Anda di halaman 1dari 9

Indikasi

Daerah tak bergigi terlalu panjang dimana tidak ada gigi asli yang adekuat untuk
dijadikan abutment.

Jika pasien mengeluhkan berkurangnya fungsi pengunyahan

Kurangnya dukungan periodontal untuk mengembalikan gigi

Dibutuhkan untuk stabilitas cross-arch

Kehilangan tulang yang berlebihan pada residual ridge

Masalah fisik dan emosional pasien

Estetik

Keperluan segera untuk mengganti gigi yang sudah diekstraksi

Keinginan pasien untuk mengganti gigi yang hilang tetapi pasien tidak ingin
gigitiruan jembatan tetap atau implant

Hubungan maksilomandibular yang kurang baik

Untuk mengganti beberapa gigi di kuadran yang sama atau dikedua kuadran dari
lengkung yang sama

Sebagai pengganti sementara untuk kehilangan gigi pada anak

Untuk pasien yang menganggapnya lebih mudah untuk dirawat.

Kontraindikasi

Kurangnya gigi yang cocok pada lengkung untuk pendukung, stabilitas dan
mempertahankan gigitiruan lepasan

Banyak karies atau kondisi periodontal parah yang mengancam gigi yang tersisa
pada lengkung rahang.

Kurangnya penerimaan pasien untuk alas an estetik

Kebersihan mulut yang buruk

Menderita penyakit sistemik (DM tidak terkontrol)

Klasifikasi Kennedy
Syarat:
1. Klasifikasi hendaknya dibuat setelah semua pencabutan gigi selesai dilaksanakan atau gigi
yang diindikasikan untuk dicabut selesai dicabut
2. Bila gigi M3 hilang dan tidak akan diganti, gigi ini tidak termasuk dalam klasifikasi.

3. Bila gigi M3 masih ada dan akan digunakan sebagai pengganti, gigi ini dimasukkan
klasifikasi
4. M2 hilang tidak akan diganti jika antagonisnya sudah hilang.
5. Bagian tidak bergigi paling posterior menentukan Klas utama dalam klasifikasi.
6 Daerah tidak bergigi lain daripada yang sudah ditetapkan dalam klasifikasi masuk dalam
modifikasi dan disebut sesuai dengan jumlah daerah atau ruangannya.
7. Banyaknya modifikasi ditentukan oleh banyaknya ruangan yang tidak bergigi.
8. Tidak ada modifikasi pada klasifikasi Kennedy Klas IV.
Klasifikasi Kennedy ada 4 Klas :
Kelas I
Daerah tidak bergigi terletak dibagian posterior dari gigi yang masih ada dan berada pada
kedua sisi rahang / Bilateral Free End
Kelas II
Daerah yang tidak bergigi terletak dibagian posterior gigi yg ada, pd 1 sisi rahang/unilateral
free end.
Kelas III
Daerah yang tidak bergigi terletak diantara gigi yang masih ada dibagian posterior.
Kelas IV
Daerah yang tidak bergigi terletak dibagian anterior dan melewati garis tengah rahang/median
line. Untuk kelas ini tidak ada modifikasi
Klasifikasi Applegate-Kennedy
Menurut Applegate, daerah tak bergigi dibagi atas enam kelas, yang kemudian
dikenal sebagai Klasifikasi Applegate-Kennedy dengan rincian sebagai berikut
(Suryatenggara et al., 1991).
Kelas I :
daerah tak bergigi berupa sadel berujung bebas (free end) pada kedua sisi (Kelas I
Kennedy).
Keadaan ini sering dijumpai pada rahang bawah dan biasanya telah beberapa tahun
kehilangan gigi.

Secara klinis, dijumpai keadaan sebagai berikut:


1. derajat resorpsi residual ridge bervariasi
2. tengang waktu pasien tak bergigi akan mempengaruhi stabilitas geligi tiruan yang
akan dipasang
3. jarak antar lengkung rahang bagian posterior sudah biasanya sudah mengecil
4. gigi asli yang masih tinggal sudah migrasi ke dalam berbagai posisi.
5. gigi antagonis sudah ekstrusi dalam berbagai derajat.
6. jumlah gigi yang masih tertinggal bagian anterior umumnya sekitar 6 10 gigi
7. ada kemungkinan dijumpai kelainan sendi temporomandibula.
Indikasi protesa : protesa lepasan, dua sisi dan dengan perluasan basis ke distal.
Kelas II:
Daerah tak bergigi sama seperti Kelas II Kennedy.
Kelas ini sering tidak diperhatikan pasien.

Secara klinis dijumpai keadaan :


1. Resorbsi tulang alveolar terlibat lebih banyak.
2. Gigi antagonis relatif lebih ekstrusi dan tidak teratur.
3. Ekstrusi menyebabkan rumitnya pembuatan restorasi pada gigi antagonis.
4. Pada kasus ekstrim karena tertundanya pembuatan gigi tiruan untuk jangka waktu
tertntu karena perlu pencabutan satu atau lebih gigi antagonis.
5. Karena pengunyahan satu sisi, sering dijumpai kelainan sendi temporomandibula.
Indikasi protesa: protesa dengan desain bilateral dan perluasan basis distal.
Kelas III:

keadaan tak bergigi paradental dengan dua gigi tetangganya tidak lagi mamapu
memberikan dukungan pada protesa secara keseluruhan.

Secara klinis, dijumpai keadaan:


1. Daerah tidak bergigi sudah panjang.
2. Bentuk dan panjang akar gigi kurang memadai.
3. Tulang pendukung mengalami resorbsi servikal dan atau disertai goyangnya gigi
secara berlebihan.
4. Beban oklusal berlebihan.
Indikasi protesa: protesa sebagian lepasan dukungan gigi dengan desain bilateral.
Kelas IV:
daerah tak bergigi sama dengan Kelas IV Kennedy.

Pada umumnya untuk kelas ini dibuat geligi tiruan sebagian lepasan, jika:
1. Tulang alveolar sudah banyak hilang, seperti pada kasus akibat trauma.
2. Gigi harus disusun dengan overjet besar, sehingga dibutuhkan banyak gigi
pendukung.
3. Dibutuhkan distribusi merata melalui lebih banyak gigi penahan, pada pasien
dengan daya kunyah besar.
4. Diperlukan dukungan danretensi tambahan dari gigi penahan.
5. Mulut pasien depresif, sehingga perlu penebalan sayap untuk memenuhi faktor
estetik
Indikasi protesa:
(a) Geligi tiruan cekat, bila gigi gigi tetangga masih kuat.

(b) Geligi tiruan sebagian lepasan dengan desain bilateral dan dukungan gigi atau
jaringan atau kombinasi.
(c) Pada kasus meragukan sebaiknya dibuat protesa sebagian lepasan.
Kelas V:
daerah dengan sadel tertutup dan gigi tetangga bagian depan tidak kuat menerima
dukungan. Indikasi protesanya berupa protesa lepasan dua sisi.

Kelas VI:
daerah dengan sadel tertutup dan kedua gigi tetangganya kuat. Indikasi protesanya
berupa protesa cekat atau lepasan, satu sisi dan dukungan dari gigi.

Berdasarkan kondisi klinis yang terlihat pada pasien dalam scenario dan letak gigigigi yang hilang yaitu kehilangan gigi posterior 34, 35, 36, maka kasus dalam
scenario di klasifikasikan ke dalam kasus kelas III klasifikasi Applegate-Kennedy
yang menyatakan bahwa keadaan tak bergigi paradental dengan dua gigi
tetangganya tidak lagi mamapu memberikan dukungan pada protesa secara
keseluruhan.
1. Desain Gigitiruan yang Digunakan
Prinsip pembuatan desain gigi tiruan, baik yang tebuat dari resin akrilik maupun
kerangka logam tidaklah terlalu berbeda. Dalam pembuatan desain dikenal empat
tahap yaitu:
Tahap I : Menentukan kelas dari masing-masing daerah tek bergigi (sadel)

Tahap II : Menentukan macam dukungan dari setiap sadel


Tahap III : Menentukan macam penahan
Tahap IV : Menentukan macam konektor
TAHAP I
Menentukan kelas dari masing-masing daerah tak bergigi.
Daerah tak bergigi pada suatu lengkungan gigi dapat bervariasi, dalam hal panjang,
macam, jumlah dan letaknya. Semua ini akan mempengaruhi rencana pembuatan
desain gigi tiruan, baik dalam bentuk sadel, konektor maupun dukungannya.
Menurut Applegate, daerah tak bergigi (DTG) dapat dibagi atas enam kelas dengan
masing-masing indikasi protesanya (IP).
TAHAP II
Menentukan macam dukungan dari satiap sadel.
Bentuk daerah tak bergigi ada dua macam yaitu daerah tertutup (paradental) dan
daerah berujung bebas (free end). Sesuai dengan sebutan ini, bentuk sadel dari gigi
tiruan dibagi dua macam juga dan dikenal dengan sebutan serupa, yaitu sadel
tertutup atau paradental (paradental saddle) dan sadel berujung bebas (free end
saddle). Ada tiga pilihan untuk dukungan sadel paradental, yaitu dukungan dari gigi,
dari mukosa, atau dari gigi dan mukosa (kombinasi). Sebaliknya, untuk sadel
berujung bebas, dukungan bias berasal dari mukosa, atau dari gigi dan mukosa
(kombinasi).
Dukungan terbaik untuk protesa sebagian lepasan hanya dapat diperoleh bila faktorfaktor berikut ini diperhatikan dan dipertimbangkan. Faktor-faktor tersebut adalah
keadaan jaringan pendukung, panjang sadel, jumlah sadel, dan keadaan rahang yang
akan dipasangi gigi tiruan.
a. Keadaan Jaringan Pendukung
Bila jaringan gigi sehat, dukungan sebaiknya berasal dari gigi, tetapi bila
keadaan gigi sudah meragukan, sebaiknya dukungan dipilih dari mukosa,
dengan memperhatikan bahwa :

Jaringan mukosa dibawah sadel sehat dan cukup tebal.

Bagian plat kortikal dari tulang alveolar di bawah sadel padat dan terletak
diatas tulang trabekula dan konselus yang sehat.

Pasien tidak pernah menderita penyakit atau kelainan yang berkaitan dengan
terjadinya resorpsi tulang secara cepat.

b. Panjang Sadel
Untuk sadel yang pendek dengan gigi tetangga kuat, dukungan sebaiknya
berasal dari gigi. Namun bila sadelnya panjang dan gigi tetangga serta gigi asli
lainnya kurang kuat, untuk rahang atas sebaiknya dipilih dukungan dari mukosa.

c. Jumlah Sadel
Untuk rahang atas dengan jumlah sadel multiple perlu diperhatikan keadaan
gigi-gigi yang masih ada serta jaringan mukosa dan upaya semaksimal mungkin
sehingga desain tidak perlu komplek.
d. Keadaan Rahang
Untuk rahang bawah dengan sadelberujung tertutup, sebaiknya dipilih dukungan
dari gigi, mengingat lebih kecilnya luas perukaan jaringan mukosa pada rahang
bawah. Sebaliknya ada tiga pilihan untuk dukungan pada rahang atas.
TAHAP III
Menentukan Jenis Penahan.
Ada 2 macam penaha (retainer) untuk gigi tiruan yaitu :
1. Penahan langsung (Direct Retainer), yang diperlukan untuksetiap gigi tiruan.
2. Penahan Tak Langsung (Indirect Retainer), yang tidak selalu dibutuhkan untuk
setiap gigi tiruan
Untuk menentukan penahan mana yang akan dipilih, maka perlu diperhatikan factor
sebagai berikut:

a. Dukungan dari Sadel


Hal ini berkaitan dengan indikasi dari macam sengkeram yang akan dipakai dan
gigi penyangga yang ada atau diperlukan
b. Stabilitasi dari gigi tiruan
Ini berhubungan dengan jumlah dan macam gigi pendukung yang ada dan yang
akan dipakai
c. Estetika
Ini berhubungan dengan bentuk atau tipe cengkeram serta lokasi dari gigi
penyangga.
TAHAP IV

Menentukan Jenis Konektor


Untuk protesa resin, konektor yang dipakai biasanya berbentukpelat. Pada gigi
tiruan kerangka logam, bentuk konektor bervariasi dan dipilih sesuai indikasinya.
Dasar pertimbangan penggunaan lebih dari satu konektor adalah:
1. Pengalaman pasien
Pembuatan protesa yang baru biasanya disesuaikan dengan desai protesa yang
lama, agar adaptasi pasien lebih mudah.
2. Stabilitasi
Agar protesa lebih stabil, kadang-kadang diperlukan konektor tambahan yang
selain berfungsi untuk memperkuat gigi tiruan, juga berfungsi sebagai penahan
tak langsung.
3. Bahan gigi tiruan
Untuk gigi tiruan resin, bahan tidak menjadi masalah karena umumnya berupa
pelat dari bahan yang berkekuatan hampir sama, lain halnya dengan bahan
protesa kerangka logam yang modulus elastisitasnya berbeda-beda.
Khusus untuk kasus berujung bebas, hal-hal berikut ini perlu diperhatikan.
1. Perlu diusahakan adanya penahan tak langsung
2. Desain cengkeram harus dibuat sedemikian sehingga tekanan kunyah yang
bekerja pada gigi penahan jadi seminimal mungkin.
3. Sandaran oklusal hendaknya diletakkan menjauhi daerah tak bergigi.
4. Perlu dilakukan pencetakan ganda, agar keseimbangn penerimaan beban kunyah
antar gigi dan mukosa dapat dicapai
5. Dalam pembuatan desain perlu dipikirkan kemungkinan perlunya pelapisan atau
penggantian basis dikemudian hari. Dan hal ini harus mudah dilakukan.
6. Bahan apa yang dapa digunakan pada pembuatan gigi tiruan
Desain GTSL untuk kasus dalam skenario
Desain GTSL yang ditawarkan untuk perawatan pasien pada scenario yaitu GTSL
kerangka akrilik. GTSL kerangka akrilik memiliki kelebihan warnanyanya harmonis
dengan jaringan sekitarnya, sehingga memenuhi faktor estetik, relatif lebih ringan,
tekhnik pembuatan dan pemolesannya mudah, dapat dilapis dan dicekatkan kembali
dengan mudah. Hal ini sesuai dengan keluhan yang dialami pasien yaitu merasa
kurang percaya diri dan adanya gangguan pengunyahan yang dialami.
Desain alternative yang dapat ditawarkan yaitu GTSL kerangka logam (metal
frame). GTSL kerangka logam memiliki kelebihan dapat dibuat lebih tipis dan

sempit tapi tetap bersifat kaku sehingga lebih nyaman dipakai oleh penderita dan
stabil di dalam mulut. Pada kasus ini penderita adalah seorang Pria. Pria
membutuhkan protesa yang lebih kuat, sebab mereka menunjukkan kekuatan
mastikasi yang lebih besar. Pria juga lebih mementingkan rasa enak/nyaman, di
samping faktor fungsional geligi tiruan yang dipakainya.
Prognosis
Prognosis merupakan estimasi perjalan penyakityang mungkin terjadi. Prognosis ditentukan
pada kunjungan ke dua, setelah semua informasi di dapatdan dikumpulkan pada kunjungan
pertama.
Faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan prognosis :
Faktor general :
1.

laju karies

2.

pemahaman pasen dalam kontrol plak

3.

kemampuan fisik dalam menjaga OH sendiri

4.

Kondisi sistemik

5.

Keadaan otot (hipertrofi atau tidak)

faktor lokal
1.

overlap gigi anterior berpengaruh pada distribusi beban gigi

2.

mobilitas gigi individual

3.

angulasi akr

4.

morfologi akar

5.

rasio mahkota akar

6.

dan variable lainnya.

