Anda di halaman 1dari 30

REFERAT

FLOUR ALBUS

Archi Cherrya Oktiandini


030-11-042
Pembimbing :
dr. Agriana, SpOG

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kebidanan dan Ilmu Penyakit Kandungan


RSUD BUDHI ASIH
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
2016

Pendahuluan

Latar Belakang
Flour albus fisiologis/patologis
Secara epidemiologi, fluor albus yang patologis dapat menyerang
wanita dari berbagai usia dan merupakan kasus yang cukup
meresahkan bagi wanita
Flour albus bukan merupakan penyakit melainkan salah satu tanda
dan gejala dari suatu penyakit organ reproduksi wanita
Etiologi fluor albus sampai sekarang masih sangat bervariasi
sehingga disebut multifaktorial

Pembahasan
Definisi

Gejala berupa cairan yang dikeluarkan dari alat-alat


genital dan bukan merupakan darah

EPIDEMIOLOGI
Penyebab infeksi tersering adalah kandidiasis vulvovaginal yang
menyerang sekitar 75% wanita selama masa reproduksi

Penyebab tersering dari leukorea patologis pada wanita hamil


adalah vaginosis bakterial yang kejadiannya dua kali lebih sering
dari kandidiasis vaginal

50% kasus vaginosis bakterial melakukan pengobatan sendiri


sehingga prevalensi yang sebenarnya masih belum diketahui

ETIOLOGI

Sekresi vulva, cairan vagina, sekresi


serviks, sekresi uterus atau tuba
falopii yang dipengaruhi fungsi
ovarium
Leukorea patologis INFEKSI
Neoplasma jinak/ganas yang
memasuki lumen saluran alat genital

KLASIFIKASI
FISIOLOGIS
Sekret vagina normal
Warna jernih atau putihteroksidasikekuningan
pH 4 (3,8-4.2)
PATOLOGIS
Peningkatan volume
Bau yang khas, perubahan konsistensi, warna
Kekuningan sampai hijau, lebih kental dan berbau

Fisiologis
Bayi yang baru lahir sampai umur
kira-kira 10 hari

Pengaruh estrogen dari


plasenta terhadap uterus dan
vagina janin

Saat menarche

Pengaruh estrogen

Rangsangan seksual sebelum dan pada


waktu koitus

Akibat transudasi dinding


vagina

Saat ovulasi

Kehamilan

Stress emosional

berasal dari sekret kelenjar


serviks uteri yang menjadi
lebih encer
pengaruh vaskularisasi
dan bendungan di
vagina dan di daerah
pelvis

PATOLOGIS

Bakteri

Jamur

Virus

Parasit

Infeksi

Non Infeksi

Kelainan alat
kelamin didapat
atau bawaan
Vaginitis atrofi
(pra pubertas,
masa laktasi, pasca
menopause)

Hormonal

Kanker

Benda asing
(IUD, cincin
pesarium)

VAGINITIS

Kandidiasis Vulvovaginalis

Infeksi akut/subakut yang


disebabkan Candida albicans atau
spesies Candida lainnya
Gejala khas: vaginal discharge +
gatal
Gejala lain: nyeri vagina, panas
vulva, dispareunia, disuri eksterna

Kandidiasis Vulvovaginalis

Mukosa vagina kemerahan, pembengkakan labia


& vulva
KHAS: Vaginal thrush (bercak putih gumpalan
jamur& jaringan nekrosis sel yang menempel
pada dinding vagina
pH < 4,5
Apusan vagina KOH 10-20%
Pemeriksaan langsung budding cell khas,

Kandidiasis Vulvovaginalis
- Miconazole atau Klotrimazol 200 mg intravagina selama 3
hari
- Klotrimazol 500 mg intravagina, dosis tunggal
- Flukonazole 150 mg peroral dosis tunggal
- Itrakonazole 200 mg per oral dosis tunggal
- Nistatin 100.000 unit intravagina selama 7 hari
PROGNOSIS: umumnya ringan, tergantung faktor
predisposisi

Trikomoniasis
Penyakit infeksi saluran urogenital bagian
bawah pada wanita maupun pria, akut /
kronik
Disebabkan protozoa Trichomonas
Vaginalis, penularan biasanya melalui
hubungan seksual
pH > 4,5
Sediaan langsung duh tubuh NaCl
fisiologis mikroskop (dengan
pembesaran 400 kali dapat terlihat
pergerakan trichomonas)

Trikomoniasis

Duh tubuh vagina kuning kehijauan, berbuih, bau,


perdarahan post koitus, pruritus, disuri,
dispareunia
Infeksi kelenjar bartholini
Eritema, edema serviks
KRONIK gejala ringan, sekret vagina tidak
berbusa

Trikomoniasis
- Metronidazole 2 gr peroral, dosis tunggal atau
- Metronidazole 2x500 mg peroral, selama 7 hari
- Pemeriksaan dan terapi terhadap pasangan seksual
- Jangan melakukan hubungan seksual selama pengobatan dan
sebelum dinyatakan sembuh
- Hindari
transmisi

pemakaian barang yang mudah menimbulkan

Bakterial vaginosis

Suatu sindrom akibat pergantian


Lactbacillus spp yang merupakan
flora normal vagina dengan bakteri
anaerob dalam konsentrasi tinggi
Gardnerella vaginalis, Bacteroides
spp, Mobiluncus spp, Mycoplasma
hominis
Gejala: gatal, terbakar, sekret berbau

