Trapmed Pemeriksaan Mata Blok 11 PDF
Trapmed Pemeriksaan Mata Blok 11 PDF
Pendahuluan
Suatu objek dapat dilihat dengan jelas apabila bayangan
objek tersebut tepat jatuh pada bagian fovea. Untuk itu maka lensa
mata harus dapat bekerja otomatis memfokuskan bayangan objek
sehingga tepat jatuh pada bagian fovea. Kerja lensa mata bergantung
pada jarak antara objek dan mata. Untuk objek yang dekat, lensa
mata akan cenderung cembung sedangkan untuk objek yang jauh
lensa mata akan cenderung menjadi plat. Kerja otomatis lensa mata
ini disebut akomodasi mata. Untuk mata yang normal, akomodasi
mata menghasilkan bayangan pada retina. Sedangkan untuk mata
yang tidak normal (mata yang tidak dapat berakomodasi), maka
bayangan obyek mungkin jatuh di bagian depan atau di bagian
belakang retina.
Di kalangan refraksionis (ahli pemeriksaan refraksi mata) dan
kedokteran mata, dikenal dengan istilah uji visus dasar (visus = tajam
penglihatan). Pada prinsipnya, uji visus ini adalah upaya untuk
mengetahui ketajaman penglihatan seseorang dan menilainya dengan
dibandingkan penglihatan normal. Visus penderita bukan saja
memberi pengertian tentang optiknya (kacamata) tetapi mempunyai
arti yang lebih luas yaitu memberi keterangan tentang baik buruknya
fungsi mata keseluruhannya. Oleh karena itu definisi visus adalah :
nilai kebalikan sudut (dalam menit) terkecil dimana sebuah benda
masih kelihatan dan dapat dibedakan.
Pada penentuan visus, para ahli mempergunakan kartu
Snellen, dengan berbagai ukuran huruf dan jarak yang sudah
ditentukan. Misalnya mata normal pada waktu diperiksa diperoleh
20/40 berarti penderita dapat membaca hurup pada 20 ft sedangkan
bagi mata normal dapat membaca pada jarak 40 ft (20 ft = 4 meter).
Jadi, hasil dari uji visus ini berupa angka perbandingan yang
menggambarkan kemampuan penglihatan pasien yang diuji bila
dibandingkan dengan penglihatan orang normal.
Alat yang dipakai sebagai obyek tes untuk uji visus ini (biasa
disebut optotip) adalah berupa kartu besar atau papan yang berisi
huruf-huruf atau angka atau gambar/simbol dalam berbagai ukuran
A
B
Gambar 3. Pembacaan Snellen Chart
Pada orang yang mempunyai sel-sel kerucut yang sensitif untuk tiga
jenis warna ini, maka ia dikatakan normal. Pada orang tertentu,
mungkin hanya ada dua atau bahkan satu atau tidak ada sel kerucut
yang sensitif terhadap warna-warna tersebut. Pada kasus ini orang
disebut buta warna. Jadi buta warna biasanya menyangkut warna
merah, biru atau hijau.
Jika seseorang tidak mempunyai sel kerucut merah ia masih
dapat melihat warna hijau, kuning, orange dan warna merah dengan
menggunakan sel kerucut hijau tetapi tidak dapat membedakan
secara tepat antara masing-masing warna tersebut oleh karena tidak
mempunyai sel kerucut merah untuk kontras/membandingkan dengan
sel kerucut hijau. Demikian pula jika seseorang kekurangan sel
kerucut hijau, ia masih dapat melihata seluruh warna tetapi tidak
dapat membedakan antara warna hijau, kuning, orange dan merah.
Hal ini disebabkan sel kerucut hijau yang sedikit tidak mampu
mengkontraskan dengan sel kerucut merah. Jadi tidak adanya sel
kerucut merah atau hijau akan timbul kesukaran atau
ketidakmampuan untuk membedakan warna antara keadaan ini di
sebut buta warna merah hijau.
Kasus yang jarang sekali, tetapi bisa terjadi seseorang
kekurangan sel kerucut biru, maka orang tersebut sukar membedakan
warna ungu, biru dan hijau. Tipe buta warna ini disebut kelemahan
biru (blue weakness). Adapula orang buta terhadap warna merah
disebut protanopia, buta terhadap warna hijau disebut deuteranopia
dan buta terhadap warna biru disebut tritanopia.
Buta warna umumnya diturunkan secara genetik. Ada juga
yang didapat misalnya pada penyakit di retina atau akibat keracunan.
Sifat penurunannya bersifat X linked recessive. Ini berarti, diturunkan
lewat kromosom X. Pada laki-laki, karena kromosom X-nya hanya
satu, maka kelainan pada satu kromosom X ini sudah dapat
mengakibatkan buta warna. Sebaliknya pada perempuan, karena
mempunyai 2 kromosom X, maka untuk dapat timbul buta warna
harus ada kelainan pada kedua kromosom X, yaitu dari kedua
orangtuanya. Hal ini menjelaskan bahwa buta warna hampir selalu
A
B
Gambar 2. Contoh kartu tes Ishihara
Cara Penggunaan Tes
Tes Ishihara didesain agar dapat dilihat dengan jelas dengan
cahaya ruangan. Sinar matahari langsung atau penggunaan cahaya
lampu mengakibatkan ketidaksesuaian hasil karena perubahan pada
bayangan warna yang nampak. Namun, bila mudah nyaman hanya
dengan menggunakan cahaya lampu, dapat ditambahakan cahaya
lampu tersebut sampai menghasilkan efek cahaya seperti cahaya
alami. Kartu diletakkan pada jarak 75 cm dari pasien sehingga bidang
kertasnya pada sudut yang tepat dengan garis penglihatan. Angkaangka yang terlihat pada kartu disebutkan, dan setiap jawaban
diberikan dalam waktu tidak lebih dari 3 detik. Jawaban masingmasing kartu dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.
Normal
Person
Person with
Total Colour
Blindness and
Weakness
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
8
5
29
74
7
45
2
x
16
traceable
12
3
2
70
21
x
x
x
2
x
x
12
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
12
13
14
35
96
Can trace
two lines
Keterangan :
Protan
Strong
Mild
5
(3) 5
6
(9) 6
purple
purple
(red)
Deutan
Strong
Mild
3
3 (5)
9
9 (6)
red
red
(purple)
DAFTAR PUSTAKA
Adamjee M, Office skills for the general practitioner. SA Fam Pract
2006;48(7): 20-26
Ishihara S, 1994. Ishiharas Test for Colour-Blindness. Japan :
Kanehara&Co.Ltd
CPC, 2008. Commission on Paraoptometric Certification CPOT
Practical Examination. St.Louis.
Khaw PT, Shah P, Elkington AR. ABC of Eyes. 4th edition. London:
BMJ Books
CHECK LIST
PEMERIKSAAN PERGERAKAN MATA
Petunjuk : Berilah angka (0) didalam kotak yang tersedia jika
keterampilan/kegiatan tidak dilakukan, angka (1) jika belum
memuaskan atau (2) jika memuaskan
Skor
No.
Keterangan :
0 = tidak dilakukan
1 = dilakukan tapi tidak benar
2 = dilakukan dengan benar
Nilai :
Total skor X 100 = ................
12
CHECK LIST
PEMERIKSAAN VISUS
Petunjuk : Berilah angka (0) didalam kotak yang tersedia jika
keterampilan/kegiatan tidak dilakukan, angka (1) jika belum
memuaskan atau (2) jika memuaskan
No.
Skor
8
9
10
Keterangan :
0 = tidak dilakukan
1 = dilakukan tapi tidak benar
2 = dilakukan dengan benar
Nilai :
Total skor X 100 = ................
20
CHECK LIST
TES BUTA WARNA
Petunjuk : Berilah angka (0) didalam kotak yang tersedia jika
keterampilan/kegiatan tidak dilakukan, angka (1) jika belum
memuaskan atau (2) jika memuaskan.
No.
Skor
1
2
3
9
10
11
Keterangan :
0 = tidak dilakukan
1 = dilakukan tapi tidak benar
2 = dilakukan dengan benar
Nilai :
Total skor X 100 = ................
22