Anda di halaman 1dari 96

LIPID DISUSUN OLEH

KELOMPOK WIJEN

Anggota kelompok :
1. Sinta Sofiana Putri
2. Ibrahim harya
3. Yugo Widhi Nugroho
4. Diara Dita Kenastiti
5. Andra Bernama

STRUKTUR LIPID

Molekul apa diklasifikasikan


sebagai Lipid?

Bedasarkan fungsi
Klasifikasi molekul lipid berbeda dengan
molekul lainnya.
Klasifikasi didasarkan pada sifat fisis
yang tidak larut dalam air.
Lipid Non-Polar

Pembahasan Lipid

Ciri-ciri Lipid
Sifat Kimia (Reaksi dan Bilangan)
Sifat Fisika (Titik Didih, Kepolaran, dan Energi)

Penamaan Lipid
Trivial
IUPAC
Nomenklatur
Bilangan Lipid

Klasifikasi Lipid
Sederhana
Majemuk
Turunan

Ciri-ciri Lipid (Sifat Kimia)

Asam Lemak + Alkohol Ester (Lipid)


Dapat diadisi jika terdapat ikatan rangkap
Semakin tak jenuh maka semakin reaktif

Reaksi pada Lipid Oksidasi

Terjadi pada ikatan tak jenuh pada asam


lemak

Reaksi pada Lipid Hidrogenisasi

Terjadi pada ikatan rangkap pada asam


lemak
Reaksi adisi

Reaksi pada Lipid - Saponifikasi

Disebut sebagai reaksi penyabunan


Terjadi dengan adanya basa kuat

Reaksi pada Lipid - Esterifikasi

Reaksi pembentukan asam lemak


Asam lemak (as. Karboksilat) + Alkohol

Reaksi pada Lipid Hidrolisis

Reaksi antara lipid dengan air

Penamaan Lipid - Trivial

Hanya berupa hafalan

Penamaan Lipid - IUPAC

Menggunakan cis-trans
Menggunakan e-z, jika cis-trans tidak
dapat digunakan

Penamaan Lipid - Nomenklatur


x

Jumlah karbon pada asam lemak


Jumlah ikatan rangkap
Letak ikatan rangkap, dimana ikatan
rangkap pertama dihitung dari ujung
karbonoat.

Penamaan Lipid - Nomenklatur


n-x

Jumlah karbon pada asam lemak


Jumlah ikatan rangkap
Letak ikatan rangkap, dimana ikatan
rangkap pertama dihitung dari ujung
metil.

Penamaan Lipid - Nomenklatur

Seperti penamaan n-x

Penamaan Lipid Bilangan Lipid

Jumlah karbon pada asam lemak


Jumlah ikatan rangkap pada asam lemak
Perlu digabung dengan penamaan
lainnya

Klasifikasi Lipid Lipid


Sederhana

Parameter

Wax

Pada suhu ruangan

Padat

Struktur

Gliserol + 3 asam lemak

Gliserol
Rantai panjang alkohol
Rancidity (ketengikan)

Ya
Tidak
Ya

Oil and Fat


Oil : cair
Fat : padat
Alkohol rantai panjang +
asam lemak
Ya
Tidak
Ya

Klasifikasi Lipid Lipid


Majemuk

Lipid majemuk memiliki tambahan gugus


fosfat, amina, eter, dan lain-lain
Backbone bisa diganti menjadi spingiosin
dan ceramide

Lipid Majemuk Gliserofosfolipid

Terdiri dari 2 asam lemak dan 1 asam


fosfat
Memiliki bagian hidrofobik dan hidrofilik

Lipid Majemuk Spingolipid

Backbone gliserol digantikan oleh


spingosin.

Lipid Majemuk - Glikolipid

Backbone spingosin

Lipid Turunan Asam


Lemak
Parameter

Ikatan
Rangkap
(C=C)
Kemungkinan
Dioksidasi
Titik Leleh

Asam Lemak
Jenuh
Tidak ada

Asam Lemak
Tak Jenuh
Ada

Tidak ada

Ada

Lebih Tinggi

Lebih Rendah

Lipid Turunan - Steroid

Terdiri dari 3 cincin sikloheksana dan 1


cincin siklopentana
Berupa hormon, enzim, dan vitamin.

Lipid Turunan - Prenol

Senyawa alkohol alami yang dihasilkan


dari penurunan langsung isoprene

DETEKSI
DETEKSI LIPID
LIPID

Outline
Outline
1.
1. Metode
Metode Kualitatif
Kualitatif
2.
2. Metode
Metode kuantitatif
kuantitatif
3.
3. Uji
Uji Kolestrol
Kolestrol
4.
4. Uji
Uji dengan
dengan
Instrumentasi
Instrumentasi

Metode
Metode Kualitatif
Kualitatif

Uji
Uji Kelarutan
Kelarutan
Dalam uji ini, kelarutan lipid sangat ditentukan oleh
sifat kepolaran pada pelarut. Apabila lipid dilarutkan
ke dalam pelarut polar maka hasilnya yang terjadi
lipid tersebut tidak akan larut.

