 1270C. Usaha yang luar gas tersebut adalah
A. 20.000 J

B. 30.000 J

C. 40.000 J

D. 50.000 J

E. 60.000J

7. Sebuah mesin Carnot yag menggunakan reservoir suh tinggi mempunyai suhu 800
K dan efisiensi 40%. Apabila efisiensi dinaikkan menjadi 50%, suhu tingginya
A. 900 K

B. 960 K

C. 1000 K

D. 180 K

E. 1600 K.

8. Suatu mesin ideal menyerap kalor pada temperatur 373 0C dan membuang kalor
dengan temperatur 1730C. Efisiensi mesin ideal tersebut adalah .
A. 30,96%

B. 33,33%

C. 46,38%

D. 53,62%

136

E. 66,67%

DAFTAR REFERENSI
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Giancoli. 1998.
Fisika Jilid 1 (edisi ke 5).
Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Tippler. Paul A. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Penerbit Erlangga
Sears F.W. dan Zemansky, M.W. 1987. Fisika Universitas Jilid 1, (edisi 6). Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Inan Furodiah. 1997. Fisika Dasar I.
Buku Panduan Mahasiswa Mekanika dan
Panas. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sutrisno. 1982. Seri Fisika dasar ITB bandung
Sumarjono, dkk. 2005. Fisika Dasar I. Malang; Penerbit Universitas Negeri Malang
(UM PRES).

Referensi Pendamping/Tambahan
1.
2.
3.
4.
5.

Marthen Kanginan. 1999.


Seribu Pena Fisika SMU Kelas I. Jakarta: Erlangga.
Bob Foster. 1999. Fisika SMU Kelas I Tengah Tahun Pertama. Jakarta: Erlangga.
J. Gunawan. 1998. 100 dan Pembahasan Elastisitas dan Fluida.
Yohanes Surya dan P. Ananta 1987. Fisika SMA 2b Untuk Program-program Ilmuilmu Fisika dan Ilmu-ilmu Biologi. Jakarta: PT. Intan Pariwara.
Soegito, dkk. 1991. Fisika SMA Untuk Program Ilmu-ilmu Fisika dan Ilmu-ilmu
Biologi. Jakarta: Intan Pariwara.

137

138

Anda mungkin juga menyukai