Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dahulu, tromboemboli dikenal sebagai kejadian unik yang hanya
terjadi pada masa nifas akan tetapi sekarang ini justru kejadian
tromboemboli

pada

masa

nifas

cenderung

berkurang.

Hal

ini

kemungkinan disebabkan oleh 2 hal yaitu diterapkannya secara luas


konsep mobilisasi dini pada masa nifas dan yang kedua kemungkinan
karena peningkatan kejadian tromboemboli pada masa antepartum.
Embolus biasanya dari vena dalam (deepvein) pada kaki dan pelvis, yaitu vena
femoris, vena poplitea atau vena iliaka. Pada penderita penykit tromboflebitis yang
melakukan perjalanan jarak jauh engan menggunakan kendaraan sehingga kaki dalam
keadan posisi menekuk untuk waktu yang lama, thrombus akan mudah terlepas dan
terjadi penggumpalan darah. Polissitemia vera dan penyakit penggumpalan darah
merupakan predisposisi untuk terjadinya emboli paru.
Berkaitan dengan persalinan, ada beberapa jenis persalinan di antaranya yaitu
persalinan yang dibantu. Dimana pasien bersalin dengan bantuan suatu prosedur, salah
satunya section caesarea. Sectio caesarea adalah pembedahan obstetrik untuk
melahirkan janin yang viable melalui abdomen (Farrer,Helen,2001).
Indikasi sectio caesarea diantaranya adalah kesempitan panggul yang sangat berat
dan neoplasma yang menyumbat jalan lahir. Angka section caesarea terus meningkat dari
insidensi 3 hingga 4 persen 15 tahun yang lalu sampai insidensi 10 hingga 15 persen
sekarang ini (Oxorn dan Forte, 2010).
Salah satu komplikasi yang ditimbulkan setelah post sectio caesaria adalah
tromboemboli. Menurut Nuwahid (1998) dalam Mitayani (2009) insiden Tromboemboli
pada kehamilan dan puerperium (Nifas) adalah lima kali lebih tinggi dibandingkan
wanita yang tidak hamil pada usia yang sama. Trombosis Vena terjadi pada satu dari
2000 wanita selama kehamilan dan satu dari 700 wanita setelah melahirkan.
Tromboemboli yang terjadi pada periode post section caesarea disebabkan karena tidak
KEPERAWATAN MATERNITAS KELUARGA

dilakukannya mobilisasi dini, sehingga terjadi bendungan vena dan darah yang statis.
Dengan mobilisasi sirkulasi darah normal atau lancar sehingga resiko terjadinya
trombosis dan tromboemboli dapat dihindarkan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian trombo emboli?
2. Etiologi trombo emboli?
3. Patofisiologi trombo emboli?
4. Skema patofisiologi trombo emboli?
5. Manisfestasi klinik trombo emboli?
6. Pemeriksaan diagnostik pada trombo emboli?
7. Penatalaksanaan pada trombo emboli?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian trombo emboli.
2. Untuk mengetahui etiologi trombo emboli.
3. Untuk mengetahui proses patofisiologi trombo emboli.
4. Untuk mengetahui bagaimana skema patofisiologi trombo emboli.
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis trombo emboli.
6. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik trombo emboli.
7. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan trombo emboli.

BAB II
PEMBAHASAN
KEPERAWATAN MATERNITAS KELUARGA

A.

PENGERTIAN
Trombosis adalah pembentukan massa bekuan darah dalam sistem kardiovaskuler
yang tidak terkendali (Robin dan Kumar, 1995).
Emboli adalah oklusi beberapa bagian sistem kardiovaskuler oleh suatu massa
(embolus) yang tersangkut dalam perjalanannya ke suatu tempat melalui arus darah
(Robin dan Kumar,1995).
Trombo embolisme adalah gabungan Trombosis dan Embolisme.
(Robin dan Kumar, 1995).
Trombo emboli adalah obstruksi pembuluh darah dengan bahan trombolik yang
dibawa oleh darah dari tempat asal untuk menyumbat. Statis vena pada ekstremitas
bawah yang disebabkan karena melemahnya dinding pembuluh darah dan penekanan
vena-vena utama akibat pembesaran uterus.

B. KLASIFIKASI TROMBO EMBOLI


Trombi vena umumnya terjadi pertama kali pada vena-vena kecil di daerah betis
dan meluas ke proksimal sampai vena femoralis atau iliaka, jarang sampai pada vena
cava inferior.
Daerah yang juga sering mengalami thrombosis pada masa nifas adalah vena
vena pelvis karena kurangnya aliran darah akibat hipertrofi vena uterus.Trombi dapat
meluas ke ena iliaka dan dapat diikuti dengan terjadinya emboli paru yang fatal.
Jika terjadinya bekuan darah dalam vena tanpa didahului oleh inflamasi
sebelumnya, keadaan ini disebut sebagai flebotrombosis.
Bekuan darah umumnya tidak melekat erat dan hanya menyebabkan oklusi yang
parsial, sedangkan jika thrombosis terjadi akbat adanya peradangan dinding vena
sebelumnya disebut dengan tromboplebitis.
Trombo emboli pada masa post partum mencakup :
1. Trombosis vena superficial (TVS) lebih sering diderita oleh wanita dengan varises dan
kejadiannya tidak dipengaruhi oleh intervensi obstetrik yang traumatic, biasanya
disertai peradangan sehingga disebut tromboflebitis.
Klasifikasi trmboflebitis dibagi dua yaitu :
KEPERAWATAN MATERNITAS KELUARGA

a) Pelviotromboplebitis, yaitu mengenai vena vena dinding uterus dan


ligamentumlatum, yaitu vena ovarika, vena uterine dan vena hepogastrika.
b) Tromboplebitis femoralis, yaitu mengenai vena vena pada tungkai misalnya vena
femoralis, poplitea dan vena savena
c) Trombosis vena dalam (TVD) sangat dipengaruhi oleh intervensi obstetric, sebagai
contoh kejadiannya meningkat menjadi 1,8 3 % setelah tindakan bedah sesar.
d) Emboli paru (EP), 15 25 % penderita dengan TVD yang tidak tertangani dengan
baik akan mengalami emboli paru (EP) dan 12-25% dari jumlah tersebut akan
berakibat fatal.
C. ETIOLOGI
Insiden Tromboemboli pada kehamilan dan puerperium (Nifas) adalah lima kali
lebih tinggi dibandingkan wanita yang tidak hamil pada usia yang sama. Trombosis Vena
terjadi pada satu dari 2000 wanita selama kehamilan dan satu dari 700 wanita setelah
melahirkan (Nuwahid, dkk 1998). Umumnya Etiologi thrombus disebabkan oleh 3 hal
yang dikenal dengan Trias Vischcow.
1. Perubahan susunan darah (Hiperkoagulansi)
Kehamilan dikarakteristikkan oleh perubahan dalam pembekuan oleh sistem
fibrinosis yang berlangsungselama periode postpartum. Meningkatnya system
fibrinosis (Aktivasi plasminogen dan Antirombin
yang menyebabkan penghancuran di tekan. Keuntungannya yaitu mencegah
perdarahan maternal melalui peningkatan pembentukan bekuan.
Di samping itu, menyebabkan resiko tinggi pembentukan thrombus selama kehamilan
dan periode post partum.
2. Perubahan laju peredaran darah (Stasis Vena)
Kehamilan menyebabkan peningkatan stasis vena pada ektremitas bawah dan
pelvis sebagai hasil dari tekanan pembuluh darah besar karena pembesaran uterus.
Stasis paling nyata ketika wanita hamil berdiri untuk periode waktu yang lama. Stasis
menyebabkan dilatasi pembuluh darah potensial berlanjut hingga post partum. In
aktifitas selama kehamilan juga berperan penting dalam bendungan vena dan darah
yang stasis di ekstremitas bawah. Waktu yang lama dalam memijakkan kaki selama
KEPERAWATAN MATERNITAS KELUARGA

kehamilan dan perbaikan episiotomy juga meningkatkan vena stasis dan pembentukan
thrombus.
3. Perlakuan internal pembuluh darah
Dapat terjadi pada tindakan operasi. Dapat didahului oleh proses operasi atau
inflamasi. Perlakuan pada internal menyebabkan pembuluh darah kehilangan muatan
listrik, sehingga thrombus mudah menempel pada dinding pembuluh tersebut.

