Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
Tumor merupakan sekelompok sel-sel abnormal yang terbentuk hasil proses
pembelahan sel yang berlebihan dan tak terkoordinasi. Dalam bahasa medisnya,
tumor

dikenal

sebagai

neoplasia.

Neo

berarti

baru,

plasia

berarti

pertumbuhan/pembelahan, jadi neoplasia mengacu pada pertumbuhan sel yang


baru, yang berbeda dari pertumbuhan sel-sel di sekitarnya yang normal. Yang
perlu diketahui, sel tubuh secara umum memiliki 2 tugas utama yaitu
melaksanakan aktivitas fungsional nya serta berkembang biak dengan membelah
diri. Namun pada sel tumor yang terjadi adalah hampir semua energi sel
digunakan untuk aktivitas berkembang biak semata. Fungsi perkembangbiakan ini
diatur oleh inti sel (nucleus), akibatnya pada sel tumor dijumpai inti sel yang
membesar karena tuntutan kerja yang meningkat. Tumor berasal dari tumere
(bahasa Latin), yang berarti bengkak. Tumor adalah benjolan atau pembengkakan
abnormal dalam tubuh. Tumor ini terbagi menjadi dua yaitu tumor jinak dan
tumor ganas. Tumor jinak tumbuh dengan batas tegas, tidak menyusup dan tidak
merusak tetapi membesar dan menekan jaringan sekitarnya atau ekspansif dan
umumnya tidak bermetastasis. Sedangkan tumor ganas atau kanker tumbuh
menyusup atau infiltratif ke jaringan sekitarnya sambil merusak atau destruktif
dan dapat menyebar ke bagian lain tubuh.2
Faktor penyebab timbulnya tumor ini berbeda di berbagai negara. Yang
berperan penting antara lain, usia, secara umum dapat dikatakan makin tua, makin
besar resikonya. Hal ini dapat dimengerti karna pajanan pada karsinogen,
inisiator, dan promotor lebih lama pada usia lanjut. Selain itu, faktor gaya hidup
seperti khususnya kebiasaan makan makanan dengan kelebihan kalori (terutama
yang berasal dari lemak binatang), kelebihan zat lemak, kekurangan serat, dan
peracunan diri (asap rokok) merupakan salah satu sebab meningkatnya resiko
timbulnya tumor atau kanker.2
Anemia merupakan masalah medik yang paling sering dijumpai di klinik di
seluruh dunia, di samping sebagai masalah kesehatan utama masyarakat, terutama
di Negara berkembang. Kelainan ini merupakan penyebab debilitas kronik yang
1

mempunyai dampak besar terhadap kesejahteraan sosial dan ekonomi, serta


kesehatan fisik. Oleh karena frekuensinya yang demikian sering, anemia, terutama
anemia ringan seringkali tidak mendapat perhatian dan dilewati oleh para dokter
di praktek klinik.10
Anemia secara fungsional didefinisikan sebagai penurunan jumlah massa
eritrosit sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen
dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer. Secara praktis anemia ditunjukkan
oleh penuruna kadar hemoglobin, hematokrit atau hitung eritrosit, tetapi yang
lazim dipakai adalah hemoglobin kemudian hematokrit. Harus diingat bahwa
terdapat beberapa keadaan tertentu dimana ketiga parameter tersebut tidak sejalan
dengan massa eritrosit, seperti padda masa dehidrasi, perdarahan akut dan
kehamilan.10
Anemia bukanlah suatu kesatuan penyakit tersendiri, tetapi merupakan
gejala berbagai macam penyakit dasar (underlying disease). Oleh karena itu dalam
diagnosis anemia tidaklah cukup hanya sampai kepada label anemia tetapi harus
dapat ditetapkan penyakit dasar yang menyebabkan anemia tersebut. Hal ini
penting karena seringkali penyakit dasar tersembunyi, sehingga apabila hal ini
dapat diungkap akan menuntun para klinisi kea rah penyakit berbahaya yang
tersembunyi. Penentuan penyakit dasar juga penting dalam pengelolaan kasus
anemia, karena tanpa mengetahui penyebab yang mendasari anemia tersebut.10
Pendekatan terhadap pasien anemia memerlukan pemahaman tentang
pathogenesis dan patofisiologi anemia, serta keterampilan dalam memilih,
menganalisis serta menghukum hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai