Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME karena atas
berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Presentasi
Kasus dengan topik Hidrosefalus dan Tumor Otak. Makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas dalam kepaniteraan klinik di stase bedah Rumah Sakit
Angkatan Udara Dr. Esnawan Antriksa, Jakarta. Dalam kesempatan kali ini,
penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu
dalam penyusunan dan penyelesaian makalah ini, terutama kepada :
1. Dr. Yudi Y.W, SpBS selaku pembimbing dalam presentasi kasus ini
2. Semua dokter dan staf pengajar SMF Bedah Rumah Sakit Angkatan Udara
dr. Esnawan Antaraiksa
3. Rekan-rekan kepaniteraan klinik SMF Bedah Rumah Sakit Angkatan
Udara dr. Esnawan Antaraiksa.
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan, oleh karena itu segala kritik dan saran yang membangun guna
menyempurnakan makalah ini sangat penulis harapkan.
Demikian yang penulis dapat sampaikan, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua dan dapat memuka wawasan serta ilmu pengetahuan
kita.
BAB I
PENDAHULUAN
Tumor otak primer hanya 2-3 % dari seluruh jumlah kanker pada orang
dewasa. Kira-kira 18.000 kasus baru pasien tumor otak dan dengan kematian
14.000. Pada anak-anak tumor otak primer kira-kira 25% dari seluruh tumor.
Tumor otak dapat terjadi pada setiap umur, dari penelitian, tumor otak
sering terdapat pada anak-anak 3-12 tahun dan pada dewasa sekitar 40-70 tahun.
BAB II
LAPORAN KASUS
I. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dengan pasien pada tanggal
April 2016 di bangsal 8 barat RSUD Budhi Asih, Jakarta.
Identitas :
Nama : Ny.S
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 32 tahun
Agama: Islam
Pekerjaan: IRT
Status perkawinan: Menikah
Alamat: Jalan Cipinang Muara 2 no.42 RT 06 RW 03 kecamatan Cipinang
Keluhan utama:
Kepala semakin membesar sejak 1 bulan SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang:
Kepala semakin lama semakin besar sejak 1 bulan SMRS. OS kurang
bergerak aktif dan lemas sejak 1 bulan SMRS. Os juga sering tidur. OS sering
mengalami demam 1 minggu SMRS dan tidak disertai dengan kejang. OS tidak
mengalami sesak. Buang air besar dan buang air kecil tidak ada kelainan.
pemasangan VP shunt pada tahun 2013. Setelah operasi, OS sudah jarang kontrol
karena orang tua mengatakan keadaan OS sudah membaik dan terlihat aktif.
Namun 1 bulan SMRS kepala OS terlihat membesar kembali.
OS tidak punya alergi makanan ataupun obat-obatan.
Riwayat penyakit keluarga:
Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama juga disangkal. Riwayat penyakit
keluarga hipertensi, diabetes mellitus dan penyakit lainnya disangkal.
Riwayat operasi
OS sebelumnya tidak pernah di operasi
II.
PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
Kesan sakit
: Tampak Sakit Sedang
Sikap
: Kooperatif
Kesan Gizi
: Gizi baik
2. Tanda Vital
Tekanan Darah
Nadi
Pernapasan
Suhu
3. Status Generalis
a. Kesadaran
GCS
b. Kulit
: 130/90
: 80 kali/menit
: 20 x/menit
: 36,50C
: E4M5V2 = 11
: Warna sawo matang, tidak ikterik maupun
sianosis
5
c. Kepala
d. Mata
e. Telinga
f. Hidung
g. Mulut
h. Leher
i. Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
: Makrocephali, rambut
hitam distribusi merata
: Konjungtiva anemis (-)/(-), sklera ikterik
(-)/(-), pupil bulat isokhor dengan diameter
3mm / 3mm, reflex cahaya (+)/(+), reflex
cahaya tak langsung (+)/(+)
: Normotia, secret (-)/(-), darah (-)/(-)
: Bentuk normal, tidak ada deviasi septum
: Bentuk normal, mukosa basah dan
berwarna merah muda, stomatitis (-)
: Pembesaran KGB (-)
: Bentuk normal, pergerakan dada saat
bernapas simetris, tidak ada retraksi sela
iga
: Vocal fremitus simteris
: Sonor pada kedua lapang paru
: Suara napas vesikuler di kedua lapang
paru,
wheezing (-)/(-), ronchi (-)/(-)
j. Jantung
Inspeksi
: Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi
: Ictus kordis tidak teraba
Perkusi
:
Batas kanan di ICS IV garis parasternalis kanan
Batas kiri di ICS V 2 jari medial garis midklavikularis kiri
Auskultasi
: Bunyi jantung I dan II regular,
murmur (-)/(-), gallop (-)/(-)
k. Abdomen
o Inspeksi
: Bentuk normal, tidak ada kelainan kulit
yang bermakna
Auskultasi
: Bising usus (+)
Perkusi
: Timpani di seluruh region abdomen
Palpasi
: Tidak teraba pembesaran organ,
nyeri tekan (+)
l. Ekstremitas
Atas
Bawah
4. Status Neurologis
a.
6
b. Refleks Fisiologis
Refleks
Kanan
Kiri
Biceps
Triceps
Patella
Achilles
c. Refleks Patologis
Refleks
Kanan
Kiri
Babinski
(-)
(-)
Chaddock
(-)
(-)
Gordon
(-)
(-)
Schaeffer
(-)
(-)
Oppenheim
(-)
(-)
Gonda
(-)
(-)
Klonus Achilles
(-)
(-)
Klonus Patella
(-)
(-)
Hoffman-Trommer
(-)
(-)
d. Sistem sensorik
Proprioseptif
: normoesthesi
Eksteroseptif
: normoesthesi
e. Sistem Otonom
III.
Miksi
: Miksi spontan
Defekasi
: Spontan
Sekresi keringat
: Baik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
7
1.
2.
3.
Hematologi
Hb: 11,5 gr/dl (P: 13,2-17,3 ; W: 11,7-15,5)
Leukosit: 12300/mm3 (P: 3.800-10.600 ; W: 3.600-11.000)
Hematokrit: 34% (P: 40-52 ; W: 35-47)
Trombosit: 266000/mm3 (150.000-440.000)
Waktu perdarahan: 230 menit (1-3)
Waktu pembekuan: 5 menit (1-7)
Faal Ginjal
Ureum
: 29 mg/dl (10-50)
Kreatinin
: 0,9 mg/dl (P: 0,9-1,3 ; W: 0,6-1,1)
Diabetes
Glukosa sewaktu
: 96 mg/dl (<120)
CT-Scan Kepala
Hasil pemeriksaan:
- Tampak mass membulat ukuran 65 mm x 55 mm di falx cerebri
-
mm.
Kalsifikasi kecil-kecil multiple di hemisphere kiri (peri
ventrikel).
Sistem ventrikel melebar (ventrikel lateralis, III melebar).
Pons dan cerebellum baik. Ujung evc di ventrikel lateralis kanan.
Tidak tampak midline shift.
IV.
RESUME
Seorang anak laki-laki berusia 3 tahun datang dengan keluhan kepala semakin
lama semakin besar sejak 1 bulan SMRS. OS kurang bergerak aktif dan lemas
sejak 1 bulan SMRS. Os juga sering tidur. OS sering mengalami demam 1
minggu SMRS dan tidak disertai dengan kejang. OS tidak mengalami sesak.
Buang air besar dan buang air kecil tidak ada kelainan.
OS sudah didiagnosis mengalami hidrosefalus dan tumor otak sejak 2 tahun yang lalu
(tahun 2013). Oleh karena itu sudah dilakukan operasi VP shunt pada bulan Juni 2013. Setelah
kontrol pada tahun 2015, kepala dirasakan membesar kembali dan didapatkan
tumor intraventrikel pada pemeriksaan CT scan.
V.
DIAGNOSIS
-
VI.
Diagnosis klinis
Diagnosis topis
Diagnosis etiologi
: Hydrocephalus
: Intraventrikel
: Tumor intraventrikel
VII.
PENATALAKSANAAN
Injeksi Ceftizoksim 2x600mg
Vitamin K K 3x1/2 ampul
Asam tranexamat 2x250mg
Vitamin C 1x200mg
: dubia ad malam
Ad functionam
: dubia ad bonam
Ad sanationam
: dubia ad malam
10
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Hidrosefalus berasal dari kata hidro yang berarti air dan cephalon yang
berarti kepala. Hidrosefalus merupakan penumpukan cairan serebrospinal (CSS)
secara aktif yang menyebabkan dilatasi sistem ventrikel otak dimana terjadi
akumulasi CSS yang berlebihan pada satu atau lebih ventrikel atau ruang
subarachnoid.4
Gambar 1. Hidrosefalus
ANATOMI SISTEM VENTRIKEL
Sistem ventrikel otak dan kanalis sentralis
1. Ventrikel lateralis
Ada dua, terletak didalam hemispherii telencephalon. Kedua ventrikel
lateralis berhubungan dengan ventrikel III (ventrikel tertius) melalui
foramen interventrikularis (Monro).5
2. Ventrikel III (Ventrikel Tertius)
Terletak pada diencephalon. Dinding lateralnya dibentuk oleh thalamus
dengan adhesio interthalamica dan hypothalamus. Recessus opticus dan
11
12
pembuluh kecil di piamater atau dinding ventricular, dan sisanya berjalan melalui
13
jonjot arachnoid ke dalam vena (dari sinus atau vena-vena) di berbagai daerah
kebanyakan di atas konveksitas superior. Tekanan cairan cerebrospinal minimum
harus ada untuk mempertahankan reabsorpsi. Karena itu, terdapat suatu sirkulasi
cairan
PATOFISIOLOGI
CSS dihasilkan oleh plexus choroideus dan mengalir dari ventrikel lateral
ke dalam ventrikel III, dan dari sini melalui aquaductus masuk ke ventrikel IV. Di
sana cairan ini memasuki spatium liquor serebrospinalis externum melalui
foramen lateralis dan medialis dari ventrikel IV. Pengaliran CSS ke dalam
sirkulasi vena sebagian terjadi melalui villi arachnoidea, yang menonjol ke dalam
sinus venosus atau ke dalam lacuna lateralis; dan sebagian lagi pada tempat
keluarnya nervi spinalis, tempat terjadinya peralihan ke dalam plexus venosus
14
SIRKULASI
Terhambat:
Papilloma
plexus
choroideus
Aquaductus sylvii
Foramen Magendi &
Luscha
ABSORBSI
Menurun:
(Sindrom
Dandy-Walker)
Ventrikel III
Ventrikel IV
Ruang
subarachnoid
disekitar
medulla
Trauma
Subarachnoid
hemorrhage
Gangguan pembentukan
villi arachnoid
Post meningitis
Kadar protein CSS yang
sangat tinggi
KLASIFIKASI
Hidrosefalus dapat diklasifikasikan atas beberapa hal, antara lain:
1. Bedasarkan anatomi / tempat obstruksi CSS
a. Hidrosefalus tipe obstruksi / non komunikans
Terjadi bila CSS otak terganggu (Gangguan di dalam atau pada
sistem ventrikel yang mengakibatkan penyumbatan aliran CSS
dalam sistem ventrikel otak), yang kebanyakan disebabkan oleh
15
menyebabkan
pembentukan
o Gangguan pembentukan villi arachnoid
o Papilloma plexus choroideus
2. Bedasarkan etiologi
i. Kongenital
Stenosis akuaduktus serebri
Mempunyai berbagai penyebab. Kebanyakan disebabkan oleh
infeksi atau perdarahan selama kehidupan fetal; stenosis
kongenital sejati adalah sangat jarang. (Toxoplasma/T.gondii,
16
17
Sebagian besar tumor otak dialami oleh anak-anak pada usia 510 tahun. 70% tumor ini terjadi dibagian belakang otak yang
disebut fosa posterior. Jenis lain dari tumor otakyang dapat
menyebabkan hidrosefalus adalah tumor intraventrikuler dan
kasus yang sering terjadi adalah tumor plexus choroideus
(termasuk papiloma dan carsinoma). Tumor yang berada di
bagian belakang otak sebagian besar akan menyumbat aliran
CSS yang keluar dari ventrikel IV. Pada banyak kasus, cara
terbaik untuk mengobati hidrosefalus yang berhubungan dengan
subarachnoid. Namun bila keadaan ini dijumpai tanpa diketahui faktor penyebab
pendahulunya, sulit untuk dibedakan dengan penyakit Alzheimer atau keadaan
lain dimana ada pembesaran ventrikel namun tekanannya normal. Kriteria
diagnostic klinis yang saat ini dibuat sebagai patokan adalah sindrom yang terdiri
dari trias gejala: gangguan berjalan, demensia (melambatnya daya pikir dan
bereaksi) dan inkontinensia urine.8
Sebagian besar hidrosefalus normotensive tidak diketahui sebabnya (disebut
hidrosefalus normotensive idiopatik). Ada beberapa sebutan lain untuk kasuskasus demikian seperti: hidrosefalus okulta, demensia hidrosefalik, hidrosefalus
low pressure, sindrom hakim, sindrom hakim adam, dilatasi ventrikel, dan
abnormalitas berjalan. Yang menjadi permasalahan selain dari diagnostic etiologis
dari kasus-kasus ini adalah kontroversi mengenai tindakan operasi jalan pintas
(shunting) serta prognosisnya. Kasus yang memberikan hasil yang baik secara
umum adalah kasus-kasus dimana ada:8
likuor
Adanya perbaikan klinis setelah dilakukan punksi lumbal
Pada pemeriksaan sken computer menampakkan adanya hipodensitas di
daerah periventrikuler
Sulkus otak masih tampak sempit.
EPIDEMIOLOGI
Insidensi hidrosefalus antara 0,2 - 4 setiap 1000 kelahiran. Insidensi
hidrosefalus kongenital adalah 0,5 - 1,8 pada tiap 1000 kelahiran dan 11%-43%
disebabkan oleh stenosis aqueductus serebri. Tidak ada perbedaan bermakna
insidensi untuk kedua jenis kelamin, juga dalam hal perbedaan ras. Hidrosefalus
dapat terjadi pada semua umur. Pada remaja dan dewasa lebih sering disebabkan
19
ETIOLOGI
Hidrosefalus kongenital dapat terjadi akibat infeksi intrauterin oleh
berbagai agen termasuk virus rubella, cytomegalovirus, toxoplasmosis dan sifilis,
yang menimbulkan reaksi radang pada lapisan ependim sistem ventrikel dan
meningen di ruang subaraknoid. Kadang-kadang dapat terjadi penyumbatan jalur
aliran CSS di akuaduktus atau sisterna basalis. Hidrosefalus dapat berkaitan
dengan malformasi kongenital sistem saraf, termasuk stenosis akuaduktus,
mungkin tidak disebabkan oleh infeksi intrauterus asimptomatik. Malformasi
Arnold
chiari
sering
disertai
dengan
hidrosefalus,
spina
bifida
dan
meningomielokel. Pada lesi ini bagian batang otak dan serebellum bergeser ke
arah kaudal ke dalam kanalis spinalis servikalis, dan aliran CSS terganggu pada
fossa posterior. Gangguan lain yang berkaitan dengan hidrosefalus adalah stenosis
akuaduktus terkait, kista araknoidalis dan malformasi congenital multiple akibat
kelainan kromosom. Walaupun jarang tumor kongenital susunan saraf pusat
terutama yang terletak dekat garis tengah, dapat menghambat aliran CSS dan
menimbulkan pembesaran sistem ventrikel.9
Hidrosefalus dapat terjadi akibat infeksi sistem saraf (terutama meningitis
bakterialis tetapi juga infeksi virus, seperti gondongan) dan tumor (terutama
meduloblastoma, astrositoma dan ependinoma di fossa posterior) yang
menganggu aliran CSS. Ruptur aneurisma, malformasi arteriovena, trauma dan
gangguan perdarahan sistemik dapat menimbulkan perdarahan kedalam ruang
subaraknoid dan yang lebih jarang, sistem ventrikel yang menimbulkan respon
peradangan dan akhirnya fibrosis saluran CSS.perdarahan intrakranium pada bayi
prematur dapat menyebabkan hidrosefalus.9
20
Penyebab penyumbatan aliran CSS yang sering terdapat pada bayi dan anak
ialah :
1. Kelainan Bawaan (Kongenital)
a. Stenosis akuaduktus Sylvii
b. Spina bifida dan kranium bifida
c. Sindrom Dandy-Walker
d. Kista araknoid dan anomali pembuluh darah
2. Infeksi
Akibat infeksi dapat timbul perlekatan meningen. Secara patologis terlihat
penebalan jaringan piamater dan araknoid sekitar sisterna basalis dan
daerah lain. Penyebab lain infeksi adalah toxoplasmosis.
3. Neoplasma
Hidrosefalus oleh obstruksi mekanik yang dapat terjadi di setiap tempat
aliran CSS. Pada anak yang terbanyak menyebabkan penyumbatan
ventrikel IV atau akuaduktus Sylvii bagian terakhir biasanya suatu glioma
yang berasal dari serebelum, penyumbatan bagian depan ventrikel III
disebabkan kraniofaringioma.
4. Perdarahan
Perdarahan sebelum dan sesudah lahir dalam otak, dapat menyebabkan
fibrosis leptomeningen terutama pada daerah basal otak, selain
penyumbatan yang terjadi akibat organisasi dari darah itu sendiri.
MANIFESTASI KLINIS
Gejala dan tanda
Gejala klinis bervariasi sesuai dengan umur penderita. Gejala yang paling
umum untuk pasien-pasien hidrosefalus di bawah usia dua tahun adalah
pembsaran
abnormal
yang
progresif
dari
ukuran
kepala.
Makrokrania
mengesankan sebagai salah satu tanda bila ukuran lingkar kepala lebih besar dari
dua deviasi standar di atas ukuran normal, atau presentil 98 dari kelompok
21
Gejala klinis
X foto kepala, didapatkan:
o Tulang tipis
o Disproporsi kraniofasial
o Sutura melebar
Dengan prosedur ini dapat diketahui:
a. Hidrosefalus tipe kongenital/infantile
22
kepekaan antibiotic
Ventrikulografi
Yaitu dengan cara memasukkan kontras berupa O2 murni atau kontras
lainnya dengan alat tertentu menembus melalui fontanella anterior
langsung masuk ke dalam ventrikel. Setelah kontras masuk langsung
difoto, maka akan terlihat kontras mengisi ruang ventrikel yang melebar.
Pada anak yang besar karena fontanela telah menutup untuk memasukkan
kontras dibuatkan lubang dengan bor pada karanium bagian
23
USG
Dilakukan melalui fontanela anterior yang masih terbuka. Dengan USG
diharapkan dapat menunjukkan sistem ventrikel yang melebar. Pendapat
lain mengatakan pemeriksaan USG pada penderita hidrosefalus ternyata
tidak mempunyai nilai di
dalam menentukan keadaan sistem ventrikel hal ini disebabkan oleh
karena USG tidak dapat menggambarkan anatomi sistem ventrikel secara
jelas, seperti halnya pada pemeriksaan CT scan.
24
Gambar 6. Foto USG kepala fetus trimester ketiga. Tampak dilatasi bilateral dari
kedua ventrikel (gambar 1) dan penipisan jaringan otak (gambar 2)11
DIAGNOSIS BANDING
25
27
PROGNOSIS
Hidrosefalus yang tidak diterapi akan menimbulkan gejala sisa, gangguan
neurologis serta kecerdasan. Dari kelompok yang tidak diterapi, 50-70% akan
meninggal karena penyakitnya sendiri atau akibat infeksi berulang, atau oleh
karena aspirasi pneumonia. Namun bila prosesnya berhenti (arrested hidrosefalus)
sekitar 40% anak akan mencapai kecerdasan yang normal. Pada kelompok yang
dioperasi, angka kematian adalah 7%. Setelah operasi sekitar 51% kasus mencapai
fungsi normal dan sekitar 16% mengalami retardasi mental ringan. Adalah penting
sekali anak hidrosefalus mendapat tindak lanjut jangka panjang dengan kelompok
multidisipliner. Prognosis hidrosefalus dipengaruhi oleh tindakan pencegahan
28
meningkat
resikonya
untuk
berbagai
ketidakmampuan
Tumor Otak
Tumor otak merupakan pertumbuhan jaringan abnormal yang berasal dari
sel-sel otak atau dari struktur di sekelilingnya. Sama seperti tumor lainnya tumor
otak dapat dibagi menjadi tumor otak jinak (benigna) dan ganas (maligna). Tumor
otak benigna adalah pertumbuhan jaringan abnormal di dalam otak, tetapi tidak
ganas. Tumor otak maligna adalah kanker di dalam otak yang berpotensi
menyusup dan menghancurkan jaringan di sebelahnya atau yang telah menyebar
(metastase) ke otak dari bagian tubuh lainnya melalui aliran darah. Tumor otak
primer bermula dan terbentuk di dalam otak. Tumor tersebut mungkin tumbuh dan
29
terbentuk di suatu tempat yang kecil atau ia dapat meluas ke daerah-daerah sekitar
yang berdekatan.12
Pada dewasa, 80-85 persen terjadi supratentorial. Tumor terbanyak adalah
glioma, metastase dan meningioma. Pada
pengangkatan total, atau mengisi daerah neurologis yang kritis yang bahkan
mencegah pengangkatan parsial sekalipun. Tumor intrakranial ganas berarti
pertumbuhan yang cepat, diferensiasi yang buruk, selularitas yang bertambah,
mitosis, nekrosis dan proliferasi vaskuler. Namun metastasis kedaerah
ekstrakranial jarang terjadi.12
Tumor intrakranial dapat mengarah kepada gangguan fungsi serebral
secara umum dan menunjukkan tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial.
Karena itu, dapat terjadi perubahan personalitas, penurunan intelektual, labilitas
emosi, kejang, sakit kepala, mual dan malaise. Jika tekanan meningkat di dalam
ruangan kranial tertentu, jaringan otak dapat mengalami herniasi ke dalam
ruangan dengan tekanan rendah. Tumor intrakranial dapat mengarah kepada
defisit fokal tergantung pada lokasinya.13
Lesi lobus frontal
Tumor pada lobus frontalis seringkali mengarah kepada penurunan
progresif intelektual, perlambatan aktivitas mental, gangguan personalitas
dan refleks grasping kontralateral. Mereka mungkin mengarah kepada
afasia ekspresif jika melibatkan bahagian posterior daripada gyrus frontalis
inferior sinistra. Anosmia dapat terjadi karena tekanan pada saraf
olfaktorius. Lesi presentral dapat mengakibatkan kejang motorik fokal
atau defisit piramidalis kontralateral.13
Lesi lobus Temporalis
30
ini
dapat
mengakibatkan
gangguan
sensasi
31
untuk
mengidentifikasi
wajah),
simultagnosia
sehingga
pada
pergerakan
kepala
32
33
Sedangkan klasifikasi berdasarkan prediksi dan topografi dapat dilihat pada tabel
berikut:14
34
germinoma,
teratoma,
meningioma,
pineositoma/
pineoblastoma, astrositoma
- Tumor pineal: Ependimoma, germinoma, teratoma, meningioma,
pineositoma/ pineoblastoma, astrositoma
Tumor infratentorial14
A. Tumor garis tengah
- Tumor ventrikel IV: Kista koloid, papiloma pleksus khoroid,
ependimoma,
germinoma,
teratoma,
meningioma,
pineositoma/
pineoblastoma, astrositoma
- Tumor vermis
B. Tumor serebellum
C. Tumor batang otak
D. Tumor ekstra parenkim
- Tumor cerebellopontine angle
- Tumor ganglion gaseri
- Tumor basis kranii: Karsinoma nasofaringeal, boleh berakibat karena
sinus atau telinga, meningitis karsinomatosa, khordoma, tumor
glomus jugulare, osteoma (mukosel)
- Tumor klivus
Jenis tumor berdasarkan sel yang membentuknya:
1. Astrosit
Astrositoma adalah tumor otak primer yang paling sering terjadi.
Gambaran histologis memungkinkan pemisahan ke dalam empat tingkat
tergantung tingkat keganasan. Penderajatan ini ketepatannya terbatas dan
35
dan gemistositik. 12
36
Classic medullablastoma
Desmoplastic nodular medulloblastoma
Large cell/anaplastic medulloblastoma
Medulloblastoma dengan diferensiasi neuronal
Medulloblastoma dengan diferensiasi glial
Medullomyoblastoma
Melanotic medulloblastoma
7. Meningen
Meningioma: Berasal dari granulasi arakhnoid, biasanya sangat dekat
dengan sinus venosa namun juga
mana
39
Keduanya adalah tumor jarang pada regio pineal (yang tidak berasal dari
sel pineal).
11. Tumor Karena Gangguan Perkembangan
Kraniofaringioma:
daerah
kistik
berisi
cairan
kehijauan
serta
material
kholesteatomatosa.12
Kista epidermoid/dermoid: Tumor kistik jarang, berasal dari sisa sel yang
akan membentuk epidermis/dermis.12
Kista koloid: Tumor sistik berasal dari sisa
ventrikel ketiga.12
Kista subarachnoid: tumor yang berisi cairan yang muncul di rongga
subarachnoid baik pada anak maupun dewasa.15
12. Kelenjar Pituitari Anterior
Adenoma pituitari: Tumor jinak, biasanya mengsekresikan jumlah yang
berlebihan dari hormon prolaktin, pertumbuhan dan adrenokortikotropik.
Adenokarsinoma: Tumor ganas yang terkadang terjadi pada pituitari.12
13. Ekstensi Lokal Dari Tumor Berdekatan
Khordoma: Tumor jarang, berasal dari sisa sel notokhord. Mungkin
terjadi di mana saja dari sfenoid hingga koksiks, namun tersering di
daerah basi-oksipital dan sakrokoksigeal, menginvasi dan menghancurkan
tulang sekitarnya.
Tumor glomus jugulare (sin. khemodektoma): Tumor vaskuler berasal dari
jaringan glomus jugulare yang terletak baik pada bulbus vena jugular
internal atau pada mukosa telinga tengah. Tumor menginvasi tulang
petrosa dan bisa meluas kefossa posteior atau leher.
40
multifokal. Sebagian
Gambaran Klinis
Keluhan nonspesifik dan peningkatan tekanan intrakranial. Sejalan
multiformis
Astrocytoma
Medulloblastoma
Ependymoma
Oligodendroglima
intrakranial.
Berkembang lambat. Seringkali timbul daripada hemisfera serebral
Brainstem glioma
Cerebellar
lambat
Datang dengan dysequilibrium, ataksia tungkai, dan tanda
hemangioblastoma
Pineal tumor
carcinoma
Digambarkan dengan peningkatan tekanan intrakranial, kadang
dengan impaired upward gaze (Parinaud syndrome) dan gangguan
41
Craniopharyngioma
Acoustic neurinoma
Meningioma
struktur
neural
berdekatan.
Meningkat
dengan
cerebral
lymphoma
Imaging
MRI dengan gadolinium enhancement adalah metode yang sering dipakai untuk
mendeteksi lesi dan mendefinisikan lokasi, ukuran, dan bentuk; sampai pada
kelainan anatomis yang terjadi; dan derajat edema serebral atau kelainan massa
yang berhubungan. CT-Scanning dengan penggunaan radiokontras dapat
dilakukan namun kurang membantu daripada MRI untuk lesi yang kecil atau
tumor pada posterior fossa..13
Ateriography dapat menunjukkan peregangan dan salah letak pembuluh darah
serebral normal dengan tumor dan kehadiran vaskularitas tumor. Kehadiran massa
avaskular adalah penemuan nonspesifik yang dapat disebabkan oleh tumor,
hematoma, abses, atau space-occupying lesion lainnya. Dalam pasien dengan
tahap hormon normal dan massa intrasellar, angiography diperlukan untuk
membedakan antara adenoma pituitari dan aneurisma arteri.13
42
Pengobatan
Pengobatan tergantung pada tipe dan tempat tumor dan kondisi pasien. Beberapa
tumor jinak, terutama meningioma ditemukan secara kebetulan sewaktu brain
imaging untuk tujuan lain. Untuk tumor simptomatik, pembuangan bedah secara
lengkap dapat dilakukan jika tumor bersifat ekstra-aksial atau ia tidak berada di
daerah otak yang penting atau tak dapat dijangkau. Pembedahan juga dapat
menunjang diagnosis dan dapat membantu dalam menurunkan tekanan
intrakranial dan melegakan simptom walaupun neoplasma tidak dapat diangkat
seluruhnya. Defisit klinis kadang disebabkan oleh hidrosefalus obstruktif, di mana
prosedur simple surgical shunting memberikan perbaikan yang signifikan. Pada
pasien dengan glioma ganas, terapi radiasi meningkatkan nilai median tingkat
survival, tidak peduli berapa operasi sebelumnya, kombinasi dengan kemoterapi
memberikan hasil lebih baik. Indikasi untuk terapi radiasi dalam pengobatan
pasien dengan neoplasma intrakranial primer lain tergantung dari tipe dan
aksesibilitas tumor. Temozolomide adalah obat kemoterapi oral dan intravena
untuk glioma, dan terdapat kecenderungan penggunaan antibodi monoklonal
sebagai komponen terapi. Kortikosteroid dapat membantu dalam menurunkan
edema serebral dan seringkali diberikan sebelum pembedahan. Herniasi diobati
dengan deksametason intravena (10-20 mg bolus diikuti 4 mg setiap jam) dan
manitol intravena (20% diberikan dalam dosis 1.5 g/kgBB dalam 30 menit).
Antikonvulsan seringkali diberikan dalam dosis standar tetapi tidak diindikasikan
untuk profilaksis pada pasien tanpa riwayat kejang. Gangguan neurokognitif
jangka lama dapat memberikan komplikas pada terapi radiasi. Untuk pasien
43
44
DAFTAR PUSTAKA
1. Perhimpunan dokter spesialis saraf Indonesia. Hidrosefalus. dalam:
Harsono, Editor. Buku Ajar Neurologi Klinik. Yogyakarta : Gajah Mada
University Press; 2005. Hal. 209-16
2. Bonnemann CG, Golden JA. Developmental Structural Disorders. In:
Goetz CG, Editor. Textbook of Clinical Neurology. 2nd Ed. Pennsylvania:
Saunders; 2003.p.553
3. Varma R, Williams SD. Wessel HB. Neurology. In: Zitelli BJ, Davis HW,
Editor.Atlas of Pediatric Physical Diagnosis. 5th Ed. New York: Blackwell
Science; 2000.p.562-86
4. Sjamsuhidajat R. Buku ajar ilmu bedah, edisi ketiga, Sistem saraf
hidrosefalus. Jakarta: EGC;2012.p.935-936
5. Kahle, Leonhardt, Platzer. Atlas berwarna & teks anatomi manusia jilid 3,
edisi 6, sistem saraf dan alat-alat sensoris. Hipokrates;2010.p.262-271
6. Collins P. Embryology and Developmental. In: Bannister LH, Berry MM,
Collins P, Dyson M, Julian ED, Ferguson MWJ, Editors. Grays Anatomy:
The Anatomical Basis of Medicine and Surgery. 38th Ed. Unted States of
America: Person Professional Limited; 1995.p.1202-18
7. Sri M, Sunaka N, Kari K. Tinjauan pustaka hidrosefalus. Departemen ilmu
bedah saraf FK UNUD RSU Sanglah. Dexa Media;2006.p.40-48
8. Satyanegara. Hidrosefalus. Dalam: Satyanegara, Hasan R Y, Abubakar S,
Maulanan A J, et al. Ilmu bedah saraf edisi IV. Jakarta:
Gramedia;2013.p345-57
9. Porth CM, Gaspard KJ. Alterations in Brain Function. In: Essentials of
Pathophysiology. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins; 2004.p
667-71
10. Diunduh dari https://www.google.co.id/search?
q=sunset+phenomenon&safe=off&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=m
LKdU7buNpaWuATs8YDADA&ved=0CAYQ_AUoAQ&biw=1366&bih
=643 pada tanggal 27 November 2015
11. Rubin, E. Hydrocephalus. In: Essential Pathology. 3rd Ed. Philadelphia:
Lippincott Williams dan Wilkins;2001.p.728-9
45
12. Windarofah
D.
Space
Occupying
Lesion.
Diunduh
http://www.scribd.com/doc/55338514/Space-Occupying-Lession,
dari
27
November 2015
13. Papadakis MA, McPhee SJ, Rabow MW. 2015 Current medical diagnosis
and treatment. United States of America: The McGraw-Hill Companies;
2015.p.980-4.
14. Japardi I. Tumor otak. Diakses pada tanggal 27 November 2015. Diunduh
dari http://library.usu.ac.id/download/fk/bedah-iskandar%20japardi11.pdf
15. Types of tumors. Diakses pada tanggal 27 November 2015 Diunduh dari
www.abta.org/brain-tumor-information/types-of-tumors/
16. Brust JCM, editor. Current medical diagnosis & treatment neurology. 2 nd
ed. United States of America: The McGraw-Hill Companies; 2012.p.1612,180-3,187-8
46