Uji
Uji Ketidakjenuhan
Ketidakjenuhan
Digunakan untuk mengetahui asam lemak yang diuji
apakah termasuk dalam kategori asam lemak jenuh atau
tidak jenuh dengan menggunakan pereaksi Iod Hubl. Iod
Hubl digunakan sebagai indikator perubahan
Prinsip
kerja
1. Asam Lemak + Kloroform,
dikocok sampai larut
2. Lalu setelah itu iod Hubl
dimasukkan secara perlahan ke
dalam larutan tersebut
3. Terakhir diamati warna yang
terjadi

Reaksi
positif
yang
terjadi
pada
ketidakjenuhan
asam
lemak ditandai dengan
timbulnya warna merah
asam lemak, lalu warna
kembali lagi ke warna
awal
kuning
bening.
Warna
merah
yang
kembali
pudar
menandakan
bahwa
terdapat banyak ikatan

Uji
Uji Ketengikan
Ketengikan
Digunakan untuk mengidentifikasi lipid mana yang sudah tengik
dengan yang belum tengik yang terjadi akibat oksidasi lipid.

Prinsip Kerja
1. Minyak yang akan diuji
dicampurkan dengan HCl.
2. Sebuah kertas saring
dicelupkan ke larutan
floroglusinol.
3.
Setelah
itu,
kertas
digantungkan
di
dalam
erlenmeyer yang berisi minyak
yang
diuji.
Serbuk
CaCO3
dimasukkan
ke
dalam
erlenmeyer dan segera ditutup.

Uji
Uji Akrolein
Akrolein
Dalam pengujian ini terjadi proses dehidrasi gliserol dalam bentuk
bebas atau dalam lemak/minyak menghasilkan aldehid akrilat atau
akrolein, serta digunakan untuk menguji keberadaan lemak/gliserin

Ketika lemak dipanaskan setelah ditambahkan agen


pendehidrasi (KHSO4) yang akan menarik air, maka bagian
gliserol akan terdehidrasi ke dalam bentuk aldehid tidak
jenuh atau dikenal sebagai akrolein (CH2=CHCHO) yang
memiliki bau seperti lemak terbakar dan ditandai dengan
asap putih.

Metode
Metode Kuantitatif
Kuantitatif

Angka
Angka Peroksida
Peroksida
Penggunaan angka Peroksida merupakan salah satu cara terpenting
dalam menentukan tingkat derajat kerusakan pada lemak dan
minyak yang dikenal dengan tingkat ketengikan (rancidity).

Prosedur
Timbang kurang lebih 5,0 gbahan sample
dalam 250 ml tabung reaksi Erlenmeyer
bertutup dan tambahkan 30 ml larutan
asam asetat-khloroform (3:2). Goyangkan
larutan sampai bahan terlarut semua.
Tambahkan 0,5 ml larutan jenuh KI.
Diamkan selama 1 menit dengan sesekali
digoyang kemudian tambahkan 30 ml
aquades.
Titrasi dengan 0,1 N Na2S2O3 sampai
warna kuningnya hampirhilang. Tambahkan
0,5 ml larutan pati 1%. Lanjutan titrasi
sampai warna biru menghilang

Bilangan
peroksida
dinyatakan dalam
mili-equivalen dari
peroksida
dalam
setiap
1000
g
sample.
Rumus
perhitungan
penentuan
Bilangan
Peroksida = ml
Na2S2O3 x N thio x
1000/ berat
sample.

Bilangan
Bilangan Asam
Asam Lemak
Lemak Bebas
Bebas
Bilangan Asam Lemak Bebas atau bilangan FFA (free fatty
acids) adalah nilai yang menunjukkan jumlah asam lemak
bebas yang terdapat di dalam lemak setelah setelah
mengalami proses hidrolisis
Penentuan Bilangan asam lemak bebas
2 gram minyak/lemak, memasukkan ke dalam labu
Erlenmeyer 250 ml
Tambahkan 50 ml pelarut etanol 95% yang sudah
dinetralkan dengan KOH 0.1N
Panaskan campuran pada suhu 400C hingga
sampel lemak/minyak larut seluruhnya, tambahkan
1-2 tetes PP
Titrasi dengan KOH 0.1N (hingga perubahan warna
menjadi merah muda stabil sekurang-kurangnya
30 detik)