Bakterial vaginosis

1. Sekret vagina homogen putih atau


abu, bau tidak enak, melekat pada
dinding vagina
2. pH vagina > 4,5
3. Whiff test (+)
4. Clue cell pada sediaan basah
mikroskopik (sel epitel vagina yang
granular diliputi dengan kokobasil,
batas tidak jelas
(3 dari 4)

Bakterial vaginosis

- Metronidazole 2 gr peroral, dosis tunggal atau


- Metronidazole 2x500 mg peroral, selama 7
hari atau
- Klindamisin 2x300mg/hari per oral selama 7
hari

SERVISITIS
Peradangan berat mukosa dan
submukosa serviks

Servisitis Gonore
Infeksi N.gonnorheae
Cairan vagina meningkat mukopurulen,
menoragia, serviks eritem, edem dan mudah
berdarah
Pewarnaan gram ditemukan bakteri diplokokus
Tata laksana:
Cefixime 400mg dosis tunggal per oral
Levofloxacin 500mg dosis tunggal per oral
Kanamisin 2 gr injeksi IM dosisi tunggal
Tiamfenikol 3,5gr per oral dosis tunggal
Ceftriaxone 250mg injeksi IM dosis tunggal

Servisitis karena Chlamidia trachomatis


Asimptomatik pada 30-50% dan menetap
beberapa tahun
Cairan vagina mukopurulen, Perdarahan bercak,
Perdarahan post coitus
Serviks erosi dan rapuh
Pewarnaan gram > 10 leukosit PMN per lapang
biakan
Doksisiklin 2x100mg per oral selama 7 hari
Azitromisin 1 gr per oral dosis tunggal
Eritromisin 4x500mg peroral 7 hari

PATOGENESIS
Pada pemeriksaan sekret vagina pada pasien
normal, dapat ditemukan batang gram positif,
yaitu Lactobacillus acidophillus. Bakteri ini dapat
mempertahankan ekosistem vagina dengan 3
cara:
1. Memproduksi asam laktat yang
mempertahankan pH vagina normal, yaitu 4
(rata-rata 3,8-4,2) , sehingga dapat menghambat
patogen
2. Memproduksi Hidrogen Peroksida yang toksis
terhadap mikroflora anaerob
3. Memiliki mikrovili yang menempel pada reseptor
di sel-sel epitel vagina, sehingga menghalangi

PATOGENESIS
Peningkatan produksi glikogen saat hamil, perubahan estrogen dan progesteron karena
kontrasepsi oral,pemakaian pakaian ketat,pasangan seksual baru, frekuensi seksual
tinggi,obat imunosupresan

Perlekatan candida
albicans
Sel ragi kompetisi dengan
flora normal

Pertumbuhan, virulensi
Trichomonas vaginalis

Menurunkan jumlah
hidrogen peroksida
perubahan pH
Perubahan lingkungan
vagina pertumbuhan
bakteri patogen

Organisme menghasilkan produk


metabolit (amin) menaikan
pH, bau, pelepasan sel-sel vagina

LEKORE
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN SPEKULUM DAN
PEMERIKSAAN DALAM

ENCER, BERBUSA,
BERBAU, KUNING
KEHIJAUAN

PUTIH KENTAL,
SUSU BASI,
YOGHURT

SUSPEK:

BERNANAH,
SERVIKS
PURULENT
SUSPEK:

TRIKOMONIASIS
VAGINOSIS BAKTERI

SUSPEK:
KANDIDIASIS

GONORE
KLAMIDIASIS

LABORATORIUM: MIKROSKOPIK PREPARAT BASAH


NaCl 0,9%-----KOH-----PENGECATAN GRAM
PEMERIKSAAN TAMBAHAN: TES PAP, BIAKAN, SEROLOGIS

PENGOBATAN: -PASIEN DAN PASANGANNYA


-PENYULUHAN DAN KONSELING
KUNJUNGAN ULANG 7-14 HARI KEMUDIAN
LEKORE MASIH ADA
Pikirkan: cara pengobatan
reinfeksi, sebab lain

LEKORE TIDAK ADA

KELOMPOK
KHUSUS PUTIHABU

Tata laksana preventif


Memakai alat pelindung

Pemeriksaan dini

Menjaga hygiene genitalia

PROGNOSIS
Vaginosis bakterial mengalami kesembuhan rata-rata 70 80%
dengan regimen pengobatan yang telah dibahas sebelumnya.

Kandidiasis mengalami kesembuhan rata-rata 80 - 95%.

Trikomoniasis mengalami kesembuhan rata-rata 95%.

Kesimpulan

Leukorea (white discharge, fluor albus, keputihan) adalah


nama gejala yang diberikan kepada cairan yang dikeluarkan
dari alat-alat genital yang tidak berupa darah.

Dapat dibedakan antara leukorea yang fisiologik dan yang


patologik.

Penyebab paling sering dari leukorea patologik ialah


infeksi.

Terdapat dua penatalaksanaan leukorea yaitu preventif


dan kuratif. Penatalaksanaan preventif seperti menggunakan
kondom saat berhubungan seksual, pemeriksaan berkala
untuk mencegah Ca cervix. Sedangkan penatalaksanaan
kuratif harus disesuaikan dengan etiologinya.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai