Anda di halaman 1dari 2

Rabu, 16 April 2014, 14:41 WIB

Pembiayaan Mudharabah Kurang


Dilirik Perbankan Syariah
Rep: Ichsan Emrald Alamsyah/ Red: Nidia Zuraya Zawya
http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/syariah-ekonomi/14/04/16/n445ck-pembiayaanmudharabah-kurang-dilirik-perbankan-syariah

Mudharabah (Ilustrasi)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sampai saat ini skema pembiayaan Murabahah atau jual
beli masih menjadi primadona dalam transaksi perbankan syariah. Padahal jika balik
kepada dasar perkembangan ekonomi syariah, akad pembiayaan Mudharabah atau bagi
hasil dirasa yang paling tepat.
Namun menurut Direktur Keuangan dan Operasional Bank Muamalat, Hendiarto, ada
beberapa hal yang menyebabkan nasabah dan bank syariah jarang menggunakan skim
Mudharabah. Pertama menurut dia karena hasil dari pembiayaan mudharabah tak pasti.
Artinya tingkat kepastian tergantung realisasi bisnis dari pengelola (mudharib) atau sang
nasabah. Sementara bank sebagai shahibul amal, yang telah membuat perjanjian di awal,
menunggu laporan bisnis dari sang nasabah.
Jika bisnis sedang mengalami penurunan maka jumlah bagi hasil pun ikut menurun. Begitu

juga ketika bisnis meningkat, maka bagi hasil pun ikut terkerek naik. Ia menyampaikan
meski saat ini rata-rata perbankan syariah lebih mengedepankan skim murabahah, namun
pihaknya tidak. Total komposisi murabahah di Bank Muamalat mencapai 50 persen.
Sementara 50 persen lainnya terbagi antara skim mudharabah dan musyarakah.
Sementara itu menurut Presiden Direktur Maybank Syariah Indonesia, Norfadelizan Abdul
Rahman, menyampaikan sebenarnya berdasarkan profit dan loss sharing basis pengembalian
mudharabah cukup baik. Hanya saja mungkin karena sebagian bank menilai mudharabah
beresiko.
Apalagi karena sebagian besar bank ritel melakukan pembiayaan kepada perorangan.
Artinya ada kemungkinan bank salah menyalurkan, nasabah tidak jujur dan laporan
keuangan yang tak benar.
Sementara jika nasabah korporat umumnya sudah mampu membuat laporan keuangan.
Namun bukan berarti nasabah korporat tidak beresiko. Resiko tetap ada, baik ritel maupun
mitigasi, namun bank harus mampu melakukan mitigasi Pihaknya sendiri baru saja
meluncurkan produk dengan akad mudharabah muqayyadah. Secara internasional dikenal
dengan Restricted Profit Sharing Investment Account.
Karakteristik produk ini tutur dia bahwa investor memiliki hak untuk menentukan sektor
usaha atau pengusaha yang akan dibiayai. Dengan imbal hasil berdasarkan kesepakatan
antara investor dan pengelola dana/usaha. ''Nature-nya perbankan syariah memang di
produk bagi hasil,''tutur dia kepada ROL, Selasa (15/4).

Anda mungkin juga menyukai