Anda di halaman 1dari 38

HALAMAN PENGESAHAN

Kelompok
Nama

: 14 / Rabu
: Andre Prayoga
Inaya Yuliandaru
Naufarrel Kaviandhika
Sundus Imandiani Hanifa

Materi
Disahkan pada
Hari
Tanggal

21030114120003
21030114130134
21030114120036
21030114120050

: Absorbsi CO2 dengan larutan NaOH


:
:
:

Semarang,

2016
Asisten Pembimbing

Vicky Kartika F
NIM. 21030112130146

RINGKASAN
Absorpsi gas-cair merupakan proses heterogen yang melibatkan perpindahan
komponen gas yang dapat larut menuju penyerap yang biasanya berupa cairan yang tidak
mudah menguap (Franks, 1967). Reaksi kimia dalam proses absorpsi dapat terjadi di lapisan
gas, lapisan antarfase, lapisan cairan atau bahkan badan utama cairan, tergantung pada
konsentrasi dan reaktifitas bahan-bahan yang direaksikan. Adapun tujuan dar praktikum ini
adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi NaOH terhadap jumlah CO 2 yang terserap,
Kga, Kla, dan K2 serta untuk mengetahui jumlah CO2 yang terserap sebagai fungsi waktu.
Langkah percobaannya adalah menyiapkan serangkaian alat absorbsi, membuat
larutan induk NaOH dengan variasi konsentrasi, lalu menentukan vVoid atau fraksi ruang
kosong pada kolom absorbsi. Selanjutnya menjalankan operasi absorbsi dengan mengambil
sampel setiap 10 menit sekali. Sampel tersebut selanjutnya akan dianalisis dengan cara di
titrasi menggunakan indikator PP dan MO untuk mengetahui CO2 yang terserap.
Berdasarkan hasil percobaan, dengan meningkatnya konsentrasi NaOH maka jumlah
CO2 yang terserap juga semakin banyak. Selain itu harga Kga, Kla, dan K2 juga semakin
besar seiring dengan meningkatnya konsentrasi NaOH, namun pada konsentrasi NaOH 0,5 N
terjadi penurunan Kla yang disebabkan larutan yang mengental sehingga kemampuan difusi
gas CO2 berkurang. Pada konsentrasi NaOH 0,75 N terjadi penurunan harga K2 yang
disebabkan oleh hal serupa. Selain itu, jumlah CO 2 yang terserap semakin banyak seiring
dengan berjalan nya waktu sampai akhirnya terjadi keseimbangan dimana penambahan
konsentrasi NaOH tidak akan memengaruhi jumlah CO2 terserap.
Kesimpulan pada percobaan ini adalah dengan meningkatnya konsentrasi NaOH makat
jumlah CO2, harga Kga, Kla, dan K2 akan maksimal serta jumlah CO2 yang terserap
berbanding lurus dengan waktu yang digunakan untuk proses absorbsi sampai mencapai
keseimbangan. Saran untuk percobaan ini adalah menjaga keran alir NaOH agar tetap
konstan, menjaga tekanan CO2 agar tetap konstan, menjaga tekanan kompressor agar tidak
terlalu besar untuk menghindari keluarnya raksa dari manometer, memastikan pompa tetap
berada didalam larutan NaOH untuk menghindari kavitasi dan memastikan erlenmeyer yang
digunakan bersih agar proses titrasi tidak terganggu.

PRAKATA

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan Absorbsi CO2 dengan larutan
NaOH. Laporan ini disusun sebagai kelengkapan tugas mata kuliah Praktikum Proses Kimia.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dan kerja sama dari berbagai
pihak maka laporan ini tidak akan dapat terselesaikan. Oleh karena itu dalam kesempatan ini
penyusun mengucapkan terima kasih kepada: Asisten Laboratorium Proses Kimia Jurusan
Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang Tahun 2016
Penyusun memohon maaf jika dalam penyusunan laporan ini masih terdapat
kekeliruan. Untuk itu, segenap kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan.
Semoga laporan resmi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Semarang,

Maret 2016

Penyusun

DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................................................i
RINGKASAN.............................................................................................................................ii
PRAKATA.................................................................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iiiv
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................vii
DAFTAR TABEL....................................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah......................................................................................................2
1.3 Tujuan Percobaan.........................................................................................................2
1.4 Manfaat Percobaan.......................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................4
2.1 Absorbsi........................................................................................................................4
2.2 Analisis Perpindahan Massa dan Reaksi dalam Proses Absorpsi Gas oleh Cairan......5
BAB III METODE PRAKTIKUM.............................................................................................9
3.1 Rancangan Praktikum...................................................................................................9
3.1.1 Skema Praktikum...................................................................................................9
3.1.2 Variabel Operasi.....................................................................................................9
3.2 Bahan dan Alat Yang Digunakan..................................................................................9
3.2.1 Bahan Yang Digunakan.........................................................................................9
3.2.2 Alat Yang Digunakan...........................................................................................16
3.3 Gambar Rangkaian Alat.............................................................................................10
3.4 Prosedur Praktikum....................................................................................................16
BAB IV.....................................................................................................................................18
4.1 Hasil Data Percobaan.................................................................................................10
4.2 Pembahasan................................................................................................................10
4.2.1 Pengaruh Konsentrasi NaOH terhadap Jumlah CO2 yang Terserap....................18
4.2.2 Pengaruh Konsentrasi NaOH terhadap Nilai kLa................................................19
4.2.3 Pengaruh Konsentrasi NaOH terhadap Nilai kLa................................................20
4.2.4 Pengaruh N NaOH Terhadap K2..........................................................................21
4.2.5 Pengaruh Waktu Terhadap Jumlah CO2 yang Terserap........................................22
4

BAB V......................................................................................................................................23
5.1 Kesimpulan.................................................................................................................23
5.2 Saran...........................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................24
LAMPIRAN...........................................................................................................................A-1

LAMPIRAN
A. Lembar Perhitungan
B. Referensi
LEMBAR ASISTENSI

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses absorpsi dan desorpsi CO2 dengan pelarut MEA di pabrik Amonia
Gambar 2.2 Mekanisme absorpsi gas CO2 dalamlarutan NaOH
Gambar 3.1 Rangkaian Alat Utama
Gambar 4.1 Grafik Hubungan Konsentrasi NaOH terhadap CO2 yang Terserap
Gambar 4.2 Pengaruh Konsentrasi NaOH terhadap nilai kGa
Gambar 4.3 Pengaruh Konsentrasi NaOH terhadap nilai kLa
Gambar 4.4 Grafik Hubungan Konsentrasi NaOH dengan K2
Gambar 4.5 Grafik pengaruh waktu terhadap jumlah CO2 yang terserap

P3

DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Data Percobaan.................................................................................................18

BAB I
PENDAHULUAN

viii

P3

1.1 Latar Belakang


Hampir semua reaksi kimia yang diterapkan dalam industri kimia melibatkan
bahan baku yang berbeda wujudnya, baik berupa padatan, gas maupun cairan. Oleh karena
itu, reaksi kimia dalam suatu industri dapat terjadi dalam fase ganda atau heterogen, misalnya
biner atau bahkan tersier (Coulson, 1996). Walaupun terdapat perbedaan wujud pada bahanbahan baku yang direaksikan, namun terdapat satu fenomena yang selaluterjadi. Sebelum
reaksi kimia berlangsung. Maka salahsatu atau lebih bahan baku (reaktan) akan berpindah
dari aliran utamanya menuju ke lapisan antarfase/batas atau menuju aliran utama bahan baku
yang lain yang berada di fase yang berbeda.
Absorpsi gas-cair merupakan proses heterogen yang melibatkan perpindahan komponen
gas yang dapat larut menuju penyerap yang biasanya berupa cairan yang tidak mudah
menguap (Franks, 1967). Reaksi kimia dalam proses absorpsi dapat terjadi di lapisan gas,
lapisan antarfase, lapisan cairan atau bahkan badan utama cairan, tergantung pada konsentrasi
dan reaktifitas bahan-bahan yang direaksikan. Untuk memfasilitasi berlangsungnya tahapantahapan proses tersebut, biasanya proses absorpsi dijalankan dalam reactor tangki
berpengaduk bersparger, kolomg elembung (bubble column) atau kolom yang berisi
tumpukan partikel inert (packed bed column). Proses absorpsi gas-cair dapat diterapkan pada
pemurnian gas sintesis, recovery beberapa gas yang masih bermanfaat dalam gas buang atau
bahkan pada industri yang melibatkan pelarutan gas dalam cairan, seperti H 2SO4, HCl, HNO3,
formadehid dll(Coulson, 1996).Absorpsi gas CO2 dengan larutan hidroksid yang kuat
merupakan proses absorpsi yang disertai dengan reaksi kimia order 2 antara CO 2 dan ion OHmembentuk ionCO32-dan H2O.Sedangkan reaksi antara CO2 dengan CO32-membentuk ion
HCO3-biasanya diabaikan (Danckwerts, 1970; Juvekardan Sharma, 1972). Namun, menurut
Rehm et al. (1963) proses ini juga biasa dianggap mengikuti reaksi order 1 jika konsentrasi
larutan NaOH cukup rendah (encer).
Perancangan reaktor kimia dilakukan berdasarkan pada permodelan hidrodinamika
reaktor dan reaksi kimia yang terjadi di dalamnya. Suatu model matematika merupakan
bentuk penyederhanaan dari proses sesungguhnya di dalam sebuah reaktor yang biasanya
sangat rumit (Levenspiel, 1972). Reaksi kimia biasanya dikaji dalam suatu proses batch
berskala

laboratorium

dengan

mempertimbangkan

kebutuhan

reaktan,

kemudahan

pengendalian reaksi, peralatan, kemudahan menjalankan reaksi dan analisis, dan ketelitian.
1.2 Perumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh laju alir NaOH (atau CO2) terhadap jumlah CO2 yang terserap
pada berbagai waktu reaksi?
2. Bagaimana pengaruh laju alir NaOH (atau CO 2) terhadap nilai tetapan perpindahan
massa CO2 fase gas (kGa)?
3. Bagaimana pengaruh laju alir NaOH terhadap nilai tetapan perpindahan massa CO 2
fase cair (kLa)?
viii

P3

4. Bagaimana pengaruh laju alir NaOH (atau CO 2) terhadap nilai tetapan reaksi antara
CO2 dan NaOH (k2)?
1.3 Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa mampu menjelaskan
mengenai beberapa hal berikut:
1. Pengaruh laju alir NaOH terhadap jumlah CO2 yang terserap pada berbagai waktu
reaksi.
2. Pengaruh laju alir NaOH terhadap nilai tetapan perpindahan massa CO 2 fase gas
(kGa).
3. Pengaruh laju alir NaOH terhadap nilai tetapan perpindahan massa CO2 fase cair
(kLa).
4. Pengaruh laju alir NaOH terhadap nilai tetapan reaksi antara CO2 dan NaOH (k2).
1.4 Manfaat Percobaan
1. Mengetahui pengaruh laju alir NaOH (atau CO2) terhadap jumlah CO2 yang terserap
pada berbagai waktu reaksi.
2. Mengetahui pengaruh laju alir NaOH (atau CO2) terhadap nilai tetapan perpindahan
massa CO2 fase gas (kGa).
3. Mengetahui pengaruh laju alir NaOH terhadap nilai tetapan perpindahan massa CO 2
fase cair (kLa).
4. Mengetahui pengaruh laju alir NaOH (atau CO 2) terhadap nilai tetapan reaksi antara
CO2 dan NaOH (k2).

viii

P3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Absorbsi
Absorbsi merupakan salah satu proses separasi dalam industri kimia dimana suatu
campuran gas dikontakkan dengan suatu cairan penyerap tertentu sehingga satu atau lebih
komponen gas tersebut larut dalam cairannya. Absorbsi dapat terjadi melalui dua
mekanisme, yaitu absorbsi fisik dan absorbsi kimia.
Absorbsi fisik merupakan suatu proses yang melibatkan peristiwa pelarutan gas dalam
larutan penyerap, namun tidak disertai dengan reaksi kimia. Contoh proses ini adalah
absorbsi gas H2S dengan air, methanol, propilen karbonase. Penyerapan terjadi karena
adanya interaksi fisik. Mekanisme proses absorbsi fisik dapat dijelaskan dengan beberapa
model, yaitu: teori dua lapisan (two films theory) oleh Whiteman (1923), teori penetrasi
oleh Dankcwerts dan teori permukaan terbaharui.
Absorbsi kimia merupakan suatu proses yang melibatkan peristiwa pelarutan gas
dalam larutan penyerap yang disertai dengan reaksi kimia. Contoh peristiwa ini adalah
absorbsi gas CO2 dengan larutan MEA, NaOH, K2CO3 dan sebagainya. Aplikasi dari
absorbsi kimia dapat dijumpai pada proses penyerapan gas CO 2 pada pabrik Amonia
seperti yang terlihat pada gambar 2.1

Gambar 2.1.Proses absorpsi dan desorpsi CO2 dengan pelarut MEA di pabrik Amonia
Proses absorpsi dapat dilakukan dalam tangki berpengaduk yang dilengkapi dengan
sparger, kolom gelembung (bubble column), atau dengan kolom yang berisi packing yang
inert (packed column) atau piringan (tray column). Pemilihan peralatan proses absorpsi
biasanya didasarkan pada reaktifitas reaktan (gas dan cairan), suhu, tekanan, kapasitas,
dan ekonomi.

2.2 Analisis Perpindahan Massa dan Reaksi dalam Proses Absorpsi Gas oleh Cairan
Secara umum, proses absorpsi gas CO2 kedalam larutan NaOH yang disertai reaksi
kimia berlangsung melalui empat tahap, yaitu perpindahan massa CO 2 melalui lapisan gas
viii

P3

menuju lapisan antarfase gas-cairan, kesetimbangan antara CO 2 dalam fase gas dan dalam
faselarutan, perpindahan massa CO2 dari lapisan gas kebadan utama larutan NaOH dan
reaksi

antara

CO2

terlarut

dengan

gugus

hidroksil

(OH -).

Skema

proses

tersebutdapatdilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Mekanisme absorpsi gas CO2 dalamlarutan NaOH

Laju perpindahan massa CO2 melalui lapisan gas:


Kesetimbangan antara CO2 dalam fase gas dan dalam fase larutan :
A* = H . pai

(2)

dengan H pada suhu 30oC = 2,88 x 10-5 g mole/cm3. atm.


Laju perpindahan massa CO2 dari lapisan gas ke badan utama larutan
NaOH dan reaksi antara CO2 terlarut dengan gugus hidroksil:

Keadaan batas:

Dengan Z adalah koefisien reaksi kimia antara CO2 dan [OH-}, yaitu = 2.
Di fase cair,reaksi antara CO 2 dengan larutan NaOH terjadi melalui beberapa
tahapan proses:

viii

P3

Langkah d dan e biasanya berlangsung dengan sangat cepat, sehingga proses


absorpsi biasanya dikendalikan oleh peristiwa pelarutan CO 2 ke dalam larutan NaOH
terutama jika CO2 diumpankan dalam bentuk campuran dengan gas lain atau
dikendalikan bersama-sama dengan reaksi kimia pada langkah c (Juvekar dan Sharma,
1973).
Eliminasi A* dari persamaan 1, 2 dan 3 menghasilkan :

Jika keadaan batas (b) tidak dipenuhi, berarti terjadi pelucutan [OH -] dalam
larutan.Hal ini berakibat:

Dengan demikian, maka laju absorpsi gas CO2 ke dalam larutan NaOH akan
mengikuti persamaan

viii

P3

Dengan

adalah enhancement faktor yang merupakan rasio antara koefisien

transfer massa CO2 pada fase cair jika absorpsi disertai reaksi kimia dan tidak disertai
reaksi kimia seperti dirumuskan oleh Juvekar dan Sharma (1973):
Nilai diffusivitas efektif (DA) CO2 dalam larutan NaOH pada suhu 30oC
adalah 2,1 x 10-5 cm2/det (Juvekardan Sharma, 1973).
Nilai kGa dapat dihitung berdasarkan pada absorbsi fisik dengan meninjau
perpindahan massa total CO2 ke dalam larutan NaOH yang terjadi pada selang waktu
tertentu di dalam alat absorpsi. Dalam bentuk bilangan tak berdimensi, kGa dapat
dihitung menurut persamaan (Kumoro dan Hadiyanto, 2000):

Jika tekanan operasi cukup rendah, maka plm dapat didekati dengan p = pinpout. Sedangkan nilai kla dapat dihitung secara empirik dengan persamaan (Zheng dan
and Xu, 1992):

Jika laju reaksi pembentukan Na2CO3 jauh lebih besar dibandingkan dengan
laju difusi CO2 ke dalam larutan NaOH, maka konsentrasi CO2 pada batas film cairan
dengan badan cairan adalah nol. Hal ini disebabkan oleh konsumsi CO 2 yang sangat
cepat selama reaksi sepanjang film. Adapun, tebal film (x) dapat ditentukan
persamaan:

Persiapan Bahan
Mengisi cairan hingga setinggi tumpukanBAB
packing,
III
lalu hitung volume cairan sebagai v void
METODE PRAKTIKUM
Mengalirkan CO2 dan NaOH ke dalam reaktor
3.1 Rancangan Praktikum

3.1.1 Skema Praktikum


Ukur ketinggian Manometer

Titrasi 10ml sampel tiap 1 menit

Hentikan sistem pada menit ke 10

viii

P3

3.1.2 Variabel Operasi


a. Variabel Tetap
T = 300C
P = 5,5 bar
Q = 2,5 ml/s
HCl = 0,25 N dalam 100 ml
T = 10 menit
b. Variabel Berubah
Variabel 1 : NaOH 0,75 N
Variabel 2 : NaOH 0,5 N
Variabel 3 : NaOH 0,2 N
3.2 Bahan dan Alat Yang Digunakan
3.2.1 Bahan Yang Digunakan
a. Kristal Natrium Hidroksida (NaOH)
b. CairanGas Karbondioksida (CO2) yang disimpan di tabung bertekanan
c. Udara
d. Aquadest (H2O)
e. Reagent untuk analisis yaitu larutan HCl 0,1 N dan indikator PP dan MO
3.2.2 Alat Yang Digunakan
a.

Tangki

b.

Mixer

c.

Kompresor

d.

Pompa

viii

P3

3.3 Gambar Rangkaian Alat

Gambar 3.1 Rangkaian Alat Utama


3.4 Prosedur Praktikum
1. Membuat larutan induk NaOH dengan konsentrasi sesuai variabel sebanyak
10L

Menimbang massa NaOH sesuai variabel

Dilarutkan dalam aquadest sebanyak 10 L

Larutan NaOH ditampung dalam tangki untuk dioperasikan


2.

Menentukan fraksi ruang kosong pada kolom absorpsi

Pastikan kran di bawah kolom absorpsi dalam posisi tertutup

Alirkan larutan NaOH dari bak penampung 2 ke dalam kolom absorpsi.

Hentikan jika tinggi cairan di dalam kolom tepat setinggi tumpukan Packing

Keluarkan cairan dalam kolom dengan membuka kran di bawah kolom,


tampung cairan tersebut dan segera tutup kran jika cairan dalam kolom tepat
berada pada packing bagian paling bawah.

Catat volume cairan sebagai volume ruang kosong dalam kolom absorpsi =
Vvoid.

Tentukan volume total kolom absorpsi, yaitu dengan mengkur diameter

kolom (D) dan tinggi tumpukan packing (H) ,

3.

Fraksi ruang kosong kolom absorpsi =


Operasi Absorpsi

NaOH dengan konsentrasi tertentu (sesuai variabel) dipompa dan diumpankan


viii

P3

ke dalam kolom melalui bagian atas kolom pada laju alir tertentu (sesuai
variabel) hingga keadaan mantap tercapai.

Mengalirkan gas CO2 melalui bagian bawah kolom. Ukur beda ketinggian
cairan dalam manometer 1 dan manometer 2 jika aliran gas sudah steady.

Mengambil 10 mL sampel cairan dari dasar kolom absorpsi tiap 1 menit selama
10 menit dan dianalisis kadar ion karbonat atau kandungan NaOH bebasnya.

4.

Mengulangi percobaan untuk nilai variabel kajian yang berbeda.


Menganalisis sampel

Sebanyak 10 mL sampel cairan ditempatkan dalam gelas erlenmeyer 100 mL.

Menambahkan indikator fenolfthalein (PP) sampai merah jambu, dan titrasi


sample dengan larutan HCl 0,1 N sampaiwarna merah hampir hilang
(kebutuhan titran = a mL), maka mol HCl = a x 0,1 mmol.

Menambahkan 2-3 tetes indikator metil jingga (MO), dan titrasi dilanjutkan
lagi sampai warna jingga berubah menjadi merah (kebutuhan titran=b mL),
atau kebutuhan HCl = b x 0,1 mmol.

Jumlah NaOH bebas = (2a-b) x 0,1 mmol di dalam 10 mL sample

Konsentrasi NaOH bebas = (2a-b) x 0,01 mol/L

viii

P3

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Data Percobaan
Tabel 4.1 Hasil Data Percobaan
N NaOH
(N)

CO2 terserap
(N)

KLA

KGA

0,25

0,1295

1,0677.10-4

0,0461

3,0065

-5

K2
1 ,3167 x 10
8

2 ,398 x 10
0,5

9,0939.10

0 , 00401

1 ,1234 x 10
0,75

3,8605

-4

1,9388 x 10

0 , 00166

4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengaruh Konsentrasi NaOH terhadap Jumlah CO2 yang Terserap
4.5
4
3.5
3
2.5
CO2 Terserap (mmol)
2
1.5
1
0.5
0
0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

Konsentrasi NaOH (N)

Gambar 4.1 Grafik Hubungan Konsentrasi NaOH terhadap CO2 yang Terserap
viii

P3

Grafik diatas menunjukkan hubungan konsentrasi NaOH terhadap jumalh CO 2 yang


terserap dan dapat dilihat bahwa dengan bertambahnya konsentrasi NaOH maka jumlah
CO2 yang yang terserap juga semakin banyak. Hal ini dikarenakan semakin besar
konsentrasi NaOH maka jumlah molekul NaOH yang terlarut sebagai sorben dan yang
akan bereaksi dan mengikat CO2 juga semakin banyak. Meningkatnya konsentrasi NaOH
akan menyebabkan jumlah molekul yang semakin banyak sehingga jarak antar molekul
baik antara sesama NaOH, CO2, dan NaOH dengan CO2 semakin dekat dan semakin
mudah bertumbukkan sehingga mempermudah terjadinya proses absorbsi. Selain itu
menurut Zeman dan Lackner, dengan meningkatnya konsentrasi NaOH maka laju
penyerapan CO2 juga meningkat sehingga jumlah CO2 yang terserap semakin banyak.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah CO2 yang terserap akan semakin banyak
seiring dengan bertambahnya konsentrasi NaOH. (Zeman and Lackner, 2004).
4.2.2 Pengaruh Konsentrasi NaOH terhadap Nilai kLa
0
0
0 R = 0.77
0
0
0
kGa (/menit) 0
0 0
0
0
0
0.2
0.5

kGa
Linear (kGa)

0.75

Konsentrasi NaOH (N)

Gambar 4.2 Pengaruh Konsentrasi NaOH terhadap nilai kGa


Dari gambar 4.2 dapat dilihat bahwa terjadi kenaikan nilai konstanta Kga seiring
dengan kenaikan konsentrasi NaOH. Besarnya harga koefisien perpindahan massa CO2 ke
larutan NaOH dipengaruhi oleh: tekanan, suhu, ukuran pack tower, kecepatan alir dan
2

laruan, dan komposisi reaktan. Sesuai persamaan

k GA

mol (CO2 , liq ) mol (CO3 )

A.Z . . plm .
A.Z . . plm . ,

semakin besar konsentrasi NaOH maka jumlah CO2 yang terserap (N) juga akan semakin
besar. Oleh karena itu, Kga juga semakin besar. Pada keadaan ini jika dilihat dari grafik
pada permulaan nilai Kga akan meningkat seiring bertambahnya konsentrasi NaOH,
namun setelah mencapai puncak nilai Kga yang diperoleh cenderung konstan atau
mengalami kenaikan yang tidak signifikan. Hal ini dikarenakan dengan adanya kenaikan
konsentrasi NaOH yang menyebabkan larutan menjadi semakin kental sehingga
kemampuan difusi gas CO2 akan berkurang, pada grafik dapat dilihat pada konsentrasi
viii

P3

NaOH 0,5-0,75 dimana nilai Kga hanya naik sebesar 0.00005. (Haryani dan
Widayat,2011).

4.2.3 Pengaruh Konsentrasi NaOH terhadap Nilai kLa


2.5
2

1.94

1.5 R = 0.62
1.07
kLa
1

kLa (10-4)

0.91

Linear (kLa (10-4))

0.5
0
0.2

0.5

0.75

Konsentrasi NaOH (N)

Gambar 4.3 Pengaruh Konsentrasi NaOH terhadap nilai kLa


Dari Gambar 4.3 dapat diketahui nilai KLa mengalami kenaikan pada konsentrasi
NaOH 0,3 N dan mengalami penurunan pada konsentrasi NaOH 0,5 N, hal tersebut tidak
sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa nilai KLa berbanding lurus dengan
konsentrasi NaOH. Kla merupakan nilai tetapan perpindahan massa CO2 dalam fase cair.
Dalam proses absorbs CO2 dengan menggunakan NaOH nilai Kla meningkat dengan
bertambahnya konsentrasi NaOH. Hal ini dikarenakan molekul NaOH yang semakin
banyak dalam volume reaktor yang tetap membuat tumbukan antara molekul NaOH dan
CO2 semakin sering sehingga tetapan perpindahan massa CO2 meningkat. Namun pada
konsentrasi NaOH 0,5 N terjadi penurunan nilai KLa dengan adanya kenaikan
konsentrasi NaOH yang menyebabkan larutan menjadi semakin kental sehingga
kemampuan difusi gas CO2 akan berkurang. (Haryani dan Widayat, 2011). Setelah itu
terjadi peningkatan lagi pada konsentrasi NaOH 0,75 N, hal ini karena persen berat dari
penyerap (abrorben) bertambah, sehingga kemampuan absorbsi menjadi lebih banyak
(Levenspiel, 1972)

viii

P3

4.2.4 Pengaruh N NaOH Terhadap K2


3
2.5
2

k2 10-8

1.5
1
0.5
0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

N NaOH

Percobaan ini
merupakan jenis absorpsi yang disertai reaksi kimia didalamnya. Reaksi kimia berjalan
dengan konstanta kecepatan reaksi (K2). Hubungan antara berbagai konsentrasi NaOH
dengan nilai K2 dapat dilihat melalui Gambar 4.4 berikut:

Gambar 4.4 Grafik Hubungan Konsentrasi NaOH dengan K2


Pada grafik di atas dapat dilihat hubungan antara konsentrasi NaOH dengan
nilai K2 di mana peningkatan konsentrasi memperbesar nilai K2. Jika dihubungkan
dengan persamaan Arhenius (Levenspiel, O, 1972). Berdasarkan persamaan
tersebut, semakin besar faktor tumbukan maka harga konstanta kecepatan reaksi
juga besar. Hal ini terjadi karena faktor tumbukan dipengaruhi oleh konsentrasi.
Semakin besar konsentrasi maka molekul NaOH yang terlarut semakin banyak dan
jaraknya semakin rapat sehingga faktor tumbukan NaOH dan CO2 semakin besar
Sehingga apabila konsentrasi NaOH semakin besar maka K 2 semakin besar karena
besarnya kosentrasi berbanding lurus dengan besarnya K2 (Silberberg, 2006).
Penurunan K2 pada konsentrasi 0,75 N NaOH dikarenakan dengan adanya kenaikan
konsentrasi NaOH yang menyebabkan larutan menjadi semakin kental sehingga
kemampuan difusi gas CO2 akan berkurang (Dian dan Anthony, 2010).

viii

P3

4.2.5 Pengaruh Waktu Terhadap Jumlah CO2 yang Terserap


0.35
0.3
0.25
0.2

CO2 Terserap 0.15

Variabel 1 (0,75 N)
Variabel 2 (0,5 N)

0.1

Variabel 3 (0,2 N)

0.05
0
0

10

15

t (menit)

Gambar 4.5 Grafik pengaruh waktu terhadap jumlah CO2 yang terserap
Dari gambar 4.4 diatas menunjukkan hubungan antara lama waktu terhadap jumlah
CO2 yang terserap, berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa semakin lama waktu,
jumlah CO2 yang terserap semakin tinggi. Pada proses absorbsi CO 2 dengan
menggunakan larutan NaOH sebagai penyerapnya merupakan absorbsi yang disertai
reaksi kimia. Jadi, CO2 yang terserap dapat di pengaruhi oleh waktu kontak dengan
larutan NaOH. Dan penyerapan CO2 yang paling tinggi terjasi pada konsentrasi NaOH
0,75 N. Hal ini dikarenakan pada konsentrasi NaOH yang tinggi jumlah molekul NaOH
viii

P3

yang terlarut sebagai sorben menjadi lebih banyak, sehingga akan semakin banyak
molekul NaOH yang dapat bereaksi dan mengikat CO 2. Jumlah CO2 yang terserap pada
ketiga konsentrasi pada suatu waktu tertentu akan menuju nilai konstan karena untuk
mencapai nilai CO2 terserap yang tertinggi ada batas konsentrasi sorben tertentu dimana
dengan menambah konsentrasi sorben, jumlah CO 2 yang terserap sudah tidak berubah
lagi. (Maarif, Fuad dan Januar Arif, 2008). Jika keadaan keseimbangan telah tercapai
maka perpindahan masa gas menuju cairan akan berhenti. Kemamampuan gas untuk
berpindah dari fase gas menuju cairan dibatasi oleh daya larut maksimum gas tersebut
dalam cairan yang berkontak dengannya. (Kumoro, dan Hadiyanto, 2000).

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Semakin besar konsentrasi NaOH maka jumlah CO2 yang terserap semakin banyak.
2. Semakin besar konsentrasi NaOH, nilai Kga akan semakin besar.
3. Semakin besar konsentrasi NaOH, nilai Kla akan semakin besar.
4. Semakin besar konsentrasi NaOH, nilai K2 akan semakin besar.
5. Semakin lama proses absorbsi berjalan maka jumlah CO2 yang terserap semakin
banyak sampai mencapai keseimbangan.

5.2 Saran
1. Jaga valve laju alir NaOH tetap konstan sesuai variabel.
2. Jaga tekanan pada tangki CO2 agar CO2 yang keluar konstan.
3. Jaga tekanan pada kompresor agar raksa yang ada pada inverted manometer tidak
keluar dari pipa pembuangan.
4. Pastikan pompa tetap berada di dalam larutan NaOH agar tidak terjadi kavitasi.
5. Pastikan erlenmeyer bersih agar tidak mengganggu proses titrasi.

viii

P3

DAFTAR PUSTAKA
Coulson, J.M. dan Richardson, J.F., 1996, Chemical Engineering: Volume 1: Fluidth flow,
heat transfer and mass transfer, 5 ed. Butterworth Heinemann, London, UK.
Danckwerts, P.V. dan Kennedy, B.E., 1954, Kinetics of liquid-film process in gas absorption.
Part I: Models of the absorption process, Transaction of the Institution of Chemical
Engineers, 32:S49-S52.
Danckwerts, P.V., 1970, Gas Liquid Reactions, McGraw-Hill Book Company, Inc., New York,
pp. 42-44.
Franks, R.G.E., 1967, Mathematical modeling in chemical engineering. John Wiley and Sons,
Inc., New York, NY, USA, pp. 4-6.
Haryani, Kristina dan Widayat. 2011. Pengaruh Viskositas dan Laju Alir Terhadap
Hidrodinamika dan Perpindahan Massa Dalam Proses Produksi Asam Sitrat dengan
Bioreaktor Air Lift dan Kapang Aspergillus niger. Reaktor,vol 13 no.3 hal.194-200, Juni
2011.
Juvekar, V. A. dan Sharma, M.M., 1972, Absorption of CO, in a suspension of lime, Chemical
Engineering Science, 28, 825-837.
Kumoro dan Hadiyanto, 2000, Absorpsi Gas Karbondioksid dengan Larutan Soda Api dalam
Unggun Tetap, Forum Teknik, 24 (2), 186-195.
Kusuma, Dian dan Fendy Anthonius. 2010. Optimasi Aktivasi Zeolit Alam Untuk
Dehumidifikasi. Diakses dari http://eprints.undip.ac.id/13791/1/laporan_KOMPLIT
viii

P3

___FINALLL.pdf pada 30 Maret 2016.


Levenspiel, O., 1972, Chemical reaction engineering, 2nd ed. John Wiley and Sons, Inc., New
York, NY, USA, pp. 210-213, 320-326.
Maarif, Fuad dan Januar Arif.2008. Absorpsi Gas Karbondioksida dalam Biogas dengan
Larutan

NaOH

secara

Kontinyu.

Diakses

dari

http://eprints.undip.ac.id/1355/1/absorpsi_gas_karbondioksida_dalam_biogas_dengan_l
arutan_naoh_secara_kontinu.pdf. Diakses pada tanggal: 27 Maret 2016.
Rehm, T. R., Moll, A. J. and Babb, A. L., 1963, Unsteady State Absorption ofCarbon Dioxide
by Dilute Sodium Hydroxide Solutions, American Institute of Chemical Engineers
Journal, 9(5), 760-765.
Silberberg, M.S. (2006). Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change. New York:
The McGraw-Hill Companies, Inc.
Zeman, Frank S. dan Klaus S. Lackner., 2004. Capturing Carbondioxide Directly from The
Atmosphere. World Resource Review vol.16 no.2. Department of Earth and
Environmental E ngineering. Columbia University
Zheng, Y. and Xu, X. (1992), Study on catalytic distillation processes. Part I. Mass transfer
characteristics in catalyst bed within the column, Transaction of the Institution of
Chemical Engineers, (Part A) 70, 459464

viii

P3

LEMBAR PERHITUNGAN
A. Perhitungan Reagen
Larutan NaOH 0,75 N 15 L
gr 1000
x
x valensi x NaOH
BM
v

N =

gr 1000
x
x 1 x 98
40 15000

0,75 =

gr = 459,2 gram

Larutan NaOH 0,5 N 15 L


gr 1000
x
x valensi x NaOH
BM
v

N =

gr 1000
x
x 1 x 98
40 15000

0,5 =

gr = 306,122 gram

Larutan NaOH 0,2 N 15 L


gr 1000
x
x valensi x NaOH
BM
v

N =
0,2

gr 1000
x
x 1 x 98
40 15000

gr = 122,45 gram

Larutan HCl 0,35 N 100 ml


Picnometer kosong

= 16,737 ml (m1)

Picnometer + aquadest

= 41, 8629 ml (m2)

Picnometer + HCl

= 46,346 ml (m3)

Kalibrasi
=

m2m
v

v=

m2m

HCl

41 ,86216 , 737
0 , 996

= 25,225 ml

P3

m3m
v

M=

. . 10
BM

=
=

46 , 34516 , 737
25 , 225
1 , 174 . 25 .10
36 , 5

= 1,174

gr
ml

= 8,04

M1 . V1 = M2 . V2
0,35 . 100 = 8,04 V2
V2 = 4,35 m
B. Perhitungan Fraksi Ruang Kosong
Vvoid = 106 ml
D = 3 cm
H = 30,3 cm

Volume total kolom absorpsi

Vt =

x D2 x H
4
2

3 , 14 X (3) X 30 , 3
4

= 214,0695 cm3

Fraksi ruang kosong kolom absorpsi

C.
a.

b.

