PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dahulu, tromboemboli dikenal sebagai kejadian unik yang hanya
terjadi pada masa nifas akan tetapi sekarang ini justru kejadian
tromboemboli
pada
masa
nifas
cenderung
berkurang.
Hal
ini
dilakukannya mobilisasi dini, sehingga terjadi bendungan vena dan darah yang statis.
Dengan mobilisasi sirkulasi darah normal atau lancar sehingga resiko terjadinya
trombosis dan tromboemboli dapat dihindarkan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian trombo emboli?
2. Etiologi trombo emboli?
3. Patofisiologi trombo emboli?
4. Skema patofisiologi trombo emboli?
5. Manisfestasi klinik trombo emboli?
6. Pemeriksaan diagnostik pada trombo emboli?
7. Penatalaksanaan pada trombo emboli?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian trombo emboli.
2. Untuk mengetahui etiologi trombo emboli.
3. Untuk mengetahui proses patofisiologi trombo emboli.
4. Untuk mengetahui bagaimana skema patofisiologi trombo emboli.
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis trombo emboli.
6. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik trombo emboli.
7. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan trombo emboli.
BAB II
PEMBAHASAN
KEPERAWATAN MATERNITAS KELUARGA
A.
PENGERTIAN
Trombosis adalah pembentukan massa bekuan darah dalam sistem kardiovaskuler
yang tidak terkendali (Robin dan Kumar, 1995).
Emboli adalah oklusi beberapa bagian sistem kardiovaskuler oleh suatu massa
(embolus) yang tersangkut dalam perjalanannya ke suatu tempat melalui arus darah
(Robin dan Kumar,1995).
Trombo embolisme adalah gabungan Trombosis dan Embolisme.
(Robin dan Kumar, 1995).
Trombo emboli adalah obstruksi pembuluh darah dengan bahan trombolik yang
dibawa oleh darah dari tempat asal untuk menyumbat. Statis vena pada ekstremitas
bawah yang disebabkan karena melemahnya dinding pembuluh darah dan penekanan
vena-vena utama akibat pembesaran uterus.
kehamilan dan perbaikan episiotomy juga meningkatkan vena stasis dan pembentukan
thrombus.
3. Perlakuan internal pembuluh darah
Dapat terjadi pada tindakan operasi. Dapat didahului oleh proses operasi atau
inflamasi. Perlakuan pada internal menyebabkan pembuluh darah kehilangan muatan
listrik, sehingga thrombus mudah menempel pada dinding pembuluh tersebut.
D. PATOFISIOLOGI
Proses persalinan khususnya pada saat terlepasnya plasenta, kadar fibrinogen
serta faktor lain yang memegang peranan dalam pembekuan meningkat sehingga
memudahkan timbulnya pembekuan. Pada persalinan, terutama yang diselesaikan dengan
pembedahan, ada kemungkinan terjadi gangguan pada pembuluh darah terutama di
daerah pelvis. Perlakuan interna pembuluh darah. Dapat terjadi pada tindakan operasi.
Dapat didahului oleh proses operasi atau inflamasi. Perlakuan pada interna menyebabkan
pembuluh darah kehilangan muatan listrik, sehingga trombus mudah menempel pada
dinding pembuluh tersebut (Mitayani, 2011).
E. SKEMA PATOFISIOLOGI
KEPERAWATAN MATERNITAS KELUARGA
F.
MANIFESTASI KLINIS
1. Trombosis Vena Superfisial (TVS)
Trombosis Vena Superfisial biasanya disertai oleh tanda dan gejala
inflamasi. Tromboflebitis biasanya dihubungkan dengan varises vena dan
terbatas pada daerah betis. Tanda dan gejalanya meliputi ekstremitas
kemerahan, lunak dan hangat. Palpasi luas dan penyempitan vena. Wanita
juga mengalaminya ketika berjalan.
2. Trombosis Vena Dalam
Trombosis vena dalam lebih
sulit
didiagnosis
berdasarkan
manifestasi klinis karena tanda atau gejala sering kali tidak ada atau difus.
Jika ada, gejalanya disebabkan oleh inflamasi dan obstruksi vena balik,
pembengkakan betis, serta edema eritema hangat dan lunak. Tanda Homan
(Nyeri belakang lutut ketika dorsofleksi) dianggap sebagai indikator
thrombus vena dalam pada wanita postpartum. Tanda Homan mempunyai
nilai kecil pada diagnosis, karena nyeri kemungkinan juga disebabkan oleh
ketegangan otot atau luka memar. Dan ini tidak selalu ada pada wanita yang
mengalami thrombosis vena. Refleks spasme arteri menyebabkan kaki pucat
dan dingin. Pada perabaan dapat penurunan denyut nadi perifer. Gejala lain
meliputi nyeri ketika digerakkan, malaise, dan kekakuan pada kaki yang
terserang.
