Anda di halaman 1dari 21

BAB I

A. LATAR BELAKANG

B. RUMUSAN MASALAH

C. TUJUAN

BAB II

A. PENGERTIAN JENAZAH

B. MENGHADAPI DAN MENGURUS ORANG YANG SEDANG SAKIT

C. CARA MEMBIMBING ORANG SAKARATUL MAUT

D. TATA CARA PENGURUSAN JENAZAH

E. TANDA TANDA ORANG YANG MATI SYAHI

F. HAL-HAL YANG BERKAITAN DENGAN PENGURUSAN JENAZAH

BAB III

A. KESIMPULAN

BAB I

A. Latar Belakang
Kita ketahui bahwa petunjuk Rasulullah SAW dalam masalah tata cara
mengurus jenazah adalah petunjuk dan bimbingan yang terbaik dan berbeda
dengan petunjuk umat-umat lainnya. Bimbingan beliau dalam hal mengurus
jenazah didalamnya mencakup aturan yang memperhatikan jenazah. Termasuk
memberi tuntunan yaitu bagaimana sebaiknya keluarga dan kerabatnya
memperlakukan jenazah/mayat.Tetapi saat ini banyak sekali penyimpangan-
penyimpan yang dilakukan oleh umat manusia mengenai tata cara pengurusan
jenazah, sehingga tidak sedikit umat muslim yang bingung mengenai tata cara
pengurusan jenazah yang baik dan benar sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW.

Dengan demikian, petunjuk dan bimbingan Rasulullah SAW dalam mengurus


jenazah merupakan aturan yang paling sempurna bagi jenazah. Aturan yang
sangat sempurna dalam mempersiapkan seorang yang telah meninggal untuk
kemudian bertemu dengan Rabb-Nya dengan kondisi yang paling baik. Bukan
hanya itu, keluarga dan orang-orang yang terdekat sang mayat pun disiapkan
sebagai barisan orang-orang yang memuji Allah dan memintakan ampunan serta
rahmat-Nya bagi yang meninggal.

Makalah ini saya buat InsyaAllah dengan sebaik mungkin, sesuai dengan
kaedah yang benar dan InsyaAllah tidak menyimpang dari ajaran dari Rasulullah
SAW. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan dapat menjadi
petunjuk dalam tata cara mengurus jenazah yang baik dan benar.

B. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan jenazah ?
Bagaimana cara menghadapi dan mengurus orang yang sedang sakit ?
Bagaimana cara membimbing orang yang sakaratul maut ?
Bagaimana tata cara pengurusan jenazah ?
Apa saja tanda tanda orang yang mati syahi ?
Apa saja hal-hal yang berkaitan dengan pengurusan jenazah ?

C. Tujuan
Mengetahui pengertian dari jenazah.
Mengetahui cara menghadapi dan mengurus orang yang sedang sakit.
Mengetahui cara membimbing orang yang sakaratul maut.
Mengetahui tata cara pengurusan jenazah.
Mengetahui tanda tanda orang yang mati syahi.
Mengetahui hal hal lain yang berkaitan dengan pengurusan jenazah.

BAB II

A. Pengertian Jenazah
Kata jenazah diambil dari bahasa Arab ( ) yang berarti tubuh mayat dan
kata yang berarti menutupi. Jadi, secara umum kata jenazah memiliki arti tubuh
mayat yang tertutup. Penyelenggaraan jenazah adalah fardu kifayah bagi sebagian
kaum muslimin, khususnya penduduk setempat terhadap jenazah muslim/
muslimah.

B. Menghadapi dan Mengurus Orang yang Sedang Sakit

Orang yang sakit, wajib menerima ketentuan Allah Taala dan bersabar terhadap
takdirnya serta berbaik sangka kepada Rabbnya karena itu lebih baik baginya ( HR:
Muslim, Al- Baihaqi:Ahkamul Janaiz:11). Sepantasnya dia berada diantara rasa takut
dan harap takut akan siksa Allah atas dosa-dosanya dan mengharapkan rahmat
atas Allah Taala. (HR. Tirmidzi; Ahkamul Janaiz: 11)

Bagaimanapun parah sakitnya maka tidak boleh mengharap kematian, jika dia
terpaksa maka hendaklah mengucapkan doa sebagai berikut:

Allahumma ahyinii maakanatil hayaatu khairan lii, watawaffanii maakanatil wafaitu


khairan lii

Artinya : Ya Allah hidupkanlah aku jika memang baik bagiku, dan matikanlah aku jika
memang itu baik bagiku (HR: Bukhari Muslim).

Jika dia memiliki tanggungan-tanggungan maka hendaknya dia segera


menunaikan kepada pemilik-pemiliknya (HR: Bukhari, Al Baihaqi).Jika tidak mampu
maka hendaknya mewasiatkan hal tersebut kepada orang lain (HR. Bukhari).
Dianjurkan untuk segera membuat wasiat (HR. Bukhari-Muslim).

C. Cara Membimbing Orang Sakaratul Maut

Hadits Tentang Do'a Saat Sakaratul Maut

Detik akhir ajal Rasulullah saw. Imam Bukhari meriwayatkan dari 'Aisyah r.a., ia
bercerita (menjelang ajal menjemput Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam)

"Bahwa di hadapan Rasulullah ada satu bejana kecil dari kulit yang berisi air. Beliau
memasukkan tangan ke dalamnya dan membasuh muka dengannya seraya
berkata: "Laa Ilaaha Illa Allah. Sesungguhnya kematian memiliki sakaratul maut".
Dan beliau menegakkan tangannya dan berkata: "Menuju Rafiqil A'la". Sampai
akhirnya nyawa beliau tercabut dan tangannya melemas."

D'oa Rasulullah di saat terakhir. Rasulullah saw. di akhir hayatnya pernah


memohon pertolongan kepada Allah untuk menghadapi godaan syetan saat
sakaratul maut serta kepedihan proses keluarnya ruh. Doa beliau, Ya Allah,
tolonglah saya untuk mengahadapi sakaratul maut. (HR. Tirmidzi, Ahmad dan Ibnu
Majah). Itulah doa Rasulullah untuk menghadapi sakaratul maut.

Godaan syaitan. Syetan tidak akan menyia-nyiakan waktu itu untuk menggoda
dan menyesatkan anak Adam. Sampai menjelang akhir hayatnya, syetan akan hadir
pada waktu sakaratul maut. Ia berusaha mendoktrin dan mengelincirkan manusia
dari jalan yang benar. Rasulullah bersabda, Sesungguhnya syetan akan
mendatangi kalian saat menjelang kematiannya.Ia menyeru: Matilah sebagai
seorang Yahudi, matilah sebagai seorang Nashrani. (HR. Nasai).

Hal-Hal Yang Disunahkan Tatkala Dekatnya Ajal Seseorang

Talqin. Yakni mengajarnya membaca " La ilaha illallah." Berdasarkan hadits yang
diriwayatkan oleh Muslim, Abu Daud dan Turmudzi dari Abu Sa'id al-Khudri, bahwa
Rasulullah saw. bersabda: "Ajarkanlah orang-orangmu yang akan meninggal
membaca La ilaha illallah!" Dan diriwaytkan pula oelh Abu Daud dari Mu'adz bin
Jabal r.a. yang dinyatakan sah oleh Hakim, bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Siapa-
siapa yang ucapan terakhirnya berbunyi La ilaha illallah, pastilah ia masuk surga!".
Dan talqin itu dilakukan hanyalah bila seseorang itu telah tak sanggup lagi
mengucapkan kalimat syahadat. Jika ia masih dapat mengucapkannya, maka tak
ada artinya untuk mengajarinya. Juga talqin hanyalah terhadap orang yang masih
sadarkan diri dan dapat berbicara. Orang yang hilang ingatan tak mungkin dapat
ditalqinkan, sedang orang yang tak dapat berkata-kata, hendaklah ia mengulang-
ulang syahadat dalam hatinya.

Menghadapkannya ke arah kiblat, dalam keadaan berbaring pada sisi badan


yang kanan.Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Baihaqi dari Abu Qatadah,
juga oleh Hakim yang menyatakan sahnya. "Bahwa tatkala Nabi saw. tiba di
Madinah, ia menanyakan Barra'bin Ma'rar, Ujar mereka: 'Ia sudah wafat dan
mewasiatkan sepertiga hartanya buat Anda, juga agar ia dihadapkan ke arah kiblat
sewaktu hendak meninggal.' Maka sabda Nabi saw.: "Tepat menurut ajaran Agama
Islam! Mengenai hartanya yang sepertiga itu telah saya kembalikan kepada
anaknya.' ....... Dan Ahmad meriwayatkan bahwa sewaktu hendak meninggal,
Fathimah putri Nabi saw. menghadap ke arah kiblat, kemudian memiringkan dirinya
ke sebelah kanan. Menghadap kiblat ini ialah menuruti cara seeperti dititahkan Nabi
saw. waktu tidur, begitu pun letaknya mayat dalam kubur.

Membacakan Surah Yasin. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad,


Abu Daud, Nasa'i, juga oleh Hakim dan Ibnu Hibban yang menyatakannya sah dari
ma'qil bin Yasar: "Yasin adalah jantung Al-Qur'an, dan tidak seorang pun yang
membacanya dengan mengharapkan keridhaan Allah dan pahala akhirat, kecuali ia
kan diampuni-Nya. Dan bacakanlah ia kepada manusia, yakni orang yag hendak
meninggal diantaramu!" Menurut Ibnu Hibban: "Mauta maksudnya ialah orang yang
telah dekat ajalnya, jadi maksudnya bukan dibacakan kepada mayat (orang yang
telah meninggal dunia),"

Menutupkan kedua matanya bila telah meninggal.berdasarkan hadits yang


diriwayatkan oleh Muslim yang lalu, artinya: "Bahwa Nabi saw. datang melawat Abu
Salamah. Didapatinya matanya terbuka, maka ditutupkannya, lalu katanya: 'Jika
nyawa seseorang dicabut, akan diikuti oleh pandangan matanya'."

Menyelimutinya agar tidak tidak terbuka dan supaya rupanya yang berubah
tertutup dari pandangan. Diterima dari 'Aisyah r.a.: "Bahwa Nabi saw. ketika beliau
wafat, jasadnya ditutupi dengan selimut Yaman." Dan dibolehkan mencium mayat
menurut ijma'. Rasulullah saw. telah mencium mayat Usman bin Mazh'un, sedang
Abu Bakar r.a. menelungkup dan meratapi tubuh Nabi saw. sewaktu ia wafat, lalu
menciumnya diantara kedua matanya, serta katanya: "Wahai Nabiku, wahai
junjunganku yang kucinta...!

Segera menyelenggarakan pemakamannya, bila telah diyakini


kematiannya.Maka hendaklah walinya segera memandikan, menyalatkan dan
menguburkannyaa sebelum timbul perubahan. Berdasarkan hadits yang
diriwayatkan oleh Abu Daud dari Hushein bin Wahwah tanpa penjelasan lebih lanjut,
Nabi saw. pergi menjenguk ketika Thalhal bin Barra' jatuh sakit, maka katanya: "Tak
sempat lagi saya melihat Thalhah kecuali setelah ia menjadi mayat! Dari itu
hendaklah kamu cepat memberitahukan padaku, dan mengenai jenazah, hendaklah
segera pemakamannya, karena tidak layak bila jenazah Muslim itu ditahan lama-
lam diantara keluarganya!" Dan tidak seorang pun yang dinantikan kehadirannya
kecuali wali. Mengenai wali ini, memang boleh ditunggu selama mayat tidak
dikhawatirkan akan berubah.

Membayar utangnya, berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah


r.a. oleh Ahmad dan Ibnu Majah, juga oleh Turmudzi yang menyatakan sebagai
hadits hasan, bahwa Nabi saw. bersabda: "Nyawa seorang mukmin itu tergantung
kepada utangnya sampai dibayar lebih dulu."Maksudnya urusannya terhalang, tak
dapat diputuskan berbahagia atau celaka atau terhalang buat masuk surga.Ini buat
mayat yang berhutang dan ada meninggalkan harta untuk membayarnya.

Adapun orang yang tidak mempunyai harta dan meninggal dengan rencana
hendak membayarnya, maka ada keterangan bahwa Allah akan membayarkannya,
demikian pula orang yang memilki harta dan hendak membayarnya, tetapi tidak
dibayarkan oleh ahli warisnya. Diriwayatkan oleh Bukhari dari Abu Hurairah r.a.
bahwa Nabi saw. bersabda: "Barang siapa mengambil harta orang dan bermaksud
hendak membayarnya, maka Allah akan membayarkannya. Dan barang siapa yang
mengambilnya dengan maksud hendak menggelapkannya, (berniat tidak
membayar-pen.), maka Allah akan menghabiskannya."

D. Tata Cara Pengurusan Jenazah.


Firman Allah S.W.T. :

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada kami
kamu dikembalikan. ( QS. Al Ankabuut : 57).

Apabila ada orang yang meninggal dunia, maka kita sebagai orang islam diharuskan
untuk melakukan hal-hal sebagai berikut :

a. Segera memejamkan mata sang mayat dan mendoakannya.


b. Menutup seluruh badan sang mayat dengan pakaian selain yang
dikenakannya.
c. Menyegerakan pengurusan jenazah hingga proses pemakamannya bila
telah nyata kematiannya.

Hukum merawat Jenazah adalah Wajib Kifayah artinya cukup dikerjakan oleh
sebagian masyarakat , bila seluruh masyarakat tidak ada yang merawat maka
seluruh masyarakat akan dituntut dihadapan Allah Swt.sedang bagi orang yang
mengerjakannya, mendapat pahala yang banyak.disisi Allah Swt

1) Memandikan Jenazah

Ketika memandikan jenazah, tidak semua orang boleh hadir. Mereka yang hadir
aadalah orang yang diperlukan kehadirannya. Oleh sebab itu, ada syarat tertentu
yang harus diperhatikan, antara lain :

Orang muslim, berakal, dan balig cukup umur.


Orang yang wajib memandikan jenazah wajib niat.
Orang jujur, saleh, dan dapat dipercaya. Hal itu dimaksudkan agar orang itu
hanya menyiarkan mana-man yang baik dan menutupi mana-man yang jelek
tentang si mayat.
Orang yang utama memandikan jenazah.
o Untuk jenazah laki-laki, orang yang utama memandikan adalah orang
yang diberi wasiat, kemudian bapak, kakek, keluarga terdekat,
mahram dari pihak laki-laki, dan boleh juga istrinya.
o Untuk jenazah perempuan, yang memandikan adalah ibunya,
neneknya, atau keluarga terdekat dari pihak wanita serta suaminya.
o Jika jenazah anak laki-laki, boleh perempuan memandikannya. Jika
anak perempuan boleh laki-laki memandikannya,
o Jika perempuan yang mati dan semuanya yang hidup laki-laki dan
tidak ada suaminya atau sebaliknya, jenazah tersebut tidak
dimandikan, tetapi ditayamumkan oleh salah seorang dari mereka
dengan memakai lapis tangan. Rosulullah saw bersabda yang
Artinya :
Jika seseorang perempuan meninggal di lingkungan laki-laki dan tidak ada
perempuan lain atau laki-laki meninggal di lingkungan perempuan-
perempuan dan tidak ada laki-laki selainnya maka hendaklah mayat-mayat
itu ditayamumkan, lalu dimakamkan. Keduanya itu sama halnya dengan
orang yang tidak mendapatkan air.(HR. Abu Dawud dan al-Baihaqi)

Dalam memandikan mayat, hendaknya menjaga hal-hal sebagai berikut:

a. Memulai memandikannya dari sebelah kanan, dan anggota badan yang


dibasuh ketika berwudhu
b. Memandikan tiga kali atau lebih sesuai dengan yang dibutuhkan
c. Hendaklah memandikan dengan hitungan ganjil (3 kali, 5 kali, 7 kali, dan
seterusnya)
d. Hendaklah air yang digunakan untuk memandikan dicampurkan dengan
sabun atau sejenisnya
e. Pada saat akhir memandikannya hendaknya mencampuri airnya dengan
parfum, kapur barus, atau sejenisnya
f. Menguraikan rambutnya
g. Hendaklah yang memandikan mayat laki-laki adalah orang laki-laki, dan
yang yang memandikan mayat perempuan adalah orang-orang perempuan
h. Cara memandikannya dengan menggunakan kain pembersih atau
sejenisnya. Lalu digosok-gosokkan di bawah kain penutup, setelah
pakaiannya dilepaskan. Dianjurkan untuk memotong kukunya jenazah,
mencukur bulu ketiak dan kemaluan, menyisir rambut jenazah. Lalu
menyekanya dengan handuk.

Adapun cara memandikan jenazah itu dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Niat karena Allah taala.


2. Melepaskan segala pakaian yang melekat di badan jenazah dan menggantinya
dengan kain yang menutup aurat.
3. Melepaskan perhiasan dan gigi palsunya jika memungkinkan.
4. Membersihkan rongga mulutnya, kuku- kukunya dan seluruh tubuhnya dari
kotoran dan najis.
5. Memulai memandikan dengan membersihkan anggota wudunya, dengan
mendahulukan yang kanan dan menyiramnya sampai rata tiga, lima,tujuh kali atau
sesuai dengan kebutuhan.
6. Jenazah dimiringkan ke kiri kemudian bagian kanan badan disiram dengan air,
dan selanjutnya dimiringkan ke kanan dan bagian kiri badan disiram dengan air,
siramlah dengan bilangan ganjil.
7. Pada waktu jenazah disiram dengan air, badannya di gosok-gosok guna
menghilangkan najis/ kotoran sekaligus untuk meratakan air ke seluruh tubuh,
perutnya di urut dengan pelan atau badannya di bungkukkan sedikit supaya gas
dan kotoran yang ada dalam perutnya keluar, dan tempat keluar kotoran tersebut
disiram dengan air yang harum dengan memakai sarung tangan.
8. Pada bagian akhir siraman hendaklah disiram dengan wangi- wangian.
9. Mengeringkan badan jenazah dengan handuk dan berilah wangi-wangian. Bagi
jenazah yang berambut panjang hendaklah dikepang rambutnya jika
memungkinkan.

