Kronologinya, Zaid kecil menjadi salah satu korban peperangan antar suku
yang kerap terjadi di Jazirah Arab. Dia ditawan oleh pihak "musuh". Waktu
itu, umur Zaid sekitar 8 tahun. Dia selanjutnya menjadi barang dagangan.
Hingga sampailah kemudian kemenakan Ummul-Mukminn Khadjah binti
Khuwailid Radhiyallahu 'anhuma yang bernama Hakm bin Hazam bin
Khuwailid membelinya. Zaid pun berpindah-tangan ke Khadjah
Radhiyallahu 'anha sebagai hadiah. Yang kemudian pasca pernikahannya
dengan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, oleh Khadijah, Zaid
diberikan kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai hadiah.
Selama bertahun-tahun hidup bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam, terasalah kebahagiaan menyelimuti kehidupan Zaid. Sampai
akhirnya, datanglah bapak dan paman Zaid yang telah lama berkelana
mencarinya. Begitu menemukannya, mereka pun berdua ingin menebus
Zaid dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Akan tetapi, beliau tidak
menerima tebusan tersebut, justru menawarkan sebuah kemudahan. Yakni
dengan menawarkan kebebasan memilih kepada Zaid, apakah tetap tinggal
bersama beliau, atau pulang dan tinggal bersama keluarganya?
Yang artinya: Dan Allah tidak menjadikan anak-anak angkatmu sebagai anak
kandungmu (sendiri). Yang demikian itu hanyalah perkataanmu di mulutmu saja.
Dan Allah mengatakan yang sebenarnya dan Dia menunjukkan jalan (yang benar)
(QS al-Ahzaab: 4).
Yang artinya: Panggillah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai)
nama bapak-bapak (kandung) mereka; itulah yang lebih adil di sisi Allah,
dan jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka, maka (panggilah
mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu Dan
tidak ada dosa bagimu terhadap apa yang kamu salah padanya, tetapi (yang
ada dosanya adalah) apa yang disengaja oleh hatimu. Dan adalah Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS al-Ahzaab: 5)
Barang siapa menisbatkan dirinya kepada selain ayah kandungnya
padahal ia mengetahui bahwa itu bukanlah ayah kandungnya, maka
diharamkan baginya surga (HR. Bukhari)
Dalam hadits lain Rasulullah bersabda:
,
,
Barang siapa yang mengaku sebagai anak kepada selain bapaknya
atau menisbatkan dirinya kepada yang bukan walinya, maka baginya
laknat Allah, malaikat, dan segenap manusia. Pada hari Kiamat nanti,
Allah tidak akan menerima darinya ibadah yang wajib maupun yang
sunnah (HR Muslim, no. 3314 dan 3373)
Yang artinya:Dan jika ada orang-orang yang kalian telah bersumpah
setia dengan mereka, maka berilah kepada mereka bagiannya. (AnNisa: 33)
Yang artinya: Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang
Allah telah melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi
nikmat kepadanya: Tahanlah terus isterimu dan bertaqwalah kepada
Allah, sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah
akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah
yang lebih berhak untuk kamu takuti. Maka tatkala Zaid telah mengakhiri
keperluan terhadap isterinya (menceraikannya), Kami kawinkan kamu
dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mumin untuk
(mengawini) isteri-isteri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak
angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada isterinya
(menceraikannya). Dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi (QS alAhzaab: 37).
Kedua hadits diatas diperkuat dengan adanya firman Allah SWT yang
memerintahkan kita untuk tolong menolong dalam rangka kebajikan
dan ketakwaan serta mengajak semua manusia untuk berbuat baik dan
menebarkan kasih sayang.
Firman Allah SWT :
Artinya: Perumpamaan orang-orang mukmin dalam masalah kecintaan
dan kasih sayang serta pertolongan di antara mereka bagaikan satu
tubuh. Jika salah satu organ mengeluh kesakitan, niscaya seluruh tubuh
ikut panas dan tak dapat tidur (HR Ahmad dan Muslim)
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH
ATAS PERHATIANNYA