Anda di halaman 1dari 25

HAK PASIEN DAN PERAWAT

June 18, 2008 by mirzal tawi


Hak adalah tuntutan seseorang terhadap sesuatu yang merupakan
kebutuhan pribadinya sesuai dengan keadilan, moralitas dan legalitas.
Setiap manusia mempunyai hak asasi untuk berbuat, menyatakan
pendapat, memberikan sesuatu kepada orang lain dan menrima sesuatu
dari orang lain atau lembaga tertentu. Hak tersebut dapat dimiliki oleh
setiap orang. Dalam menuntut suatu hak, tanggung jawab moral sangat
diperlukan agar dapat terjalin suatu ikatan yangmerupakan kontrak
sosial, baik tesurat maupun yang tersirat, sehingga segala sesuatunya
dapat memberikan dampak positif.
Semakin baik kehidupan seseorang atau masyarakat, semakin
perlu pula pemahaman tentang hak-hak tersebut agar terbentuyk sikap
saling menghargai hak-hak orang lain dan tercipta kehidupan yang damai
dan tentram.
Hak-hak pasien dan perawat pada prinsipnya tidak terlepas pula
dengan hak-hak manusia atau lebih dasar lagi hak asasi manusia. Hak
asasi manusia tidak tanpa batas dan merupakan kewajiban setiap
negara/pemerintah untuk menentukan batas-batas kemerdekaan yang
dapat dilaksanakan dan dilindungi dengan mengutamakan kepentingan
umum.
Menurut sifatnya hak asasi manusia dibagi dalam beberapa jenis :
1. Personal Rights (hak-hak asasi pribadi)
Meliputi kemerdekaan menyatakan pendapat dan memeluk agama,
kebebasan bergerak, dsb.
2. Property Rights (Hak untuk memiliki sesuatu)
Meliputi hak untuk membeli, menjual barang miliknya tanpa dicampuri
secara berlebihan oleh pemerintah termasuk hak untuk mengadakan
suatu perjanjian dengan bebas.
3. Rights of legal aquality
Yaitu hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dan sederajat
dalam hukum dan pemerintahan.

4. Political Rights (hak asasi politik)


Yaitu hak untuk ikut serta dalam pemerintahan dengan ikut memilih
atau dipilih, mendirikan partai politik, mengadakan petisi, dll.
5. Social and Cultural Rights (hak asasi sosial dan kebudayaan),
diantaranya hak untuk memilih pendidikan serta mengembangkan
kebudayaan yang disukai.
6. Procedural Rights, yaitu hak untuk memperoleh tata cara peradilan
dan jaminan perlindungan misalnya dalam hal penggeledahan dan
peradilan.
Dalam UUD 1945 baik pada pembukaan maupun batang tubuh
telah diuraikan dengan jelas beberapa hak asasi manusia. Pada
pembukaan disebutkan hak kemerdekaan, hak asasi ekonomi berupa
kemakmuran dan hak asasi sosial serta kebudayaan. Kemudian dalam
batang tubuh terdapat dalam pasal-pasal :
1. Pasal 27 (persamaan dalam hukum dan penghidupan yang layak).
2. Pasal 28 (beserikat, berkumpul, mengeluarkan pikiran secara lisan
maupun tulisan.
3. Pasal 29 ( kebebasan beragama).
4. Pasal 31 ( mendapatkan pengajaran).
5. Pasal 32 (perlindungan bersifat kultural).
6. Pasal 33 (ekonomi).
7. Pasal 34 ( kesejahteraan sosial).
Hak menurut C. Fagin ( 1975) mengemukakan bahwa hak adalah
tuntutan terhadap sesuatu, dimana seseorang berhak seperti kekuasaan
dan hak-hak istimewa yang berupa tuntutan yang berdasarkan keadilan,
moralitas atau legalitas.
Hak dapat dipandang dari sudut hukum dan pribadi. Dari sudut
hukum hak mempunyai atau memberi kekuasaan tertentu untuk
mengendalikan sesuatu. Ex. Seseorang mepunyai hak untuk masuk
restoran dan membeli makanan yang diinginkannya. Dalam hal ini jika
ditinjau dari sudut hukum orang yang bersangkutan mempunyai
kewajiban tertentu yang menyertainya yaitu orang tersebut diharuskan
untuk berprilaku sopan dan membayar makanan tersebut. Dari sudut
pribadi mempunyai hal yang harus diperhatikan yaitu pertimbangan etis,
cara seseorang mengatur kehidupannya, keputusan yang dibuat
berdasarkan konsep benar salah, baik buruk yang ada dilingkungan
tempat ia hidup dan tinggal dalam kurun waktu tertentu.

Peranan hak-hak.
1.

Hak dapat digunakan sebagai pengekspresian kekuasaan dalam


konflik antara seseorang dengan kelompok
Contoh :
Seorang dokter mengatakan pada perawat bahwa ia mempunyai hak
untuk menginstruksikan pengobatan yang ia inginkan untuk
pasiennya. Disini terlihat bahwa dokter tersebut mengekspresikan
kekuasaannnya untuk menginstruksikan pengobatan terhadap pasien,
hal ini merupakan haknya selaku penanggung jawab medis.

2.

Hak dapat digunakan untuk memberikan pembenaran pada suatu


tindakan.
Contoh :
Seorang perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatannya
mendapat kritikan karena terlalu lama menghabiskan waktunya
bersama pasien. Perawat tersebut dapat mengatakan bahwa ia
mempunyai hak untuk memberikan asuhan keperawatan yang terbaik
untuk pasien sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Dalam hal
ini, perawat tersebut mempunayi hak melakukan asuhan keperawatan
sesuai denga kondisi dan kebutuhan pasien.

3.

Hak dapat digunakan untuk menyelesaikan perselisihan. Seseorang


seringkali dapat menyelesaikan suatu perselisihan dengan menuntut
hak yang juga dapat diakui oleh orang lain.
Contoh :
Seorang perawat menyarankan pada pasien agar tidak keluar ruangan
selama dihospitalisasi. Pada situasi tersebut pasien marah karena
tidak setuju dengan saran perawat dan pasien tersebut mengatakan
pada perawat bahwa ia juga mempunyai hak untuk keluar dari
ruanagan bilamana ia mau. Dalam hal ini, perawat dapat menerima
tindakan pasien sepanjang tidak merugikan kesehatan pasien. Bila
tidak tercapai kesepakatan karena membatasi pasien, berarti ia
mengingkari kebebasan pasien.

Jenis-jenis hak :
1. Hak untuk memilih/kebebasan
Yaitu hak orang-orang untuk hidup sesuai dengan pilihannya dalam
batas-batas yang telah ditentukan.
Contoh :

Seorang perawat wanita yang bekerja dirumah sakit dapat


mempergunakan seragam yang diiginkan (haknya) asalkan berwarna
putih bersih dan sopan sesuai dengan batas-batas. Batas-batas ini
merupakan kebijakan RS dan suatu norma yang ditetapkan perawat.

2. Hak kesejahteraan
Yaitu hak-hak yang diberikan secara hukum untuk untuk hal-hal yang
merupakan standar keselamatan spesifik dalam suatu bangunan atau
wilayah tertentu.
Contoh :
Hak pasien untuk memperoleh asuhan keperawatan, hak penduduk
memperoleh air bersih, dan lain-lain.
3. Hal legislatif
Yaitu hak yang diterapkan oleh hukum berdasarkan konsep keadilan.
Contoh :
Seorang wanita mempunyai hak legal untuk tidak diperlakukan
semena-mena oleh suaminya.
Bandman dan Bandman (1986) menyatakan bahwa hak legislatif
mempunyai 4 peranan dimasyarakat yaitu membuat peraturan,
mengubah peraturan, membatasi moral terhadap peraturan yang tidak
adil,
memberikan
keputusan
pengadilan
atau
menyelesaikan
perselisihan.
5 syarat yang mempengaruhi penentuan hak-hak seseorang
(Bandman and Bandman, 1985)
1. Kebebasan untuk menggunakan hak yang dipilih oleh seseorang lain,
orang yang bersangkutan tidak disalahkan atau dihukum karena
menggunakan atau tidak menggunakan hak tersebut.
Contoh :
Pasien mempunyai hak untuk pengobatan yang ditetapkan oleh
dokter, tapi dia mempunyai hak untuk menerima atau menolak
pengobatan tersebut.
2. Seseorang mempunyai tugas untuk memberikan kemudahan bagi
orang lain untuk menggunakan hak-haknya.

Contoh :
Perawat mempunyai tugas untuk meyakinkan dan melindungi hak
paisen untuk mendapatkan pengobatan.
3. Hak harus sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan, yaitu persamaan,
tidak memihak dan kejujuran.
Contoh :
Semua pasien mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan
pengobatan dan perawatan.
4. Hak untuk dapat dilaksanakan.
Contoh :
Dibeberapa Rs, para penentu kebijakan mempunyai tugas untuk
memastikan bahwa pemberian hak-hak asasi manusia dilaksanakan
untuk semua pasien.
5. Apabila hak seseorang bersifat membahayakan, maka hak tersebut
dapat dikesampingkan atau ditolak dan orang tersebut akan diberi
kompensasi atau pengganti.
Contoh :
Apabila nama pasien tertunda dari jadwal pembedahan dengan tidak
disengaja, pasien dikompensasikan untuk ditempatkan bagian tertas
dari daftar pembedahan berikutnya (bila terjadi kekeliruan).
Hak-hak pasien sekarang sudah sering dibicarakan, tumbuh dari
mata rantai pasal 25 The United Nations Universal Declaration Of Human
rights 1948; pasal 1 The United Nations International Convention Civil
and Political Rights 1966 yaitu :
1. Hak memperoleh pemeliharaan kesehatan (the right to health care)
2. Hak menentukan nasib sendiri (the right to self determination)
Kemudian dari Deklarasi Hesinki, oleh The 18th World Medical
Assembly, Finland 1964 muncul hak untuk memperoleh informasi (the
right to informasi)
Ada 4 hak dasar yang dikemukakan oleh John F. Kennedy (1962) yaitu :
1. Hak mendapatkan perlindungan keamanan
2. Hak mendapat informasi

3. Hak memilih
4. Hak mendengar

Beberapa hak pasien yang dibahas disini adalah :


1. Hak memberikan consent (persetujuan)
Consent mengandung arti suatru tindakan atau aksi beralasan yang
diberikan tanpa paksaan oleh seseorang yang memiliki pemgetahuan
yang cukup tentang keputusan yang ia berikan, dimana secara hukum
orang tersebut secara hukum mampu memberikan consent. Consent
diterapkan pada prinsip bahwa setiap manusia dewasa mempunyai
hak untuk menentukan apa yang harus dilakukan terhadapnya.
Kriteria consent yang sah :
a. Tertulis
b. Ditandatangani oleh pasien atau orang yang bertanggung jawab
terhadapnya
c. Hanya ada salah satu prosedur yang tepat dilakukan
d. Memenuhi beberapa elemen penting : penjelasan kondisi, prosedur
dan konsekuensinya, penanganan atau prosedur alternative,
manfaat yang diharapkan, Tawaran diberikan oleh pasien dewasa
yang secara fisik dan mental mampu membuat keputusan
2. Hak untuk memilih mati
Keputusan tentang kematian dibuat berdasarkan standar medis
oleh dokter, salah satu kriteria kematian adalah mati otak atau brain
death. Hak untuk memilih mati sering bertolak belakang dengan hak
untuk tetap mempertahankan hidup.
Permasalahan muncul pada saat pasien dalam keadaan kritis dan
tidak mamapu membuat keputusan sendiri tentang hidup dan matinya
misal dalam keadaan koma. Dalam situasi inipasien hanya mampu
mempertahankan hidup jika dibantu dengan pemasangan peralatan
mekanik.
3. Hak perlindungan bagi orang yang tidak berdaya

Yang dimaksudkan dengan golongan orang yang tidakberdaya


disini adalah orang dengan gangguan mental dan anak-anak dibawah
umur serta remaja dimana secara hukum mereka tidak dapat
membuat keputusan tentang nasibnya sendiri, serta golongan usia
lanjut yang sudah mengalami gangguan pola berpikir maupun
kelemahan fisik.
4. Hak pasien dalam penelitian
Penelitian sering dilakukan dengan melibatkan pasien. Setiap
penelitian misalnya penggunaan obat atau cara penanganan baru
yang melibakan pasien harus memperhatikan aspek hak pasien.
Sebelum pasien terlibat, kepada mereka harus diberikan informasi
secara jelas tentang percobaan yang dilakukan, bahaya yang timbul
dan kebebasan pasien untuk menolak atau menerima untuk
berpartisipasi. Apabila perawat berpartisipasi dalam penelitian yang
melibatkan pasien, maka perawat harus yakin bahwa hak pasien tidak
dilanggar baik secara etik maupun hukum. Untuk itu perawat harus
memahami hak-hak pasien : membuat keputusan sendiri untuk
berpartisipasi, mendapat informasi yang lengkap, menghentikan
partisipasi tanpa sangsi, mendapat privasi, bebas dari bahaya atau
resiko cidera, percakapan tentang sumber-sumber pribadi dan hak
terhindar dari pelayanan orang yang tidak kompeten.
Hak-hak yang dinyatakan dalam fasilitas asuhan keperawatan
(Annas dan Healey, 1974), terdiri dari 4 katagori yanitu :
1. Hak kebenaran secara menyeluruh
2. Hak privasi dan martabat pribadi (kerahasiaan dan keamanannya)
3. Hak untuk memelihara pengambilan keputusan untuk diri sendiri
sehubungan dengan kesehatan
4. Hak untuk memperoleh catatan medis baik selama dan sesudah
dirawat di rumah sakit
PERNYATAAN HAK-HAK PASIEN

Pernyataan hak-hak pasien (Patient;s Bill of Rights) dikeluarkan


oleh The American Hospital Association (AHA) pada tahun 1973 dengan
tujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pemahaman
hak-hak pasien yang akan dirawat di RS.
1. Pasien mempunyai hak untuk mempertimbangkan dan menghargai
asuhan keperawatan/keperawatan yang akan diterimanya.

2. Pasien berhak memperoleh informasi lengkap dari dokter yang


memeriksanya berkaitan dengan diagnosis, pengobatan dan prognosis
dalam arti pasien layak untuk mengerti masalah yang dihadapinya.
3. Pasien berhak untuk menerima informasi penting dan memberikan
suatu persetujuan tentang dimulainya suatu prosedur pengobatan,
serta resiko penting yang kemungkinan akan dialaminya, kecuali
dalam situasi darurat.
4. Pasien berhak untuk menolak pengobatan sejauh diizinkan oleh
hukum dan diinformasikan tentang konsekuensi tindakan yang akan
diterimanya.
5. Pasien berhak mengetahui setiap pertimbangan dari privasinya yang
menyangkut program asuhan medis, konsultasi dan pengobatan yang
dilakukan dengan cermat dan dirahasiakan
6. Pasien berhak atas kerahasiaan semua bentuk komunikasi dan catatan
tentang asuhan kesehatan yang diberikan kepadanya.
7. Pasien berhak untuk mengerti bila diperlukan rujukan ketempat lain
yang lebih lengkap dan memperoleh informasi yang lengkap tentang
alasan rujukan tersebut, dan RS yang ditunjuk dapat menerimanya.
8. Pasien berhak untuk memperoleh informasi tentang hubungan RS
dengan instansi lain, seperti instansi pendidikan atau instansi terkait
lainnya sehubungan dengan asuhan yang diterimanya.
9. Pasien berhak untuk memberi pendapat atau menolak bila
diikutsertakan sebagai suatu eksperimen yang berhubungan dengan
asuhan atau pengobatannya.
10. Pasien berhak untuk memperoleh informasi tentang pemberian
delegasi dari dokternya ke dokter lainnya, bila dibutuhkan dalam
rangka asuhannya.
11. Pasien berhak untuk mengetahui dan menerima penjelasan tentang
biaya yang diperlukan untuk asuhan kesehatannya.
12. Pasien berhak untuk mengetahui peraturan atau ketentuan RS
yang harus dipatuhinya sebagai pasien dirawat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hak pasien :
1. Meningkatnya kesadaran para konsumen terhadap asuhan kesehatan
dan lebih besarnya partisipasi mereka dalam perencanaan asuhan
2. Meningkatnya jumlah malpraktik yang terjadi dimasyarakat

3. Adanya legislasi (pengesahan) yang diterapkan untuk melindungi hakhak asasi pasien
4. Konsumen menyadari tentang peningkatan jumlah pendidikan dalam
bidang kesehatan dan penggunaan pasien sebagai objek atau tujuan
pendidikan dan bila pasien tidak berpartisipai apakah akan
mempengaruhi mutu asuhan kesehatan atau tidak.

Kewajiban Pasien :
Kewajiban adalah seperangkat tanggung jawab seseorang untuk
melakukan sesuatu yang memang harus dilakukan, agar dapat
dipertanggungjawabkan sesuai sesuai dengan haknya.
1. Pasien atau keluarganya wajib menaati segala peraturan dan tata
tertib yang ada diinstitusi kesehatan dan keperawatan yang
memberikan pelayanan kepadanya.
2. Pasien wajib mematuhi segala kebijakan yanga da, baik dari dokter
ataupun perawat yang memberikan asuhan.
3. Pasien atau keluarga wajib untuk memberikan informasi yang lengkap
dan jujur tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter atau
perawat yang merawatnya.
4. Pasien
atau
keluarga
yang
bertanggungjawab
terhadapnya
berkewajiban untuk menyelesaikan biaya pengobatan, perawatan dan
pemeriksaan yang diperlukan selama perawatan.
5. Pasien atau keluarga wajib untuk memenuhi segala sesuatu yang
diperlukan sesuai dengan perjanjian atau kesepakatan yang telah
disetujuinya.
Hak Hak Perawat
Sebagai tenaga profesional perawat mempunyai berbagai macam
hak, seperti yang telah disebutkan dalam UU Kes. No. 23 tahun 1992
pasal 50 tentang pelaksanaan tugas tenaga kesehatan dan pasal 53
(ayat 1) tentang perlindungan hukum bagi tenaga kesehatan, maka
pengaturan hak dan kewajiban perawat dapat dijabarkan dari pasal-pasal
ini.
Berikut ini akan dibahas beberapa hak-hak umum yang dimiliki perawat :
1. Hak perlindungan wanita

Jumlah perawat wanita sampai saat ini masih lebih banyak dari pada
pria. Secara nasional hak dan peran wanita telah mendapat perhatian
dari pemerintah seperti tercantum dalam GBHN (1980 telah
disebutkan kedudukan wanita sebagai subjek pembangunan
. wanita merupakan mitra sejajar yang mempunyai hak,
kewajiban dan kesempatan yang sama dengan kaum pria serta
mempunyai peran sangat penting .. Kemudian dalam
Pelita V dikatakan: .. wanita mempunyai hak, kewajiban dan
kesempatan yang sama dengan pria disegala bidang kehidupan

Jadi keikutsertaan perawat dan sekaligus sebagian sebagai wanita


dalam pembangunan kesehatan diakui cukup banyak tidak diragukan.
2. Hak berserikat dan berkumpul
Ini merupakan hak setiap warga negara seperti yang tertuang dalam
UUD 1945. Hak perawat ini telah diwujudkan dengan terbentuknya
organisasi profesi dengan menjadi anggota dan juga mengambil peran
dalam aksi politik untuk mewakili keperawatan atau masyarakt
sebagai penerima layanan kesehatan.

3. Hak mengendalikan praktik keperawatan sesuai yang diatur oleh


hukum.
Hak ini berkaitan dengan tugas atau tanggung jawab yang diberikan
kepada perawat untuk menjalankan praktik keperawatan. Dalam
setiap pembuatan keputusan yang menyangkut nasib perawat, maka
para perawat harus dilibatkan secara aktif sehingga pelanggaran hak
tidak terjadi.
4. Hak mendapat upah yang layak
Perawat mempunyai hak untuk mendapat penghargaan secara
ekonomi atau upah kerja. Penghargaan ini dapat berupa gaji bulanan,
tunjangan jabatan, tunjangan keluarga, asuransi kesehatan, termasuk
biaya bila sakit, melahirkan atau kecelakaan, upah hari libur, kenaikan
gaji berkala dan jaminan pensiun.
Untuk menjalankan tugas keperawatan yang penuh resiko, perawat
harus tetap mejaga kesehatannya sendiri, meningkatkan ilmu dan
ketrampilan, mempunyai tempat tinggal yang layak yang semuanya
membutuhkan biaya. Untuk itu upah yang diberikan dapat memenuhi
kebutuhan dan seimbang dengan tanggung jawabnya
5. Hak bekerja dilingkungan yang baik

Maksudnya lingkungan tersebut cukup aman, tidak mengancam


keselamatan dan kesehatan fisik maupun mental. Lingkungan juga
hatus mempunyai sarana dan peralatan yang memadai untuk
memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas. Perawat berhak
untukbekerja sesuai jam kerja yang tepat dan tidak bekerja secara
terus menerus tanpa memperhatikan istirahat atau melebihi jam kerja.
6. Hak terhadap pengembangan profesional
Dengan mengikuti pendidikan formal maupun kegiatan ilmiah seperti
temu kerja, konferensi, seminar atau berbagai kursus singkat.
Pendidikan berkelanjutan penting diikuti perawat agar mereka dapat
memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas.
7. Hak menyusun standar praktik dan pendidikan keperawatan
Standar yang baik akan membantu dalam mewujudkan sistem
pelayanan kesehatan yang berkualitas. Perawat juga mempunyai hak
untuk menyusun rancangan hukum yang diajukan untuk melindungi
perawat dan penerima jasa keperawatan.
Kewajiban perawat :
1. Mematuhi semua peraturan institusi yang bersangkutan
2. Memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan sesuai dengan
standar profesi dan batas-batas kegunaannya
3. Menghormati hak-hak pasien
4. Merujuk pasien kepada perawat atau tenaga kesehatan lain yang
mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik, bila yang
bersangkutan tidak dapat mengatasinya
5. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk berhubungan dengan
keluarganya sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan dan
standar profesi yang ada
6. Memberikan kesempatan pada apsien untuk menjalankan ibadahnya
sesuai dengan agamanya sepanjang tidak menganggu pasien lain
7. Berkolaborasi dengan tenaga medis atau tenaga kesehatan terkait
lainnya dalam memberikan pelayanan kesehatan dan keperawatan
kepada pasien
8. Memberikan informasi yang akurat tentang tindakana keperawatan
yang diberikan pada pasien dan keluarganya sesuai dengan batas
kemampuannya

9. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan sesuai dengan standar


profesi keperawatan demi kepuasan pasien
10. Membuat dokumentasi asuhan keperawatan secara akurat dan
berkesinambungan
11. Mengikuti perkembangan
secara terus menerus

IPTEK

keperawatan

atau kesehatan

12. Melakukan pelayanan darurat sebagai tugas kemanusiaan sesuai


dengan batas-batas kewenangannya
13. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien,
kecuali jika dimintai keterangan oleh pihak yang berwenang
14. Memenuhi hal-hal yang telah disepakati atau perjanjian yang telah
dibuat sebelumnya terhadap institusi tempat bekerja
KONTRAK
Dalam setiap bentuk kerjasama dibutuhkan kontrak. 2 jenis kontrak
yang paling banyak dilakukan dalam keperawatan adalah :
1. Kontrak antara perawat dengan pihak/ institusi yang mengerjakan
perawat
2. Kontrak antara perawat dengan pasien
Kontrak mengandung arti ikatan persetujuan atau perjanjian resmi
antara dua atau lebih partai untuk mengerjakan atau tidak sesuatu.
Kontrak dapat secara lisan atau tertulis. Kontrak secara hukum tidak
berlaku apabila tidak dapat dipahami. Pada umumnya kontrak
ditandatangani oleh dua pihak yang mengadakan perjanjian.
Perikatan/perjanjian dapat dikatakan sah bila memenuhi syarat :
1. Ada persetujuan kehendak
perjanjian (consensus)

antara

pihak-pihak

yang

membuat

2. Ada kecakapan pihak-pihak untuk membuat perjanjian (capacity)


3. Ada suatu hal tertentu dan ada suatu sebab yang halal
Sebelum menerima atau diterima bekerja disuatu tempat, perawat
mempelajari dan menyetujui kontrak bila kedua belah pihak setuju.
Kontrak perjanjian ini dapat meliputi berbagai hal misalnya gaji, jam
kerja, liburan, asuransi kesehatan, ijin cuti dan lain-lain.

Kontrak perawat pasien dilakukan sebelum asuhan keperawatan


diberikan. Perawat seringkali tidak melaksankan hal ini sehingga dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan sering terjadi hal-hal yang tidak
diiginkan kedua belah pihak.
Kontrak pada dasarnya dapat dipakai untuk melindungi hak-hak antara
kedua belah pihak yang bekerja sama. Secara hukum antara kedua pihak
dapat menggugat apabila rekanan kerjanya melanggar kontrak yang
disepakati bersama.
TANGGUNG JAWAB HUKUM PERAWAT DALAM PRAKTEK
Dalam tatanan klinis pada dasarnya ada 2 jenis tindakan yang
dilakukan oleh perawat yaitu tindakan yang dilakukan berdasarkan
pesanan dokter dan tindakan yang dilakukan secara mandiri. Tindakan
yang berdasarkan pesanan dokter tidak dapat sepenuhnya secara hukum
dibebankan kepada perawat sedangkan tindakan mandiri sepenuhnya
dapat dibebankan pada perawat.
1. Menjalankan pesanan dokter dalam hal medis
Becker (1983) mengemukakan 4 hal yang harus ditanyakan perawat
untuk melindungi mereka secara hukum :
a. Tanyakan setiap pesanan yang diberikan dokter
Jika pasien yang telah menerima injeksi im memberitahu perawat
bahwa dokter telah mengganti pesanan dari obat injeksi ke obat
oral, maka perawat harus memeriksa kembali pesanan sebelum
meberikan obat.
b. Tanyakan setiap pesanan bila kondisi pasien telah berubah
Perawat bertanggung jawab untuk memberitahu dokter tentang
setiap perubahan kondisi pasien. Misalnya bila seorang pasien yang
menerima infus intravena tiba-tiba mengalami peningkatan
kecepatan denyut nadi, nyeri dada dan batuk, perawat harus
segera memberitahu dokter dan menanyakan kelanjutan
pengaturan kecepatan tetesan infus.
c. Tanyakan dan catat pesanan verbal untuk mencegah kesalahan
komunikasi.
Catat waktu/jam, tanggal, nama dokter, pesanan, keadaan yang
harus diberitahukan dokter, baca kembali pesanan kepada dokter
dan cata bahwa dokter telah menyepakati pesanannya seaktu
diberikan.
d. Tanyakan pesanan, terutama bila perawat tidak pengalaman.

Hal ini memberikan tambahan tanggung jawab perawat dalam


melatih diri membuat keputusan sewaktu melaksanakannya. Bagi
perawat yang merasa tidak berpengalaman harus minta petunjuk
baik dari perawat senior maupun dokter.
2. Melaksanakan intervensi keperawatan mandiri
a. Ketahui pembagian tugas mereka. Ini memudahkan perawat untuk
berfungsi sesuai dengan tugas dan tahu apa yang diharapkan dan
tidak diharapkan.
b. Ikuti kebijaksanaan dan prosedur yang ditetapkan ditempat kerja
c. Selalu identifikasi
intervensi utama.

pasien,

terutama

sebelum

melaksanakan

d. Pastikan bahwa obat yang benar diberikan dengan dosis, waktu


dan pasien yang benar.
e. Lakukan setiap prosedur secara tepat.
f. Catat semua pengkajian dan perawatan yang diberikan dengan
cepat dan akurat.
g. Catat semua kecelakaan yang mengenai pasien. Catatan segera
memudahkan untuk tetap melindungi kesejahteraan pasien,
menganalisa mengapa kecelakaan terjadi dan mencegah
pengulangan kembali.
h. Jalin dan pertahankan hubungan saling percaya yang baik dengan
pasien.
i. Pertahankan kompetisi praktek keperawatan. Dengan tetap belajar,
termasuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan klinis
perkembangan jaman.
j. Mengetahui kekuatan dan kelemahan perawat.
k. Sewaktu mendelegasikan tanggung jawa keperawatan, pastikan
orang yang diberi delegasi tugas mengetahui apa yang harus
dikerjakan dan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang
dibutuhkan.
l. Selalu wapada saat melakukan intervensi keperawatan
perhatikan secara penuh setiap tugas yang dilaksanakan.
TANGGUNG JAWAB DAN TANGGUNG GUGAT PERAWAT

dan

Tanggung jawab (responsibilitas) adalah eksekusi terhadap tugastugas yangberhubungan dengan peran tertentu dari perawat. Pada saat
memberikan obat perawat bertanggung jawab untuk mengkaji kebutuhan
pasien akan obat tersebut, memberikannya dengan aman dan benar dan
mengevaluai respons pasien terhadap obat tersebut. Perawat yang selalu
bertanggung jawab dalam bertindak akan mendapatkan kepercayaan
dari pasien karena melaksanakan tugas berdasarkan kode etiknya.
Tanggung jawab perawat secara umum :
1. Menghargai martabat setiap pasien dan keluarganya.
2. Menghargai hak pasien untuk menolak pengobatan, prosedur atau
obat-obatan tertentu dan melaporkan penolakan tersebut kepada
dokter dan orang-orang yang tepat ditempat tersebut.
3. Menghargai setiap hak pasien dan keluarganya dalam hal kerahasiaan
informasi
4. Apabila didelegasikan oleh dokter menjawab pertanyaan-pertanyaan
pasien dan memberi informasi yang biasanya diberikan oleh dokter.
5. Mendengarkan pasien secara seksama dan melaporkan hal-hal
penting kepada orang yang tepat.
Tanggung gugat (akuntabilitas) ialah mempertanggungjawabkan
prilaku dan hasil-hasilnya yang termasuk dalam lingkup peran profesional
seseorang sebagaimana tercermin dalam laporan periodik secara tertulis
tentang prilku tersebut dan hasil-hasilnya. Perawat bertanggunggugat
terhadap dirinya sendiri, pasien, profesi, sesama karyawan dan
mayarakat. Jika seorang perawat memberikan dosis obat yang salah
kepada pasien, maka ia dapat digugat oleh pasien yang menerima obat
tersebut, dokter yang memberikan instruksi, pembuat standar kerja dan
masyarakat. Agar dapat bertanggung gugat perawat harus bertindak
berdasarkan kode etik profesinya. Akuntabilitas dilakukan untuk
mengevaluasi
efektivitas
perawat
dalam
melakukan
praktek.
Akuntabilitas bertujuan untuk :
1. Mengevaluasi praktisi-praktisi profesional baru dan mengkaji ulang
praktisi-prakstisi yang sudah ada.
2. Mempertahankan standar perawatan kesehatan
3. Memberikan fasilitas refleksi profesional, pemikiran etis dan
pertumbuhan pribadi sebagai bagian dari profeional perawatan
kesehatan
4. Memberi dasar untukmebuat keputusan etis.

TANGGUNG GUGAT PADA SETIAP TAHAP PROSES KEPERAWATAN


1. Tahap pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan yang
mempunyai tujuan mengumpulkan data.
Perawat bertanggunggugat untuk pengumpulan data/informasi,
mendorong partisipasi pasien dan penentuan keabsahan data yang
dikumpulkan. Pada saat mengkaji perawatbertanggung gugat untuk
kesenjangan-kesenjangan dalam data atau data yang bertentangan,
data yang tidak/kurang tepat atau data yang meragukan.
2. Tahap diagnosa keperawatan
DX merupakan keputusan profesional perawat menganalisa data dan
merumuskan respon pasien terhadap masalah kesehatan baik aktual
atau potensial.
Perawat bertanggunggugat untuk keputusan yang dibuat tentang
masalah-masalah kesehatan pasien seperti peryataan diagnostik.
Masalah kesehatan yang timbul pada apsien apakah diakui oleh
pasien atau hanya perawat. Apakah perawat mempertimbangkan
nilai-nilai, keyakinan dan kebiasan/kebudayan pasien pada waktu
menentukan masalah-masalah kesehatan. Pada waktu membuat
keputusan para perawat bertanggung gugat untukmempertimbangkan
latar belakang sosial budaya pasien.

3. Tahap perencanaan
Perencanaan merupakan pedoman perawat dalam melaksanakan
asuhan keperawatan, terdiri dari prioritas masalah, tujuan serta
rencana kegiatan keperawatan.
Tanggung gugat yang tercakup pada tahap perencanaan meliputi :
penentuan prioritas, penetapan tujuan dan perencanaan kegiatankegiatan keperawatn. Langkah ini semua disatukan kedalam rencana
keperawatan tertulis yang tersedia bagi semua perawat yang terlibat
dalam asuhan keperawatan pasien. Pada tahap ini perawat juga
bertanggunggugat untuk menjamin bahwa prioritas pasien juga
dipertibangkan dalam menetapkan prioritas asuhan.
4. Tahap implementasi

Implementasikeperawatan adalah pelaksanaan dari rencana asuhan


keperawatan dalambentuk tindakan-tindakan keperawatan.
Perawat bertanggung gugat untuk semua tindakan yang dilakukannya
dalam memberikan asuhan keperawatan. Tindakan-tindakan tersebut
dapat dilakukan secara langsung atau dengan bekerjasama dengan
orang lain atau dapat pula didelegasikan kepada orang lain. Meskipun
perawat mendelegasikan suatu kegiatan kepada oranglain, perawat
tersebut harus masih tetap bertanggung gugat untuk tindakan yang
didelegasikan dan tindakan pendelegasiannya itu sendiri. Perawat
harus dapat memberi jawaban nalar tentang mengapa kegiatan
tersebut didelegasikan, mengapa orang itu yang dipilih untuk
melakkan kegiatan tersebut dan bagaimana tindakan yang
didelegasikan itu dilaksanakan. Kegiatan keperawatan harus dicata
setelah dilaksanakan, oleh sebab itu dibuat catatan tertulis.
5. Tahap evaluasi
Evaluasi merupakan tahap penilaian terhadap hasil tindakan
keperawatan yang telah diberikan, termasuk juga menilai semua
tahap proses keperawatan.
Perawat bertanggung gugat untuk keberhasilan atau kegagalan
tindakan keperawatan. Perawat harus dapat menjelaskan mengapa
tujuan pasien tidak tercapai dan tahap mana dari proses keperawatan
yang perlu dirubah dan mengapa ?

Hak Kewajiban Perawat & Pasien


December 13, 2007
HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN
Didalam mendapatkan layanan kesehatan, pasien mempunyai hak dan kewajiban sebagaimana Surat edaran DirJen
Yan Medik No: YM.02.04.3.5.2504 Tentang Pedoman Hak dan Kewajiban Pasien, Dokter dan Rumah Sakit, th.1997;
UU.Republik Indonesia No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran dan Pernyataan/SK PB. IDI, sebagai berikut
: HAK PASIEN
Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai pasien::
1.
2.
3.
4.
5.
7.
8.
9.
10.

11.
12.
13.
14.
16.
17.

Hak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di
rumah sakit. Hak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur
Hak untuk mendapatkan pelayanan medis yang bermutu sesuai dengan
standar profesi kedokteran/kedokteran gigi dan tanpa diskriminasi
Hak memperoleh asuhan keperawatan sesuai dengan standar profesi
keperawatan
Hak untuk memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya
dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit
Hak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat klinik dan
pendapat etisnya tanpa campur tangan dari pihak luar
Hak atas privacy dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data
medisnya kecuali apabila ditentukan berbeda menurut peraturan yang berlaku
Hak untuk memperoleh informasi /penjelasan secara lengkap tentang tindakan
medik yg akan dilakukan thd dirinya.
Hak untuk memberikan persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan oleh
dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya
Hak untuk menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan
mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sendiri sesudah
memperoleh informasi yang jelas tentang penyakitnya.
Hak didampingi keluarga dan atau penasehatnya dalam beribad dan atau
masalah lainya (dalam keadaan kritis atau menjelang kematian).
Hak beribadat menurut agama dan kepercayaannya selama tidak mengganggu
ketertiban & ketenangan umum/pasien lainya.
Hak atas keamanan dan keselamatan selama dalam perawatan di rumah sakit
Hak untuk mengajukan usul, saran, perbaikan atas pelayanan rumah sakit
terhadap dirinya
Hak transparansi biaya pengobatan/tindakan medis yang akan dilakukan
terhadap dirinya (memeriksa dan mendapatkan penjelasan pembayaran)
Hak akses /inzage kepada rekam medis/ hak atas kandungan ISI rekam medis
miliknya

KEWAJIBAN PASIEN
1. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya
kepada dokter yang merawat
2. Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigi dan perawat dalam
pengobatanya.
4. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima. Berkewajiban
memenuhi hal-hal yang telah disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya

Tanggung Jawab Profesional Perawat


Posted on October 13th, 2008 in keperawatan
ETIKA POLITIK DALAM MERAWAT PASIEN
Masalah moral yang muncul dalam hubungan perawat pasien terjadi tanpa pengujian, dan
banyak masalah pribadi yang dihadapi perawat yang terlibat dalam manajemen, administrasi
dan tanggung jawab publik. Perhatian tertuju pada kesulitan moral dalam hubungan perawat
pasien dalam tujuan untuk memberikan hak pasien dan tanggung jawab profesional perawat,
aspek legal dan hak-hak moral dalam hubungan kontrak diantara mereka. Dalam
pelaksanaanya kita telah menyusup dalam masalah yang lebih besar dari keadilan sosial
perawatan kesehatan, namun tidak bisa menghindar untuk menyebutkannya sama sekali.oleh
karena itu muncul pertanyaan moral pribadi perawat dalam landasan sosial dan konteks
politik. Jawaban atas pertanyaan tentang hak pasien dan tanggung jawab perawat tegantung
pada landasan prinsipil dan kepercayaan terhadap peran perawat dalam komunitas.
Etika berfokus pada cara dasar kekuasaan dan pembagian kekuasaan. Kaitan antara etika
dengan hubungan kekuasaan dinyatakan untuk menentang pandangan populer etika
profesional yang dapat ditampilkan sebagai hubungan saling percaya sebagai berikut: etika
adalah mengenai pengawasan bagi orang lain, kepedulian terhadap perasaan, perasaan yang
pribadi dan subjektif. Oleh karena itu etika adalah penilaian yang pribadi dan subjektif.
Konsep perawatan menurut Judaeo Christian mempunyai banyak sumber praktis. Merawat
seseorang berarti bertindak untuk kebaikan mereka, membantu mengembalikan otonomi
mereka, membantu mereka untuk mencapai potensi penuh mereka. Mencapai tujuan hidup
mereka dan pemenuhan kebutuhan.
Dalam pengalaman menderita mungkin tidak hanya membuat kita lebih simpati tapi
mungkin juga membantu kita untuk lebih empati terhadap pasien kita. Simpati adalah
perasaan yang timbul secara spontan yang kita miliki atau tidak dimiliki, empati adalah
kemampuan untuk meletakkan diri kita dalam sepatu orang lain dalam suatu seni yang dapat
dipelajari, latihan imajinasi yang dapat dilatih.
Perasaan ini dapat menjadi motivator yang kuat, yang juga dapat diperoleh dalam
melakukan tanggung jawab profesional kita.
Jika kita memilih menjadi perawat untuk memenuhi kebutuhan pribadi, atau hanya sebagai
autoterapi tanpa disadari, untuk menghadapi masalah dan kecemasan sendiri, pasien akan

