Anda di halaman 1dari 21

SKENARIO

Seorang dokter gigi membuka praktek mandiri dan bekerja merawat gigi
pasien sendiri, tanpa dibantu asisten. Pasien yang dating berobat tiap hari sangat
banyak. Suatu hari dia mengeluhkan sakit di daerah bahu dan punggung hingga dia
tidak dapat beraktivitas normal. Hasil pemeriksaan dokter diketahui bahwa dia
menderita musculoskeletal disorders sehingga harus istirahat dan menjalani
perawatan. Saran dokter yang merawat, dokter gigi tersebut agar selalu beraktivitas
dengan posisi yang ergonomis dan bekerja merawat gigi secara four handed dentistry.

LANGKAH 1
KLARIFIKASI ISTILAH

1. Ergonomis
Ergonomis merupakan suatu hubungan antara manusia dengan lingkungan
kerjanya dan pengaturan sistem kerja yang aman, nyaman dan sehat untuk
pekerja. Berfungsi mencegah gangguan musculoskeletal disorder dan cedera
bagi para pekerja.
2. Musculoskeletal Disorder
Musculoskeletal Disorder merupakan suatu cedera yang mengenai organ
skeletal seperti lengan, bahu, leher dan tulang punggung oleh karena kerja
yang berlangsung lama. Selain skeletal, musculoskeletal disorder juga
mengenai musculus-musculus karena tekanan-tekanan yang berlangsung lama
pada otot, seperti otot tangan.
3. Four Handed Dentistry
Prinsip kerja four handed dentistry adalah dokter gigi dan asisten bekerja
dalam tim untuk melakukan tindakan yang telah direncanakan, dengan
maksud meningkatkan efisiensi kerja, menghemat waktu dan mengurangi
stress saat kerja.
4. Manajemen Praktek
Alokasi ruangan meliputi penataan alat untuk menciptakan rasa nyaman untuk
pasien dan operator.

LANGKAH 2
RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimanakah posisi yang ergonomis bagi dokter gigi saat bekerja?


2. Bagaimana cara bekerja secara four handed dentistry?
3. Bagaimana cara mencegah musculoskeletal disorder?
4. Apa saja aktivitas yang dapat menyebabkan musculoskeletal disorder?
5. Bagaimana manajemen praktek yang efektif bagi dokter gigi?
6. Apakah ada perbedaan four handed dentistry orang yang menggunakan tangan
kanan dan kiri?
7. Apa saja faktor yang termasuk dalam sistem kerja yang ergonomis?
8. Apakah ada keluhan-keluhan lain selain pada bahu dan punggung sehingga
dokter gigi tidak bisa bekerja secara normal?
9. Apa saja macam-macam dari musculoskeletal disorder?

LANGKAH 3
KERANGKA KONSEP

1. Bagaimanakah posisi yang ergonomis bagi dokter gigi saat bekerja?


- Pada saat melakukan perawatan postur tubuh tegap dan tidak terlalu
membungkuk.
- Posisi kaki datar tidak jinjit.
- Melakukan perubahan posisi dan tidak statis.
- Beristirahat untuk mengurangi ketegangan otot.
- Menggunakan kursi yang memiliki sandaran.
- Perlatan dan bahan mudah dijangkau.
- Posisi dental chair tidak terlalu tinggi atau rendah, posisi pasien seimbang
dengan dokter.
- Dokter gigi menggunakan teknik yng efektif dan efisien.
- Desain ruangan yang baik .
- Pengalaman psikis dokter gigi.
2. Bagaimana cara bekerja secara four handed dentistry?
Dokter gigi tidak bekerja secara sendiri, tetapi dibantu dengan perawat. Pada
four handed dentistry terdapat pembagian zona yang dikenal dengan clock
concept. Dimana pasien sebagai poros, dan kepala pasien menujuk jam 12.
Pembagan zona:
Operators zone: jam 7 12 area operator bekerja
Statics zone: jam 12-2 area bebas pergerakan atau statis
Assistants zone: jam 2-4 area asisten operator untuk membantu kerja
dokter
Transfers zone: jam 5-7 area transfer alat
Asisten tidak harus perawat, namun bisa mahasiswa koass atau teman sejawat,
namun yang memiliki kompetensi untuk membantu dokter gigi. Sehingga
dokter gigi bisa tidak bekerja sendiri, tapi bisa mendelegasikan tugas kepada
asisten.
3. Bagaimana cara mencegah musculoskeletal disorder?
- Dokter gigi dalam posisi netral supaya tekanan tidak berlebihan
- Melakukan perubahan posisi saat bekerja, agar tekanan yag diterima tidak
terus-menerus
- Istirahat untuk meregangkan otot
- Memberi jeda waktu setiap pergantian pasien untuk waktu istirahat
- Pengaturan cahaya yang baik untuk melakukan perawatan
- Menggunakan kursi yang memiliki sandaran untuk merenggangkan
punggung.
4. Apa saja aktivitas yang dapat menyebabkan musculoskeletal disorder?
- Posisi kerja membungkuk dan menunduk dalam durasi yang lama dan
frekuensi yang berulang-ulang
- Stress yang menumpuk dan berkelanjutan dapat menyebabkan degradasi
otot dan tulang
- Kursi yang digunakan dokter gigi tidak nyaman
- Instrument yang tajam dan vibrasi dengan frekuensi yang tinggi
5. Bagaimana manajemen praktek yang efektif bagi dokter gigi?
Manajemen praktek berkaitan dengan alokasi penataan ruang, sperti:
- Ukuran ruangan sesuai standar
- Cahaya ruangan memadai
- Suasana ruangan yang nyaman
- Memperhatikan penataan alat dalam ruangan
- Warna dinding terang agar pasien nyaman
- Pemutaran instrument musik agar pasien rileks
- Pintu ruangan setengahnya diberi kaca agar dokter tahu kedatangan pasien
6. Apakah ada perbedaan four handed dentistry orang yang menggunakan tangan
kanan dan kiri?
Tangan Tangan kiri
kanan

7. Apa saja faktor yang termasuk dalam sistem kerja yang ergonomis?
Terjawab pada no. 1 dan 5
8. Apakah ada keluhan-keluhan lain selain pada bahu dan punggung sehingga
dokter gigi tidak bisa bekerja secara normal?
- Nyeri sendi di siku karena tekanan tetap pada posisi tangan yang statis
- Rasa sakit di leher karena menduduk terlalu lama dengan posisi miring
untuk melihat kasus yang dikerjakan.
- Tangan atau jari dokter gigi karena tekanan instrument bur yang
digunakan cenderung panas sehingga dapat menyebabkan musculoskeletal
disorder.
- Rasa nyeri pada pinggang karena melakukan perawatan dilakukan berdiri.
- Kelelahan otot mata.
9. Apa saja macam-macam dari musculoskeletal disorder?
Terjawab pada no. 8
LANGKAH 4
PETA KONSEP
Praktek
Dokter Gigi

Manajemen
Praktek
Dokter Gigi
Prinsip Bekerja
Ergonomis Four
Handed
Ya Tidak
Dentistry
Peraturan PosisiMusculoskel
Ruangan etal
Disorder

LANGKAH 5
TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan prinsip ergonomis dalam


manajemen praktek dokter gigi:
a. Peralatan
b. Ruangan
c. Posisi
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan prinsip kerja four handed
dentistry
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan hubungan manajemen
praktek dengan lingkungan kerja
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan musculoskeletal disorder:
a. Penyebab
b. Pencegahan
c. Macam
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan hubungan prinsip ergonomis
dengan keselamatan kerja

LANGKAH 7

PEMBAHASAN

LO 1. MAHASISWA MAMPU MEMAHAMI DAN MENJELASKAN PRINSIP


ERGONOMIS DALAM MANAJEMEN PRAKTEK DOKTER GIGI:

1. A. PERALATAN

1 Pemilihan kursi yang digunakan dokter gigi.


a Bentuk tempat duduk yang membantu tubuh dalam posisi yang benar
dekat dengan kursi gigi.
b Bentuk sandaran yang mendukung punggung agar otot punggung
bagian bawah tetap tegak dan lengkungannya dipertahankan.
c Sebaiknya ada sandaran lengan dirancang untuk mengurangi tekanan
dan kelelahan pada otot-otot punggung bagian atas, leher dan bahu
dengan membentuk sudut tegak lurus terhadap siku lengan dokter gigi.
2 Penggunaan Dental-loupe yaitu alat bantu lihat yang dapat memperbesar
obyek yang dilihat sehingga memungkinkan dokter gigi dapat duduk lebih
nyaman.
3 Pencahayaan, dipilih lampu yang arah sinarnya focus sehingga tidak
menyebabkan bayangan yang mengganggu kenyamanan pasien dan dokter
gigi. Dental unit yang dirancang secara ergonomis, tombol untuk menyalakan
dan memadamkan dental light sudah menyatu pada meja kursi dental dan juga
pada assistant console. Sehingga dengan menerapkan system ergonomis
tersebut mudah dijangkau tanpa harus memegang tangkai lampu yang kurang
ergonomis.
4 Menggunakan sarung tangan yang sesuai dengan ukurannya, agar tidak
menambah tekanan di bagian punggung tangan dan ibu jari, yang dapat
mengakibatkan CTS (Carpal Tunnel Syndrome).
5 Dental-loupe: adalah alat bantu lihat yang dapat memperbesar obyek yang
dilihat sehingga memungkinkan dokter gigi dapat duduk lebih nyaman dengan
postur leher dan bahu yang optimal.
- Pembesaran paling kurang dua kali sudah cukup menghasilkan jarak
penglihatan yang baik dengan posisi pasien.
- Pembesaran yang lebih tinggi ditambah dengan sistem pencahayaan yang
optimal dapat meningkatkan efisiensi penglihatan yang lebih rinci dan tidak
ada hambatan bayangan pada daerah operasi.
6 Handpiece/ultra sonic scaler/endodontic
- Permukaan handpiece yang halus.
- Tangkai handpiece membentuk sudut 15o dengan permukaan daerah kerja.
- Jarak minimal 26 mm dari ujung handpiece yang masuk di dalam mulut
pasien sampai ke tangkai yang bersudut.
- Peralatan tersebut diharapkan ringan dan tidak terlalu besar diameternya.

