Nomor /...../....../2010
TENTANG
PERATURAN INTERNAL STAF KEPERAWATAN
RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH KELAS C
KABUPATEN CIAMIS
BUPATI CIAMIS
MENIMBANG:
MENGINGAT:
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN:
2. Prosedur,
persyaratan
dan
penerimaan
tenaga
keperawatan di rumah sakit.
3. Mekanisme peer group, reappointment, kewenangan
keperawatan (nurse privilleges) dan pendisiplinan.
4. Prosedur
pengajuan
permohonan
sebagai
staf
keperawatan.
5. Pemberian pelayanan berdasarkan standar profesi dan
kode etik profesi keperawatan.
Diharapkan Peraturan Internal Dasar Staf Keperawatan
Rumah Sakit Daerah Ciamis kabupaten Ciamis dapat menjadi
landasan bagi penyusunan peraturan operasional sehari-hari
dan sekaligus sebagai klausul baku yang dapat dijadikan
acuan dasar bagi penyelesaian setiap sengketa yang timbul
dalam proses penyelenggaraan rumah sakit.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Rumah sakit adalah Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis
milik Pemerintah Daerah Kabupaten Ciamis, berstatus
Badan Layanan Umum Daerah, yang beralamat di Jalan
Rumah Sakit nomer 76 Ciamis.
2. Pemerintah daerah adalah Bupati dan perangkat daerah
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah
kabupaten Ciamis.
3. Dewan Pengawas adalah organ yang bertugas melakukan
pengawasan terhadap pengelolaan rumah sakit sebagai
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
4. Direksi adalah orang orang yang mempunyai potensi dan
kemampuan yang ditunjuk dan diberi tanggung-jawab
mengelola serta mengembangkan rumah sakit oleh pemilik
atau wakil pemilik.
5. Direktur adalah Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Ciamis.
6. Komite Keperawatan adalah Komite Keperawatan Rumah
Sakit Umum Daerah Ciamis yang dibentuk dan diberi
kewenangan mengawal mutu layanan keperawatan di
rumah sakit.
BAB II
NAMA, TUJUAN, VISI, MISI, NILAI-NILAI, FILOSOFI, MOTTO DAN
TANGGUNGJAWAB
Pasal 2
Nama rumah sakit adalah Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis,
yang selanjutnya disingkat RSUD Ciamis.
Pasal 3
Tujuan rumah sakit adalah membantu pemerintah dalam
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal melalui upaya
kesehatan bermutu, efektif dan efisien dengan senantiasa
berorientasi pada keselamatan pasien (patient safety).
Pasal 4
Visi rumah sakit adalah Rumah sakit yang profesional, mandiri
dan berdaya saing, yang diminati masyarakat
DEFINISI OPERASIONAL
a. Profesional
Setiap kegiatan/ tindakan pelayanan kesehatan di
RSUD Ciamis sesuai dengan standar operasional
prosedur yang berlaku.
b. Mandiri
Mandiri dalam pengelolaan kegiatan internal di
lingkungan Rumah sakit Ciamis
c. Berdaya saing
Menjadi rumah sakit yang memberikan pelayanan
kesehatan terdepan di wilayah Kabupaten Ciamis
d. Diminati masyarakat
Menjadi pilihan masyarakat dalam mendapatkan
pelayanan kesehatan lanjutan.
Pasal 5
Misi rumah sakit adalah :
a. menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang optimal,
profesional,
berkualitas
bagi
segenap
lapisan
masyarakat,
b. memberikan
dukungan
dalam
penyelenggaraan
pendidikan, pelatihan dan penelitian-pengembangan
demi tercapainya Sumber Daya Manusia (SDM) yang
profesional untuk meningkatkan pelayanan kesehatan.
c. Mengembangkan sarana dan prasarana rumah sakit
sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi.
d. Mengembangkan kemitraan pelayanan kesehatan.
e. Meningkatkan keUmum Daerah Ciamisan karyawan
secara proporsional sesuai dengan perkembangan
rumah sakit.
