Anda di halaman 1dari 3

Penerapan ragam hias tapestry

Tapestri adalah sebuah teknik membuat karya tekstil dengan cara menenun benang-benang,
serta-serat, dan bahan lain. Teknik tapestri memiliki kesamaan dengan merajut. Media yang
digunakan berupa benang, sabut kelapa, kain, kertas yang digulung kecil, serta benda lain. Pada
kehidupan sehari-hari tapestri dijumpai pada keset kaki, gantungan pot bunga, ikat pinggang,
taplak meja, dan syal. Kata Tapestri diambil dari bahasa Perancis Tapiesserie yang berarti
penutup lantai atau bahasa Latin Tapestrum, sejenis sulaman yang memiliki banyak teknik.
Sebagai benda seni tapestri dapat dilihat berupa hiasan dinding dan sebagai benda pakai tapestri
dapat berupa korden, permadani atau karpet, dan keset. Struktur bentuk tapestri terdiri dari
tenunan benang lungsi dan pakan yang dibuat menjadi barang atau benda seni tertentu. Benang
lungsi adalah jalinan benang-benang yang menghadap kearah vertikal sedangkan benang-benang
pakan adalah benang yang mengarah horisontal dan menjadi bagian dari benang yang
membentuk bidang gambar tertentu.

Tapestri bisa digolongkan kedalam teknik tenun, dimana tapestri juga punya benang lungsi
(benang vertikal pada kain) dan benang pakan (benang horizontal pada kain). Beda tenun dan
tapestri terletak pada tapestri benang lungsi hanya sebagai alat bantu, bukan pembentuk utama
pada kain, sedangkan benang pakan-nya, menjadi bentuk utama pada karya tapestri. Pada tenun
lungsi dan pakan merupakan satu kesatuan utuh pembentuk kain, keduanya seimbang.
Keindahan dari karya tapestri dapat dilihat dari penggunaan unsur-unsur garis, warna dan
bidang pada pola-pola gambar dan bahan-bahan pendukung lainnya seperti manik-manik dari
kayu atau logam dan tebal tipisnya benang. Keindahan dan keunikan dari karya tapestri perlu
juga diperhatikan faktor komposisi, proporsi, keseimbangan, irama dan kesatuan dari masingmasing bagian karya tapestri.

Bahan dan Alat Tenun Tapestri


1. Alat Tenun Tapestri
Bentangan (Spanram). Alat spanram digunakan untuk mengaitkan benang lungsi dan
jalinan pakan yang membentuk corak atau motif tenunan. Spanram dapat dibuat dengn bahan
kayu yang salah satu sisi yang berhadapan diberikan paku dengan ukuran 1 cm antar pakunya.
Gunting. Alat gunting digunakan untuk memotong sisa benang dan bahan-bahan yang
berlebih dan tidak terpakai.
Sisir. Sisir digunakan untuk merapatkan benang-benang yang sudah ditenun sampai
mendapatkan kerapatan yang baik.
Paku Penggulung. Fungsi paku penggulung digunakan untuk menyisipkan benang pakan
pada benang lungsi sehingga membentuk corak atau motif tertentu.
Jarum pipih kayu berfungsi untuk memasukan benang pakan.

Alat Tenun Tapestri

2. Bahan
Bahan-bahan tenun Tapestri adalah sebagai berikut :
Benang Wol beraneka warna sesuai dengan ragam hias yang akan dibuat. Benang wol ada
beberapa macam misalnya Crewel wool biasanya digunakan di atas kanvas atau kain strimin
untuk membuat keset, karpet dan tas. Tapestry wool biasanya digunakan untuk membuat hiasan
dinding, tas dan sampul buku.
C. Teknik Tapestri
Ragam hias dengan menggunakan teknik tapestri dilakukan dengan menenun benang pakan
pada benang lungsi yang dikaitkan pada bentangan kayu yang disebut spanram. Spanram
digunakan sebagai alat untuk menunjang benang lungsi dan pakan yang menjadi elemen
pembentuk ragam hias. Beberapa tahapan dalam membuat ragam hias dengan teknik tapestri
adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan Desain Ragam Hias
Desain berupa gambar dengan tema tertentu, misalnya gambar kepala harimau. Desain dibuat
untuk mempermudah dalam membuat tenunan. Desain ini merupakan model yang akan dibuat
ke dalam tenunan tapestri.
2. Menenun
Tenun tapestri terdiri dari benang lungsi sebagai dasar dan jalinan benang pakan yang memberi
ragam hiasnya. Jalinan benang lungsi dan pakan akan menyatu dalam satu bentuk ragam hias.
Ada dua macam teknik dalam tenunan tapestri antara lain :

Teknik tenun simetris. Teknik tenun tapestri menggunakan teknik tenun simetris yaitu
teknik dengan memasukkan benang pakan sejajar dengan tenunan benang pakan lainnya dan
terkait diantara benang lungsi sehingga membentuk ragam hias.

