Anda di halaman 1dari 114

LIPID

Oleh:
Dwiputra M. Zairin
Edward Gustaf
Jervis Sinto
Mega Puspitasari
Taqi Aufa

Apa itu Lipid?


Merupakan salah satu senyawa
biokimia yang terdapat dalam
mahluk hidup
Memiliki ciri khusus yaitu tidak
dapat larut dalam air
Contoh
Lipid:
kolesterol,
minyak

Sifat Fisika
Larut dalam senyawa organic karena sama sama
non-polar
Memiliki bagian yang berisfat hidropobik dan
hidrofilik
Menyimpan energi lebih besar dibandingkan
dengan karbohidrat
Lipid diproses oleh tubuh lebih lambat disbanding
karbohidrat untuk mengasilkan energi

Sifat Kimia
Umumnya, lipid memiliki
asam lemak
Asam
lemak
merupakan
asam
karboksilat
rantai
panjang
Asam lemak terbagi menjadi
asam lemak jenuh dan tidak
jenuh
Relatif tidak reaktif kecuali

Reaksi-reaksi yang terjadi pada lipid


Oksidasi
Hidrogenasi
Saponifikasi
Esterifikasi
Hidrolisis

Reaksi pada Lipid - Oksidasi


Terjadi pada ikatan tak jenuh pada
asam lemak

Reaksi pada Lipid - Hidrogenisasi

Terjadi pada ikatan rangkap pada


asam lemak
Reaksi adisi

Reaksi pada Lipid - Saponifikasi


Disebut sebagai reaksi penyabunan
Terjadi dengan adanya basa kuat

Reaksi pada Lipid - Esterifikasi


Reaksi pembentukan asam lemak
Asam lemak (as. Karboksilat) + Alkohol

Reaksi pada Lipid - Hidrolisis


Reaksi antara lipid dengan air

Nama Trivial
Nama trivial adalah penamaan non-sistematik
yang paling sering digunakan. Nama trivial tidak
mengikuti
suatu
pola
tertentu
namun
penyebutannya konsisten untuk masing masing
jenis senyawa.

Nama Sistematik (IUPAC)


Penamaan secara sistematik (IUPAC) dilakukan berdasarkan standar IUPAC Rules for
the Nomenclature of Ocrganic Chemistry (1979).
1.Pemberian nama asam lemak dilakukan dengan mengganti akhir a pada nama
alkana dengan oat.
2.Penentuan rantai utama (rantai dengan jumlah atom karbon paling panjang yang
mengandung gugus karboksil)
3.Penentuan subtituen yang terikat dalam rantai utama dan penomoran subtituen dari
C gugus karboksil.
4.Jika senyawa mempunyai 2 gugus karboksil maka rantai utama diberi akhiran
dioat.
5.Penambahan kata asam pada awal nama senyawa.

Asam etandioat
Asam 4 hidroksil 2 metil pentanoat

Contoh penamaan beberapa asam


lemak

Nomenklatur x
Pada nomenklatur x (delta-x), masing
masing ikatan rangkap ditulis dengan x
dimana x merupakan nomor atom karbon
yang terdapat ikatan rangkap.
9
10

18

Asam cis 9 oktadekenoat (asam oleat)

Asam 12 hidroksi 9 oktadekenoat


(asam risinoleat)

Nomenklatur n-x
Pada nomenklatur n-x atau biasa disebut
-x (omega-x), x menyatakan nomor
atom karbon letak ikatan rangkap
dihitung dari ujung (atom C gugusmetil)
9

10
1
18

Asam cis 9 oktadekenoat,


asam oleat, -9

7
12

Asam 12 hidroksi 9
oktadekenoat, asam risinoleat, -7,
OH-12

Lipid Majemuk - Gliserofosfolipid


Terdiri dari 2 asam lemak dan 1 asam fosfat
Memiliki bagian hidrofobik dan hidrofilik

Lipid Majemuk - Spingolipid


Backbone gliserol digantikan oleh
spingosin.

Lipid Majemuk - Glikolipid


Backbone singosin

KLASIFIKASI LIPID
Dasar: senyawa hasil setelah hidrolisis lipid
LIPID

Turunan

Lipid
Sederhana

Lipid
Majemuk

Steroid

Wax

Asam Lemak

Oil and Fat

Prenol

Fosfolipid

Gliko lipid

Glisrofosfolipi
d

Sphingolipid

Lipid Sederhana

Steroid
Steroid terdiri dari 3 cincin sikoheksana dan 1 cincin siklopentana
Steroid ditemui dalam mahluk hidup dalam bentuk hormone, enzim,
dan vitamin
Contoh steroid anatara lain:
Kolesterol : merupakan steroid yang paling banyak terkandung
dalam tubuh masusia
Vitamin D : Vitamin yang disintesis oleh kulit manusai saat terkena
Sinar UV
Hormon Steroid: Hormon yang dihasilkan manusia seperti
Androgen dan estrogen

Lipid Majemuk - Gliserofosfolipid


Terdiri dari 2 asam lemak dan 1 asam fosfat
Memiliki bagian hidrofobik dan hidrofilik

Lipid Majemuk - Spingolipid


Backbone gliserol digantikan oleh spingosin.

