FLOUR ALBUS
Pendahuluan
Latar Belakang
Flour albus fisiologis/patologis
Secara epidemiologi, fluor albus yang patologis dapat menyerang
wanita dari berbagai usia dan merupakan kasus yang cukup
meresahkan bagi wanita
Flour albus bukan merupakan penyakit melainkan salah satu tanda
dan gejala dari suatu penyakit organ reproduksi wanita
Etiologi fluor albus sampai sekarang masih sangat bervariasi
sehingga disebut multifaktorial
Pembahasan
Definisi
EPIDEMIOLOGI
Penyebab infeksi tersering adalah kandidiasis vulvovaginal yang
menyerang sekitar 75% wanita selama masa reproduksi
ETIOLOGI
KLASIFIKASI
FISIOLOGIS
Sekret vagina normal
Warna jernih atau putihteroksidasikekuningan
pH 4 (3,8-4.2)
PATOLOGIS
Peningkatan volume
Bau yang khas, perubahan konsistensi, warna
Kekuningan sampai hijau, lebih kental dan berbau
Fisiologis
Bayi yang baru lahir sampai umur
kira-kira 10 hari
Saat menarche
Pengaruh estrogen
Saat ovulasi
Kehamilan
Stress emosional
PATOLOGIS
Bakteri
Jamur
Virus
Parasit
Infeksi
Non Infeksi
Kelainan alat
kelamin didapat
atau bawaan
Vaginitis atrofi
(pra pubertas,
masa laktasi, pasca
menopause)
Hormonal
Kanker
Benda asing
(IUD, cincin
pesarium)
VAGINITIS
Kandidiasis Vulvovaginalis
Kandidiasis Vulvovaginalis
Kandidiasis Vulvovaginalis
- Miconazole atau Klotrimazol 200 mg intravagina selama 3
hari
- Klotrimazol 500 mg intravagina, dosis tunggal
- Flukonazole 150 mg peroral dosis tunggal
- Itrakonazole 200 mg per oral dosis tunggal
- Nistatin 100.000 unit intravagina selama 7 hari
PROGNOSIS: umumnya ringan, tergantung faktor
predisposisi
Trikomoniasis
Penyakit infeksi saluran urogenital bagian
bawah pada wanita maupun pria, akut /
kronik
Disebabkan protozoa Trichomonas
Vaginalis, penularan biasanya melalui
hubungan seksual
pH > 4,5
Sediaan langsung duh tubuh NaCl
fisiologis mikroskop (dengan
pembesaran 400 kali dapat terlihat
pergerakan trichomonas)
Trikomoniasis
Trikomoniasis
- Metronidazole 2 gr peroral, dosis tunggal atau
- Metronidazole 2x500 mg peroral, selama 7 hari
- Pemeriksaan dan terapi terhadap pasangan seksual
- Jangan melakukan hubungan seksual selama pengobatan dan
sebelum dinyatakan sembuh
- Hindari
transmisi
Bakterial vaginosis
Bakterial vaginosis
Bakterial vaginosis
SERVISITIS
Peradangan berat mukosa dan
submukosa serviks
Servisitis Gonore
Infeksi N.gonnorheae
Cairan vagina meningkat mukopurulen,
menoragia, serviks eritem, edem dan mudah
berdarah
Pewarnaan gram ditemukan bakteri diplokokus
Tata laksana:
Cefixime 400mg dosis tunggal per oral
Levofloxacin 500mg dosis tunggal per oral
Kanamisin 2 gr injeksi IM dosisi tunggal
Tiamfenikol 3,5gr per oral dosis tunggal
Ceftriaxone 250mg injeksi IM dosis tunggal
PATOGENESIS
Pada pemeriksaan sekret vagina pada pasien
normal, dapat ditemukan batang gram positif,
yaitu Lactobacillus acidophillus. Bakteri ini dapat
mempertahankan ekosistem vagina dengan 3
cara:
1. Memproduksi asam laktat yang
mempertahankan pH vagina normal, yaitu 4
(rata-rata 3,8-4,2) , sehingga dapat menghambat
patogen
2. Memproduksi Hidrogen Peroksida yang toksis
terhadap mikroflora anaerob
3. Memiliki mikrovili yang menempel pada reseptor
di sel-sel epitel vagina, sehingga menghalangi
PATOGENESIS
Peningkatan produksi glikogen saat hamil, perubahan estrogen dan progesteron karena
kontrasepsi oral,pemakaian pakaian ketat,pasangan seksual baru, frekuensi seksual
tinggi,obat imunosupresan
Perlekatan candida
albicans
Sel ragi kompetisi dengan
flora normal
Pertumbuhan, virulensi
Trichomonas vaginalis
Menurunkan jumlah
hidrogen peroksida
perubahan pH
Perubahan lingkungan
vagina pertumbuhan
bakteri patogen
LEKORE
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN SPEKULUM DAN
PEMERIKSAAN DALAM
ENCER, BERBUSA,
BERBAU, KUNING
KEHIJAUAN
PUTIH KENTAL,
SUSU BASI,
YOGHURT
SUSPEK:
BERNANAH,
SERVIKS
PURULENT
SUSPEK:
TRIKOMONIASIS
VAGINOSIS BAKTERI
SUSPEK:
KANDIDIASIS
GONORE
KLAMIDIASIS
KELOMPOK
KHUSUS PUTIHABU
Pemeriksaan dini
PROGNOSIS
Vaginosis bakterial mengalami kesembuhan rata-rata 70 80%
dengan regimen pengobatan yang telah dibahas sebelumnya.
Kesimpulan
TERIMA KASIH