Kelompok 4
Anggota :
Erlita Prestiandari - 141610101016
Aldiansyah Hakim - 141610101018
M. Sandy I. - 141610101026
Larasati P. - 141610101028
Anindhita V. - 141610101029
Azizah Safaatin 141610101033
An Nisaa Dejand - 141610101034
Qurratulaini Wahyu - 141610101035
Heni Jayanti - 141610101062
Skenario III
Seorang pasien perempuan, datang ke
dokter gigi dengan keluhan ; mulutnya
kering, bau mulut yang tidak enak, berat
badan menurun padahal sering makan,
cepat haus sehingga sering minum dan
pasien merasa cepat lelah dan ngantuk,
Pemeriksaan intra oral ; banyak gigi goyang
dan banyak karang gigi.
Step 1
1. Lelah
Lelah
adalah
suatu
keadaan
dimana
meningkatnya
rasa
ketidaknyamanan
tubuh
dalam
waktu yang berkepanjangan yang
karena suatu hal / pekerjaan
dengan ditandai adanya penurunan
kinerja produktivitas seseorang.
3. Karang gigi
Karang gigi atau kalkulus
merupakan
plak
yang
menumpuk dalam jangka
waktu yang lama dimana
plak itu terkalsifikasi pada
permukaan gigi.
2. Bau Mulut
Bau
mulut
atau
halitosis
merupakan aroma tidak sedap
yang bersumber dari bakteri atau
sisa makanan. Biasanya karena self
cleansing dalam rongga mulutnya
buruk.
5. Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit
adanya gangguan metabolic dimana hormone
insulin yang dihasilkan oleh sel pancreas tidak
tereproduksi dengan baik, yang dapat
menyebabkan hiperglikemia atau kadar gula
dalam darah yang tinggi atau melebihi kadar
gula darah normal yaitu >200 mg/dl.
Step 2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Step 3
Step 4
MAPPING
Diabetes
Mellitus
DM tipe I
Faktor
Metabolik
DM tipe
II
Faktor
Imunologik
Manifestasi
Oral
Faktor
Angiopati
Faktor
Neuropati
Step 5
1. Mampu mengetahui dan memahami
etiologi, gejala, klasifikasi,
diagnosis, dan patofisiologi dari
diabetes mellitus
2. Mampu mengetahui dan memahami
perubahan - perubahan yang terjadi
pada pasien diabetes mellitus
3. Mampu mengetahui dan memahami
manifestasi oral akibat diabetes
LO 1
(Etiologi)
Gejala DM
1. Pada permulaan gejala yang ditunjukkan meliputi serba
banyak (Poli), yaitu:
1. Banyak makan (poliphagia)
2. Banyak minum (polidipsia)
3. Banyak kencing (poliuria).
2. Gejala Akut DM
1. Nafsu makan mulai berkurang/ berat badan turun dengan
cepat (turun 5 10 kg dalam waktu 2-4 minggu).
3. Gejala Kronik DM
Kesemutan , Kulit terasa panas seperti
tertusuk-tusuk jarum, Rasa tebal di kulit,
Kram, Mudah mengantuk, Mata kabur,
Gatal di sekitar kemaluan terutama wanita,
Gigi goyah mudah lepas, kemampuan
seksual menurun, impotensi. Para ibu hamil
sering mengalami keguguran atau
kematian janin dalam kandungan, atau
dengan berat lahir lebih dari 4 kg (Jhonson,
1998 ).
Diagnosis DM
Diagnosis DM ditegakkan denganpemeriksaan kadar
glukosa pada urin dan darah dari pembuluh darah
vena.
Seseorang didiagnosis menderita DM menurut PERKENI
2011, jika ia mengalami satu atau lebih kriteria di bawah
ini:
a. Mengalami gejala klasik DM dan kadar glukosa plasma
sewaktu 200 mg/dL
b. Mengalami gejala klasik DM dan kadar glukosa plasma
puasa 126 mg/dL
c. Kadar gula plasma 2 jam setelah Tes Toleransi Glukosa
Oral (TTGO) 200 mg/dL
Klasifikasi DM
Klasifikasi diabetes mellitus yang dianjurkan oleh PERKENI
(PerkumpulanEndokrinologi Indonesia) sesuai dengan anjuran
klasifikasi DM menurut American Diabetes Association (ADA) 1997
adalah sebagai berikut :
A. Diabetes Melitus tipe I (Insulin Dependent Diabetes Mellitus
(IDDM))
Dalam tipe ini, tubuh tidak dapat memproduksi insulin, sehingga
terkadang perlu dilakukan suntik insulin. Bisa terjadi pada semua
umur, dan kebanyakan pada anak-anak sampai remaja.
B. Diabetes Melitus tipe II (Non Insulin Dependent Diabetes
Mellitus (NIDDM))
Disebabkan oleh kombinasi insufisiensi sel pankreas dan resistensi
insulin dalam jaringan, terutama didalam otot skeletal dan sel-sel
Patofisiologi DM
A. Diabetes Mellitus Tipe 1
Ada beberapa tipe otoantibodi yang dihubungkan dengan DM Tipe 1,
antara lain ICCA (Islet Cell Cytoplasmic Antibodies), ICSA (Islet cell surface
antibodies), dan antibodi terhadap GAD (glutamic acid decarboxylase).
ICCA merupakan otoantibodi utama yang ditemukan pada penderita DM
Tipe 1. Hampir 90% penderita DM Tipe 1 memiliki ICCA di dalam darahnya.
