Anda di halaman 1dari 20

Analisis Penyerapan

Tenaga Kerja Sektoral


serta Pengaruhnya
Terhadap Pembangunan
Manusia di Kota
Samarinda
Jeanine Santi Yahya
NIM : 0901015004

PENDAHULUAN
Pembangunan manusia : proses perluasan

pilihan kepada penduduk melalui


pemberdayaan yang mengutamakan
peningkatan kemampuan dasar manusia agar
dapat berpartisipasi dalam pembangunan
UNDP menerbitkan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) untuk mengukur kesuksesan
pembangunan dan kesejahteraan suatu
negara.
Kesempatan kerja, kuantitas, dan kualitas
tenaga kerja menjadi indikator penting dalam
pembangunan

Rumusan Masalah
Apakah Penyerapan Tenaga Kerja

berpengaruh signifikan terhadap Indeks


Pembangunan Manusia di Kota Samarinda?
Sektor Ekonomi (lapangan usaha) manakah
yang paling dominan mempengaruhi Indeks
Pembangunan Manusia di Kota Samarinda?

Tujuan Penelitian
Mengetahui pengaruh Penyerapan Tenaga

Kerja terhadap Indeks Pembangunan Manusia


di kota Samarinda.
Menganalisis sektor-sektor ekonomi yang ada
di kota Samarinda dalam rangka
meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia
melalui Penyerapan Tenaga Kerja.

Manfaat Penelitian
Memberikan informasi kepada pemerintah

daerah mengenai kondisi penyerapan tenaga


kerja di Samarinda di semua sektor ekonomi
selama tahun 2005-2014 dan pengaruhnya
terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Dapat dijadikan acuan perumusan dan
pengambilan keputusan untuk menentukan
kebijakan dalam rangka mengatasi
permasalahan yang terkait dengan
pembangunan dan ketenagakerjaan

Indeks Pembangunan
Manusia
Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan

manusia, perlu diperhatikan produktivitas,


pemerataan, kesinambungan, pemberdayaan
Komponen IPM terdiri atas lamanya hidup, tingkat
pendidikan, dan tingkat kehidupan yang layak
Tingkat kehidupan yang layak diukur dengan
pengeluaran perkapita yang telah disesuaikan.
Kriteria IPM : Tinggi (lebih dari 80,0), menengah
Atas (66,0 79,9), menengah Bawah (50,0 65,9)
dan rendah (kurang dari 50,0)

Tenaga Kerja
Angkatan kerja atau labor force terdiri dari:
Golongan yang bekerja
Golongan yang menganggur dan mencari
pekerjaan
Sedangkan bukan angkatan kerja terdiri dari:
Golongan yang bersekolah
Golongan yang mengurus rumah tangga
Golongan-golongan lain atau penerima
pendapatan

Kerangka Konsep

Hipotesis
H1 : Sektor primer berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Indeks


Pembangunan
Manusia kota Samarinda.
H2 : Sektor sekunder berpengaruh positif
dan signifikan terhadap
Indeks
Pembangunan Manusia kota Samarinda.
H3 : Sektor tersier berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Indeks
Pembangunan
Manusia kota Samarinda

Metode Penelitian
Populasi dan sampel : seluruh sektor lapangan

usaha di kota Samarinda yang masuk dalam


perhitungan BPS periode 2005-2014 (8 sektor
lapangan usaha).
Menggunakan data dari BPS kota Samarinda.
Alat Analisis :
Model Regresi Berganda
Uji Asumsi Klasik
Uji t
Uji F
Uji Koefisien Determinasi

Hasil
Uji Koefisien Determinasi, diperoleh nilai adjusted R

Square sebesar 0,911, Indeks Pembangunan Manusia


dipengaruhi oleh ketiga variable tersebut, yaitu sebesar
91,1%. Sisanya sebesar 8,9% dipengaruhi oleh varibel
yang belum diteliti
Uji Simultan (F). Dengan nilai signifikan 5% dan derajat
kebebasan df1=3 dan df2=6 maka table didapat F (3,6)
= 4,76, nilai F hitung lebih besar dari F table yaitu 31,886
sehingga Ho ditolak. Sedangkan jika dilihat dari nilai sig
hitung adalah 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 maka Ho
ditolak. Secara simultan terdapat Pengaruh Sektor
Agriculture, Manufacture dan Service terhadap Indeks
Pembangunan Manusia.

Hasil (cont)
Y= 77,378 + 2,109 X1 0,448 X2 0,852 X3 + e
Konstanta bernilai 77,378 jika tidak ada perubahan variable

Agriculture, Manufacture dan Service, maka indeks


Pembangunan Manusia (Y) bernilai 77,378.
Variabel X1 (Agriculture) Jika sektor Agriculture naik, maka
IPM akan naik sebesar 2,109 dengan asumsi bahwa
variable lain konstan.
Variabel X2 (Manufacture) Jika sektor Manufacture turun,
maka IPM akan naik sebesar 0,448 dengan asumsi bahwa
variable lain konstan.
Variabel X3 (Service) Jika sektor Service turun, maka IPM
akan naik sebesar 0,852 dengan asumsi bahwa variable
lain konstan.

Hasil (cont)
Tingkat kepercayaan 95% dengan = 0,05 diperoleh

nilai ttabel sebesar 1,812 untuk masing-masing


variabel.
Agriculture (X1), diperoleh nilai t hitung > ttabel
(2,194 >1,812), serta nilai standardized coefficient
beta terbesar yaitu 2,109. Berpengaruh positif
Manufacture (X2) berpengaruh negative , thitung
sebesar -2,802 dengan standardized coefficient beta
sebesar -0,448.
Service (X3) tidak berpengaruh kepada IPM, thitung
sebesar -1,165.
Kesimpulan, H1 dan H2 diterima sedangkan H3 ditolak.

Hasil (cont)
Uji Normalitas: Sebarannya berada di

sekitar garis normal, maka asumsi kenormalan


dapat dipenuhi
Uji Autokorelasi. Didapatkan nilai Durbin
Watson sebesar 1,765 yang berarti tidak
adanya autokorelasi
Uji Homokedastisitas. Tidak terjadi
heteroskedastisitas
Uji Multikolinearitas. Agriculture & Service
terdapat multikolinearitas, Manufacture tidak

Pembahasan
Agriculture memang berpengaruh besar

terhadap indeks IPM hampir di seluruh wilayah


Indonesia. Budaya masyarakat Samarinda
yang sangat bergantung pada pertanian,
hutan dan pertambangan menunjukkan
kuatnya pengaruh sektor agriculture terhadap
perkembangan ekonomi kota Samarinda yang
berimbas positif terhadap IPM kota
Samarinda.

Pembahasan (cont)
Manufacture, berimbas negatif pada perkembangan

IPM kota Samarinda. Awang Farouk Ishak


mengatakan bahwa peningkatan sektor Industri
justru menjadikan masyarakat kurang sejahtera.
Faktor negatif tersebut muncul karena, antara lain:
Pertumbuhan sektor Manufacture di kota Samarinda

sangat fluktuatif
Terjadinya inflasi dan resesi yang terjadi di Indonesia
pada umumnya dan kota Samarinda pada khususnya
Tenaga kerja sektor tersebut cenderung bekerja untuk
bertahan hidup, belum sampai pada taraf
memperbaiki hidup mereka

Pembahasan (cont)
Sektor Service tidak berpengaruh dalam IPM

kota Samarinda, pertumbuhannya cukup


terlihat, tapi belum kuat pengaruhnya dalam
pertumbuhan ekonomi di Kota Samarinda
yang masih sangat bergantung pada sektor
Pertanian, Hutan dan Pertambangan.

Kesimpulan
Lapangan kerja sektor Agriculture berpengaruh positif terhadap

Indeks Pembangunan Manusia Kota Samarinda tahun 2005 2014.


Lapangan kerja sektor Manufacture berpengaruh negatif terhadap
Indeks Pembangunan Manusia Kota Samarinda tahun 2005 2014.
Lapangan kerja sektor Service tidak berpengaruh terhadap Indeks
Pembangunan Manusia Kota Samarinda tahun 2005 2014.
Secara simultan, terdapat pengaruh dari lapangan kerja sektor
Agriculture, Manufacture dan Service terhadap Indeks
Pembangunan Manusia Kota Samarinda tahun 2005 2014.
Lapangan kerja sektor Agriculture mempunyai pengaruh paling
besar terhadap pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia Kota
Samarinda tahun 2005 2014 dibandingkan kedua sektor
lapangan kerja lainnya.

Saran
Pembangunan di kota Samarinda difokuskan

pada sektor Agriculture karena akan


berpengaruh secara positif dan kuat
Pembangunan pada sektor Manufacture di kota
Samarinda dapat terus ditingkatkan tetapi tidak
melampaui atau melebihi pembangunan sektor
Agriculture.
Pembangunan pada sektor Service dapat
dikembangkan dengan baik dan cepat, karena
tidak akan terlalu banyak berpengaruh pada
Indeks Pembangunan Manusia kota Samarinda,

SEKIAN
&
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai