Seorang dokter gigi membuka praktek mandiri dan bekerja merawat gigi
pasien sendiri, tanpa dibantu asisten. Pasien yang dating berobat tiap hari sangat
banyak. Suatu hari dia mengeluhkan sakit di daerah bahu dan punggung hingga dia
tidak dapat beraktivitas normal. Hasil pemeriksaan dokter diketahui bahwa dia
menderita musculoskeletal disorders sehingga harus istirahat dan menjalani
perawatan. Saran dokter yang merawat, dokter gigi tersebut agar selalu beraktivitas
dengan posisi yang ergonomis dan bekerja merawat gigi secara four handed dentistry.
LANGKAH 1
KLARIFIKASI ISTILAH
1. Ergonomis
Ergonomis merupakan suatu hubungan antara manusia dengan lingkungan
kerjanya dan pengaturan sistem kerja yang aman, nyaman dan sehat untuk
pekerja. Berfungsi mencegah gangguan musculoskeletal disorder dan cedera
bagi para pekerja.
2. Musculoskeletal Disorder
Musculoskeletal Disorder merupakan suatu cedera yang mengenai organ
skeletal seperti lengan, bahu, leher dan tulang punggung oleh karena kerja
yang berlangsung lama. Selain skeletal, musculoskeletal disorder juga
mengenai musculus-musculus karena tekanan-tekanan yang berlangsung lama
pada otot, seperti otot tangan.
3. Four Handed Dentistry
Prinsip kerja four handed dentistry adalah dokter gigi dan asisten bekerja
dalam tim untuk melakukan tindakan yang telah direncanakan, dengan
maksud meningkatkan efisiensi kerja, menghemat waktu dan mengurangi
stress saat kerja.
4. Manajemen Praktek
Alokasi ruangan meliputi penataan alat untuk menciptakan rasa nyaman untuk
pasien dan operator.
LANGKAH 2
RUMUSAN MASALAH
LANGKAH 3
KERANGKA KONSEP
7. Apa saja faktor yang termasuk dalam sistem kerja yang ergonomis?
Terjawab pada no. 1 dan 5
8. Apakah ada keluhan-keluhan lain selain pada bahu dan punggung sehingga
dokter gigi tidak bisa bekerja secara normal?
- Nyeri sendi di siku karena tekanan tetap pada posisi tangan yang statis
- Rasa sakit di leher karena menduduk terlalu lama dengan posisi miring
untuk melihat kasus yang dikerjakan.
- Tangan atau jari dokter gigi karena tekanan instrument bur yang
digunakan cenderung panas sehingga dapat menyebabkan musculoskeletal
disorder.
- Rasa nyeri pada pinggang karena melakukan perawatan dilakukan berdiri.
- Kelelahan otot mata.
9. Apa saja macam-macam dari musculoskeletal disorder?
Terjawab pada no. 8
LANGKAH 4
PETA KONSEP
Praktek
Dokter Gigi
Manajemen
Praktek
Dokter Gigi
Prinsip Bekerja
Ergonomis Four
Handed
Ya Tidak
Dentistry
Peraturan PosisiMusculoskel
Ruangan etal
Disorder
LANGKAH 5
TUJUAN PEMBELAJARAN
LANGKAH 7
PEMBAHASAN
1. A. PERALATAN
1. B. RUANGAN
1. C. POSISI
Posisi pasien
Posisi pasien yang ideal adalah posisi supine. Kursi diatur sehingga
pasien hampir sejajar dengan lantai dan punggung kursi sedikit dinaikkan.
Kepala pasien harus berada dekat puncak sandaran kursi.
Posisi pasien pada perawatan kwadran kiri dan kanan rahang atas
harus sehorisontal mungkin. Sedangkan pada kwadran kiri rahang bawah,
pasien harus berbaring di kursi dengan posisi sandaran kursi 30 o dari bidang
horizontal. Untuk kwadran kanan rahang bawah, pasien harus berbaring
dengan sudut 40o dari bidang horizontal.
Posisi dokter gigi
Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam sikap kerja duduk dan berdiri
secara dinamis adalah sebagai berikut (Grandjean, 1988) :
a.Sikap kerja berdiri diupayakan posisi badan tegak, pusat beban tubuh (central
of gravity) dalam membawa beban/benda tidak membuat badan bungkuk,
posisi tangan membawa benda tidak lebih dari 90o pada beban yang berat.
b.Sikap kerja duduk pada kursi, diupayakan posisi tulang belakang tegak, kursi
kerja sesuai dengan antropometri. Tinggi dan kedalaman kursi yang
dipergunakan adalah sesuai dengan antropometri pemakai. Tinggi kursi seuai
dengan tinggi poplitea pada persentil 50. Kedalaman kursi disesuaikan
dengan persentil 50 dari jarak pantat poplitea. Lebar kursi disesuaikan
dengan persentil 50 dari lebar pantat. Tinggi meja kerja sesuai dengan tinggi
siku posisi duduk. Posisi tangan tidak lebih dari 90o terhadap lengan berada
di atas objek kerja.
c.Kursi objek (pasien) bisa atur atau dinaik turunkan sesuai dengan kebutuhan
dokter gigi, sehingga dokter gigi melakukan kerja dengan posisi yang
nyaman sesuai dengan kaidah ergonomi.
Dalam konsep four handed dentistry ini, suatu praktik dokter gigi terdiri dari
dokter gigi dan asisten. Dokter gigi dan asisten ini memiliki keterampilan masing-
masing sehingga dalam melaksanakan tugasnya dapat mencapai tujuan tujuan yang
diharapkan.
Sistem
Sistem four handed dentistry meliputi posisi komponen (dokter gigi dan
asisten), peran komponen yang dihubungkan dengan tata letak peralatan di dental
unit dan posisi pasien dalam suatu praktik dokter gigi.
Berikut ini pembagian posisi kerja dokter gigi dan perawat gigi, yang dibagi
menjadi 4 zona :
A. Static zone arah jam 11 2 merupakan zona tanpa pergerakan dokter gigi
maupun perawat gigi. Serta merupakan zona yang tidak terlihat oleh pasien.
Sehingga dapat digunakan untuk meletakkan mobile cabinet dan alat alat
yang mungkin dapat membuat takut pasien.
B. Assistants zone arah jam 2 4 merupakan zona pergerakan perawat gigi.
C. Operators zone arah jam 8 11 merupakan zona pergerakan dokter gigi.
D. Transfer zone arah jam 4 8 merupakan zona dimana alat dipertukarkan
antara dokter gigi dan perawat gigi.
4. A. PENYEBAB
Etiologi MSDs.
Pada dasarnya etiologi dari musculoskeletal disorder sulit ditentukan, namun ada
beberapa faktor penyebab yang dapat menyebabkan terjadinya musculoskeletal
disorder :
1. Pengulangan gerakan yang terus menerus
2. Kekuatan yang berlebihan sehingga menyebabkan kelelahan dan
menimbulkan rasa nyeri otot.
3. Sikap kerja selama melakukan pekerjaan
Adanya faktor-faktor tersebut tidak berdiri sendiri dan secara langsung
menyebabkan musuloskeletal disorder melainkan saling berkaitan, serta lamanya
waktu dan besar kecilnya derajat faktor resiko tersebut juga sangat mempengaruhi
terjadinya musculoskeletal disorder.
Faktor resiko:
Walaupun faktor penyebab kasus MSDs sangat sulit untuk ditentukan akan
tetapi faktor resiko memberikan ciri yang khas dan dapat dilihat dalam bidang studi
ergonomik. Faktor resiko tersebut meliputi:
Umur
Menurut Guo et al pada umumnya keluhan MSDS mulai dirasakan pada umur
35-65 tahun. Hal ini teerjadi karena kekuatan otot dan ketahanan otot mulai
menurun sehingga resiko terjadinya kelelahan otot meningkat
Jenis kelamin
Menurut Astrand (1996) menjelaskan bahwa kekuatan otot wanita hanya
sekitar 2/3 dari kekuatan otot laki-laki. Sehingga perbandingan keluhan otot
antara pria : wanita =1:3
Kebiasaan merokok
Hal ini berkaitan erat dengan kesegaran tubuh, bila seseorang merokok akan
dapat menurunkan kesegaran tubuh seseorang. Sehingga akan mudah lelah
karena kandungan oksigen dalam darah rendah, pembakaran karbohidrat
terhambat, terjadi tumpukan asam laktat dan akhirnya timbu; rasa nyeri.
Ukuran Tubuh
Berat badan dan tinggi badan merupakan faktor yang dapat menyebabkan
terjadinya keluhan MSDS meskipun pengaruhnya relatif kecil. Seseorang
yang gemuk mempunyai risiko 2.5 lebih tinggi daripada orang yang kurus.
Kebiasaan tubuh yang salah
Kebiasaan tubuh yang salah seperti mengangkat siku lengan, memutar atau
menengokkan kepala dan menaikkan posisi bahu tanpa sebab akan
meningkatkan resiko terjadinya muskuloskeletal disorder (MSDs).
Pengulangan gerakan yang terus menerus
Kekuatan (Force)
Mechanical stresses
Postur tubuh
Getaran
Temperatur
Tekanan yang disebabkan oleh keadaan luar
Hal ini adalah penting untuk memahami apakah suatu faktor resiko menjadi
penyebab atau bukan. Suatu faktor resiko tidaklah selalu menjadi suatu factor
penyebab dari MSDs. Karena lamanya waktu tidaklah mudah untuk memperlihatkan
suatu faktor resiko menjadi penyebab MSDs akan tetapi derajat faktor resiko
tersebutlah yang dapat menunjukkan MSDs. Dengan cara yang sama, suatu kasus
MSDs bisa dihubungkan dengan suatu faktor resiko yang merupakan suatu kombinasi
dari berbagai faktor resiko ataupun faktor tunggal.
Evaluasi menjadi hal utama dari berbagai kasus MSDs karena kemungkinan
terjadinya faktor resiko tersebut dapat terjadi diluar pekerjaan. Lebih lanjut, tidak
setiap orang yang terkena faktor resiko dapat berkembang menjadi MSDs. Maupun
orang-orang yang sama-sama terkena faktor resiko memiliki kombinasi dan derajat
keparahan sama, belum tentu memiliki respon reaksi yang sama. Meskipun demikian,
posisi tersebut. Terkadang dengan bermacam-macam tugas, kelompok otot
mempunyai periode aktivitas dengan periode istirahat tertentu, hal seperti ini yang
mungkin memberikan keuntungan untuk mengurangi terjadinya kemungkinan cedera.
4.B. PENCEGAHAN
Lokasi timbulnya gejala menjadi salah satu ciri adanya MSDs, seperti pada
tulang punggung, tangan dan pergelangan.
Sakit pada Tulang Belakang Bagian Bawah
Low back pain terjadi apabila ada penekanan pada daerah lumbal yaitu
L4 dan L5. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan posisi tubuh membungkuk
ke depan maka akan terjadi penekanan pada discus.Hal ini berhubungan
dengan posisi duduk yang janggal, kursi yang tidak ergonomis, dan peralatan
lainnya yang tidak sesuai dengan antopometri pekerja.
Hal lain yang terpisah tetapi terkait dengan sakit tulang belakang
bagian bawah adalah cedera tulang belakang. Ini biasanya terjadi secara akut,
peristiwa mendadak sakit tulang belakang atau penyakit pegal pada
pinggang berhubungan dengan suatu peristiwa yang spesifik. Cedera seperti
itu pada umumnya tidak dianggap sebagai MSDs yang di hubungkan daengan
gerakan berulang. Meskipun demikian, ada juga cedera seperti itu yang
menyebabkan rasa sakit apabila melakukan gerakan berulang tertentu.