di pinggiran sungai?
Jajaran Pengurus Korwil Juminahan seusai acara ulang tahun korwil. (dok
PMPS DIY)
5
Yang Unik di Bokoharjo
7
bersatu-padu, seia-sekata, berkarya demi satu pilihan yang sama. (dok
PMPS DIY)
Meski acara dikemas sangat Nindhita.
sederhana namun suasananya Suatu komunitas selalu
cukup heroik dan meriah. Diantar muncul dan terbentuk oleh rasa
oleh penampilan keroncong keberpihakan dan pilihan. Demi-
kontemporer Merah Hijau, acara kian pula, Perhimpunan Masya-
dibuka dengan sambutan ketua rakat Pinggiran Sungai DIY di-
panitia, Dedy Astono. Selanjut- dirikan di atas keputusan ber-
nya dibacakan sejarah berdirinya sama untuk berbagi resiko; se-
PMPS oleh Tri Tomo Bahagia- penanggungan memilih satu ja-
hardjo dan sambutan perwakilan lan, sembari menolak jalan yang
warga oleh M. Dalikan. Naskah lain. PMPS DIY bermula dari
deklarasi sendiri disampaikan kecemasan warga pinggiran su-
oleh Wignya Cahyana. Sesudah ngai. Mereka senantiasa
sambutan dari ketua umum PMPS bertanya-tanya dan menggugat
DIY, Adjad Soeharsono, disusul ke-adaan, “apakah kami masih
dengan pemotongan tum-peng memiliki masa depan?”.
oleh Pembina PMPS DIY, Supardi
Antono yang didampingi Sudarko PMPS DIY didirikan di
dan Bambang. atas keputusan bersama
Acara ini juga dimeriahkan untuk berbagi resiko;
dengan penampilan kesenian dari sepenanggungan
warga pinggiran sungai yaitu seni memilih satu jalan,
Kasidahan dan penyajian biola sembari menolak jalan
tunggal oleh Jethra Nuha yang lain.
8
Kendati hidup di sebuah kota
yang konon kental dengan warna Kebodohan itu ingin me-
kebudayaan, toh acapkali mere- nyulap pinggiran sungai
ka terlemparkan dari peradaban. menjadi negeri dongeng;
Masih sering mereka dengar,
menjadi serba megah dan
label dan anggapan bahwa warga
pinggiran sungai adalah kumuh,
gemerlap; lebih bergeng-
lemah, jahat, dan bodoh. Mereka si dan menawan.
seolah-olah bagian cacat dari
propinsi ini. Lalu, muncul pula.
pemikiran sempit untuk me- sepantasnya hidup di pinggiran
nyingkirkan atau menggusur sungai.
mereka Tak pernah terbersit dalam
Rupanya, suatu babak ke- cakrawala pandangan warga
bodohan baru tengah dimulai, pinggiran sungai, suatu hari
dimana sungai diruntuhkan nilai- nanti sungai akan berkelok
nya menjadi semata-mata benda mengikuti kemauan investasi.
material. Kebodohan itu ingin Sungai akan mengalir mengikuti
menyulap pinggiran sungai men- rumus-rumus bisnis dan
jadi negeri dongeng; menjadi liberalisme. Setelah warga
serba megah dan gemerlap; le- berhenti membuang sampah di
bih bergengsi dan menawan. sungai, sekarang giliran para
Kebodohan itu menina- penguasa dan pemilik modallah
bobokkan seluruh penjuru kota yang membuang hajat usahanya
dengan konsep-konsep yang di sana.
membual, seolah-olah telah
mengerti benar bagaimana Sungai akan meng-
alir mengikuti
rumus-rumus bisnis
dan liberalisme.
Setelah warga
berhenti membuang
sampah di sungai,
sekarang giliran
para penguasa dan
pemilik modallah
yang membuang
hajat usahanya di
sana.
9
Dari titik inilah mereka harus
membuat pilihan. Sungai adalah Sungai adalah kebudaya-
kebudayaan mereka, yang telah an mereka, yang telah
mereka warisi secara konkret mereka warisi secara
berpuluh-puluh tahun lamanya. konkret berpuluh-puluh
Bagi mereka, sungai tidak per- tahun lamanya. Bagi
nah jorok dan nista. Sungai ada- mereka, sungai tidak
lah anugerah Illahi. Ia sudah in-
pernah jorok dan nista.
dah dengan sendirinya, dan tak
perlu memikul kepentingan
Sungai adalah anugerah
apapun. Illahi. Ia sudah indah
Sebutlah empat kampung dengan sendirinya, dan
pinggiran sungai di DIY, tak perlu memikul
Juminahan, Gampingan, Mancas- kepentingan apapun.
an, dan Blunyah Gede. Pada
tanggal 29 Desember 2009, Selanjutnya, pada tanggal 2
perwakilan dari warga keempat Januari 2010, mereka berkumpul
kampung itu mengadakan per- lagi di Gampingan untuk menu-
temuan di Blunyah Gede. Di- gaskan beberapa personil guna
putuskanlah untuk memprakarsai mendirikan perhimpunan yang
suatu perhimpunan yang me- akan mereka beri nama Perhim-
nyatakan pilihan hidup mereka. punan Masyarakat Pinggiran
Sungai. Perhimpunan ini kemu-
dian disahkan dengan Akta No-
taris Ika Farikha, SH, No 11,
akta tertanggal 25 Januari
2010. Melalui rapat dewan
pembina, diangkatlah Sdr. Adjad
Soeharsono sebagai ketua PMPS
DIY periode 2010 – 2013.
Kepada yang bersangkutan dibe-
rikan amanah untuk menjalan-
kan aspirasi warga pinggiran
sungai dan melengkapi susunan
pengurus beserta program
kerjanya.
Keanggotaan warga ping-
giran sungai pun bertambah
dengan pesat. Tak berapa lama
lagi, be-berapa kampung lain
akan segera menyusul, untuk
Pembacaan Naskah Deklarasi PMPS DIY ber-gabung ke dalam PMPS, di
oleh Wignya Cahyana (dok. PMPS DIY) antaranya kampung Niten, Kota-
10
Kiri atas: Penyerahan kartu anggota oleh Ketua Umum PMPS DIY Adjad Soeharsono.
Kanan atas: Seksi Acara (Tritomo) berbincang serius dengan Ketua Umum PMPS DIY.
Bawah: Suasana penarikan door-prize di akhir acara. (Dok. PMPS DIY)
gede, Karanganyar, Jetishardjo, laksanakan kata-kata. Deklarasi
Sorosutan, Piyungan, Bokoharjo, PMPS DIY ini mengumpulkan
Papringan, dan Pogungrejo. Ini- daya energi dan kesanggupan
siatif mereka ini tentu saja akan segenap anggota PMPS DIY
disambut dengan terbuka, kare- untuk bersatu-padu, seia-sekata,
na bagaimanapun mereka pasti berkarya demi satu pilihan yang
akan ikut mewarnai dan me- sama. Kiranya Tuhan mem-
majukan perhimpunan ini. berkahi. Amin. (bm-210410-wg)
Bendera telah ditancapkan,
keputusan telah diucapkan, dan
kini saatnya berjuang untuk me-
11
Naskah Deklarasi PMPS DIY
DEKLARASI
PERHIMPUNAN MASYARAKAT PINGGIRAN SUNGAI
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Oleh karena itu, dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami
nyatakan berdirinya Perhimpunan Masyarakat Pinggiran Sungai,
Daerah Istimewa Yogyakarta, sebagaimana dikuatkan dengan Akta
Notaris Ika Farikha, SH, No 11, tertanggal 25 Januari 2010, demi
mewujudkan suatu tata kehidupan di pinggiran sungai yang lebih
lestari, bermartabat, solider, mandiri, dan sejahtera.
