PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dewasa ini permintaan daging ayam potong terus meninggi karena sadarnya
masyarakat akan pentingnya gizi yang terdapat dalam daging dan telur ayam.
Apalagi menjamurnya makanan siap saji yang bahan utamanya adalah ayam
potong. Ditinjau dari segi mutu, daging ayam memiliki nilai gizi yang tinggi
dibanding ternak lain. Dagingnya lembut, warnanya merah terang, kesat, bersih,
dan menarik. Memiliki asam amino tinggi dan dapat diolah dalam berbagai
masakan. Ditinjau dari segi ekonomis, ayam potong (broiler) ini memiliki
produktifitas cukup tinggi sehingga bisa diusahakan secara efisien. Ayam potong
termasuk dari ternak potong yang paling cepat bisa dipotong dibandingkan ternak
lain.
Namun dengan adanya pancaroba, perubahan cuaca bisa terjadi secara
mendadak, saat pagi hari cerah namun menjelang siang tiba-tiba turun hujan.
Angin pun bertiup kencang. Kondisi ini tentu akan membuat ayam menjadi tidak
nyaman dan stamina tubuh ayam menurun. Akibatnya produktivitas ayam pun
akan terganggu.
Oleh karena itu, kita harus menghadapinya dengan penuh persiapan. Jika
tidak maka bisa dipastikan kita akan mengalami kerugian, baik penurunan
produktivitas maupun meningkatkan biaya pengobatan. Setidaknya ada 3 langkah
yang harus kita persiapkan saat musim pancaroba datang, yaitu menjaga kondisi
lingkungan kandang tetap nyaman (comfort zone, red), meningkatkan stamina
tubuh ayam dan mengurangi konsentrasi bibit penyakit.
II
PEMBAHASAN
2.1. Cuaca Ekstrim pada Musim Pancaroba
Saat masa pancaroba, masa peralihan atau pergantian musim baik dari
musim penghujan ke musim kemarau atau sebaliknya, biasanya ditandai
dengan suatu kondisi yang tidak menentu. Perubahan cuaca bisa terjadi secara
mendadak, saat pagi hari cerah namun menjelang siang tiba-tiba turun hujan.
Angin pun bertiup kencang. Kondisi ini tentu akan membuat ayam menjadi
tidak nyaman dan stamina tubuh ayam menurun. Akibatnya produktivitas ayam
pun akan terganggu.
Saat masa pancaroba dengan mudah dapat ditemukan perubahan kondisi
cuaca yang ekstrim dalam waktu singkat. Ambil contoh saat pagi hari, langit
terlihat cerah namun menjelang siang hari tiba-tiba turun hujan. Suhu
lingkungan pada saat siang dan malam hari akan berbeda secara signifikan.
Berdasarkan data perbedaan suhu antara siang dan malam hari bisa mencapai
5-10oC, bahkan mungkin lebih. Kelembaban udara juga mengalami perbedaan
yang signifikan. Ditambah lagi, angin akan bertiup lebih kencang dengan arah
yang tidak beraturan. Ketiga hal tersebut (fluktuasi cuaca, suhu dan
kelembaban maupun aliran angin yang tidak beraturan) tentu akan berpengaruh
pada stamina tubuh ayam sampai produktivitas ayam.
terlalu keras.
4) Pertumbuhan badan sangat cepat sehingga umur 7 minggu sudah dapat
mencapai 2 kg. Dibandingkan ayam petelur, atau pun ayam kampung
pertambahan berat ayam potong memang juara.
Walaupun ayam potong memiliki banyak kelebihan, ada beberapa
kelemahan ayam potong yang perlu diketahui. Sehingga dapat lebih mengenal
karakteristik ayam potong dengan baik.
1) Cara pemeliharaan yang menuntut perlakuan khusus, memerlukan
kecermatan tinggi. Banyak persyaratan yang harus dipenuhi peternaka
ayam potong jika ingin mendapatkan produksi baik.
2) Peka terhadap serangan penyakit.
3) Menuntut makanan yang bermutu tinggi dan ukuran pakan yang bagus.
4) Sulit beradaptasi terhadap lingkungan.
Suhu Rekomendasi oC
30
30
27,2
23,9
Sumber : Bell dan Weaver (2002)
Suhu lingkungan yang tinggi dapat mengganggu proses homeostasis
Tabel. Performa Broiler Strain Ross selama Lima Minggu Pemeliharaan (Ross
Waktu (Minggu)
1
2
114
289
Peubah
Konsumsi
ransum (g/ekor)
Pertambahan
132
3
512
4
715
5
930
Total
2.560
256
394
511
585
1.878
bobot
badan
(g/ekor)
Bobot
badan 173
429
823
1.334
1.919
1.919
0,87
1,13
1,30
1,40
1,59
1,36
(g/ekor)
Konversi
ransum
Breeders, 2007)
saraf otak ke sepuluh (nervus vagus) dan tali-tali saraf tepi yang sensitif
terhadap temperatur. Akibatnya saat terjadi fluktuasi suhu maka ayam menjadi
lebih mudah stres. Saat perbedaan suhu tubuh dan suhu lingkungan mencapai
8oC atau kurang maka ayam akan mulai mengalami stres. Ayam dewasa akan
mulai stres saat suhu kandang 30oC.
Ayam akan merespon kondisi yang kurang nyaman, seperti saat masa
pancaroba dengan memproduksi adeno-corticotropic hormone (ACTH) dalam
jumlah yang berlebih oleh kelenjar hipofisa anterior. Akibatnya korteks
adrenalis akan terpicu untuk meningkatkan produksi hormon kortisol yang bisa
mengakibatkan penurunan jumlah maupun perubahan jenis leukosit, yaitu sel
eosinofil, basofil dan limfosit. Kondisi ini akan menurunkan sistem kekebalan
tubuh ayam.
Respon stres terhadap perubahan musim ini juga bisa ditunjukkan adanya
gangguan metabolisme maupun gangguan fisiologis. Hambatan penyerapan
kuning telur menjadi salah satu contoh gangguan metabolisme yang
diakibatkan stres karena fluktusi suhu. Sedangkan contoh gangguan fisiologis
ialah lazy leucocytes syndrome dimana sel darah putih tidak memberikan
respon yang optimal terhadap mikroorganisme pathogen yang menginfeksi ke
dalam tubuh ayam.
Kasus serangan penyakit pada musim pancaroba juga relatif meningkat,
baik penyakit saluran pernapasan maupun pencernaan. Hal ini dikarenakan
meningkatnya konsentrasi bibit penyakit dan juga menurunnya stamina tubuh
ayam.
2.5. Cuaca Ekstrim sebagai Penyebab Heat Stress pada Ayam Broiler
10
berlebih
sehingga
pernafasan
menjadi
alkalosis.
Perubahan
11
malam hari dan pembatasan pakan kira-kira 4-6 jam sebelum terjadi heat stress.
Suplementasi Probiotik diketahui bahwa heat stress berpengaruh terhadap
pencernaan dan absorbsi nutrisi. Suplementasi lactobacillus dan streptococcus
memberikan keuntungan pada ayam pada saat kondisi heat stress.
Sejumlah senyawa mampu membantu dalam mengurangi stress yang
berhubungan
dengan
hypothermia.
Aureomycin
mampu
mengurangi
12
litter basah dan menggumpal. Kondisi tersebut akan memicu bakteri ureolitik
memecah asam urat yang terkandung pada feses menjadi amonia. Dan penyakit
pernapasan pun akan dengan mudah menyerang. Selain itu, koksidia (agen
koksidiosis) menjadi lebih mudah berkembang biak.
Dinding kandang juga harus mampu mengurangi kecepatan aliran angin
yang masuk ke dalam kandang. Ayam modern relatif tidak tahan terhadap
aliran angin yang langsung menerpa tubuh ayam, biasanya ayam menjadi lebih
mudah terserang penyakit pernapasan.
Manajemen tirai harus diatur sesuai dengan kondisi cuaca. Tenaga atau
operator kandang harus selalu siaga untuk mengatur tirai kandang, mengingat
kondisi cuaca yang mudah berubah. Pembukaan tirai disesuaikan dengan
kecepatan angin, suhu maupun curah hujan.
Aliran udara dalam kandang juga harus diperhatikan. Adanya sirkulasi
udara ini akan membuang gas berbahaya (amonia, CO 2) yang terdapat di dalam
kandang untuk digantikan dengan udara yang segar. Kecepatan angin yang
mengenai tubuh ayam harus diperhatikan. Kecepatan aliran udara untuk ayam
dewasa sebaiknya tidak lebih dari 2,5-3 m/detik dan saat masa brooding
hendaknya kurang dari 0,3-0,6 m/detik.
Kondisi lantai kandang juga harus diperhatikan, terutama daya serapnya
terhadap air. Penambahan kapur bisa mengembalikan sifat tanah untuk
menyerap air pada feses. Tambahkan ketebalan litter-nya, misalnya 8-12 cm
agar daya serap airnya semakin baik. Litter yang basah dan menggumpal
(jumlah sedikit) sebaiknya diambil dan diganti, namun saat sebagian besar
litter telah lembab alangkah lebih baiknya ditambahkan bahan litter baru.
Kepadatan kandang haruslah diatur sesuai dengan pertumbuhan maupun
umur ayam. Kepadatan yang berlebih akan meningkatkan persaingan ayam
dalam mendapatkan oksigen, ransum maupun air minum. Ditambah lagi
kondisi ini akan menyebabkan litter lebih mudah menggumpal sehingga kadar
13
amonia menjadi semakin tinggi. Kepadatan kandang untuk ayam pedaging dan
petelur dewasa ialah 15 kg/m2.
14
seperti E. coli pada air minum. Begitu juga dengan bibit penyakit lainnya.
Desinfeksi kandang sebaiknya lebih kita tingkatkan, misalnya setiap hari
melakukan semprot kandang. Desinfeksi tempat minum maupun ransum sebisa
mungkin kita tingkatkan intensitasnya, rendam tempat minum dan ransum
dalam larutan Medisep selama 30 menit setiap 3-4 hari sekali. Penambahan
Antisep, Neo Antisep atau Medisep dalam air minum akan menurunkan
konsentrasi E. coli.
Selain desinfeksi, keadaan dan kebersihan lingkungan kandang juga harus
diperhatikan. Pastikan di sekitar kandang tidak ditumbuhi rumput liar atau
semak belukar. Aliran air pembuangan pada selokan haruslah lancar, jangan
sampai menggenang atau terhambat. Kedua kondisi ini bisa memicu
berkembanganya bibit penyakit maupun vektor penyakit.
Pemberian antibiotik berspektrum luas juga bisa menjadi salah satu upaya
pengendalian bibit penyakit yang berada di dalam tubuh ayam. Setelah kita
tahu diagnosa penyakit yang sebenarnya maka alangkah lebih baiknya jika kita
memberikan obat yang sesuai.
Obat hendaknya diberikan sesuai dengan dosis dan aturan pakai. Rolling
(pergantian) antibiotik sebaiknya diterapkan agar obat mampu bekerja secara
optimal. Selain itu, perhatikan 4 prinsip pengobatan yaitu jenis obat sesuai
dengan penyakit yang menyerang, obat bisa mencapai lokasi kerja (organ
sakit), obat mencapai kadar yang cukup dan obat dapat bertahan dalam waktu
yang cukup.
15
III
KESIMPULAN
1. Saat masa pancaroba, masa peralihan atau pergantian musim baik dari
musim penghujan ke musim kemarau atau sebaliknya, biasanya ditandai
dengan suatu kondisi yang tidak menentu. Perubahan cuaca bisa terjadi
secara mendadak, saat pagi hari cerah namun menjelang siang tiba-tiba
turun hujan.
2. Ayam potong (broiler) adalah jenis ayam betina dan jantan muda berumur
sekitar 6-8 minggu, yang di pelihara secara intensif, guna memperoleh
daging maksimal. Secara genetis, ayam potong diciptakan sedemikian rupa
dan mendapatkan perlakuan khusus, sehingga dalam waktu relatif singkat
dapat segera dimanfaatkan hasilnya secara optimal.
3. Respon ayam saat menghadapi musim pancaroba biasanya akan terlihat
dari aktivitas maupun performan ayam. Dengan kondisi yang tidak
nyaman, un-comfort zone ayam akan mengalami stres. Kondisi cuaca,
suhu dan kelembaban yang fluktuatif akan menimbulkan stres yang lebih
parah dibandingkan dengan kondisi stres panas. Saat musim pancaroba,
dimana kondisi cuaca fluktuatif maka tubuh ayam memberikan respon
berupa stres.
4. Ayam akan mengalami stress jika mengalami perubahan lingkungan yang
ekstrim, seperti peningkatan temperatur lingkungan atau pada saat
toleransi terhadap lingkungan menjadi rendah. Stress bisa menjadi status
tetap atau merupakan tantangan proses adaptasi ternak. Stress merupakan
ungkapan umum tentang penyesuaian fisiologis dan perilaku seperti
perubahan denyut jantung, respirasi, temperatur dan tekanan darah yang
terjadi jika ternak mengalami kondisi yang merupakan stressor baginya.
16
17
DAFTAR PUSTAKA
Ames. 1995. Tunnel Ventilation to Alleviate Animal Heat Stress. Iowa State
University Extension.
Amrullah, I. K. 2004. Nutrisi Ayam Broiler. Cetakan Ketiga. Lembaga Satu
Gunungbudi, Bogor.
Bell, D. D. and W. D. Weaver Jr. 2002. Commercial Chicken Meat and Egg
Production. 5th Ed. Springer Science Business Media, Inc., New York.
Brotowijoyo, 1987. Parasit Parasitisme. Penerbit PT Penebar Swadaya. Jakarta
Hafez. By. E.S.E, 1968. Adaptation of Domestic Animals. Lea and Febiger.
Philadelphia.
Horst P. Dan Mathur P.K., 1989. Position of local fowl for tropically oriented
breeding activities. In genotip x environment interaction in poultry
production. Edit, P. Merat, 11. P:159-174.
Ross
Breeders.
2007.
Ross
708
broiler
performance
objectives.
18