1. B. RUANGAN

Tata Ruang Dalam Manajemen Praktek Dokter gigi


1. Tata Ruang
Tata ruang secara ergonomi dalam praktek dokter gigi :
Dalam praktek dokter gigi, ruang periksa merupakan ruang utama
dimana tata letak peralatan dalam ruangan ini berorientasi dengan
memberi kenyamanan dan kemudahan bagi dokter gigi, perawat gigi
maupun pasien ketika proses perwatan tengah dilakukan. Luas ruang
periksa harus cukup, karena didalamnya terdapat berbagai perlatan dan
tentunya minimal satu dental unit yang wajib terdapat di dalamnya.
Untuk satu dental unit, minimal luas ruang periksa adalah 2,5 x 3,5
meter. Dalam peletakkannya, yang perlu diperhatikan adalah letak dental
unit. Dimana dental unit dapat direbahkan/dipanjangkan hingga 1,8 2
meter. Dibelakang dental unit diberi space sebesar 1 meter untuk static
zone. Sehingga jarak ideal antara bagian bawah dental unit dengan
dinding belakang adalah 3 meter. Dimana dapat diletakkan dental
cabinet pada dinding belakang yang menempel pada dinding. Space sisa
1 meter dapat digunakan untuk meletakkan mobile cabinet di static zone.
Kemudian lebar dental unit adalah sekitar 0,9m dan apabila tray dalam
kondisi terbuka dapat mencapai 1,5 meter. Jarak masing masing
samping dental unit minimal 0,8 m un tuk operators zone dan assistants
zone.
2. Temperatur
Temperatur ideal ruang receptionis sebaiknya 72 F.
Temperatur ideal untuk ruang klinisi lebih rendah yaitu 68F sampai
70F karena ruangb tersebut tertutup dan memiliki penerangan yang
hangat.
Pergantian udara sebaiknya konstan.
3. Pencahayaan
Pada ruangan reseptionis pencahayaan yang lebih decorative dipilih,
misalnya meja, floor lamps yang cukup untuk membaca.
Ruang bisnis, laboratorium dan ruang sterilisasi sebaiknya
menggunakan fluorescent lighting yang memilki radiasi yang sedikit
panas.
Pencahayaan tambahan dibutuhkan di ruang klinisi untuk prosedur
dan di laboratorium.
4. Wall dan floor covering
Penggunaan warna yang menenangkan, relaxing, dan tidak terkesan
terlalu ramai.
Wall covering termasuk cat wallpaper atau keduanya.
Pemilihan floor covering dengan karpet yang tahan lama cocok
untuk ruang reseptionis, administrative dan dentists private office.
Material untuk control infeksi seperti vinyl cocok untuk ruang
sterilisasi.
5. Traffic control
Perabot ruangan sebaiknya ditata sedemikian rupa sehingga ketika
pasien masuk ke dalam klinik akan menimbulkan kesan yang
nyaman.
Ruangan yang trepisah sebaiknya disediakan untuk pasien yang akan
check in dan check out.
Di bagian belakang klinik sebaiknya didesain untuk kemudahan
masuknya dan keluarnya dental team tanpa timbul kekacauan.
6. Sound control
Ruang praktik sebaiknya meminimalkan suara dari ruang yang satu
dengan yang lain.
Music sebaiknya diputar untuk mengalihkan perhatian.
7. Privacy
Ruang khusus membutuhkan privasi.
Ruang administrative sebaiknya didesain dengan privasi yang baik
khususnyua jika pasien akan mendiskusikan masalah keuangan
dengan staff bisnis.
8. Ruangan
Pada dental office sebaiknya memillih ruangan : reception area,
sterilization area, administrative area, clinical treatment area, the
dentists private office, dental laboratory.
9. Peralatan
Kriteria fisik yang harus dipertimbangkan ketika merancang
peralatan gigi :
Peralatan gigi harus sesuai dengan berbagai pasien.
Interval penyesuaian ketinggian.
Peralatan gigi harus memungkinkan penempatan peralatan lainnya.
Warna, bentuk, tekstur, dan arah gerakan yang diperlukan untuk
beroperasi yang dipilih dalam batas kapasitas manusia.

