Anda di halaman 1dari 119

LIPID

Kelompok 10 (Minyak Jagung)


Irfan Raharjo
Juli Ayu Ningtyas
M. Jamaludin
Nafila Wajdi
Radifan Fajaryanto

Struktur Lipid

Sifat Fisika Lipid

Sifat Fisika Lipid (cont.)


3. Lemak yang mengandung asam lemak
rantai pendek larut dalam air
Lemak yang mengandung asam lemak
rantai panjang tidak larut dalam air
4. Semua lemak larut dalam kloroform dan
benzena, Alkohol panas merupakan pelarut
lemak yang baik.

Sifat Kimia Lipid


1. Saponifikasi atau Reaksi Penyabunan
(Latin, Sapo = Sabun)

+
Menggunakan hidrolisis alkali.
Hidrolisis alkali disebut penyabunan karena salah satu
hasilnya adalah garam asam lemak yang disebut sabun

Sifat Kimia Lipid (cont.)


2. Halogenasi
Asam lemak tak jenuh, baik bebas maupun terikat
sebagai ester dalam lemak atau minyak mengadisi
halogen (I2 tau Br2) pada ikatan rangkapnya

3. Hidrogenasi
Pada umumnya digunakan untuk merubah minyak tumbuhan
menjadi lemak padat dengan cara hidrogenasi katalitik (suatu
reaksi reduksi).
Salah satu cara adalah dengan mengalirkan gas hidrogen
dengan tekanan ke dalam tangki minyak panas (200 C) yang
mengandung katalis nikel yang terdispersi.

Tata Nama Lipid (Trivial)

Tata Nama Lipid (IUPAC)


Penamaan secara sistematik (IUPAC) dilakukan berdasarkan
standar IUPAC
1. Pemberian nama asam lemak dilakukan dengan mengganti
akhira pada nama alkana dengan oat.
2. Penentuan rantai utama (rantai dengan jumlah atom karbon
paling
panjang yang mengandung guguskarboksil).
3. Penentuan subtituen yang terikat dalam rantai utama dan
penomoran subtituen dari C gugus karboksil.
4. Jika senyawa mempunyai 2 gugus karboksil maka rantai
utama diberi akhiran dioat.
5. Penambahan kata asam pada awal nama senyawa.

Contoh (IUPAC)

KLASIFIKASI LIPID

LIPID

LIPID
SEDERHANA

LIPID
MAJEMUK

Lipid Sederhana
- Lemak Netral (monogliserida, digliserida, trigliserida)
Penamaan tersebut berdasarkan jumlah asam lemak
yang berikatan dengan gliserol. Fungsi dari lemak
netral adalah sebagai tempat penyimpan energi
(berupa lemak atau minyak)
- Ester asam lemak dengan alkohol
Ester antara asam lemak dengan alkohol membentuk
malam/lilin (wax), sering digunakan sebagai lapisan
pelindung untuk kulit dan rambut

Lipid Majemuk
- Fosfolipid
Lipid yang mengandung gugus ester fosfat,
berbentuk lemak padat yang berwarna kuning dan
sifatnya larut dalam pelarut lemak (pelarut organik)
selain aseton. Fosfolipid berfungsi untuk
mencegah terjadinya penguapan air yang
berlebuhan

Lipid Majemuk (cont.)


- Glikolipid
ialah molekul-molekul lipid yang
mengandung karbohidrat, biasanya pula
sederhana seperti galaktosa atau glukosa.
Akan tetapi istilah glikolipid biasanya dipakai
untuk lipid yang mengandung satuan gula
tetapi tidak mengandung fosfor. Glikolipid
dapat diturunkan dari gliserol atau pingosine
dan sering dinamakan gliserida
atau sebagai spingolipida.

- Asam lemak
berfungsi sebagai zat penyusun lemak
tubuh atau dapat juga digunakan tubuh
untuk menghasilkan energi. Asam lemak
atau lemak di dalam tubuh selain berasal
dari lemak/minyak yang dikonsumsi, juga
dapat berupa hasil sintesis tubuh dari
karbohidrat atau protein

Deteksi Lipid

Deteksi Lipid

Uji Kualitatif
Uji Kuantitatif
Uji Instrumental

A. Uji Kualitatif
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Uji Kelarutan Lipid


Uji dengan Kertas Buram
Uji Ketengikan
Uji Ketidakjenuhan Lipid
Uji Akrolein
Uji Salkowski

1. Uji Kelarutan Lipid


Uji ini terdiri atas analisis kelarutan lipid
maupun derivat lipid terdahadap berbagai
macam pelarut.
Dalam uji ini, kelarutan lipid ditentukan oleh
sifat kepolaran pelarut. Apabila lipid dilarutkan
ke dalam pelarut polar maka hasilnya lipid
tersebut tidak akan larut.
Hal tersebut karena lipid memiliki sifat
nonpolar sehingga hanya akan larut pada
pelarut yang sama-sama nonpolar.