Anda mungkin juga menyukai

  • Step 1-5 Skenario 2
    Step 1-5 Skenario 2
    Dokumen21 halaman
    Step 1-5 Skenario 2
    Dianita Rahma
    Belum ada peringkat
  • KUESIONER
    KUESIONER
    Dokumen2 halaman
    KUESIONER
    Dianita Rahma
    Belum ada peringkat
  • Lo Nomer 3
    Lo Nomer 3
    Dokumen8 halaman
    Lo Nomer 3
    Dianita Rahma
    Belum ada peringkat
  • OM SK 3
    OM SK 3
    Dokumen1 halaman
    OM SK 3
    Dianita Rahma
    Belum ada peringkat
  • BM Lo
    BM Lo
    Dokumen2 halaman
    BM Lo
    Dianita Rahma
    Belum ada peringkat
  • DRG Dwi Warna
    DRG Dwi Warna
    Dokumen33 halaman
    DRG Dwi Warna
    Dianita Rahma
    Belum ada peringkat
  • Fluoride
    Fluoride
    Dokumen28 halaman
    Fluoride
    LarasatiPuspitaningrum
    Belum ada peringkat
  • Skenario 4.2
    Skenario 4.2
    Dokumen1 halaman
    Skenario 4.2
    Dianita Rahma
    Belum ada peringkat
  • BM Lo
    BM Lo
    Dokumen2 halaman
    BM Lo
    Dianita Rahma
    Belum ada peringkat
  • PERILAKU Sehat
    PERILAKU Sehat
    Dokumen13 halaman
    PERILAKU Sehat
    Arum Kartika Dewi
    Belum ada peringkat
  • Anestesi
    Anestesi
    Dokumen27 halaman
    Anestesi
    Dianita Rahma
    Belum ada peringkat
  • Pencabutan Gigi Anak
    Pencabutan Gigi Anak
    Dokumen14 halaman
    Pencabutan Gigi Anak
    Dianita Rahma
    Belum ada peringkat
  • Cover + Daftar Isi
    Cover + Daftar Isi
    Dokumen3 halaman
    Cover + Daftar Isi
    Dianita Rahma
    Belum ada peringkat
  • Dasar Filsafat
    Dasar Filsafat
    Dokumen2 halaman
    Dasar Filsafat
    Dianita Rahma
    Belum ada peringkat
  • Pulpek Vital
    Pulpek Vital
    Dokumen4 halaman
    Pulpek Vital
    Dianita Rahma
    Belum ada peringkat
  • Makalah Surveilans
    Makalah Surveilans
    Dokumen16 halaman
    Makalah Surveilans
    Dianita Rahma
    Belum ada peringkat
  • Dianita Sk6
    Dianita Sk6
    Dokumen4 halaman
    Dianita Sk6
    Dianita Rahma
    Belum ada peringkat
  • Skenario 5 Stepn1-5
    Skenario 5 Stepn1-5
    Dokumen6 halaman
    Skenario 5 Stepn1-5
    Dianita Rahma
    Belum ada peringkat
  • Sampling
    Sampling
    Dokumen6 halaman
    Sampling
    Dianita Rahma
    Belum ada peringkat
  • OM SK 3
    OM SK 3
    Dokumen1 halaman
    OM SK 3
    Dianita Rahma
    Belum ada peringkat
  • Pedo Skill Lab
    Pedo Skill Lab
    Dokumen2 halaman
    Pedo Skill Lab
    Dianita Rahma
    Belum ada peringkat
  • DRG Zainul
    DRG Zainul
    Dokumen18 halaman
    DRG Zainul
    Dianita Rahma
    Belum ada peringkat
  • Nilai Dan Norma 098
    Nilai Dan Norma 098
    Dokumen34 halaman
    Nilai Dan Norma 098
    Eka Aprillia
    75% (8)
  • Obat & Manifestasinya Di RM
    Obat & Manifestasinya Di RM
    Dokumen16 halaman
    Obat & Manifestasinya Di RM
    Dianita Rahma
    Belum ada peringkat
  • SK 3 Sistemik DM Kelompok 4
    SK 3 Sistemik DM Kelompok 4
    Dokumen32 halaman
    SK 3 Sistemik DM Kelompok 4
    Dianita Rahma
    Belum ada peringkat
  • Pedo
    Pedo
    Dokumen3 halaman
    Pedo
    Dianita Rahma
    Belum ada peringkat
  • Laporan Ortho
    Laporan Ortho
    Dokumen31 halaman
    Laporan Ortho
    Dianita Rahma
    Belum ada peringkat
  • Macam-Macam Syok
    Macam-Macam Syok
    Dokumen22 halaman
    Macam-Macam Syok
    Dianita Rahma
    Belum ada peringkat
  • Hubungan Kehamilan Dan Penyakit Periodontal
    Hubungan Kehamilan Dan Penyakit Periodontal
    Dokumen18 halaman
    Hubungan Kehamilan Dan Penyakit Periodontal
    Dianita Rahma
    Belum ada peringkat