Anda di halaman 1dari 27

LATAR BELAKANG

Ulkus kornea
diskontinuitas
nekrosis jaringan kornea

Ulkus kornea penyebab kebutaan kedua tersering di


dunia setelah trakoma

Penyeba
b
sangat
banyak
infeksi, alergi,
trauma, idiopatik
maupun akibat
penyakit sitemik
lainnya

Ulkus kornea berdasarkan lokasinya terbagi


atas:
ulkus kornea perifer dan
ulkus kornea sentral
Penyakit yang berhubungan dengan ulkus
kornea perifer adalah
blefaritis yang berhubungan dengan
infiltrasi marginal,
mooren ulcer dan
ulkus kornea perifer (PUK) dengan
penyakit jaringan ikat

Ulkus kornea kegawatdaruratan mata,


karena:
menimbulkan penurunan ketajaman
penglihatan
perforasi pada mata
Sehingga diagnosis yang cepat dan
tepat sangat dibutuhkan

Tujuan tatalaksana ulkus kornea adalah


eradikasi penyebab dari ulkus kornea,
menekan reaksi peradangan
mempercepat penyembuhan defek epitel,
mengatasi komplikasi, serta
memperbaiki tajam penglihatan
Hal di atas akan mempengaruhi prognosis
dan komplikasi ulkus kornea

RUMUSAN MASALAH
Makalah ini membahas
bagaimana
diagnosis
penatalaksanaan
ulkus
perifer.

tentang
dan
kornea

TUJUAN PENULISAN
Tujuan umum penulisan makalah ini
adalah
untuk
mengetahui
dan
memahami
diagnosis
dan
tatalaksana ulkus kornea perifer

MANFAAT PENELITIAN
Melalui
penulisan
makalah
ini
diharapkan dapat bermanfaat dalam
memberikan
informasi
dan
pengetahuan tentang diagnosis dan
tatlaksana ulkus kornea perifer
kepada pembaca dan tentu penulis
juga akan memahami aspek klinis
dari ulkus kornea perifer tersebut

METODE PENELITIAN
Penulisan makalah ini menggunakan
tinjauan pustaka yang merujuk
kepada berbagai literatur.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

ANATOMI DAN FISIOLOGI


KORNEA
1. Anatomi Kornea
Kornea merupakan suatu struktur
yang:
-. Transparan
-. Avaskular
-. Membentuk 1/6 bagian fibrosa bola
mata

Ukuran:
anterior bentuk elips ,diameter horizontal 1112 mm dan diameter vertikal 10-11mm
posterior bentuk sirkular diameter rata-rata
11,5 mm
Tebal ditengah 0,52mm dan bagian perifer
0,7mm
Daya refraksi :43,25 dioptri, dari daya
refraksi total
daya refraksi paling tinggi pada bagian tengah
Jari-jari kelengkungan dengan rata-rata 7,8
mm
Indeks refraksi kornea adalah 1,3375

Histologi:

Epitel
epitel skuamosa berlapis
merupakan
0,5%
tebal
kornea
keseluruhan
Epitel ini terdiri atas 5-6 lapisan sel.
Lapisan terdalam (basal) terdiri atas
sel kolumnar,
selanjutnya 2-3 lapisan sel payung
atau sel sayap dan
dua lapisan paling atas terdiri atas
sel-sel pipih.

Membrana bowman
Lapisan ini terdiri atas lamella
aselular.
tebal12m
resisten terhadap infeski, jika sekali
rusak tidak akan beregenerasi.

Stroma (substansia propia)


Tebal sekitar 0,5mm
90% dari total ketebalan kornea.
Terdiri atas serat kolagen (lamella)
yang
tertanam
pada
matriks
peptidoglikan
Terdapat keratosit, makrofag, histiosit
dan
beberapa
leukosit
diantara
lamela.
Serat kolagen berhubungan dengan
transparansi kornea.

Membrana descemet
berikatan dengan stroma di posterior.
sangat resisten terhadap agen kimia,
trauma dan proses patologis lainnya.
menjaga integritas bola mata
terdiri atas kolagen dan glikoprotein.
dapat beregenerasi.
membentuk garis schwalbe.

Endotel
Terdiri atas sebuah lapisan sel
poligonal
(umumnya
berbentuk
heksagonal)
Densitas 3000sel/mm2 pada dewasa
muda, menurun pada usia lanjut.
Densitas paling tinggi pada bagian
perifer
memiliki mekanisme pompa aktif.

Pembuluh Darah Kornea


Berasal dari plexus yang terbentuk
oleh pembuluh episclera cabang, dari
arteri siliaris anterior.
berada di jaringan subkonjungtiva
yang overlap dengan kornea.
Kornea tidak memiliki pembuluh
limfe

Persarafan Kornea
nervus ophthalmikus (NC. V 1)
terbagi menjadi kelompok : anterior dan
posterior
Memiliki tiga cabang.
100
kali
lebih
sensitif
daripada
konjungtiva
Neurotransmiter
adalah
asetilkolin,
katekolamin, substansi P, calcitonin generelated peptide, neuropeptida Y, peptida
intestinal dan methionine-en kephalin.

FISIOLOGI
Terdapat dua fungsi kornea secara
fisiologi yaitu
sebagai media refraksi utama
melindungi struktur intraokular
lainnya. Kornea melakukan fungsinya
dengan menjaga transparansi dan
pergantian jaringannya.

kornea yang transparan merupakan


hasil dari :
susunan yang khas dari lamella
kornea
avaskular
keadaan dehidrasi yang relatif

Sumber Nutrisi
Zat terlarut dengan difusi sederhana atau
transpor aktif
Oksigen melewati tear film. Hal ini merupakan
suatu proses aktif yang dilakukan oleh epitel
Metabolisme
Epitel dan endotel adalah lapisan paling aktif
dalam melakukan metabolisme.
metabolisme glukosa
aerobik maupun
anaerobik menjadi karbondioksida dan air
serta asam laktat.
asam laktat akan terakumulasi pada kornea.

Epidemiologi
Ulkus kornea adalah penyebab kebutaan kedua
tersering di dunia setelah trakoma.
Sedikitnya 25.000 kasus di Amerika telah terjadi
ulkus kornea dalam setahun
Ulkus kornea yang sembuh akan menimbulkan
kekeruhan kornea dan merupakan penyebab
kebutaan nomor dua di Indonesia.
Prevalensi kekeruhan kornea nasional adalah 5,5
persen dengan prevalensi tertinggi ditemukan di
Bali (11,0%), diikuti oleh DI Yogyakarta (10,2%)
dan Sulawesi Selatan (9,4%).

Kejadian ulkus kornea perifer sangat jarang,


rheumatoid arthitis (RA) telah dilaporkan
menjadi penyebab tersering PUK pada
penyakit jaringan ikat yaitu 34% dari PUK
non-infeksi
RA pada PUK telah menyebabkan kematian
sebanyak 50% dalam periode 10 tahun.
Kasus mooren ulcer hanya dilaporkan
sebanyak 287 kasus pada seluruh literatur
di dunia7

Anda mungkin juga menyukai