Metode
Metode
Saponifikasi
Saponifikasi
Saponifikasi merupakan proses pembuatan sabun yang berlangsung
dengan mereaksikan asam lemak khususnya trigliserida dengan alkali
yang menghasilkan gliserol dan sabun atau reaksi hidrolisis asam
lemak oleh adanya basa lemah (misalnya NaOH).
Dasar Analisis Bilangan Penyabunan ( Metode Alkalimetri )
Penimbangan Sampel
1,5 5 gram sampel ditimbang dalam labu erlenmeyer yang bersih
dan bebas minyak/lemak dengan teliti
Hidrolisa
Sampel yang telah ditimbang ditambah 50 ml larutan KOH yang
dibuat dari 40 g KOH dalam 1 liter alkohol kemudian dipanaskan
selama 30 menit, tahapan ini bertujuan untuk menghidrolisa dan
mempersabunkan minyak/lemak
Titrasi
Selanjutnya didinginkan dan ditambah dengan larutan indikator PP
1 % sebanyak lalu dititrasi dengan menggunakan larutan HCl 0,5 N
yang telah distandarisasi, sampai mencapai Titik Akhir Tetrasi.
Lakukan perlakuan blanko, dengan cara yang sama yaitu 50 ml

Keterangan :
Tb = Volume Titrasi Blanko
Ts = Volume Titrasi Sample
BM = Berat molekul larutan basa
alkali

Bilangan
Bilangan Ester
Ester
Bilangan ester merupakan suatu ukuran kadar ester yang terdapat
dalam minyak/lemak. Bilangan ester adalah bilangan yang
menyatakan berapa mg KOH yang diperlukan untuk menyabunkan
ester yang terdapat dalam 1 gram lemak/minyak. Dasar dari metode
ini diambil dari teknik yang digunakan dalam analisis bilangan
saponifikasi adalah dengan cara merefluks campuran lemak atau
minyak dengan KOH berlebih hingga terbentuk sabun. Kemudian
mentitrasi kelebihan KOH.

Bilangan
Bilangan Asam
Asam
Bilangan asam merupakan ukuran jumlah asam lemak bebas
yang dihitung berdasarkan berat molekul pada asam lemak.
Prosedur
Timbang lebih kurang 20 gram lemak minyak, masukan
kedalam tabung Erlenmeyer. tambahkan 50 ml alkohol
netral95%. Setelah ditutup dengan pendingin balik, panaskan
sampai mendidih untuk melarutkan asam lemakbebasnya.
Setelah dingin, larutan lemak dititrasi dengan 0,1 N larutan
KOH standarmemakai indikator Phenolphalein (PP).
Akhir titrasi tercapai apabila terbentuk warna merah muda
yang tidak hilang selama 1/2 menit.
Apabila cairan yang dititrasi berwarna gelap
dapatditambahkanpelarut yang cukup banyak dan atau
dipakai indikator Bromothymol-bluesampai berwarna biru.
Bilangan Asam / Angka Asam =ml KOHx N KOH x56,1 /
berat bahan (g)

Bilangan
Bilangan Reichert
Reichert Meiser
Meiser
Bilangan Reichert-Meissel pada dasarnya menunjukkan jumlah asam
lemak yang dapat larut dalam air. Angka ini dinyatakan sebagai jumlah
NaOH 0,1 N dalam ml yang digunakan untuk menetralkan asam lemak
yang menguap dan larut dalam air yang diperoleh dari penyulingan 5 gram
lemak atau minyak pada kondisi tertentu. Asam lemak yang mudah
menguap dan mudah larut dalam air adalah yang berantai karbon 4-6.

Angka Reichert-Meissel = 1,1


x (ts tb)
Dimana
ts = jumlah ml NaOH 0,1 N untuk titrasi
sampel
tb = jumlah ml NaOH 0,1 N untuk titrasi
blanko

Bilangan
Bilangan Iodine
Iodine
Bilangan ini menunjukan banyaknya asam lemak tak jenuh dalam
lemak, baik dalam bentuk bebas maupun dalam bentuk ester-nya
disebabkan sifat asam lemak tak jenuh yang sangat mudah
menyerap iodium. Iodium dapat bereaksi dengan ikatan rangkap
dalam asam lemak. Tiap molekul iodium mengadakan reaksi adisi
pada suatu ikatan rangkap.

Semakin banyak ikatan rangkap maka akan semakin banyak


pula iodium yang dapat bereaksi. Prinsip dasar metode ini
adalah asam lemak tidak jenuh mampu mengikat iodin dan
membentuk senyawa yang jenuh. Gliserida dengan tingkat
kejenuhan yang tinggi akan mengikat iodin dalam jumlah yang
massive. Semakin tinggi bilangan iodin semakin rendah titik
cairnya. Hal ini disebabkan gliserida tidak jenuh akan mencair
pada suhu yang rendah.

Metode yang digunakan dalam bilangan iodine


Metode Hanus
Prinsip kerja

Menambahkan larutan iodin brominda dalam campuran asam asetat


dan karbon tetraklorida ke dalam sampel.

Setelah waktu reaksi standar, penentuan dari kelebihan halogen


dilakukan dengan penambahan larutan kalium iodida dan iodin yang
dititrasikan dengan larutan standa natrium fosfat.

Titrasi akan dihentikan hingga warna biru hilang.


Metode Wijs
Prinsip kerja

menambahkan larutan monoklorida dalam campuran asam asetat dan


karbon tetraklorida ke dalam sejumlah sample.

Larutan wijs terdiri dari 16g iod monoklorida dalam 1000ml asam
asetat glasial yang sangat peka terhadap cahaya dan panas serta
udara.

Sehingga harus disimpan dalam tempat yang gelap, sejuk, dan tertutup
rapat.

Metode Kauftmann dan Von Hubl


Prinsip kerja

menggunakan pereaksi yang terdiri dari


campuran larutan brom murni dalam methanol
dan dijenuhkan dengan natrium bromida.

Pada metode Von Hubl digunakan pereaksi


larutan iod dalam etanol dan larutan merkuri
klorida dalam etanol, dan lama reaksi selama
12-14 jam.

Uji
Uji Kolestrol
Kolestrol

Kuantitatif
Kuantitatif

Penentuan
Penentuan Kolestrol
Kolestrol total
total
serum
serum darah
darah
Prinisip kerja pada metode ini dengan melarutan kloroform
menghasilkan suatu larutan berwarna hijau kebiruan.
Prinsip
kerja
Darah atau serum darah diekstraksi
dengan campuran alkohol-aseton yang
bertujuan memindahkan kolesterol dan
lipida-lipida lain serta mengendapkan
protein.
Kemudian pelarut organik dievaporasi
pada penangas air (waterbath). Residu
keringnya kemudian dilarutkan dalam
kloroform.
Mereaksikan anhidrid asetat dengan
kolesterol dalam ampuran kloroform
kemudian ditentukan secara klorimetri
menggunakan reagen Lieberman-

Kualitatif
Kualitatif
Metode
Metode Salkowski
Salkowski
Prinsip dasar metode ini melarutkan kolesterol
dengan kloroform anhidrat lalu dengan volume
yang sama ditambahkan asam sulfat.
Asam
sulfat berfungsi sebagai pemutus ikatan ester
lipid.
Apabila
dalam
sampel
tersebut
terdapat
kolesterol, maka lapisan kolesterol di bagian atas
menjadi berwarna merah dan asam sulfat terlihat
berubah
menjadi
kuning
dengan
warna
fluoresens hijau

Metode
Metode Lieberman-Buchard
Lieberman-Buchard
Prinsip dasarnya dengan mengidentifikasi adanya kolesterol
dengan penambahan asam sulfat ke dalam campuran. Indikator
yang digunakan dengan reaksi positif pada uji ini ditandai
dengan adanya perubahan warna dari munculnya warna pink
kemudian menjadi biru-ungu dan pada akhirnya menjadi hijau
Langkah Kerja metode Lieberman-Buchard
Sebanyak 10 tetes asam asetat dilarutkan ke dalam
larutan kolesterol dan kloroform (dari percobaan
Salkowski).
Setelah itu, asam sulfat pekat ditambahkan. Tabung
dikocok perlahan dan dibiarkan beberapa menit.
Mekanisme yang terjadi dalam uji ini adalah ketika asam
sulfat ditambahkan ke dalam campuran yang berisi
kolesterol, maka molekul air berpindah dari gugus C3
kolesterol, kolesterol kemudian teroksidasi membentuk
3,5-kolestadiena. Produk ini dikonversi menjadi polimer
yang mengandung kromofor yang menghasilkan warna
hijau. Warna hijau ini menandakan hasil yang positif.

Metode
Metode Instrumentasi
Instrumentasi
Memiliki tiga prinsip kerja yaitu :
Digunakan dalam pengukuran
kemampuan memantulkan radiasi
gelombang elektromagnetik
Dapat menentukan sifat fisik
Digunakan dalam pengukuran
kemampuan adsorbsi radiasi
gelombang elektromagnetik

Gas
Gas Chromatography
Chromatography
Metode ini merupakan metode analisis secara kuantitatif dan kualitatif
yang digunakan untuk menganalisis senyawa-senywa organik.
Gas
kromatografi merupakan salah satu teknik spektroskopi yang menggunakan
prinsip pemisahan campuran berdasarkan perbedaan kecepatan migrasi
komponen-komponen penyusunnya.
Gas kromatografi biasa digunakan untuk mengidentifikasi suatu senyawa
yang terdapat pada campuran gas dan juga menentukan konsentrasi suatu
senyawa dalam fase gas. Kromatografi gas ini juga mirip dengan distilasi
fraksional, karena kedua proses memisahkan komponen dari campuran
terutama berdasarkan pada perbedaan titik didih (atau tekanan uap).

Komponen alat-alat dalam Gas


Chromatography antara lain :
Komponen
utama
:
Tangki
pembawa gas, pengatur aliran
dan tekanan, tempat injeksi,
kolom, detektor, dan rekorder

Tahap-tahap prinsip kerja GC pada pengujian lipid :


Tahap Ekstraksi
Memperoleh asam lemak dengan metode soxhet dan ditimbang
0.02-0.03 gram dalam bentuk minyak
Pembentukan Metil Ester (Metilasi)
Membentuk senyawa turunan dari asam lemak menjadi metil
esternya (proses derivatisasi)
Identifikasi Asam Lemak
Menginjeksi metil ester ke kromatografi gas, lalu jenis dan jumlah
asam lemak dapat diidentifikasi dengan membandingkan peak
kromatogram sample dengan standard yang telah diketahui
konsentrasinya
Rumus yang digunakan untuk menghitung
konsentrasi asam lemak

High Performance Liquid


Chromatography
Prinsip dasar metode ini digunakan untuk memisahkan lipida non-volatil
dan labil yang memiliki berat molekul tinggi. Biasanya digunakan pada
suhu ruang
dan sering dipakaiuntuk isolasi dan mengukur kadar
(kuantitasi) kolesterol dan kolesteryl ester.
Identifikasi HPLC pada lemak terbagi menjadi dua yaitu :
HPLC Asam Lemak

Jenis kolom HPLC yang digunakan : Normal dan Reversed

Asam lemak jenuh dan tak jenuh dapat dipisahkan sebagai metil ester

Asam lemak dengan gugus OH dapat dideteksi 254 nm tanpa


derivatisasi

HPLC Gliserida

Banyak dilakukan pemisahan trigliserida berdasarkan jumlah atom c

Terdapat hubungan liner antara log waktu retensi dengan atom C


kejenuhan

Setiap tambahan ikatan rangkap 2 atom memperpendek waktu retensi

SINTESIS
SINTESIS

BIOSINTESIS ASAM
LEMAK

Biosintesis Asam Lemak

Biosintesis asam lemak penting karena : Suplai


energi dalam bentuk glukosa tetapi
penyimpanan dalm bentuk lemak
Asam lemak disintesis oleh Sistem
Ekstramitokondria, yang bertanggung jawab untuk
menyintesis palmitat dari asetil-KoA di sitosol.
Substrat Utama:
Sebagian besar mamalia: Glukosa
Hewan Pemamah biak: Asetat
Tahap :
mensintesis palmitat dari asetil-CoA,
pemanjangan rantai palmitat, dan
pembuatan ikatan rangkap (desaturasi).

Jalur Utama untuk Sintesis De Novo Asam


Lemak (Lipogenesis) Berlangsung di Sitosol

Sistem ini terdapat di banyak jaringan: hati, ginjal,


otak, paru-paru, dan jaringan adiposa.
Kebutuhan kofaktornya meliputi: NADPH, ATP, MN2+,
Biotin, dan HCO3 (sebagai sumber CO2)
Substrat langsungnya adalah Asetil-KoA
Produk Akhirnya adalah Palmitat Bebas

Pembentukan Malonil-KoA sebagai Tahap Awal


dan Pengendali dalam Sintesis Asam Lemak

CO2 diperlukan dalam reaksi awal untuk karboksilasi asetilKoA menjadi malonil-KoA dengan keberadaan ATP dan asetilKoA karboksilase. Sumber CO2 disini adalah Bikarbonat.

Reaksi ini berlangsung dalam 2 tahap:


1. Karboksilasi biotin yang melibatkan ATP
2. Pemindahan karboksil ke asetil-KoA untuk membentuk
malonil-KoA
Biotin merupakan vitamin yang diperlukan oleh Asetil-KoA
karbiksilase.
Sedangkan enzim yang berperan disini merupakan protein
multienzim yang mengandung subunit-subunit identik dengan
jumlah bervariasi, masing-masing mengandung biotin, biotin
karboksilase, protein pembawa biotin karboksil, dan
transkarboksilase, serta tempat alosterik regulatorik.

Enzim-Enzim Dalam Sintesis Asam lemak

Di dalam
organisme asam
lemak disintesis
oleh mesin
molekul yang
sangat
mengagumkan,
yaitu enzim fatty
acid synthase
(FAS). FAS
merupakan
multienzim karena
memiliki tujuh
enzim yang
mempunyai fungsi
berbeda

Biosintesis Asam
Lemak

SIKLUS 1

CH3 C S CoA
Asetil-CoA

O
-

4.Kondensasi

OOC CH2 C S CoA


Malonil-CoA

-ketoasil-ACP
sintase

ACP, CO 2

CH3 C CH2 C S CoA


-ketoasil-ACP

5.Reduksi

NADPH + H

-ketoasil-ACP
reduktase

NADP

CH3 C CH2 C S CoA


6.Dehidrasi

Sintesis
palmitat

OH
D-3-hidroksiasil-ACP
H2O

3-hidroksiasil-ACP
dehidrase
H

CH3 C C C S CoA
H
7.Reduksi

trans-2-enoil-ACP

enoil-ACP
reduktase

NADPH
NADP
O

CH3 CH2 CH2 C S CoA


Palmitat + ACP

Butiril-ACP
SIKLUS 3-7

SIKLUS 2
Asil(C6) S ACP

Hidrolisis
Palmitoil(C16) S ACP

Biosintesis Asam Lemak

Pemanjangan Rantai Asam Lemak


Terjadi rekasi-reaksi seperti pada sintesis palmitat.
Bedanya kondensasi terjadi antara asil-CoA dengan
malonil-CoA.
Terjadi di Retikulum Endoplasma
Jalur ini memperpanjang asetil KoA jenuh dan tak
jenuh (dari C10 keatas) oleh dua karbon dengan
menggunakan malonil-KoA sebagai donor asetil dan
NADPH sebagai reduktan.
Dikatalis oleh fatty acid elongase di mikrosom

Sintesis Asam Lemak


C18 9-oleil-CoA

C18-steroil-CoA
+ O2 + 2H+

Desaturasi
Asam Lemak

Desaturase

2 cyt b 5 Fe2+

2H+ + cyt b 5 reduktase


FAD

NADH + H+

2 cyt b 5 Fe3+

cyt b 5 reduktase
FADH 2

NAD+

BIOSINTESIS
KOLESTEROL

BIOSIntesis kolesterol
Terdiri dari 5 Tahap
1

Sintesis Mevalonat dari Asetil-KoA


Sintesis Mevalonat dari Asetil-KoA
1

Pembentukan Unit Isoprenoid dari Mevalonat


melalui
Pembentukan
Unit Isoprenoid
dari Mevalonat
2
pengeluaran
CO2
2
melalui pengeluaran CO2
Kondensasi 6 Unit isoprenoid untuk membentuk
skualen
Kondensasi 6 Unit isoprenoid untuk membentuk
3
3
skualen
Siklisasi skualen menghasilkan steroid induk,
lanosterol
Siklisasi skualen menghasilkan steroid induk,
4
4
lanosterol
5

Pembentukan Kolesterol dari lanosterol


Pembentukan Kolesterol dari lanosterol
5

1. Sintesis Mevalonat dari


Asetil-KoA

Dua molekul asetil-KoA bersatu membentuk


asetoasetil-KoA yang dikatalis oleh tiolase sitosol.
asetoasetil-KoA mengalami kondensasi dengan
molekul asetoasetil-KoA lain yang dikatalis oleh HMGKoA sintase untuk membentuk HMG-KoA yang
direduksi untuk membentuk mevalonat oleh NADPH
dan dikatalis oleh HMG-KoA reduktase.

2. Pembentukan Unit Isoprenoid dari


Mevalonat melalui pengeluaran CO2

Mevalonat mengalami fosforilasi secara sekuensial


oleh ATP dengan 3 kinase, dan setelah dekarboksilasi
terbentuk unit isoprenoid aktif, isopentenil difosfat.

3. Kondensasi 6 Unit isoprenoid


untuk membentuk skualen

Isopentenil difosfat mengalami isomerasi melalui


pergeseran ikatan rangkap untuk membentuk
dimetilalil difosfat.
dimetilalil difosfat selanjutnya bergabung dengan
molekul lain isopentenil difosfat untuk membentuk zat
antara 10 karbon geranil difosfat.
Kondensasi lebih lanjut dengan isopentenil difosfat
membentuk fernesil difosfat.
2 molekul fernesil difosfat bergabung di ujungdifosfat
untuk membentuk skualen.
Pirofosfat dieliminasi, yang membentuk praskualen
difosfat, yang kemudian mengalami reduksi oleh
NADPH disertai eliminasi 1 molekul pirofosfat
anorganik lainnya.

4. Siklisasi skualen menghasilkan


steroid induk, lanosterol

Skualen dapat melipat membentuk suatu struktur


yang sangat mirip dengan inti steroid.
Sebelum terjadi penutupan cincin, skualen diubah
menjadi 2,3-epoksida oleh oksidase berfungsicampuran, skualen epoksidase di retikulum
endoplasma.
Gugus metil di C14 dipindahkan ke C13 dan yang ada
di C8 ke C14 sewaktu terjadi siklisasi, dikatalis oleh
oksidoskualen: lanosterol siklase.

5. Pembentukan Kolesterol dari


lanosterol

Pembentukan kolesterol dari lanosterol berlangsung di


membran RE dan melibatkan pertukaran di inti steroid
dan rantai samping.
Gugus metil di C14 dan C4 dikeluarkan untuk
membentuk 14-desmetillanosteroldan kemudian
zimosterol.
Ikatan rangkap di C8-C9 kemudian dipindahkan ke C5C6 dalam dua langkah, yang membentuk desmosterol.
Akhirnya ikatan rangkap rantai samping direduksi, dan
menghasilkan kolesterol.

BIOSINTESIS ASAM PHOSPAT


DAN PHOSPOLIPID DAN
SPINGOLIPID

fosfolipid
Asam lemak yang terikat
kovalen dengan fosfat.

Struktur fosfolipid dalam


membran sel : amfibolik,
yaitu satu bagian molekul
bermuatan
(polar/hodrofilik) dan
bagian yang lain tidak
bermuatan
(nonpolar/hidrofobik)

Area hidrofilik yang


berisi fosfat dan hidrofobik
yang berisi asam lemak
disebut kepala dan ekor.

Senyawa fosfolipid pada prokariota (asam


fosfatidil (X=H), fosfatidil serin (X=serin),
fosfatidil etanolamin (X=etanolamin),
fosfatidil gliserol (X=gliserol), dan
kardiolipin (X=fosfatidil gliserol))

Biosintesis phospholipid dan


phospatidic acid

Biosintesis fosfolipid dimulai


dari reduksi dihidroksi aseton
fosfat menjadi gliseraldehid 3fosfat (G3P)
Dua molekul asil ACP
mentransfer gugus asam lemak
ke G3P menghasilkan asam
fosfatidat. (katalisis
gliseraldehid 3-fosfat asil
transferase)
Asam fosfatidat merupakan
fosfolipid pertama yang
dihasilkan. Asam fosfatidat
diproses lagi menjadi derivat
fosfolipid lainnya, misalnya
fosfatidil serin,
fosfatidiletanolamin, dan
kardiolipin.

Asam fosfatidat kemudian


bereaksi dengan sitidin
trifosfat (CTP) menghasilkan
citidin difosfat diasil gliserol
dan pirofosfat. (katalisis citidin
difosfat digliseride sintase)

Penambahan sistein pada


citidin difosfat diasil gliserol
akan menghasilkan fosfatidil
serin. (katalisis fosfatidil serin
sintase)

Fosfatidil serin dekarboksilase


melakukan dekarboksilasi
fosfatidil serin menghasilkan
fosfatidil etanolamin.

Secara terpisah, citidin


difosfat diasil gliserol
bereaksi dengan gliserol
fosfat menghasilkan
fosfatidil gliserol fosfat.
(katalisis fosfatidil gliserol
fosfat sintase)
Hidrolisis fosfatidil gliserol
fosfat menghasilkan
fosfatidil gliserol (dan
melepaskan fosfat). (katalis:
fosfatidil gliserol fosfat
fosfatase)
Dua molekul fosfatidil fosfat
berekasi menghasilkan
kardiolipin (difosfatidil
gliserol). (katalis: kardiolipin

Spingolipid

Lipid jenis kedua yang


ditemukan membran sel,
sel-sel saraf dan
terutama jaringan otak.
tidak mengandung
gliserol, tapi
mempertahankan dua
alkohol dengan posisi
tengah ditempati oleh
amina.
Sphingosine dan
spingomyelin merupakan
jenis spingolipid

Biosintesis spingomyelin

FUNGSI LIPID

1. PENYIMPANAN ENERGI
(ENERGY STORAGE)
BENTUK PENYIMPANAN YANG
PALING EFEKTIF DALAM TUBUH
MAKHLUK HIDUP

ENERGI YANG TERKANDUNG PADA


LIPID 100000KKAL
MEMPERTAHANKAN FUNGSI TUBUH
TANPA MAKAN UNTUK 30-40 HARI
DENGAN DIBARENGI AIR YANG
CUKUP

Trigliserida

Terbentuk dari 3 molekul


asam lemak dan 1
molekul gliserol
Dapat mengapung
disitoplasma sel karena
memiliki densitas lebih
rendah dari air dan tidak
larut
Trigliserida penting dalam
tubuh untuk penyimpanan
energi

2. PENYUSUN STRUKTUR
MEMBRAN

LIPID DALAM MEMBRAN SEL MELAYANI


FUNGSI DALAM PENSINYALAN SEL DAN
AKTIVITAS ENZIM

Steroid

Struktur menyerupai cincin yang menyatu


bersama yang terbentuk dari molekul
karbon
Beberapa jenis steroid secara umum:
kolesterol, testosteron, Vitamin D, dan
estrogen
Bermanfaat bagi tubuh dengan membantu
menemukan dan
mengontol struktur
membran plasma

Fosfolipid

Fosfolipid memungkinkan
untuk
menciptakan
sebuah membran semi
permiabel.
Fosfolipid
mengandung
molekul
yang
dapat
menarik dan menolak air
Memiliki
peran
dalam
penyusunan membran sel

Glikolipid

Glikolipid ialah molekul molekul lipid yang


mengandung karbohidrat, biasanya pula
sederhana seperti galaktosa atau glukosa
Berfungsi untuk mengenali sel-sel lainya
di tubuh kita

Kolesterol

Pada
temperatur
tinggi,
kolesterol
menjaga membran agar tidak terlalu fluid
dan
menjadikan
membran
kurang
permeabel
terhadap
molekul
kecil
dengan ikatannya terhadap interaksi
antar ikatan asam lemak
Berfungsi
memberi
bentuk
pada
membran sel

3. INSULATING AGAINZ
COLD

MEMELIHARA SUHU DAN


KONDISI TUBUH

4. REGULATING CELL ACTIVITIES


SEL LIPID BERTINDAK
SEBAGAI VITAMIN
YANG MENGATUR
REGULASI PROSESPROSES BIOLOGIS

LIPID YANG BERTINDAK DALAM


KOMUNIKASI ANTAR SEL ADALAH
HORMON SITOKINU YANG
DIHASILKAN OLEH JARINGAN
ADIPOSA SECARA KHUSUS DISEBUT
HORMONODIPOKINU

APLIKASI LIPID

BIODIESE
L

Bahan bakar yang bahan bakunya


berasal dari minyak yang berasal dari
makhluk hidup, dikenal juga sebagai
biomassa

Dikembangkan sebagai bahan bakar


alternatif dikarenakan bahan baku yang
beragam dan terbaharui, serta rendah
emisi

Reaksi

Reaksi yang terlibat dalam pembuatan biodiesel


adalah dari esterifikasi trigliserida pada minyak
dengan alkohol dan katalis basa

Proses Pembuatan
Biodiesel

Lipid Peroxidation Assay


Kit

Digunakan sebagai indikator stress


oksidatif dalam sel dan jaringan pada
hewan dan tanaman
Lipid peroksida yang tidak stabil dan
terurai
membentuk
serangkaian
kompleks dari senyawa termasuk karbonil
aktif.
Asam lemak poliperoksida tak jenuh
menghasilkan
molondialdehid
(MDA)
yang digunakan sebagai indikator lipid
peroksida

Prinsip kerja dari lipid peroxidation assay


kit didasarkan pada reaksi kromogenik,N2-Phenylindo dengan MDA pada suhu 45
o
C dimana satu molekul MDA bereaksi
dengan 2 molekul N-2-Phenylindo untuk
menghasilkan kromofor stabil dengan
absorbansi maksimal pada 586 nm

Contoh lain Pengaplikasian


Lipid
Nama Minyak
Lemak

Asal

Kegunaan

Oleum Cocos

Cocos nucifera

Bahan pembuat salep

Cod Liver Oil

Gadus morrhua;
Gadidae

Multivitamin

Oleum Maydis
(Minyak jagung)

Zea mays
Pelarut dan untuk
(poaceae= Graminae) injeksi

Oleum Olivarum
(Minyak zaitun)

Olea europaea
(Oleaceae)

Spermaseti

Gadus macrocephalus Bahan pembantu


dalam pembuatan
sediaan krim

Bahan makanan

TERIMA KASIH

DAFTAR PUSTAKA

Berg, J.,Tymoczko, J.,Stryer, L.(2002). Biochemistry 5th


edition. New York: W.H.Freeman and Company
Haucke, V. Biosynthesis of Membrane Lipids.(http://
userpage.chemie.fu-berlin.de/biochemie/aghaucke/lehr
e/Lipidbiosynth.pdf
)
Nelson, D.,Cox, M.(2008). Principles of Biochemistry
5th edition. New York: W.H.Freeman and Company
Page, David S. 1997. Prinsip-prinsip Biokimia Edisi
Kedua. Jakarta: Erlangga
Lehninger. 2008. Principles of Biochemistry 5 th Edition.
Arief, Qadariah Ria. ___. Fungsi Lemak. [online] dikutip
dari

Anda mungkin juga menyukai