RSU Dr.Ferdinand.Lumbantobing
SIBOLGA
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pelayanan farmasi rumah sakit merupakan salah satu kegiatan di
rumah sakit yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. Hal
tersebut
diperjelas
dalam
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Nomor
berorientasi
kepada
pelayanan
pasien,
penyediaan
obat
yang
dan
menyelesaikan
masalah
obat
dan
masalah
yang
sakit;
Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara optimal;
Mengadakan perbekalan farmasi berpedoman pada perencanaan
rumah sakit
2) Pelayanan kefarmasian dalam pengguanan obat dan bahan habis
pakai
Mengkaji instruksi pengobatan/resep pasien;
Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan
pasien/keluarga;
Memberikan konseling kepada pasien/keluarga;
Melaporkan setiap kegiatan
kepada
petugas
kesehatan,
B. RUANG LINGKUP
1. Administrasi dan Pengelolaan
Pelayanan diselenggarakan dan diatur demi berlangsungnya pelayana
farmasi yang efisien dan bermutu, berdasarkan fasilitas yang ada dan
standard keprofesian yang universal.
a) Adanya bagan organisasi yang menggambarkan uraian tugas,
fungsi, wewenang dan tanggung jawab serta hubungan koordinasi
didalam maupun diluar pelayanan farmasi yang ditetapkan oleh
pimpinan rumah sakit;
b) Bagan organisasi dan pembagian tugas dapat direvisi kembali dan
diubah bila terdapat hal :
Perubahan pola kepegawaian
Perubahan standard pelayanan farmasi
Perubahan peran rumah sakit
Penambahan atau pengurangan pelayanan
Kepala
Instalasi
Farmasi
terlibat
dalam
manajemen
dan
penentuan
anggaran
serta
perencanaan
penggunaan
sumber daya
Instalasi farmasi menyelenggarakan rapat pertemuan untuk
membicarakan masalah-masalah dalam peningkatan pelayanan
farmasi. Hasil pertemuan tersebut disebarluaskan, dicatat dan
disimpan.
Adanya Panitia Farmasi dan Terapi di Rumah Sakit dan Apoteker
selalu
berpartisipasi
dalam
rapatyang
membahas
segala
keputusan
yang
berhubungan
dalam
dengan
Pelayanan
farmasi
diatur
dan
dikelola
demi
terciptanya
tujuan
pelayanan :
a) IFRS dipimpin oleh Apoteker
b) Pelayanan farmasi diselenggarakan dan dikelola oleh Apoteker
yang mempunyai pengalaman minimal 2 tahun dibagian farmasi
rumah sakit
c) Apoteker telah terdapat di Depkes dan mempunyai STRA (Surat
dan
f)
peraturan-peraturan
farmasi
baik
terhadap
pengawasan
dengan kebutuhan
Penilaian terhadap staf harus dilakukan berdasarkan tugas yang
terkait dengan pekerjaan fungsional yang diberikan dan juga pada
penampilan kerja yang dihasilkan dalam meningkatkan mutu
pelayanan.
f) Obat
yang
bersifat
adiksi
disimpan
sedemikian
rupa
demi
dokter.
Label obat yang memadai.
Daftar obat yang tersedia.
Gabungan obat parenteral dan labelnya.
Pencatatan dalam rekam farmasi pasien beserta dosis obat
yang diberikan.
f) Pengadaan dan penggunaan obat dirumah sakit.
g) Pelayanan perbekalan farmasi untuk pasien rawat inap, rawat
jalan, karyawan dan pasien tidak mampu.
h) Pengelolaan perbekalan farmasi yang meliputi perencanaan,
penerimaan,
pembuatan
(produksi),
penyimpanan,
keluarga
pasien
dalam
hal
penggunaan
dan
demi
meningkatkan
derajat
kepatuhan
dalam
penggunaan obat.
l) Apabila ada sumber daya lain disamping instalasi maka
secara organisasi dibawah koordinasi instalasi farmasi.
m) Prosedur penarikan/penghapusan obat.
n) Pengaturan persediaan dan pesanan.
o) Penyebaran informasi mengenai obat yang bermanfaat
kepada staf.
p) Masalah
penyimpanan
obat
yang
sesuai
dengan
peraturan/undang-undang.
staf.
Setiap staf diberikan kesempatan yang sama untuk mengikuti
yang
harus
diambil
tindakan
untuk
memperbaikinya
dan
dikdokumentasikan.
d) Evaluasi, Efektivitas tindakan harus dievaluasi agar dapat
e) Umpan
secara
teratur
C. BATASAN OPERASIONAL
1. Bagan Organisasi
yang
mewakili
kesehatan
obat,
dengan
(tiga)
orang
Dokter,
Apoteker
dan
Perawat.
Ketua Panitia Farmasi dan Terapi dipilih Dokter yang ada didalam
kepanitiaan, sekretarisnya adalah Apoteker dari Instalasi Farmasi
dan
terapi.
Tinjauan
ini
dimaksudkan
untuk
rasional.
Mengumpulkan dan meninjau laporan mengenai efek samping
obat
Menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang menyangkut obat
rasional.
Mengkoordinir
pembuatan
pedoman
diagnosis
dan
terapi,
dalam pertemuan.
Menunjang pembuatan pedoman diagnosis dan terapi, pedoman
yang
pertemuan
sudah
dan
disepakati
rumah
sakit
berdasarkan
hasil
f.
tetap
berjalan
terus,
dalam
arti
kata
bahwa
kebutuhan
tiap
tiap
institusi.
Staf
medis
harus
Farmasi
dan
Terapi
untuk
menguasai
system
1197/Menkes/SK/X/2004
Pekerjaan
tentang
BAB II
STANDARD KETENAGAAN
A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA
Personalia pelayanan farmasi rumah sakit adalah sumber daya manusia
yang melakukan pekerjaan kefarmasian dirumah sakit yang termasuk bagan
organisasi rumah sakit dengan persyaratan :
10
Penyelenggaraan
kefarmasian
kepuasan
pelanggan.
Kualitas
dan
rasio
kuantitas
harus
e.
Jenis Pelayanan
Pelayanan IGD
Pelayanan Rawat Inap
Pelayanan Rawat Jalan
Penyimpanan dan Pendistribusian
BAB III
STANDARD FASILITAS
A. DENAH RUANG
Fasilitas bangunan, ruangan dan peralatan harus memenuhi ketentuan dan
perundang-undangan kefarmasian yang berlaku :
1. Lokasi harus menyatu dengan system pelayanan rumah sakit
11
2. Terpenuhinya
luas
yang
cukup
untuk
untuk
menyelenggarakan
penyelenggaraan
asuhan
manajemen,
sanitasi
temperature
sinar/cahaya,
kelembaban,
ventilasi,
obat luar atau dalam. Fasilitas peralatan harus dijamin sensitive pada
pengukuran dan memenuhi persyaratan, pemneraan dan kalibrasi untuk
peralatan tertentu setiap tahun. Peralatan minimal yang harus tersedia :
1. Peralatan untuk penyimpanan, peracikan dan pembuatan obat baik
nonsteril maupun aseptic.
2. Peralatan kantor untuk administrasi dan arsip.
3. Kepustakaan yang memadai untuk melaksanakan pelayanan informasi
obat.
4. Lemari penyimpanan khusus untuk narkotika dan psikotropika.
5. Lemari pendingin dan AC untuk obat yang termolabil
6. Penerangan, sarana air, ventilasi dan system pembuangan limbah yang
baik.
7. Alarm
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
Perencanaan,
Pengadaan,
Penerimaan,
Penyimpanan,
13
14