1. C. POSISI

Posisi pasien
Posisi pasien yang ideal adalah posisi supine. Kursi diatur sehingga
pasien hampir sejajar dengan lantai dan punggung kursi sedikit dinaikkan.
Kepala pasien harus berada dekat puncak sandaran kursi.
Posisi pasien pada perawatan kwadran kiri dan kanan rahang atas
harus sehorisontal mungkin. Sedangkan pada kwadran kiri rahang bawah,
pasien harus berbaring di kursi dengan posisi sandaran kursi 30 o dari bidang
horizontal. Untuk kwadran kanan rahang bawah, pasien harus berbaring
dengan sudut 40o dari bidang horizontal.
Posisi dokter gigi
Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam sikap kerja duduk dan berdiri
secara dinamis adalah sebagai berikut (Grandjean, 1988) :
a.Sikap kerja berdiri diupayakan posisi badan tegak, pusat beban tubuh (central
of gravity) dalam membawa beban/benda tidak membuat badan bungkuk,
posisi tangan membawa benda tidak lebih dari 90o pada beban yang berat.
b.Sikap kerja duduk pada kursi, diupayakan posisi tulang belakang tegak, kursi
kerja sesuai dengan antropometri. Tinggi dan kedalaman kursi yang
dipergunakan adalah sesuai dengan antropometri pemakai. Tinggi kursi seuai
dengan tinggi poplitea pada persentil 50. Kedalaman kursi disesuaikan
dengan persentil 50 dari jarak pantat poplitea. Lebar kursi disesuaikan
dengan persentil 50 dari lebar pantat. Tinggi meja kerja sesuai dengan tinggi
siku posisi duduk. Posisi tangan tidak lebih dari 90o terhadap lengan berada
di atas objek kerja.
c.Kursi objek (pasien) bisa atur atau dinaik turunkan sesuai dengan kebutuhan
dokter gigi, sehingga dokter gigi melakukan kerja dengan posisi yang
nyaman sesuai dengan kaidah ergonomi.

LO 2. MAHASISWA MAMPU MEMAHAMI DAN MENJELASKAN PRINSIP


KERJA FOUR HANDED DENTISTRY

Dalam konsep four handed dentistry ini, suatu praktik dokter gigi terdiri dari
dokter gigi dan asisten. Dokter gigi dan asisten ini memiliki keterampilan masing-
masing sehingga dalam melaksanakan tugasnya dapat mencapai tujuan tujuan yang
diharapkan.

Mempercepat proses perawatan gigi yang diberikan pada pasien dan


mengurangi kelelahan baik untuk pasien dan tenaga pekerjaan Untuk
mendapatkan hasil yang optimal pada pekerjaan dokter gigi. hal ini dapat
dicapai dengan mengusai pengetahuan dan teknik kerja.
Untuk bekerja secara efisien. Efisiensi kerja dapat ditingkatkan dengan cara
meletakkan peralatan dan bahan disusun secara berurutan dengan tahap
prosedur kerja yang dilakukan.
Supaya dokter gigi dapat bekerja dengan nyaman. Hal ini dapat dicapai
dengan cara meletakkan dental chair, meja peralata, lampu serta posisi
operator dan asistennya.
Untuk mendapatkan kepercayaan dari pasien. kerja yang efisien dan
kenyamanan pasien akan memberikan rasa kepercayaan pasien kepada dokter
gigi dan membina hubungan yang positif antara pasien dengan dokter gigi.
Mencegah terjadinya pergerakan yang menegangkan otot serta perpindahan
pandangan dokter gigi dari daerah mulut pasien, sehingga menghindari
kelelahan mata operator. Kelelahan mata tersebut dapat dihindari jika posisi
kerja dokter gigi dan asistennya yang benar, dan penggunaan dental light yang
benar sehingga pencahayaan yang diterima baik sehingga dalam hal ini peran
asisten sangat dibutuhkan agar kerja dokter gigi lebih efektif dan efisien

Sistem

Sistem four handed dentistry meliputi posisi komponen (dokter gigi dan
asisten), peran komponen yang dihubungkan dengan tata letak peralatan di dental
unit dan posisi pasien dalam suatu praktik dokter gigi.

Berikut ini pembagian posisi kerja dokter gigi dan perawat gigi, yang dibagi
menjadi 4 zona :
A. Static zone arah jam 11 2 merupakan zona tanpa pergerakan dokter gigi
maupun perawat gigi. Serta merupakan zona yang tidak terlihat oleh pasien.
Sehingga dapat digunakan untuk meletakkan mobile cabinet dan alat alat
yang mungkin dapat membuat takut pasien.
B. Assistants zone arah jam 2 4 merupakan zona pergerakan perawat gigi.
C. Operators zone arah jam 8 11 merupakan zona pergerakan dokter gigi.
D. Transfer zone arah jam 4 8 merupakan zona dimana alat dipertukarkan
antara dokter gigi dan perawat gigi.