Selain hal di atas, yang perlu diperhatikan terhadap jenazah adalah sebagai berikut:
1. Orang yang gugur, syahid dalam peprangan membela agama Allah cukup
dimakamkan dengan pakaian yang melekat di tubuhnya ( tanpa dimandikan,
dikafani dan disalatkan ).
2. Orang yang wafat dalam keadaan berihram di rawat seperti biasa tanpa diberi
wangi-wangian.
3. Orang yang syahid selain dalam peperangan membela agama Allah seperti
melahirkan, tenggelam, terbakar dirawat seperti biasa.
4. Jenazah janin yang telah berusia empat bulan dirawat seperti biasa.
5. Jika terdapat halangan untuk memandikan jenazah, maka cukup diganti dengan
tayammum.
6. Bagi orang yang memandikan jenazah, disunnahkan untuk mandi sesudahnya.

2) Mengkafani Jenazah

Setelah usai memandikan jenazah, maka diwajibkan mengkafaninya.


Mengafani jenazah adalah menutupi atau membungkus jenazah dengan sesuatu
yang dapat menutupi tubuhnya walau hanya sehelai kain. Hukum mengafani
jenazah muslim dan bukan mati syahid adalah fardlu kifayah. Kafan yang digunakan
utuk membungkus jenazah hendaklah mencukupi untuk menutup seluruh tubuhnya.

Dalam mengafani jenazah, terdapat hal-hal yang disunnahkan, antara lain:

Kain yang digunakan hendaklah bagus, bersih, dan menutupi seluruh tubuh.
kain kafan hendaklah berwarnah putih.
Jumlah kain kafan bagi laki-laki hendaklah tiga lapis, sedengkan perempuan
lima lapis.
Sebelum digunakan untuk membungkus, kain kafan hendaknya diberi
wangi-wangian.
Tidak berlebihan dalam mengafani jenazah.

Mengkafani jenazah dilakukan dengan cara:

dianjurkan mengkafani dengan 3 helai kain kafan yang berwarna putih bagi
jenazah laki-laki, dan 5 helai kain kafan untuk jenazah perempuan. Kain kafan
tersebut dibubuhi wewangian kemudian membalut jenazah dengan kain kafan
tersebut.

Pada lapis yang pertama dibubuhi wewangian khusus, kemudian letakkan


jenazah diatas kafan tersebut dalam posisi terlentang. Lalu letakkan kapas yang
telah dibubuhi wewangian pada selakangan jenazah. Hendaklah menyediakan kain
yang telah dibubuhi kapas untuk menutupi aurat jenazah dengan melilitkannya
(seperti popok) kemudian hendaklah membubuhi wewangian pada lekuk wajah
jenazah. Kemudian lembaran pertama dilipat dari sebelah kanan terlebih dahulu,
menyusul lembaran kedua dan ketiga seperti halnya lembaran yang pertama.
Kemudian menambatkan tali-tali pengikatnya yang berjumlah tujuh utas tali. Lalu
gulung lebihan kain kafan pada ujung kepala dan kakinya agar tidak lepas
ikatannya, kemudian lipat kea rah kaki dan arah kepala.

Jenazah wanita dikafani dengan lima helai kain yaitu kain sarung untuk menutupi
bagian bawahnya, kerudung untuk menutupi bagian kepalanya, baju kurung (yang
terbuka sisi kanan dan kirinya) serta dua helai kain yang digunakan untuk menutupi
sekujur tubuhnya.

3) Menyalatkan Jenazah

Mensholatkan jenazah orang Islam Hukumnya adalah fardhu kifayah.Rasulullah


saw., bersabda :

( )
: . .

Artinya : Bersabda Rasulullah saw., sholatlah olehmu orang-orang yang


meninggal. (HR. Ibnu Majah )

Mensholatkan jenazah dengan cara sebagai berikut:

a. Sholat jenazah ialah sholat yang dikerjakan sebanyak 4 takbir dalam


rangka mendoakan orang muslim yang meninggal, apabila jenazahnya laki-
laki Imam hendaklah berdiri setentang/Sejajar dengan kepala jenazah, dan
berdiri tepat pada bagian tengah jenazah apabila jenazahnya perempuan
b. Kemudian imam takbir empat kali. Setelah takbir pertama, membaca
taawudz, kemudian surat al-fatihah
c. Pada takbir kedua, membaca sholawat nabi sebagaimana yang biasa
dibaca dalam tashyahud
d. Kemudian setelah takbir ketiga, membaca doa. Setelah takbir keempat
juga membaca doa lalu mengucapkan sekali salam kekanan. Pada setiap
takbir mengangkat kedua tangan

Cara shalat:

1. Letakkan jenazah di hadapan imam. Imam berdiri di hadapan kepala mayit jika
laki-laki. Jika mayitnya perempuan, maka imam berdiri di tengah-tengah mayit.
Kemudian makmum berdiri di belakang imam.

Disunnahkan membuat tiga shaf (barisan).


Disukai yang menshalatinya jamaah yang banyak
Jika mayitnya anak laki-laki & perempuan, maka posisi imam berdiri seperti pada
posisi mayit wanita dewasa.
Tidak mengapa bagi Imam meberitahukan jenis kelamin mayit kepada makmum,
agar dapat berdoa sesuai dengan kata gantinya.
2. Imam bertakbiratul ihram dengan mengangkat kedua tangannya, kemudian
meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di atas dada. Kepala menunduk &
pandangan tertuju kepada tempat sujud.

3. Bertaawudz, membaca basmallah, tidak membaca doa iftitah, membaca surat


al-fatihah. Semuanya dibaca secara sir (pelan).

4. Imam takbir yang kedua seraya mengangkat tangan kemudian membaca


shalawat.

5. Kemudian bertakbir yang ketiga sambil mengangkat tangan terus berdoa bagi
sang mayit.

Keterangan :

a. Lafal lafal niat mewudhukan jenazah

Lafal niat mewudhukan jenazah laki laki

Lafal niat mewudhukan jenazah perempuan

b. Lafal lafal niat memandikan jenazah

Lafal niat memandikan jenazah laki laki

Lafal niat memandikan jenazah perempuan

Lafal niat mentayamumkan jenazah

Artinya : Saya niat tayamum untuk menggantikan membasuh dibawah ini jenazah
karena allah ta ala .

c. Lafal lafal niat shalat jenazah

1. untuk jenazah laki laki Satu



/




2. untuk jenazah laki laki dua




/





3. untuk jenazah banyak



/



4.untuk jenazah perempuan Satu



/



5. untuk jenazah ghoib ( imam )



(

)

6. untuk jenazah ghoib ( makmum )







d. Lafal doa setelah takbir ke 3

Ya Allah , ampunilah dia , berilah kasih (rahmat ) padanya , berilah maaf padanya ,
muliakanlah kedatangannya ( tempatnya ) , lapangkanlah pintu masuknya ( kekubur
) dan jadikanlah surga tempat kembalinya .

e. Lafal do a setelah takbir ke 4

Ya Allah , janganlah Engkau rugikan kami dari pada mendapat pahalanya , dan
janganlah Engkau beri kami fitnah sepeninggalnya , dan ampunilah kami dan dia .

Penjelasan :

Ketika membaca doa dalam salat jenazah setelah takbir ke 3 dan ke 4 hendaklah
bacaan dlamir ( kata ganti orang ) disesuaikan dengan jenis jenazah tersebut ( laki
laki atau permpuan ), misalnya :

1. Apabila jenazahnya wanita maka dlamir ( kata ) hu ( ) diganti dengan dlamir ha


( )

2. Apabila jenazahnya dua orang maka damir(kata )hu ( ) diganti dengan damir
huma(

3. Apabila jenazahnya banyak maka dlamir( kata )hu ( ) diganti dengan dlamir
hum (
)

4) Penguburan Jenazah
Setelah disholatkan, jenazah segera dikuburkan. Jenazah sebaiknya dipikul oleh
empat orang jamaah. Sebelum proses penguburan sebaiknya lubanng kubur
dipersiapkan terlebih dahulu, dengan kedalaman minimal 2 m agar bau tubuh yang
membusuk tidak tercium ke atas dan untuk menjaga kehormatannya sebagai
manusia. Selanjutnya, secara perlahan jenazah dimasukkan ke dalam kubur di
tempatkan pada lubang lahat, dengan dimiringkan ke arah kiblat. Selanjutnya, tali
pengikat jenazah bagian kepala dan kaki dibuka agar menyentuh tanah langsung.

Dalam meletakkan jenazah kedalam liang kubur, hendaknya membaringkan


jenazah dengan posisi lambung kanan dibawah dan wajahnya menghadap kea rah
kiblat. Sementara kepala dan kedua kainya bertumpu pada sisi kanan dan
menghadap kiblat.

Saat meletakkan jenazah hendak membaca :

( )

Artinya:Dengan menyebut Asma Allah dan atas agama Rasulullah. (HR. Tirmidzi
dan Abu Daud)

Hal-hal yang disunahkan sesudah pemakaman jenazah adalah seperti berikut:

a. meninggikan kuburan sekadar sejengkal dari permukaan tanah dan tidak


diratakan dengan tanah, agar dikenali makamnya dan tidak ditelantarkan.
b. hendaknya gundukan tanah lebihan dibentuk seperti punuk.
c. hendaknya memberi tanda pada makam dengan batu atau sejenisnya agar
diketahui bagi keluarganya.
d. Agar posisi jenazah tidak berubah, sebaiknya diberi ganjalan dengan
bulatan tanah atau bulatan tanah kecil. Selanjutnya, lubang tanah ditutup
dengan kayu atau bambu sehingga waktu penimbunan tubuh jenazah tidak
terkena dengan tanah.
e. Ucapan sesudah pemakaman bagi orang yang berada di atas kuburan
menaburkan tanah dengan dua tangan nya, tiga (3) kali kearah kepala nya,
dan dianjurkan membaca doa ketika menaburkan tanah
taburan pertama ( )
taburan kedua ( )
taburan ketiga ( )
f. hendaklah salah seorang berdiri di samping kuburan jenazah untuk
memohonkan kemantapan
dalam menjawab setiap Tanya dalam kubur dan ampunan bagi jenazah,
seraya menyuruh kepada yang hadir untuk melakukan hal yang
sama.Rasulullah saw., bersabda :

( )
Artinya:Mohonkan ampun untuk saudaramu dan mintakanlah keteguhan
iman baginya, karena ia sekarang sedang diperiksa. ( HR. Bukhori dan
Muslim )

) :

(

Artinya : Bahwa Nabi saw, apabila telah selesai menguburkan jenazah,


beliau berdiri diatasnya dan bersabda: mohonkanlah ampun untuk
saudaramu dan mintakanlah untuknya supaya di beri ketabahan karena
sesungguhnya ia sekarang sedang ditanya. (HR. Abu Daud)

E. Tanda Tanda Orang Mati Syahid

1.Mengucapkan syahadat ketika akan mati (HR: Hakim, Ahmad, Ibnu Majah
2. Mati dengan keringat di dahi (HR. Ahmad,An-Nasai, Hakim)
3. Mati pada malam jumat atau siangnya ( HR: Ahmad, Tirmidzi)
4. Mati syahid atau terbunuh di medan perang (HR. Ahmad, Tirmidzi)
5. Mati di jalan Allah ( HR. Muslim, Ahmad)
6. Mati karena penyakit radang selaput dada (HR. Ahmad, Abu Dawud)
7. Mati karena wabah penyakit thaun (HR. Bukhari, Ahmad)
8. Mati karena sakit perut (HR. Muslim, Ahmad)
9. Mati karena tenggelam (HR. Bukhari-Muslim)
10. Mati karena keruntuhan (HR: Bukhari-Muslim)
11. Kematian wanita dalam kehamilannya dengan sebab anaknya
(HR. Ahmad, Ad-Darimi)
12. Mati karena penyakit TBC (HR. Thabarani)
13. Mati dalam membela agama atau nyawa (HR. Ahmad, Abu Dawud)
14. Mati dalam membela harta yang akan dirampas (HR. Bukhari-Muslim)
15. Mati dalam keadaan berjaga di jalan Allah (HR. Muslim, An-Nasai)
16. Mati tatkala beramal saleh (HR. Ahmad)
17. Mati karena terbakar (HR. Ahmad, Abu Daud, An- Nasai)Ahkamul Janaiz: 48-59

