Anda di halaman 1dari 32

KELOMPOK 3

ANALISIS INDIKATOR
MAKRO EKONOMI KAB.
LAMONGAN
TAHUN 2016-2020
Tugas Besar Pengantar Ekonomi
Dosen Pengampu :
Samsul Ma’rif, S.P, M.T.
Moh. Mukti Ali, S.E., M.Si, M.T.
Maya Damayanti , ST, MDP, Ph.D
Aida Azarine | 21040120140090

Anggota Derendra Setiawan Hartono | 21040120140098

Diva Kayana Alivia | 21040120130134


kelompok Gloria Maria Panggabean | 21040120130121

Nadya Agustina Hastari | 21040120140136

Shafira Zerlina | 21040120130141


BAB 1
Pendahuluan
PENDAHULUAN
Kabupaten Lamongan melaksanakan pembangunan Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui
sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan dan indikator makro ekonomi yang merupakan salah satu
taraf hidup masyarakatnya serta untuk mencapai keadaan faktor dari pembangunan di Kabupaten Lamongan.
yang lebih baik dan layak dibanding keadaan Indikator tersebut meliputi perkembangan PDRB,
sebelumnya. Pembangungan yang dimaksud tertuang kondisi pengangguran dan ketenagakerjaan, serta laju
pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang inflasi.
Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional.
bab 2
Kajian pustaka
EKONOMI MAKRO
Ekonomi Makro adalah ilmu yang mempelajari perilaku perekonomian secara keseluruhan
atau secara agregat. Ruang lingkup ekonomi makro meliputi kemakmuran dan resesi, output
barang dan jasa perekonomian, laju pertumbuhan ouput, laju inflasi, dan pengangguran, neraca
perdagangan dan kurs. Ekonomi makro memberi penekanan pada perilaku dan kebijakan ekonomi
yang dapat mempengaruhi kondisi-kondisi: perilaku konsumen dan investasi, faktor penentu
perubahan, upah dan harga, kebijakan fiskal dan moneter, uang stok beredar, anggaran belanja
pemerintah, suku bunga, dan utang pemerintah (Hasyim, 2017).
PENDAPATAN DOMESTIK REGIONAL BRUTO
(PDRB)
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar
adalah jumlah nilai tambah bruto (gross value added) yang timbul dari seluruh sektor perekonomian
di suatu wilayah. Penghitungan nilai tambah adalah nilai produksi (output) dikurangi biaya antara.
Nilai tambah bruto di sini mencakup komponen-komponen pendapatan faktor (upah dan gaji, bunga,
sewa tanah dan keuntungan), penyusutan dan pajak tidak langsung neto. Jadi dengan menjumlahkan
nilai tambah bruto dari masing-masing sektor dan menjumlahkan nilai tambah bruto dari seluruh
sektor tadi, akan diperoleh Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar.
PEMBAGIAN PDRB

Pembagian PDRB dapat dibedakan menjadi dua yaitu:


• PDRB atas dasar harga berlaku yang menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang
dihitung menggunakan harga pada tahun berjalan.
• PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tamabah barang dan jasa yang dihitung
menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar.
PENDEKATAN PERHITUNGAN
PDRB
• Pendekatan pengeluaran adalah pendapatan yang menjumlahkan pengeluaran yang
dilakukan oleh empat sektor perekonomian. dimana empat sektor tersebut adalah
pendapatan nasional, pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran investasi
swasta/pembentukan modal tetap bruto, pengeluaran pemerintah (APBD, APBN), dan
pengeluaran ekspor netto (selisih ekspor dan impor).
Rumus:
Y = C + I + G + (X-M)
• Pendekatan pendapatan adalah pendapatan yang menjumlahkan pendapatan yang diterima
oleh pemilik faktor – faktor produksi. Dengan cara ini, pendapatan regional dihitung
dengan cara menjumlahkan pendapatan faktor-faktor produksi yang digunakan dalam
memproduksi barang-barang dan jasa-jasa. Sehingga yang dijumlahkan adalah: upah dan
gaji, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung neto.
Rumus:
Y = Yw + Yp + Yr + Yi
• Pendekatan produksi adalah pendapatan yang menjumlahkan nilai tambah (value added)
barang dan jasa yang dihasilkan/diproduksi seluruh sektor perekonomian
(nasional/regional) dalam kurun waktu 1 tahun. Sektor perekonomian dikelompokkan ke
dalam 17 sektor atau 3 sektor (primer, sekunder, tersier).
PERAN SEKTOR UNGGULAN
Sektor unggulan adalah sektor atau kegiatan ekonomi yang mempunyai potensi, kinerja,
dan prospek yang lebih baik dibandingkan sektor lainnya sehingga diharapkan mampu
menggerakan kegiatan usaha ekonomi turunan lainnya, sehingga dapat tercipta kemandirian
pembangunan wilayah. Sektor unggulan adalah sektor yang memiliki peranan yang relatif besar
dibanding sektor-sektor lainnya dalam memacu tujuan partumbuhan ekonomi. Peranan sektoral
sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi suatu wilayah (Indriani, 2013).
SEKTOR EKONOMI DI
INDONESIA
• Sektor primer, mencakup 2 sektor yakni pertanian, kehutanan, perikanan, serta
pertambangan dan penggalian.
• Sektor sekunder (manufaktur), mencakup 4 sektor yang terdiri dari industri pengolahan,
lisrik, gas, konstruksi, serta pengadaan air pengelolaan sampah dan daur ulang.
• Sektor tersier, mencakup 11 sektor jasa yakni perdangan, transportasi, makan dan minum,
informasi dan komunikasi, keuangan dan asuransi, real estate, jasa perusahaan, administrasi
pemerintahan, jasa pendidikan, jasa kesehatan, dan jasa-jasa lainnya.
RUMUS PDRB DAN LAJU
PERTUMBUHAN
PENGANGGURAN DAN TENAGA KERJA
Pengangguran adalah Orang-orang dalam angkatan kerja yang saat itu tidak
bekerja/sedang mencari kerja, dengan sengaja tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak
mungkin mendapatkannya, atau mereka yang sebenarnya sudah mempunyai pekerjaan, tetapi
belum mulai bekerja. Perbandingan antara jumlah angkatan kerja yang menganggur dengan
angkatan kerja keseluruhannya disebut Tingkat Pengangguran. Untuk mengukur tingkat
pengangguran pada suatu wilayah bisa didapat dari persentase membagi jumlah pengangguran
dengan jumlah angkatan kerja.
INFLASI
Inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan tingkat harga barang dan jasa secara umum dan
terus menerus selama waktu tertentu. Definisi lain inflasi adalah kecenderungan dari harga
harga untuk menaikkan secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu yang lama.
Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan
tersebut meluas kepada (atau mengakibatkan kenaikkan) sebagian besar dari harga barang-
barang lain (Septiatin, Mawardi dan Rizki, 2016).
HUBUNGAN PRODUKSI DAN TENAGA
KERJA
Tingkat produksi dan adanya tenaga kerja saling memiliki kolerasi. Tenaga kerja
memiliki peranan penting dalam proses produksi. Semakin banyak barang dan jasa diproduksi
maka semakin meningkat pertumbuhan ekonomi.
Penyedia barang dan jasa membutuhkan tenaga kerja, dengan adanya aktivitas ekonomi
ini dapat menyerap tenaga kerja sehingga kemiskinan dapat diatasi. Peningkatan Produk
Domestik Regional Bruto mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Apabila
pertumbuhan wilayah tinggi, maka dapat menyerap tenaga kerja sehingga pengangguran dapat
diminimalisir.
HUBUNGAN INFLASI DAN
PENGANGGURAN
Kurva Philips (Fischer, 2004: 104) menyatakan
terdapat trade off antara inflasi dengan
pengangguran, yakni apabila tingkat inflasi tinggi
maka pengangguran rendah. Inflasi terjadi ketika
tingkat harga umum naik (Qomariyah, 2013).
bab 3
GAMBARAN UMUM
WILAYAH
Gambaran umum
Kab. LAMONGAN Kabupaten Lamongan yang terdiri dari 27 kecamatan terletak di
Provinsi Jawa Timur, dengan letak astronomis di 6º 51’ 54’’- 7º
23’ 6’’ LS dan 112º 4’ 41’’- 112º 33’ 12’’ BT. Sedangkan
berdasarkan posisi geografisnya, Lamongan memiliki batas-batas
seperti:
• Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa.
• Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Jombang dan
Mojokerto.
• Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro dan
Tuban.
• Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Gresik.
bab 4
Analisis indikator
makro ekonomi
PERKEMBANGA
N PDRB TOTAL
Perkembangan PDRB Kabupaten Lamongan
dari tahun 2016 hinggga 2019 menunjukan
tren peningkatan. Namun, pada tahun 2020
terjadi penurun tipis dari tahun 2019 hingga
2020.
LAJU
PERTUMBUHA
N EKONOMI
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lamongan
selalu mengalami penurunan pada tahun 2016 hingga
tahun 2020.
STRUKTU
R
EKONOMI
Struktur ekonomi rata-rata Kabupaten Lamongan dari
tahun 2016-2020 didominasi oleh sektor/lapangan usaha
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan. Sedangkan
sektor/lapangan usaha yang paling sedikit dalam
kontribusi struktur ekonomi Kabupaten Lamongan ialah
lapangan usaha Pengadaan Listrik dan Gas.
laju
pertumbuhan sektor

Laju pertumbuhan masing-masing sektor


cenderung menurun secara signifikan pada
tahun 2020, hal ini dapat pula disebabkan oleh
pandemic COVID-19
perkembangan
PENDAPATAN PER
KAPITA
Perkembangan PDRB di Kabupaten Lamongan
dalam rentang tahun 2016 – 2019 terus
mengalami peningkatan yang cukup signifikan,
namun terjadi penurunan pada tahun 2020
Indeks
Harga
Harga Kabupaten Lamongan pada tahun
2016-2020 dominan mengalami
peningkatan setiap tahunnya.
INFLASI
Inflasi Kab. Lamongan Tahun 2016-2020
cenderung fluktuatif dan besar inflasinya
masih berada pada level ringan yaitu
kurang dari 10%.
skema angkatan kerja
Penduduk Usia Kerja pada Kab. Lamongan selalu
meningkat tiap tahunnya. Kemudian, untuk
Penduduk Angkatan Kerja cenderung meningkat
namun sempat mengalami penurunan pada tahun
2018
tingkat
partisipasi
angkatan kerja
TPAK Kab, Lamongan Tahun 2016-2020
cenderung fluktuatif, namun mengalami
penurunan pada tahun 2018
tingkat
PENGANGGURA
N
Tingkat pengangguran pada Kabupaten Lamongan
Tahun 2016-2020 bersifat fluktuatif yang cenderung
naik. Jumlah pengangguran di Kabupaten Lamongan
setiap tahunnya cenderung meningkat, meskipun
sempat menurun pada tahun 2018.
bab 5
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
• PDRB Kab. Lamongan pada tahun 2016-2019 mempunyai tren yang positif.
• Pada tahun 2020, PDRB Kab. Lamongan menurun dari yang tadinya berkisar pada angka 27 juta rupiah menjadi sekitar 26 juta rupiah.
• Laju ekonomi pada Kab. Lamongan pada tahun 2016-2019 berada di angka 5% tiap tahunnya.
• Pada tahun 2020, laju ekonomi Kab. Lamongan menurun anjlok hingga sekitar -2%.
• Struktur ekonomi Kab. Lamongan didominasi oleh sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yaitu sebesar 35.95% dan sektor Pengadaan Listrik dan Gas dengan sektor dengan nilai
KESIMPULAN
rata-rata terkecil yaitu sekitar 0,07%.
• Inflasi pada Kab. Lamongan secara general tergolong pada inflasi ringan yaitu dibawah 10% dan pada 2019 menunjukan tren penurunan.
• Angka Pengangguran pada Kab. Lamongan selama tahun 2016-2020 menunjukan tren fluktuatif dengan tingkat tertinggi pada tahun 2020 yaitu sebesar 5,13%, namun masih tergolong
cukup rendah.
• Angka angkatan kerja pada Kab. Lamongan cenderung mengalami peningkatan, kecuali pada tahun 2019 namun setelah itu menunjukan peningkatan yang konstan, sehingga dapat
berpotensi dalam menurunkan angka pengangguran Kab. Lamongan di masa yang akan datang.

• Melakukan Pengawasan pada lahan terbangun dan nonterbangun di Kab. Lamongan karena dapat mempengaruhi luas dari lahan komoditas pertanian dan produtivitasnya yang dapat
meningkatkan pertumbuhan komoditas pertanian Kab. Lamongan.
• Memberikan pelatihan pada pelaku komodtas ekonomi, baik pertanian, peternakan maupun sektor ekonomi lainnya agar dapat berpikir kreatif dan inovatif sehingga dapat bersaing dengan pasar internasional dan dapat melakukan pengolahan bahan baku yang
REKOMENDASI
baik.
• Tetap mengontrol pertumbuhan ekonomi untuk mencegah tingkat inflasi yang tinggi.

• Memanfaatkan semaksimal mungkin angkatan kerja agar dapat membuka lapangan pekerjaan sehingga dapat menekan angka pengangguran.
TERIMA
KASIH!

Anda mungkin juga menyukai