12
Surat Keputusan Pengukuhan
Pengurus PMPS DIY
PEMBINA
PERHIMPUNAN MASYARAKAT PINGGIRAN SUNGAI
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
TENTANG
PENGUKUHAN PENGURUS
PERHIMPUNAN MASYARAKAT PINGGIRAN SUNGAI
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
PERIODE 2010-2013
13
pasal 11;
2. Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan
Masyarakat Pinggiran Sungai Daerah
Istimewa Yogyakarta Tahun 2010,
khususnya pada pasal 3;
MEMUTUSKAN:
Pasal 1
Pasal 2
Ditetapkan di Yogyakarta
pada tanggal 4 Januari 2010
Ketua Pembina
Ttd
SUPARDI ANTONO
14
Anak Ketua RT Menjadi Korban
Pogungrejo di Tebing Rapuh
15
Anak ketua RT setempat ikut tiang bambu untuk menyangga
menjadi korban. Perempuan lantai rumah.
beranak satu tersebut sempat Tentu saja usaha ini belum
terperosok dan terjun ke lembah sepenuhnya menjamin kesela-
sungai. Akibatnya, kedua kaki- matan mereka. Bagaimanapun,
nya kini lumpuh. Selain itu, cara yang mereka tempuh hanya
tebing rapuh itu juga sudah agar dapat bertahan sementara
menerjunkan separoh rumah ke waktu dan tidak dapat meng-
lembah sungai. hentikan pengikisan tanah yang
Warga sudah berusaha masih terus terjadi sampai kini.
mengatasi kondisi ini sesuai Semoga warga tidak salah
dengan kemampuannya. Mereka memilih pemimpin kabupaten
membuat tiang-tiang beton terkaya di DIY ini dalam
untuk menyangga fondasi rumah pemilukada 2010. Semoga
yang mulai menggantung di atas mereka tidak makan dari isapan
sungai. Mereka juga memasang jempol. (bm-210410)
Fondasi rumah mulai menggantung di atas lembah sungai. (dok PMPS DIY)
16
Adakah Upaya Menggusur Warga?
Ancaman untuk Penghuni
Tanah Kas Desa
Kawasan pemukiman padat di atas tanah kas desa di Dusun Blunyah Gede
(Dok PMPS DIY)
Warga melakukan penghijauan di tanah kas desa secara swadaya. Kelak tanah
itu akan dijadkan milik desa yang justru tidak pernah merawat tanah tersebut.
(Dok PMPS DIY)
18
Lebih tegas lagi, menurut kan bahwa “Negara tidak dapat
Deva dan Lutfi, dua pengacara di menyewakan tanah, karena
Kantor Hukum Daliso Rudianto, Negara bukan pemilik tanah.”
SH, pemerintah desa tidak boleh Jelaslah bahwa program DPPD
memiliki tanah. Pemerintah hanya merupakan usaha akal-akalan
boleh menguasai tetapi tidak untuk memonopoli tanah, persis
boleh memiliki. Alasanya, sama dengan apa yang pernah
pemerintah desa bukan badan dilakukan Pemerintah Hindia
hukum. “Apakah desa mempu- Belanda. Apakah berarti peng-
nyai akte pendirian badan hukum? gusuran? Entahlah... (bm-210410)
Siapa notarisnya?” tanya Lutfi
“Negara tidak dapat me-
retorik. “Ini pelanggaran,“
nyewakan tanah, karena
imbuhnya.
Negara bukan pemilik
Dalam Penjelasan atas Pasal
tanah. (Penjelasan atas Pasal 44
44 dan 45 Undang-Undang Pokok dan 45 Undang-Undang Pokok Agraria
Agraria (UU No.5 1960) disebut- (UU No.5 1960))
Undangan Terbuka
Kepada:
Warga Pinggiran Sungai
Di Daerah Istimewa Yogyakarta
Hadirilah
REMBUG WARGA PINGGIRAN SUNGAI
mengenai
“Mencegah Penggusuran Warga
di Tanah Kas Desa”
Jumat Legi
23 April 2010
pukul 20.00
di sekretariat PMPS DIY
Blunyah Gede 127 RT 07 RW 33
Sinduadi, Mlati, Sleman
19
20
22