Beberapa prinsip yang dianjurkan untukmenerapkan konsep four-handed dentistry


agardapatmemberi manfaat yang lebih baik yaitu:
a. Dokter gigi diharapkan melatih asisten sehinggatidak perlu melakukan
pergerakan yang tidakefisien. Misalnya mengambil forcep atau
alatpencabutan gigi di daerah yang jauh darijangkauannya.
b. Asisten yang membantu dokter gigi harusmempunyai pengetahuan dan
keterampilandalam menangani peralatan. Terlatih untukmengikuti setiap
prosedur perawatan yangdilakukan dokter gigi.
c. Asisten harus lebih sering menangani peralatanmisalnya saliva ejector,
suction pump,handpiece dan bor, sehingga dokter gigi tidakperlu
melakukannya sendiri. Idealnyapenanganan peralatan yang dilakukan
asistenadalah 80 90% dari waktu kerja, sehinggadokter gigi hanya
berkonsentrasi pada perawatanpasien.
d. Letak peralatan yang harus ditangani asistenlebih banyak berada pada sisi
asisten untukmemudahkan pemindahan alat ke dokter gigi.Posisi alat harus
berada di depan asisten danjangan di samping asisten, agar tidak
perlumelakukan pergerakan tubuh memutar.
e. Asisten juga harus berada di daerah yang bebasagar mudah memindahkan
alat tanpa melewatidada pasien. Alat yang dipindahkan sebaiknyamelewati
batas dagu pasien.
f. Bidang perawatan (operatory-field) dibentuksedemikian rupa sehingga
terdapat ruang bebas,baik bagi asisten, dokter gigi dan pasien.Kondisi
seperti ini menyebabkan pasien tidakmerasa terkurung oleh dokter gigi
maupunasisten. Biasanya ruangan dibagi atas empatdaerah aktivitas, yaitu
daerah operator, daerahasisten, daerah untuk memindahkan alat, dandaerah
statik.

LO 3. MAHASISWA MAMPU MEMAHAMI DAN MENJELASKAN


HUBUNGAN MANAJEMEN PRAKTEK DENGAN LINGKUNGAN KERJA

LO 4. MAHASISWA MAMPU MEMAHAMI DAN MENJELASKAN


MUSCULOSKELETAL DISORDER:

4. A. PENYEBAB

Etiologi MSDs.
Pada dasarnya etiologi dari musculoskeletal disorder sulit ditentukan, namun ada
beberapa faktor penyebab yang dapat menyebabkan terjadinya musculoskeletal
disorder :
1. Pengulangan gerakan yang terus menerus
2. Kekuatan yang berlebihan sehingga menyebabkan kelelahan dan
menimbulkan rasa nyeri otot.
3. Sikap kerja selama melakukan pekerjaan
Adanya faktor-faktor tersebut tidak berdiri sendiri dan secara langsung
menyebabkan musuloskeletal disorder melainkan saling berkaitan, serta lamanya
waktu dan besar kecilnya derajat faktor resiko tersebut juga sangat mempengaruhi
terjadinya musculoskeletal disorder.

Faktor-faktor sekunder penyebab terjadinya keluhan MSDs, yaitu :


1 Tekanan langsung pada jaringan otot yang lunak.
2 Getaran dengan frekuensi tinggi yang akan menyebabkan kontraksi otot
bertambah sehingga menyebabkan peredaran darah tidak lancar, penimbunan
asam laktat meningkat dan akhirnya timbul rasa nyeri otot.
3 Suhu yang dingin.
4 Kenyamanan dokter gigi
Salah satu penyebab sindroma musculoskeletal disorder pada dokter gigi
dikarenakan dokter gigi hanya memperhatikan kenyamanan bagi pasien yang
dirawat, tapi kurang memperhatikan kenyamanan bagi diri mereka sendiri saat
merawat pasiennya. Dokter gigi menganggap bahwa mereka yang harus
bergerak menghampiri pasien, dari pada mengatur posisi duduk pasien di atas
dental chair. Kebanyakan gangguan musculoskeletal terjadi karena dokter gigi
secara tanpa sadar berada pada posisi tubuh yang kurang mendukung saat
merawat pasien. Saat melakukan preparasi gigi atau pencabutan gigi misalnya,
kadang-kadang dokter gigi membungkuk ke arah pasien, bergerak secara
mendadak, memutar tubuh dari satu sisi ke yang lain. Seluruh gerakan
tersebut dilakukan berkali-kali dalam jangka waktu yang panjang. Hal inilah
yang dapat menyebabkan sindroma musculoskeletal