2. Uji dengan Kertas Buram

3. Uji Ketengikan

Minyak yang
akan diuji
dicampurkan
dengan HCl.

sebuah kertas
saring
dicelupkan ke
larutan
floroglusinol

Kedua bentuk radikal ini


bersifat sangat reaktif dan
pada tahap akhir oksidasi
akan dihasilkan peroksida

Keterangan : Floroglusinol
ini berfungsi sebagai
penampak bercak.

kertas digantungkan di
dalam erlenmeyer yang
berisi minyak yang diuji.
Serbuk CaCO3
dimasukkan ke dalam
erlenmeyer dan segera
ditutup

HCl yang ditambahkan akan


menyumbangkan ion-ion
hidrogennya yang dapat
memecah unsur lemak
sehingga terbentuk lemak
radikal bebas dan hidrogen
radikal bebas

4. Uji Ketidakjenuhan Lipid

5. Uji Akrolein

6. Uji Salkowski

B. Uji kuantitatif

1. Uji Bilangan Asam

Uji bilangan asam ini dapat dilakukan dengan


menimbang sampel sebanyak 4 gram . Setelah
itu, alcohol sebanyak 100 ml dinetralkan dengan
KOH 0,5 N dan tambahkan indikator
PP(fenolftalein) sebanyak 0,5 ml. Setelah itu
alkohol yang telah dinetralkan dituang ke
sampel. Pada saat campuran masih panas
titrasi dengan KOH 0,5 N . Titik akhir titrasi
tercapai pada saat penambahan 1 tetes basa
menghasilkan sedikit perubahan warna dari
tidak berwarna menjadi merah muda. Uji
dilakukan 2 kali.

Bilangan asam dihitung dengan rumus:


Bilangan Asam = V x N x 56,1
dimana,
V = Volume KOH 0,5 N
N = normalitas KOH (N)
W = berat contoh uji (gram)

2. Uji Bilangan Peroksida


Bilangan peroksida adalah indeks jumlah lemak
atau minyak yang telah mengalami oksidasi.
Bilangan peroksida ini digunakan untuk
menentukan degradasi minyak atau untuk
menentukan derajat kerusakan minyak
Uji ini dilakukan dengan melarutkan sampel
kedalam 1 ml klorofom. Lalu campuran tersebut
ditambahkan 2 ml asam asetat glacial dan 1
tetes larutan KI 10 %. Setelah itu campuran di
didihkan dan dibiarkan selama 5 menit.

3. Uji Bilangan Iodin


Bilangan Iodin adalah gram Iodin yang
diserap oleh 100 gram lemak. I2 yang
akan mengadisi ikatan asam lemak tidak
jenuh bebas maupun dalam bentuk ester

3. Uji Bilangan Iodin


Uji Ini dilakukan dengan menimbang sampel dengan
massa kurang lebih 1 gram, kemudian sampel ditambah
dengan 20 ml larutan CCl3 dan larutan Wijs 25 ml lalu
aduk sempurna.
Setelah itu larutan disimpan ditempat yang gelap selama
30 menit pada suhu 25 0C.
Lalu sampel dititrasi dengan larutan standar Na2SO3 0,5
N dan diaduk hingga warna kuning hilang.
Setelah itu, tambahkan 1 ml 2 ml indikator kanji dan
lakukan titrasi hingga warna biru hilang .

3. Uji Bilangan Iodin


Penentuan bilangan iodin dilakukan
dengan rumus
Bilangan Iodin =(V2-V1) x N x 12,69
dimana,
V1 = volume titrasi sampel
V2 = volume titrasi blangko(ml)
N = normalitas Na2SO3(N)
W = berat sampel (g)

4. Uji Bilangan Ester


Bilangan Ester adalah bilangan yang menyatakan
berapa mg KOH yang diperlukan untuk menyabunkan
ester yang terdapat dalam 1 gram lemak atau minyak
Teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi bilangan
ester adalah dengan cara merefluks campuran lemak
atau minyak dengan KOH berlebih sampai terbentuk
sabun. Kelebihan KOH yang ditambahkan selanjutnya
dititrasi. Bilangan ester dapat ditentukan dengan rumus
Bilangan ester dapat ditentukan dengan rumus:
Bilangan ester = bilangan penyabunan bilangan asam

5. Uji Bilangan Asam Lemak Bebas

Asam lemak bebas berasal dari proses


hidrolisa minyak ataupun dari kesalahan
proses pengolahan
Kadar asam lemak tinggi berarti kualitas
minyak tersebut semakin rendah

5. Uji Bilangan Asam Lemak Bebas


Penentuan kadar asam lemak bebas berprinsip
pada titarsi sampel yang dilakukan dengan
alkohol netral atau NaOH untukmenetralkan
asam lemak bebas.
Alkohol juga diberi indikator PP untuk
menentukan titik akhir titrasi (warna merah
muda).
Penentuan kadar asam lemak bebas dapat
dilakukan dengan rumus
Kadar asam lemak bebas = VNaOH x NNaOH x berat
ekuivalen asam lemak/gram sampel x 100%

Uji
Instrument
al

HPLC

GCMS

1. HPLC

2. GCMS

Referensi
Anonim. Gondorukan. [Online] Tersedia di:
http://www.dephut.go.id/halaman/standari
sasi-dan-lingkungan kehutanan /uji/gondo
rukan.htm
. (Diakses: 25 Februari 2016)
Nelson, David L. 2008. Lehninger
Principles of Biochemistry. Edisi
Kelima.WH Freeman.

BIOSINTESIS
LIPID

SINTESIS ASAM
LEMAK

1. Sintesis Asam Lemak / Fatty Acids


Secara umum, biosintesis
asam lemak terbagi menjadi 3
tahap utama :
a. Pembentukan malonil
koenzim A dari asetil
koenzim A
b. Pemanjangan rantai asam
lemak sampai terbentuknya
asam palmitat secara
kontinu
c. Pemanjangan rantai asam
palmitat

a. Pembentukan Malonyl Co-A


Malonyl CoA dibentuk dari asetil-CoA dengan bantuan enzim asetilCoA karboksilase, prosesnya irreversiblel.
Enzim asetil-CoA karboksilase memiliki 3 region yang fungsional,
yaitu:
Biotin Carrier Protein berfungsi sebagai pemegang lengan biotin
yang panjang dan flexible dan mengandung CO2 yang aktif. Kemudian
memindahkan dari region biotin carboxylase ke bagian
transcarboxylase.
Biotin carboxylase berfungsi untuk mengaktifkan CO2 dengan
menempelkannya dengan nitrogen
Transcarboxylse berfungsi mentrasfer CO2 yang telah diaktifkan
tadi dari biotin ke Asetil CoA sehingga menghasilkan Malonyl CoA

Proses pembentukan Malonyl Co-A :

Proses pembentukan Malonyl Co-A :

b. Pemanjangan Rantai Asam Lemak sehingga


terbentuk Asam Palmitat

Pada semua organisme, sintesis asam lemak


terdiri atas 4 langkah yang berulang yang dikatalis
oleh suatu enzim kolektif yang disebut Fatty Acid
Synthesis (FAS).
Setiap asam lemak melewati satu siklus, maka
rantai asam lemak akan bertambah dua karbon.

Terdapat 2 tipe dari FAS :


Fatty Acid Synthesis I (FAS I)
Biasanya ditemukan di vertebrata dan fungi.
Tiap unit bekerja secara independen sehingga
sintesis asam lemak hanya akan terpengaruh
sedikit jika terjadi penonaktifan sisi aktif
Tidak menghasilkan produk intermediet

Fatty Acid Synthesis (FAS II)


Biasanya ditemukan di tanaman dan bakteri
FAS II pada tanaman dan bakteri merupakan
sistem yang terdisosiasi, dimana setiap
langkah disintesis oleh enzim yang berbeda
dan dapat berdifusi dengan bebas.
FAS II menghasilkan produk intermediet.
Produk intermediet juga dapat berdifusi
dengan bebas dan masuk ke sistem lain

Pada kompleks sintesis, gugus asetil dan


malonyl diaktifkan untuk pemanjangan
rantai.

Gugus asetil dari Asetil-CoA


dipindahkan ke gugus CysSH oleh -ketoasil-ACP
sintase (KS).

Gugus malonil dari malonilCoA dipindahkan ke gugus


SH di ACP, dengan dikatalis
oleh malonil-asetil-CoA-ACPtransferase (MAT).

Setelah gugus asetil dan malonyl diaktifkan untuk


pemanjangan rantai, maka terjadi 6 langkah utama dari
proses tersebut, yaitu :

1. Kondensasi
Menggunakan gugus asetil dan
malonyl untuk menghasilkan
acetoacetyl-ACP.

Acetoacetyl-ACP adalah sebuah


gugus asetoasetil yang berikatan
dengan ACP melalui gugus
phosphopantheine SH.

