Ulkus kornea
diskontinuitas
nekrosis jaringan kornea
Penyeba
b
sangat
banyak
infeksi, alergi,
trauma, idiopatik
maupun akibat
penyakit sitemik
lainnya
RUMUSAN MASALAH
Makalah ini membahas
bagaimana
diagnosis
penatalaksanaan
ulkus
perifer.
tentang
dan
kornea
TUJUAN PENULISAN
Tujuan umum penulisan makalah ini
adalah
untuk
mengetahui
dan
memahami
diagnosis
dan
tatalaksana ulkus kornea perifer
MANFAAT PENELITIAN
Melalui
penulisan
makalah
ini
diharapkan dapat bermanfaat dalam
memberikan
informasi
dan
pengetahuan tentang diagnosis dan
tatlaksana ulkus kornea perifer
kepada pembaca dan tentu penulis
juga akan memahami aspek klinis
dari ulkus kornea perifer tersebut
METODE PENELITIAN
Penulisan makalah ini menggunakan
tinjauan pustaka yang merujuk
kepada berbagai literatur.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Ukuran:
anterior bentuk elips ,diameter horizontal 1112 mm dan diameter vertikal 10-11mm
posterior bentuk sirkular diameter rata-rata
11,5 mm
Tebal ditengah 0,52mm dan bagian perifer
0,7mm
Daya refraksi :43,25 dioptri, dari daya
refraksi total
daya refraksi paling tinggi pada bagian tengah
Jari-jari kelengkungan dengan rata-rata 7,8
mm
Indeks refraksi kornea adalah 1,3375
Histologi:
Epitel
epitel skuamosa berlapis
merupakan
0,5%
tebal
kornea
keseluruhan
Epitel ini terdiri atas 5-6 lapisan sel.
Lapisan terdalam (basal) terdiri atas
sel kolumnar,
selanjutnya 2-3 lapisan sel payung
atau sel sayap dan
dua lapisan paling atas terdiri atas
sel-sel pipih.
Membrana bowman
Lapisan ini terdiri atas lamella
aselular.
tebal12m
resisten terhadap infeski, jika sekali
rusak tidak akan beregenerasi.
Membrana descemet
berikatan dengan stroma di posterior.
sangat resisten terhadap agen kimia,
trauma dan proses patologis lainnya.
menjaga integritas bola mata
terdiri atas kolagen dan glikoprotein.
dapat beregenerasi.
membentuk garis schwalbe.
Endotel
Terdiri atas sebuah lapisan sel
poligonal
(umumnya
berbentuk
heksagonal)
Densitas 3000sel/mm2 pada dewasa
muda, menurun pada usia lanjut.
Densitas paling tinggi pada bagian
perifer
memiliki mekanisme pompa aktif.
Persarafan Kornea
nervus ophthalmikus (NC. V 1)
terbagi menjadi kelompok : anterior dan
posterior
Memiliki tiga cabang.
100
kali
lebih
sensitif
daripada
konjungtiva
Neurotransmiter
adalah
asetilkolin,
katekolamin, substansi P, calcitonin generelated peptide, neuropeptida Y, peptida
intestinal dan methionine-en kephalin.
FISIOLOGI
Terdapat dua fungsi kornea secara
fisiologi yaitu
sebagai media refraksi utama
melindungi struktur intraokular
lainnya. Kornea melakukan fungsinya
dengan menjaga transparansi dan
pergantian jaringannya.
Sumber Nutrisi
Zat terlarut dengan difusi sederhana atau
transpor aktif
Oksigen melewati tear film. Hal ini merupakan
suatu proses aktif yang dilakukan oleh epitel
Metabolisme
Epitel dan endotel adalah lapisan paling aktif
dalam melakukan metabolisme.
metabolisme glukosa
aerobik maupun
anaerobik menjadi karbondioksida dan air
serta asam laktat.
asam laktat akan terakumulasi pada kornea.
Epidemiologi
Ulkus kornea adalah penyebab kebutaan kedua
tersering di dunia setelah trakoma.
Sedikitnya 25.000 kasus di Amerika telah terjadi
ulkus kornea dalam setahun
Ulkus kornea yang sembuh akan menimbulkan
kekeruhan kornea dan merupakan penyebab
kebutaan nomor dua di Indonesia.
Prevalensi kekeruhan kornea nasional adalah 5,5
persen dengan prevalensi tertinggi ditemukan di
Bali (11,0%), diikuti oleh DI Yogyakarta (10,2%)
dan Sulawesi Selatan (9,4%).