Lipid Majemuk - Glikolipid


Backbone singosin

Lipid Turunan Asam Lemak


Parameter
Ikatan
Rangkap
(C=C)
Kemungkinan
Dioksidasi
Titik Leleh

Asam Lemak
Jenuh
Tidak ada

Asam Lemak
Tak Jenuh
Ada

Tidak ada

Ada

Lebih Tinggi

Lebih Rendah

FUNGSI
LIPID

Fungsi Umum
Fungsi
Fungsi
Berdasarkan
Jenis Lipid

Fungsi
Umum

Memberi Rasa
Kenyang dan
Kelezatan

Sumber
Energi

Protecting
Against
Desiccation

Menjaga Suhu
Tubuh

Menghemat
Protein

Alat Angkut
Vitamin

Sebagai
Pelindung
Organ tubuh

Pembentuka
n Sel

Regullating
Cell Activities

Membantu
Melancarkan
Buang Air
Besar

Sumber Energi
Lemak
merupakan
sumber energi bersama
karbohidrat dan protein
Lemak
mampu
mengahsilkan 9 Kkalori
per 1 gram. Sementara 1
gram karbohidrat dan
protein
hanya
menghasilkan sekitar 4

Protecting Against
Desiccation
Kulit terdiri dari beberpa
lapisan salah satunya
dermis.
Lapisan dermis tersusun
atas lemak, kolagen dan
air.
Lemak yang terdapat
pada lapisan dermis ini
membantu
kulit

Menjaga Suhu Tubuh (Insulating Agains Cold)

Lapisan lemak di bawah


kulit
membalut
tubuh
untuk
menjaga
suhu
tubuh tetap stabil dan
menghalau
pelepasan
panas yang berlebihan
sehingga
baik
dalam
pemeliharaan suhu tubuh.
Lemak yang tedapat pada
kulit yaitu pada bagian

Kemampuan menahan panas juga tergantung


pada ketebalan lapisan lemak

Mekanisme dari insulasi panas dari lipid


di kulit yaitu
a. Jaringan adiposa putih membentuk
lapisan insulasi bernama panniculus
adiposus pada lapisan hipodermis.
b. Di cuaca dingin pembuluh darah
menyempit sehingga meminimalisir
kehilangan panas
c. Di cuaca panas pembuluh darah

Menghemat Protein
Kabohid
rat

Lema
k
Protei
n

Dengan menyediakan energi,


lemak
mengurangi
fungsi
protein agar dapat berperan
untuk fungsi lain seperti
memperbaiki jaringan tubuh
Jika
tubuh
hanya
menggunakan
protein
itu
sangat berbahaya. Protein
adalah zat pembangun jika
digunakan begitu saja bisa

ALAT ANGKUT VITAMIN


Ada beberapa vitamin yang
larut dalam lemak yaitu
vitamin A, vitamin D,
vitamin E dan vitamin K.
Lemak
membantu
tranfortasi dan penyerapan
vitamin tersebut jadi jika
kadar lemak rendah maka
transformasi
dan

Pembentukan Sel
Lemak membantu dalam
membentuk struktur sel
dan
jaringan
seperti
membran sel.
Lemak membran tersusun
atas fosfolipid, glikolipid,
dan steroid.
Lipid atau lemak dalam
membran sel
berfungsi
sebagai barier untuk sel

Memberi Rasa Kenyang dan Kelezatan


Lemak
dapat
memperlambat
pengeluaran
asam
lambung
dan
memperlambat
pengosongan lambung
sehingga
lebih
lama
membuat kenyang, lemak
juga memberi rasa gurih

Sebagai Pelindung Organ tubuh


Lipis bertindak sebagai
shock absorber untuk
melindungi organ-organ
vital.
Pada lipid atau lemak
yang bertindak sebagai
shock absorber adalah
jaringan subkutan pada
kulit. Jaringan subkutan
membantu
kulit

Regullating Cell Activities


Lipid
bertindak
sebagai
vitamin
yang
mengatur
regulasi
proses-proses
biologis.
Lipid juga bertindak sebagai
hormon
dalam
mengatur
komunikasi
antar
sel
(hormon sitokina)
EPA dan DHA dikonversi
menjadi prostaglandin yang

Membantu Melancarkan
Buang Air Besar
Lemak
dalam
saluran
pembuangan
dapat
berfungsi
untuk
melancarkan buang air
besar
Lemak yang berada di
usus akan memudahkan
dan melancarkan proses
buang air besar

Trigliser
ida

Glikolip
id

Fosfoli
pid

Wax
(lilin)

Fung
si
Lipid

Garam
Emped
u

Hormo
n
Steroid

Kolestr
ol

Asam
Lemak

Protagla
ndin

Terpen

Trigliserida
Penyusun trigliserida yaitu minyak nabati dan
lemak hewani yg terbentuk dari 3 asam lemak
gliserol.
Fungsi trigliserida yaitu sebagai zat energi.
Apabila sel membutuhkan energi, enzim lipase
dalam sel lemak akan memecah trigliserida
menjadi gliserol dan asam lemak serta
melepasnya ke dalam pembuluh darah. Oleh
sel-sel
yang
membutuhkan
komponen-

Trigliserida pada jumlah normal sangat dibutuhkan


tubuh. Karena asam lemak yang dimilikinya bermanfaat
bagi metabolisme tubuh untuk dibentuk menjadi VLDL
dan LDL sebagai energi bagi tubuh dan disimpan di sel
lemak di bawah jaringan kulit.

Kolesterol
Kolesterol berasal dari makanan dan biosintesis
dengan jumlah yang sama, sedikit jumlah
kolesterol tubuh berasal dari sintesis dan
sisanya berasal dari makanan.
Kolesterol merupakan
steroid yang terbanyak
di dalam tubuh manusia.
Tekstur kolesterol lembut
dan berlilin.

Fungsi kolesterol dalam tubuh yaitu :


a. Memperbesar batas permeabilitas dari lipid bilayer
b. Mengurangi fluiditas dari membran sel
c. Mencegah rantai hidrokarbon berikatan satu sama
lain dan berkristalisasi
d. Menyediakan komponen esensial membran setiap sel
tubuh untuk membantu empedu yang berperan
penting pada proses pencernaan makanan berlemak .
e. Membantu melapisi saraf dan menyediakan suatu zat
anti air pada permukaan arteri

Garam Empedu
Garam
empedu
merupakan hasil sintesa
kolesterol dan disimpan
di dalam bladder.
Peran
senyawa
ini
adalah
untuk
mengemulsikan
asam
lemak
dan
minyak
sehingga
memperluas

Wax (lilin)
Lilin dapat ditemui pada
tumbuhan maupun hewan.
Lilin pada tumbuhan terdapat
pada permukaan daun untuk
melindungi dari penguapan air dan serangan
mikroba,
demikian pula pada permukaan buah.
Lilin pada hewan, lilin berfungsi untuk

Hormon Steroid
Testosteron
Fungsinya antara lain meningkatkan libido,
energi, fungsi imun dan perlindungan terhadap
osteoporosis
Estrogen
Estrogen berfungsi terutama sebagai hormon
seks wanita yang menyebabkan
perkembangan reproduksi wanita.
Progesteron
Progesteron merupakan hormon yang
berpengaruh pada siklus menstruasi perempuan,
kehamilan dan embriogenesis.

Fosfolipid
Fosfolipid
unsur
utama
pembentuk membran lipid,
mengandung asam lemak,
alkohol, dan residu asam
fosfat.
Fosfolipid berfungsi sebagai
bahan penyusun membran
sel.
Surfaktan paru-paru yang
mencegah
pelekatan

Glikolipid
Glikolipid
merupakan
penambahan
gugus gula pada
molekul lipid
Glikolipid memiliki
peran
penting
dalam interaksi sel
dengan
lingkungannya.

Adapun peran pernting tersebut adalah :


a.Melindungi membran terhadap adanya kondisi
ekstrem.
b.Membantu menentukan golongan darah pada
suatu individu
c.Dalam hal pengelompokan darah, glikolipid
bertindak sebagai reseptor di permukaan sel
darah merah
d.Glikolipid juga memainkan fungsi hormon
selama proses perkembangan embrio
e.Glikolipid serebrosid adalah jenis glikolipid yang

Asam lemak
Lemak jenuh cenderung
meningkatkan
kadar
kolesterol dan trigliserida.
Contoh : lemak hewan,
lemak
susu,
mentega,
keju,
cream,
santan,
minyak kelapa
Lemak
tidak
jenuh
cenderung
dapat
mengurangi
kadar

Terpen
Terpena merupakan suatu
golongan
hidrokarbon
yang banyak dihasilkan
oleh
tumbuhan
dan
terutama
terkandung
pada getah dan vakuola
selnya.
Kelompok senyawa ini
banyak
digunakan
sebagai
bahan
baku

Prostaglandin
Fungsi prostaglandin
antara lain yaitu :
a. Pada pembuluh darah
untuk mengendurkan
otot
b. Pada paru-paru
sebagai pembuka jalur
c. Pada trombosit untuk
membantu
pembekuan luka

Aplikasi
Lipid pada
industri
makanan

Mentega
Ice Cream
Cake
Roti

Industri mentega
Mentega adalah produk makanan
berbentuk padat lunak yang dibuat
dari lemak atau krim susu atau
campurannya, dengan atau tanpa
penambahan garam (NaCl) atau
bahan lain yang diizinkan, serta
minimal mengandung 80 persen
lemak susu.
Emulsi pada mentega merupakan
campuran 18 persen air yang
terdispersi pada 80 persen lemak,
dengan sejumlah kecil protein yang

Kandungan Pada Mentega


Asam Butirat
Digunakan oleh usus besar sebagai sumber energi,
juga dapat berperan sebagai senyawa
antikarsinogenik (antikanker)

Asam Laurat

Asam lemak berantai sedang yang memiliki potensi


sebagai antimikroba dan antifungi

Asam Linoleat
Dapat memberikan perlindungan terhadap serangan
kanker .