Faktor resiko:
Walaupun faktor penyebab kasus MSDs sangat sulit untuk ditentukan akan
tetapi faktor resiko memberikan ciri yang khas dan dapat dilihat dalam bidang studi
ergonomik. Faktor resiko tersebut meliputi:
Umur
Menurut Guo et al pada umumnya keluhan MSDS mulai dirasakan pada umur
35-65 tahun. Hal ini teerjadi karena kekuatan otot dan ketahanan otot mulai
menurun sehingga resiko terjadinya kelelahan otot meningkat
Jenis kelamin
Menurut Astrand (1996) menjelaskan bahwa kekuatan otot wanita hanya
sekitar 2/3 dari kekuatan otot laki-laki. Sehingga perbandingan keluhan otot
antara pria : wanita =1:3
Kebiasaan merokok
Hal ini berkaitan erat dengan kesegaran tubuh, bila seseorang merokok akan
dapat menurunkan kesegaran tubuh seseorang. Sehingga akan mudah lelah
karena kandungan oksigen dalam darah rendah, pembakaran karbohidrat
terhambat, terjadi tumpukan asam laktat dan akhirnya timbu; rasa nyeri.
Ukuran Tubuh
Berat badan dan tinggi badan merupakan faktor yang dapat menyebabkan
terjadinya keluhan MSDS meskipun pengaruhnya relatif kecil. Seseorang
yang gemuk mempunyai risiko 2.5 lebih tinggi daripada orang yang kurus.
Kebiasaan tubuh yang salah
Kebiasaan tubuh yang salah seperti mengangkat siku lengan, memutar atau
menengokkan kepala dan menaikkan posisi bahu tanpa sebab akan
meningkatkan resiko terjadinya muskuloskeletal disorder (MSDs).
Pengulangan gerakan yang terus menerus
Kekuatan (Force)
Mechanical stresses
Postur tubuh
Getaran
Temperatur
Tekanan yang disebabkan oleh keadaan luar
Hal ini adalah penting untuk memahami apakah suatu faktor resiko menjadi
penyebab atau bukan. Suatu faktor resiko tidaklah selalu menjadi suatu factor
penyebab dari MSDs. Karena lamanya waktu tidaklah mudah untuk memperlihatkan
suatu faktor resiko menjadi penyebab MSDs akan tetapi derajat faktor resiko
tersebutlah yang dapat menunjukkan MSDs. Dengan cara yang sama, suatu kasus
MSDs bisa dihubungkan dengan suatu faktor resiko yang merupakan suatu kombinasi
dari berbagai faktor resiko ataupun faktor tunggal.
Evaluasi menjadi hal utama dari berbagai kasus MSDs karena kemungkinan
terjadinya faktor resiko tersebut dapat terjadi diluar pekerjaan. Lebih lanjut, tidak
setiap orang yang terkena faktor resiko dapat berkembang menjadi MSDs. Maupun
orang-orang yang sama-sama terkena faktor resiko memiliki kombinasi dan derajat
keparahan sama, belum tentu memiliki respon reaksi yang sama. Meskipun demikian,
posisi tersebut. Terkadang dengan bermacam-macam tugas, kelompok otot
mempunyai periode aktivitas dengan periode istirahat tertentu, hal seperti ini yang
mungkin memberikan keuntungan untuk mengurangi terjadinya kemungkinan cedera.

4.B. PENCEGAHAN

Beberapa Cara Pencegahan Gangguan Muskuloskeletal :


1. Menggunakan kursi dental dengan system ergonomik atau kursi dental selalu
diatur dengan posisi yang mendukung postur yang tepat.
2. Usahakan agar posisi dokter gigi lebih dekat dengan pasien. Hindari postur yang
membungkuk yang menyebabkan rasa sakit pada punggung dan leher.
3. Menghindari kecenderungan dokter gigi untuk menyesuaikan posisi terhadap
pasien, namun usahakan pasien didudukkan sesuai dengan posisi yang benar bagi
dokter gigi.
4. Menghindari mengangkat siku atau lengan terlalu tinggi untuk mencegah otot
terlalu tegang.
5. Menyiapkan waktu untuk memposisikan pasien pada posisi horisontal
(terlentang) dengan sudut yang benar, pada saat melakukan perawatan untuk gigi
rahang atas, sedangkan posisi pasien setengah horisontal untuk perawatan gigi
rahang bawah.
6. Menggunakan bantal di bawah leher pasien untuk mempertahankan posisi
kepala yang benar selama melakukan perawatan gigi pada rahang atas.
7. Melakukan latihan yoga, meditasi, senam ringan, relaksasi otot dengan
pengurutan, mandi uap setelah melakukan kegiatan yang sangat menegangkan
otot.
8. Senantiasa melakukan perubahan posisi, agar tidak hanya dalam posisi menetap,
kaku dan hindari postur yang menetap dalam jangka waktu lama.
9. Menggunakan sarung tangan yang cocok, jangan terlalu cekat dan jangan juga
longgar, karena dapat mengakibatkan carpal tunnel syndrome (CTS).
10. Menggunakan dental-loupe untuk membantu penglihatan agar tidak terjadi
kelelahan pada mata.
11. Bilamana menerapkan four-handed dentistry dalam praktik, maka lakukan
dengan konsep yang benar, agar lebih efisien dan bermanfaat.
12. Sebaiknya dokter gigi menggunakan semacam korset (lumbosacral support) yang
berfungsi sebagai penyangga tulang belakang sewaktu merawat pasien.
13. Ada jeda waktu antara satu pasien dengan pasien lainnya agar dapat
mengistirahatkan otot
4.C. MACAM

