Anda di halaman 1dari 22

BAB I

1. PENDAHULUAN
2. 2.1 Latar Belakang
3.
Stroke masih merupakan penyebab utama invaliditas kecacatan sehingga orang
tergantung pada orang lain pada kelompok usia 45 tahun ke atas dan angka kematian
yang diakibatkannya juga cukup tinggi. Banyak upaya, penelitian, yang telah dilakukan
oleh para pakar dalam bidang stroke ini, bagaimana cara mencegahnya, bagaimana cara
mencegah agar tidak berulang sekiranya seseorang pernah mendapat stroke, bagaimana
mengurangi kerusakan atau kematian yang diakibatkannya sekiranya stroke terjadi, dan
bagaimana mengoptimasi keadaan pasien yang telah dikurangi kemampuannya oleh
4.

stroke, melakukan rehabilitasi.


Sebagian besar penderita stroke akan pulang ke rumahnya masing-masing. Hanya
sebagian kecil yang masih memerlukan perawatan secara tetap di rumah sakit dan
penderita ini cenderung merupakan manula yang usianya amat lanjut atau orang-orang
yang sebelum mengalami stroke sudah mempunyai permasalahan jasmani atau mental
lainnya. Sebagai contoh, penderita yang sebelumnya sudah demensia tidak akan
memperlihatkan banyak kemajuan bila terkena serangan stroke. Keluarga penderita yang
tidak dapat dibawa pulang ini perlumemikirkan penitipan penderita panti jompo dengn
bantuan dari para pekerja sosial. Kadang-kadang saja ada penderita stroke yang harus
tinggal di rumah sakit dalam untuk jangka waktu yang lama.

5.
6.

Sikap penderita ketika pulang dari rumah sakit berbeda-beda. Sebagian penderita ingin
secepatnya pulang ke rumah dan kalau keinginan ini diperbolehkan, mungkit dapat
timbul kesulitan akibat penderita dan keluarganya beum siap. Sebagai akibatnya,
semangat mereka dapat merosot sekali. Akan tetapi, sebagian lagi enggan meninggalkan
lingkungan rumah sakit yang memberikan pelayanan dan perlindungan, sekalipun merasa
sudah siap pulang ke rumah. Penderita ini mengkhawatirkan berbagai resiko yang akan
mereka hadapi di luar rumah sakit tanpa bantuan dan dukungan dari dokter, perawat serta
ahli-ahli terapi lainya. Namun demikian, pada suatu resiko tersebut harus dihadapi dan
hampir selalu penderita dapat mengatasinya jauh lebih baik daripada apa yang mereka

sangka.
7.
Seorang penderita stroke biasanya dapat dipulangkan ke rumah mereka sendiri bila
suami atau istrinya masih adadan mampu merawatnya. Penderita yang sudah menduda

atau menjanda ataupun penderita yang bujangan dapat saja pulang kerumahnya kalau ada
anak-anak atau sanak saudara yang bersedia merawatnya. Akan tetapi di alam kehidupan
modern ini di mana setiap orang mendambakan keluarga kecil dan banya pasangan suami
istri yang dua-duanya berkerja, kemungkinan perawatan di rumah hampir mustahil
dilaksanakan. Dalam keadaan seperti ini, biasanya seorang penderita stroke yang jompo
akan dirawat dalam panti-panti jompo.
8. 2.2 Tujuan
9.
Maksud dalam pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih banyak lagi
tentang merawat pasien stroke setelah pulang dari rumah sakit.

10.
11.
12. BAB II
13. TINJAUAN PUSTAKA

14.I. Konsep Dasar


15. 1. Pengertian
16.
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat
akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung
selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang
17.

jelas selain vaskuler. (Hendro Susilo, 2000)


Stroke hemoragik adalah disfungsi neurologi fokal yang akut dan disebabkan oleh
perdarahan primer substansi otak yang terjadi secara spontan bukan oleh karena trauma
kapitis, disebabkan oleh karena pecahnya pembuluh arteri, vena dan kapiler. (Djoenaidi

Widjaja et. al, 1994)


18. 2. Anatomi fisiologi
19. a. Otak
20.
Berat otak manusia sekitar 1400 gram dan tersusun oleh kurang lebih 100 triliun
neuron. Otak terdiri dari empat bagian besar yaitu serebrum (otak besar), serebelum (otak
21.

kecil), brainstem (batang otak), dan diensefalon. (Satyanegara, 1998)


Serebrum terdiri dari dua hemisfer serebri, korpus kolosum dan korteks serebri.
Masing-masing hemisfer serebri terdiri dari lobus frontalis yang merupakan area motorik
primer yang bertanggung jawab untuk gerakan-gerakan voluntar, lobur parietalis yang
berperanan pada kegiatan memproses dan mengintegrasi informasi sensorik yang lebih
tinggi tingkatnya, lobus temporalis yang merupakan area sensorik untuk impuls
pendengaran dan lobus oksipitalis yang mengandung korteks penglihatan primer,

menerima informasi penglihatan dan menyadari sensasi warna.


22.
Serebelum terletak di dalam fosa kranii posterior dan ditutupi oleh duramater yang
menyerupai atap tenda yaitu tentorium, yang memisahkannya dari bagian posterior
serebrum. Fungsi utamanya adalah sebagai pusat refleks yang mengkoordinasi dan
memperhalus gerakan otot, serta mengubah tonus dan kekuatan kontraksi untuk
mempertahankan keseimbangan sikap tubuh.
23.
Bagian-bagian batang otak dari bawak ke atas adalah medula oblongata, pons dan
mesensefalon (otak tengah). Medula oblongata merupakan pusat refleks yang penting
untuk jantung, vasokonstriktor, pernafasan, bersin, batuk, menelan, pengeluaran air liur
dan muntah. Pons merupakan mata rantai penghubung yang penting pada jaras

kortikosereberalis yang menyatukan hemisfer serebri dan serebelum. Mesensefalon


merupakan bagian pendek dari batang otak yang berisi aquedikus sylvius, beberapa
traktus serabut saraf asenden dan desenden dan pusat stimulus saraf pendengaran dan
24.

penglihatan.
Diensefalon di bagi empat wilayah yaitu talamus, subtalamus, epitalamus dan
hipotalamus. Talamus merupakan stasiun penerima dan pengintegrasi subkortikal yang
penting. Subtalamus fungsinya belum dapat dimengerti sepenuhnya, tetapi lesi pada
subtalamus akan menimbulkan hemibalismus yang ditandai dengan gerakan kaki atau
tangan yang terhempas kuat pada satu sisi tubuh. Epitalamus berperanan pada beberapa
dorongan emosi dasar seseorang. Hipotalamus berkaitan dengan pengaturan rangsangan
dari sistem susunan saraf otonom perifer yang menyertai ekspresi tingkah dan emosi.

(Sylvia A. Price, 1995)


25. b. Sirkulasi darah otak
26.
Otak menerima 17 % curah jantung dan menggunakan 20 % konsumsi oksigen total
tubuh manusia untuk metabolisme aerobiknya. Otak diperdarahi oleh dua pasang arteri
yaitu arteri karotis interna dan arteri vertebralis. Da dalam rongga kranium, keempat
arteri ini saling berhubungan dan membentuk sistem anastomosis, yaitu sirkulus Willisi.
(Satyanegara, 1998)
27. Arteri karotis interna dan eksterna bercabang dari arteria karotis komunis kira-kira
setinggi rawan tiroidea. Arteri karotis interna masuk ke dalam tengkorak dan bercabang
kira-kira setinggi kiasma optikum, menjadi arteri serebri anterior dan media. Arteri
serebri anterior memberi suplai darah pada struktur-struktur seperti nukleus kaudatus dan
putamen basal ganglia, kapsula interna, korpus kolosum dan bagian-bagian (terutama
medial) lobus frontalis dan parietalis serebri, termasuk korteks somestetik dan korteks
motorik. Arteri serebri media mensuplai darah untuk lobus temporalis, parietalis dan
28.

frontalis korteks serebri.


Arteria vertebralis kiri dan kanan berasal dari arteria subklavia sisi yang sama. Arteri
vertebralis memasuki tengkorak melalui foramen magnum, setinggi perbatasan pons dan
medula oblongata. Kedua arteri ini bersatu membentuk arteri basilaris, arteri basilaris
terus berjalan sampai setinggi otak tengah, dan di sini bercabang menjadi dua membentuk
sepasang

arteri

serebri

posterior.

Cabang-cabang

sistem

vertebrobasilaris

ini

memperdarahi medula oblongata, pons, serebelum, otak tengah dan sebagian diensefalon.
Arteri

serebri posterior dan cabang-cabangnya memperdarahi sebagian diensefalon,

sebagian lobus oksipitalis dan temporalis, aparatus koklearis dan organ-organ vestibular.
(Sylvia A. Price, 1995)
29. Darah vena dialirkan dari otak melalui dua sistem : kelompok vena interna, yang
mengumpulkan darah ke Vena galen dan sinus rektus, dan kelompok vena eksterna yang
terletak di permukaan hemisfer otak, dan mencurahkan darah, ke sinus sagitalis superior
dan sinus-sinus basalis lateralis, dan seterusnya ke vena-vena jugularis, dicurahkan
menuju ke jantung. (Harsono, 2000)
30. 3. Patofisiologi
31.
Hipertensi kronik menyebabkan pembuluh arteriola yang berdiameter 100-400
mcmeter mengalami perubahan patologik pada dinding pembuluh darah tersebut berupa
hipohialinosis, nekrosis fibrinoid serta timbulnya aneurisma tipe Bouchard. Arteriolarteriol dari cabang-cabang lentikulostriata, cabang tembus

arterio talamus (talamo

perforate arteries) dan cabang-cabang paramedian arteria vertebro-basilaris mengalami


perubahan-perubahan degenaratif yang sama. Kenaikan darah yang abrupt atau
kenaikan dalam jumlah yang secara mencolok dapat menginduksi pecahnya pembuluh
32.

darah terutama pada pagi hari dan sore hari.


Jika pembuluh darah tersebut pecah, maka perdarahan dapat berlanjut sampai dengan
6 jam dan jika volumenya besarakan merusak struktur anatomi otak dan menimbulkan

33.

gejala klinik.
Jika perdarahan yang timbul kecil ukurannya, maka massa darah hanya dapat
merasuk dan menyela di antara selaput akson massa putih tanpa merusaknya. Pada
keadaan ini absorbsi darah akan diikutioleh pulihnya fungsi-fungsi neurologi. Sedangkan
pada perdarahan yang luas terjadi destruksi massa otak, peninggian tekanan intrakranial
dan yang lebih berat dapat menyebabkan herniasi otak pada falk serebri atau lewat

34.

foramen magnum.
Kematian dapat disebabkan oleh kompresi batang otak, hemisfer otak, dan
perdarahan batang otak sekunder atau ekstensi perdarahan ke batang otak. Perembesan
darah ke ventrikel otak terjadi pada sepertiga kasus perdarahan otak di nukleus kaudatus,

35.

talamus dan pons.


Selain kerusakan parenkim otak, akibat volume perdarahan yang relatif banyak akan
mengakibatkan peninggian tekanan intrakranial dan menyebabkan menurunnya tekanan

36.

perfusi otak serta terganggunya drainase otak.


Elemen-elemen vasoaktif darah yang keluar serta kaskade iskemik akibat
menurunnya tekanan perfusi, menyebabkan neuron-neuron di daerah yang terkena darah

dan sekitarnya tertekan lagi. Jumlah darah yang keluar menentukan prognosis. Apabila
volume darah lebih dari 60 cc maka resiko kematian sebesar 93 % pada perdarahan dalam
dan 71 % pada perdarahan lobar. Sedangkan bila terjadi perdarahan serebelar dengan
volume antara 30-60 cc diperkirakan kemungkinan kematian sebesar 75 % tetapi volume
darah 5 cc dan terdapat di pons sudah berakibat fatal. (Jusuf Misbach, 1999)
37. 4. Dampak masalah
38. a. Pada individu
39. 1) Gangguan perfusi jaringan otak
40.
Akibat adanya sumbatan pembuluh darah otak, perdarahan otak, vasospasme
serebral, edema otak
41. 2) Gangguan mobilitas fisik
42.
Terjadi karena adanya kelemahan, kelumpuhan dan menurunnya persepsi / kognitif
43. 3) Gangguan komunikasi verbal
44.
Akibat menurunnya/ terhambatnya sirkulasi serebral, kerusakan neuromuskuler,
kelemahan otot wajah
45. 4) Gangguan nutrisi
46.
Akibat adanya kesulitan menelan, kehilangan sensasi (rasa kecap) pada lidah, nafsu
makan yang menurun
47. 5) Gangguan eliminasi uri dan alvi
48.
Dapat terjadi akibat klien tidak sadar, dehidrasi, imobilisasi dan hilangnya kontrol
miksi
49. 6) Ketidakmampuan perawatan diri
50.
Akibat adanya kelemahan pada salah satu sisi tubuh, kehilangan koordinasi /
kontrol otot, menurunnya persepsi kognitif.
51. 7) Gangguan psikologis
52.
Dapat berupa ketakutan, perasaan tidak berdaya dan putus asa.emosi labil, mudah
marah, kehilangan kontrol diri,
53. 8) Gangguan penglihatan
54.
Dapat terjadi karena penurunan ketajaman penglihatan dan gangguan lapang
pandang.
55. b. Pada keluarga
56. 1) Terjadi kecemasan
57. 2) Masalah biaya
58. 3) Gangguan dalam pekerjaan
59.
60. B. Asuhan Keperawatan Home Care Pada Pasien dengan Gangguan Persarafan
61. 1. Pengkajian
62. a. Riwayat kesehatan
63. b. Lingkungan sosial dan budaya
64. c. Spiritual
65. d. Pemeriksaan fisik

66. e. Kemampuan pasien dalam pemenuhan kebutuhan se- hari- hari


67. f. Kemampuan keluarga dalam merawat keluarga
68. 2. Diagnosa Keperawatan
69. a. Aktual
70. b. Resiko
71. c. Potensial
72. 3. Perencanaan keperawatan
73. a. Penentuan prioritas masalah
74. b. Menentukan tujuan
75. c. Menyusun rencana secara komprehensif.
76. 4. Implementasi
77. a. Manajemen perawatan luka
78. b. Perawatan gangguan sistem pernafasan
79. c. Gangguan eleminasi
80. d. Gangguan Nurisi
81. e. Kegiatan rehabilitasi
82. f. Pelaksanaan pengobatan
83. g. Tindakan Kolaborasi
84. 5. Evaluasi
85. a. Mengukur efektifitas dan efisiensi pelayanan
86. b. Dilaksanakan selama proses dan akhir peberian asuhan.
87.

88. BAB III


89. PENUTUP
90. 3.1 Kesimpulan
91. Mutu kehidupan setelah mengalami stroke mungkin secara mengherankan tetap baik
sekalipun ada kelumpuhan atau beberapa cacat yang tersisa. Penderita sering mengatakan
betapa mereka tidak menyadari kesibukan pekerjaan yang menyita seluruh waktu mereka
seolah-olah mereka menjadi budak rutinitas pekerjaan dan tidak pernah memanfaatkan
waktu untuk menikmati segi-segi kehidupan yang lain sewaktu mereka masih dalam
keadaan sehat. Sebagian penderita berpandangan cukup terbuka dan masih mampu
menikmati kesempatan hidup yang lebih panjang. Keadaan ini lebih dipermudah lagi
dengan dukungan suami atau istri dan keluarganya, namun juga dapat tercapai dalam
peerawatan pada panti-panti jompo selama semangat penderita tetap terpelihara dan
banyak hal yang dapat dikerjakan.

92. DARTAR PUSTAKA


93. Feigin
Valery.
Pencegahan
dan
Pemulihan
Stroke.
Buana
Populer.Gramedia.Jakarta.2006;127-174.
94. PERDOSSI. Guideline Stroke 2007. Ed Revisi.2007.
95. Thomas.D.J. Stroke Dan Pencegahannya. Cetakan IV. Penerbit Arcan.2000.
96. http://yumizone.wordpress.com. Diakses pada 13 Oktober 2010 Jam 22.34 WIB

Ilmu

Makalah Home Care BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan keperawatan


di Indonesia saat ini sangat pesat, hal ini disebabkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang sangat cepat sehingga informasi dengan cepat dapat diakses oleh semua orang
sehingga informasi dengan cepat diketahui oleh masyarakat. Perkembangan era globalisasi yang
menyebabkan keperawatan di Indonesia harus menyesuaikan dengan perkembangan keperawatan
di negara yang telah berkembang, sosial ekonomi masyarakat semakin meningkat sehingga
masyarakat menuntut pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi, tapi di lain pihak bagi
masyarakat ekonomi lemah mereka ingin pelayanan kesehatan yang murah dan terjangkau.
Sehingga memerlukan perawatan lebih lama di rumah sakit. Lama perawatan di rumah sakit
telah menurun secara dramatis dalam era peningkatan biaya keperawatan kesehatan, potongan
anggaran yang besar, managed care, perkembangan teknologi yang cepat, dan pemberian
pelayanan yang maju, karena penyebab langsung, atau efek langsung dari variabel ini, industri
perawatan di rumah menjadi alat untuk menurunkan biaya dan lama perawatan. Akibatnya,
industri perawatan di rumah berkembang menjadi masalah yang kompleks dan harus diatasi
dengan perhatian yang besar bila salah satu tujuannya adalah memberi hasil yang terbaik bagi
setiap individu. Home care adalah pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien, individu dan
keluarga, direncanakan, dikoordinasikan, dan disediakan, oleh pemberi pelayanan, yang
diorganisir untuk memberi pelayanani rumah melalui staf atau pengaturan berdasarkan perjanjian
kerja atau kontrak (Warola, 1980 Dalam Perkembangan Modal Praktek Mandiri Keperawatan Di
Rumah Yang Disusun Oleh PPNI dan DEPKES). Hasil kajian Depkes RI tahun 2000 diperoleh
hasil : 97,7 % menyatakan perlu dikembangkan pelayanan kesehatan di rumah, 87,3 %
mengatakan bahwa perlu standarisasi tenaga, sarana dan pelayanan, serta 91,9 % menyatakan
pengelola keperawatan kesehatan di rumah memerlukan izin operasional. Berbagai faktor yang
mendorong perkembangan pelayanan keperawatan kesehatan dirumah antara lain : Kebutuhan
masyarakat, perkembangan IPTEK bidang kesehatan, tersedianya SDM kesehatan yang mampu
memberi pelayanan kesehatan di rumah. Berdasarkan uraian diatas kami tertarik untuk membuat
Rancangan Ide Pelayanan Home Care pada Rumah Sakit Swasta di Masa Depan, untuk
membantu program rumah sakit pemerintah yang telah dijalankan selama ini. B. Perumusan
Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan permasalahan karya tulis ilmuah ini
adalah bagaimana rancangan program pelayanan home care rumah sakit swasta di masa depan?
C. Tujuan penulisan 1. Tujuan umum Terselenggaranya pelayanan keperawatan secara
menyeluruh, efektif dan efisien yang berkesinambungan, sehingga dapat meningkatkan kualitas
hidup pasien dan keluarga. 2. Tujuan khusus a. Memenuhi kebutuhan dasar (bio-psiko- sosialspiritual) secara mandiri. b. Meningkatkan kemandirian keluarga dalam pemeliharaan kesehatan.
c. Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan kesehatan di rumah. d. Meminimalisir tingkat
kematian. e. Menekan serendah mungkin biaya rumah sakit D. Manfaat Penulisan 1. Manfaat
bagi pasien : a. Agar pasien mengetahui pelayanan yang ada di rumah sakit swasta b. Agar pasien
mengetahui rumah sakit mana saja yang ada pelayanan home care c. Agar pasien mampu