Industri mentega
Suhu relatif tinggi yang digunakan dalam proses hidrogenasi
cenderung mengubah beberapa ikatan C=C menjadi bentuk
trans. Jika ikatan-ikatan khusus ini tidak dihidrogenasi selama
proses, maka mereka masih cenderung terdapat dalam produk
akhir mentega khususnya pada molekul-molekullemak trans.
Konsumsi lemak trans terbukti dapat meningkatkan kolesterol
sehingga bisa menyebabkan meningkatnya risiko penyakit
jantung.
Proses apapun yang cenderung meningkatkan jumlah lemak
trans dalam makanan sebaiknya dihindari.

Industry Bakery
Emulsifikasi, untuk meningkatkan volume dan
memperbaiki tekstur
Shortening, untuk melembutkan dengan cara
memendekkan serabut gluten dari terigu
lubrikasi ,untuk rasa di mulut (mouthfeel)
stabilitas kesegaran untuk meningkatkan
waktu simpan
machinability yang berkaitan dengan kinerja
mesin pengolah dan juga kemudahan untuk
dipotong

Emulsifier yang biasa digunakan


E4
71
ester asammonodandiacetyltartaricdari
mono-dan
digliseridadariasam
lemak

E4
72
e

E4
81
da
n
E4
82

mono-dan
digliseridadariasam
lemak

sodiumdan
kalsiumstearo
il-2-lactylates

Industri bakery pada Produk Cake


aerasi adonan sehingga meningkatkan volume
meningkatkan kelembutan
penampakan remah (crumb) yang halus dan
seragam
pembentukan cita ras

Industri ice
cream

Bahan Baku Industri


ice
cream
Lemak sendiri dapat menyusun 10-15%
Lemak

Padatan
susu
non
lemak

berat es krim susu (dairy ice cream),


dapat berupa lemak susu (seperti whole
milk, cream, butter) atau lemak nabati

Pada pembuatan es krim industri biasanya


menambahkan MSNF dalam bentuk bubuk susu
atau susu skim yang terkondensasi (condensed
milk). Jumlah MSNF yang ditambahkan harus
sekitar 11-11,5% berat untuk didapatkan mix es
krim yang memiliki kadar lemak 10-12%.

Pada pembuatan es krim, Industri


Emulsifi
biasanya menggunakan pengemulsi dari
er dan
senyawa
mono
dan
digliserida.
Stabiliz
Sedangkan untuk penstabil digunakan
er

Bahan Baku Industri


ice cream
Gula

gula ditambahkan untuk mengikat / mengatur


kadar padatan di dalam es krim dan untuk
memberikan rasa manis yang diinginkan
konsumen. Biasanya tiap mix es krim
mengandung 10-18% berat gula.

Pewar
na dan
Perasa

Industri
biasanya
menggunakan
bahan
perwarna
pada
mix
agar
didapatkan
penampilan yang menarik pada es krim dan
untuk meningkatkan warna dari bahan
tambahan perasa buah

Air dan
Udara

Air digunakan untuk mencampurkan bahan-bahan yang


digunakan dalam pembuatan es krim sehingga
didapatkan mix es krim yang siap diolah Sedangkan
udara digunakan untuk memberikan es krim kandungan
udara (overrun) sehingga didapatkan tekstur es krim

Aplikasi dalam
Bidang Farmasi

LIPID IN DRUG DELIVERY


Sebagian besar minyak nabati dan
lemak tidak beracun digunakan sebagai
eksipien (bahan pengisi dalam banyak
formula di bidang farmasi.
Minyak nabati dan lemak telah disetujui
sebagai senyawa bioaktif yang bertindak
sebagai: pengisi, pengikat, pelumas, pelarut,
pengemulsi, dan pelembab. Penggunaan dari
pengaturan pelepasan obat dan berbagai
senyawa bioaktif telah berkembang pesat dan
lipid memainkan peran utama dalam
formulasi produk baru di bidang farmasi

LIPID IN DRUG DELIVERY

LIPIDS IN TRANS-DERMAL
APPLICATIONS

LIPIDS IN ORAL DRUG


DELIVERY

LIPID IN TRANS -DERMAL


APPLICATIONS
Telah ditunjukan bahwa kulit dapat
digunakan sebagai portal masuk untuk
obat, baik untuk pengobatan lokal
ataupun sistemik
Ada
beberapa
keuntungan
yang
diperoleh dalam pengiriman obat secara
transdermal yaitu:
1) Melewati metabolisme pencernaan
dan hati
2) Potensi
untuk
meningkatkan
efektivitas
3) Efek samping yang lebih rendah
4)
Meningkatkan pemenuhan pasien
akan obat karena mudahnya aplikasi
dan rendahnya dosis

Namun lapisan terluar kulit bisa


menjadi penghalang yang sulit
untuk ditembus.

LIPID IN TRANS -DERMAL


APPLICATIONS
Kulit manusia terdiri dari beberapa
lapisan yang dibedakan menjadi
beberapa macam strata yaitu: Stratum
corneum, stratum lucidum,
stratum
spinosum, stratum basale.

Telah diketahui bahwa lapisan atas dari


kulit atau stratum corneum mempunyai
permeabilitas yang terbatas. Yang
membuatnya sulit untuk menjadi media
transportasi obat. Secara umum bagian
ini tersusun atas lipid dan protein

LIPID IN TRANS -DERMAL


APPLICATIONS
Studi menunjukan bahwa modulasi
(perubahan) komposisi dari lapisan
lemak di stratum korneum adalah
faktor penting yang sangat
menentukan permeabilitas barier
untuk
penetrasi obat dan
transportasi
senyawa
baik
hidrofobik ataupun hidrofilik.

Delay
(penundaan)
dari
sintesis
ceramide diepidermis dilaporkan sebagai
sarana dari runtuhnya pertahanan kulit.
Oleh karena itu digunakan inhibitor dari
sintesis lipid untuk meningkatkan
pengiriman obat secara trans-dermal
seperti fluvastatin, dan cholesterol sulfat

Beberapa sama lemak, terutama asam lemak yang


tidak jenuh, sudah dikenal sebagai peningkat
penetrasi kulit . Sebagai contoh penambahan PC
(Phosphatidylcholine) dan glycosylceramide
diketahui dapat meningkatkan perembesan secara
perkutan pada obat melalui kulit

LIPID IN TRANS -DERMAL


APPLICATIONS : LIPOSOM
Liposom mulai dikembangkan
oleh bangham pada tahun
1965
sebagai
sistem
transportasi obat. Liposom
banyak digunakan untuk drug
targeting
terutama
untuk
penyakit kekurangan enzim
dan kanker.

Penggunaan liposom telah


banyak dilakukan untuk obat
oles atau suntikan. Meskipun
mekanismenya tidak secara
lengkap dijelaskan, namun
telah disugestikan bahwa
liposom secara utuh mampu
melewati lapisan terluar kulit
yang kaya lemak menuju
dermis,
dimana
ia
ditempatkan.Transfer
ini
dibantu oleh jalur folikel.

LIPID IN ORAL DRUG DELIVERY


Obat-obat
berbentuk
makromolekul
kebanyakan
diberikan secara parenteral (tidak
melalui mulut) karena penggunaan
mulut
dapat
menyebabkan
degradasi
atau
terbatasnya
penyerapan di dalam saluran
pencernaan

Pendekatan yang bisa digunakan


untuk mendukung pengiriman
secara oral (melalui mulut) dari
obat obat ini adalah dengan
menggunakan agent pengiriman
berbasis lipid
Sebagai contoh telah diketahui
bahwa penambahan asam lemak
bisa meningkatkan bioavabilitas
dari
obat
yang
memiliki
penyerapan yang rendah di saluran
pencernaan dengan meningkatkan
serapan ketika masuk dalam sistem
limfatik

Fungsi lemak pada Bidang Health Care

Sabun
Sabun adalah bahan yang digunakan
untuk mencuci dan mengemulsi, terdiri
dari dua komponen utama yaitu asam
lemak dengan rantai karbon C16 dan
sodium atau potasium.
Fungsi utama sabun adalah sebagai
bahan pembersih.

Sabun
menurunkan
tegangan
permukaan
air,
sabun
bertindak
sebagai suatu zat pengemulsi untuk
mendispersikan minyak dan lemak
yang notabene merupakan kotoran
yang paling mudah menempel pada
kulit.

Jenis-jenis minyak/lemak yang


umum digunakan sebagai bahan
baku sabun

Tallow

Tallow adalah lemak sapi atau domba yang dihasilkan oleh


industri pengolahan daging sebagai hasil samping.

Lard
Lard merupakan minyak babi yang masih banyak
mengandung asam lemak tak jenuh seperti oleat (60 - 65%)
dan asam lemak jenuh seperti stearat (35 - 40%).

Minyak kelapa sawit


Minyak kelapa sawit berwarna jingga kemerahan karena
adanya kandungan zat warna karotenoid sehingga jika akan
digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun harus
dipucatkan terlebih dahulu.

Jenis-jenis minyak/lemak yang


umum digunakan sebagai bahan
baku sabun
Minyak kelapa
Minyak kelapa merupakan minyak nabati yang sering
digunakan dalam industri pembuatan sabun.

Palm kernel oil atau minyak inti kelapa sawit


Minyak inti kelapa sawit memiliki kandungan asam lemak
yang mirip dengan minyak kelapa sehingga dapat digunakan
sebagai pengganti minyak kelapa.

Minyak jarak
Minyak ini berasal dari biji pohon jarak dan digunakan untuk
membuat sabun transparan.