Teknik tenun a-simetris. Penggunaan teknik a-simetris yaitu teknik menenun dengan
benang pakan ditenun menyilang pada benang lungsinya dan dilakukan berulang-ulang sesuai
dengan desain ragam hias yang di buat.
Tenun tapestri juga terdapat sambungan antar benang-benangnya. Benang yang disambung
umumnya terdapat pada benang pakannya, karena pada benang pakan merupakan unsur
pembentuk ragam hiasnya.
Sulaman Trapestry
Pada awalnya sulaman ini dikenal untuk memberikan efek atau tekstur pada suatu kain. Sejalan
dengan perkembangan teknologi dan sains, sulaman ini tidak hanya untuk mendapatkan tekstur,
tetapi juga untuk memperoleh serta memperindah suatu benda.
Pada sulaman tapestry di samping motifnya yang disulam, seluruh permukaan kain dasar
disulam dengan warna yang dapat menjadi latar belakang dari motifnya. Jenis tusuk hias yang

digunakan umumnya tusuk lurus biasa, tetapi bisa dibuat horizontal, vertikal dan diagonal serta
kombinasi dari ketiganya. Pemilihan warna sangat penting, karena kombinasi warna yang tepat
akan dapat menghidupkan motif yang akan ditampilkan. Bentuk motif tapestry pada umumnya
diambil dari bentuk geometris, tetapi berkembang menjadi bentuk stilasi atau renggaan dari
bentuk daun, bunga, dan hewan.
Alat dan Bahan

Kain. Kain yang biasa digunakan untuk sulaman tapestry adalah sejenis kain bagi, artinya
serat kain tersebut dapat dihitung atau kain yang tenunannya jarang. Jenis kain tersebut adalah
kain strimin. Khusus untuk sulaman tapestry strimin yang digunakan adalah strimin plastik
baik yang berlubang kecil ataupun besar. Strimin plastik berlubang kecil tenunannya rapuh
sehingga mudah putus, berbeda dengan strimin plastik berlubang besar karena di samping
agak besar juga tebal sehingga kuat dan tidak mudah putus.
Benang Sulam. Benang sulam yang dapat digunakan untuk membuat sulaman tapestry
tersedia dalam berbagai macam dan warna. Pemilihan jenis dan warna benang disesuaikan
dengan jenis strimin yang akan dipakai serta desain motif hias tapestry yang akan dibuat atau
juga dapat dikombinasikan dari berbagai jenis dan warna benang. Benang yang dapat
dipergunakan untuk pembuatan sulaman tapestry bermacam-macam seperti benang wool,
kinlon, katun, linen atau benang logam, tetapi yang paling bagus adalah benang wool dan
benang kinlon.
Jarum Tapestry. Jarum untuk sulaman tapestry adalah jarum yang bermata besar
sehingga dapat memudahkan memasukkan benang, bentuknya pun agak besar dan ujung
jarum dibuat tumpul agar pada saat digunakan, jarum tidak merusak kain.
Macam-macam Tusuk Tapestry
Tusuk tapestry pada dasarnya terdiri atas 5 macam tusuk dasar (Basic Technique) yaitu tusuk
silang (crossed stiches), tusuk lurus mendatar atau menurun (straight stiches), tusuk diagonal
(diagonal stiches), tusuk ikal (looped stiches), dan tusuk bintang (star stiches).
Stik Silang (crossed stiches) Stik silang dapat divariasikan menjadi stik beras atau
dikombinasikan antara stik silang dengan stik lurus dan dikerjakan secara bertumpuk sehingga
menghasilkan tekstur yang tebal.Stik Lurus (Straight Stick)
Stik Dagonal (Diagonal Stick)
Stik Bintang (Star Stiches)
Stik Ikal (looped stiches)
Stik Mengikuti Bentuk (Leaves and Flower

Anda mungkin juga menyukai