D. PATOFISIOLOGI
Proses persalinan khususnya pada saat terlepasnya plasenta, kadar fibrinogen
serta faktor lain yang memegang peranan dalam pembekuan meningkat sehingga
memudahkan timbulnya pembekuan. Pada persalinan, terutama yang diselesaikan dengan
pembedahan, ada kemungkinan terjadi gangguan pada pembuluh darah terutama di
daerah pelvis. Perlakuan interna pembuluh darah. Dapat terjadi pada tindakan operasi.
Dapat didahului oleh proses operasi atau inflamasi. Perlakuan pada interna menyebabkan
pembuluh darah kehilangan muatan listrik, sehingga trombus mudah menempel pada
dinding pembuluh tersebut (Mitayani, 2011).

E. SKEMA PATOFISIOLOGI
KEPERAWATAN MATERNITAS KELUARGA

KEPERAWATAN MATERNITAS KELUARGA

F.

KEPERAWATAN MATERNITAS KELUARGA

MANIFESTASI KLINIS
1. Trombosis Vena Superfisial (TVS)
Trombosis Vena Superfisial biasanya disertai oleh tanda dan gejala
inflamasi. Tromboflebitis biasanya dihubungkan dengan varises vena dan
terbatas pada daerah betis. Tanda dan gejalanya meliputi ekstremitas
kemerahan, lunak dan hangat. Palpasi luas dan penyempitan vena. Wanita
juga mengalaminya ketika berjalan.
2. Trombosis Vena Dalam
Trombosis vena dalam lebih

sulit

didiagnosis

berdasarkan

manifestasi klinis karena tanda atau gejala sering kali tidak ada atau difus.
Jika ada, gejalanya disebabkan oleh inflamasi dan obstruksi vena balik,

KEPERAWATAN MATERNITAS KELUARGA

pembengkakan betis, serta edema eritema hangat dan lunak. Tanda Homan
(Nyeri belakang lutut ketika dorsofleksi) dianggap sebagai indikator
thrombus vena dalam pada wanita postpartum. Tanda Homan mempunyai
nilai kecil pada diagnosis, karena nyeri kemungkinan juga disebabkan oleh
ketegangan otot atau luka memar. Dan ini tidak selalu ada pada wanita yang
mengalami thrombosis vena. Refleks spasme arteri menyebabkan kaki pucat
dan dingin. Pada perabaan dapat penurunan denyut nadi perifer. Gejala lain
meliputi nyeri ketika digerakkan, malaise, dan kekakuan pada kaki yang
terserang.
Trombo emboli pada masa nifas pada umumnya sering
ditandai dengan :
1. Manifestasi klinik klasik yang disebut dengan phlegmasia
alba dolens atau milk yaitu berupa edema tungkai dan paha
2. Disertai rasa nyeri yang hebat
3. Sianosis local
4. Demam yang terjadi karena terlibatnya vena dalam dari kaki sampai region
illeofemoral
Nyeri pada otot betis baik spontan ataupun akibat peregangan tendon
Achilles (homans sign) tidak mempunyai arti klinis yang bermakna
karena tanda yang sama seringkali ditemukan pada awal masa nifas akibat
tekanan oleh peyangga betis meja obstetric saat persalinan.
Derajat nyeri tidak berhubungan dengan risiko terjadinya emboli
karena banyak penderita emboli paru yang sebelumnya tidak menunjukkan
tanda tanda thrombosis vena.

KEPERAWATAN MATERNITAS KELUARGA

1. TVS ( thrombosis vena superficial)


a. Pelviotrmboplebitis :
1) Nyeri pada perut bagian bawah dan atau bagian samping,
timbul hari kedua-tiga masa nifas dengan atau tanpa
panas
2) Penderita tampak sakit berat dengan gambaran :
a) Menggigil berulangkali, 30 40 menit dengan interval
hanya

beberapa

jam

dan

kadang-kadang

hari.

Penderita hamper tidak panas.


b) Suhu badan naik turun secara tajam ( 36 menjadi 40)
yang diikuti dengan penurunan suhu dalam 1 jam.
c) Penyakit dapat berlangsung 1 3 bulan
d) Cenderung berbentuk pus yang menjalar kemanamana terutama paru paru
2. Gambaran darah :
a. terdapat leukositosis
b. untuk membuat kultur darah, darah diambil pada saat tepat
sebelum mulainya menggigil. Meskipun bakteri ditemukan di
dalam darah selama menggigil, kultur darah sangat sukar
dibuat karena bakterinya adalah anaerob.
c. Pada periksa dalam hamper tidak ditemukan apa-apa karena
yang paling banyak terkena ialah vena ovarika, yang sukar
dicapai pada pemeriksaan dalam
3. Tromboplebitis femoralis
a. Keadaan umum tetap baik, suhu badan subfebris selama 7
sampai 10 hari, kemudian suhu mendadak naik kira kira
pada hari ke 10 20, yang disetai dengan menggigil dan
nyeri sekali.
b. Pada salah satu kaki yang terkena biasanya kaki kiri, akan
memberikan tanda tanda sebagai berikut :

KEPERAWATAN MATERNITAS KELUARGA

10

1) Kaki sedikit dalam keadaan fleksi dan rotasi keluar serta


sukar bergerak, lebih panas dibanding dengan kaki
lainnya
2) Seluruh bagian dari salah satu vena pada kaki terasa
tegang dank eras pada paha bagian atas
3) Nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha
4) Reflektori akan terjadi spasmus arteria sehingga kaki
menjadi bengkak,tegang, putih, nyeri dan dingin dan
pulsasi menurun .
5) Edema kadang-kadang terjadi sebelum atau setelah nyeri dan pada
umumnya terdapat pada paha bagian atas, tetapi lebih sering dimulai dari
jari-jari kaki dan pergelangan kaki, kemudian meluas dari bawah keatas
6) Nyeri pada betis, yang dapat terjadi spontan atau dengan memijit betis
atau dengan meregangkan tendo akhiles (tanda human).
4. TVD (thrombosis Vena dalam)
Kira kira 50% tidak menimbulkan gejala.Dapat diduga jika terdapat
nyeri yang menjalar/nyeri tekan pada vena yang terkena.Sering terjadi pada
kaki kiri.
Jika bekuan tidak merusak pembuluh darah maka klien tidak merasakan
nyeri.Biasanya terjadi pada 2 minggu setelah persalinan.
Gejala gejala terdiri atas :
a. Nyeri di kaki bila berjalan
b. Kadang kadang dapat dilihat bahwa kaki membengkak sedikit
c. Kemungkinan suhu badan agak naik
5. Emboli paru menimbulkan gejala gejala :
a. Dispnea
b. Pleuritis
c. Tachypnea
d. Stridor
e. Nyeri dada
f. Batuk
g. Sinkop
h. Hemoptisis
G. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TROMBO EMBOLI
Faktor risiko umum terjadinya trombo emboli :
KEPERAWATAN MATERNITAS KELUARGA

11

1.
2.
3.
4.
5.

Tromboemboli herediter (mutasi factor )


Riwayat tromboemboli sebelumnya
Penggunaan katup jantung artificial
Fibrilasi atrial
Sindroma antifosfolipid

Faktor

risiko

khusus

yang

meningkatkan

kecenderungan

tromboemboli adalah :
1. Bedah kebidanan,( SC)
2. Persalinan pervaginam dengan tindakan
3. Usia lanjut ibu hamil dan melahirkan
4. Dupresi laktasi dengan menggunakan preparat estrogen
5. Sickle cell disease
6. Riwayat tromboflebitis sebelumnya
7. Penyakit jantung
8. Immobilisasi yang lama
9. Obesitas
10. Infeksi maternal dan insufisiensi vena kronik
11. Multipara
12. Varises
13. Infeksi nifas

Faktor risiko penting terjadinya tromboemboli :


1. Merokok
2. Preeklamsia
3. Persalinan lama
4. Anemia
5. Perdarahan

KEPERAWATAN MATERNITAS KELUARGA

12

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Venografi kontras untuk memastikan thrombosis vena dalam
2. Pemeriksaan koagulasi untuk mengidentifikasi hiperkoagulabilitas
3. Hemoglobin atau hematokrit (HB/Ht) untuk mengkaji perubahan dari kadar pra
operasi dan mengevaluasi efek kehilangan darah pada pembedahan. Leukosit
(WBC) mengidentifikasi adanya infeksi
4. Urinalisis / kultur urine
5. Pemeriksaan elektrolit

I. PENATALAKSANAAN
1. Trombembolisme Ringan
Ditangani dengan istirahat, dapat juga dengan pemberian antibiotik dan
ibu dianjurkan untuk mobilisasi atau aktifitas ringan.
2. Tromboembolisme berat
Antikoagulan untuk mencegah bertambah luasnya thrombus dan
mengurangi bahaya emboli. Terapi dapat dimulai dengan heparin melalui infus
IV sebanyak 10.000 itu satuan setiap 6 jam dan diteruskan dengan kaumarin 10
gram per hari kemudian 3 mg perhari dan selama 6 minggu kemudian
dikurangi dan dihentikan dalam 2 minggu.
J. KOMPLIKASI
1. TVS
a. Pelviotromboplebitis
1) Komplikasi pada paru-paru : infark, abses, pneumonia

KEPERAWATAN MATERNITAS KELUARGA

13

2) Komplikasi pada ginjal sinistra : nyeri mendadak, yang


diikuti dengan proteinuria dan hematuria
3) Komplikasi pada persendian, mata dan jaringan subcutan
4) tromboflebitisseptik
2. TVD
a. Kadang-kadang thrombosis menutup sama sekali vena
femoralis dengan akibat timbulnya edema yang padat
pada kaki dan nyeri yang sangat hebat. Sesudah keadaan
menjadi tenang, bias tertinggal sindroma pasca flebitis,
terdiri atas edema, varices, eksema dan ulkus pada kaki.
b. Emboli paru
c. Emboli paru
c. Emboli paru besar dapat menutup arteria pulmonalis serta
menimbulkan syok dan kematian.
d. Emboli paru menimbulkan gawat darurat kardiovaskuler
dan sindrom pernafasan berat yaitu adanya dyspnea,
nyeri dada dan cianosis.

KEPERAWATAN MATERNITAS KELUARGA

14

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
a. Anamnesa
1) Keluhan sekarang : Nyeri
2) Riwayat kehamilan dan persalinan : Riwayat trombosis vena
sebelumnya, masalah jantung, hemografi, hipertensi karena kehamilan,
dan hiperkoagulabilitas pada purperium dini.
3) Kontrasepsi : Jenis kontrasepsi yang digunakan, lama penggunaan,
alasan berhenti, keluhan, rencana kontrasepsi yang akan digunakan
nanti
b. Pemeriksaan Fisik
1) Kesadaran : Compos mentis/somnolen/spoo/semicoma/coma
2) TTV : Peningkatan frekuensi nadi, suhu badan mungkin meningkat
3) Kepala dan wajah :

KEPERAWATAN MATERNITAS KELUARGA

15

a) Inspeksi kebersihan dan kerontokan rambut, cloasma gravidarum,


keadaan sclera, konjungtiva, serta kebersihan gigi dan mulut
b) Palpasi palpebral, adakah edema pada mata dan wajah
4) Dada
Inspeksi irama nafas, dengarkan bunyi nafas dan hitung frekuensinya
5) Payudara
a) Inspeksi keadaan putting : menonjol, tertarik ke dalam, produksi ASI
terkadang berkurang pada ibu menyusui.
b) Palpasi daerah payudara
c) Kaji pengeluaran ASI
6) Ekstremitas bagian atas
Inspeksi keadaan edema pada jari-jari
7) Abdomen
Adanya luka insisi post SC, dengarkan bising usus
8) Involution uteri
Meraba daerah vesika urinaria, telapak tangan di atas abdomen meraba
dan menemukan tinggi fundus uteri ( kaji intensitas, kekuatan dan
kontraksi)
9) Vulva vagina
Melihat keadaan kebersihan vulva dan perineum
10) Ekstremitas bagian bawah
Tanda homan positif (paha dan betis) mungkin hangat dan warna
kemerahan, tungkai yang sakit, dingin, pucat, serta edema.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan imobilitas,
kurangnya aliran darah vena
2. Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi, penurunan aliran darah
vena
3. Ansietas yang berhubungan dengan perubahan status kesehatan
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No