V void
Vt

106 ml
214 , 0695 cm3

Operasi Absorbsi
Variabel tetap
Tekanan CO2
Suhu
Laju alir NaOH
Konsentrasi HCl
Variabel berubah
Konsentrasi NaOH

= 0,49516

= 5,5 bar
= 300C
= 2,5 ml/s
= 0,35 N dalam 100 ml
= 0,75 N ; 0,5 N ; 0,2 N dalam 15 liter

D. Perhitungan Hasil Percobaan


Jika kebutuhan a>b
( ab ) x N HCl x valensi
Na 2 CO 3=
V sampel
2b x N HCl x valensi
NaH CO 3=
V sampel
Jika kebutuhan a<b
( ba ) x N HCl x valensi
Na 2 CO 3=
V sampel

P3

2a x N HCl x valensi
V sampel
CO2 terserap=mol Na 2 CO 3+ mol NaHCO 3

NaH CO 3=

Variabel 1
NaOH = 0,75 N ; Q = 0.0025 L/detik
t (detik)

a (ml)

b (ml)

Na2CO3

NaHCO3

CO2 terserap

10

6,9

0,2415

0,1085

0,35

10

6,9

0,2415

0,105

0,3465

10

0,245

0,105

0,35

10,1

7,1

0,2485

0,112

0,3605

10,3

7,1

0,2485

0,1155

0,364

10,4

7,1

0,2485

0,1155

0,364

10,4

7,1

0,2485

0,1225

0,371

10,5

0,245

0,1155

0,3605

10,3

0,245

0,1435

0,3885

10,8

6,7

0,2345

0,126

0,3605

10

10,6

0,245

0,245

Jumlah

113,4

76,9

2,6915

1,169

3,8605

CO2 terserap

Variabel 2
NaOH = 0,5 N ; Q = 0.0025 L/detik

t (detik)

a (ml)

b (ml)

Na2CO3

NaHCO
3

8,4

5,4

0,189

0,105

0,294

8,1

5,8

0,203

0,0805

0,2835

7,8

6,1

0,2135

0,0595

0,273

7,9

0,21

0,0665

0,2765

7,4

6,5

0,2275

0,0315

0,259

P3

7,5

6,4

0,224

0,0385

0,2625

7,2

6,7

0,2345

0,0175

0,252

7,3

6,6

0,231

0,0245

0,2555

7,4

6,5

0,2275

0,0315

0,259

8,3

5,6

0,196

0,0945

0,2905

10

8,6

5,3

0,1855

0,1155

0,301

Jumlah

85,9

66,9

2,3415

0,665

3,0065

b (ml)

Na2CO3

NaHCO3

CO2 terserap

Variabel 3
NaOH = 0,2 N ; Q = 0.0025 L/detik

t (detik)

a
(m
l)

0,07

0,035

0,105

3,1

2,2

0,077

0,0315

0,1085

3,3

2,3

0,0805

0,035

0,1155

3,3

2,4

0,084

0,0315

0,1155

3,5

2,4

0,084

0,0385

0,1225

3,5

2,5

0,0875

0,035

0,1225

3,6

2,7

0,0945

0,0315

0,126

3,6

2,7

0,0945

0,0315

0,126

3,6

2,8

0,098

0,028

0,126

3,7

2,8

0,098

0,0315

0,1295

10

3,7

2,9

0,1015

0,028

0,1295

Jumlah

37,9

27,7

0,9695

0,357

1,3265

E. Perhitungan Laju Alir


Massa jenis raksa

= 13, 354

Massa jenis CO2

= 1,977

kg
3
m
kg
m3

P3

D1 = 5,09 cm ; S1 = 1/4 x x D 2 = 1/ 4 x 3 ,14 x (5 , 09)2 = 20,34 cm2


D2 = 2, 4 cm ; S2 = 1/4 x x D 2 = 1/ 4 x 3 ,14 x (2 , 4 )2

= 4,52 cm2

Perhitungan Laju Udara dan Kompresor


g
P = Z (raksa udara) x
gc
9 ,8
P = 0,004 (13,534 1,24) x
= 0,4819 Pa
1

V udara =

P
F)
udara
s1
( 1)
s2

2 a x gc x (

Vudara = 0.4714 m/s


Laju alir udara = V udara x S1
= 0.4714 m/s x 20,34. 10-4 m2 = 9,588-4 L/s

Perhitungan Laju Alir CO2 dari Kompresor

-P = Z ( raksa CO2) x

-P = 0,004 (13,534 1,977) x

g
gc
9. 8
1

-P = 4,530 Pa

V CO2 =

V CO2 =

P
F)
CO 2
s1
( 1)
s2

2 a x gc x (

4 ,530
0)
1 , 9777
20 , 34
(
1)
4 , 52

2 x 1 x 1 x(

V CO2 = 1,144 m/s


Laju alir CO2

= V CO2 x S2

= 1,144 m/s x 4,52 . 10-4 m2 = 6,5088-4 L/s

0 . 4819
0)
1 , 24
20 ,33
(
1)
4 , 52

2 x 1 x 1 x(

P3

F. Perhitungan Harga KGa


K Ga=

mol CO2
3
AxZxxP

A = luas kolom absorbsi = 7,065


Z = tinggi packing = 30,3 cm
= fraksi ruang kosong = 0,495
P = 5,5 bar = 5,5 . 105 kg/m s2
Variabel 1
K Ga=

2 , 6915
=0 , 00461/m 3 x menit
7 , 065 x 30 , 3 x 5 , 5

Variabel 2
K Ga=

2 . 3415
3
=0 , 00401/m x menit
7 , 065 x 30 , 3 x 5 , 5

Variabel 3
K Ga=

0 , 9695
3
=0 , 00166/m x menit
7 , 065 x 30 , 3 x 5 , 5

G. Perhitungan harga KLa


CO 2
kGa. dp2
CO 2. QCO 2 1 ,403
x ( CO2 . DA
= 4,0777 x (
)
Da
CO 2. a
1 /3
0 ,3

kLa .dp
NaOH .Q NaOH
=0 , 2258 x (
)
Da
.a

0 ,5

x (

)
. Da

CO2 dalam keadaan normal = 15.10-6 kg/m.s


Da = 2,1 . 10-9 m2/s = 1,26 . 10-7 m2/menit
= 0,495
= 6(1-) / dp = 6(1-0,495) / dp = 3,03/dp
NaOH = 3,98.10-3
NaOH =2130 kg /

m3

a. Variabel 1 (Konsentrasi NaOH = 0,75 N, Q = 0,15 L/menit)

P3

k Ga . dp 2
CO 2 . Q CO2
=4 , 0777 x
DA
CO2 . a

1 , 403

) (
x

CO 2
CO 2 . D A

0 ,00461 . dp2
1 , 977 x 6 , 5088
=4 , 0777 x
dp
7
1 , 26 .10
15 . 106 x 3 , 03

dp
=

1 , 403

1/ 3

) (

15 .106
x
1 , 977 x 1 , 26 .107

1/3

= 4,2258.10-3
3 , 03
= 717,024
4 , 2258 . 103

k la . dp
NaOH . QNaOH
=0 ,2258 x
DA
NaOH . a

0 ,2

) (
x

NaOH
NaOH . D A

k la . 4 ,2258 . 10
2130 . 0 ,15
=0 , 2258 x
7
3
1 , 26 . 10
3 , 98 .10 .

0, 3

0, 5

) (

3 , 98 .103
x
7
2130 x 1 , 26 .10

0 ,5

kla = 1,0677.10-4
b. Variabel 2 (Konsentrasi NaOH = 0,5 N, Q = 0,15 L/menit)
k Ga . dp 2
CO 2 . Q CO2
=4 , 0777 x
DA
CO2 . a

1 , 403

) (
x

CO 2
CO 2 . D A

0 ,0040162 . dp2
1 , 977 x 6 , 5088
=4 , 0777 x
dp
7
1 , 26 .10
15 . 106 x 3 , 03

dp
=

1/ 3

1 , 403

15 .106
x
1 , 977 x 1 , 26 .107

) (

= 5,315.10-3
3 , 03
= 570,0846
5 ,315 . 103

k la . dp
NaOH . QNaOH
=0 ,2258 x
DA
NaOH . a

0 ,2

NaOH
x
NaOH . D A

) (

k la . 5 ,315 . 103
2130 . 0 ,15
=0 , 2258 x
7
1 , 26 .10
3 , 98 . 103 570 , 0846

0, 3

0, 5

3 , 98 .103
x
2130 x 1 , 26 .107

) (

0 ,5

kla = 9,0939.10-5
c. Variabel 3 ((Konsentrasi NaOH = 0,2 N, Q =0,15 L/menit)
2

k Ga . dp
CO 2 . Q CO2
=4 , 0777 x
DA
CO2 . a

1 , 403

) (
x

CO 2
CO 2 . D A

dp
=

= 1,8022 x 10-3
3 ,03
=1681, 278
dp

1 , 403

1/ 3

) (

0 ,00166 . dp
1 , 977 x 6 ,5088
=4 , 0777 x
dp
7
6
1 , 26 .10
15 . 10 x 3 , 03

15 . 10
x
7
1, 977 x 1 , 26 . 10

1/ 3

1/3

P3

k la . dp
NaOH . QNaOH
=0 ,2258 x
DA
NaOH . a

k la . 1 ,8022 x 103
1 , 26 .107

0 ,3

) (
x

NaOH
NaOH . D A

2130. 0 , 15
=0 , 2258 x
3 , 98 . 103 . 1681 ,278

0, 5

0 ,3

) (

3 , 98 . 103
x
2130 x 1 , 26 .107

kla = 1,9388 x 10-4

I. PERHITUNGAN k2
= 0,495
= 6(1-) / dp = 6(1-0,495) / dp = 3,03/dp
H = 2,88 x 10-5 g.mole/cm3.atm
Da = 2,1 . 10-9 m2/s = 1,26 . 10-7 m2/menit
P CO2 = 5 ,5

bar

Variabel 1 (Konsentrasi NaOH = 0,75 N, Q = 0.15 L/menit)


=717 , 024

kGa= 0 , 00461/m3 x menit


2
Ra=Q NaOH x N CO 3
Ra=0 , 15 x 2 , 6915
Ra=0 , 4037

OH

0 ,5 . PCO 2
a . H . Da 0 ,5 . 2
Ra

k 2=
k 2=

0 , 4037
0 , 4037

5
7 0 ,5
0, 5
0
,00461
717 , 024 2, 88 10 .(1 , 26 x 10 ) .(0 , 75) . 5 , 5

k 2=1 , 3167 x 10

Variabel 2 (Konsentrasi NaOH = 0,5 N, Q = 0.15 L/menit)

= 570 , 0846
kGa= 0 , 00401/m3 x menit

0 ,5

P3

Ra=Q NaOH x N CO 3
Ra=0 , 15 x 2 ,3415
Ra=0 , 3512

OH

0 ,5 . PCO 2
0 ,5
2
a . H . Da .
Ra

k 2=

0 ,3512
0 , 3512
k 2=

5
7 0 , 5
0 ,5
570 , 0846 2 , 88 10 .(1 ,26 x 10 ) .( 0 ,5) . 5 ,5 0 , 00401
k 2=2 , 398 x 10

Variabel 3 ((Konsentrasi NaOH = 0,2 N, Q = 0.18 L/menit)

= 1681 ,278
kGa= 0 , 00166/m3 x menit
2
Ra=Q NaOH x N CO 3
Ra=0 , 15 x 0 , 9695
Ra=0 , 1454

OH

0 ,5 . PCO 2
a . H . Da 0 ,5 . 2
Ra

k 2=
k 2=

0 , 1454
0 ,1454

5
7 0 ,5
0, 5
1681 , 278 2 ,88 10 .(1 , 26 x 10 ) .(0 , 2) . 5 , 5 0 ,00166

k 2=

1 ,1234 x 10

P3

P3

LAMPIRAN

P3

P3

Anda mungkin juga menyukai