Pasal 6
Nilai-nilai yang dianut oleh Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis
adalah:
Keterbukaan,
Kebersamaan,
Profesionalisme,
Kejujuran, Kedisiplinan dan ................................................
Pasal 7
Filosofi rumah sakit adalah ...................................................
...........................................................................................
Pasal 8
Motto Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis .............................
..........................................................................................
Pasal 9
Rumah sakit, yang merupakan bagian dari perangkat daerah
dengan status hukum tak terpisahkan dari pemerintah
daerah, bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan
umum di bidang pelayanan kesehatan guna membantu
pencapaian tujuan pemerintah daerah.
BAB III
PENGANGKATAN STAF KEPERAWATAN DAN PENGANGKATAN
KEMBALI
Pasal 1
kewenangan
keperawatan
yang
boleh
diberikan
sehubungan dengan ijasah atau sertifikat yang dimiliki.
Pasal 7
Kewenangan keperawatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 (enam) akan dievaluasi terus menerus guna
menentukan
apakah
kewenangan
tersebut
dapat
dipertahankan, dipersempit, diperluas atau bahkan dicabut.
Pasal 8
(1) Dalam hal staf keperawatan menghendaki agar
kewenangan keperawatannya diperluas maka staf
keperawatan yang bersangkutan harus mengajukan
permohonan kepada Direktur dengan menyebutkan
alasannya serta melampirkan bukti berupa sertikat
pelatihan dan atau pendidikan yang dapat mendukung
permohonannya.
(2) Direktur berwenang
mengabulkan atau
menolak
permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
setelah
mempertimbangkan
rekomendasi
Komite
Keperawatan.
(3) Setiap permohonan perluasan kewenangan keperawatan
yang dikabulkan atau ditolak harus dituangkan dalam
Surat Keputusan Direktur dan disampaikan kepada
pemohon.
Pasal 9
Kewenangan keperawatan sementara dapat diberikan kepada
perawat dan bidan tamu, magang, atau konsultan
Pasal 10
Dalam keadaan emergensi semua staf keperawatan rumah
sakit diberikan kewenangan keperawatan untuk melakukan
tindakan penyelamatan (emergency care) diluar kewenangan
keperawatan yang diberikan, sepanjang yang bersangkutan
memiliki kemampuan untuk melakukannya.
BAB VI
PENGORGANISASIAN STAF KEPERAWATAN FUNGSIONAL
Pasal 11
10
Pasal 2
Komite Keperawatan pembentukannya ditetapkan dengan
Surat Keputusan Direktur dengan masa kerja selama 2 (dua)
tahun, berkedudukan dibawah serta
bertanggung-jawab
kepadanya.
Pasal 3
Ketua Komite Keperawatan hanya boleh menjabat selama dua
kali periode kepengurusan secara berturut-turut.
Pasal 4
Susunan Komite Keperawatan rumah sakit terdiri atas:
a. Ketua, yang boleh dijabat oleh perawat atau bidan purna
waktu
atau paruh waktu yang untuk pertama kali
ditunjuk oleh Direktur sedangkan untuk selanjutnya dipilih
secara demokratis oleh Tim Formatur dalam kelompok
staf keperawatan;
b. Wakil Ketua, yang boleh dijabat oleh perawat atau bidan
purna waktu
atau paruh waktu yang dipilih secara
demokratis oleh Tim Formatur staf keperawatan;
c. Sekretaris, yang dipilih oleh Ketua Komite Keperawatan;
d. Anggota, yang terdiri dari semua Staf Keperawatan.
