II.
Judul
: Uji Protein
Tujuan
:
II.1Uji Susunan Elementer Protein
Mengidentifikasi adanya unsur-unsur penyusun protein
II.2Uji Kelarutan Protein
Mengetahui daya kelarutan protein terhadap pelarut tertentu
II.3Uji Pengendapan Protein dengan Garam
Mengetahui pengaruh larutan garam alkali dan garam divalen konsentrasi tinggi
terhadap sifat kelarutan protein.
II.4Uji Pengendapan Protein Dengan Logam Dan Asam Organik
Mengetahui pengaruh logam berat dan asam organik terhadap sifat kelarutan
protein.
II.5Uji Biuret
Membuktikan adanya molekul molekul peptida dari protein.
II.6Uji Ninhidrin
Membuktikan adanya asam amino bebas dalam protein
II.7Uji Xantoprotein
Membuktikan adanya asam amino tirosin, triptofan, atau fenilalanin yang terdapat
III.
dalam protein
Landasan Teori
Protein berasal dari kata Yunani yaitu Proteios yang berarti pertama atau utama
merupakan makromolekul yang paling berlimpah didalam sel serta menyusun lebih dari
setengah berat kering pada hampir semua organisme. Asam amino merupakan sebuah unit
struktur protein. Struktur protein terdiri dari polipeptida yang mempunyai rantai yang amat
panjang, tersusun atas banyak unit asam amino. Protein adalah instrument yang
mengekspresikan informasi genetik. Seperti juga terdapat ribuan gen di dalam inti sel,
masing-masing mencirikan satu sifat nyata dari organisme, di dalam sel terdapat ribuan jenis
protein yang berbeda, masing-masing membawa fungsi spesifik yang ditentukan oleh gen
yang sesuai. Protein, karenanya bukan hanya makromolekul yang berlimpah, tetapi juga amat
bervariasi fungsinya. Semua protein di dalam semua mahluk, tanpa memandang fungsi dan
aktivitas biologinya, dibangun oleh susunan dasar yang sama, yaitu dari 20 asam amino yang
baku, dimana molekulnya sendiri tidak mempunyai aktivitas biologi. Dapat dikatakan bahwa
protein berbeda satu sama lain hal ini karena masing-masing mempunyai deret unit asam
amino sendiri-sendiri. Asam amino merupakan abjad struktur protein, dimana molekulmolekul ini dapat disusun dalam jumlah deret yang hampir tidak terbatas, untuk membuat
berbagai protein dalam jumlah yang hampir tidak terbatas.
Hampir semua jenis protein tersusun atas unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H),
oksigen (O), dan nitrogen (N). Tetapi ada pula protein yang mengandung sedikit belerang (S)
dan fosfor (P). Melalui metode pembakaran atau pengabunan, akan kita diperoleh unsur-unsur
penyusun protein seperti C, H, O dan N. Protein dapat dikatakan sebagai molekul yang sangat
besar, hal ini dapat memudahkan untuk mengalami perubahan bentuk fisik maupun aktivitas
biologis. Banyak faktor yang menyebabkan perubahan sifat alamiah protein seperti panas,
asam, basa, pelarut organik, pH, garam, logam berat, maupun sinar radiasi radioaktif.
Sedangkan untuk perubahan sifat fisik yang mudah diamati adalah menjadi tidak larut atau
pemadatan. Protein dikatan bersifat amfoter, yaitu protein dapat bereaksi dengan larutan asam
maupun basa. Daya larut protein berbeda di dalam air, asam, dan basa. Sebagian ada yang
mudah larut dan ada pula yang sukar larut, semua protein tidak larut dalam pelarut lemak
seperti eter atau kloroform. Daya larut protein akan berkurang jika kita menambahkan garam,
akibatnya protein akan terpisah dan menghasilkan endapan. Apabila protein dipanaskan atau
kita tambahkan alkohol, maka akan terjadi perubahan pada protein yaitu menggumpal. Hal ini
disebabkan karena alkohol menarik mantel air yang melingkupi molekul-molekul protein.
Adanya gugus amino dan karboksil bebas pada ujung-ujung rantai molekul protein,
dapat menyebabkan protein mempunyai banyak muatan dan bersifat amfoter (dapat bereaksi
dengan asam maupun basa).. Protein memiliki sifat seperti mudah larut dalam air, ini karena
protein mengandung gugus karboksil dan amina yang ikatan peptidanya terdalam. Garam
dengan konsentrasi tinggi akan dapat menarik air yang terdapat dalam protein hal ini karena
garam juga dapat menetralkan muatan listrik sehingga menyebabkan daya larut protein
terhadap air berkurang dan protein mengendap. Protein dapat diendapkan dengan cara
menambahan asam-asam organik seperti asam pikrat, asam trikloroasetat, dan asam
sulfosalisilat. Penambahan asam-asam tersebut akan menyebabkan terbentuknya garam
protein dimana garam ini merupakan bersifat tidak larut. Hal lain adalah protein dapat pula
mengalami denaturasi irreversible ini dengan adanya logam-logam berat seperti Cu 2+, Hg
2+
atau Pb2+, sehingga mudah mengendap. Biuret dapat kita katakan sebagai senyawa dengan dua
ikatan peptida yang terbentuk pada saat pemanasan dua molekul urea. Ketika ion Cu 2+ dalam
suasana basa maka akan bereaksi dengan polipeptida atau ikatan-ikatan peptide yang
menyusun protein sehingga akan membentuk senyawa kompleks yang berwarna ungu (violet).
Reaksi biuret dikatakn positif terhadap dua buah ikatan peptida atau lebih, tetapi dikatakan
negatif untuk asam amino bebas atau dipeptida. Reaksi positif terbentuk terhadap senyawasenyawa yang mengandung dua gugus: -CH2NH2, -CSNH2, -C(NH)NH2, dan CONH2.
(Anonim ; 2012) (Yazid;2006).
Ninhidrin merupakan suatu reagen yang berguna untuk mendeteksi asam amino dan
menetapkan konsentrasinya dalam larutan, dan termasuk hidrat dari triketon siklik, dan
menghasilkan zat berwarna ungu bila bereaksi dengan asam amino. Uji Ninhidrin terjadi
berwarna. Asam amino dapat ditentukan menggunakan intensitas warna yang terbentuk
sebanding dengan konsentrasi asam amino tersebut. Pada reaksi ini akan dilepaskan CO2 dan
NH4 sehingga asam amino dapat ditentukan secara kuantitatif dengan mengukur jumlah
CO2 dan NH3 yang dilepaskan. Prolin dan hidroksi prolin akan menghasilkan warna
kompleks yang berbeda warnanya dengan asam amino lainnya, dimana kompleks warna yang
terbentuk mengandung dua molekul ninhidrin yang bereaksi dengan ammonia yang
dilepaskan pada oksidasi asam amino. Hasil uji positif pada uji ninhidrin akan diberikan pada
asam amino yang mengandung asam -amino dan peptida yang memiliki gugus -amino yang
bebas. Xantoprotein merupakan reaksi yang didasarkan pada nitrasi inti benzena yang
terdapat dalam molekul protein. Benzena yang ditambahkan asam nitrat pekat, akan
menghasilkan sebuah endapan yang berwarna putih, dan berubah kuning saat dipanaskan.
(Thenawijaya;1982).
IV.
10 buah
1 buah
1 buah
1 buah
3 buah
V.
Prosedur Kerja
V.1 Uji Susunan Elementer Protein
A.
Uji Adanya unsur C, H, dan O
1. Masukkan 1 ml Albumin telur ke dalam tabung reaksi.
2. Taruh kaca obyek di atas tabung , kemudian memanaskan Albumin telur diatas lampu
bunsen/spiritus.
3. Perhatikan adanya pengembunan pada gelas obyek, yang menunjukkan adanya
Hidrogen (H) dan Oksigen (O).
4. Ambil gelas obyek, lalu mengamati bau yang terjadi. Bila tercium bau rambut
terbakar, berarti protein mengandung unsur Nitrogen (N).
5. Bila terjadi pengarangan, berarti ada atom Karbon (C).
6. Ulangi percobaan menggunakkan serbuk gelatin.
B. Uji adanya atom N
1. Masukkan 1 ml larutan albumin telur ke dalam tabung reaksi
2. Tambahkan 1 ml NaOH 10% kemudian panaskan
3. Perhatikan bau amoniak yang terjadi dan menguji uapnya dengan kertas lakmus merah
yang telah dibasahi aquades
4. Ulangi percobaan dengan menggunakan serbuk gelatin
C. Uji adanya atom S
1. Masukkan 1 ml albumin telur ke dalam tabung reaksi.
2. Tambahkan 1 ml larutan NaOH 10% ke dalam tabung reaksi yang telah berisi albumin
, kemudian memanaskannya.
3. Tambahkan 4 tetes larutan Pb-asetat 5 %, kemudian terjadi perubahan warna yaitu
larutan menjadi berwarna hitam yang menandakan terbentuknya PbS.
4. Tambahkan 4 tetes HCl pekat dengan hati-hati melalui dinding tabung, kemudian
memperhatikan bau khas belerang dari belerang yang teroksidasi.
5. Ulangi percobaan menggunakan serbuk gelatin.
5.2 Uji Kelarutan Protein
1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini.
2. Menyiapkan 5 tabung reaksi.
3. Memberikan label pada masing masing tabung reaksi, yaitu tabung pertama untuk
air suling, tabung ke dua untuk HCl 10%, tabung ketiga untuk NaOH 40%, tabung ke
empat untuk Alkohol 96%, dan tabung kelima untuk kloroform.
4. Menuangkan ke masing masing tabung reaksi yang telah diisi label dengan larutan
5.
6.
7.
8.
9.
air suling, HCl 10%, NaOH 40%, dan Alkohol 96%, dan kloroform sebanyak 1 ml.
Menambahkan 2 ml larutan albumin telur pada setiap tabung.
Mengocok dengan kuat setiap tabung reaksi.
Mengamati perubahan yang terjadi yaitu sifat kelarutannya.
Mencatat hasilnya.
Mengulangi percobaan dengan gelatin menggunakan 5 tabung reaksi yang lain.
3.
4.
lalu masing-masing isilah dengan larutan albumin, kasein, dan gelatin sebanyak 2 ml.
2.
Tambahkan pada setiap tabung 1 ml
NaOH 10% dan 3 tetes CuSO4 0,2%.
3.
4.
bersih dan kering, lalu masing-masing diisi dengan larutan Albumin, Gelatin, Kasein
dan tirosin sebanyak 2 ml.
2.
3.
4.
Campur
dengan
baik,
dan
1.
2.
Pada
setiap
Kemudian
panaskan
Selanjutnya dinginkan di
bawah air kran,lalu tambahkan NaOH 10% setetes demi
Perhatikan
perubahan
Zat uji
Pengarangan
Albumin
Gelatin
(C)
+
+
Hasil pengamatan ()
Bau rambut
Pengembunan
(H & O)
terbakar (N)
+
+
+
+
Perlakuan
dipanaskan
Gelatin + 1ml NaOH 10% +
Basa (pH = 9)
dipanaskan
NO
1
PERLAKUAN
Albumin + 1 mL NaOH 10% +
HASIL PENGAMATAN
PbS
Belerang (S)
pekat
NaOH 10% kemudian diapanaskan memiliki sifat basa yaitu pH masing masing lebih
dari 7. (Qhzy ; 2010)
C. Uji adanya atom S
Pada uji susunan elementer untuk mengetahui adanya atom S (sulfur) pada bahan uji
yakni albumin dan gelatin, terjadi hasil berbeda untuk setiap bahan uji. Untuk albumin,
saat dipanaskan bersama NaOH tidak terjadi perubahan warna. Ketika larutan dicampur
dengan Pb-Asetat terjadi perubahan warna hitam yang mengindikasikan terbentuk PbS.
Adanya sulfur pada albumin semakin diperkuat saat direaksikan dengan HCl pekat karena
adanya asap dengan bau khas belerang dari belerang yang teroksidasi. Berbeda saat
gelatin diuji cobakan tidak ada perubahan warna hitam yang menandakan tidak
terbentuknya PbS dan tetapi tercium bau terciumnya bau khas belerang.
Uji ini dilakukan untuk mengetahui adanya protein yang mengandung asam
amino dengan atom S. Pada uji ini, dalam suasana basa, Pb asetat akan bereaksi dengan S
dari asam amino membentuk garam PbS berwarna hitam (reaksi positif ditandai dengan
terbentuknya endapan berwarna hitam atau cokelat). Pada percobaan ini, dapat terlihat
bahwa
pada gelatin tidak terjadi perubahan apapun tetapi tercium bau belerang.
Sedangkan pada albumin merupakan asam amino yang mengandung atom S pada
molekulnya. Reaksi Pb asetat dengan asam-asam amino tersebut akan membentuk
endapan berwarna merah kecoklatan, yaitu garam PbS (membuktikan bahwa sampel
protein tersebut mengandung atom S)
No.
Tabung
Hasil Praktikum
Albumin telur
Gelatin
1.
Tabung I
Air suling
(aquades)
Larut,
Larut
tanpa
denaturasi
2.
Tabung II
Larutan HCl
Emulsi,
10%
terdenaturasi
3.
Tabung III
Larutan NaOH
40%
Tidak larut,
No.
Tabung
4.
Tabung IV
Alkohol 96%
Tidak larut,
endapan
Emulsi, terdenaturasi
5.
Tabung V
Kloroform
Tidak
Tidak
larut,
larut,
terkoagulasi
terdenaturasi
kedua HCl 10% hasil yang didapatkan yakni tidak larut, terkoagulasi. Pada tabung NaOH
40% hasilnya tidak larut, terkoagulasi. Untuk tabung keempat yang berisi Alkohol 96% hasil
yang didapatkan adalah tidak larut, dan ada endapan. Tabung yang kelima yaitu berisi
kloroform hasilnya yaitu tidak larut, terkoagulasi. Protein tidak larut dalam pelarut lemak
seperti eter atau kloroform.
6.5 Hasil Uji Pengendapan Protein dengan Garam
Tabel Hasil Uji Pengendapan Protein dengan Garam
Bahan
Tabung 1
Tabung 2
Tabung 3
Tabung 4
2 ml
Berlebih
-
2 ml
Berlebih
-
2 ml
Berlebih
-
2 ml
Berlebih
Tidak terjadi
Terjadi
Tidak terjadi
Tidak terjadi
endapan
endapan
endapan
endapan
atau sedikit
berwarna
berwarna
berwarna
berwarna
Kuning
keruh
Albumin telur
NaCl %5
CaCl2 5%
MgSO4 5%
NH4)2SO4 jenuh
Kocoklah tabung
bening
bening
BaCl2
BaCl2
CaCl2
CaCl2
MgSO4
MgSO4
Tabung1
Tabung 2
Tabung 3
Tabung 4
Albumin telur
2 ml
2 ml
2 ml
2 ml
Asam
10 tetes
sulfosalisilat 5%
CuSO4 5%
HgCl2 5%
Pb asetat 5%
Kocoklah
tabung
Hasil:Endapan
10 tetes
10 tetes
10 tetes
Tidak ada
Ada Endapan
Ada Endapan
Ada Endapan
ada/tidak ada
Gambar Uji Pengendapan Protein Dengan Logam Dan Asam Organik
Zat Uji Sebelum ditetesi Larutan
6.8 Pembahasan Uji Pengendapan Protein Dengan Logam Dan Asam Organik
Protein merupakan suatu polimer yang berasal dari asam amino yang kemudian
dihubungkan dengan ikatan peptida. Molekul protein ini mengandung unsur-unsur C, H, O, N,
P, S, dan juga terkadang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga. Pada percobaan
pada kali ini, kita akan membuktikan adanya pengendapan protein dengan logam dan asam
organik. Dari data hasil percobaan pengaruh logam berat terhadap sifat kelarutan protein
diperoleh data kualitatif berupa terbentuknya endapan pada ketiga larutan albumin yang telah
ditanbahkan atau ditetesi dengan MgCl2 5%, CuSO4 5% dan Pb-asetat 5%, sedangkan untuk
yang ditetesi dengan Asam sulfosalisilat tidak mengalami pengendapan. Pada ketiga larutan
yang telah ditetesi dengan MgCl2 5%, CuSO4 5%
endapan dibagian bawahnya haln ini karena ketiga larutan tersebut sudah dapat mengalami
denaturasi yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali), denaturasi dapat terjadi jika terjadi
reaksi logam terhadap protein. Sedangkan pada larutan yang ditetesi dengan Asam
sulfosalisilat tidak mengalami pengendapan hal ini dapat terjadi karena larutan tersebut tidak
mampu
denaturasi dapat terjadi jika terjadi reaksi logam terhadap protein, maka dapat dikatakan
bahwa dalam hal ini tidak terjadi yang namanya reaksi logam terhadap protein.
Jika pH di atas titik isoelektrik protein akan bermuatan negative, sedangkan di bawah
titik isoelektrik protein bermuatan positif. Oleh karena itu untuk mengendapkan protein
dengan ion logam diperlukan pH larutan di atas titik isoelektrik, sedangkan untuk
pengendapan protein dengan ion negative memerlukan pH larutan di bawah titik isoelektrik.
Ion- ion positif yang dapat mengendapkan protein adalah Ag+, Ca2+, Zn2+, Hg2+,Pb2+,Cu2+,Fe2+.
Sedangkan ion-ion negative yang dapat mengendapkan protein adalah ion salisilat,
trikloroasetat, pikrat, tanat dan sulfosalisilat.
Saat struktur protein tidak stabil maka mudah mengalami denaturasi yaitu keadaan
dimana protein terurai menjadi struktur primernya, baik reversibel maupun ireversibel.
Denaturasi dapat terjadi karena beberapa hal yaitu karena pengaruh pH, panas, pelarut, logam
berat, garam, kekuatan ion, terlarut, dan radiasi. (estien yazid, 2006).
6.9 Hasil Uji Biuret
Tabel hasil uji Biuret
No.
1.
2.
3.
ZatUji
Albumin 2%
Gelatin 2%
Kasein 0,5%
Polipeptida (+/-)
+
+
+
6.10
Tes biuret merupakan salah satu cara untuk mengidentifikasi adanya protein, dalam larutan
basa biuret memberikan warna violet dengan CuSO 4 karena akan terbentuk kompleks Cu2+
dengan gugus CO dan gugus NH dari rantai peptida dalam suasana basa. Adapun hasil yang
diperoleh dari percobaan ini ialah pada larutan albumin, gelatin dan kasein mengalami
perubahan warna ungu setelah penambahan pereaksi Biuret. Adapun yang memnyebabkan
perubahan warna ungu terhadap larutan yang di uji yaitu karena albumin, gelatin dan kasein
mengandung molekul molekul peptida. Berdasarkan teori yang ada, reaksi biuret merupakan
reaksi warna untuk peptida dan protein. Peptida dibentuk oleh dua molekul asam amino
disebut dipeptida. Polipeptida ialah peptida yang molekulnya terdiri dari banyak molekul
asam amino. Protein adalah suatu polipeptida yang terdiri atas lebih dari seratus asam amino.
Pada albumin, gelatin dan kasein rumus bangunnya lebih kompleks dan mengikat dua atau
lebih asam amino esensial, sehingga terbentuk ikatan peptida. (Roro;2011)
6.11 Hasil Uji Ninhidrin
Gambar Hasil Uji Ninhidrin
Zat Uji sebelum ditetesi larutan
3
6.12
b
Zat Uji
Albumin 2 %
Berwarna Ungu
Gelatin 2%
Kasein 0.5%
Pepton 0,5%
++
+
Pem
+++
ahas
n Uji
Ninhidrin
Asam amino bebas adalah asam amino dimana gugus aminonya tidak terikat. Semua
asam amino, atau peptida yang mengandung asam- amino bebas akan bereaksi dengan
ninhidrin membentuk senyawa kompleks berwarna biru-ungu. Namun, prolin dan
hidroksiprolin menghasilkan senyawa berwarna kuning. Protein mengandung asam amino
berinti benzen, jika ditambahkan asam nitrat pekat akan mengendap dengan endapan
berwarna putih yang dapat berubah menjadi kuning sewaktu dipanaskan. Senyawa nitro yang
terbentuk dalam suasana basa akan terionisasi dan warnanya akan berubah menjadi lebih tua
atau jingga. Rekasi ini didasarkan pada uji nitrasi inti benzena yang terdapat pada mulekul
protein menjadi senyawa intro yang berwarna kuning.
Pada praktikum di atas baik albumin, gelatin, kasein dan pepton sama-sama
membentuk warna ungu dengan intensitas yang berbeda-beda. Hal ini menandakan larutan/zat
tersebut dapat bereaksi dengan Ninhidrin sehingga membuktikan bahwa zat uji tersebut
mempunyai gugus asam amino bebas. Asam amino dapat ditentukan secara kuntitatif dengan
jalan menggunakan intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan konsentrasi asam
amino tersebut. Pada reaksi ini dilepaskan CO2 dan NH4 sehingga asam amino dapat
ditentukan secara kuantitatif dengan mengukur jumlah CO2 dan NH3 yang dilepaskan.
