PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
1.2 Definisi
Etiologi dari tension headache ini belum diketahui secara pasti, namun
diduga disebabkan oleh beberapa faktor pencetus antara lain adalah cahaya yang
menyilaukan, stres psikososial, kecemasan, depresi, stres otot, marah, terkejut,
serta penggunaaan obat untuk tension headache yang berlebihan (drug overuse
analgesia) .
1.5 Klasifikasi
1. TTH episodik yang infrekuen
A. TTH infrekuen yang berhubungan dengan nyeri tekan perikranial
B. TTH infrekuen yang tidak berhubungan dengan nyeri tekan perikranial
2. TTH episodik yang frekuen
A. TTH episodik yang frekuen berhubungan dengan nyeri tekan perikranial
B. TTH episodik yang frekuen yang tidak berhubungan dengan nyeri tekan
perikranial
3. Chronic TTH (CTTH)
A. CTTH yang berhubungan dengan nyeri tekan perikranial
B. CTTH yang tidak berhubungan dengan nyeri tekan perikranial
4.Probable TTH
KRITERIA DIAGNOSTIK
1. TTH episodik yang infrekuen
A. Paling sedikit terdapat 10 episode serangan dengan rata-rata <1 hari /
bulan (< 12 hari / tahun) dan memenuhi kriteria B-D
B. Nyeri kepala berlangsung dari 30 menit sampai 7 hari
C. Nyeri kepala paling tidak terdapat 2 gejala khas :
1. Lokasi bilateral
D.
E.
2.
perikranial
A. Memenuhi kriteria A-E dari TTH episodik yang infrekuen
B. Nyeri tekan perikranial meningkat pada palpasi manual
3. TTH episodik yang infrekuen tidak berhubungan dengan nyeri tekan
perikranial
A. Memenuhi kriteria A-E dari TTH episodik yang infrekuen
B. Nyeri tekan perikranial tidak meningkat
4. TTH episodik yang frekuen
A. Paling tidak terdapat 10 episode serangan dalam 1-15 hari/bulan
selama paling tidak 3 bulan ( 12-180 hari / tahun) dan memenuhi
kriteia B-D.
B. Nyeri kepala berlangsung selama 30 menit sampai 7 hari.
C. Nyeri kepala paling tidak terdapat 2 gejala khas :
1. Lokasi bilateral
2. Menekan/mengikat (tidak berdenyut)
3. Intensitasnya ringan dan sedang
4. Tidak diperberat oleh aktifitas rutin seperti berjalan atau naik
tangga
D. Tidak didapatkan :
Mual dan muntah
Lebih dari satu keluhan : fotofobia atau fonofobia
E. Tidak berkaitan dengan kelainan yang lain.
5. TTH episodik yang frekuen berhubungan dengan nyeri tekan
perikranial
A. Termasuk dalam kriteria A-E dari TTH episodik yang frekuen
B. Meningkatnya nyeri tekan perikranial pada palpasi normal.
1.6. Patofisiologi
Patofisiologi
dari
TTH
sangat
kompleks
dan
banyak
faktor
yang
mempengaruhinya, baik dari faktor sentral maupun perifer. Pada penderita TTH
didapati gejala yang menonjol yaitu nyeri tekan yang bertambah pada palpasi
jaringan miofascial perikranial. Impuls nosiseptif dari otot perikranial yang
menjalar ke kepala mengakibatkan timbulnya nyeri kepala dan nyeri yang
bertambah pada daerah otot maupun tendon tempat insersinya .
TTH adalah kondisi stres mental, nonfisiologikal motor stres, dan
miofasial lokal yang melepaskan zat iritatif ataupun kombinasi dari ke tiganya
yang menstimuli perifer kemudian berlanjut mengaktivasi struktur persepsi
supraspinal pain, kemudian berlanjut lagi ke sentral modulasi yang masingmasing individu mempunyai sifat self limiting yang berbeda-beda dalam hal
intensitas nyeri kepalanya .
Nyeri miofascial adalah suatu nyeri pada otot bergaris termasuk juga
struktur fascia dan tendonnya. Dalam keadaan normal nyeri miofascial di
mediasi oleh serabut kecil bermyelin (Aoc) dan serabut tak bermyelin (C),
sedangkan serabut tebal yang bermyelin (A dan AB) dalam keadaan normal
mengantarkan sensasi yang ringan/ tidak merusak (inocuous). Pada rangsang
noxious dan inocuous, seperti misalnya proses iskemik, stimuli mekanik, maka
mediator kimiawi terangsang dan timbul proses sensitisasi serabut Aoc dan
serabut C yang berperan menambah rasa nyeri tekan pada tension type headache
.
Dulu dianggap bahwa kontraksi dari otot kepala dan leher yang dapat
menimbulkan iskemik otot sangatlah berperan penting dalam tension type
headache sehingga pada masa itu sering juga disebut muscle contraction
headache. Akan tetapi pada akhir-akhir ini pada beberapa penelitian yang
menggunakan EMG (elektromiografi) pada penderita tension type headache
ternyata hanya menunjukkan sedikit sekali terjadi aktifitas otot, yang tidak
mengakibatkan iskemik otot, jika meskipun terjadi kenaikan aktifitas otot maka
akan terjadi pula adaptasi protektif terhadap nyeri. Peninggian aktifitas otot
itupun bisa juga terjadi tanpa adanya nyeri kepala.
Nyeri myofascial dapat di dideteksi dengan EMG jarum pada miofascial
trigger point yang berukuran kecil, hanya beberapa milimeter saja (tidak
terdapat pada semua otot). Mediator kimiawi substansi endogen seperti
serotonin( dilepas dari platelet), bradikinin( dilepas dari belahan precursor
plasma molekul kallin) dan kalium (yang dilepas dari sel otot), substance P dan
Calcitonin Gene Related Peptide dari aferens otot berperan sebagai stimulan
sensitisasi terhadap nosiseptor otot skelet. Jadi pada saat ini yang dianggap lebih
berperan adalah nyeri miofascial terhadap timbulnya TTH .
Untuk jenis TTH episodik biasanya terjadi sensitisasi perifer terhadap
nosiseptor, sedang yang jenis kronik berlaku sensitisasi sentral. Proses kontraksi
otot sefalik secara involunter, berkurangnya supraspinal descending pain
inhibitory activity, dan hipersensitivitas supraspinal terhadap stimuli nosiseptif
amat berperan terhadap timbulnya nyeri pada tension headache. Semua nilai
ambang pressure pain detection, thermal & electrical detection stimuli akan
menurun di sefalik maupun ekstrasefalik. Metode palpasi manual untuk
memeriksa nyeri kepala dengan cara palpasi secara cepat bialteral dengan
memutar jari kedua dan ketiga ke otot yang diperiksa. Nyeri tekan yang
terinduksi dinilai dengan skor Total Tenderness Scoring System.
1.7. Manifestasi Klinis
Gejala-gejala yang dapat timbul pada tension headache adalah nyeri
kepala yang dirasakan seperti kepala berat, pegal seperti diikat tali yang
melingkari kepala, kencang dan menekan. Kadang-kadang disertai nyeri kepala
yang berdenyut. Bila berlangsung lama, pada palpasi dapat ditemukan daerahdaerah yang membenjol, keras dan nyeri tekan. Dapat pula disertai gejala mual,
kadang-kadang muntah, vertigo, lesu, sukar tidur, mimpi buruk, sering
dari nyeri kepala ini dapat kontinyu menetap sampai berminggu-minggu atau
berbulan-bulan. Penderita dapat melaporkan tak pernah sembuh dari nyeri
kepalanya. Namun selama perjalanan yang panjang itu intensitas nyerinya dapat
menyusut dan mengembang dari jam ke jam. Frekuensi nyeri akan dilaporkan
setiap hari, ters menerus dan tak pernah bebas nyeri kepala, pola temporalnya
disebut pola undulasi (bergelombang), dimana nyeri menetap kontinyu,
periodisitasnya tak jelas dan awitannya tidak paroksismal .
