Varises Esofagus
Varises Esofagus
PENDAHULUAN
Varises
esofagus
adalah
terjadinya
distensi
vena
submukosa
yang
II. ANATOMI
Gambar 1. Esofagus 6
Dinding esofagus terdiri dari 4 lapis yaitu: mukosa, submukosa, muskularis
propria dan adventisia. Esofagus tidak terdapat lapisan serosa sehingga merupakan
saluran cerna yang unik. Mukosa normal terdiri dari epitel berlapis pipih, antara
muskularis propria dan mukosa terdapat aliran limfatik yang berasal dari muskularis
propria. Muskularis propria terdiri dari otot bergaris dan otot polos yaitu pada bagian
proksimal otot bergaris, bagian tengah otot bergaris dan polos dan pada bagian distal
otot polos. Otot lapisan dalam tersusun sirkuler dan lapisan luar longitudinal. 1,2,3
2.2 Vaskularisasi
Vaskularisasi esofagus mengikuti pola segmental. Pada esofagus bagian atas
disuplai oleh cabang-cabang arteria tiroidea inferior dan subklavia, bagian tengah
disuplai oleh cabang-cabang segmental aorta dan arteria bronkialis, sedangkan bagian
subdiafragmatika disuplai oleh arteria gastrika sinistra dan frenika inferior. Aliran
darah vena juga mengikuti pola segmental. Vena-vena esofagus daerah leher
mengalirkan darah ke vena azigos dan hemiazigos, yang selanjutnya ke vena kava
superior, dan di bawah diafragma vena esofagus mengalir ke vena gastrika sinistra,
yang selanjutnya ke vena porta. 1,2,3
III.
VARISES ESOFAGUS
3.1 Definisi
Varises esofagus adalah terjadinya distensi
Pleksus vena esofagus menerima darah dari vena gastrika sinistra, cabangcabang vena esofagus, vena gastrika short/brevis (melalui vena splenika), dan akan
mengalirkan darah ke vena azigos dan hemiazigos. Sedangkan vena gastrika sinistra
menerima aliran darah dari vena porta yang terhambat masuk ke hepar. 2,4,6
Sistem vena porta tidak mempunyai katup, sehingga tahanan pada setiap level
antara sisi kanan jantung dan pembuluh darah splenika akan menimbulkan aliran
darah yang retrograde dan transmisi tekanan yang meningkat. Anastomosis yang
menghubungkan vena porta dengan sirkulasi sistemik dapat membesar agar aliran
darah dapat menghindari (bypass) tempat yang obstruksi sehingga dapat secara
langsung masuk dalam sirkulasi sistemik. 2,4,6
Perbedaan tekanan antara sirkulasi porta dan sistemik (hepatic venous
pressure gradient, HVPG) sebesar 1012 mmHg diperlukan untuk terbentuknya
varises. HVPG yang normal adalah sekitar 510 mmHg. Pengukuran tunggal berguna
untuk
3.4 Etiologi
Etiologi terjadinya varises esofagus dan hipertensi portal adalah penyakitpenyakit yang dapat mempengaruhi aliran darah portal. Etiologi ini dapat
diklasifikasikan sebagai prehepatik, intrahepatik, dan pascahepatik. 1,4,6
Tabel 1. Etiologi hipertensi portal 1,4,6
Prehepatik
Intrahepatik
Pascahepatik
6
Sindroma BuddChiari
Trombosis vena
kava inferior
Perikarditis
konstriktif
Penyakit hati
venooklusif
3.5 Diagnosis
Varises esofagus biasanya tidak memberikan gejala bila varises belum pecah
yaitu bila belum terjadi perdarahan. Oleh karena itu, bila telah ditegakkan diagnosis
sirosis
hendaknya
dilakukan
skrining
diagnosis
melalui
pemeriksaan
produk darah, serta penting perlindungan pada saluran nafas. Setelah dicapai
hemodinamik yang stabil, namun bila perdarahan terus berlanjut hendaknya dilakukan
pemeriksaan endoskopi untuk melihat sumber perdarahan, dan untuk identifikasi
kemungkinan
pilihan
terapi
seperti
skleroterapi,
injeksi
epineprin
atau
elektrokauter.1,4,8
3.6.1 Terapi Farmakologi
Prinsip pemberian farmakoterapi adalah menurunkan tekanan vena porta dan
intravena.
Hanya
ada
dua
farmakoterapi
yang
direkomendasikan
untuk
akibat terbentuk parut. Disuntikkan pada daerah para varises atau intra varises. Jika
terapi tidak berhasil, skleroterapi tidak dilanjutkan dan pasang pipa SengstakenBlakemore.4,7
Ligasi bertujuan untuk merangsang trombosis, nekrosis dan terbentuk parut.
Keuntungan terapi ini adalah rata-rata komplikasi rendah, secara keseluruhan
morbiditas dan mortalitas karena perdarahan lebih rendah dibandingkan skleroterapi,
serta awal perdarahan ulang biasanya jarang dibandingkan dengan skleroterapi.
Kerugiannya adalah terbatasnya pandangan pada kasus perdarahan yang masif, sebab
darah pada esofagus akan menghalagi tutup plastik dimana pita elastik akan dipasang.
Varises di tarik ke dalam ujung endoskop dan diligasi dengan pita plastik.5,7,8
Tamponade balon pada prinsipnya adalah melakukan kompresi eksternal pada
perdarahan varises dengan mengembangkan balon. Tamponade balon tepat di lakukan
jika tidak ada pilihan endoskopik emergensi atau setelah tindakan endoskopik, terapi
operasi atau TIPS gagal. Pada varises esofagus digunakan pipa SengstakenBlakemore dengan dua balon.6,8
3.6.2.3 Setelah perdarahan pertama
Hasil akhir dari penatalaksanaan emergensi adalah utamanya untuk
mengontrol perdarahan dan mencegah perdarahan berulang.
Varises esofagus di ligasi atau di berikan sklerosan dengan polidokanol, varises
bagian fundus akan dihilangkan dengan histoakril. Sisa varises yang kecil biasanya di
lanjutkan dengan ligasi, dapat juga dengan skleroterapi. Propanolol juga dapat
diberikan sebagai terapi tambahan.4,6,8
3.6.3 Transjugular Intrahepatic Portosistemic Shunt (TIPS)
Merupakan cara untuk menurunkan tahanan aliran porta dengan cara shunt
(memotong) aliran melalui hati. Prinsipnya adalah menghubungkan vena hepatik
dengan cabang vena porta intrahepatik. Puncture needle di masukkan ke dalam vena
hepatik kanan melalui kateter jugular. Selanjutnya cabang vena porta intra hepatik di
tusuk, lubang tersebut dilebarkan kemudian di fiksasi dengan expanding stent. Hal ini
merupakan cara lain terakhir pada perdarahan yang tidak berhenti atau gagal dengan
farmakoterapi, ligasi atau skleroterapi. 4,6,8
3.6.4 Operasi
11
IV.
PENUTUP
Varises esofagus merupakan dilatasi vena bagian submukosa yang
12
Tekanan yang tinggi pada pembuluh vena dapat menyebabkan perdarahan saluran
cerna bagian atas yang serius.
Semua pasien perdarahan varises memerlukan pemeriksaan endoskopi EGD
yang merupakan standar baku, untuk menegakkan diagnosis, menilai varises dan
penatalaksanaan yang memungkinkan berdasarkan penyakit dasarnya. Selain itu dapat
dilakukan pemeriksaan ultrasonografi Doppler dari sirkulasi darah, pemeriksaan
radiografi dengan menelan barium dari esofagus dan lambung, dan angiografi vena
porta serta manometrikan.
Penatalaksanaan perdarahan pada varises esofagus adalah stabilisasi pada
hemodinamik, meminimalkan komplikasi dan mempersiapkan terapi yang efektif
untuk mengontol perdarahan. Terapi yang dapat diberikan meliputi terapi farmakologi,
endoskopi yaitu skleroterapi dan ligasi, tamponade balon, TIPS, dan operasi
DAFTAR PUSTAKA
1. Dite P, Labrecque D, Fried M, Gangl A, Khan AG, Bjorkman D, et al. Esophageal
varices. World gastroenterology organisation practise guideline 2007.
2. Wilson LMC. Esofagus. Dalam: Price SA, Wilson LMC, ed. Patofisiologi. Edisi 4.
Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC; 2002. hal. 357-450.
3. Guyton AC, Hall JE. Prinsip-prinsip umum fungsi gastrointestinal-motilitas,
pengaturan saraf, dan sirkulasi darah. Dalam: Guyton AC, ed. Buku ajar fisiologi
kedokteran. Edisi 11. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC; 2002. hal. 817-9.
4. Azer SA, Katz J. Esophageal varices 2010.
5. Hadjat F. Penyakit dan Kelainan Esofagus. Dalam: Soepardi EA, Iskandar N,
Bashiruddin J, Restuti RD, editor Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok. Edisi 6. Jakarta: Balai Penerbit FK UI. 2007. Halaman 285-298.
13
14