Anda di halaman 1dari 22

2

atas nama jiwa,


MARI BENINGKAN CIPTA
Wignya Cahyana

Bapak Sugiyo menyambut pagi dengan senyum cerah.


Semalam sungai depan rumahnya banjir lumayan besar.
Gundukan pasir segar menyembul di tengah sungai, siap
dipanen. Sementara itu, di sebelah selatan, anak lelaki
sulungnya cemberut lantaran kolam guraminya amblas ditelan
banjir.
Lain cerita, begitu bangun tidur, anak bungsunya
langsung menceburkan diri ke sungai. Gelak riangnya meledak
melihat air melimpah, tak peduli kakak perempuannya
menangis, lantaran jembatan sesek yang membujur ke arah
sekolahnya telah hanyut dibawa bah semalam.
Banjir meluncur menurut maunya. Baik ataukah buruk
tinggal semacam apa kepentingan Anda. Banjir bagaikan
sebuah berita kepada kawan. Semoga tak ada keruh di mata
kita. (bm-210410)

Penanggungjawab : Adjad Soeharsono


Pemimpin Redaksi : Tri Tomo Bahagiahardjo
Staf Redaksi : Wignya Cahyana, Tri Tomo Bahagiahardjo
Dedy Astono, Sentot Rahadi, Sudianto
Sirkulasi : Kasmiran
Iklan & Pemasaran : Heribertus Hendro Waluyo
Alamat Redaksi : Blunyah Gede SIA XII No 127 RT 07 RW 33
Sinduadi, Mlati, Sleman 55284
Tlp 0274-6411088, 6411136
eMail: banyumili@gmail.com
Riak-riak Jaman 1
Aliran 2
Hulu Wilayah 3
Arus Utama: PMPS Mau Ke Mana? 5
Pogungrejo di Tebing Rapuh 11
Ancaman untuk Penghuni Tanah Kas Desa 16
Kliping 19

seorang ketua RT?


atau ketua RW?
atau yang dituakan dalam masyarakat Anda?
atau aktif dalam kegiatan masyarakat?
atau seorang tokoh masyarakat?
atau sekedar suka bermasyarakat?

di pinggiran sungai?

dalam PMPS kita bersaudara


4
Genap Satu Tahun
Korwil Juminahan

Jajaran Pengurus Korwil Juminahan seusai acara ulang tahun korwil. (dok
PMPS DIY)

Tanggal 24 November tahun lalu, PMPS Korwil Juminahan genap


berusia 1 (satu) tahun. Meskipun masih muda usia namun korwil
ini telah banyak kiprah dan pengabdiannya bagi seluruh warga
Juminahan, khususnya di RW 14. Peran dan kontribusi mereka di
PMPS juga sangat menonjol. Peristiwa yang paling bersejarah
adalah perjuangan mereka dalam menghadapi rencana peng-
gusuran untuk kepentingan pembangunan rumah susun di sana.
Dari perjuangan itulah sejarah terbentuknya korwil ini. Bukan
kemudahan hidup yang membuat kita bersatu tetapi justru
karena kesulitan yang kita alami bersama-sama. Semoga mereka
semakin sukses dan tetap bersemangat mengabdikan diri bagi
masyarakat. Selamat Ulah Tahun! (bm-210410)

5
Yang Unik di Bokoharjo

(dok PMPS DIY)

Kalau Anda datang ke kawasan pinggiran sungai di Boko-


harjo, Prambanan, Sleman, Anda akan disuguhi pemandangan
yang lain dari yang lain. Di tengah perkampungan masih
berdiri kokoh beberapa tiang jembatan besar, buatan zaman
Belanda. Lokasinya berada di sebelah barat pasar Prambanan.
Penasaran? Silakan datang ke sana dan temuilah Bapak
Bambang untuk memperoleh penjelasannya. (bm-210410)
6
PMPS, Kau Mau Ke Mana?

Ratusan warga pinggiran sungai memadati Graha Pamungkas Kotabaru


(dok. PMPS DIY)

Sebuah wadah kegiatan untuk masyarakat pinggiran


sungai baru saja diresmikan pada tanggal 2 Februari
2010. Wadah yang diberi nama Perhimpunan Masyarakat
Pinggiran Sungai (PMPS) ini menjangkau seluruh wilayah
propinsi DIY. Buat apa PMPS didirikan? Bukankah sudah
ada puluhan organisasi pinggiran sungai di DIY? Belum
cukupkah? Adakah sesuatu yang tidak memuaskan?

sudah tiba sejak sore hari


Malam hari tanggal 2 Februari
mengingat terbatasnya kendara-
2010, gedung Graha Pamungkas an umum di Yogyakarta.
di Kotabaru, Yogyakarta menjadi
saksi sebuah sejarah. Sekitar Bukankah sudah ada
600an warga pinggiran sungai
puluhan organisasi
memenuhi gedung itu untuk
mendeklarasikan organisasi me-
pinggiran sungai di DIY?
reka. Turut hadir dalam acara ini Belum cukupkah?
antara lain para Camat, Lurah Adakah sesuatu yang
dan Kades d lokasi tinggal warga. tidak memuaskan?
Tak sedikit warga luar kota yang

7
bersatu-padu, seia-sekata, berkarya demi satu pilihan yang sama. (dok
PMPS DIY)
Meski acara dikemas sangat Nindhita.
sederhana namun suasananya Suatu komunitas selalu
cukup heroik dan meriah. Diantar muncul dan terbentuk oleh rasa
oleh penampilan keroncong keberpihakan dan pilihan. Demi-
kontemporer Merah Hijau, acara kian pula, Perhimpunan Masya-
dibuka dengan sambutan ketua rakat Pinggiran Sungai DIY di-
panitia, Dedy Astono. Selanjut- dirikan di atas keputusan ber-
nya dibacakan sejarah berdirinya sama untuk berbagi resiko; se-
PMPS oleh Tri Tomo Bahagia- penanggungan memilih satu ja-
hardjo dan sambutan perwakilan lan, sembari menolak jalan yang
warga oleh M. Dalikan. Naskah lain. PMPS DIY bermula dari
deklarasi sendiri disampaikan kecemasan warga pinggiran su-
oleh Wignya Cahyana. Sesudah ngai. Mereka senantiasa
sambutan dari ketua umum PMPS bertanya-tanya dan menggugat
DIY, Adjad Soeharsono, disusul ke-adaan, “apakah kami masih
dengan pemotongan tum-peng memiliki masa depan?”.
oleh Pembina PMPS DIY, Supardi
Antono yang didampingi Sudarko PMPS DIY didirikan di
dan Bambang. atas keputusan bersama
Acara ini juga dimeriahkan untuk berbagi resiko;
dengan penampilan kesenian dari sepenanggungan
warga pinggiran sungai yaitu seni memilih satu jalan,
Kasidahan dan penyajian biola sembari menolak jalan
tunggal oleh Jethra Nuha yang lain.
8
Kendati hidup di sebuah kota
yang konon kental dengan warna Kebodohan itu ingin me-
kebudayaan, toh acapkali mere- nyulap pinggiran sungai
ka terlemparkan dari peradaban. menjadi negeri dongeng;
Masih sering mereka dengar,
menjadi serba megah dan
label dan anggapan bahwa warga
pinggiran sungai adalah kumuh,
gemerlap; lebih bergeng-
lemah, jahat, dan bodoh. Mereka si dan menawan.
seolah-olah bagian cacat dari
propinsi ini. Lalu, muncul pula.
pemikiran sempit untuk me- sepantasnya hidup di pinggiran
nyingkirkan atau menggusur sungai.
mereka Tak pernah terbersit dalam
Rupanya, suatu babak ke- cakrawala pandangan warga
bodohan baru tengah dimulai, pinggiran sungai, suatu hari
dimana sungai diruntuhkan nilai- nanti sungai akan berkelok
nya menjadi semata-mata benda mengikuti kemauan investasi.
material. Kebodohan itu ingin Sungai akan mengalir mengikuti
menyulap pinggiran sungai men- rumus-rumus bisnis dan
jadi negeri dongeng; menjadi liberalisme. Setelah warga
serba megah dan gemerlap; le- berhenti membuang sampah di
bih bergengsi dan menawan. sungai, sekarang giliran para
Kebodohan itu menina- penguasa dan pemilik modallah
bobokkan seluruh penjuru kota yang membuang hajat usahanya
dengan konsep-konsep yang di sana.
membual, seolah-olah telah
mengerti benar bagaimana Sungai akan meng-
alir mengikuti
rumus-rumus bisnis
dan liberalisme.
Setelah warga
berhenti membuang
sampah di sungai,
sekarang giliran
para penguasa dan
pemilik modallah
yang membuang
hajat usahanya di
sana.

9
Dari titik inilah mereka harus
membuat pilihan. Sungai adalah Sungai adalah kebudaya-
kebudayaan mereka, yang telah an mereka, yang telah
mereka warisi secara konkret mereka warisi secara
berpuluh-puluh tahun lamanya. konkret berpuluh-puluh
Bagi mereka, sungai tidak per- tahun lamanya. Bagi
nah jorok dan nista. Sungai ada- mereka, sungai tidak
lah anugerah Illahi. Ia sudah in-
pernah jorok dan nista.
dah dengan sendirinya, dan tak
perlu memikul kepentingan
Sungai adalah anugerah
apapun. Illahi. Ia sudah indah
Sebutlah empat kampung dengan sendirinya, dan
pinggiran sungai di DIY, tak perlu memikul
Juminahan, Gampingan, Mancas- kepentingan apapun.
an, dan Blunyah Gede. Pada
tanggal 29 Desember 2009, Selanjutnya, pada tanggal 2
perwakilan dari warga keempat Januari 2010, mereka berkumpul
kampung itu mengadakan per- lagi di Gampingan untuk menu-
temuan di Blunyah Gede. Di- gaskan beberapa personil guna
putuskanlah untuk memprakarsai mendirikan perhimpunan yang
suatu perhimpunan yang me- akan mereka beri nama Perhim-
nyatakan pilihan hidup mereka. punan Masyarakat Pinggiran
Sungai. Perhimpunan ini kemu-
dian disahkan dengan Akta No-
taris Ika Farikha, SH, No 11,
akta tertanggal 25 Januari
2010. Melalui rapat dewan
pembina, diangkatlah Sdr. Adjad
Soeharsono sebagai ketua PMPS
DIY periode 2010 – 2013.
Kepada yang bersangkutan dibe-
rikan amanah untuk menjalan-
kan aspirasi warga pinggiran
sungai dan melengkapi susunan
pengurus beserta program
kerjanya.
Keanggotaan warga ping-
giran sungai pun bertambah
dengan pesat. Tak berapa lama
lagi, be-berapa kampung lain
akan segera menyusul, untuk
Pembacaan Naskah Deklarasi PMPS DIY ber-gabung ke dalam PMPS, di
oleh Wignya Cahyana (dok. PMPS DIY) antaranya kampung Niten, Kota-

10
Kiri atas: Penyerahan kartu anggota oleh Ketua Umum PMPS DIY Adjad Soeharsono.
Kanan atas: Seksi Acara (Tritomo) berbincang serius dengan Ketua Umum PMPS DIY.
Bawah: Suasana penarikan door-prize di akhir acara. (Dok. PMPS DIY)
gede, Karanganyar, Jetishardjo, laksanakan kata-kata. Deklarasi
Sorosutan, Piyungan, Bokoharjo, PMPS DIY ini mengumpulkan
Papringan, dan Pogungrejo. Ini- daya energi dan kesanggupan
siatif mereka ini tentu saja akan segenap anggota PMPS DIY
disambut dengan terbuka, kare- untuk bersatu-padu, seia-sekata,
na bagaimanapun mereka pasti berkarya demi satu pilihan yang
akan ikut mewarnai dan me- sama. Kiranya Tuhan mem-
majukan perhimpunan ini. berkahi. Amin. (bm-210410-wg)
Bendera telah ditancapkan,
keputusan telah diucapkan, dan
kini saatnya berjuang untuk me-

11
Naskah Deklarasi PMPS DIY
DEKLARASI
PERHIMPUNAN MASYARAKAT PINGGIRAN SUNGAI
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Kami, masyarakat pinggiran sungai di Daerah Istimewa Yogyakarta


berkeyakinan, bahwa:
1. Sungai adalah anugerah ilahi yang wajib disyukuri dengan
melestarikan semua benda dan makhluk hidupnya;
2. Sungai adalah kebudayaan kami. Kami menata cara
hidup di pinggiran sungai dengan menempatkan kehormatan
manusia di atas segala kepentingan lainnya;
3. Sungai adalah kebersamaan kami. Kami dipersatukan
oleh keunikan papan tinggal dan menghimpun diri dalam
semangat kekeluargaan dan solidaritas;
4. Sungai adalah kemerdekaan kami. Kami mengatur diri
sendiri dengan saling berbagi pendapat, tenaga, dan beban
secara bijaksana, untuk tetap memelihara martabat mereka
yang paling lemah;
5. Sungai adalah kesejahteraan kami. Kami akan
memperjuangkan kesejahteraan semua warga dengan
menempuh cara-cara yang adil.

Oleh karena itu, dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami
nyatakan berdirinya Perhimpunan Masyarakat Pinggiran Sungai,
Daerah Istimewa Yogyakarta, sebagaimana dikuatkan dengan Akta
Notaris Ika Farikha, SH, No 11, tertanggal 25 Januari 2010, demi
mewujudkan suatu tata kehidupan di pinggiran sungai yang lebih
lestari, bermartabat, solider, mandiri, dan sejahtera.

Semoga Tuhan menolong kami. Amin.

Yogyakarta, 2 Maret 2010

Wignya Cahyana Dedy Astono Kasmiran


Blunyah Gede Juminahan Gampingan

12
Surat Keputusan Pengukuhan
Pengurus PMPS DIY
PEMBINA
PERHIMPUNAN MASYARAKAT PINGGIRAN SUNGAI
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

SURAT KEPUTUSAN PEMBINA


PERHIMPUNAN MASYARAKAT PINGGIRAN SUNGAI
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
No. 01/Kep.PMPS/01/10

TENTANG

PENGUKUHAN PENGURUS
PERHIMPUNAN MASYARAKAT PINGGIRAN SUNGAI
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
PERIODE 2010-2013

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHAESA


PEMBINA
PERHIMPUNAN MASYARAKAT PINGGIRAN SUNGAI
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan


keputusan rapat Musyawarah Anggota
Perhimpunan Masyarakat Pinggiran Sungai
Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 4
Januari 2010;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu
menetapkan Pengukuhan Pengurus
Perhimpunan Masyarakat Pinggiran Sungai
Daerah Istimewa Yogyakarta Periode 2010-
2013;.

Mengingat : 1. Anggaran Dasar Perhimpunan Masyarakat


Pinggiran Sungai Daerah Istimewa
Yogyakarta Tahun 2010, khususnya pada

13
pasal 11;
2. Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan
Masyarakat Pinggiran Sungai Daerah
Istimewa Yogyakarta Tahun 2010,
khususnya pada pasal 3;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PENGUKUHAN PENGURUS PERHIMPUNAN


MASYARAKAT PINGGIRAN SUNGAI DAERAH
ISTIMEWA YOGYAKARTA PERIODE 2010-2013

Pasal 1

(1) Pembina Perhimpunan Masyarakat Pinggiran


Sungai Daerah Istimewa Yogyakarta dari
unsur perwakilan anggota memilih dan
mengukuhkan Saudara Adjad Soeharsono
sebagai Ketua Perhimpunan Masyarakat
Pinggiran Sungai Daerah Istimewa
Yogyakarta Periode 2010-2013.
(2) Kepada ketua terpilih sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diberikan tugas dan
kewenangan untuk melengkapi susunan
kepengurusan sesuai dengan aspirasi dan
kebutuhan anggota.

Pasal 2

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal


ditetapkan.

Ditetapkan di Yogyakarta
pada tanggal 4 Januari 2010

Ketua Pembina

Ttd

SUPARDI ANTONO

14
Anak Ketua RT Menjadi Korban
Pogungrejo di Tebing Rapuh

Di tengah hingar-bingar Pemilukada


Kabupaten Sleman 2010 saat ini, ada
sebuah potret muram kehidupan
warga pinggiran sungai di kabupaten
ini, tepatnya di Dusun Pogungrejo,
Desa Sinduadi, Kecamatan Mlati.

Belasan rumah nyaris terjun ke lembah


sungai. Deretan rumah itu berada di bibir
tebing Sungai Code, di atas tanah cadas
yang mulai lapuk. Tebing terus mengikis
sampai ke bawah lantai rumah. Tak ayal,
korban pun jatuh di pihak warga penghuni.

15
Anak ketua RT setempat ikut tiang bambu untuk menyangga
menjadi korban. Perempuan lantai rumah.
beranak satu tersebut sempat Tentu saja usaha ini belum
terperosok dan terjun ke lembah sepenuhnya menjamin kesela-
sungai. Akibatnya, kedua kaki- matan mereka. Bagaimanapun,
nya kini lumpuh. Selain itu, cara yang mereka tempuh hanya
tebing rapuh itu juga sudah agar dapat bertahan sementara
menerjunkan separoh rumah ke waktu dan tidak dapat meng-
lembah sungai. hentikan pengikisan tanah yang
Warga sudah berusaha masih terus terjadi sampai kini.
mengatasi kondisi ini sesuai Semoga warga tidak salah
dengan kemampuannya. Mereka memilih pemimpin kabupaten
membuat tiang-tiang beton terkaya di DIY ini dalam
untuk menyangga fondasi rumah pemilukada 2010. Semoga
yang mulai menggantung di atas mereka tidak makan dari isapan
sungai. Mereka juga memasang jempol. (bm-210410)

Fondasi rumah mulai menggantung di atas lembah sungai. (dok PMPS DIY)

16
Adakah Upaya Menggusur Warga?
Ancaman untuk Penghuni
Tanah Kas Desa

Kawasan pemukiman padat di atas tanah kas desa di Dusun Blunyah Gede
(Dok PMPS DIY)

Bagai guntur di siang bolong, Pemerintah Kabupaten


Sleman akan mensertifikatkan tanah-tanah kas desa,
termasuk yang saat ini dihuni warga, menjadi tanah hak
milik pemerintah desa. Program ini akan dikoordinasikan
oleh Dinas Pengendalian Pertanahan Daerah (DPPD)
Sleman mulai tahun ini. Sebagai awalan akan diprioritas-
kan pada 3 kecamatan terpadat di Sleman, yaitu Mlati,
Depok, dan Ngaglik. Hebatnya lagi, biaya sertifikasi akan
dibebankan kepada warga yang menghuni tanah tersebut
sebagai penyewa. (baca KR 19 Maret 2010 atau lihat klipingnya di
Banyu Mili halaman 20 ).

Pertanyaan pun kini muncul. pungutan liar? Mengapa biaya


Apakah pemerintah desa belum sertifikasi dibebankan kepada
memiliki tanah kas desa secara penyewa yang tidak akan pernah
sah? Apakah pungutan sewa kas memiliki tanah tersebut? Apakah
desa selama ini juga sah secara ini wajar dan adil?
hukum? Apakah itu bukan
17
Warga penghuni tanah kas Ternyata alasan ini tidak
desa yang ditemui Banyu Mili dapat diterima warga. Kalau
umumnya merasa kaget dan pemerintah desa tidak punya
terpukul. Salah satu isu yang sertifikat tanah kas desa berarti
beredar adalah dugaan adanya tanah itu liar dan mestinya
usaha Pemkab untuk memper- menjadi tanah milik warga yang
mudah penggusuran warga jika menghuni, sebagaimana diatur
suatu saat diperlukan. “Habis dalam Undang-undang Pokok
sudah harapan hidup saya. Agraria. Pemerintah desa juga
Seumur hidup saya tidak akan tidak berhak menyewakan tanah
nyaman tinggal di sini,” kata yang bukan miliknya. Satu-
warga Blunyah Gede yang tak satunya bukti kepemilikan tanah
mau disebutkan namanya. hanyalah sertifikat hak milik.
Herannya, ketika Banyu Mili
mengkonfirmasi ke DPPD Sle- Kalau pemerintah desa
man, dikatakan bahwa program tidak punya sertifikat
ini merupakan usaha agar warga tanah kas desa berarti
merasa memperoleh kepastian tanah itu liar dan mestinya
tempat tinggal. Dengan adanya menjadi tanah milik warga
sertifkasi tersebut maka sewa- yang menghuni...
menyewa kas desa menjadi sah
dan prosedural.

Warga melakukan penghijauan di tanah kas desa secara swadaya. Kelak tanah
itu akan dijadkan milik desa yang justru tidak pernah merawat tanah tersebut.
(Dok PMPS DIY)

18
Lebih tegas lagi, menurut kan bahwa “Negara tidak dapat
Deva dan Lutfi, dua pengacara di menyewakan tanah, karena
Kantor Hukum Daliso Rudianto, Negara bukan pemilik tanah.”
SH, pemerintah desa tidak boleh Jelaslah bahwa program DPPD
memiliki tanah. Pemerintah hanya merupakan usaha akal-akalan
boleh menguasai tetapi tidak untuk memonopoli tanah, persis
boleh memiliki. Alasanya, sama dengan apa yang pernah
pemerintah desa bukan badan dilakukan Pemerintah Hindia
hukum. “Apakah desa mempu- Belanda. Apakah berarti peng-
nyai akte pendirian badan hukum? gusuran? Entahlah... (bm-210410)
Siapa notarisnya?” tanya Lutfi
“Negara tidak dapat me-
retorik. “Ini pelanggaran,“
nyewakan tanah, karena
imbuhnya.
Negara bukan pemilik
Dalam Penjelasan atas Pasal
tanah. (Penjelasan atas Pasal 44
44 dan 45 Undang-Undang Pokok dan 45 Undang-Undang Pokok Agraria
Agraria (UU No.5 1960) disebut- (UU No.5 1960))

Undangan Terbuka
Kepada:
Warga Pinggiran Sungai
Di Daerah Istimewa Yogyakarta

Hadirilah
REMBUG WARGA PINGGIRAN SUNGAI
mengenai
“Mencegah Penggusuran Warga
di Tanah Kas Desa”

Jumat Legi
23 April 2010
pukul 20.00
di sekretariat PMPS DIY
Blunyah Gede 127 RT 07 RW 33
Sinduadi, Mlati, Sleman

Pendaftaran: hubungi telepon 0274-6411088


atau datang langsung ke sekretariat PMPS DIY
GRATIS, tempat terbatas

19
20
22

Anda mungkin juga menyukai