A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II
A. PENGERTIAN JENAZAH
BAB III
A. KESIMPULAN
BAB I
A. Latar Belakang
Kita ketahui bahwa petunjuk Rasulullah SAW dalam masalah tata cara
mengurus jenazah adalah petunjuk dan bimbingan yang terbaik dan berbeda
dengan petunjuk umat-umat lainnya. Bimbingan beliau dalam hal mengurus
jenazah didalamnya mencakup aturan yang memperhatikan jenazah. Termasuk
memberi tuntunan yaitu bagaimana sebaiknya keluarga dan kerabatnya
memperlakukan jenazah/mayat.Tetapi saat ini banyak sekali penyimpangan-
penyimpan yang dilakukan oleh umat manusia mengenai tata cara pengurusan
jenazah, sehingga tidak sedikit umat muslim yang bingung mengenai tata cara
pengurusan jenazah yang baik dan benar sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW.
Makalah ini saya buat InsyaAllah dengan sebaik mungkin, sesuai dengan
kaedah yang benar dan InsyaAllah tidak menyimpang dari ajaran dari Rasulullah
SAW. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan dapat menjadi
petunjuk dalam tata cara mengurus jenazah yang baik dan benar.
B. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan jenazah ?
Bagaimana cara menghadapi dan mengurus orang yang sedang sakit ?
Bagaimana cara membimbing orang yang sakaratul maut ?
Bagaimana tata cara pengurusan jenazah ?
Apa saja tanda tanda orang yang mati syahi ?
Apa saja hal-hal yang berkaitan dengan pengurusan jenazah ?
C. Tujuan
Mengetahui pengertian dari jenazah.
Mengetahui cara menghadapi dan mengurus orang yang sedang sakit.
Mengetahui cara membimbing orang yang sakaratul maut.
Mengetahui tata cara pengurusan jenazah.
Mengetahui tanda tanda orang yang mati syahi.
Mengetahui hal hal lain yang berkaitan dengan pengurusan jenazah.
BAB II
A. Pengertian Jenazah
Kata jenazah diambil dari bahasa Arab ( ) yang berarti tubuh mayat dan
kata yang berarti menutupi. Jadi, secara umum kata jenazah memiliki arti tubuh
mayat yang tertutup. Penyelenggaraan jenazah adalah fardu kifayah bagi sebagian
kaum muslimin, khususnya penduduk setempat terhadap jenazah muslim/
muslimah.
Orang yang sakit, wajib menerima ketentuan Allah Taala dan bersabar terhadap
takdirnya serta berbaik sangka kepada Rabbnya karena itu lebih baik baginya ( HR:
Muslim, Al- Baihaqi:Ahkamul Janaiz:11). Sepantasnya dia berada diantara rasa takut
dan harap takut akan siksa Allah atas dosa-dosanya dan mengharapkan rahmat
atas Allah Taala. (HR. Tirmidzi; Ahkamul Janaiz: 11)
Bagaimanapun parah sakitnya maka tidak boleh mengharap kematian, jika dia
terpaksa maka hendaklah mengucapkan doa sebagai berikut:
Artinya : Ya Allah hidupkanlah aku jika memang baik bagiku, dan matikanlah aku jika
memang itu baik bagiku (HR: Bukhari Muslim).
Detik akhir ajal Rasulullah saw. Imam Bukhari meriwayatkan dari 'Aisyah r.a., ia
bercerita (menjelang ajal menjemput Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam)
"Bahwa di hadapan Rasulullah ada satu bejana kecil dari kulit yang berisi air. Beliau
memasukkan tangan ke dalamnya dan membasuh muka dengannya seraya
berkata: "Laa Ilaaha Illa Allah. Sesungguhnya kematian memiliki sakaratul maut".
Dan beliau menegakkan tangannya dan berkata: "Menuju Rafiqil A'la". Sampai
akhirnya nyawa beliau tercabut dan tangannya melemas."
Godaan syaitan. Syetan tidak akan menyia-nyiakan waktu itu untuk menggoda
dan menyesatkan anak Adam. Sampai menjelang akhir hayatnya, syetan akan hadir
pada waktu sakaratul maut. Ia berusaha mendoktrin dan mengelincirkan manusia
dari jalan yang benar. Rasulullah bersabda, Sesungguhnya syetan akan
mendatangi kalian saat menjelang kematiannya.Ia menyeru: Matilah sebagai
seorang Yahudi, matilah sebagai seorang Nashrani. (HR. Nasai).
Talqin. Yakni mengajarnya membaca " La ilaha illallah." Berdasarkan hadits yang
diriwayatkan oleh Muslim, Abu Daud dan Turmudzi dari Abu Sa'id al-Khudri, bahwa
Rasulullah saw. bersabda: "Ajarkanlah orang-orangmu yang akan meninggal
membaca La ilaha illallah!" Dan diriwaytkan pula oelh Abu Daud dari Mu'adz bin
Jabal r.a. yang dinyatakan sah oleh Hakim, bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Siapa-
siapa yang ucapan terakhirnya berbunyi La ilaha illallah, pastilah ia masuk surga!".
Dan talqin itu dilakukan hanyalah bila seseorang itu telah tak sanggup lagi
mengucapkan kalimat syahadat. Jika ia masih dapat mengucapkannya, maka tak
ada artinya untuk mengajarinya. Juga talqin hanyalah terhadap orang yang masih
sadarkan diri dan dapat berbicara. Orang yang hilang ingatan tak mungkin dapat
ditalqinkan, sedang orang yang tak dapat berkata-kata, hendaklah ia mengulang-
ulang syahadat dalam hatinya.
Menyelimutinya agar tidak tidak terbuka dan supaya rupanya yang berubah
tertutup dari pandangan. Diterima dari 'Aisyah r.a.: "Bahwa Nabi saw. ketika beliau
wafat, jasadnya ditutupi dengan selimut Yaman." Dan dibolehkan mencium mayat
menurut ijma'. Rasulullah saw. telah mencium mayat Usman bin Mazh'un, sedang
Abu Bakar r.a. menelungkup dan meratapi tubuh Nabi saw. sewaktu ia wafat, lalu
menciumnya diantara kedua matanya, serta katanya: "Wahai Nabiku, wahai
junjunganku yang kucinta...!
Adapun orang yang tidak mempunyai harta dan meninggal dengan rencana
hendak membayarnya, maka ada keterangan bahwa Allah akan membayarkannya,
demikian pula orang yang memilki harta dan hendak membayarnya, tetapi tidak
dibayarkan oleh ahli warisnya. Diriwayatkan oleh Bukhari dari Abu Hurairah r.a.
bahwa Nabi saw. bersabda: "Barang siapa mengambil harta orang dan bermaksud
hendak membayarnya, maka Allah akan membayarkannya. Dan barang siapa yang
mengambilnya dengan maksud hendak menggelapkannya, (berniat tidak
membayar-pen.), maka Allah akan menghabiskannya."
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada kami
kamu dikembalikan. ( QS. Al Ankabuut : 57).
Apabila ada orang yang meninggal dunia, maka kita sebagai orang islam diharuskan
untuk melakukan hal-hal sebagai berikut :
Hukum merawat Jenazah adalah Wajib Kifayah artinya cukup dikerjakan oleh
sebagian masyarakat , bila seluruh masyarakat tidak ada yang merawat maka
seluruh masyarakat akan dituntut dihadapan Allah Swt.sedang bagi orang yang
mengerjakannya, mendapat pahala yang banyak.disisi Allah Swt
1) Memandikan Jenazah
Ketika memandikan jenazah, tidak semua orang boleh hadir. Mereka yang hadir
aadalah orang yang diperlukan kehadirannya. Oleh sebab itu, ada syarat tertentu
yang harus diperhatikan, antara lain :
Selain hal di atas, yang perlu diperhatikan terhadap jenazah adalah sebagai berikut:
1. Orang yang gugur, syahid dalam peprangan membela agama Allah cukup
dimakamkan dengan pakaian yang melekat di tubuhnya ( tanpa dimandikan,
dikafani dan disalatkan ).
2. Orang yang wafat dalam keadaan berihram di rawat seperti biasa tanpa diberi
wangi-wangian.
3. Orang yang syahid selain dalam peperangan membela agama Allah seperti
melahirkan, tenggelam, terbakar dirawat seperti biasa.
4. Jenazah janin yang telah berusia empat bulan dirawat seperti biasa.
5. Jika terdapat halangan untuk memandikan jenazah, maka cukup diganti dengan
tayammum.
6. Bagi orang yang memandikan jenazah, disunnahkan untuk mandi sesudahnya.
2) Mengkafani Jenazah
Kain yang digunakan hendaklah bagus, bersih, dan menutupi seluruh tubuh.
kain kafan hendaklah berwarnah putih.
Jumlah kain kafan bagi laki-laki hendaklah tiga lapis, sedengkan perempuan
lima lapis.
Sebelum digunakan untuk membungkus, kain kafan hendaknya diberi
wangi-wangian.
Tidak berlebihan dalam mengafani jenazah.
dianjurkan mengkafani dengan 3 helai kain kafan yang berwarna putih bagi
jenazah laki-laki, dan 5 helai kain kafan untuk jenazah perempuan. Kain kafan
tersebut dibubuhi wewangian kemudian membalut jenazah dengan kain kafan
tersebut.
Jenazah wanita dikafani dengan lima helai kain yaitu kain sarung untuk menutupi
bagian bawahnya, kerudung untuk menutupi bagian kepalanya, baju kurung (yang
terbuka sisi kanan dan kirinya) serta dua helai kain yang digunakan untuk menutupi
sekujur tubuhnya.
3) Menyalatkan Jenazah
( )
: . .
Cara shalat:
1. Letakkan jenazah di hadapan imam. Imam berdiri di hadapan kepala mayit jika
laki-laki. Jika mayitnya perempuan, maka imam berdiri di tengah-tengah mayit.
Kemudian makmum berdiri di belakang imam.
5. Kemudian bertakbir yang ketiga sambil mengangkat tangan terus berdoa bagi
sang mayit.
Keterangan :
Artinya : Saya niat tayamum untuk menggantikan membasuh dibawah ini jenazah
karena allah ta ala .
/
/
/
(
)
Ya Allah , ampunilah dia , berilah kasih (rahmat ) padanya , berilah maaf padanya ,
muliakanlah kedatangannya ( tempatnya ) , lapangkanlah pintu masuknya ( kekubur
) dan jadikanlah surga tempat kembalinya .
Ya Allah , janganlah Engkau rugikan kami dari pada mendapat pahalanya , dan
janganlah Engkau beri kami fitnah sepeninggalnya , dan ampunilah kami dan dia .
Penjelasan :
Ketika membaca doa dalam salat jenazah setelah takbir ke 3 dan ke 4 hendaklah
bacaan dlamir ( kata ganti orang ) disesuaikan dengan jenis jenazah tersebut ( laki
laki atau permpuan ), misalnya :
2. Apabila jenazahnya dua orang maka damir(kata )hu ( ) diganti dengan damir
huma(
3. Apabila jenazahnya banyak maka dlamir( kata )hu ( ) diganti dengan dlamir
hum (
)
4) Penguburan Jenazah
Setelah disholatkan, jenazah segera dikuburkan. Jenazah sebaiknya dipikul oleh
empat orang jamaah. Sebelum proses penguburan sebaiknya lubanng kubur
dipersiapkan terlebih dahulu, dengan kedalaman minimal 2 m agar bau tubuh yang
membusuk tidak tercium ke atas dan untuk menjaga kehormatannya sebagai
manusia. Selanjutnya, secara perlahan jenazah dimasukkan ke dalam kubur di
tempatkan pada lubang lahat, dengan dimiringkan ke arah kiblat. Selanjutnya, tali
pengikat jenazah bagian kepala dan kaki dibuka agar menyentuh tanah langsung.
( )
Artinya:Dengan menyebut Asma Allah dan atas agama Rasulullah. (HR. Tirmidzi
dan Abu Daud)
( )
Artinya:Mohonkan ampun untuk saudaramu dan mintakanlah keteguhan
iman baginya, karena ia sekarang sedang diperiksa. ( HR. Bukhori dan
Muslim )
) :
(
1.Mengucapkan syahadat ketika akan mati (HR: Hakim, Ahmad, Ibnu Majah
2. Mati dengan keringat di dahi (HR. Ahmad,An-Nasai, Hakim)
3. Mati pada malam jumat atau siangnya ( HR: Ahmad, Tirmidzi)
4. Mati syahid atau terbunuh di medan perang (HR. Ahmad, Tirmidzi)
5. Mati di jalan Allah ( HR. Muslim, Ahmad)
6. Mati karena penyakit radang selaput dada (HR. Ahmad, Abu Dawud)
7. Mati karena wabah penyakit thaun (HR. Bukhari, Ahmad)
8. Mati karena sakit perut (HR. Muslim, Ahmad)
9. Mati karena tenggelam (HR. Bukhari-Muslim)
10. Mati karena keruntuhan (HR: Bukhari-Muslim)
11. Kematian wanita dalam kehamilannya dengan sebab anaknya
(HR. Ahmad, Ad-Darimi)
12. Mati karena penyakit TBC (HR. Thabarani)
13. Mati dalam membela agama atau nyawa (HR. Ahmad, Abu Dawud)
14. Mati dalam membela harta yang akan dirampas (HR. Bukhari-Muslim)
15. Mati dalam keadaan berjaga di jalan Allah (HR. Muslim, An-Nasai)
16. Mati tatkala beramal saleh (HR. Ahmad)
17. Mati karena terbakar (HR. Ahmad, Abu Daud, An- Nasai)Ahkamul Janaiz: 48-59
Pujian Terhadap Jenazah: Pujian kebaikan terhadap mayat dari kalangan kaum
muslimin, paling sedikit 2 orang diantaranya tetangganya dari kalangan orang saleh
dan berilmu akan menyebabkan surga baginya (Ahkamul Janaiz: 60).Dari Anas bin
Malik:Pada suatu ketika lewatlah jenazah seorang muslim di depan para sahabat
lalu mereka memuji sambil menyebut kebaikan-kebaikannya, lantas Rasulallah
shallallahualaihi wasallam bersabda: Wajib, kemudian lewatlah jenazah yang lain
maka para sahabat mencelanya sambil menyebutkan keburukan-keburukannya.
Lantas Rasulallah shallallahualaihi wasallam bersabda Wajib. Lantas Umar bin
Khattab mengatakan, Wahai Rasulullah apa maksudnya Wajib? Lalu beliaupun
bersabda: Jenazah pertama yang kalian sebut kebaikannya maka baginya surga dan
jenazah kedua yang kalian sebut keburukannya maka baginya neraka. Kalian adalah
saksi Allah di muka bumi (HR. Bukhari-Muslim).Jika kematiaan seseorang bersamaan
dengan gerhana matahari atau bulan, hal itu TIDAK menunjukkan apapun juga.
Keyakinan bahwa hal itu menunjukkan keagungan orang yang mati termasuk
khurafat jahiliyyah yang batil (Ahkamul Janaiz:63).
Takziyah
Takziyah berasal dari kata azza-yuazzi yang artinya berduka cita atau berbela
sungkawa atas musibah yang menimpa. Dalam konteks muamalah Islam, takziyah
adalah mendatangi keluarga orang yang meninggal dunia dengan maksud
menyabarkannya dengan ungkapan-ungkapan yang dapat menenangkan perasaan
dan menghilangkan kesedihan. Disyariatkan takziyah kepada keluarga mayat, yaitu
denga mendorongnya untuk sabar denga menyebutkan janji pahala kesabaran serta
mendoakan akan kebaikan untuk mayat ( Masalah Jenazah: 65).Sesungguhnya
milik Allah lah apa yang diambilNya juga apa yang diberikanNya, dan segala
sesuatu di sisiNya menurut batas waktu akan ditentukanperintahkanlah ia untuk
bersabar dan mengharap pahala (HR. Bukhari-Muslim).