Fungsi lemak pada kosmetik


Sebagai pelindung (ptotective film) yang berguna untuk
menghalangi terjadinya penguapan air sehingga mencegah
terjadinya kekeringan pada kulit
Pemeliharaan elastisitas kulit dan mempertahankan kulit
agar tetap lembut dan halus.
Dapat melarutkan kotoran-kotoran seperti sisa-sisa
make-up
Bahan dasar yang baik untuk bahan-bahan aktif masuk
ke dalam kulit.
Mengandung bahan aktif seperti vitamin, hormon, dan lestin
yang bermanfaat bagi kulit

Aplikasi Lipid Pada Bidang Kesehatan


Kapsul Minyak Ikan
Mengandung asam lemak
Omega-3
penting
terutama
asam
eicosapentaenoic
dan
asam decosahexanoic
Asam lemak omega-3
merupakan asam lemak
tak
jenuh
ganda
(polyunsaturated
fatty
acid, PUFA)

Fungsi :
Mengurangi resiko penyakit jantung dan
stroke
Melarutkan kolestrol dalam darah
Mengurangi resiko penyumbatan pembuluh
darah

Sintesis Lemak
Outline:
- Sintesis Asam Lemak (Asam
Palmitat)
- Sintesis Kolesterol
- Sintesis Triasilgliserol
- Sintesis Gliserofosfolipid

Sintesis Asam Lemak


Siklus pertama:
- Reaksi asiltransferase-ACP (Asetil-Koa

Asetil-ACP)

- Transfer ke sintase ketoasil--ACP (Asetil-ACP


Asetilsintase)
- Reaksi maloniltransferase-ACP (Malonil-KoA
Malonil
ACP)
- Reaksi sintase ketoasil--ACP (Sintase-asetil + Malonil
ACP Asetoasetil-ACP + Sintase-SH)
- Reaksi reduktase ketoasil--ACP (Asetoasetil-ACP
D-Hidroksibutiril-ACP)
- Dehidratase -hidroksiasil-ACP (D--Hidroksibutiril-ACP

Reaksi Asetil-KoA Karboksilase

Asetil-KoA harus diubah dulu menjadi Malonil-KoA


sebelum digunakan untuk mensintesis lemak
Enzim yang mengkatalis reaksi karboksilasi AsetilKoA karboksilase
Karboksilasi tergantung-ATP, memerlukan Mn2+ dan
biotin sebagai kofaktor

I A. Asetil-KoA bereaksi dengan ACP


menghasilkan asetil-ACP.
I B. Asetil-ACP mentransfer gugusan asetil ke
sintase--ketoasil-ACP. Unit asetil akan
melekat pada sintase dan ACP bebas
menerima gugusan asil.
II. Malonil-KoA dikatalisis maloniltransferaseACP, dan memerlukan transfer campuran
malonil dari malonil-KoA ke residu Ser dari
maloniltransferase-ACP dan kemudian ke
ACP, menghasilkan malonil-ACP.
III. Gugusan asetil yang terikat pada suatu
gugusan sulfhidril dari sintase--ketoasil-ACP
berkondensasi dengan malonil-ACP
menghasilkan asetoasetil-ACP dan CO2.
(Katalis: sintase)
IV. Asetoasetil-ACP direduksi menghasilkan Dhidroksibutiril--ACP (Reduktase -ketoasetilACP sebagai katalis dan NADPH bertindak
sebagai koenzim.

Gugusan butiril dari butiril-ACP pertama kali


ditransfer melalui asiltransferase-ACP ke
gugusan tiol dari sintase-ketoasetil--ACP.
[1]
Kemudian terjadi transfer unit malonil dari
malonil-KoA ke ACP oleh malonitransferaseACP.
Terjadi kondensasi campuran butiril dari
sintase-butiril dengan malonil-ACP
menghasilkan perantara C6, ketokaproil-ACP dan CO2. [2]
Ketokaproil--ACP [3] kemudian:
- Direduksi (reduktase ketoasetil--ACP) [4]
- Didehidrasi (dehidratase hidroksiasil--ACP)
[5]
- Direduksi kembali (reduktase enoil--ACP)
[6]
Dihasilkan kaproil-ACP, suatu perantara
asam lemak C6.

s
Koleste
Terbagi
menjadi 4 tahap:
rol
Sintesis Mevalonat
(sebuah senyawa C6,
yang dibentuk dari 3
molekul asetil-KoA).
Sintesis Isopentenil
difosfat (isoprenoid
aktif).
Sintesis Squalen
(Senyawa C30, yang
terbentuk dari enam
molekul C5).
Sintesis Kolesterol
(Senyawa C27 yang

Tahap 1 dan Tahap 2: Asetil-KoA


menjadi Isopentenil difosfat
Proses kondensasi 3 molekul
asetil-KoA
secara
berurutan
menghasilkan HMG KoA. (Katalis:
asetoasetil-KoA tiolase dan HMGKoA sintase). Kemudian pada
reaksi pengurangan produk HMGKoA akan membentuk mevalonat
(Katalis: HMG-KoA reduktase)
Mevalonat
diubah
menjadi
senyawa C5isopentenil difosfat
oleh dua fosforilasi diikuti oleh
dekarboksilasi.

Tahap 3 : Isopentenil difosfat menjadi Squalen


Isopentenil difosfat diubah menjadi dimetilalil difosfat dengan
isomerase khusus yang disebut dengan isopentenil difosfat
isomerase (IDI). Kedua isomer kemudian bergabung dengan
reaksi kondensasi mulai dari kepala hingga ekor dengan katalis
prenyl transferase. Hasil dari reaksi ini adalah molekul C 10(geranil
difosfat) dan pirofosfat dilepaskan.
Reaksi kondensasi kedua juga dengan katalis prenyl transferase,
menghasilkan C15lanjutan, farnesil difosfat.
Dua molekul farnesil dipfosfat digabungkan dengan reaksi
kondensasi mulai dari kepala hingga ekor untuk membentuk
molekul squalen C30.