menderita karena pekerjaan kita yang akan menjadi catatan bagi mereka (Eadie 1975,
Shimpson et all 1983).
Merawat bisa menjadi merusak orang lain jika kita tidak mengerti dinamika aslinya, yaitu
seperti dorongan psikologis yang kompleks yang muncul dalam operasi ketika kita dalam
posisi tangguh sebagai penolong terhadap pasien yang relatif tidak mandiri dan lemah.
Inilah, kenapa psikiater dalam pelatihan dan perawat psikiatri didukung untuk mengalami
psikoanalisis pribadi atau terlibat dalam terapi kelompok, sebagai proses untuk
mengungkapkan perasaan yang terdalam dan sering tersembunyi dengan maksud lain.
Ketika pengawasan dan perhatian dari perawat yang baik dapat melakukan kekuasaannya
dengan baik, overprotektif, menguasai atau mengganggu dan pengawasan seperti kepada
bayi, seperti pengasuhan yang jelek, juga bisa menjadi sangat merusak, ini dapat dikatakan
bahwa kebaikan terbesar kita juga merupakan sumber potensial kelemahan dan kejahatan
kita.
Beberapa praktek dan sikap perawat dapat membawa mereka kepada konflik langsung
dengan tim kesehatan yang terkait dalam merehabilitasi kesehatan pasien, dengan
fisioterapis dan ahli terapi yang menjabat. Konflik disini bukan hanya dalam persaingan
profesionalitas atau ketidakjelasan batasan kerja, tapi juga perbedaan dalam interpretasi
tentang perawatan dan dalam praktek perawatan.
Dari suatu pandangan yang lazim, perawat juga merupakan pegawai yang melakukan
pekerjaan tertentu seefisien dan seefektif mungkin. Hasilnya, pembatasan-pembatasan layak
dipertimbangkan dan batasan praktek dapat dilakukan pada waktu yang tersedia untuk
hubungan perawatan dan perhatian terhadap kebutuhan tertentu pasien. Artinya, dalam
prakteknya, perawatan harus lebih impersonal dan altruistik.
Pengalaman perawat menghadapi kenyataan hubungan kekuasan dalam bekerja dengan
pasien dan dokter, berarti bahwa mereka mengetahui bahwa Etika harus dilakukan dengan
kekuasaan dan pembagian

kekuasaan dalam hubungan langsung antar

pribadi.

Bagaimanapun, tantangan adalah untuk memahami sifat alami hubungan kekuasaan dan
etika pembagian kekuasaan, dalam mengajar, dalam manajemen, dalam pendidikan
kesehatan dan riset, dalam mempengaruhi sumber daya, dan dalam politik kesehatan lokal
dan nasional.
Perawat tidak hanya belajar merawat pasien, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan pasien
secara umum. Ini berarti memperhatikan standard dan manajemen pelayanan, kemampuan
staff, efisiensi dan efektivitas prosedur yang digunakan, peningkatan pelayanan kesehatan di

rumah sakit , dan kesehatan masyarakat. Jika kepedulian terhadap kesehatan dipahami dari
ini perspektif lebih luas, perawat cepat mengetahui bahwa politik dan etika perawatan
berlanjut satu sama lain, pembagian dan kepedulian, menghormati orang dan keadilan,
kaitan kekuasaan dan nilai-nilai adalah saling behubungan, dan memaksakan tanggungjawab politis kepada mereka. Pada akhirnya, perjuangan menjadi lebih baik dan kondisi
yang lebih patut untuk pasien dan perawat serta petugas kesehatan lain yang tidak dapat
dipisahkan.
Bukan tidak mungkin menggabungkan kualitas personal yang sensitif dan peduli dengan
yang kompeten dan efisiensi dalam manajemen, atau empati kepada orang lain dengan orang
yang keras dalam susunan staf, atau perundingan bersama.
PERBEDAAN MODEL ZAMAN SEKARANG UNTUK ETIKA PROFESIONAL
Adalah sulit untuk menyatukan kembali etika personal yang peduli dengan tipe etika yang
diperlukan untuk manajemen sistem pemberian pelayanan kesehatan modern yang
kompleks. Hal ini muncul karena tekanan antara perbedaan jenis kompetisi etik dalam
kehidupan profesional, perbedaan antara; etika perawatan, etika pelayanan,etika pelayanan
publik dan etika bisnis.
Kompetisi etika dalam pekerjaan dan kehidupan profesional
a. etika perawatan-peran pertolongan perorangan

peran pembelaan

perlindungan hak kaum yang lemah

etika personal, hubungan perorangan, bersifat melindungi


a. etika pelayanan-hubungan kontrak perorangan
hubungan sesuai kontrak yang diberikan kepada:
pengenalan tugas dan hak timbal balik
berdasarkan kepada kemampuan personal
khusus dua pihak, menghormati orang lain dan keadilan
a. etika pelayanan publik- universal dan kerjasama

pengenalan tugas dan hak timbal balik


penerimaan terhadap kemampuan publik
partisipasi masyarakat dan kesejahteraan berfokus pada keadilan dan kekayaan
a. etika bisnis-keunggulan diri dan kompetitif
terutama diberikan kebebasan personal untuk mencapai keuntungan, pemenuhan
kebutuhan dan komersial
tuntutan hak personal untuk mengambil kesempatan
tuntutan hak terhadap buah dari keberhasilan personal
latihan otonomi perorangan sebagai nilai awal
memberi kuasa kepada yang kuat, sulit bagi yang lemah, hak personal dan
otonomi.
Tags: etika, etika politik, kepetawatan, merawat pasien, profesional, tanggung jawab

Hak dan Kewajiban Perawat


oleh: Akhmad Budiman

May 5th, 2008

A. Hak Perawat
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang merupakan salah satu
dari praktik keperawatan tentunya seorang perawat memiliki hak dan
kewajiban. Dua hal dasar yang harus dipenuhi, dimana ada
keseimbangan antara tuntutan profesi dengan apa yang semestinya
didapatkan dari pengembanan tugas secara maksimal. Memperoleh
perlindungan hukum dan profesi sepanjang melaksanakan tugas sesuai
standar profesi dan Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan salah
satu hak perawat yang mempertahankan kredibilitasnya dibidang hukum
serta menyangkut aspek legal atas dasar peraturan perundang-undangan
dari pusat maupun daerah. Hal ini seperti dipaparkan pada materi
sebelumnya sedang dipertimbangkan oleh berbagai pihak, baik dari PPNI,
Organisasi profesi kesehatan yang lain, lembaga legislatif serta elemen
pemerintahan lain yang berkepentingan.
Selain mendapatkan perlindungan hukum secara legal, perawat berhak
untuk memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari klien dan atau
keluarganya agar mencapai tujuan keperawatan yang maksimal. Jadi
kepada klien dan keluarga yang berada dalam lingkup keperawatan tidak
hanya memberikan informasi kesehatan klien kepada salah satu profesi
kesehatan lainnya saja, akan tetapi perawat berhak mengakses segala
informasi mengenai kesehatan klien, karena yang berhadapan langsung
dengan klien tidak lain adalah perawat itu sendiri.
Hak perawat yang lain yaitu melaksanakan tugas sesuai dengan
kompetensi dan otonomi profesi. Ini dimaksudkan agar perawat dapat
melaksanakan tugasnya hanya yang sesuai dengan ilmu pengetahuan
yang didapat berdasarkan jenjang pendidikan dimana profesi lain tidak
dapat melakukan jenis kompetensi ini. Bagaimana dengan beberapa jenis
kompetensi
profesi
yang
keilmuannya
hampir
sama
dengan
keperawatan? hal ini tentunya ada perimbangan sendiri mengenai
kompleksitas alur kerjasama antara perawat dan bidang profesi lainnya.
Perawat berhak untuk dapat memperoleh penghargaan sesuai dengan
prestasi, dedikasi yang luar biasa dan atau bertugas di daerah terpencil
dan rawan. Penulis sangat berterima kasih sekali kepada pemerintah dan
masyarakat atas penghargaan yang diberikan, yaitu berupa kerja sama
yang baik dari masyarakat dan sertifikat resmi dari pusat DEPKES RI
Litbangkes sebagai perawat pelaksana saat bertugas di DACILGALTAS
(Daerah Terpencil, tertinggal, rawan konflik dan bencana alam serta tidak
diminati). Hanya saja penulis hingga saat ini masih bingung, selain

sebagai pajangan dirumah kira-kira sertifikat tersebut bisa digunakan


untuk apa ya?
Layaknya pegawai pemerintahan lainnya (Pegawai Negeri Sipil) perawat
juga berhak memperoleh jaminan perlindungan terhadap resiko kerja
yang berkaitan dengan tugasnya. Di Indonesia biasanya kita kenal
dengan Asuransi Kesehatan (ASKES). Bagi pegawai negeri sipil (PNS)
berhak memiliki ASKES tersebut tak terkecuali perawat yang berstasus
PNS, sebagai jaminan kesehatan selama menjalani masa tugas hingga
masa pensiun nantinya. Kalau dilihat dari hak perawat yang telah di
tetapkan ini sepertinya belum berjalan dengan optimal. Sebenarnya hak
mendapatkan perlindungan terhadap resiko kerja ini bukan hanya untuk
PNS saja, tetapi untuk semua perawat yang sedang dalam masa
tugasnya, misalnya saja yang berada dirumah sakit atau klinik dan balai
perawatan swasta. Semestinya perawat tetap mendapatkan jaminan
kesehatan baik itu dalam lingkungan pemerintahan maupun swasta,
namun pada kenyataannya belum terpenuhi terutama di lingkungan
swasta. Hal ini juga tergantung kebijakan dan ketentuan yang
diberlakukan oleh manajemen yang memanfaatkan tenaga perawat
tersebut.
Satu hal lagi yang sering terabaikan, yaitu mengenai hak perawat untuk
menerima imbalan jasa profesi yang proporsional sesuai dengan
ketentuan/peraturan yang berlaku. Penulis berharap agar teman-teman
sejawat juga dapat mendiskusikannya disini, karena dari sekian banyak
perawat yang bekerja belum tentu mendapatkan imbalan yang sesuai
dengan ilmu yang diaplikasikan terhadap masyarakat. Akan tetapi jika
untuk menyampaikan keluhan dengan maksud memprotes atau
sejenisnya bukan disini tempatnya. Disini kita hanya mendiskusikan
bagaimana mengambil langkah ke depan, sehingga tidak terjadi lagi hal
yang tidak menyenangkan.
B. Kewajiban Perawat
Dalam melaksanakan praktik keperawatan perawat berkewajiban untuk
memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan standar profesi,
standar praktek keperawatan, kode etik, dan SOP serta kebutuhan klien
atau pasien dimana standar profesi, standar praktek dan kode etik
tersebut ditetapkan oleh organisasi profesi dan merupakan pedoman
yang harus diikuti oleh setiap tenaga keperawatan. Perawat yang
melaksanakan tugasnya diwajibkan untuk merujuk klien dan atau pasien
ke fasilitas pelayanan kesehatan yang mempunyai keahlian atau
kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu
pemerikasaan atau tindakan. Hal ini juga tergantung situasi, jika
lingkungan kita juga tidak memungkinkan maka kita sebagai perawat
dapat menerangkan alasan yang tepat.

Perawat wajib untuk merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya


tentang klien dan atau pasien, kecuali untuk kepentingan hukum. Hal ini
menyangkut privasi klien yang berada dalam asuhan keperawatan
karena disis lain perawat juga wajib menghormati hak-hak klien dan atau
pasien dan profesi lain sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang
berlaku.
Perawat
wajib
melakukan
pertolongan
darurat
atas
dasar
perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan
mampu melakukannya. Jika dalam konteks ini memang agak
membingungkan, saya hanya bisa menjelaskan seperti ini, pelaksanaan
gawat darurat yang sangat membutuhkan pertolongan segera dapat
dilaksanakan dengan baik yaitu di rumah sakit yang tercipta kerja sama
antara perawat serta tenaga kesehatan lain yang berhubungan langsung,
sedangkan untuk daerah yang jauh dari pelayanan kesehatan modern
tentunya perawat kebanyakan menggunakan seluruh kemampuannya
untuk melakukan tindakan pertolongan, demi keselamatan jiwa klien.
Kewajiban lain yang jarang diperhatikan dengan serius yaitu menambah
ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu keperawatan
dalam meningkatkan profesionalsme. Beberapa faktor-faktor yang
membuat kita malas mengembangkan ilmu keperawata banyak sekali.
Contoh kecil saja ketika sudah bekerja, mungkin akan berfikir bahwa ilmu
pengetahuan kita akan bertambah seiring dengan pengalaman yang
didapatkan dilapangan, untuk itu kita harus dapat membagi fokus kita
antara belajar dan bekerja sehingga orientasi kerja juga tidak terganggu
dan ilmu kita bertambah banyak. Bahkan ada yang hanya mengejar
pangkat atau golongan sehingga yang dituju adalh jenjang pendidikan
yang kadang-kadang tidak sesuai, misalkan yang seharusnya dari DIII
keperawatan lanjut ke S1 Keperawatan tetapi beralih kejurusan lain,
sekolah murah asal naik pangkat, menurut saya hal ini hanya
menyemakkan ruang kerja saja yang berisi orang-orang yang tidak
memiliki ilmu pengetahuan yang seharusnya mereka miliki. Namun disisi
lain, untuk mencapai jenjang pendidikan yang tinggi di bidang
keperawatan membutuhkan biaya yang super tinggi pula, sehingga
mereka yang mengejar pangkat tadi merasa tidak seimbang dengan apa
yang akan mereka dapatkan kelak.

Anda mungkin juga menyukai