Disyariatkan juga bertakziyah dengan perkataan yang baik yang ditujukan untuk
menghibur dan membesarkan hati keluarga mayat selama hal tersebut tidak
menyelisihi syariat. Q.S Ar Rahman:55:26-27: 26. semua yang ada di bumi itu akan
binasa.27. dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan
kemuliaan.Takziyah tidak mesti dilakukan pada waktu dan tempat tertentu, namun
bisa dilaksanakan kapan dan dimana saja tatkala bertemu dengan orang yang
tertimpa musibah, baik itu di jalan, di tempat umum, maupun di tempat lainnya,
selama musibah masih terasakan olehnya. Karena hakekat Takziyah itu sendiri
adalah menghibur dan membesarkan hati orang yang ditimpa musibah.
Takziyah tidak dibatasi dengan 3 hari. Bahkan kapan saja seseorang melihat
adanya faedah di dalam takziyahtersebut, maka hendaklah ia melakukannnya
(Masalah Jenazah:66).Dalam takziyah hendaklah dijauhi dua perkara walaupun
kebanyakan manusia pada saat ini banyak melakukannya (Ahkamul Janaiz:210):
Hal-hal yang perlu dilakukan ketika seseorang bertakziyah antara lain, yaitu:
Memakai pakaian yang rapi dan sopan, tidak berbicara keras, bercanda,
tertawa terbahak-bahak, atau sikap-sikap lain yang tidak terpuji.
Memberikan bantuan kepada yang terkena musibah, baik bantuan moral
maupun material untuk mengurangi beban kesulitan dan kesedihannya.
Jika orang yang mendapat musibah termasuk orang-orang yang dekat
dengan kita, hendaknya kita menghibur mereka agar tidak berlarut-larut
dalam duka dan menganjurkan kesabaran karena semua manusia pasti akan
mengalaminya
Ikut mengantarkan jenazah ketempat pemakaman untuk menyaksikan
penguburannya.
ii. Mencaci maki jenazah dan menampakan sikap tidak senang kepada keluarga
yang ditinggal mati.
Hikmah Takziyah
ii. Keluarga yang terkena musibah dapat menghibur dengan takziyah sehingga
mengurangi beban.
iii. Orang yang bertakziyah dapat ikut mendoakan kepada jenazah agar dosa-
dosanya diampunin dan amal kebaikannya dapat diterima oleh Allah SWT.
3. Membayarkan utang mayat oleh siapa saja, baik wali mayat atau selainnya
(Ahkamul Janaiz: 216).4. Amal-amal shalih yang dilakukan oleh anaknya yang shalih
(Ahkamul janaiz :216).Sesungguhnya sebaik-baiknya yang dimakan seseorang
adalah hasil usahanya sendiri, dan anaknya termasuk hasil usahanya ( HR. Abu
Dawud; Ahklamul Janaiz: 216).5. Apa yang ditinggalkannya dari hal-hal yang baik
dan shadaqah jariyah (Ahkamul Janaiz:223).Jika seorang manusia mati,maka
terputuslah seluruh amalnya kecuali tiga hal: dari shadaqah jariyah, atau ilmu yang
bermanfaat, atau anak yang shalih yang mendoakannya (HR. Muslim).
Ziarah Kubur
Yang dimaksud dengan ziarah kubur menurut bahasa Arab yang berarti
mendatangi atau mengunjungi dalam bahasa arab disebut zara, yazura, atau
ziaratun. Dengan demikian, ziarah kubur berarti mengunjungi atau mendatangi
kubur seseorang dengan maksud untuk mengambil pelajaran yang berkaitan
dengan kematian dan kehidupan di akhirat dan mendoakannya supaya dosa-dosa
mereka diampuni oleh Allah SWT.
,Sesungguhnya seorang dari kalian yang duduk ditas bara api lalu membakar
pakaian hingga menyisakan kulitnya lebih baik baginya daripada duduk diatas
sebuah kuburan. (HR. Muslim didalam Shahih nya) Sabdanya saw yang
lain,Sesungguhnya aku berjalan diatas bara api atau pedang atau aku menambal
sandal dengan kakiku lebih aku sukai daripada berjalan diatas sebuah kuburan
muslim. (HR. Ibnu Majah, dishahihkan oleh al Bushairiy dan sanadnya baik menurut
al Albani)Sabdanya saw yang lain,Janganlah kalian duduk diatas kuburan dan
janganlah shalat menghadapnya. (HR. Muslim)
Memanjatkan doa dan memohonkan ampun untuk ahli kubur dan para
peziarah.
Dilarang melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama.
Doa-doa:
Ada beberapa doa yang shahih yang dituntunkan untuk diucapkan ketika berziarah
ke kubur, namun kami cukupkan dengan menyebutkan dua saja di antaranya :
Semoga keselamatan tercurah bagi kalian wahai penghuni kubur dari kaum
Mukminin dan muslimin, dan sesungguhnya kami Insya Alloh akan menyusul kalian,
kami minta ampun kepada Alloh untuk kami dan untuk kalian (HR. Tirmidzi)
Semoga keselamatan tercurah kepada penghuni kubur ini dari kalangan Mukminin
dan Muslimin dan semoga Allah merahmati orang yang telah duluan dari kami dan
yang belakangan dan kami insya Allah akan menyusul kalian. (HR. Muslim)
(Ahkamul Janaiz halaman 239-240)
1. Tidak ada penyembelihan (di kuburan) dalam Islam (HR. Abu Dawud; Ahkamul
Janaiz: 228).
2. Haram mengecat kubur dengan kapur atau yang semacamnya (Ahkamul Janaiz:
260).
9. Haram menjadikan kuburan sebagai Ied, yaitu sebagai tempat berkumpul dan
didatangi pada waktu-waktu tertentu (untuk beribadah) (Ahkamul Janaiz).Janganlah
kalian menjadikan kuburanku sebagai Ied (HR Abu Dawud; Ahkamul Janaiz: 280).
12. Haram memecahkan tulang mayat muslimin (HR. Abu Dawud; Ahkamul
Janaiz:295)
BAB III
A. Kesimpulan
Tata cara dalam mengurus jenazah perlu diperhatikan seperti apa dan bagaimana
prosedur yang harus dilakukan, mengingat jenazah tersebut akan dikubur dan
ruhnya akan bertemu dengan Rabbnya, maka sebisa mungkin kondisi dari jenazah
tersebut harus dalam keadaan baik.
Hidup dan mati adalah hak Allah swt. Apabila Allah swt telah menghendaki
kematian seseorang, tidak seorang pun dapat menghindari dan lari dari takdir-Nya.
Karena, setiap orang pasti akan merasakan kematian.
Manusia adalah ciptaan Allah swt yang sempurna diantara ciptaan Allah swt yang
bagus. Allah swt akan memulihkan manusia yang beramal saleh dan memberi
balasan atas apa yang dilakukan di dunia. Yang beramal saleh akan mendapat
balasan dengan kebaikan dan barakah-Nya. Sementara itu, yang tidak beramal
saleh akan menerima azab-Nya.
Orang yang mati wajib dihormati karena ia adalah makhluk Allah swt yang mulia.
Oleh sebab itu, sebelum jenazah meninggalkan dunia menuju alam baru (kubur)
hendaklah dihormati dengan cara dimandikan, dikafani, disholatkan, dan
dikuburkan.
TUGAS
KELOMPOK
HUKUM ISLAM TENTANG PENGURUSAN
JENAZAH
DISUSUN OLEH:
KELAS:XI IA 1