Tahap 4 : Squalen menjadi


Kolesterol
Penambahan atom oksigen
yang diikuti dengan rantai
siklik tertentu pada squalen
untuk membentuk inti 4
cincin steroid dan menjadi
lanosterol.
Lanosterol
dengan
kuantitas
yang
cukup besar pada sel secara
aktif mensintesis kolesterol.

Sintesis Triasilgliserol (Trigliserida)


Tahap
1:
Pembentukan
prekursor:
phosphatidic acid
Tahap 2: Hidrolisis gugus fosfat pada
phosphatidic acid dengan phosphatidic acid
phosphatase membentuk 1,2 diacylglycerol
Tahap
3:
Transesterifikasi
dengan
acyltransferase membentuk triasilgliserol

Biosintesis Phosphatidic Acid


Pembentukan Dihidroksiasetonposfat dari glukosa.
Dihidroksiasetonposfat bereaksi dengan gliserol
dengan bantuan ATP dan NADH menghasilkan LGliserol 3-posfat (posisi fosfat pada (x)
Penempelan dua gugus asil pada (y) dan (z)
dengan bantuan acyl-CoA synthetase dan acyl
transferase
Terbentuk phosphatidic acid

Phosphatidylethanola
mine
Phosphatidylcholine
Phosphatidylserine
Phosphatidylinositol

Terdapat kemungkinan lain. 1,2-diacylglycerol


bisa bereaksi dengan sebuah nukleotida-turunan
alkohol,
seperti
CDP-choline
atau
CDPethanolamine,
masing-masing
membentuk
phosphatidylcholine
atau
phospatidylethanolamine. Turunan ini dibentuk
dari CTP dengan reaksi umum:
CTP + Alcohol PhosphateCDP-alcohol + PPi
Phosphatidylcholine bisa juga disintesis dengan

Sintesis Gliserofosfolipid
Proses biosintesis gliserofosfolipid memerlukan asam
fosfatidat untuk reaksi awal. Asam fosfatidat bereaksi
dengan CTP (cytidine triphosphate) untuk membentuk
CDP-diacylglicerol dengan melepaskan pyrophosphate.
Pada beberapa bakteri, pemindahan CMP oleh serine
menghasilkan phosphatidylserine. Pada prokariotik dan
eukariotik, pemindahan CMP oleh inositol menghasilkan
phosphatidylinositol.
Phosphatidylinositol
bisa
diubah
menjadi
phosphatidylinositol
4-phosphate
(PIP)
dan
phosphatidylinositol 4,5-biphosphate (PIP2) secara
berturut-turut
tergantung
ATP
pada
reaksi

Adanya
ikatan
gugus
hidroksil
lainnya
mengakibatkan
CDP
memutus satu ikatan
fostatnya menjadi CMP.

Kebanyakan
eukariotik
menggunakan
proses
yang
berbeda
dalam
sintesis
phosphatidylserine. Itu dibentuk
dari phosphatidylethanolamine
melalui
pemindahan
ethanolamine
oleh
serine
secara
bolak-balik,
dengan
katalis serine transferase.
Phosphatidylserine bisa diubah
kembali
menjadi
phosphatidylethanolamine pada
reaksi dekarboksilasi dengan
katalis
phosphatydilserine
decarboxylase.

Analisis Lipid
Kualitatif
Kuantitatif
Instrumentasi

Analisis Kualitatif Lipid


Uji
Uji
Uji
Uji
Uji
Uji

Kelarutan
Akrolein
Ketidakjenuhan
Ketengikan
Salkowski
Lieberman-Buchard

Uji Kelarutan
Prinsip : kelarutan suatu lipid dan asam lemak dapat ditentukan atau
dilihat melalui pengamatan secara langsung terhadap bahan pelarut
yang dipergunakan
Tujuan : Menguji kelarutan lipid menggunakan pelarut yang berbeda
kepolarannya
Bahan uji : minyak kelapa, lemak hewan, mentega, margarin, gliserol,
dan asam sitrat. Sedangkan, pelarutnya air, eter, kloroform, alcohol
panas-dingin, alkali, dan asam encer
Parameter :
(+) Jika larut dalam pelarut organic (kloroform,benzene, dan eter)
(-) Jika tidak larut dalam pelarut polar seperti air

Uji Akrolein
Prinsip : Dehidrasi gliserol dalam bentuk bebas atau minyak/lemak
menghasilkan akrolein. Ketika lemak dipanaskan setelah ditambahkan
agen pendehidrasi KHSO4 yang akan menarik air, maka bagian gliserol
akan terdehidrasi kedalam bentuk aldehid tidak jenuh atau akrolein
Tujuan : Menguji keberadaan gliserol atau lemak dengan menggunakan
dehidrator
Bahan uji : minyak kelapa, lemak hewan, mentega, margarin, gliserol,
asam stearat dan asam oleat
Parameter :

(+) Jika tercium bau tengik dan timbul asap putih


(-) Jika tidak tercium bau tengik dari akrolein

Uji Ketidakjenuhan
Prinsip : Perubahan warna dari asam lemak ketika ditambahkan suatu indicator
Iod. Hubl. (Jenuh= ikatan antar atom karbon merupakan ikatan tunggal, tidak
jenuh= terdapat ikatan rangkap antar atom karbon yang jumlah minimal satu)
Tujuan : Mengetahui asam lemak yang diuji bersifat jenuh atau tidak jenuh
Bahan uji : minyak kelapa, lemak hewan, mentega, margarin, asam stearat dan
asam oleat.
Parameter :
(+) Jika asam lemak bersifat tidak jenuh, maka terbentuk warna merah ketika
ditambahkan indicator Iod. Hubl yang dapat kembali ke warna semula dari zat yang
di uji (minyak kelapa, minyak tengik, lemak hewan, mentega
(-) Jika asam lemak bersifat jenuh, maka terbentuk warna merah ketika
ditambahkan indicator Iod. Hubl, akan tetapi tidak akan kembali ke warna semula

Uji Ketengikan
Prinsip : Sifat oksidasi golongan trigliserida oleh
oksigen di udara bebas
Tujuan : Menentukan derajat ketengikan
Bahan uji : minyak kelapa, minyak tengik, lemak
hewan, dan mentega
Parameter :
(+) Berbau tengik pertanda teroksidasi
(-) Tidak berbau tengik karena tidak teroksidasi

Uji Salkowsi
Prinsip : Perubahan warna pada sampel yang akan
diujikan setelah penambahan kloroform dan asam sulfat
Tujuan : Identifikasi kolesterol
Parameter :
(+) Bagian atas larutan setelah dicampur berwarna
merah akibat reaksi antara kloroform dan kolesterol
menjadi kolastadrena, kemudian ketika ditambahkan
asam sulfat maka akan terbentuk warna kuning dengan
warna fluoresens hijau akibat rekasi kolastadrena dengan
asam sulfat

Uji Lieberman-Buchard
Prinsip : Perubahan warna pada sampel yang akan
diujikan setelah penambahan asam sulfat
Tujuan : Identifikasi kolesterol
Parameter :
(+) Perubahan warna dari merah muda menjadi biruungu dan akhirnya menjadi hijau
(-) Tidak jadi perubahan warna

Analisis Kuantitatif Lipid


Bilangan
Bilangan
Bilangan
Bilangan

Iodin
Peroksida
FFA
Saponifikasi

Bilangan Iodin
Tujuan

: mengukur derajat ketidakjenuhan,


menunjukkan jumlah ikatan rangkap dalam
lipid

Bilangan Peroksida
Tujuan

: mengukur derajat kerusakkan


pada lipid (kemudahan suatu lipid
teroksidasi)

Bilangan FFA (Free Fatty Acid)


Tujuan :menentukan jumlah asam lemak bebas

yang ada didalam lemak setelah lemak tersebut


di hidrolisis

Semakin besar bilangan FFA, maka derajat


kerusakan lipid juga semakin besar

Bilangan Saponifikasi
Tujuan : menghitung indeks rata-rata berat molekul
triasilgliserol dalam sampel
Bilangan saponifikasi : banyaknya jumlah basa yang
diperlukan untuk menyabunkan lemak/minyak secara
sempurna

Atau
Bilangan ester + FFA

Analisis Lipid dengan GCMS


Tujuan : Memisahkan berbagai macam asam lemak
dalam sampel, mengetahui komposisi setiap asam
lemak, serta untuk memperjelas asam lemak yang
mempunyai ikatan rangkap berbeda dan panjang rantai
yang mirip
Prinsip : Pemisahan senyawa-senyawa dalam sampel
yang bersifat volatile/berdasarkan titik didih, ukuran,
dan kepolaran

HPLC (High Performance Liquid


Chromatography)
HPLC Asam lemak : Jenis kolom yang digunakan adalah
normal & reserved, asam lemak jenuh dan tak jenuh
dapat dipisahkan sebagai metilester. Asam lemak gugus
OH dapat di deteksi pada 254 nm tanpa derivatisasi
HPLC Trigliserida : digunakan pada proses pemisahan
terhadap trigliserida berdasarkan jumlah atom C nya.
Terdapat hubungan antara logaritma waktu retensi
dengan jumlah atom C jenuh. Tambahan ikatan rangkap
2 memperpendek waktu retensi

TERIMA
KASIH

Daftar Pustaka
[1] Anonym. 2011. Biosintesis Lemak [ONLINE] Available at:
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/biokimia/bab%2018.pdf .
[Accessed 23 February 16].
[2] Melati Putri Pramita. 2014. Lipid Metabolism. [ONLINE] Available at:
http://sites.google.com/site/metabolismemakanan/lipid-metabolism .
[Accessed 24 February 16].
[3] Horton, Robert H dkk. 2006. Principles of Biochemistry. United States of
America: Pearson Education, Inc.
[4] Koolman, J and K.H. Roehm. 2005. Color Atlas of Biochemistry. New York:
Thieme Stuttgart.
[5] McKee, Trudy and James R. McKee. 2003. Biochemistry : The Molecular
Basis of Life Third Edition. New York : McGraw-Hill Company.

Anda mungkin juga menyukai