membandingkan keefektifan dan keefisienan pelayanan yang di rumah sakit 2. Manfaat bagi
perawat : a. Untuk menambah wawasan perawat b. Agar mengurangi pandangan buruk
masyarakat terhadap perawat c. Untuk memotivasi perawat agar mampu melaksanakan perannya
dengan baik 3. Manfaat bagi rumah sakit : a. Untuk mempromosikan rumah sakit b. Untuk
memotivasi rumah sakit merencanakan, membuat/ memperbaharui programprogram rumah
sakit yang mampu meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terhadap masyarakat c. Agar rumah
sakit mendapat citra yang baik dimasyarakat E. LandasanHukum 1. UU Kes.No. 23 tahun 1992
tentang kesehatan 2. PP No. 25 tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah. 3.
UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah 4. UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik
kedokteran 5. Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang regestrasi dan praktik perawat 6.
Kepmenkes No. 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas 7. Kepmenkes No. 279
tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraan Perkesmas. 8. SK Menpan No. 94/KEP/M.
PAN/11/2001 tentang jabatan fungsonal perawat. 9. PP No. 32 tahun 1996 tentang tenaga
kesehatan 10. Permenkes No. 920 tahun 1986 tentang pelayan medik swasta. F. Ruang lingkup
Ruang Lingkup Home Care yaitu : 1. Memberi asuhan keperawatan secara komprehensif 2.
Melakukan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarganya. 3. Mengembangkan
pemberdayaan pasien dan keluarga. Secara umum lingkup perawatan kesehatan di rumah juga
dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Pelayanan medik dan asuhan keperawatan 2. Pelayanan
sosial dan upaya menciptakan lingkungan yang terapeutik 3. Pelayanan rehabilitasi dan terapi
fisik 4. Pelayanan informasi dan rujukan 5. Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kesehatan 6.
Higiene, dan sanitasi perorangan serta lingkungan 7. Pelayanan perbaikan untuk kegiatan sosial.
G. Prinsip Home Care Agar pelayanan home care ini dapat berjalan dengan lancar maka perlu
diperhatikan beberapa prinsip dalam melakuakan pelayanan home care. Prinsip prinsip
terssebut diantaranya : 1. Pengelolaan home care dilaksanakan oleh perawat 2. Pelaksana Home
Care adalah terdiri dari profesi kesehatan yang ada (dokter, bidan, perawat,ahli gizi, apoteker,
sanitarian dan tenaga profesi yang lain). 3. Mengaplikasikan konsep sebagai dasar mengambil
keputusan dalam praktik. 4. Mengumpulkan data secara sistematis, akurat dan komrehensif. 5.
Menggunakan data hasil pengkajian dan hasil pemeriksaan dalam menetapkan diagnosa. 6.
Mengembangkan rencana keperawatan didasarkan pada kebutuhan. 7. Memberi pelayanan
paripurna yang terdiri dari prepentif, kuratif, promotif dan rehabilitaif. 8. Mengevaluasi respon
pasien dan keluarganya dalam intervensi keperawatan, medik dan lainnya. 9. Bertanggung jawab
terhadap pelayanan yang bermutu melalui manajemen. 10. Memelihara dan menjamin hubungan
baik diantara anggota tim. 11. Mengembankan kemampuan profesional. 12. Berpartisipasi pada
kegiatan riset untuk pengembangan home care. 13. Menggunakan kode etik profesi dalam
melaksanakan pelayanan di home care . H. Metode penulisan 1. Studi pustaka 2. Layanan jurnal
3. Media internet. BAB II TINJAUAN TEORI A. Definisi Pelayanan kesehatan di rumah adalah
pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien di rumahnya, yang merupakan sintesa dari
pelayanan keperawatan komunitas dan keterampian teknikal tertentu yang berasal dari spesalisasi
kesehatan tertentu, yang befokus pada asuhan keperawatan individu dengan melibatkan keluarga,
dengan tujuan menyembuhkan, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan fisik, mental/
emosi pasien. Home Care (HC) menurut Habbs dan Perrin, 1985 adalah merupakan layanan
kesehatan yang dilakukan di rumah pasien (Lerman D. & Eric B.L, 1993), Sehingga home care
dalam keperawatan merupakan layanan keperawatan di rumah pasien yang telah melalui sejarah
yang panjang. Menurut Depkes RI (2002) mendefinisikan bahwa home care adalah pelayanan
kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu, keluarga, di
tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan, memulihkan

kesehatan/memaksimalkan kemandirian dan meminimalkan kecacatan akibat dari penyakit.


Layanan diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien/keluarga yang direncanakan, dikoordinir,
oleh pemberi layanan melalui staff yang diatur berdasarkan perjanjian bersama. Rice. R, (2001)
mengidentifikasi jenis kasus yang dapat dilayani pada program home care yang meliputi kasuskasus yang umum pasca perawatan di rumah sakit dan kasus-kasus khusus klinik dan yang biasa
dijumpai di komunitas. Kasus umum yang merupakan pasca perawatan di RS adalah : 1. Klien
dengan COPD 2. Klien dengan penyakit gagal jantung 3. Klien dengan gangguan oksigenasi 4.
Klien dengan mengalami perlukaan kronis 5. Klien dengan diabetes 6. Klien dengan gangguan
fungsi perkemihan 7. Klien dengan kondisi pemulihan kesehatan ( rehabilitasi ) 8. Klien dengan
terapi cairan infus di rumah 9. Klien dengan gangguan fungsi persyarafan 10. Klien dengan
AIDS Sedangkan kasus dengan kondisi khusus, meliputi : 1. Klien dengan post partum 2. Klien
dengan gangguan kesehatan mental 3. Klien dengan kondisi Usia Lanjut 4. Klien dengan kondisi
terminal ( Hospice and Palliative care) (Rice R , 2001.,Allender &Spradley, 2001) B. Tujuan
Diadakannya Home Care 1. Terpenuhi kebutuhan dasar ( bio-psiko- sosial- spiritual ) secara
mandiri. 2. Meningkatkan kemandirian keluarga dalam pemeliharaan kesehatan. 3.
Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan kesehatan di rumah. C. Factor-Faktor Yang
Mempengaruhi Home Care 1. Kesiapan tenaga dan partisipasi masyarakat 2. Upaya promotif
atau preventif 3. SDM perawat 4. Kebutuhan pasien 5. Kependudukan 6. Dana D. Manfaat Home
Care 1. Bagi Klien dan Keluarga : a. Program Home Care (HC) dapat membantu meringankan
biaya rawat inap yang makin mahal, karena dapat mengurangi biaya akomodasi pasien,
transportasi dan konsumsi keluarga b. Mempererat ikatan keluarga, karena dapat selalu
berdekatan pada saat anggoa keluarga ada yang sakit c. Merasa lebih nyaman karena berada
dirumah sendiri d. Makin banyaknya wanita yang bekerja diluar rumah, sehingga tugas merawat
orang sakit yang biasanya dilakukan ibu terhambat oleh karena itu kehadiran perawat untuk
menggantikannya 2. Bagi Perawat : a. Memberikan variasi lingkungan kerja, sehingga tidak
jenuh dengan lingkungan yang tetap sama b. Dapat mengenal klien dan lingkungannya dengan
baik, sehingga pendidikan kesehatan yang diberikan sesuai dengan situasi dan kondisi rumah
klien, dengan begitu kepuasan kerja perawat akan meningkat. c. Data dan minat pasien 3. Bagi
Rumah Sakit : a. Membuat rumah sakit tersebut menjadi lebih terkenal dengan adanya pelayanan
home care yang dilakukannya. b. Untuk mengevaluasi dari segi pelayanan yang telah dilakukan
c. Untuk mempromosikan rumah sakit tersebut kepada masyarakat E. Perkembangan Pelayanan
Kesehatan Dirumah Sejauh ini bentuk-bentuk pelayanan kesehatan yang di kenal masyarakat
dalam system pelayanan kesehatan adalah pelayanan rawat inap dan rawat jalan. Pada sisi lain
banyak anggota masyarakat yang menderita sakit karena berbagai pertimbangan terpaksa di
rawat di rumah dan tidak di rawat inap di institusi pelayanan kesehatan. Faktor-faktor yang
mendorong perkembangan perawatan kesehatan di rumah adalah : 1. Kasus-kasus penyakit
terminal di anggap tidak efektif dan tidak efisien lagi apa bila di rawat di institusi pelayanan
kesehatan. Misalnya pasien kanker stadium akhir yang secara medis belum ada upaya yang dapat
dilakukan untuk mencapai kesembuhan. 2. Keterbatasan masyarakat untuk membiayai pelayanan
kesehatan pada kasus-kasus penyakit degenerative yang memerlukan perawatan relative lama.
Dengan demikian berdampak pada makin meningkatnya kasus-kasus yang memerlukan tindak
lanjut keperawatan di rumah. Misalnya pasien pasca stroke yang mengalami komplikasi
kelumpuhan dan memerlukan pelayanan rehabilitasi yang membutuhkan waktu relative lama. 3.
Manajemen rumah sakit yang berorientasi pada profit, merasakan bahwa perawatan klien yang
sangat lama (lebih dari 1 minggu) tidak menguntungkan bahkan menjadi beban manajemen. 4.
Banyak orang merasakan bahwa di rawat inap di institusi pelayanan kesehatan membatasi

