Mycobacterium tuberculosis
Mempunyai ciri dan sifat :
Bentuk batang
Tahan terhadap asam
pewarnaan
Cepat mati dengan sinar
matahari langsung
Dapat bertahan hidup
ditempat gelap dan lembab.
3
Herediter
Jenis kelamin
Usia
Diit yang tidak adekuat.
Keadaan stress
Meningkatnya sekresi steroid adrenal
Anak yang mendapat terapi
kortikosteroid
Nutrisi
Infeksi berulang
4
Penderita
TB batuk,
bersin,
atau bicara
Inang baru
terinfeksi
Bakteri
menggandaka
n diri
Droplet
bakteri
jatuh di
lantai
Droplet
masuk
alveoli
Inang sensitif
pada tes
tuberkulin
Droplet
bakteri
menguap
oleh angin
Droplet
terhirup
oleh orang
sehat
Infeksi
menyebar
5
1.
Gejala respiratorik
a. Batuk
b. Batuk darah
c. Sesak Nafas
d. Nyeri dada
2.
3.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pemeriksaan sputum
Pmeriksaan Tuberculin
Pemeriksaan Rontgen Thoraks
Pemeriksaan CT Scan
Radiologis TB Paru Milier
Pemeriksaan Laboratorium
Pencegahan TB Paru
1. Pemeriksaan Kontak
2. Mass chest X-ray
3. Vaksinasi BCG
4. Kemoprofilaksis dengan
menggunakan INH 5 mg/kgBB
5. Komunikasi, informasi, dan
edukasi (KIE)
10
1.
2.
Tipe Penderita TB :
1. Kategori I (2HRZE/4H3R3)
2. Kategori II ( HRZE/5H3R3E3 )
3. Kategori III ( 2HRZ/4H3R3 )
4. Kategori IV
11
1.
2.
3.
4.
5.
Isoniazid (INH)
Rifampisin (R)
Pirazinamid (Z)
Streptomisin (S)
Etambutol (E)
12
Komplikasi Dini :
Pleuritis
Efusi Pleura
Empiema
Faringitis
Komplikasi lanjut :
Obstruksi jalan nafas
Kerusakan parenkim berat
13
14
a.
b.
c.
Pengkajian
Diagnosa
Intervensi
Keperawatan
15
1.
2.
Data Demograf
Riwayat Sakit dan Kesehatan :
Keluhan Utama
Riwayat Penyakit saat ini
Riwayat Penyakit dahulu
Riwayat Penyakit keluarga
Pengkajian Psiko-sosio-spiritual
16
Perkusi
Pada klien dengan TB paru minimal
tanpa komplikasi, biasanya akan
didapatkan resonan atau sonor
pada seluruh lapang paru.
Auskultasi
bunyi napas tambahan (ronkhi)
pada sisi yang sakit.
18
B2
B3
B4
B5
B6
(Blood)
(Brain)
(Bladder)
(Bowel)
(Bone)
19
Bersihan
jalan
nafas
tak
efektif,
berhubungkan dengan sekret kental /
sekret darah, kelemahan, upaya batuk
buruk, edema tracheal / faringeal dapat
ditandai dengan:
Frekuensi pernafasan, irama, kedalaman
tak normal.
Bunyi nafas tak normal, ( ronchi, mengi )
stridor.
Dispnoe.
Rencana jangka pendek :
membersihkan nafas pasien.
mengeluarkan sekret tanpa bantuan.
Rencana
jangka
panjang
Menunjukan20
1. Berikan pasien posisi semi atau fowler tinggi, bantu pasien untuk latihan nafas
dalam.
2. Bersihkan sekret dari mulut dan trakea ; pengisapan sesuai dengan keperluan.
3. Catat kemampuan untuk mengeluarkan mukosa / batuk efektif, catat karakter,
jumlah sputum dan adanya hemoptisis.
4. Kaji fungsi pernafasan, contoh bunyi nafas, kecepatan, irama dan kedalaman
serta penggunaan otot aksesori.
Rasionalisasi
1. Posisi membantu memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya
pernafasan
2. Pengeluaran sulit bila sekret sangat tebal ( misalnya ; efek infeksi dan atau tidak
adekuat hydrasi )
3. Mencegah obstruksi / aspirasi, penghisapan dapat diperlukan bila pasien tidak
mampu mengeluarkan sekret.
4. Penurunan bunyi nafas dapat menunjukan atelektasis, ronchi, mengi,
menunjukan akumulasi sekret/ketidakmampuan untuk membersihkan jalan
nafas yang dapat menimbulkan pengguanaan otot aksesori pernafasan dan
peningkatan kerja pernafasan.
21
Tingkatkan tirah baring / batasi aktivitas dan bantu aktivitas perawatan diri
23
1. Anjurkan pasien untuk batuk / bersin dan mengeluarkan pada tissue &
26