Keberadaan ICCA merupakan prediktor yang cukup akurat untuk DM Tipe
1. ICCA tidak spesifik untuk sel-sel pulau Langerhans saja, tetapi juga
dapat dikenali oleh sel-sel lain yang terdapat di pulau Langerhans.
Di pankreas, ada : Sel-sel yg memproduksi insulin, sel-sel memproduksi
glukagon, sedangkan sel-sel memproduksi hormon somatostatin. Namun
demikian, nampaknya serangan otoimun secara selektif menghancurkan
sel-sel . Tingginya titer ICCA di dalam tubuh penderita DM Tipe 1 justru
merupakan respons terhadap kerusakan sel-sel yang terjadi, jadi lebih
merupakan akibat, bukan penyebab terjadinya kerusakan sel-sel pulau
Langerhans. Titer ICCA makin lama makin menurun sejalan dengan
Sama seperti ICCA, titer ICSA dan titer antibodi anti-GAD juga
makin menurun sejalan dengan lamanya waktu perjalanan
penyakit.
Destruksi otoimun dari sel-sel pulau Langerhans kelenjar
pankreas langsung mengakibatkan defisiensi sekresi insulin.
Defisiensi insulin inilah yang menyebabkan gangguan
metabolisme yang menyertai DM Tipe 1.
Selain defisiensi insulin, fungsi sel-sel kelenjar pankreas pada
penderita DM Tipe 1 juga menjadi tidak normal. Pada penderita
DM Tipe 1 ditemukan sekresi glukagon yang berlebihan oleh selsel pulau
Langerhans.
Secara normal, hiperglikemia akan menurunkan sekresi glukagon,
namun pada penderita DM Tipe 1 hal ini tidak terjadi, sekresi
glukagon tetap tinggi walaupun dalam keadaan hiperglikemia. Hal
ini memperparah kondisi hiperglikemia.
LO 2
(Perubahan - Perubahan yang Terjadi
pada Pasien DM)
Fungsi sel neutrofil, monosit, dan makrofag, berubah pada pen derita
diabetes. Perlekatan, kemotaksis dan fagositosis dari neutrofil terganggu.
Sehingga bakteri yang invasiv dan menyebabkan periodontitis tidak dapat
dihambat. Hal ini akan memicu kerusakan jaringan periodontal lebih parah
(Mealey, 2006). Kerusakan jaringan periodontal yang telah parah
mengakibatkan resorpsi tulang alveolar. Hal ini terjadi akibat adalanya
infeksi mikroorganisme yang tidak terkendali (Al-Emadi et al, 2006).
LO 3
(Manifestasi Oral Akibat DM)
1.
2.
C.
Halitosis
Pada keadaan Hiperglikemia terjadi peningkatan produksi asetil-KoA oleh hati, yang pada
gilirannya diubah menjadi asam asetoasetat dan pada akhirnya direduksi menjadi asam hidroksibutirat atau mengalami dekarboksilasi menjadi aseton.
Pada kondisi normal, konsentrasi benda-benda keton relatif rendah karena insulin dapat
menstimulasi sintesis asam lemak dan menghambat lipolisis. Hanya dibutuhkan kadar insulin
yang kecil untuk menghambat lipolisis. Pada kondisi diabetes mellitus badan benda-benda
keton akan masuk ke pembuluh darah dan sampai di gingival. Badan keton yang bercampur
dengan cairan krevikular gingival menyebabkan bau tidak sedap pada rongga mulut kita.
D.
Xerostomia
Diabetes yang tidak terkontrol menyebabkan penurunan aliran saliva (air liur), sehingga mulut
terasa kering. Saliva memiliki efek self-cleansing, sebagai pembilas sisa-sisa makanan dan
kotoran dari dalam mulut. Jadi bila aliran saliva menurun maka akan menyebabkan timbulnya
rasa tak nyaman, lebih rentan untuk terjadinya ulserasi (luka), lubang gigi, dan bisa menjadi
ladang subur bagi bakteri untuk tumbuh dan berkembang.
Pada DM, salah satu tandanya adalah Poliuria, dimana penderita banyak buang air kecil
sehingga cairan di dalam tubuh berkurang yang dapat mengakibatkan jumlah saliva berkurang
dan mulut terasa kering, sehingga disarankan pada penderita untuk mengkonsumsi buah yang
asam sehingga dapat merangsang kelenjar air liur untuk mengeluarkan air liur.
E. Dental Caries
Karies gigi dapat terjadi karena interaksi dari 4 faktor yaitu gigi, substrat , kuman dan
waktu. Diabetes Mellitus bisa merupakan faktor predisposisi bagi kenaikan terjadinya
dan jumlah dari karies. Keadaan tersebut diperkirakan karena pada diabetes aliran
cairan darah mengandung banyak glukosa yang berperan sebagai substrat kariogenik.
Pada penderita Diabetes Melitus , aliran saliva berkurang sehingga makanan melekat
pada permukaan gigi, dan bila yang melekat adalah makanan dari golongan
karbohidrat bercampur dengan kuman yang ada pada permukaan gigi dan tidak
langsung dibersihkan dapat mengakibatkan keasaman didalam mulut menurun,
sehingga dapat mengakibatkan terjadinya karies gigi.
F. . Oral thrush / Oral candida
Oral thrush atau oral candida adalah infeksi di dalam mulut yang disebabkan oleh
jamur,
sejumlah kecil jamur candida ada di dalam mulut. Pada penderita DM kronis dimana
tubuh rentan terhadap infeksi sehingga sering menggunakan antibiotik dapat
mengganggu keseimbangan kuman di dalam mulut yang mengakibatkan jamur
candida berkembang tidak terkontrol sehingga menyebabkant thrush.