Pujian Terhadap Jenazah: Pujian kebaikan terhadap mayat dari kalangan kaum
muslimin, paling sedikit 2 orang diantaranya tetangganya dari kalangan orang saleh
dan berilmu akan menyebabkan surga baginya (Ahkamul Janaiz: 60).Dari Anas bin
Malik:Pada suatu ketika lewatlah jenazah seorang muslim di depan para sahabat
lalu mereka memuji sambil menyebut kebaikan-kebaikannya, lantas Rasulallah
shallallahualaihi wasallam bersabda: Wajib, kemudian lewatlah jenazah yang lain
maka para sahabat mencelanya sambil menyebutkan keburukan-keburukannya.
Lantas Rasulallah shallallahualaihi wasallam bersabda Wajib. Lantas Umar bin
Khattab mengatakan, Wahai Rasulullah apa maksudnya Wajib? Lalu beliaupun
bersabda: Jenazah pertama yang kalian sebut kebaikannya maka baginya surga dan
jenazah kedua yang kalian sebut keburukannya maka baginya neraka. Kalian adalah
saksi Allah di muka bumi (HR. Bukhari-Muslim).Jika kematiaan seseorang bersamaan
dengan gerhana matahari atau bulan, hal itu TIDAK menunjukkan apapun juga.
Keyakinan bahwa hal itu menunjukkan keagungan orang yang mati termasuk
khurafat jahiliyyah yang batil (Ahkamul Janaiz:63).

F. Hal Hal yang Berkaitan dengan Pengurusan Jenazah

Takziyah

Sebagai seorang muslim yang baik hendaknya selalu membiasakan bertakziyah


kepada keluarga yang sedang berduka cita, karena hal ini sangat dianjurkan oleh
Rasulullah SAW.

a) Pengertian Takziyah dan hukumnya

Takziyah berasal dari kata azza-yuazzi yang artinya berduka cita atau berbela
sungkawa atas musibah yang menimpa. Dalam konteks muamalah Islam, takziyah
adalah mendatangi keluarga orang yang meninggal dunia dengan maksud
menyabarkannya dengan ungkapan-ungkapan yang dapat menenangkan perasaan
dan menghilangkan kesedihan. Disyariatkan takziyah kepada keluarga mayat, yaitu
denga mendorongnya untuk sabar denga menyebutkan janji pahala kesabaran serta
mendoakan akan kebaikan untuk mayat ( Masalah Jenazah: 65).Sesungguhnya
milik Allah lah apa yang diambilNya juga apa yang diberikanNya, dan segala
sesuatu di sisiNya menurut batas waktu akan ditentukanperintahkanlah ia untuk
bersabar dan mengharap pahala (HR. Bukhari-Muslim).

Disyariatkan juga bertakziyah dengan perkataan yang baik yang ditujukan untuk
menghibur dan membesarkan hati keluarga mayat selama hal tersebut tidak
menyelisihi syariat. Q.S Ar Rahman:55:26-27: 26. semua yang ada di bumi itu akan
binasa.27. dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan
kemuliaan.Takziyah tidak mesti dilakukan pada waktu dan tempat tertentu, namun
bisa dilaksanakan kapan dan dimana saja tatkala bertemu dengan orang yang
tertimpa musibah, baik itu di jalan, di tempat umum, maupun di tempat lainnya,
selama musibah masih terasakan olehnya. Karena hakekat Takziyah itu sendiri
adalah menghibur dan membesarkan hati orang yang ditimpa musibah.

Takziyah tidak dibatasi dengan 3 hari. Bahkan kapan saja seseorang melihat
adanya faedah di dalam takziyahtersebut, maka hendaklah ia melakukannnya
(Masalah Jenazah:66).Dalam takziyah hendaklah dijauhi dua perkara walaupun
kebanyakan manusia pada saat ini banyak melakukannya (Ahkamul Janaiz:210):

1. Berkumpul-kumpul untuk melakukan takziyah di tempat khusus seperti rumah,


pekuburan, atau masjid.

2. Keluarga mayat membuatkan makanan dan menjamu orang-orang yang datang


takziyah.Kami (para sahabat nabi) menganggap berkumpul-kumpul ke tempat
keluarga mayat dan membuat jamuan setelah penguburan mayat termasuk niyaah
(meratap) (HR. Ibnu Majah; Ahkamul Janaiz:210).Yang sesuai dengan sunnah
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam adalah, kerabat dan tetangga membuatkan
makanan yang mengenyangkan bagi keluarga mayat (Ahkamul Janaiz:
211).Sediakanlah makanan bagi keluarga Jafar karena telah datang pada mereka
perkara yang menyibukkan mereka (HR. Abu Dawud; Ahkamul Janaiz: 211).

Hal-hal yang perlu dilakukan ketika seseorang bertakziyah antara lain, yaitu:

Orang yang mendengar musibah kematian hendaknya menucapkan:

Sesungguhnya kita milik Allah dan kepada-Nya kita kembali.

Memakai pakaian yang rapi dan sopan, tidak berbicara keras, bercanda,
tertawa terbahak-bahak, atau sikap-sikap lain yang tidak terpuji.
Memberikan bantuan kepada yang terkena musibah, baik bantuan moral
maupun material untuk mengurangi beban kesulitan dan kesedihannya.
Jika orang yang mendapat musibah termasuk orang-orang yang dekat
dengan kita, hendaknya kita menghibur mereka agar tidak berlarut-larut
dalam duka dan menganjurkan kesabaran karena semua manusia pasti akan
mengalaminya
Ikut mengantarkan jenazah ketempat pemakaman untuk menyaksikan
penguburannya.

Menjauhi perbuatan yang dilarang selama bertakziyah, antara lain:

i. Menangisi jenazah secara berlebih-lebihan (meratap), karena akan


menyengsarakan bagi yang meninggal.

ii. Mencaci maki jenazah dan menampakan sikap tidak senang kepada keluarga
yang ditinggal mati.

Hikmah Takziyah

i. Dengan bertakziyah akan tercipta hubungan silahturahim yang lebih erat


antara orang yang bertakziyah dengan keluarga yang terkena musibah kematian.

ii. Keluarga yang terkena musibah dapat menghibur dengan takziyah sehingga
mengurangi beban.

iii. Orang yang bertakziyah dapat ikut mendoakan kepada jenazah agar dosa-
dosanya diampunin dan amal kebaikannya dapat diterima oleh Allah SWT.

iv. Mendapat pahala dari Allah SWT.

Yang bermanfaat bagi jenazah:


1. Doa seorang muslim untuk mayat. Q.S. Al Hasyr 59: 10: 10. dan orang-orang
yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: Ya Rabb
Kami, beri ampunlah Kami dan saudara-saudara Kami yang telah beriman lebih dulu
dari Kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati Kami
terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb Kami, Sesungguhnya Engkau Maha
Penyantun lagi Maha Penyayang.Doa seorang muslim kepada saudaranya yang
tidak ada di hadapannya, mustajab(terkabul). Di sisi kepalanya ada malaikat yang
berdoa setiap dia mendoakan saudaranya dengan kebaikan maka berkatalah
malaikat itu:Amin dan bagimu semisalnya (HR.Muslim).

2. Menunaikan puasa nadzarnya (Ahkamul Janaiz:213)Saad bin Ubadah


menminta fatwa kepada Rasulullah: Sesungguhnya ibuku meninggal sedang ia
punya nadzar (bagaimana)? Nabi bersabda: Tunaikanlah nadzar ibumu. (HR.
Bukhari-Muslim).

3. Membayarkan utang mayat oleh siapa saja, baik wali mayat atau selainnya
(Ahkamul Janaiz: 216).4. Amal-amal shalih yang dilakukan oleh anaknya yang shalih
(Ahkamul janaiz :216).Sesungguhnya sebaik-baiknya yang dimakan seseorang
adalah hasil usahanya sendiri, dan anaknya termasuk hasil usahanya ( HR. Abu
Dawud; Ahklamul Janaiz: 216).5. Apa yang ditinggalkannya dari hal-hal yang baik
dan shadaqah jariyah (Ahkamul Janaiz:223).Jika seorang manusia mati,maka
terputuslah seluruh amalnya kecuali tiga hal: dari shadaqah jariyah, atau ilmu yang
bermanfaat, atau anak yang shalih yang mendoakannya (HR. Muslim).

Ziarah Kubur

Pengertian dan hukum ziarah kubur

Yang dimaksud dengan ziarah kubur menurut bahasa Arab yang berarti
mendatangi atau mengunjungi dalam bahasa arab disebut zara, yazura, atau
ziaratun. Dengan demikian, ziarah kubur berarti mengunjungi atau mendatangi
kubur seseorang dengan maksud untuk mengambil pelajaran yang berkaitan
dengan kematian dan kehidupan di akhirat dan mendoakannya supaya dosa-dosa
mereka diampuni oleh Allah SWT.

Tujuan ziarah kubur:

1. Penziarah mengambil manfaat dengan mengingat mati dan orang


yang mati. Dan tempat mereka ke Surga atau ke neraka.
2. Si mayit mendapat kebaikan dengan perbuatan baik dan salam
untuknya serta mendapat doa permohonan ampunan. Dan ini khusus
untuk mayat yang Muslim. (Ahkamul Janaiz halaman 239)
3. Orang yang ziarah kubur akan mengingat mati dan kehidupan di
akhirat sehingga dapat menimbulkan dorongan bagi seseorang untuk lebih
meningkatkan amal kebaikan.
4. Orang yang ziarah kubur akan mendapat pahala dari Allah SWT karena
ziarah kubur termasuk amalan sunah.

Adab berziarah kubur

Mengucapkan salam saat memasuki pintu masuk atau kawasan perkuburan,


yaitu dengan membaca:

Rosulullah s.a.w. mengajarkan bila masuk makam Islam agar salam{HR.Muslim dr


Buroidah r.a.}: As
salamu alaikum ahlad diyaari minal muminina wal muslimiina wa innaa
ingsyaa_allahu bikum laa chiquuna nas_alullaha lanaa wa lakumul aafiyah.
Artinya:Selamat sejahtera atas kamu penduduk daerah kaum muminin dan
muslimin,dan bila Allah menghendaki kami akan menyusulmu,kami mohon kepada
Allah untuk kami dan kamu agar sejahtera. Bila hanya lewat baca:
Aslamu alaikum ya ahlal qubur,yaghfirullahu lanaa
wa lakum,angtum lanaa salafun wa nachnu bil atsar. Artinya:Selamat sejah tera
atas kamu sekalian wahai penghuni qubur,semoga Allah mengampuni kami dan
kamu sekalian,kamu mendahului kami dan kamipun akan menyusul.

Mengindari duduk diatas perkuburan atau melintasinya. Hal ini sebagaimana


sabda Rasulullah SAW:

,Sesungguhnya seorang dari kalian yang duduk ditas bara api lalu membakar
pakaian hingga menyisakan kulitnya lebih baik baginya daripada duduk diatas
sebuah kuburan. (HR. Muslim didalam Shahih nya) Sabdanya saw yang
lain,Sesungguhnya aku berjalan diatas bara api atau pedang atau aku menambal
sandal dengan kakiku lebih aku sukai daripada berjalan diatas sebuah kuburan
muslim. (HR. Ibnu Majah, dishahihkan oleh al Bushairiy dan sanadnya baik menurut
al Albani)Sabdanya saw yang lain,Janganlah kalian duduk diatas kuburan dan
janganlah shalat menghadapnya. (HR. Muslim)

Memanjatkan doa dan memohonkan ampun untuk ahli kubur dan para
peziarah.
Dilarang melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama.

Doa-doa:

Ada beberapa doa yang shahih yang dituntunkan untuk diucapkan ketika berziarah
ke kubur, namun kami cukupkan dengan menyebutkan dua saja di antaranya :

Semoga keselamatan tercurah bagi kalian wahai penghuni kubur dari kaum
Mukminin dan muslimin, dan sesungguhnya kami Insya Alloh akan menyusul kalian,
kami minta ampun kepada Alloh untuk kami dan untuk kalian (HR. Tirmidzi)

Semoga keselamatan tercurah kepada penghuni kubur ini dari kalangan Mukminin
dan Muslimin dan semoga Allah merahmati orang yang telah duluan dari kami dan
yang belakangan dan kami insya Allah akan menyusul kalian. (HR. Muslim)
(Ahkamul Janaiz halaman 239-240)

Yang haram dilakukan dikubur:

1. Tidak ada penyembelihan (di kuburan) dalam Islam (HR. Abu Dawud; Ahkamul
Janaiz: 228).

2. Haram mengecat kubur dengan kapur atau yang semacamnya (Ahkamul Janaiz:
260).

3. Diharamkan duduk di atas kubur (Ahkamul Janaiz: 260).

4. Diharamkan membangun ( di atas) kubur (Ahkamul janaiz: 260).

5. Meninggikan kubur dengan tanah dari luar (Ahkamul Janaiz: 260).

6. Diharamkan menulisi kubur (Ahkamul Janaiz: 260).Rasulullah shallallahu alaihi


wa sallam melarang menyemen/ mengapur kubur, duduk diatasnya,
membangunnya, menambahnya atau menulisinya (HR. Abu Dawud; Ahkamul Janaiz:
260).Sebagian ulama membolehkan menulisi sekedar namanya saja sebagai tanda
agar kubur dikenali (Fatawa Taziyah Syaikh Al Utsaimin).

7. Diharamkan shalat di dekat kubur baik menghadap kubur ataupun tidak


(Ahkamul Janaiz:269-270).Janganlah kalian shalat menghadap kubur (HR.
Muslim).Bumi semua adalah masjid, kecuali kuburan dan kamar mandi (HR. Abu
Dawud; Ahkamul Janaiz: 228).Adapun bagi kaum muslim yang belum menshalatkan
jenazah dan dia ingin menshalatkannya padahal jenazah sudah dikubur, maka boleh
menshalatkan di kuburan sebagaimana hal ini pernah dilakukan oleh Nabi
shallallahu alaihi wa sallam (HR. Bukhari-Muslim).

8. Haram membangun masjid di atas kuburan (Ahkamul Janaiz: 275).Semoga Allah


melaknat orang-orang Yahudi dan Nashrani . Mereka menjadikan kuburan nabi-nabi
mereka sebagai masjid-masjid (HR. Bukhari-Muslim).

9. Haram menjadikan kuburan sebagai Ied, yaitu sebagai tempat berkumpul dan
didatangi pada waktu-waktu tertentu (untuk beribadah) (Ahkamul Janaiz).Janganlah
kalian menjadikan kuburanku sebagai Ied (HR Abu Dawud; Ahkamul Janaiz: 280).

10. Diharamkan bersafar menuju kubur (Ahkamul Janaiz: 280).Bila seseorang


berangkat haji dan mengunjungi Masjid Nabawi yang di dalamnya terdapat kuburan
Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan dua sahabatnya, maka hendaknya yang
menjadi tujuan utama adalah mengunjungi Masjid Nabawi, bukan untuk berziarah
ke makam Nabi shallallahu alaihi wa sallam (disarikan dari Al Wajiz: 267).Tidak
boleh bersusah payah menempuh pejalanan (dalam rangka ibadah ) melainkaan ke
tiga masjid: Masjidil Haram, Masjid Rasul, dan Masjid Al-Aqsha (HR.Bukhari-Muslim).

11. Menyalakan lampu di dekat kubur atau menerangi kubur (Ahkamul


Janaiz:294).Setiap bidah itu sesat dan setiap kesesatan tempatnya di neraka
(HR.Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah).

12. Haram memecahkan tulang mayat muslimin (HR. Abu Dawud; Ahkamul
Janaiz:295)

BAB III

A. Kesimpulan

Tata cara dalam mengurus jenazah perlu diperhatikan seperti apa dan bagaimana
prosedur yang harus dilakukan, mengingat jenazah tersebut akan dikubur dan
ruhnya akan bertemu dengan Rabbnya, maka sebisa mungkin kondisi dari jenazah
tersebut harus dalam keadaan baik.

Hidup dan mati adalah hak Allah swt. Apabila Allah swt telah menghendaki
kematian seseorang, tidak seorang pun dapat menghindari dan lari dari takdir-Nya.
Karena, setiap orang pasti akan merasakan kematian.

Manusia adalah ciptaan Allah swt yang sempurna diantara ciptaan Allah swt yang
bagus. Allah swt akan memulihkan manusia yang beramal saleh dan memberi
balasan atas apa yang dilakukan di dunia. Yang beramal saleh akan mendapat
balasan dengan kebaikan dan barakah-Nya. Sementara itu, yang tidak beramal
saleh akan menerima azab-Nya.

Tata cara pengurusan jenazah meliputi, memandikan, mengkafani, mensholatkan


dan menguburkan.

Jenazah yang sedang ihram tidak boleh diberi wangi-wangian


Jenazah yang mati syahid tidak boleh dimandikan, langsung dikuburkan saja.

Orang yang mati wajib dihormati karena ia adalah makhluk Allah swt yang mulia.
Oleh sebab itu, sebelum jenazah meninggalkan dunia menuju alam baru (kubur)
hendaklah dihormati dengan cara dimandikan, dikafani, disholatkan, dan
dikuburkan.

Hukum mengurus jenazah adalah fardhu kifayah.

Pengurusan mayat disunnahkan dilakukan dengan kelembutan dan kasih sayang


karena roh jenazah masih menyaksikan keluarga yang ditinggalkan.

TUGAS
KELOMPOK
HUKUM ISLAM TENTANG PENGURUSAN
JENAZAH
DISUSUN OLEH:

AHMAD FAHMI NUR


MUH IKSAN SAPUTRA
SYARINA MANSYUR
VENI APRILIA
WIDYA ANUGRAH
KHILDA RESEARCH PRASAD
SHOLEHATI MADANI

KELAS:XI IA 1

T.P. 2016 / 2017

Anda mungkin juga menyukai