kehidupan manusia, karena seseorang tidak dapat menikmati kehidupan secara optimal karena
terikat aturan-aturan yang ditetapkan. 5. Lingkungan di rumah ternyata dirasakan lebih nyaman
bagi sebagian klien dibandingkan dengan perawatan di rumah sakit, sehingga dapat mempercepat
kesembuhan (DEPKES, 2002). F. Lingkup Keperawatan Di Rumah Lingkup praktik keperawatan
mandiri meliputi asuhan keperawatan perinatal, asuhan keperawatan neonantal, asuhan
keperawatan anak, asuhan keperawatan dewasa, dan asuhan keperawatan maternitas, asuhan
keperawatan jiwa dilaksanakan sesuai dengan lingkup wewenang dan tanggung jawabnya.
Keperawatan yang dapat dilakukan dengan : 1. Melakukan keperawatan langsung (direct care)
yang meliputi pengkajian bio- psiko- sosio- spiritual dengan pemeriksaan fisik secara langsung,
melakukan observasi, dan wawancara langsung, menentukan masalah keperawatan, membuat
perencanaan, dan melaksanakan tindakan keperawatan yang memerlukan ketrampilan tertentu
untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yang menyimpang, baik tindakan-tindakan
keperawatan atau tindakan-tindakan pelimpahan wewenang (terapi medis), memberikan
penyuluhan dan konseling kesehatan dan melakukan evaluasi. Mendokumentasikan setiap
tindakan pelayanan yang di berikan kepada klien, dokumentasi ini diperlukan sebagai
pertanggung jawaban dan tanggung gugat untuk perkara hukum dan sebagai bukti untuk jasa
pelayanan kepertawatan yang diberikan. Melakukan koordinasi dengan tim yang lain kalau
praktik dilakukan secara berkelompok. Sebagai pembela/pendukung(advokat) klien dalam
memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan klien dirumah dan bila diperlukan untuk tindak lanjut
kerumah sakit dan memastikan terapi yang klien dapatkan sesuai dengan standart dan
pembiayaan terhadap klien sesuai dengan pelayanan /asuhan yang diterima oleh klien.
Menentukan frekwensi dan lamanya keperawatan kesehatan di rumah dilakukan, mencangkup
berapa sering dan berapa lama kunjungan harus di lakukan. G. Jenis Pelayanan Keperawatan Di
Rumah Jenis pelayanan keperawatan di rumah di bagi tiga kategori yaitu : 1. Keperawatan klien
yang sakit di rumah merupakan jenis yang paling banyak dilaksanakan pada pelayanan
keperawatan di rumah sesuai dengan alasan kenapa perlu di rawat di rumah. Individu yang sakit
memerlukan asuhan keperawatan untuk meningkatkan kesehatannya dan mencegah tingkat
keparahan sehingga tidak perlu di rawat di rumah sakit. 2. Pelayanan atau asuhan kesehatan
masyarakat yang fokusnya pada promosi dan prevensi. Pelayanannya mencakup mempersiapkan
seorang ibu bagaimana merawat bayinya setelah melahirkan, pemeriksaan berkala tumbuh
kembang anak, mengajarkan lansia beradaptasi terhadap proses menua, serta tentag diet mereka.
3. Pelayanan atau asuhan spesialistik yang mencakup pelayanan pada penyakit-penyakit terminal
misalnya kanker, penyakit-penyakit kronis seperti diabetes, stroke, hpertensi, masalah-masalah
kejiwaan dan asuhan paa anak. H. Peran dan Fungi Perawat Home Care 1. Manajer kasus :
mengelola dan mengkolaborasikan pelayanan, dengan fungsi : a. Mengidentifikasi kebutuhan
pasien dan keluarga b. Menyusun rencana pelayanan c. Mengkoordinir akifitas tim d. Memantau
kualitas pelayanan 2. Pelaksana : memberi pelayanan langsung dan mengevaluasi pelayanan
dengan fungsi : a. Melakukan pengkajian komprehensif b. Menyusun rencana keperawatan c.
Melakukan tindakan keperawatan d. Melakukan observasi terhadap kondisi pasien e. Membantu
pasien dalam mengembangkan perilaku koping yang efektif f. Melibatkan keluarga dalam
pelayanan g. Membimbing semua anggota keluarga dalam pemeliharaan kesehatan h. Melakukan
evaluasi terhadap asuhan keperawatan i. Mendikumentasikan asuhan keperawatan. I. Pro dan
Kontra Home Care di Indonesia Di awal perjalanannya home care nursing sesungguhnya
merupakan bentuk pelayanan yang sangat sederhana, yaitu kunjungan perawat kepada pasien tua
atau lemah yang tidak mampu berjalan menuju rumah sakit atau yang tidak memiliki biaya untuk
membayar dokter di rumah sakit atau yang tidak memiliki akses kepada pelayanan kesehatan

karena strata sosial yang dimilikinya. Pelaksanaannya juga merupakan inisiatif pemuka agama
yang care terhadap merebaknya kasus gangguan kesehatan. Perawat yang melakukannya dikenal
dengan istilah perawat kunjung (visiting nurse). Bentuk intervensi yang diberikan berupa kuratif
dan rehabilitatif. Pada saat klien dan keluarga memutuskan untuk menggunakan sistem
pelayanan keperawatan dirumah (home care nursing), maka klien dan keluarga berharap
mendapatkan sesuatu yang tidak didapatkannya dari pelayanan keperawatan dirumah
sakit.adapun klien dan keluarga memutuskan untuk tidak menggunakan sistem ini, mungkin saja
ada pertimbangan-pertimbangan yang menjadikan home care bukan pilihan yang tepat.dibawah
ini terdapat tentang pro dan kontra home care di Indonesia. Pro home care berpendapat : home
care memberikan perasaan aman karena berada dilingkungan yang dikenal oleh klien dan
keluarga, sedangkan bila di rumah sakit klien akan merasa asing dan perlu adaptasi. home care
merupakan satu cara dimana perawatan 24 jam dapat diberikan secara focus pada satu klien,
sedangkan dirumah sakit perawatan terbagi pada beberapa pasien. home care memberi keyakinan
akan mutu pelayanan keperawatan bagi klien, dimana pelayanan keperawatan dapat diberikan
secara komprehensif (biopsikososiospiritual). home care menjaga privacy klien dan keluarga,
dimana semua tindakan yang berikan hanya keluarga dan tim kesehatan yang tahu. home care
memberikan pelayanan keperawatan dengan biaya relatif lebih rendah daripada biaya pelayanan
kesehatan dirumah sakit. home care memberikan kemudahan kepada keluarga dan care giver
dalam memonitor kebiasaan klien seperti makan, minum, dan pola tidur dimana berguna
memahami perubahan pola dan perawatan klien. home care memberikan perasaan tenang dalam
pikiran, dimana keluarga dapat sambil melakukan kegiatan lain dengan tidak meninggalkan
klien. home care memberikan pelayanan yang lebih efisien dibandingkan dengan pelayanan
dirumah sakit, dimana pasien dengan komplikasi dapat diberikan pelayanan sekaligus dalam
home care. pelayanan home care lebih memastikan keberhasilan pendidikan kesehatan yang
diberikan, perawat dapat memberi penguatan atau perbaikan dalam pelaksanaan perawatan yang
dilakukan keluarga. Kontra home care berpendapat : home care tidak termanaged dengan baik,
contohnya jika menggunakan agency yang belum ada hubungannya dengan tim kesehatan lain
seperti : a. dokter spesialis. Petugas laboratorium. Petugas ahli gizi. Petugas fisioterafi. Psikolog
dan lain-lain. home care membutuhkan dana yang tidak sedikit jika dibandingkan dengan
menggunakan tenaga kesehatan secara individu. klien home care membutuhkan waktu yang
relatif lebih banyak untuk mencapai unit-unit yang terdapat dirumah sakit, misalnya : Unit
diagnostik rontgen Unit diagnostik CT scan. Unit diagnostik MRI. Laboratorium dan lain-lain.
pelayanan home care tidak dapat diberikan pada klien dengan tingkat ketergantungan total,
misalnya: klien dengan koma. tingkat keterlibatan anggota keluarga rendah dalam kegiatan
perawatan, dimana keluarga merasa bahwa semua kebutuhan klien sudah dapat terlayani dengan
adanya home care. pelayanan home care memiliki keterbatasan fasilitas emergency, misalnya :
fasilitas resusitasi fasilitas defibrilator jika tidak berhasil, pelayanan home care berdampak
tingginya tingkat ketergantungan klien dan keluarga pada perawat J. Standar Alat Home Care a.
Alat kesehatan 1) Tas/ kit 2) Pemeriksaan fisik 3) Set perawatan luka 4) Set emergency 5) Set
pemasangan selang lambung 6) Set huknah 7) Set memandikan 8) Set pengambilan preparat 9)
Set pemeriksaan lab. Sederhana 10) Set infus/ injeksi 11) Sterilisator 12) Pot/ urinal 13) Tiang
infus 14) Tempat tidur khusus orang sakit 15) Pengisap lendir 16) Perlengkapan oxigen 17) Kursi
roda 18) Tongkat/ tripot 19) Perlak/ alat tenun b. Alat habis pakai 1) Obat emergency 2)
Perawatan luka 3) Suntik/ pengambilan darah 4) Set infus 5) NGT dengan berbagai ukuran 6)
Huknah 7) Kateter 8) Sarung tangan, masker c. Sarana lain 1) Alat dan media pendidikan
kesehatan 2) Ruangan beserta perlengkapannya 3) Kendaraan 4) Alat komunikasi 5)

Dokumentasi Pembiayaan Sarana Dan Prasarana Dan Obat-Obatan Nama barang Harga
Keterangan Suction pump Rp. 300.000/bln 1 x Pemakaian Kasur Dekubitus Rp. 200.000/bln 1 x
pemakaian Kursi Roda Strecher Rp. 200.000/bln selama perawatan home care Oksigen 1 kubik
Rp. 100.000/bln 1 x pemakaian Inhalasi/Nebilizer Rp. 100.000/bln 1 x pemakaian Ventilator Rp.
500.000/hari selama perawatan home care Tempat tidur manual 3 posisi Rp. 300.000/hari selama
perawatan home care Harga Alkes Dan Obat Nama barang Harga Keterangan NGT no 8 s/d 20
Terumo Rp. 20.000/pcs 1 x pemakaian Xylocain Jelly 2% 10mg Rp. 50.000/pcs 1x pemakaian
Spuit 50cc TIP Terumo Rp. 30.000/pcs selama perawatan home care Spuit 5cc Terumo Rp.
2.000/pcs 1 x pemakaian Spuit 10cc Terumo Rp. 2.500/pcs 1 x pemakaian Spuit 3cc Terumo Rp.
1.500/pcs 1 x pemakaian Handscoon Sensi Glovers Rp. 40.000/box 1 x pemakaian WFI 25ml
Rp. 3.000 1 x pemakaian NaCl 0,9% 25ml Rp. 3.000 1 x pemakaian Handscoon Gamex no 6 s/d
8 Rp. 15.000/pcs 1 x pemakaian Urine Bag Adult Rp. 10.000 1 x pemakaian Folley Catheter no 8
s/d 24 yellow Rp. 18.000/pcs 1 x pemakaian Folley Catheter Rusch no 8 s/d 24 Gold Rp.
20.000/pcs 1 x pemakaian Folley Catheter no 18 Silicon Coated Rp. 22.000/pcs 1 x pemakaian
Folley Catheter no 14 s/d 24 Silicon White Rusch Rp. 100.000/pcs 1 x pemakaian Wing Neddle
no 23 & 25 Rp. 7.000/pcs 1 x pemakaian Makro Set Rp. 15.000/pcs 1 x pemakaian Venflon no
18 s/d 24 Rp. 30.000/pcs 1 x pemakaian Obat Inhalasi (berotec, bisolvon, nacl) Rp. 20.000 1 x
pemakaian Kassa sterile 10pcs Rp. 1.500 1 x pemakaian Contoh Biaya Pelayanan Home Care
Kunjungan dan perawatan paramedis: 1. Rp 50.000 untuk 1 kali kunjungan (berlaku radius 5-30
km) 2. Rp 75.000 untuk 1 kali kunjungan (berlaku radius >30 km) 3. Rp 30.000 untuk 1 kali
kunjungan (radius <5 km) Konsul dan kunjungan dokter: 1. Kunjungan ke rumah penderita: Rp
250.000,- per kunjungan sesuai radius di atas. 2. Konsul via telepon (hp): Rp50.000,- per hari (1
kali) Sudah termasuk pemeriksaan tanda-tanda vital dan konsultasi. Untuk pemasangan kateter =
Rp. 30.000/tindakan Untuk Pemasangan NGT = Rp. 30.000/tindakan Untuk pemasangan infuse
= Rp. 40.000/tindakan Tindakan Suctioning = Rp. 30.000/tindakan Untuk perawatan luka dan
ganti balutan = Rp. 30.000/tindakan Jika ada tindakan lainnya diluar daftar tarif dikenakan biaya
= Rp. 30.000/tindakan K. Faktor Penghambat Dalam Pelayanan Home Care 1. Adanya rasa
kurang atau belum percayanya masyarakat atau keluarga terhadap pelayanan Home Care. 2.
Situasi dan keadaan lingkungan atau wilayah serta kurangnya akses transportasi Jarak wilayah
yang terlalu jauh sehingga kurang mendapat pelayanan Home Care dari pihak rumah sakit serta
keadaan yang kurang mendukung, misalnya pada lingkungan rumah susun yang berkaitan
dengan ketenangan, kebersihan, kerapian yang kurang mendukung untk proses penyembuhan
dalam pelayanan home care. Hal ini menyebabkan persepsi masyarakat kurang baik terhadap
keberadaan home care. 3. Tenaga kesehatan yang kurang kompeten dalam melaksanakan
pelayanan home care 4. Banyak masyarakat yang belum tahu tentang pelayanan home care. 5.
Terbatasnya tenaga kesehatan 6. Adanya panggilan kunjungan yang tidak diperlukan, hal ini akan
membuang waktu, tenaga dan biaya, 7. Hambatan yang datang dari pasien dan keluarga 8.
Ketergantungan penderita dan atau keluarga, 9. Untuk kolaborasi dengan tim profesional lain
membutuhkan waktu yang cukup lama, 10. Letak geografis yang jauh dapat mempengaruhi
efektivitas pelayanan dan cost yang diperlukan. L. Kelebihan Pelayanan Home Care 1. Bisa
meningkatkan kemandrian pasien dan keluarga dalam melakukan pemeliharaan kesehatan 2.
Meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan 3. Pembiayaan yang lebih murah 1 minggu di
rumah sakit untuk kelas 3 kurang lebih biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 1.000.000,00 kalau
memakai pelayanan home care dalam 1 minggu yang dilakukan visit 3 kali kurang lebih biaya
yang dikeluarkan Rp. 425.000,00. M. Kekurangan Pelayanan Home Care 1. Penanganan masa
kritis kurang cepat dan kurang efektif 2. Kurang perhatian atau pengawasan dari tenaga medis 3.

Letak geografis yang berjauhan, sehingga sulit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan BAB III
PEMBAHASAN Berikut ini adalah data-data tentang Home Care yang di dapat dari rumah sakit
tempat kami praktek yaitu Rumah Sakit RK Charitas Palembang : A. Protap Umum Prosedur
tetap (Protap) umum Home Care adalah pedoman tatalaksana perawatan secara umum, berlaku
bagi segenap komponen pelaksana home care, baik bagi dokter maupun bidan dan perawat.
Dalam hal yang bersifat khusus semisal : tatalaksana biaya perawatan, pengelolaan obat dan
bahan habis pakai atau yang lain, diatur dalam pedoman tersendiri. 4. Pelakasana home care
menerima pasien dari dokter penanggung jawab, dokter praktek, institusi pelayanan medis atau
atas kemauan pasien (keluarganya) dengan indikasi rawat inap maupun pemulihan kesehatan
(rehabilitatif) dan perawatan penunjang (paliatif) karena berbagai alasan. Langkah awal adalah :
a) Pelaksana home care mencatat identitas pasien di buku register dan kartu status home care b)
Memeriksa tanda-tanda vital (tensi, suhu, nadi, respirasi) dan mencatat di kartu status pasien 5.
Melakukan hal-hal sebagai berikut : a) Bila ada instruksi tertulis, lakukan sesuai
instruksi/tindakan b) Bila belum ada instruksi, konsultasi dokter c) Bila dokter sulit dihubungi,
berikan pertolongan pertama sesuai keadaan pasien pada saat itu, misalnya pasang infus,
perawatan luka, pasang kateter dan lain-lain d) Setelah diberikan terapi/tindakan, berikan
penjelasan kepada pasien atau keluarganya tentang cara-cara mengawasi infus dan tindakan
medis lainnya e) Mencatat setiap tindakan/terapi/konsultasi dalam lembar status pasien f)
Memberitahu keluarga pasien tentang cara menghubungi pelaksana bila sewaktu-waktu
diperlukan terkait dengan keluhan pasien 6. Awasi keadaan pasien secara berkala, termasuk
pengamatan tanda vital. Tulis dan catat di lembar catatan perawat setiap melakukan pengukuran
tanda-tanda vital. 7. Melaksanakan petunjuk/perintah pengobatan selanjutnya dari dokter 8.
Pemberian obat oral di atur sesuai jadwal pengobatan dan kenyamanan pasien. 9. Apabila kondisi
pasien menurun atau mengalami perubahan mendadak, segera konsultasi ke dokter konsultan
(dokter penanggung jawab) atau langsung di rujuk ke rumah sakit dengan pendampingan 10. Jika
terjadi anafilaksis shock, tangani sesuai protap anafilaksis, kemudian baru konsultasi. 11.
Pelaksana home care hendaknya memberikan tindakan atas rekomendasi dokter, kecuali dikter
tidak bisa dihubungi atau pasien memerlukan tindakan cepat. 12. Penggunaan obat dan BHP
(bahan habis pakai) di catat di buku stok masing-masing pelaksana home care. 13. Pasien yang
memerlukan pemeriksaan laboratorium disiapkan oleh petugas pelaksana home care, kemudian
di kirim ke bagian laboratorium rumah sakit RK Charitas Palembang. Selanjutnya hasil
laboratorium dikonsultasikan ke dokter. 14. Konsultasi pasien dapat dilaksanakan melalui
telepon atau SMS 15. Jika diperlukan follow up, pasien dapat diperiksakan ke dokter konsultan
(praktek). 16. Rujukan ke rumah sakit RK Charitas Palembang didampingi oleh petugas jaga. 17.
Pasien yang tidak dapat ditangani di rumah atau memerlukan tindakan lebih lanjut atau tindakan
operatif, di rujuk ke rumah sakit disertai rujukan dan tindakan sementara yang sudah dilakukan.
18. Penggunaan mobil ambulance hendaknya bekerjasama dengan pihak rumah sakit dan dikenai
tarif sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sesuai daftar tarif ambulance di rumah sakit RK
Charitas Palembang. 19. Dokter dan pelaksana home care tidak diperkenankan menerima sesuatu
dan melakukan perjanjian-perjanjian dengan pihak manapun yang berujung pada pembengkakan
biaya home care. 20. Dikter bersama pelaksana home care hendaknya membuat standarisasi obat
sesuai keperluan berdasarkan indikasi medis dan bekerjasama denga apotek rumah sakit dalam
pengadaan obat. Dalam menetukan jenis obat tentunya mempertimbangkan daya jangkau pasien
tanpa mengurangi kualiatas obat. 21. Penggantian petugas pelaksana, oleh berbagai sebab,
hendaknya melakukan serah terima, meliputi : kondisi pasien, obat dan tindakan meis, sesuai
jadwal yang telah ditetapkan. 22. Semua komponen home care hendaknya bersikap ramah

dengan pasien dan keluarganya, memberikan support serta mendidik pasien berkenaan dengan
penyakitnya. B. Alur Pelayanan Secara garis besar alur pelayanan yang diberikan adalah : 1.
Setiap pasien, mendapatkan pelayanan home care melalui dokter penanggung jawab, dokter
konsultan atau langsung melalui petugas pelaksana home care 2. Petugas pelaksana home care
melaksanakan pelayanan meds sesuai dengan instruksi dokter atau prosedur tetap home care
rumah sakit Charitas Palembang 3. Petugas pelaksana home care membuat registrasi dan
mencatat di lembar status pasien 4. Petugas pelaksana mengunjungi rumah pasien secara berkala
5. Petugas pelaksana yang berhalangan dalam perawatan home care dapat digantikan oleh
petugas lain dengan melakukan serah terima 6. Pasien di rawat hingga sembuh atau hingga akhir
perawatan pada perawatan paliatif 7. Apabila perlu di rujuk, maka pasien di rujuk setelah
mendapatkan tindakan stabilisasi 8. Apabila penderita meninggal dunia, petugas pelaksana
membuat laporan keatian sejak masa perawatan. C. Mekanisme Pelayanan Home Care 1. Proses
Penerimaan Kasus a. Home care menerima pasie dari rumah sakit, puskesmas, sarana lain,
keluarga b. Pimpinan home care menunjuk koordinator kasus untuk mengelola kasus c.
Koordinator kasus membuat surat perjanjian dan proses pengelolaan kasus. 2. Proses Pelayanan
Home Care a. Persiapan 1) Pastikan identitas pasien 2) Bawa denah/penunjuk tempat tinggal
pasien 3) Lengkap kartu identitas unit tempat kerja 4) Pastikan perlengkapan pasien untuk di
rumah 5) Siapkan file asuhan keperawatan 6) Siapkan alat bantu media untuk pendidikan b.
Pelaksanaan 1) Perkenalkan diri dan jelaskan tujuan 2) Observasi lingkungan yang berkaitan
dengan keamanan perawat 3) Lengkapi data hasil pengkajian dasar pasien 4) Membuat rencana
pelayanan 5) Lakukan perawatan langsung 6) Diskusikan kebutuhan rujukan, kolaborasi,
konsultasi dan lain-lain 7) Diskusikan rencana kunjungan selanjutnya dan aktifitas yang akan
dilakukan 8) Dokumentasikan kegiatan c. Monitoring dan Evaluasi 1) Keakuratan data
kelengkapan pengkajian awal 2) Kesesuaian perencanaan dan ketepatan tindakan 3) Efektifitas
dan efisiensi pelaksanaan tindakan oleh pelaksana d. Proses Penghentian Pelayanan Home Care,
Dengan Kriteria : 1) Tercapai sesuai tujuan 2) Kondisi pasien stabil 3) Program rehabilitasi
tercapai secara maksimal 4) Keluarga sudah mampu melakukan perawatan pasien 5) Pasien di
rujuk 6) Pasien menolak pelayanan lanjutan 7) Pasien meninggal dunia D. Tata Laksana Home
Care Berikut ini adalah panduan singkat tatalaksana home care, mulai pra perawatan di rumah
pasien hingga pasca perawatan. Pra Home Care : 1. Dokter dan tim home care merencanakan
jadwal perawatan pasien sesuai jenis perawatan, jenis penyakit, gradasi penyakit dan kondisi
klinis pasien berdasarkan prosedur perawatan. Jenis perawatan, meliputi : perawatan kuratif,
perawatan suportif, perawatan rehabilitatif, perawatan emergency. 2. Dokter dan tim home care
merencanakan pemeriksaan penunjang diagnostik dan follow up jika diperlukan, seperti :
laboratorium, rontgen dan lain-lain 3. Pelaksana home care mempersiapkan saran dan prasarana
perawatan, meliputi : tensimeter, infus set, intravena cath, cairan infus, spuit, needle, nebulizer
dan lain-lain sesuai keperluan perawatan masing-masing kasus. Pelaksanaan Home Care : 1.
Pelaksana perawatan mengunjungi rumah pasien secara berkala sesuai jadwal perawatan untuk
melaksanakan perawatan dan tindakan medis berdasarkan jadwal perawatan 2. Pelaksana home
care melaporkan kondisi klinis setiap pasien dan keluhan serta tindakan medis yang sudah
dilakukan, meliputi : kondisi umum terkini setiap pasien. Hasil laboratorium dan obat atau
tindakan medis yang telah diberikan dan respon hasil pengobatan 3. Dokter memonitor
pelaksanaan home care oleh pelaksana perawatan melalui sarana komunikasi untuk menilai hasil
perawat dan menetukan langkah selanjutnya 4. Dokter dan tim home care mendiskusikan setiap
kasus selama masa home care dan pasca home care untuk evaluasi dan perbaikan kualitas
perawatan penderita, Kontrol dan Pemeriksaan : 1. Dokter memberikan terapi dan instruksi

tindakan medis atau laboratorium serta advis sesuai kondisi klinis pasien pemeriksaan saat pasien
kontrol 2. Dokter memberikan support dan berdialog denganpasien dan atau keluarganya secara
santun dan bersahabat ketika pasien menjalani konrol. Pasca Home Care : 1. Dokter bersamasama pelaksana home care melakukan evaluasi klinis setiap pasie pasca pelaksanaan home care
untuk perbaikan kualitas perawatan di masa yang akan datang 2. Dokter dan pelaksana home
care membuat jadwal perawatan jangka panjang bagi pasien yang memerlukan perawatan
rehabilitatif, seperti : pasca stroke, decompensasi cordis dan lain-lain 3. Dokter memberikan
bombingan teknis medis kepada pelaksana home care secara berkala untuk meningkatkan
kualitas perawatan 4. Dokter dan pelaksana home care mengadakan review kasus-kasus khusus
dan kasus-kasus yang sering memerlukn home care. E. Jumlah Permintaan Pasien Untuk
Pelayanan Home Care Pelayanan kunjungan perawatan di rumah sudah dilakukan oleh rumah
sakit RK Charita sejak tahun 2006, yang pada perkembangannya mengalami peningkatan jumlah
permintaan pelayanan kunjungan setiap tahun, hal ini dapat di lihat dari data jumlah pasien yang
dilakukan kunjungan rumah : 1. Pada tahun 2006 = 14 orang 2. Pada tahun 2007 = 19 orang 3.
Pada tahun 2008 = 26 orang 4. Pada tahun 2009 = 39 orang. F. Data Pelayanan Home Care 1.
Jenis Penyakit Yang Sering Dilayani a. Klien dengan penyakit gagal jantung b. Klien dengan
gangguan oksigenasi c. Klien dengan diabetes d. Klien dengan kondisi pemulihan kesehatan
( rehabilitasi ) e. Klien dengan terapi cairan infus di rumah f. Klien dengan gangguan fungsi
persyarafan g. Klien dengan post partum h. Klien dengan kondisi Usia Lanjut i. Klien dengan
kondisi terminal ( Hospice and Palliative care). 2. Keberhasilan Pelaksanaan Home Care Sesuai
Harapan Pasien Di tinjau dari jumlah permintaan pelayanan home care dari pasien setiap
tahunnya yang mengalami peningkatan maka tingkat keberhasilan yang di capai oleh rumah sakit
RK Charitas Palembang dalam memberikan pelayanan home care cukup berhasil. 3. Biaya
Dalam Pelayanan Home Care Penerapan harga dalam pelayanan home care di rumah sakit RK
Charitas Palembang : a. Imbalan dokter/visit dokter : Rp. 100.000,00 b. Spoeling telinga : Rp.
70.000,00 c. Konsul gizi : Rp. 50.000,00 d. Fisioterapi : Rp. 150.000,00-Rp. 175.000,00 e. GB
besar : Rp. 100.000,00 f. GB ekstra besar : Rp. 150.000,00 g. GB kecil : Rp.50.000,00 h. GB
sedang : Rp.75.000,00 i. Pasang infus :Rp.50.000,00 j. Pasang Cateter : Rp.100.000,00 k. Pasang
NGT : Rp.100.000,00 l. Kolostomi : Rp.75.000,00 m. Pemeriksaan BSS : Rp.25.000,00 n.
Pemeriksaan asam urat : Rp.30.000,00 o. Pemeriksaan kolesteol : Rp.20.000,00 p. Pemeriksaan
TTV : Rp.30.000,00 q. Injeksi : Rp.30.000,00 r. Perawatan luka bakar : Rp.75.000,00 s. Post
partum/resiko tinggi : Rp.50.000,00 t. Personal higiene : Rp.50.000,00 u. Visit perawat :
Rp.50.000,00 v. Transportasi : Rp.20.000,00 4. Kelebihan dari Program Home Care RS RK
Charitas Palembang a. Pelayanan yang diberikan dilandasi dengan semangat cinta kasih b.
Tanggung jawab terhadap tugas pelayanan 5. Kekurangan dari Program Home Care RS RK
Charitas Palembang a. Masih kurangnya tenaga kesehatan yang khusus untuk melayani
pelayanan home care. b. Masyarakat terutama yang berada di daerah-daerah jauh dari wilayah
kerja RS RK Charitas Palembang belum bisa terjangkau pelayanannya terutama dalam pelayanan
home care c. Asuhan keperawatan yang belum sepenuhnya dijalankan. d. Dalam memberikan
pelayanan tenaga kesehatan kurang melibatkan keluarga dan pasien dan hanya melakukan
tindakan medis saja. 6. Kendala Pelaksanaan Pelayanan Home Care RS RK Charitas a.
Masyarakat masih banyak yang belum tahu tentang program home care, terutama masyarakat
dari daerah-daerah yang jauh. b. Masih kurangnya tingkat kepercayaan terhadap program home
care. c. Biaya yang masih dirasakan terlalu besar oleh masyarakat terutama masyarakat dari kelas
ekonomi menengah ke bawah. BAB IV RANCANGAN GAGASAN PROGRAM HOME CARE
A. Struktur Organisasi Home Care Terlampir B. Bagan Alur Pelayanan Home Care Loket

Pendaftaran Poli Home Care Administrasi Home Care Pemeriksaan Kesehatan Pembuatan Kartu
Pelayanan Pembuatan Jadwal Pembiayaan Terminasi Pelayanan Pasien Datang C. Uraian Tugas
1. Ketua Koordinator Home Care Nama Jabatan : Ketua Koordinator Home Care Pengertian :
Seorang tenaga medis yang profesional yang di beri wewenang dan tanggung jawab untuk
mengelola terselenggaranya kegiatan home care dan telah memiliki sertifikat pelatihan home
care yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang. Persyaratan : a. Dokter yang
berpengalaman kerja kurang lebih 2 tahun b. Memiliki sertifikat pelatihan home care c. Sehat
jasmani dan rohani d. Fleksibel dan kreatif Masa Jabatan : 2 tahun Uraian Tugas : a.
Mengkoordinasikan semua kegiatan pengelolaan Perawatan di rumah b. Melakukan perlakuan
yang baik terhadap pelaksanaan pelayanan dan klien. c. Meningkatkan kemampuan pengetahuan
dan keterampilan pelaksanaan Pelayanan d. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan
pembinaan terhadap kinerja pelayanan e. Menyusun laporan pelaksanaan Home Care secara
berkesinambungan 2. Sekertaris Nama Jabatan : Sekertaris Pengertian : Perawat profesional yang
diberikan wewenang dan tan ggung jawab untuk mencatat segala kegiatan pelayanan home care.
Uraian Tugas : Melaksanakan kegiatan pencatatan setiap kegiatan home care di rumah sakit
untuk didokumentasikan. 3. Bendahara Nama Jabatan : Bendahara Pengertian : Tenaga
profesional yang diberikan wewenang dan tanggung jawab dalam melaksanakan pencatatan
pembiayaan dalam pelayanan home care. Uraian Tugas : mencatat pemasukan dan pengeluaran
pelayanan home care 4. Penanggung Jawab Poli Home Care Uraian Tugas : a. Mengkoordinasi
semua kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh pelaksana pelayanan b. Menngkatkan
pengetahuan dan keterampilan pelaksana perawatan c. Melaksanakan pengawasan, pengendalian
dan pembinaan kepada pelaksana keperawatan d. Menyusun laporan kegiatan pelayanan sesuai
bidang tugas. 5. Koordinator Kasus Nama Jabatan : Koordinator kasus Pengertian : Seseorang
perawat profesional yang di beri wewenang dan tanggung jawab untuk membantu ketua
koordinator home care dalam terselenggaranya kegiatan pelayanan home care di rumah sakit.
Persyaratan : a. Usia minimal 21 tahun b. Pendidikan minimal D3 Keperawatan + SIP + SIK +
SIPP c. Memiliki sertifikat pelatihan d. Pengalaman di unit pelayanan minimal 3 tahun e. Mampu
melakukan pengkajian, analisis dan rencana intervensi f. Mampu bekerja sama dengan tim dan
mampu memimpin g. Mampu melaksanakan bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi Masa
Jabatan : 2 tahun Uraian Tugas : a. Mengkoordinasikan semua kegiatan pel. yang dilaksanakan
oleh pelaksanan pelayanan b. Melakukan perlakuan yang baik terhadap pelaksanaan kep. dan
klien di rumah c. Meningkatkan kemampuan pengetahuan dan keterampilan pelaksanaan
keperawatan d. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pembinaan kepada pelaksana
keperawatan e. Menyusun laporan kegiatan pelayanan sesuai bidang tugasnya 6. Pelaksana
Pelayanan Nama Jabatan : Pelaksana Pelayanan. Pengertian : Seorang tenaga profesional
(keperawatan, pekerja sosial, terapis, gizi) yang di beri wewenang dan tanggung jawab dalam
melaksanakan pelayanan home care rumah sakit. Persyaratan : a. Usia minimal 21 tahun b.
Ijazah normal tenaga profesional (keperawatan, pekerja sosial, terapis, gizi) c. Sertifikat
pelatihan d. Mampu memberi pelayanan secara mandiri dan bertanggung jawab e. Mampu
menjalankan standar prosedur f. Mampu memberikan pelayanan sesuai etika g. Mampu bekerja
sama h. Sehat jasmani dan rohani Uraian Tugas : a. Melaksanakan pengkajian dan menentukan
diagnosa keperawatan b. Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan c.
Melaksanakan intervensi / tindakan keperawatan sesuai rencana yang ditentukan d.
Mengevaluasi kegiatan/ tindakan yang diberikan dg. berpedoman pada renpra. e. Membuat
dokumentasi tertulis pada rekam kep. setiap selesai melaksanakan tugas 7. Koordinator
Administrasi Nama Jabatan : Petugas Administrasi Home Care Pengertian : Seseorang perawat

