Healthy Living
Drugs, Vitamin Deficiency, And Headaches: Some Unexpected Ways You
Are Damaging Your Memory
Oct 7, 2014 07:30 AM By Susan Scut
Ways you're damaging your memory
Prescription drugs, migraine headaches, vitamin B12 deficiency, and
even your blood type are among the lesser known factors which may
contribute to memory loss. Photo courtesy of Shutterstock.
Memory is key to both the flow and betterment of your life. Knowledge
gained from recollection of the past helps you move toward the future
you hope to create. While you are probably aware that memory loss
can be caused by a concussion or surgery, a stroke or a brain tumor, you
may not know some less obvious reasons why you may be finding it
difficult to remember the turn off for the shortest drive home.
Prescription Drugs
Prescription sleeping pills are possibly the worst offenders when it
comes to memory deficits. Ambien and Lunesta, among the most
popular sleep meds, are known to cause some users to sleep walk,
others to sleep eat, and others to sleep drive. “When we study the
brain of someone in a drug-induced sleep, there is little resemblance to
true sleep,” writes Dr. Kirk Parsley in Integrative Health Review. “In fact,
we see a pattern similar to the type of unconsciousness that is
associated with a coma or passing out from excessive alcohol
consumption.” By causing unconsciousness, sleeping pills not only rob
you of the benefits of sleep, they also impact your abilities to recall.
And then there are the benzodiazepines, which are often prescribed for
anxiety disorders, agitation, and muscle spasms, and include Valium
(diazepam), Xanax, (alprazolam), Librium (chlordiazepoxide), and Ativan
(lorazepam). While they may help to calm and to ease the nerves, these
Hidup Sehat
Obat, Kekurangan Vitamin, Dan Sakit kepala: Beberapa Cara Tak Terduga Bagaimana
Anda Merusak Memori Anda
7 Oktober 2014 07:30 Oleh Susan Scut
Cara Anda merusak memori Anda
Obat resep, sakit kepala migrain, kekurangan vitamin B12, dan bahkan golongan darah
Anda adalah salah satu faktor yang kurang dikenal yang dapat berkontribusi untuk
kehilangan memori. Foto milik Shutterstock.
Memori adalah kunci bagi aliran maupun perbaikan hidup Anda. Pengetahuan yang
didapat dari ingatan masa lalu membantu Anda bergerak ke arah masa depan yang
ingin Anda bangun. Meskipun Anda mungkin menyadari bahwa kehilangan memori
dapat disebabkan oleh gegar otak atau operasi, stroke atau tumor otak, Anda mungkin
tidak tahu beberapa alasan yang kurang jelas mengapa Anda mungkin akan
menemukan kesulitan untuk mengingat belokan untuk perjalanan pulang terpendek.
Obat Resep
Resep pil tidur yang mungkin pelanggar terburuk ketika datang ke defisit memori.
Ambien dan Lunesta, di antara obat-obat tidur yang paling populer, diketahui
menyebabkan beberapa pengguna untuk tidur berjalan, orang lain tidur makan, dan
lain-lain untuk tidur drive. "Ketika kita mempelajari otak seseorang dalam tidur akibat
obat, ada sedikit kemiripan dengan tidur yang benar," tulis Dr Kirk Parsley di
Integrative Health Ulasan. "Bahkan, kita melihat pola yang sama dengan jenis
ketidaksadaran yang berhubungan dengan koma atau pingsan dari konsumsi alkohol
yang berlebihan." Dengan menyebabkan ketidaksadaran, pil tidur tidak hanya
merampok Anda dari manfaat tidur, mereka juga mempengaruhi kemampuan Anda
untuk mengingat.
Dan kemudian ada benzodiazepin, yang sering diresepkan untuk gangguan kecemasan,
agitasi, dan kejang otot, dan termasuk Valium (diazepam), Xanax, (alprazolam),
Librium (chlordiazepoxide), dan Ativan (lorazepam). Sementara mereka dapat
membantu untuk menenangkan dan meringankan saraf, obat-obatan ini bekerja
drugs work by suppressing neurotransmitters and brain regions key to
the transfer of your memories from the short-term to the long-term
storage bin. Understanding the negative effects on memory,
pharmacists recommend limited courses of benzodiazepines for brief
durations.
Finally, cholesterol-lowering medications, commonly referred to as
statins, may also contribute to your inability to remember the past. In
fact, the Food and Drug Administration now requires memory loss be
listed as a side effect on the labels for Lipitor (atorvastatin), Zocor
(simvastatin), Crestor (rosuvastatin) and other statin drugs. Quite
simply, cholesterol is necessary for learning and thinking, and along
with lowering the levels in your blood, these drugs are also working to
reduce the levels in your brain, ultimately eroding the connections
between nerve cells.
Migraine Headaches
Migraine headaches are severe and long-lasting and may include
nausea, vomiting, sensitivity to light, and a throbbing pain felt on just
one side of the head. A recent study, which investigated the impact of
migraine on memory loss following an attack, showed how migraine
patients suffered impairment in global-visual processing in the two days
following an attack, but not in attention or working memory. Following
a migraine, some patients will experience complete amnesia lasting
hours; this specific neurological disorder is known as transient global
amnesia. Another study conducted by Taiwanese researchers found
migraines to be associated with a higher risk of dementia; specifically,
the cumulative incidence of dementia was 1.48 percent greater among
participants suffering migraine compared to those without these
headaches.
Stress
Stress can cause weight gain and higher blood pressure, and for many
people it is the road leading to diabetes and heart disease. Stress is
everywhere and at times stress is no where. We sometimes feel it even
dengan menekan neurotransmitter dan wilayah otak kunci transfer kenangan Anda
dari jangka pendek ke bin penyimpanan jangka panjang. Memahami efek negatif pada
memori, apoteker merekomendasikan program terbatas benzodiazepin untuk jangka
waktu singkat.
Akhirnya, obat penurun kolesterol, sering disebut sebagai statin, juga dapat
berkontribusi untuk ketidakmampuan Anda untuk mengingat masa lalu. Bahkan,
Administrasi Makanan dan Obat sekarang membutuhkan kehilangan memori terdaftar
sebagai efek samping pada label untuk Lipitor (atorvastatin), Zocor (simvastatin),
Crestor (rosuvastatin) dan obat-obatan statin lainnya. Cukup sederhana, kolesterol
diperlukan untuk belajar dan berpikir, dan bersama dengan menurunkan kadar dalam
darah Anda, obat ini juga bekerja untuk mengurangi tingkat di otak Anda, pada
akhirnya mengikis hubungan antara sel-sel saraf.
Migrain Sakit kepala
Migren yang parah dan tahan lama dan mungkin termasuk mual, muntah, kepekaan
terhadap cahaya, dan rasa sakit berdenyut dirasakan pada satu sisi kepala. Sebuah
studi baru-baru, yang menyelidiki dampak migrain pada kehilangan memori menyusul
serangan, menunjukkan bagaimana pasien migrain mengalami penurunan dalam
pengolahan global visual dalam dua hari menyusul serangan, tetapi tidak dalam
perhatian atau memori kerja. Setelah migrain, beberapa pasien akan mengalami
amnesia lengkap berlangsung jam; gangguan ini saraf tertentu yang dikenal sebagai
transient global amnesia. Penelitian lain yang dilakukan oleh para peneliti Taiwan
menemukan migrain berhubungan dengan risiko yang lebih tinggi dari demensia;
khusus, kejadian kumulatif demensia adalah 1,48 persen lebih besar di antara peserta
yang menderita migrain dibandingkan dengan mereka yang tidak sakit kepala ini.
Tegangan
Stres dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan tekanan darah tinggi, dan bagi
banyak orang itu adalah jalan menuju diabetes dan penyakit jantung. Stres di mana-
mana dan pada waktu stres ada di mana. Kadang-kadang kita merasa itu bahkan tanpa
tekanan tenggat waktu, bahkan ketika kita mengabaikan mengerutkan kening bos
kami. Sekarang, sebuah studi baru yang dilakukan pada tikus menemukan tingkat
tinggi kortisol, yang terkenal "hormon stres," mungkin menjadi salah satu penyebab
kehilangan memori jangka pendek. Dalam otak tikus, kortisol makan jauh di sinapsis di
without the pressure of a deadline, even when we ignore the frowns of
our boss. Now, a new study conducted in mice finds high levels of
cortisol, the infamous “stress hormone,” may be one cause for short-
term memory loss. In the brains of the mice, cortisol ate away at
synapses in the prefrontal cortex, an area implicated in short-term
memory. And, the problem worsened with age; the longer the synapses
endured exposures to cortisol, the greater the short-term memory loss
suffered by the animals. However, the researchers also found a positive
spin to this unhappy news. Some of the older mice with low cortisol
levels displayed little memory loss, suggesting replenishment of cortisol
might someday aid those with failing memories.
Blood Type
People whose blood type is AB are known to be at greater risk of blood
vessel-related conditions due to the generally higher levels of clotng
protein VIII. Now, a three-year study finds people with type AB blood
are twice as likely to experience memory problems as people with type
O blood. After examining a group of 495 participants who had
developed thinking or memory problems, the researchers compared
them to 587 age-matched people with no cognitive problems. Those
with an AB blood type were 82 percent more likely to experience
difficulties with everyday memory recall, language, and attention, and a
higher percentage were found in the dementia group than in the
general population. While more study is needed to confirm the results,
these findings may not surprise those who understand how memory
loss is linked to blood flow to the brain; any blood vessel-related
conditions associated with the AB blood type would lead to less optimal
flow to brain cells and ultimately result in cognitive impairment. Again:
it’s much too early to say people in the AB blood group have a slightly
higher risk of dementia.
Vitamin B12
We need vitamin B12 to make red blood cells, nerves, and even DNA,
however, our bodies cannot produce this precious vitamin on their
own. Instead, we must absorb it through food, including meat, eggs,
korteks prefrontal, daerah terlibat dalam memori jangka pendek. Dan, masalah
memburuk dengan usia; semakin lama sinapsis mengalami eksposur kortisol, semakin
besar kehilangan memori jangka pendek yang diderita oleh hewan. Namun, para
peneliti juga menemukan spin positif berita bahagia ini. Beberapa tikus yang lebih tua
dengan tingkat kortisol rendah ditampilkan sedikit kehilangan memori, menunjukkan
pengisian kortisol mungkin suatu hari nanti membantu mereka dengan gagal
kenangan.
Golongan Darah
Orang yang darahnya jenis adalah AB diketahui berisiko lebih besar dari kondisi
pembuluh darah yang terkait karena tingkat umumnya lebih tinggi dari pembekuan
VIII protein. Sekarang, sebuah studi tiga tahun menemukan orang dengan golongan
darah AB dua kali lebih mungkin untuk mengalami masalah memori sebagai orang
dengan golongan darah O. Setelah memeriksa sekelompok 495 peserta yang telah
mengembangkan pemikiran atau memori masalah, para peneliti membandingkan
mereka untuk 587 orang usia yang sama tanpa masalah kognitif. Mereka dengan
golongan darah AB adalah 82 persen lebih mungkin untuk mengalami kesulitan
dengan memori recall sehari-hari, bahasa, dan perhatian, dan persentase yang lebih
tinggi ditemukan pada kelompok demensia dibandingkan pada populasi umum.
Sementara studi lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi hasil, temuan ini
mungkin tidak mengejutkan orang-orang yang memahami bagaimana kehilangan
memori terkait dengan aliran darah ke otak; kondisi pembuluh darah yang terkait
terkait dengan golongan darah AB akan menyebabkan aliran kurang optimal untuk sel-
sel otak dan akhirnya menyebabkan gangguan kognitif. Sekali lagi: itu terlalu dini untuk
mengatakan orang dalam kelompok darah AB memiliki risiko sedikit lebih tinggi dari
demensia.
Vitamin B12
Kita perlu vitamin B12 untuk membuat sel darah merah, saraf, dan bahkan DNA,
namun, tubuh kita tidak dapat memproduksi vitamin berharga ini sendiri. Sebaliknya,
kita harus menyerap melalui makanan, termasuk daging, telur, unggas, produk susu,
dan makanan lain dari hewan, atau dari suplemen. Jika kita gagal untuk mendapatkan
cukup vitamin B12, kekurangan berat dapat menyebabkan kehilangan memori dan
satu hari bahkan demensia. Tiga di setiap 100 orang dewasa di atas usia 50 memiliki
tingkat B12 serius rendah, sementara hingga seperlima mungkin memiliki kekurangan
poultry, dairy products, and other foods from animals, or from batas, menurut perkiraan berdasarkan Kesehatan Nasional dan Survei Pemeriksaan
supplements. If we fail to get enough vitamin B12, a severe deficiency Gizi. Meskipun tidak mendapatkan cukup B12 dapat menyebabkan defisit memori dan
may lead to memory loss and one day even dementia. Three in every penurunan mental, mendapatkan B12 ekstra sayangnya tidak membalikkan
100 adults over the age of 50 have a seriously low B12 level, while up to kecenderungan demensia. Pencegahan, meskipun, adalah alasan banyak baik untuk
one fifth may have a borderline deficiency, according to estimates meminta dokter Anda untuk memeriksa kadar B12 Anda.
based on the National Health and Nutrition Examination Survey.
Though not getng enough B12 may lead to memory deficits and
mental decline, getng extra B12 unfortunately does not reverse a
tendency toward dementia. Prevention, though, is a plenty good reason
for asking your doctor to check your B12 levels.