Lokasi timbulnya gejala menjadi salah satu ciri adanya MSDs, seperti pada
tulang punggung, tangan dan pergelangan.
Sakit pada Tulang Belakang Bagian Bawah

Low back pain terjadi apabila ada penekanan pada daerah lumbal yaitu
L4 dan L5. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan posisi tubuh membungkuk
ke depan maka akan terjadi penekanan pada discus.Hal ini berhubungan
dengan posisi duduk yang janggal, kursi yang tidak ergonomis, dan peralatan
lainnya yang tidak sesuai dengan antopometri pekerja.

Hal lain yang terpisah tetapi terkait dengan sakit tulang belakang
bagian bawah adalah cedera tulang belakang. Ini biasanya terjadi secara akut,
peristiwa mendadak sakit tulang belakang atau penyakit pegal pada
pinggang berhubungan dengan suatu peristiwa yang spesifik. Cedera seperti
itu pada umumnya tidak dianggap sebagai MSDs yang di hubungkan daengan
gerakan berulang. Meskipun demikian, ada juga cedera seperti itu yang
menyebabkan rasa sakit apabila melakukan gerakan berulang tertentu.

Perawatan dari sakit tulang belakang bagian bawah ini harus


dibedakan untuk masing-masing pasien. Karena penyebab timbulnya rasa
sakit pada tiap-tiap pasien itu berbeda-beda. Sementara ada bukti ilmiah yang
mendukung intervensi spesifik, seperti koreksi postur tubuh, posisi tubuh
pasien, latihan umum dan teknik-teknik fisioterapi spesifik yang mungkin
akan sangat bermanfaat.

Sakit pada Tulang Belakang Bagian Atas


Tulang thorax (thoracic spine) dirancang untuk mendukung organ
penting didalamnya dan sangat kuat. Jarang sekali mengalami gejala-gejala
degeneratif karena pergerakannya kecil dan sangat stabil. Meski struktur-
struktur dari tulang belakang jarang cedera, tetapi beberapa kondisi-kondisi
seperti osteoporosis dapat mempengaruhi kondisi spesifik seperti tekanan
yang mematahkan. Tulang thorax sering dilibatkan dalam skoliosis yang
idiopatik atau kebongkokan. Hal ini kemudian dapat berkembang menjadi
kondisi yang menyakitkan, meski sumber dan penyebab yang tepat sering kali
belum jelas.
Mungkin hal tersebut merupakan penyebab yang sering timbul pada
bagian pertengahan tulang belakang, tetapi sekali lagi sangatlah sulit untuk
dapat mendiagnosa dengan tepat nyeri otot dari otot-otot postural dan otot-
otot tulang belikat. Kontribusi dari postur yang abnormal, postur statis,
kekuatan dan daya tahan yang lemah dan menyeluruh mempengaruhi keadaan
individu dan perlu untuk diperhitungkan. Beberapa usaha rehabilitasi harus
melibatkan otot-otot yang besar, termasuk peregangan, latihan-latihan
penguatan, aktivitas fungsional, dan perhatian pada postur tubuh.

Sakit pada Tangan dan Pergelangan tangan


MSDs dari tangan dan pergelangan tangan dapat terjadi dalam
bermacam-macam bentuk seperti, kelainan trauma kumulatif, cedera karena
ketegangan, trauma mikro karena pekerjaan berulang, sindrom penggunaan
berlebih, sindrom terowongan karpus (carpal tunnel syndrome) dan kelainan
karena tekanan yang berulang. Hal dominan yang menjadi penyebab kelainan
gerakan berulang adalah gerakan-gerakan pembelokan dan perluasan dari
pergelangan tangan dan jari-jari. Secara kronis gerakan berulang tersebut
terutama pada posisi pinch menjadi penyebab terbanyak. Hal umum lain yang
menyokong faktor-faktor terjadinya cedera pada tangan dan pergelangan
tangan termasuk gerakan-gerakan di mana pergelangan tangan itu
menyimpang dari posisi netral menjadi posisi yang abnormal ataupun tidak
biasa; bekerja untuk periode waktu yang lama tanpa istirahat atau pertukaran
otot-otot tangan dan lengan bawah; tekanan mekanik pada persarafan dari
genggaman pada tepi tajam dari instrument, pekerjaan yang membutuhkan
kekuatan berlebih dan memperluas penggunaan dari instrument-instrument
yang bergetar seperti dental handpieces.

LO 5 MAHASISWA MAMPU MEMAHAMI DAN MENJELASKAN


HUBUNGAN PRINSIP ERGONOMIS DENGAN KESELAMATAN KERJA

Anda mungkin juga menyukai

  • DRG Dwi Warna
    DRG Dwi Warna
    Dokumen33 halaman
    DRG Dwi Warna
    Dianita Rahma
    Belum ada peringkat
  • KUESIONER
    KUESIONER
    Dokumen2 halaman
    KUESIONER
    Dianita Rahma
    Belum ada peringkat
  • Lo Nomer 3
    Lo Nomer 3
    Dokumen8 halaman
    Lo Nomer 3
    Dianita Rahma
    Belum ada peringkat
  • BM Lo
    BM Lo
    Dokumen2 halaman
    BM Lo
    Dianita Rahma
    Belum ada peringkat
  • Fluoride
    Fluoride
    Dokumen28 halaman
    Fluoride
    LarasatiPuspitaningrum
    Belum ada peringkat
  • OM SK 3
    OM SK 3
    Dokumen1 halaman
    OM SK 3
    Dianita Rahma
    Belum ada peringkat
  • PERILAKU Sehat
    PERILAKU Sehat
    Dokumen13 halaman
    PERILAKU Sehat
    Arum Kartika Dewi
    Belum ada peringkat
  • Skenario 4.2
    Skenario 4.2
    Dokumen1 halaman
    Skenario 4.2
    Dianita Rahma
    Belum ada peringkat
  • BM Lo
    BM Lo
    Dokumen2 halaman
    BM Lo
    Dianita Rahma
    Belum ada peringkat
  • Dasar Filsafat
    Dasar Filsafat
    Dokumen2 halaman
    Dasar Filsafat
    Dianita Rahma
    Belum ada peringkat
  • Anestesi
    Anestesi
    Dokumen27 halaman
    Anestesi
    Dianita Rahma
    Belum ada peringkat
  • Pencabutan Gigi Anak
    Pencabutan Gigi Anak
    Dokumen14 halaman
    Pencabutan Gigi Anak
    Dianita Rahma
    Belum ada peringkat
  • Cover + Daftar Isi
    Cover + Daftar Isi
    Dokumen3 halaman
    Cover + Daftar Isi
    Dianita Rahma
    Belum ada peringkat
  • Indikasi
    Indikasi
    Dokumen9 halaman
    Indikasi
    Dianita Rahma
    Belum ada peringkat
  • Pulpek Vital
    Pulpek Vital
    Dokumen4 halaman
    Pulpek Vital
    Dianita Rahma
    Belum ada peringkat
  • Makalah Surveilans
    Makalah Surveilans
    Dokumen16 halaman
    Makalah Surveilans
    Dianita Rahma
    Belum ada peringkat
  • Dianita Sk6
    Dianita Sk6
    Dokumen4 halaman
    Dianita Sk6
    Dianita Rahma
    Belum ada peringkat
  • Skenario 5 Stepn1-5
    Skenario 5 Stepn1-5
    Dokumen6 halaman
    Skenario 5 Stepn1-5
    Dianita Rahma
    Belum ada peringkat
  • Sampling
    Sampling
    Dokumen6 halaman
    Sampling
    Dianita Rahma
    Belum ada peringkat
  • OM SK 3
    OM SK 3
    Dokumen1 halaman
    OM SK 3
    Dianita Rahma
    Belum ada peringkat
  • Pedo Skill Lab
    Pedo Skill Lab
    Dokumen2 halaman
    Pedo Skill Lab
    Dianita Rahma
    Belum ada peringkat
  • DRG Zainul
    DRG Zainul
    Dokumen18 halaman
    DRG Zainul
    Dianita Rahma
    Belum ada peringkat
  • Nilai Dan Norma 098
    Nilai Dan Norma 098
    Dokumen34 halaman
    Nilai Dan Norma 098
    Eka Aprillia
    75% (8)
  • Obat & Manifestasinya Di RM
    Obat & Manifestasinya Di RM
    Dokumen16 halaman
    Obat & Manifestasinya Di RM
    Dianita Rahma
    Belum ada peringkat
  • SK 3 Sistemik DM Kelompok 4
    SK 3 Sistemik DM Kelompok 4
    Dokumen32 halaman
    SK 3 Sistemik DM Kelompok 4
    Dianita Rahma
    Belum ada peringkat
  • Pedo
    Pedo
    Dokumen3 halaman
    Pedo
    Dianita Rahma
    Belum ada peringkat
  • Laporan Ortho
    Laporan Ortho
    Dokumen31 halaman
    Laporan Ortho
    Dianita Rahma
    Belum ada peringkat
  • Macam-Macam Syok
    Macam-Macam Syok
    Dokumen22 halaman
    Macam-Macam Syok
    Dianita Rahma
    Belum ada peringkat
  • Hubungan Kehamilan Dan Penyakit Periodontal
    Hubungan Kehamilan Dan Penyakit Periodontal
    Dokumen18 halaman
    Hubungan Kehamilan Dan Penyakit Periodontal
    Dianita Rahma
    Belum ada peringkat