PENDAHULUAN Tumor merupakan sekelompok sel-sel abnormal yang terbentuk hasil proses pembelahan sel yang berlebihan dan tak terkoordinasi. Dalam bahasa medisnya, tumor
dikenal
sebagai
neoplasia.
Neo
berarti
baru,
plasia
berarti
pertumbuhan/pembelahan, jadi neoplasia mengacu pada pertumbuhan sel yang
baru, yang berbeda dari pertumbuhan sel-sel di sekitarnya yang normal. Yang perlu diketahui, sel tubuh secara umum memiliki 2 tugas utama yaitu melaksanakan aktivitas fungsional nya serta berkembang biak dengan membelah diri. Namun pada sel tumor yang terjadi adalah hampir semua energi sel digunakan untuk aktivitas berkembang biak semata. Fungsi perkembangbiakan ini diatur oleh inti sel (nucleus), akibatnya pada sel tumor dijumpai inti sel yang membesar karena tuntutan kerja yang meningkat. Tumor berasal dari tumere (bahasa Latin), yang berarti bengkak. Tumor adalah benjolan atau pembengkakan abnormal dalam tubuh. Tumor ini terbagi menjadi dua yaitu tumor jinak dan tumor ganas. Tumor jinak tumbuh dengan batas tegas, tidak menyusup dan tidak merusak tetapi membesar dan menekan jaringan sekitarnya atau ekspansif dan umumnya tidak bermetastasis. Sedangkan tumor ganas atau kanker tumbuh menyusup atau infiltratif ke jaringan sekitarnya sambil merusak atau destruktif dan dapat menyebar ke bagian lain tubuh.2 Faktor penyebab timbulnya tumor ini berbeda di berbagai negara. Yang berperan penting antara lain, usia, secara umum dapat dikatakan makin tua, makin besar resikonya. Hal ini dapat dimengerti karna pajanan pada karsinogen, inisiator, dan promotor lebih lama pada usia lanjut. Selain itu, faktor gaya hidup seperti khususnya kebiasaan makan makanan dengan kelebihan kalori (terutama yang berasal dari lemak binatang), kelebihan zat lemak, kekurangan serat, dan peracunan diri (asap rokok) merupakan salah satu sebab meningkatnya resiko timbulnya tumor atau kanker.2 Anemia merupakan masalah medik yang paling sering dijumpai di klinik di seluruh dunia, di samping sebagai masalah kesehatan utama masyarakat, terutama di Negara berkembang. Kelainan ini merupakan penyebab debilitas kronik yang 1
mempunyai dampak besar terhadap kesejahteraan sosial dan ekonomi, serta
kesehatan fisik. Oleh karena frekuensinya yang demikian sering, anemia, terutama anemia ringan seringkali tidak mendapat perhatian dan dilewati oleh para dokter di praktek klinik.10 Anemia secara fungsional didefinisikan sebagai penurunan jumlah massa eritrosit sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer. Secara praktis anemia ditunjukkan oleh penuruna kadar hemoglobin, hematokrit atau hitung eritrosit, tetapi yang lazim dipakai adalah hemoglobin kemudian hematokrit. Harus diingat bahwa terdapat beberapa keadaan tertentu dimana ketiga parameter tersebut tidak sejalan dengan massa eritrosit, seperti padda masa dehidrasi, perdarahan akut dan kehamilan.10 Anemia bukanlah suatu kesatuan penyakit tersendiri, tetapi merupakan gejala berbagai macam penyakit dasar (underlying disease). Oleh karena itu dalam diagnosis anemia tidaklah cukup hanya sampai kepada label anemia tetapi harus dapat ditetapkan penyakit dasar yang menyebabkan anemia tersebut. Hal ini penting karena seringkali penyakit dasar tersembunyi, sehingga apabila hal ini dapat diungkap akan menuntun para klinisi kea rah penyakit berbahaya yang tersembunyi. Penentuan penyakit dasar juga penting dalam pengelolaan kasus anemia, karena tanpa mengetahui penyebab yang mendasari anemia tersebut.10 Pendekatan terhadap pasien anemia memerlukan pemahaman tentang pathogenesis dan patofisiologi anemia, serta keterampilan dalam memilih, menganalisis serta menghukum hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya.