Biomol-03 - Lipid - Kelompok 8 (Wijen) - (STRUKTUR & APLIKASI)
Biomol-03 - Lipid - Kelompok 8 (Wijen) - (STRUKTUR & APLIKASI)
KELOMPOK WIJEN
Anggota kelompok :
1. Sinta Sofiana Putri
2. Ibrahim harya
3. Yugo Widhi Nugroho
4. Diara Dita Kenastiti
5. Andra Bernama
STRUKTUR LIPID
Bedasarkan fungsi
Klasifikasi molekul lipid berbeda dengan
molekul lainnya.
Klasifikasi didasarkan pada sifat fisis
yang tidak larut dalam air.
Lipid Non-Polar
Pembahasan Lipid
Ciri-ciri Lipid
Sifat Kimia (Reaksi dan Bilangan)
Sifat Fisika (Titik Didih, Kepolaran, dan Energi)
Penamaan Lipid
Trivial
IUPAC
Nomenklatur
Bilangan Lipid
Klasifikasi Lipid
Sederhana
Majemuk
Turunan
Menggunakan cis-trans
Menggunakan e-z, jika cis-trans tidak
dapat digunakan
Parameter
Wax
Padat
Struktur
Gliserol
Rantai panjang alkohol
Rancidity (ketengikan)
Ya
Tidak
Ya
Backbone spingosin
Ikatan
Rangkap
(C=C)
Kemungkinan
Dioksidasi
Titik Leleh
Asam Lemak
Jenuh
Tidak ada
Asam Lemak
Tak Jenuh
Ada
Tidak ada
Ada
Lebih Tinggi
Lebih Rendah
DETEKSI
DETEKSI LIPID
LIPID
Outline
Outline
1.
1. Metode
Metode Kualitatif
Kualitatif
2.
2. Metode
Metode kuantitatif
kuantitatif
3.
3. Uji
Uji Kolestrol
Kolestrol
4.
4. Uji
Uji dengan
dengan
Instrumentasi
Instrumentasi
Metode
Metode Kualitatif
Kualitatif
Uji
Uji Kelarutan
Kelarutan
Dalam uji ini, kelarutan lipid sangat ditentukan oleh
sifat kepolaran pada pelarut. Apabila lipid dilarutkan
ke dalam pelarut polar maka hasilnya yang terjadi
lipid tersebut tidak akan larut.
Uji
Uji Ketidakjenuhan
Ketidakjenuhan
Digunakan untuk mengetahui asam lemak yang diuji
apakah termasuk dalam kategori asam lemak jenuh atau
tidak jenuh dengan menggunakan pereaksi Iod Hubl. Iod
Hubl digunakan sebagai indikator perubahan
Prinsip
kerja
1. Asam Lemak + Kloroform,
dikocok sampai larut
2. Lalu setelah itu iod Hubl
dimasukkan secara perlahan ke
dalam larutan tersebut
3. Terakhir diamati warna yang
terjadi
Reaksi
positif
yang
terjadi
pada
ketidakjenuhan
asam
lemak ditandai dengan
timbulnya warna merah
asam lemak, lalu warna
kembali lagi ke warna
awal
kuning
bening.
Warna
merah
yang
kembali
pudar
menandakan
bahwa
terdapat banyak ikatan
Uji
Uji Ketengikan
Ketengikan
Digunakan untuk mengidentifikasi lipid mana yang sudah tengik
dengan yang belum tengik yang terjadi akibat oksidasi lipid.
Prinsip Kerja
1. Minyak yang akan diuji
dicampurkan dengan HCl.
2. Sebuah kertas saring
dicelupkan ke larutan
floroglusinol.
3.
Setelah
itu,
kertas
digantungkan
di
dalam
erlenmeyer yang berisi minyak
yang
diuji.
Serbuk
CaCO3
dimasukkan
ke
dalam
erlenmeyer dan segera ditutup.
Uji
Uji Akrolein
Akrolein
Dalam pengujian ini terjadi proses dehidrasi gliserol dalam bentuk
bebas atau dalam lemak/minyak menghasilkan aldehid akrilat atau
akrolein, serta digunakan untuk menguji keberadaan lemak/gliserin
Metode
Metode Kuantitatif
Kuantitatif
Angka
Angka Peroksida
Peroksida
Penggunaan angka Peroksida merupakan salah satu cara terpenting
dalam menentukan tingkat derajat kerusakan pada lemak dan
minyak yang dikenal dengan tingkat ketengikan (rancidity).
Prosedur
Timbang kurang lebih 5,0 gbahan sample
dalam 250 ml tabung reaksi Erlenmeyer
bertutup dan tambahkan 30 ml larutan
asam asetat-khloroform (3:2). Goyangkan
larutan sampai bahan terlarut semua.
Tambahkan 0,5 ml larutan jenuh KI.
Diamkan selama 1 menit dengan sesekali
digoyang kemudian tambahkan 30 ml
aquades.
Titrasi dengan 0,1 N Na2S2O3 sampai
warna kuningnya hampirhilang. Tambahkan
0,5 ml larutan pati 1%. Lanjutan titrasi
sampai warna biru menghilang
Bilangan
peroksida
dinyatakan dalam
mili-equivalen dari
peroksida
dalam
setiap
1000
g
sample.
Rumus
perhitungan
penentuan
Bilangan
Peroksida = ml
Na2S2O3 x N thio x
1000/ berat
sample.
Bilangan
Bilangan Asam
Asam Lemak
Lemak Bebas
Bebas
Bilangan Asam Lemak Bebas atau bilangan FFA (free fatty
acids) adalah nilai yang menunjukkan jumlah asam lemak
bebas yang terdapat di dalam lemak setelah setelah
mengalami proses hidrolisis
Penentuan Bilangan asam lemak bebas
2 gram minyak/lemak, memasukkan ke dalam labu
Erlenmeyer 250 ml
Tambahkan 50 ml pelarut etanol 95% yang sudah
dinetralkan dengan KOH 0.1N
Panaskan campuran pada suhu 400C hingga
sampel lemak/minyak larut seluruhnya, tambahkan
1-2 tetes PP
Titrasi dengan KOH 0.1N (hingga perubahan warna
menjadi merah muda stabil sekurang-kurangnya
30 detik)
Metode
Metode
Saponifikasi
Saponifikasi
Saponifikasi merupakan proses pembuatan sabun yang berlangsung
dengan mereaksikan asam lemak khususnya trigliserida dengan alkali
yang menghasilkan gliserol dan sabun atau reaksi hidrolisis asam
lemak oleh adanya basa lemah (misalnya NaOH).
Dasar Analisis Bilangan Penyabunan ( Metode Alkalimetri )
Penimbangan Sampel
1,5 5 gram sampel ditimbang dalam labu erlenmeyer yang bersih
dan bebas minyak/lemak dengan teliti
Hidrolisa
Sampel yang telah ditimbang ditambah 50 ml larutan KOH yang
dibuat dari 40 g KOH dalam 1 liter alkohol kemudian dipanaskan
selama 30 menit, tahapan ini bertujuan untuk menghidrolisa dan
mempersabunkan minyak/lemak
Titrasi
Selanjutnya didinginkan dan ditambah dengan larutan indikator PP
1 % sebanyak lalu dititrasi dengan menggunakan larutan HCl 0,5 N
yang telah distandarisasi, sampai mencapai Titik Akhir Tetrasi.
Lakukan perlakuan blanko, dengan cara yang sama yaitu 50 ml
Keterangan :
Tb = Volume Titrasi Blanko
Ts = Volume Titrasi Sample
BM = Berat molekul larutan basa
alkali
Bilangan
Bilangan Ester
Ester
Bilangan ester merupakan suatu ukuran kadar ester yang terdapat
dalam minyak/lemak. Bilangan ester adalah bilangan yang
menyatakan berapa mg KOH yang diperlukan untuk menyabunkan
ester yang terdapat dalam 1 gram lemak/minyak. Dasar dari metode
ini diambil dari teknik yang digunakan dalam analisis bilangan
saponifikasi adalah dengan cara merefluks campuran lemak atau
minyak dengan KOH berlebih hingga terbentuk sabun. Kemudian
mentitrasi kelebihan KOH.
Bilangan
Bilangan Asam
Asam
Bilangan asam merupakan ukuran jumlah asam lemak bebas
yang dihitung berdasarkan berat molekul pada asam lemak.
Prosedur
Timbang lebih kurang 20 gram lemak minyak, masukan
kedalam tabung Erlenmeyer. tambahkan 50 ml alkohol
netral95%. Setelah ditutup dengan pendingin balik, panaskan
sampai mendidih untuk melarutkan asam lemakbebasnya.
Setelah dingin, larutan lemak dititrasi dengan 0,1 N larutan
KOH standarmemakai indikator Phenolphalein (PP).
Akhir titrasi tercapai apabila terbentuk warna merah muda
yang tidak hilang selama 1/2 menit.
Apabila cairan yang dititrasi berwarna gelap
dapatditambahkanpelarut yang cukup banyak dan atau
dipakai indikator Bromothymol-bluesampai berwarna biru.
Bilangan Asam / Angka Asam =ml KOHx N KOH x56,1 /
berat bahan (g)
Bilangan
Bilangan Reichert
Reichert Meiser
Meiser
Bilangan Reichert-Meissel pada dasarnya menunjukkan jumlah asam
lemak yang dapat larut dalam air. Angka ini dinyatakan sebagai jumlah
NaOH 0,1 N dalam ml yang digunakan untuk menetralkan asam lemak
yang menguap dan larut dalam air yang diperoleh dari penyulingan 5 gram
lemak atau minyak pada kondisi tertentu. Asam lemak yang mudah
menguap dan mudah larut dalam air adalah yang berantai karbon 4-6.
Bilangan
Bilangan Iodine
Iodine
Bilangan ini menunjukan banyaknya asam lemak tak jenuh dalam
lemak, baik dalam bentuk bebas maupun dalam bentuk ester-nya
disebabkan sifat asam lemak tak jenuh yang sangat mudah
menyerap iodium. Iodium dapat bereaksi dengan ikatan rangkap
dalam asam lemak. Tiap molekul iodium mengadakan reaksi adisi
pada suatu ikatan rangkap.
Larutan wijs terdiri dari 16g iod monoklorida dalam 1000ml asam
asetat glasial yang sangat peka terhadap cahaya dan panas serta
udara.
Sehingga harus disimpan dalam tempat yang gelap, sejuk, dan tertutup
rapat.
Uji
Uji Kolestrol
Kolestrol
Kuantitatif
Kuantitatif
Penentuan
Penentuan Kolestrol
Kolestrol total
total
serum
serum darah
darah
Prinisip kerja pada metode ini dengan melarutan kloroform
menghasilkan suatu larutan berwarna hijau kebiruan.
Prinsip
kerja
Darah atau serum darah diekstraksi
dengan campuran alkohol-aseton yang
bertujuan memindahkan kolesterol dan
lipida-lipida lain serta mengendapkan
protein.
Kemudian pelarut organik dievaporasi
pada penangas air (waterbath). Residu
keringnya kemudian dilarutkan dalam
kloroform.
Mereaksikan anhidrid asetat dengan
kolesterol dalam ampuran kloroform
kemudian ditentukan secara klorimetri
menggunakan reagen Lieberman-
Kualitatif
Kualitatif
Metode
Metode Salkowski
Salkowski
Prinsip dasar metode ini melarutkan kolesterol
dengan kloroform anhidrat lalu dengan volume
yang sama ditambahkan asam sulfat.
Asam
sulfat berfungsi sebagai pemutus ikatan ester
lipid.
Apabila
dalam
sampel
tersebut
terdapat
kolesterol, maka lapisan kolesterol di bagian atas
menjadi berwarna merah dan asam sulfat terlihat
berubah
menjadi
kuning
dengan
warna
fluoresens hijau
Metode
Metode Lieberman-Buchard
Lieberman-Buchard
Prinsip dasarnya dengan mengidentifikasi adanya kolesterol
dengan penambahan asam sulfat ke dalam campuran. Indikator
yang digunakan dengan reaksi positif pada uji ini ditandai
dengan adanya perubahan warna dari munculnya warna pink
kemudian menjadi biru-ungu dan pada akhirnya menjadi hijau
Langkah Kerja metode Lieberman-Buchard
Sebanyak 10 tetes asam asetat dilarutkan ke dalam
larutan kolesterol dan kloroform (dari percobaan
Salkowski).
Setelah itu, asam sulfat pekat ditambahkan. Tabung
dikocok perlahan dan dibiarkan beberapa menit.
Mekanisme yang terjadi dalam uji ini adalah ketika asam
sulfat ditambahkan ke dalam campuran yang berisi
kolesterol, maka molekul air berpindah dari gugus C3
kolesterol, kolesterol kemudian teroksidasi membentuk
3,5-kolestadiena. Produk ini dikonversi menjadi polimer
yang mengandung kromofor yang menghasilkan warna
hijau. Warna hijau ini menandakan hasil yang positif.
Metode
Metode Instrumentasi
Instrumentasi
Memiliki tiga prinsip kerja yaitu :
Digunakan dalam pengukuran
kemampuan memantulkan radiasi
gelombang elektromagnetik
Dapat menentukan sifat fisik
Digunakan dalam pengukuran
kemampuan adsorbsi radiasi
gelombang elektromagnetik
Gas
Gas Chromatography
Chromatography
Metode ini merupakan metode analisis secara kuantitatif dan kualitatif
yang digunakan untuk menganalisis senyawa-senywa organik.
Gas
kromatografi merupakan salah satu teknik spektroskopi yang menggunakan
prinsip pemisahan campuran berdasarkan perbedaan kecepatan migrasi
komponen-komponen penyusunnya.
Gas kromatografi biasa digunakan untuk mengidentifikasi suatu senyawa
yang terdapat pada campuran gas dan juga menentukan konsentrasi suatu
senyawa dalam fase gas. Kromatografi gas ini juga mirip dengan distilasi
fraksional, karena kedua proses memisahkan komponen dari campuran
terutama berdasarkan pada perbedaan titik didih (atau tekanan uap).
Asam lemak jenuh dan tak jenuh dapat dipisahkan sebagai metil ester
HPLC Gliserida
SINTESIS
SINTESIS
BIOSINTESIS ASAM
LEMAK
CO2 diperlukan dalam reaksi awal untuk karboksilasi asetilKoA menjadi malonil-KoA dengan keberadaan ATP dan asetilKoA karboksilase. Sumber CO2 disini adalah Bikarbonat.
Di dalam
organisme asam
lemak disintesis
oleh mesin
molekul yang
sangat
mengagumkan,
yaitu enzim fatty
acid synthase
(FAS). FAS
merupakan
multienzim karena
memiliki tujuh
enzim yang
mempunyai fungsi
berbeda
Biosintesis Asam
Lemak
SIKLUS 1
CH3 C S CoA
Asetil-CoA
O
-
4.Kondensasi
-ketoasil-ACP
sintase
ACP, CO 2
5.Reduksi
NADPH + H
-ketoasil-ACP
reduktase
NADP
Sintesis
palmitat
OH
D-3-hidroksiasil-ACP
H2O
3-hidroksiasil-ACP
dehidrase
H
CH3 C C C S CoA
H
7.Reduksi
trans-2-enoil-ACP
enoil-ACP
reduktase
NADPH
NADP
O
Butiril-ACP
SIKLUS 3-7
SIKLUS 2
Asil(C6) S ACP
Hidrolisis
Palmitoil(C16) S ACP
C18-steroil-CoA
+ O2 + 2H+
Desaturasi
Asam Lemak
Desaturase
2 cyt b 5 Fe2+
NADH + H+
2 cyt b 5 Fe3+
cyt b 5 reduktase
FADH 2
NAD+
BIOSINTESIS
KOLESTEROL
BIOSIntesis kolesterol
Terdiri dari 5 Tahap
1
fosfolipid
Asam lemak yang terikat
kovalen dengan fosfat.
Spingolipid
Biosintesis spingomyelin
FUNGSI LIPID
1. PENYIMPANAN ENERGI
(ENERGY STORAGE)
BENTUK PENYIMPANAN YANG
PALING EFEKTIF DALAM TUBUH
MAKHLUK HIDUP
Trigliserida
2. PENYUSUN STRUKTUR
MEMBRAN
Steroid
Fosfolipid
Fosfolipid memungkinkan
untuk
menciptakan
sebuah membran semi
permiabel.
Fosfolipid
mengandung
molekul
yang
dapat
menarik dan menolak air
Memiliki
peran
dalam
penyusunan membran sel
Glikolipid
Kolesterol
Pada
temperatur
tinggi,
kolesterol
menjaga membran agar tidak terlalu fluid
dan
menjadikan
membran
kurang
permeabel
terhadap
molekul
kecil
dengan ikatannya terhadap interaksi
antar ikatan asam lemak
Berfungsi
memberi
bentuk
pada
membran sel
3. INSULATING AGAINZ
COLD
APLIKASI LIPID
BIODIESE
L
Reaksi
Proses Pembuatan
Biodiesel
Asal
Kegunaan
Oleum Cocos
Cocos nucifera
Gadus morrhua;
Gadidae
Multivitamin
Oleum Maydis
(Minyak jagung)
Zea mays
Pelarut dan untuk
(poaceae= Graminae) injeksi
Oleum Olivarum
(Minyak zaitun)
Olea europaea
(Oleaceae)
Spermaseti
Bahan makanan
TERIMA KASIH
DAFTAR PUSTAKA