1.8. Diagnosis
Mengingat diagnosis nyeri kepala sebahagian besar didasarkan atas
keluhan, maka anamnesis memegang peranan penting. Dalam praktek seharihari, jenis nyeri kepala yang paling sering adalah nyeri kepala tipe tegang atau
sering disebut tension-type headache (TTH). Dari anamnesis, biasanya gejala
terjadinya TTH terjadi setiap hari dan terjadi dalam 10 kali serangan dalam satu
hari. Durasi atau lamanya TTH tersebut dapat terjadi selama antara 30 menit
sampai dengan 7 hari. Nyerinya dapat bersifat unilateral atau bilateral, dan pada
TTH tidak adanya pulsating pain serta
intensitas TTH biasanya bersifat ringan. Pada TTH pun terdapat adanya mual,
muntah dan kelaian visual seperti adanya fonofobia dan fotofobia.
Pemeriksaan tambahan pada TTH adalah pemeriksaan umum seperti tekanan
darah, fungsi cirkulasi, fungsi ginjal, dan pemeriksaan lain seperti pemeriksaan
neurologi (pemeriksaan saraf cranial, dan intracranial particular), serta
pemeriksaan lainnya, seperti pemeriksaan mental status. Pemeriksaan lainnya
1.10. Pencegahan
Pencegahan yang dilakukan pada nyeri kepala Tension Headache ini
dapat berupa teknik relaksasi pencegahan dan penghindaran situasi stress. Pada
beberapa orang, suatu pengobatan sehari dapat membantu, secara khas dapat
digunakan Trisiklik antidepresan, bahkan untuk orang-orang tanpa depresi.
Pencegahan lain meliputi penggunaan bantal yang berbeda atau
mengubah posisi tidur, posisi saat membaca harus benar, saat bekerja atau
melakukan aktivitas lain yang dapat menyebabkan sakit kepala. Latihan leher
dan bahu harus sering terutama saat mengetik, menggunakan computer atau
pekerjaan lain. Selain itu juga harus cukup tidur dan istirahat atau pemijitan otot
dapat mengurangi sakit kepala. Mandi atau berendam air panas/dingin dapat
membebaskan sakit kepala untuk sebagian orang .
Nyeri kepala Tegang Tension Headache dapat berkurang atau membaik
dengan beberapa cara antara lain :
-
Obat vasodilator
Obat analgetik
Kombinasi Kafein-analgetik
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Price, S.A. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 4. EGC, Jakarta;
1994.h.975
2. Mansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid II. Media
Aesculapius FKUI, Jakarta; 2001.h.41-43
3. Wibowo, Samekto dan Abdul Gofir. Farmakoterapi dalam Neurologi. Salemba Medika,
Jakarta; 2001.h.108-111
4. A.A.Bgs.Ngr.Nuartha, Harsono et al. Kapita Selekta Neurologi Edisi Kedua. Gajah
Mada University Press, Yogyakarta; 1996.h.243-244
5. Singh, Manish K. Muscle Contraction Tension Headache. http://emedicine.com// Diakses
pada tanggal 10 Oktober 2006
6. Bendtsen L. Central Sensitization in Tension type Headache-Possible Pathophysiological
7.
8. Binder MD, Hirokawa N, Windhorst U (Eds.). Encyclopedia of Neuroscience. SpringerVerlag Berlin Heidelberg. 2009:4052.
9. Crystal SC, Robbins MS. Epidemiology of tension-type headache. Curr Pain Headache
Rep. 2010;14:44954.
10. Russell MB. Genetics of tension-type headache. J Headache Pain 2007