Pasal 5
Fungsi Komite Keperawatan adalah sebagai pengarah
(steering) dalam pemberian pelayanan keperawatan, yang
rinciannya adalah sebagai berikut:
a. Menyediakan
standar-standar
yang
mencakup
pengembangan praktik keperawatan dan sumber daya
manusia.
b. Menyediakan jenjang karier dan perkembangan staf
dalam
bentuk
peringkat
fungsi
dan
prosedur
pelaksanaannya.
c. Menyediakan alat ukur evaluasi baik untuk asuhan
keperawatan maupun untuk standar penilaian kinerja
perawat.
11
12
13
14
informal.
5. Bersama-sama dengan pihak terkait menyusun
program kerjasama dengan institusi pendidikan
keperawatan
untuk
menunjang
program
pendidikan khususnya yang menjadikan rumah
sakit sebagai tempat praktek.
Wewenang : 1. Memberi
masukan
tentang
rencana
pengembangan profesi keperawatan.
2. Mengevaluasi pelaksanaan pengembangan
profesi keperawatan.
3. Memberikan usulan tentang program seleksi,
jenjang karier, dan mutasi kepada ketua
komite.
4. Memberikan informasi tentang profil institusi
pendidikan formal maupun nonformal yang
dapat digunakan oleh RSUD Ciamis untuk
pengembangan profesi.
Tanggung jawab :
Komisi I atau komisi penelitian dan pengembangan
sumber daya manusia bertanggung jawab kepada
ketua komite keperawatan.
Pasal 16
Lingkup tugas komisi II adalah mutu pelayanan keperawatan,
meliputi :
Tugas :
1. Membantu ketua komite dalam menyusun standar mutu
pelayanan keperawatan.
2. Mengkaji mutu pelayanan keperawatan rumah sakit.
3. Merencanakan
program
pengendalian
mutu
keperawatan
termasuk
pelayanan
keperawatan
terhadap standar asuhan keperawatan, penampilan
kerja tenaga perawat, standar ketenagaan tenaga
perawat, proses dan hasil pelayanan keperawatan.
4. Merencanakan program kesehatan dan keselamatan
kerja.
5. Merencanakan
program
pengendalian
infeksi
nosokomial dan teknik septik/aseptik.
6. Memantau efektivitas pelaksanaan program agar sesuai
dengan standar mutu pelayanan keperawatan yang
telah ditentukan.
7. Mengembangkan mutu pelayanan baik dari sisi
pelayanan maupun mutu SDM-nya.
Wewenang :
1. Membuat standar mutu pelayanan keperawatan.
15
16
17
18
19
Pasal 28
Staf keperawatan PNS dapat diberhentikan dengan tidak
hormat tanpa hak pensiun apabila ia melakukan pelanggaran
terhadap hukum, etika atau peraturan lain yang berlaku.
Pasal 29
Staf keperawatan magang dan staf keperawatan konsultan
berhenti secara otomatis sebagai staf keperawatan rumah
sakit tanpa hak pensiun manakala telah menyelesaikan masa
kontraknya atau berhenti atas persetujuan bersama.
Pasal 30
Staf keperawatan magang yang telah menyelesaikan masa
kontraknya dapat bekerja kembali setelah menandatangani
kesepakatan baru dengan pihak rumah sakit.
BAB XIII
PERAWAT DAN BIDAN PENGGANTI
Pasal 31
Staf keperawatan yang berhalangan hadir, wajib mencari
pengggantinya dikalangan peer grup nya, atau staf
keperawatan lain dengan kualifikasi yang setara.
Pasal 32
Dalam hal staf keperawatan penggganti berkualifikasi tidak
sama dengan yang digantikannya, maka kewenangan
keperawatan
yang
diberikan
harus
sesuai
dengan
kompetensinya dan sebelumnya wajib memberikan informed
concern kepada pasiennya.
Pasal 33
Jika dalam memberikan layanan keperawatan, timbul
permasalahan pada staf keperawatan pengganti. Maka
permasalahan yang ada ditangani secara tanggung gugat
bersama secara proporsional.
20
BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 34
Sejak ditetapkannya peraturan ini maka peraturan terdahulu
mengenai hal yang sama tidak berlaku lagi.
21