Gugus asetil di transfer ke


gugus malonyl, yang akan
menghasilkan dua unit karbon
gugus asetoasetil baru.

Reaksi ini dikatalis


oleh -ketoasilACP-synthase
(KS).

Penjelasan Kondensasi :
Reaksi pertama dalam membentuk asam lemak adalah
kondensasi dimana menggunakan gugus asetil dan
malonyl untuk menghasilkan acetoacetyl-ACP. AcetoacetylACP adalah sebuah gugus asetoasetil yang berikatan
dengan ACP melalui gugus phosphopantheine SH.
Pada reaksi ini akan dihasilkan sebuah gugus CO2. Atom
karbon yang terbentuk pada CO2 dalam reaksi ini berasal
dari atom karbon yang sama, yaitu dari HCO3- ketika
malonyl-CoA terbentuk.
Reaksi ini dikatalis oleh -ketoasil-ACP-synthase.

ACP (Acyl Carrier Protein)


adalah suatu komponen
protein nonenzimatik tetapi
penting dari sintesis
palmitat.
Berfungsi sebagai lengan fleksibel
yang menghubungkan asam lemak
yang sedang berkembang dengan
permukaan sintase sambil membawa
intermediet dari satu sisi aktif ke sisi
aktif lainnya.
Unit fosfopantetein bertindak sebagai
perluasan
lengan
poros
yang
membawa perantara ke masingmasing tempat aktif pada sintetase
palmitat.

Penjelasan lebih lanjut menganai ACP :

Produk primer dari sintesis asam lemak adalah palmitat (asam


lemak jenuh dengan 16 karbon).
Suatu komponen protein nonenzimatik tetapi penting dari sintesis
palmitat adalah protein karier asli (ACP). Penelitian mereka
menunjukan bahwa ACP secara relatif merupakan protein kecil
yang mengandung 77 residu asam amino dan mempunyai suatu
gugusan prostetik.
Fungsi ACP dalam sintesis asam lemak adalah bertindak sebagai
suatu karier perantara, yang gugusan aslinya terikat secara kovalen
dalam ikatan tioester. Unit fosfopantetein pada ACP ini bertindak
sebagai perluasan lengan poros yang membawa perantara ke
masing-masing tempat aktif pada sintesis palmitat

2. Reduksi Gugus Karbonil


Reaksi ini menggunakan
katalis -ketoasil-ACPreduktase (KR) dengan
donor elektron NADPH.

Asetoasetil-ACP yang terbentuk pada saat kondensasi kemudian


direduksi untuk menghasilakan D--hidroksibutiril-ACP.

3. Dehidrasi
Molekul air dihilangkan dari D-hidroksibutiril-ACP untuk
menghasilkan ikatan rangkap.
Produk yang dihasilkan yaitu trans2-butenoyl-ACP.

Enzim katalis yang


digunakan adalah
-hidroksil-ACP
dehidratase (DH).

4. Reduksi Ikatan Rangkap

Pada akhirnya, ikatan rangkap


trans-2-butenoyl-ACP
direduksi untuk meghasilkan
butiril-ACP dengan bantuan
dari enzim Enoyl-ACPreduktase (ER).

5. Translokasi Gugus Butiril

Memindahkan gugus butiril


ke Cis dengan bantuan
enzim -ketoasil-ACP
sintase (KS) sebagai
katalis.

6. Recharging
Mengganti ACP dengan
gugus malonyl lainnya,
dengan bantuan enzim MAT

c. Siklus tersebut terus terjadi hingga dihasilkan 16 buah


rantai karbon, yang disebut dengan palmitat.

Dengan setiap kehilangan CO2, maka


akan bertambah 2 karbon pada rantainya.

Pada akhirnya, terbetuk 16 karbon


yang disebut dengan Palmitat

SINTESIS
TRIASILGLISEROL

2. Sintesis Triasilgliserol
Triasilgliserol merupakan suatu lemak yang
penyusun utamanya gliserol dan gugus asil.
Triasilgliserol mempunyai nama lain trigliserida.
Trigliserida dapat ditemui pada jaringan adiposa.
Trigliserida merupakan lemak yang paling penting
karena jumlahnya yang paling banyak dan
kandungan energi yang tersimpan tinggi nilainya
(38kJ/g trigiserida).

Pada jaringan tubuh manusia, triasilgliserol


dan gliserofosfolipid mempunyai 2 prekursor
yang sama, yaitu asil-KoA dan L-gliserol 3fosfat.

Proses biosintesis triasilgliserol adalah :


Pembentukan asam phosphatidic
Hidrolisis gugus fosfat

Pembentukan Asam Phosphatidic

Pembentukan
Dihidroksiasetonposfat
(DHAP) dari glukosa

Dihidroksiasetonposfat
bereaksi dengan gliserol
dengan bantuan ATP dan
NADH

Reaksi tersebut
menghasilkan L-Gliserol 3posfat

TERBENTUKNYA ASAM PHOSPATIC


Penempelan dua gugus asil
pada S1 ddan S2 dengan
bantuan Acyl-CoAsynthase dan asil
transferase

Gugus lemak asil diaktivasi terlebih


dahulu menjadi asil-KoA, kemudian
ditransfer ke ikatan ester oleh Lgliserol 3-fosfat, dan dengan bantuan
enzim gliserol 3 fosfat asiltransferase.
Nantinya 2 gugus bebas hidroksil
yang berada di L-gliserol 3-fosfat akan
di asilasi oleh 2 molekul lemak asilKoA untuk menghasilkan diasilgliserol
3-fosfat, atau lebih umum dikenal
asam fosfatidic.

Hidrolisis Gugus Fosfat


asam fospatidic
dihidrolisis oleh enzim
asam fospatidic
fosfatase

Menghasilkan 1,2diasilgliserol

1, 2 Diasilgliserol diubah
menjadi triasilgliserol
dalam reaksi
transesterifikasi dengan
bantuan lemak asil-KoA.

Setelah terbentuknya asam phosphat....


Asam fospatidic yang telah dihasilkan ini akan
dihidrolisis oleh enzim asam fospatidic fosfatase
untuk membentuk 1,2-diasilgliserol (proses ini
disebut defosforilasi). Diasilgliserol ini kemudian
diubah menjadi triasilgliserol dalam reaksi
transesterifikasi dengan bantuan lemak asil-KoA.

Pada mamalia, molekul triasilgliserol dipecah dan


resintesis dalam siklus triasilgliserol ketika lapar.
Beberapa asam lemak yang dihasilkan oleh lipolisis
triasilgliserol di adiposa masuk ke dalam jaringan aliran
darah, dan sisanya digunakan untuk resintesis dari
triasilgliserol.
Beberapa asam lemak dilepaskan ke dalam darah
digunakan untuk energi (misalnya dalam otot),
dan
beberapa diambil oleh hati dan digunakan dalam sintesis
triasilgliserol.
Triasilgliserol yang terbentuk di hati diangkut dalam
darah kembali ke jaringan adiposa, dimana asam lemak
dilepaskan oleh lipoprotein lipase ekstraseluler, diambil
oleh adiposit, dan reesterifikasi menjadi triasilgliserol.

SINTESIS
KOLESTEROL
dan ISOPRENOID

Biosintesis Kolesterol dan Isoprenoid


Sintesis kolesterol terdiri dari 4 tahap :

1. Sintesis Mevalonate dari Asetat

1 : Pembentukan asetoasetilkoA yang membutuhkan 3


molekul asetil-koA.

3 : Reaksi reduksi -hidroksi- metilglutaril-koA membentuk


Mevalonat
2 : Pembentukan -hidroksi- metilglutaril-koA. Proses ini melibatkan
katalis thiolase dan HMG-KoA sintase.

2. Sintesis Isoprenoid

1 : Dengan bantuan ATP dan katalis


mevalonate kinase, Mevalonate akan
difosforilasi menjadi 5fosfomevalonate.

2 : Dengan bantuan dengan ATP


dan fosfomevalonat kinase, 5fosfomevalonate akan diubah
menjadi 5-pirofosfomevalonat.

3 : Dengan bantuan ATP dan


fosfomevalonate
dekarboksilase, akan
menghasilkan 3-fosfo-5pirofosfomevalonat

4 : 3-fosfo-5pirofosfomevalonat
diubah menjadi 3isopentenil pirofosfat

5 : Akan di hasilkan 3isopentil pirofosfate atau


dimetilalil pirofosfat

Sebagai senyawa
essensial intermediate
dari kolesterol, maka
senyawa isopentenyl
pyrophosphate
berperan sebagai
prekursor teraktivasi
pada banyak senyawa
biomolekular dengan
berbagai macam peran
dalam dunia biologi.