yang diberikan wewenang dan tanggung jawab untuk mengelola administrasi (pelayanan,
pemakaian alat-alat kesehatan, surat-menyurat) yang berhubungan dengan pelayanan hone care
rumah sakit Persyaratan : a. Pendidikan minimal SPK/SLTA b. Mampu mengoperasikan SIM
rumah sakit yang telah di program oleh rumah sakit c. Mampu berorganisasi dengan baik d.
Mampu bekerja sama e. Sehat jasmani dan rohani Uraian Tugas : a. Mengkoordinasikan semua
kegiatan administrasi dan keuangan Home Care b. Melakukan perlakuan yang baik terhadap
administrasi pengelolaan Home Care c. Meningkatkan kemampuan pengetahuan dan
keterampilan pada bidang administrasi dan keuangan Home Care d. Melaksanakan pengawasan,
pengendalian proses adm. keuangan Home Care e. Menyusun laporan administrasi keuangan
Home Care 8. Konsulen Uraian Tugas : a. Menerima konsultasi dari pelaksanaan keperawatan
dan memberikan petunjuk / advis sesuai kewenangannya b. Memberikan advokasi khususnya
dalam bidang tindakan medik c. Melaksanakan tindakan-tindakan medik sesuai kewenangannya
d. Memeriksa, menentukan Diagnosa dan memberi terapi medik. 10. Pelaksanaan Kegiatan
Program Home Care Berdasarkan program yang telah dibuat oleh RS tentang home care maka
pihak rumah sakit akan terjun langsung ke lapangan untuk mensosialisasikan home care pada
tempat-tempat yang menjadi wilayah kerja rumah sakit tersebut. Sasaran yang dicapai adalah
seluruh komponen masyarakat baik dari tingkat sosial, ekonomi, budaya, dan usia. Dalam
mensosialisasikan program home care kepada masyarakat dengan memperkenalkan apa itu home
care, tujuan, manfaat, serta program-program dan prosedur home care yang akan di berikan
kepada masyarakat bisa dilakukan melalui beberapa cara, diantaranya : 1. Pihak rumah sakit
akan melakukan upaya pengenalan dan penyebaran pelayanan home care dari rumah sakit
tersebut dengan cara menyebar tenaga kesehatan ke setiap pembagian wilayah yang sudah
ditentukan untuk melakukan salah satunya dengan teknik berupa penyuluhan, dengan
mengumpulkan masyarakat di kelurahan tersebut. Hal yang diinformasikan adalah tentang apa
itu home care, tujuan , manfaat serta program-program dari pelayanan home care yang akan di
laksanakan. Teknik penyuluhan ini dilakukan 4 kali dalam 1 bulan agar benar-benar masyarakat
mengerti dan paham tentang home care. Kelebihan Dari Teknik Ini Adalah : a. Waktu yang
diperlukan tidak terlalu banyak dalam mempromosikan home care karena dilakukan secara
serentak b. Bisa bertatap muka langsung dan bisa bertanya langsung, agar apa yang disampaikan
bisa diterima atau menjadi 1 persepsi dalam masyarakat tersebut tentang home care c. Bisa
dilakukan juga untuk kegiatan pemeriksaan kesehatan dalam kegiatan tersebut. Kekurangan Dari
Teknik Ini Adalah : a. Kurangnya kesadaran dari pihak masyarakat untuk menghadiri kegiatan
penyuluhan tersebut walaupun pihak dari kelurahan/wilayah tersebut sudah turun tangan sendiri
b. Terkadang masyarakat kurang mengerti dengan apa yang disampaikan karena banyaknya
masyarakat (sibuk sendiri-sendiri) 2. Pihak dari rumah sakit akan menyebarkan pamflet, brosur
tentang home care kepada masyarakat baik yang datang ke rumah sakit untuk berobat (pasien
dan keluarga) maupun pihak masyarakat yang ada di komunitas serta pemasangan poster-poster
tentang home care, melalui koran serta majalah kesehatan. Kelebihan Dari Teknik Ini Adalah : a.
Menghemat tenaga yang mempromosikan pelayanan home care b. Akan lebih menarik karena
disertai dengan gambar-gambar c. Mudah untuk dilakukan. Kekurangan Dari Teknik Ini Adalah :
a. Terkadang masyarakat kurang memahami tentang apa yang ada di brosur/pamflet b. Untuk
pemasangan poster pun harus melewati perizinan dahulu c. Terkadang bagi masyarakat kurang
menarik sehingga hanya di lihat sekilas saja d. Pada orang-orang yang yang tidak bisa membaca
juga mengalami kesusahan. 3. Melalui media massa, misalnya radio, tv, internet. Kelebihan Dari
Teknik Ini Adalah : a. Semua orang bisa tahu tentang program home care b. Lebih efisien dalam
pelaksanaannya. Kekurangan Dari Teknik Ini Adalah : a. Untuk masyarakat yang tidak bisa

mengakses lewat media massa akan tidak tahu tentang home care b. Kurang pemahaman yang
lebih karena terkadang hanya melihat dan mendengar serta menyimak sekilas saja c. Bila
masyarakat tidak paham masyarakat tidak bisa bertanya langsung. 4. Melalui door to door setiap
keluarga dalam wilayah tersebut Kelebihan Dari Teknik Ini Adalah : a. Keluarga bisa dengan
jelas menangkap/memahami tentang home care b. Bisa langsung bertanya jawab bila ada yang
perlu ditanyakan tentang home care. Kekurangan Dari Teknik Ini Adalah : a. Waktu yang
diperlukan untuk menyampaikan butuh waktu yang lama b. Tenaga kesehatan yang dibutuhkan
untuk menyampaikan hal ini butuh banyak. Teknik-teknik di atas bisa dilakukan di setiap
pembagian masing-masing wilayah dalam area kerja rumah sakit tersebut. Tetapi apabila dalam
area kerja rumah sakit tersebut ada wilayah yang berada jauh dari rumah sakit maka bisa
dilakukan dengan kerja sama melalui rumah sakit yang ada dalam wilayah tersebut yang
sebelumnya memang belum ada program home care. Tetapi apabila dalam wilayah tersebut tidak
ada sarana kesehatan maka bisa dilakukan semacam membuat bangunan seperti puskesmas
sebagai cabang home care dari rumah sakit swasta tersebut. Setelah tersosialisasinya program
home care kepada masyarakat tersebut maka pihak rumah sakit akan langsung melakukan
pelayanan home care dengan proses sebagai berikut : 1. Persiapan a. Pastikan identitas pasien b.
Bawa denah/ petunjuk tempat tinggal pasien c. Lengkap kartu identitas unit tempat kerja d.
Pastikan perlengkapan pasien untuk di rumah e. Siapkan file asuhan keperawatan 2. Pelaksanaan
a. Perkenalkan diri dan jelaskan tujuan. b. Observasi lingkungan yang berkaitan dengan
keamanan perawat c. Lengkapi data hasil pengkajian dasar pasien d. Membuat rencana
pelayanan e. Lakukan perawatan langsung f. Diskusikan kebutuhan rujukan, kolaborasi,
konsultasi dll g. Diskusikan rencana kunjungan selanjutnya dan aktifitas yang akan dilakukan h.
Dokumentasikan kegiatan 3. Monitoring dan evaluasi a. Keakuratan dan kelengkapan pengkajian
awal b. Kesesuaian perencanaan dan ketepatan tindakan c. Efektifitas dan efisiensi pelaksanaan
tindakan oleh pelaksanaan 4. Proses penghentian pelayanan home care a. Tercapai sesuai tujuan
b. Kondisi pasien stabil c. Program rehabilitasi tercapai secara maximal d. Keluarga sudah
mampu melakukan perawatan pasien e. Pasien di rujuk f. Pasien menolak pelayanan lanjutan g.
Pasien meninggal dunia Untuk pembiayaan, rumah sakit memberikan pilihan diantaranya yaitu:
1. Dibayar setiap kali bertemu atau setiap melakukan pelayanan. 2. Dibayar pada saat
dihentikannya pelayanan. Alur Pelayanan Home Care : 1. Pelayanan home care dirumah sakit
swasta yang dilakukan tersebut akan ditempatkan atau di buat semacam poli tersendiri yakni poli
home care yang nantinya akan melayani pasien-pasien yang membutuhkan pelayanan atau
perawatan di rumah. 2. Pasien baru yang datang yang memerlukan perlayanan home care di
rumah sakit swasta tersebut akan melalui beberapa tahap untuk mendapatkan pelayanan
keperawatan di rumahnya sendiri. 3. Pasien yang datang yakni : a. Pasien baru yang datang
langsung ke poli home care. b. Pasien dari perawatan rumah sakit yang meminta pelayanan home
care. c. Pasien yang meminta pelayanan home care melalui telepon. 4. Tahap-tahap yang harus
dilalui pasien baru yakni sebagai berikut: a. Tahap pendaftaran di loket pendaftaran b.
Selanjutnya masuk ke poli home care untuk pembuatan kartu c. Setelah pembuatan kartu, pasien
yang ingin menggunakan jasa home care melakukan pemeriksaan kesehatan jika pasien tersebut
datang langsung. tetapi apabila pasien tidak datang langsung ke poli home care maka
pemeriksaan kesehatan dilakukan dirumah pasien dengan mengirimkan tenaga kesehatan ke
rumah pasien sebagai data penunjang untuk melakukan pelayanan home care. d. Setelah
mengetahui hasil dari pemeriksaan kesehatan pasien tersebut akan di rujuk ke bagian menurut
pembagian wilayah kerja pelayanan home care. e. Selanjutnya pasien tersebut akan melakukan
administrasi untuk mengurus cara pembiayaan serta mengenai pemberitahuan informasi tentang

jadwal kunjungan pelayanan perawatan di runah pasien tersebut f. Setelah pasien tersebut setuju
maka pelayanan home care tersebut di laksanakan sesuai dengan jadwal yang telah di buat g.
Melakukan perawatan sampai pasien mampu melakukan perawatan mandiri. 5. Pasien yang
sebelumnya di rawat di rumah sakit dan meminta pelayanan home care untuk prosedurnya tetap
sama, hanya meneruskan pelayanannya yang diteruskan di rumahnya. 6. Setelah prosedur di atas
selesai maka tenaga kesehatan pada bagian home care akan melakukan pengkajian untuk
menetukan tindakan yang akan dilakukan serta untuk menentukan jadwal kunjungan sesuai data
yang diperoleh saat pengkajian 7. melakukan kunjungan ke rumah pasien serta melakukan
perawatan pada pasien sesuai dengan kebutuhan pasien 8. untuk jadwal kunjungan ke pasien
disesuaikan dengan apa yang dialami pasien (penyakitnya) serta sesuai dengan kebutuhan yang
diperlukan pasien. 9. bila kebutuhan pasien sudah terpenuhi secara mandiri oleh pasien dan
tingkat kesehatan sudah mulai membaik bahkan sembuh maka pelayanan home care dihentikan.
10. tetapi bila kondisi pasien semakin gawat dan memerlukan perawatan secara intensif, maka
dilakukan rujukan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif. Sistem
Rujukan : rujukan dilakukan bila kondisi pasien lebih memburuk atau semakin gawat dan
memerlukan perawatan yang lebih intensif. rujukan akan dilakukan ke rumah sakit melalui
beberapa prosedur : 1. pemberitahuan kepada pihak pasien bahwa pasien harus di rujuk karena
keadaannya yang semakin memburuk. 2. petugas pelaksana home care pada pasien tersebut akan
melaporkan kepada koordinator kasus bahwa pasien tersebut perlu di rujuk. 3. selanjutnya
koordinator kasus akan mengurus proses rujukan langsung ke bagian emergency rumah sakit. 4.
pasien langsung di rujuk. 5. untuk pembiayaan : setiap pelayanan yang dilakukan oleh tempat
rujukan (rumah sakit) maka sistem pembiayaan akan melalui administrasi rumah sakit. 6.
Keberlanjutan pelayanan home care.ini terkait dengan apakah pelayanan home care akan
dilanjutkan atau dihantikan setelah pasien dirujuk ke rumah sakit. 11. Syarat-Syarat Pengadaan
Home Care 1. Ketenagaan a. Manajer kasus, dengan kwalifikasi : 1) Minimal D.III 2) Pemegang
sertifikat pelatihan home care 3) Pengalaman kerja minimal 3 tahun 4) Memiliki SIP,SIK,SIPP b.
Pelaksana pelayanan, dengan kwalifikasi : 1) Minimal D.III 2) Pemegang sertifikat pelatihan
home care 3) Pengalaman kerja minimal 3 tahun 4) Memiliki SIP,SIK,SIPP 2. Perijinan Home
Care a. Berbadan hukum ( yayasan, badan hukum lainnya ) b. Permohonan ijin ke Dinkes
kabupaten/ Kota, dengan melampirkan: 1) Rekomendasi PPNI 2) Ijin prakik perawat ( SIP, SIK,
SIPP ) 3) Persyaratan peralatan kesehatan dan sarana komunikasi dan transportasi 4) Ijin lokasi
bangunan 5) .Ijin lingkungan 6) Ijin usaha 7) Persyaratan tata ruang bangunan 12. Mekanisme
Pelayanan Home Care 1. Proses Penerimaan Kasus a. Home care menerima pasien dari rumah
sakit, puskesmas, sarana lain, keluarga b. Pimpinan home care menunjuk menejer kasus untuk
mengelola kasus c. Manajer kasus membuat surat perjanjian dan proses pengelolaan kasus 2.
Proses Pelayanan Home Care a. Persiapan 1) Pastikan identitas pasien 2) Bawa denah/ petunjuk
tempat tinggal pasien 3) Lengkap kartu identitas unit tempat kerja 4) Pastikan perlengkapan
pasien untuk di rumah 5) Siapkan file asuhan keperawatan 6) Siapkan alat bantu media untuk
pendidikan b. Pelaksanaan 1) Perkenalkan diri dan jelaskan tujuan. 2) Observasi lingkungan
yang berkaitan dengan keamanan perawat 3) Lengkapi data hasil pengkajian dasar pasien 4)
Membuat rencana pelayanan 5) Lakukan perawatan langsung 6) Diskusikan kebutuhan rujukan,
kolaborasi, konsultasi dll 7) Diskusikan rencana kunjungan selanjutnya dan aktifitas yang akan
dilakukan 8) Dokumentasikan kegiatan c. Monitoring dan evaluasi 1) Keakuratan dan
kelengkapan pengkajian awal 2) Kesesuaian perencanaan dan ketepatan tindakan 3) Efektifitas
dan efisiensi pelaksanaan tindakan oleh pelaksanan d. Proses penghentian pelayanan home care,
dengan kriteria : 1) Tercapai sesuai tujuan 2) Kondisi pasien stabil 3) Program rehabilitasi

tercapai secara maximal 4) Keluarga sudah mampu melakukan perawatan pasien 5) Pasien di
rujuk 6) Pasien menolak pelayanan lanjutan 7) Pasien meninggal dunia Keunggulan Program
Home Care 1. Dengan adanya program poli home care di rumah sakit swasta maka pelayanan
program home care akan semakin efektif. 2. Masyarakat akan semakin tahu tentang program
home care. 3. Semakin membuat pasien dan keluarga menjadi mandiri dalam pemeliharaan
kesehatan BAB V ANALISA Institusi Home Care swasta dapat didirikan dengan semacam
membuat poli khusus poli home care di rumah sakit tersebut, baik untuk satu jenis layanan
maupun layanan yang bervariasi. Untuk itu diperlukan perencanaan yang berdasarkan kebutuhan
pasar. Perencanaan berdasarkan kebutuhan pasar mengharuskan kita untuk melakukan analisa
eksternal dan internal. 1. Analisa Interna Analisa internal, melihat pada ketersediaan sumber
(alam, manusia dan dana) baik yang actual maupun potensial. Selain ketersediaan dana juga
perlu dianalisa komitmen personil yang ada terhadap rencana pembentukan institusi Home Care.
Komitmen personil merupakan persyaratan mutlak yang harus di mililki untuk mengawali suatu
bisnis yang baru . 2. Analisa Eksterna Analisa eksternal, memperhitungkan kecenderungan
kebutuhan pasar baik jenis maupun jumlahnya. Misalnya bila kita berada di daerah yang
penduduknya kebanyakan berusia produktif, maka sudah dapat diperkirakan bahwa pasar
membutuhkan layanan keperawatan yang berhubungan persoalan reproduksi, bayi serta balita.
Analisa eksternal juga melihat pesaing yang ada disekitar daerah tersebut, baik dalam jumlah,
jenis maupun kondisinya. Agar pelanggan loyal terhadap suatu institusi HC, maka HC harus
memperhatikan hal-hal berikut : 1. Kemudahan (untuk dihubungi , untuk mendapatkan
informasi, untuk membuat janji) 2. Selalu tepat janji, penting untuk membina kepercayaan
masyarakat pada institusi HC 3. Sesuai dengan standar yang telah di tetapkan, hal ini merupakan
ciri professional 4. Bersifat responsive terhadap keluhan, kebutuhan dan harapan klien 5.
Mengembangkan hubungan kerja sama secara internal dan eksternal untuk memperbaiki kualitas
layanan BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Guna mewujudkan visi dan misi Depkes RI maka
RS swasta mencoba mengembangkan program home care yang sebelumnya hanya ada di RS
pemerintah. Home care merupakan suatu program yang dapat membantu masyarakat dalam
meningkatkan kuaklitas hidup baik dari kebutuhan boi-psiko social dan spiritual B. Saran Untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat maka hendaknya rumah sakit swasta juga ikut mendukung
visi dan misi Depkes RI untuk mengembangkan pelayanan home care dimasyarakat selain di
rumah sakit pemerintah. Dan kepada masyarakat diharapkan partisipasinya dan untuk perawat
harus meningkatkan kualitas, wawasan dan keterampilan. DAFTAR PUSTAKA Depkes
RI.1990.Pembangunan Kesehatan Masyarakat di Indonesia. Jakarta:Depkes RI Dr.M.N
Bustan.2000.Epidemiologi Pasien Tidak Menular.Jakarta:PT Rineka Cipta Hidayat, Lukman.
2009. Home Care dan "sedikit konsep untuk anda" http://www.facebook.com/note.php?
note_id=133675939370. Diakses tanggal 02 Oktober 2011 Mahyuddin.2006.Revitalisasi
Kesehatan Daerah Sumsel Melalui Paradigma Sehat. Sumatra Selatan
Notoatmodjo,Soekidjo.1997.Ilmu Kesehatan Masyarakat.Jakarta: PT Rineka Cipta Potter dan
Ferry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan Vol.1.Jakarta:EGC Today Deal $50 Off :
https://goo.gl/efW8Ef Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef

Anda mungkin juga menyukai