Trombo emboli pada masa nifas pada umumnya sering
ditandai dengan :
1. Manifestasi klinik klasik yang disebut dengan phlegmasia
alba dolens atau milk yaitu berupa edema tungkai dan paha
2. Disertai rasa nyeri yang hebat
3. Sianosis local
4. Demam yang terjadi karena terlibatnya vena dalam dari kaki sampai region
illeofemoral
Nyeri pada otot betis baik spontan ataupun akibat peregangan tendon
Achilles (homans sign) tidak mempunyai arti klinis yang bermakna
karena tanda yang sama seringkali ditemukan pada awal masa nifas akibat
tekanan oleh peyangga betis meja obstetric saat persalinan.
Derajat nyeri tidak berhubungan dengan risiko terjadinya emboli
karena banyak penderita emboli paru yang sebelumnya tidak menunjukkan
tanda tanda thrombosis vena.
beberapa
jam
dan
kadang-kadang
hari.
10
11
1.
2.
3.
4.
5.
Faktor
risiko
khusus
yang
meningkatkan
kecenderungan
tromboemboli adalah :
1. Bedah kebidanan,( SC)
2. Persalinan pervaginam dengan tindakan
3. Usia lanjut ibu hamil dan melahirkan
4. Dupresi laktasi dengan menggunakan preparat estrogen
5. Sickle cell disease
6. Riwayat tromboflebitis sebelumnya
7. Penyakit jantung
8. Immobilisasi yang lama
9. Obesitas
10. Infeksi maternal dan insufisiensi vena kronik
11. Multipara
12. Varises
13. Infeksi nifas
12
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Venografi kontras untuk memastikan thrombosis vena dalam
2. Pemeriksaan koagulasi untuk mengidentifikasi hiperkoagulabilitas
3. Hemoglobin atau hematokrit (HB/Ht) untuk mengkaji perubahan dari kadar pra
operasi dan mengevaluasi efek kehilangan darah pada pembedahan. Leukosit
(WBC) mengidentifikasi adanya infeksi
4. Urinalisis / kultur urine
5. Pemeriksaan elektrolit
I. PENATALAKSANAAN
1. Trombembolisme Ringan
Ditangani dengan istirahat, dapat juga dengan pemberian antibiotik dan
ibu dianjurkan untuk mobilisasi atau aktifitas ringan.
2. Tromboembolisme berat
Antikoagulan untuk mencegah bertambah luasnya thrombus dan
mengurangi bahaya emboli. Terapi dapat dimulai dengan heparin melalui infus
IV sebanyak 10.000 itu satuan setiap 6 jam dan diteruskan dengan kaumarin 10
gram per hari kemudian 3 mg perhari dan selama 6 minggu kemudian
dikurangi dan dihentikan dalam 2 minggu.
J. KOMPLIKASI
1. TVS
a. Pelviotromboplebitis
1) Komplikasi pada paru-paru : infark, abses, pneumonia
13
14
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
a. Anamnesa
1) Keluhan sekarang : Nyeri
2) Riwayat kehamilan dan persalinan : Riwayat trombosis vena
sebelumnya, masalah jantung, hemografi, hipertensi karena kehamilan,
dan hiperkoagulabilitas pada purperium dini.
3) Kontrasepsi : Jenis kontrasepsi yang digunakan, lama penggunaan,
alasan berhenti, keluhan, rencana kontrasepsi yang akan digunakan
nanti
b. Pemeriksaan Fisik
1) Kesadaran : Compos mentis/somnolen/spoo/semicoma/coma
2) TTV : Peningkatan frekuensi nadi, suhu badan mungkin meningkat
3) Kepala dan wajah :
15
D
x
1
Tujuan
Perencanaan
Intervensi
Pertahankan tirah
baring
Rasional
1
Meminilamkan
kemungkinan
16
Observasi
ekstremitas
terhadap
warna.
Inspeksi
adanya
edema dari lipat
paha
sampai
telapak kaki, ukur,
dan catat lingkar
betis pada kedua
kaki
Anjurkan
untuk
meninggikan
tungkai di atas
level jantung (1020)
Instruksikan
ibu
untuk
menggerakkan
ekstremitas
Kaji
kemudian
pernapasan
dan
bunyi paru serta
catat
keluhankeluhan nyeri pada
dada
dan
merasakan nyeri
ansietas.
Berikan kompres
hangat
lembap
pada ekstremitas
yang sakit
perubahan
posisi
thrombus
dan
menciptakan emboli
2
Gejala
yang
membantu
membedakan antara
tromboflebitis
superfisial
dengan
thrombosis
vena
dalam
ialah
kemerahan, panas,
nyeri tekan dan
edema
local
merupakan
karakteristik
superfisial. Pucat dan
dingin
pada
ekstremitas
merupakan
karakterstik TVD.
Mengosongkan vena
superfisial dan tiba
dengan
cepat,
mempertahankan
vena tetap kolaps,
sehingga
meningkatkan aliran
balik vena
Untuk
mencegah
perubahan
posisi
thrombus
yang
menimbulkan
embolisme
Meningkatkan
sirkulasi ke
ekstremitas,
17
area
Kolaborasi dalam
pemberian
antikoagulan
menggunakan
heparin.
Pantau
pemeriksaan
laboratorium masa
protombin, masa
tromboplastin/Hb/
Ht, AST (SGOT)
Kaji
derajat
ketidaknyamanan
atau nyeri dengan
melakukan palpasi
pada kaki
Pertahankan tirah
baring
dengan
tepat.
meningkatkan
vasodilatasi
aliran
balik
vena
dan
resolusi edema.
7
Pantau tanda-tanda
vital
dapat
dan
Memantau
efektivitas
antikoagulan,
hemokonsentrasi dan
dehidrasi
dapat
menimbulkan
pembekuan.
Peningkatan kadar
AST
dapat
menandakan emboli.
Derajat
nyeri
berhubungan
langsung
dengan
luas nyeri
yang
terlibat,
derajat
hipoksia, dan edema
berkenan
dengan
terjadinya thrombus
pada dinding vena
terinflamasi.
Ibu
dapat
melindungi
atau mengimobilisasi
ekstremitas
yang
sakit
untuk
menurunkan
nyeri
berkenan
dengan
gerakan akut.
Menurunkan
ketidaknyamanan
berkenaan
dengan
kontraksi
dan
gerakan
otot,
menimbulkan
kemungkinan
perubahan
posisi
thrombus.
Memantau
tandatanda vital dapat
Nyeri hilang
Ibu dapat rileks dan
istirahat
dengan
tepat
Heparin
mencegah
pembentukan
thrombus
mencegah
pembekuan
selanjutnya.
18
Tinggikan
ekstremitas
sakit
yang
Anjurkan
perubahan posisi
yaitu
mempertahankan
ekstremitas tetap
tinggi.
menandakan
peningkatan nyeri,
demam
dapat
memperberat
ketidaknyamanan
umum
Meningkatkan aliran
balik
vena
memudahkan
sirkulasi.
Menurunkan
kelelahan,
meminimalkan
spasme otot, dan
meningkatkan aliran
balik vena.
Melibatkan
ibu
dalam
asuhan
keperawatan,
peningkatan control,
dan penurunan rasa
cemas.
Analgetik
menurunkan demam
dan
inflamasi
menghilangkan
nyeri.
Jelaskan prosedur
tindakan
dan
intervensi
Berikan
obatobatan
sesuai
dengan
indikasi
(analgetik,
anti
inflamasi)
Berikan kompres
panas yang lembap
pada ekstremitas.
Jelaskan prosedur,
tindakan
dan
intervensi
keperawatan
Anjurkan
untuk
teknik
relaksasi
dan pengungkapan
masalah
Menyebabkan
vasodilatasi
yang
meningkatkan
sirkulasi.
Menurunkan
rasa
takut, meningkatkan
pengetahuan ibu dan
libatkan
dalam
tindakan
Mencegah kelelahan
otot
menurunkan
ansietas
19
iritabilitas
Pantau tanda-tanda
vital dan perilaku
seperti kegelisahan
peka rangsangan
dan menangis
Dapat menunjukkan
perubahan
pada
tingkat ansietas dan
dapat meningkatkan
kemampuan
ibu
dalam
mengatasi
masalah
D. EVALUASI
1 Memperoleh sirkulasi darah yang adekuat pada ekstremitas bawah (nadi
2
nyeri
dan
edema,
BAB IV
PENUTUP
20
A. KESIMPULAN
Tromboemboli adalah obstruksi pembuluh darah dengan bahan
trombolik yang dibawa oleh darah dari tempat asal untuk menyumbat. Statis
vena pada ekstremitas bawah yang disebabkan karena melemahnya dinding
pembuluh darah dan penekanan vena-vena utama akibat pembesaran uterus.
Penatalaksanaan untuk komplikasi tromb oemboli dibedakan menjadi trombo
embolisme berat dan ringan. Sehingga dapat diambil dua diagnose
keperawatan yang sesuai dengan penatalaksanaannya yaitu perubahan perfusi
jaringan dan nyeri.
B. SARAN
Sebagai seorang mahasiswa keperawatan hendaknya kita bisa benarbenar memahami bagaimana penatalaksanaan komplikasi trombo emboli
dalam konteks asuhan keperawatan. Sehingga dapat meminimalisir angka
kematian ibu akibat dari kejadian tersebut. dengan kita memahami konsep
dasar penyakit dan asuhannya, kita bisa memberikan intervensi yang sesuai
untuk ibu, sehingga angka kematian akibat trombo emboli bisa menurun
walaupun kasus komplikasi trombo emboli ini jarang terjadi dalam periode
post partum.
DAFTAR PUSTAKA
21
R.Forte.2010.ILMU
KEBIDANAN:Patologi&Fisiologi
22