D
x
1

Tujuan

Perencanaan
Intervensi

Setelah dilakukan tindakan


keperawatan selama 3 x 24
jam, diharapkan perfusi

Pertahankan tirah
baring

Rasional
1

Meminilamkan
kemungkinan

KEPERAWATAN MATERNITAS KELUARGA

16

jaringan perifer kembali


efektif
2

Dengan Kriteria hasil :


Nadi perifer dapat
diraba
Pengisian
kapiler
adekuat
Penurunan edema
dan eritema

Observasi
ekstremitas
terhadap
warna.
Inspeksi
adanya
edema dari lipat
paha
sampai
telapak kaki, ukur,
dan catat lingkar
betis pada kedua
kaki

Anjurkan
untuk
meninggikan
tungkai di atas
level jantung (1020)

Instruksikan
ibu
untuk
menggerakkan
ekstremitas
Kaji
kemudian
pernapasan
dan
bunyi paru serta
catat
keluhankeluhan nyeri pada
dada
dan
merasakan nyeri
ansietas.
Berikan kompres
hangat
lembap
pada ekstremitas
yang sakit

perubahan
posisi
thrombus
dan
menciptakan emboli
2

Gejala
yang
membantu
membedakan antara
tromboflebitis
superfisial
dengan
thrombosis
vena
dalam
ialah
kemerahan, panas,
nyeri tekan dan
edema
local
merupakan
karakteristik
superfisial. Pucat dan
dingin
pada
ekstremitas
merupakan
karakterstik TVD.

Mengosongkan vena
superfisial dan tiba
dengan
cepat,
mempertahankan
vena tetap kolaps,
sehingga
meningkatkan aliran
balik vena

Untuk
mencegah
perubahan
posisi
thrombus
yang
menimbulkan
embolisme

Nyeri dada yang


tajam pada subternal,
ketakutan tiba-tiba
dyspnea, takipnea,
dan
hemoptysis
adalah tanda-tanda
emboli
paru,
khususnya
pada
TVD.

Meningkatkan
sirkulasi ke
ekstremitas,

KEPERAWATAN MATERNITAS KELUARGA

17

area

Setelah dilakukan perawatan


dalam 3 x 24 Jam di
harapkan nyeri klien dapat
teratasi dengan kriteria
hasil :

Kolaborasi dalam
pemberian
antikoagulan
menggunakan
heparin.

Pantau
pemeriksaan
laboratorium masa
protombin, masa
tromboplastin/Hb/
Ht, AST (SGOT)

Kaji
derajat
ketidaknyamanan
atau nyeri dengan
melakukan palpasi
pada kaki

Pertahankan tirah
baring
dengan
tepat.

meningkatkan
vasodilatasi
aliran
balik
vena
dan
resolusi edema.
7

Pantau tanda-tanda
vital

dapat
dan

Memantau
efektivitas
antikoagulan,
hemokonsentrasi dan
dehidrasi
dapat
menimbulkan
pembekuan.
Peningkatan kadar
AST
dapat
menandakan emboli.

Derajat
nyeri
berhubungan
langsung
dengan
luas nyeri
yang
terlibat,
derajat
hipoksia, dan edema
berkenan
dengan
terjadinya thrombus
pada dinding vena
terinflamasi.
Ibu
dapat
melindungi
atau mengimobilisasi
ekstremitas
yang
sakit
untuk
menurunkan
nyeri
berkenan
dengan
gerakan akut.
Menurunkan
ketidaknyamanan
berkenaan
dengan
kontraksi
dan
gerakan
otot,
menimbulkan
kemungkinan
perubahan
posisi
thrombus.
Memantau
tandatanda vital dapat

Nyeri hilang
Ibu dapat rileks dan
istirahat
dengan
tepat

Heparin
mencegah
pembentukan
thrombus
mencegah
pembekuan
selanjutnya.

KEPERAWATAN MATERNITAS KELUARGA

18

Setelah dilakukan tindakan


keperawatan selama 3 x 24
jam di harapkan kecemasan
klien berkurang dengan
kriteria hasil :
Mengungkapkan
tentang
perasaan
ansietas
Menunjukkan
penurunan perilaku
seperti gelisah dan

Tinggikan
ekstremitas
sakit

yang

Anjurkan
perubahan posisi
yaitu
mempertahankan
ekstremitas tetap
tinggi.

menandakan
peningkatan nyeri,
demam
dapat
memperberat
ketidaknyamanan
umum
Meningkatkan aliran
balik
vena
memudahkan
sirkulasi.

Menurunkan
kelelahan,
meminimalkan
spasme otot, dan
meningkatkan aliran
balik vena.

Melibatkan
ibu
dalam
asuhan
keperawatan,
peningkatan control,
dan penurunan rasa
cemas.
Analgetik
menurunkan demam
dan
inflamasi
menghilangkan
nyeri.

Jelaskan prosedur
tindakan
dan
intervensi

Berikan
obatobatan
sesuai
dengan
indikasi
(analgetik,
anti
inflamasi)

Berikan kompres
panas yang lembap
pada ekstremitas.

Jelaskan prosedur,
tindakan
dan
intervensi
keperawatan

Anjurkan
untuk
teknik
relaksasi
dan pengungkapan
masalah

Menyebabkan
vasodilatasi
yang
meningkatkan
sirkulasi.

Menurunkan
rasa
takut, meningkatkan
pengetahuan ibu dan
libatkan
dalam
tindakan
Mencegah kelelahan
otot
menurunkan
ansietas

KEPERAWATAN MATERNITAS KELUARGA

19

iritabilitas

Pantau tanda-tanda
vital dan perilaku
seperti kegelisahan
peka rangsangan
dan menangis

Dapat menunjukkan
perubahan
pada
tingkat ansietas dan
dapat meningkatkan
kemampuan
ibu
dalam
mengatasi
masalah

D. EVALUASI
1 Memperoleh sirkulasi darah yang adekuat pada ekstremitas bawah (nadi
2

distal dapat dipalpasi, warna kulit normal, hangat).


Menunjukkan tanda-tanda berkurangnya rasa

mengatakan merasa lebih baik dan edema berkurang.


Dapat menerangkan dengan tepat proses perkembangan thrombosis vena,

nyeri

dan

edema,

pencegahannya, factor-faktor resiko, efek samping thrombosis dan efek


samping obat.

BAB IV
PENUTUP

KEPERAWATAN MATERNITAS KELUARGA

20

A. KESIMPULAN
Tromboemboli adalah obstruksi pembuluh darah dengan bahan
trombolik yang dibawa oleh darah dari tempat asal untuk menyumbat. Statis
vena pada ekstremitas bawah yang disebabkan karena melemahnya dinding
pembuluh darah dan penekanan vena-vena utama akibat pembesaran uterus.
Penatalaksanaan untuk komplikasi tromb oemboli dibedakan menjadi trombo
embolisme berat dan ringan. Sehingga dapat diambil dua diagnose
keperawatan yang sesuai dengan penatalaksanaannya yaitu perubahan perfusi
jaringan dan nyeri.
B. SARAN
Sebagai seorang mahasiswa keperawatan hendaknya kita bisa benarbenar memahami bagaimana penatalaksanaan komplikasi trombo emboli
dalam konteks asuhan keperawatan. Sehingga dapat meminimalisir angka
kematian ibu akibat dari kejadian tersebut. dengan kita memahami konsep
dasar penyakit dan asuhannya, kita bisa memberikan intervensi yang sesuai
untuk ibu, sehingga angka kematian akibat trombo emboli bisa menurun
walaupun kasus komplikasi trombo emboli ini jarang terjadi dalam periode
post partum.

DAFTAR PUSTAKA

KEPERAWATAN MATERNITAS KELUARGA

21

Baradero Mary dkk. Klien Gangguan Kardiovaskular Seri Asuhan Keperawatan.


Penerbit buku kedokteran EGC . Jakarta 2008
Farrer, Helen.2001.Perawatan Maternitas.Jakarta:EGC
Mitayani.2009.Asuhan Keperawatan Maternitas.Jakarta: Salemba Medika
Nadesul.2007.Buku Sehat Calon Pengantin dan Keluarga Muda.Jakarta: Penerbit
Buku Kompas
Oxorn,Harry&William

R.Forte.2010.ILMU

KEBIDANAN:Patologi&Fisiologi

Persalinan (Alih Bahasa: Mohammad Hakimi).Yogyakarta:Yayasan Essentia


Medica
http://etd.eprints.ums.ac.id/9398/

KEPERAWATAN MATERNITAS KELUARGA

22

Anda mungkin juga menyukai