3. Sintesis Skualen

1 : Dengan bantuan prenil


transferase, maka dimetilalil
pirofosfat dan 3-isopentenil
pirofosfat akan berkondensasi
membentuk geranil firofosfat

2 : geranil firofosfat
akan di transfer ke 3isopentenil pirofosfat
dan akan
menghasilkan farnesil

3 : 2 molekul farnesil pirofosftat


akan berkondensasi
membentuk preskualen.
Dengan bantuan sintase
preskualen akan dibentuk
skualen yang sudah simetris

4. Sintesis Akhir Kolesterol

1 : Dengan bantuan enzim


skualen
monooksigenisase dan
NADPH dan oksigen,
skualen akan diubah
menjadi skualen 2,3epoksida

2 : skualen 2,3epoksida disiklisasi


dengan enzim siklase
skualen eposida
menjadi lanosterol.

3 : dengan reaksi
perpindahan metil dan
reaksi reduksi,
ianosterol adkan
diubah menjadi
kolesterol.

SINTESIS STEROID

Hormon steroid
diproduksi dari
kolesterol dengan
pergantian sisi
rantai dan
menghadirkan
atom oksigen pada
sistem cincin
steroid.

Hormon steroid sangan efektif pada saat konsentrasi rendah. Pergantian sisi
rantai terjadi di mitokondria dari jaringan streidogenic. Sitokrom P-450
berperan sebagai pembawa elektron pada sistem fungsi oksidasi campuran
yang mengoksidasi karbon yang berdekatan. Proses ini juga membutuhkan
protein transfer elekton adrenodoxin dan adrenodoxin reduktase.

Hormon Steroid terdiri dari


1. Progestagen
2.Glukokortikoid
3. Mineralokortikoid
4. Androgen (hormon pria),
5. Estrogen (hormon
wanita)

Pregnenolone adalah
prekusor untuk semua
hormon steroid lainnya.

Hormon steroid diproduksi dari kolesterol dengan


pergantian sisi rantai dan menghadirkan atom oksigen
pada sistem cincin steroid.
Hormon steroid sangan efektif pada saat konsentrasi
rendah. Pergantian sisi rantai terjadi di mitokondria dari
jaringan streidogenic. Sitokrom P-450 berperan sebagaii
pembawa elektron pada sistem fungsi oksidasi
campuran yang mengoksidasi karbon yang berdekatan.
Proses ini jufa membutuhkan protein transfer elekton
adrenodoxin dan adrenodoxin reduktase, Pregnenolone
adalah prekusor untuk semua hormin steroid lainnya.

Progestagen (Progesteron)
Tempat berlangsung: Korpus Luteum
Progesteron dibentuk dari Prognenolone
Gugus hidroksil C-3 menjadi gugus keto
Ikatan ganda dari C-5,6 menjadi C-4,5

KOLESTEROL

Glukokortikoid & Mineralokortikoid


Tempat berlangsung: Korteks Adrenal
Glukokortikoid meliputi: Kortisol, Kortikosteron
Proses:
Terjadi hidroksilisasi pada C-11, C-17, dan C-21
Hidroksilisasi C-17 harus terjadi sebelum C-21
Hidroksilisasi C-11 terjadi setiap stadium konversi

KOLESTEROL
Defisiensi
21hidroksilase

Pregnenolone

Mineralokortikoid
Aldosteron
Proses:
Progesteron dihidroksilasi pada C-12 dan
kemudian C-11 (kortikosteron)
Gugus metil pada C-18 (kortikosteron) dioksidasi
menjadi gugus aldehid, hingga menghasilkan
Aldosteron
KOLESTEROL

Pregnenolone

Androgen & Estrogen


Progesteron prekursor dari Androgen,
Androgen prekursor dari Estrogen
Proses (Testosteron):
Menghilangkan C-20 dan C-21 dari peogesteron
(androstenedion)
Androstenedion memiliki gugus keto pada C-17
Gugus keto direduksi menjadi gugus hidroksi, menghasilkan
testosteron.
KOLESTEROL
Defisiensi
17hidroksilase

Pregnenolone

Proses (Estrogen):
Menghilangkan gugus metil C-19 dari testosteron (C 19)
Cincin A diubah menjadi suatu struktur aromatik, menghasilkan
estrogen (C18)

Referensi

Bruce, Alberts. 2008. Molecular Biology of The Cell. Newyork: Garland Science
Campbell. 2002. Biologi. Edisi Kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga
Nelson, David Lee. Albert L. Lechninger. Michael M. 2006. Principle of Biochemistry.Freeman
Sumardjo, Damin. 2008. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran.Jakarta:
EGC
Herlina, Netti, MT. M Hendra S Ginting ST. Lemak dan Minyak.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1320/1/tkimia-Netti.pdf [Minggu, 20 April 2014.
21.43]
Nelson, David L. Dan Michaeel M. Cox. 2008. Lehninger Principles of Biochemistry. New York :
H. Freeman and Company.
Anonim. 2009. Lipid.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Dr.%20Astuti/1.%20Lipid.pdf [Minggu, 20 April
2014. 21.46]
Anonim. 2010. Struktur dan Klasifikasi Lipid.
http://ftpitp09.blogdetik.com/files/2010/05/struktur-dan-klasifikasi-lipid.pdf [Minggu, 20 April 2014.
21.53]
Anonim. 2011. Lipid Bab II.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21080/4/Chapter%20II.pdf [Minggu, 20 April
2014. 22.18]

1. Sebagai pengganti protein


Lipid

9,5 kkal/gram

Protein

5,6 kkal/ gram

Karbohi

4,1 kkal/gram

Lipid dapat digunakan sebagai pengganti protein


yang sangat berharga untuk pertumbuhan, karena
dalam keadaan tertentu, trigliserida dapat diubah
menjadi asam lemak bebas sebagai bahan bakar
untuk menghasilkan energi metabolik dlam otot
lemak, khususnya unggas dan monogastrik

2. Sebagai penyerap dan pembawa


vitamin A, D, E dan K
Sifat umum vitamin yang larut dalam lemak
adalah berhubungan dengan absorpsi dan
transport dari lipid, umumnya tidak
disekresikan ke urin tetapi ke feses,
penyimpanan vitamin A,D, dan K terutama
di hati dan vitamin E pada jaringan adiposa.

Fat Soluble Vitamins


Vitamin A
Nama lain: retinol
Dibutuhkan untuk sensitifitas terhadap cahaya
untuk penglihatan
Vitamin D
Dibutuhkan untuk meregulasi fosfor dan
metabolisme kalsium
Kekurangan vitamin D menyebabkan penyakit
tulang seperti rakhitis dan osteoporosis

Vitamin E
Berperan sebagai antioksidan yang menjaga
saraf
Vitamin K
Berperan untuk meregulasi sintesis prothrombin
yang digunakan dalam pembekuan darah
Kekurangan vitamin K menyebabkan sulitnya
darah untuk membeku

Prekursor dan Kofaktor


Prekursor
Diterapkan untuk zat
yang tidak aktif dikonversi
menjadi zat yang akti,
dalam hal ini adalah
hormon yang aktif
Vitamin yang termasuk
dalam prekursor adalah
vitamin D dan A

Kofaktor
Kofaktor adalah elemen
pembantu untuk reaksi
enzimatik.
Vitamin yang termasuk
dalam kofaktor adalah
vitamin E dan K

3. Sebagai Penyusun Struktur Membran


Lipid dalam hal ini
berperan sebagai barrier
untuk sel dalam mengatur
aliran material.
Fungsi membran di
antaranya sebagai
barrier permeabel untuk
mencegah infeksi dan
kehilangan atau
penambahan air yang
berlebihan

Molekul lemak yang menyusun membran sel


mempunyai gugus hidroksil sehingga dapat
berikatan dengan air. Sebagai sel membran, lipid
mempunyai 3 jenis, yaitu Fosfolipid, Glikolipid, dan
Kolesterol.
Fosfolipid

Glikolipid

Kolesterol

Terdiri dari
kutub kepala
kelompok dan
ekor asam
lemak. Bersifat
semipermeabel,
memungkinkan
molekul-molekul
tertentu masuk
ke membran sel
melalui
mekanisme
difusi.

Merupakan
molekul lipid yang
mengandung
karbohidrat,
seperti galaktosa
dan glukosa
berfungsi untuk
mengenali sel-sel
lainnya di tubuh
kita

Pada suhu
tinggi, kolesterol
menjaga
membran agar
tidak terlalu fluid
dan menjadikan
membran
kurang
permeabel
terhadap
molekul kecil

4. Penyimpan Energi dan Transpor


Sebagai cadangan
energi dalam bentuk
trigliserida, lipid disimpan
di dalam jaringan
adiposa. Dalam
penyimpanannya pada
jaringan adiposa, dibagi
menjadi dua jenis, yaitu
Brown Fat dan White Fat

Brown Fat

White Fat

Hanya ditemukan pada manusia

Hanya terdapat pada manusia

Berfungsi untuk menjaga suhu tubuh


yang terjadi pada mitokondria dari
brown fat

White fat dalam skala kecil dapat


memproduksi adiponectin

Biasanya terdapat pada bayi atau


balita

White fat lebih besar daripada brown


fat

5. Pelindung organ tubuh yang


vital
Dengan 45% lemak pada
perut, membuat organ-organ
yang berada dalam rongga
perut akan terselubungi oleh
lemak, sehingga lemak
dapat melindungi organ
tersebut dari benturan dan
bahaya lain dari luar tubuh.

6. Lipid sebagai sumber steroid


Lipid sebagai sumber steroid, yang
sifatnya meningkatkan
fungsi biologis yang penting
Contoh : Sterol (kolesterol) dilibatkan dalam
sistem pemeliharaan membran,
untuk transpor lipid dan sebagai prekursor
vitamin D3, asam empedu, adrenal dan
kortikosteroid).

7. Pembentuk Kolesterol
Kolesterol berguna
mempertahankan fluiditas dari
membran dengan berinteraksi
dengan komponen lipid kompleks
mereka, secara khusus fosfolipid
seperti fosfatidilkolina dan
sphingomyelin. Kolesterol juga
merupakan prekursor asam
empedu, vitamin D dan steroid
hormon.

8. Pensinyalan dan aktivasi enzim pada


proses seluler
Lipid berfungsi untuk menopang
fungsi senyawa organik sebagai
penghantar sinyal. Transduksi sinyal
merupakan proses peyampaian pesan.
Pesan dari luar sel diteruskan ke
membran melalui aktivasi reseptor
protein G dan anggota-anggota
beberapa kategori lipid yang berbeda.

9. Memelihara Suhu dan Kondisi


Tubuh
Lemak yang berperan dalam
proses ini adalah jaringan lemak
subkutan yang terdapat pada
kulit. Penelitian menunjukkan
bahwa asam lemak tak jenuh
dapat melindungi tubuh dari
suhu dingin.
Mekanisme yang digunakan
yaitu jaringan adipose putih
membentuk lapisan insulasi
bernama panniculus adiposus
pada lapisan hipodermis

10. Protecting agaist dessication


Protecting agaist dessication
merupkan fungsi lipid untuk
mencegah terjadinya kekeringan oleh
lapisan dermis pada kulit. Pada
umumnya kulit terdiri dari beberpa
lapisan salah satunya dermis.
Lapisan dermis tersusun atas lemak,
kolagen dan air. Lemak yang terdapat
pada lapisan dermis ini membantu
kulit mencegah terjadinya kekeringan
dengan mengontrol penguapan.

11. Sebagai pelicin dan memberi


kelezatan makanan
Dari aspek teknologi makanan, lipid
bertindak sebagai pelicin makanan yang
berbentuk pellet, sebagai zat yang mereduksi
kotoran dalam makanan dan berperan dalam
kelezatan makanan.

12. Memberi Rasa Kenyang


Lemak adalah salah
satu gizi yang mempu
memperlambat sekresi
asam lambung dan
memperlambat
pengosongan lambung
sehingga memberikan
efek kenyang lebih
lama

13. Sebagai Pelumas


Untuk pengeluaran
sisa pencernaan, lemak
memiliki fungsi sebagai
pelumas untuk
membantu
pengeluarannya.

Aplikasi Lipid
Bidang Pangan

Contoh Aplikasi di Bidang


Pangan

Mentega
Informasi seputar mentega

Susu Sapi

Pembuatan Mentega

Process flow
diagram
sederhana dari
proses
pembuatan
mentega
menggunakan
susu sapi

Centrifugation

Churning

Kneading

Mentega

Pembuatan Margarin
Process flow diagram sederhana dari
proses pembuatan margarin
menggunakan biji-biji tumbuhan

NaOH
Biji-biji
tumbuhan

Crushing

Degumming

Neutralization

Bleaching
Filtration
Deodorizing

Pewarna, perasa, vitamin


whey, lesitin, monogliserin

Mixing
Margarin

Mayones
Informasi seputar mayones

Pembuatan Mayones

Process flow
diagram sederhana
dari proses
pembuatan
maryones
menggunakan
minyak sayur, cuka,
dan kuning telur

Minyak sayur
Cuka
Kuning telur

Mixing
(cold, 5C)

Mayones

Minyak sayur
Cuka
Kuning telur

Mixing
(hot, 70C)

Mayones

Daftar Pustaka
Akoh, CC. Min, D.B. 2002. Food Lipids.
New York: Marcell Dekker Inc.
Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi
Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: UIpress
Lehringer. 2008. Principles of
Biochemistry. 5th ed. US: W.H. Freeman
and Company

Anda mungkin juga menyukai