Struktur Prolin
6.13
Struktur Hidroksiprolin
Albumin 2%
Gelatin 2%
Kasein 0,5%
Tirosin 2%
Tirosin/triptofan/
fenilalanin (+/-)
diatas +
berwarna merah
Albumin
Albumin
Gelatin
Gelatin
Kasein
Kasein
Tirosin
Tirosin
tersebut,bahan yang mengandung gugus benzena (cincin fenil) setelah di beri larutan HNO3
pekat dan larutan NaOH 10% yang menghasilkan lapisan diatas berwarna merah.
(Selviana;2013)
VII.
Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan pada uji susunan elementer protein yaitu protein
memiliki unsur C, H, dan O, atom N dan atom S. Protein memiliki daya kelarutan
berbeda-beda, protein tidak larut dalam pelarut lemak karena adanya gugus amino dan
karboksil bebas pada ujung-ujung rantai molekul protein. Pada albumin yang ditambahkan
larutan NaCl 5 %, BaCl25 %, CaCl25 %, dan MgSO4 5% diantara ke 4 larutan tersebut
hanya BaCl2% yang terjadi endapan hal tersebut dikarenakan adanya peristiwa denaturasi,
yaitu suatu perubahan atau modifikasi terhadap struktur sekunder, tersier dan kuartener
molekul protein tanpa terjadinya pemecahan ikatan-ikatan kovalen. Protein tidak mampu
bertahan terhadap reaksi logam berat sehingga mengalami denaturasi irreversible (tidak
dapat kembali). Larutan gelatin, kasein dan albumin memiliki molekul molekul peptida
dan gugus asam amino bebas sehingga terjadi perubahan warna menjadi warna ungu.
3S(s) + 2H2O(l)
Garam
(NH4)2SO4,
karena
menghasilkan
paling
banyak
endapan.
Garam
(NH4)2SO4memiliki berat molekul dan nilai biloks yang paling besar dibandingkan garam
yang lain sehingga paling reaktif untuk mengendapkan protein.
3) Albumin yang termasuk dalam protein globuler.
4) Fungsi protein dalam darah sebagai biokatalisator, hemoglobin sebagai pengangkut
oksigen, hormon sebagai pengatur metabolisme tubuh, dan antibodi untuk mempertahankan
tubuh dari serangan penyakit.
4. Uji Pengendapan dengan Logam dan Asam Organik
1) Denaturasi irreversible adalah perubahan atau modifikasi struktur molekul protein yang
tidak dapat diubah kembali.
2)
Karena susu atau putih telur mengandung garam-garam logam berat dan asam-asam
5. Uji Biuret
Ya, ninhidrin suatu oksidator sangat kuat yang dapat menyebabkan terjadinya
dekarboksilasi oksidatif asam -amino. Ninhidrin yang tereduksi, kemudian bereaksi dengan
amino yang lepas membentuk kompleks biru ungu. Intensitas warna biru ungu yang
dihasilkan dalam keadaan baku merupakan dasar bagi ter kuantitatif yang sangat berguna
untuk asam amino dan amina-amina yang bukan asam -amino.
4) Struktur kimia prolin
7. Uji Xantroprotein
1) Tirosin 2%, karena terbentuk lapisan berwarna jingga. Hal ini terjadi karena adanya
senyawa nitro yang terbentuk dari hasil hidrolisis ambumin dan tirosin dengan HNO 3 yang
terionisasi.
2) Struktur kimia fenilalanin yaitu
Daftar Pustaka
Winarno, F. G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia: Jakarta
Thenawijaya,Maggy. 1982. Lehninger Dasar Dasar Biokimia Jilid 1. Erlangga : Jakarta
Yazid,Estien dan Lisda Nursanti. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia untuk Mahasiswa
Analis. ANDI Yogyakarta : Yogyakarta
Fian, Alif. 2013. Susunan Elementer Protein. Diakses pada https://ru.scribd.com
/doc/135549167/SUSUNAN-ELEMENTER-PROTEIN-docx. Diunduh pada 08
Oktober 2014
Roro,
dyah.
2011.
Reaksi
Uji
Protein.
Diakses
pada
https://pustakabiolog.files.wordpress.com /2012/08/reaksi-uji-protein.docx. Diunduh
pada tanggal 10 Oktober 2014
Selviana, shinta. 2013. Laporan Praktikum Biokimia Protein (Uji Xantoprotein). Diakses pada
https://ru.scribd.com/doc/228433428/Laporan-Praktikum-Biokimia-Protein-I-UjiXantoprotein. Diunduh pada tanggal 10 Oktober 2014