Garuda Indonesia
Garuda Indonesia
Disusun Oleh :
Meilia Miftahul Aini
Desy Prihastiningsih 041211331286
Aldila Mustika
PT Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan nasional Indonesia yang terbang ke lebih
dari 40 tujuan domestic dan 36 tujuan internasional. Garuda Indonesia meraih penghargaan
sebagai MAskapai Penerbangan Regional Terbaik di Dunia yang diberikan oleh Skytrax. Terbang
untuk pertama kalinya di tahun 1949, saat ini Garuda Indonesia membawa lebih dari 25 juta
penumpang setiap tahunnya.
Seiring semakin meningkatnya permintaan jasa industri penerbangan, Perusahaan terus
mengembangkan jaringan penerbangan hingga ke kota-kota pertumbuhan ekonomi dan wisata
baru di wilayah Barat dan Timur Indonesia. Sejarah penerbangan komersial Indonesia dimulai
saat bangsa Indonesia sedang mempertahankan kemerdekaannya. Penerbangan komersial
pertama menggunakan pesawat DC-3 Dakota dengan registrasi RI 001 dari Calcutta ke Rangoon
dan diberi nama Indonesian Airways dilakukan pada 26 Januari 1949. Pada tahun yang sama,
28 Desember 1949, pesawat tipe Douglas DC-3 Dakota dengan registrasi PK-DPD dan sudah
dicat dengan logo Garuda Indonesian Airways, terbang dari Jakarta ke Yogyakarta untuk
menjemput Presiden Soekarno. Inilah penerbangan yang pertama kali dengan nama Garuda
Indonesian Airways. . Nama Garuda diberikan oleh Presiden Soekarno dimana nama tersebut
diambil dari sajak Belanda yang ditulis oleh penyair terkenal pada masa itu, Noto Soeroto; "Ik
ben Garuda, Vishnoe's vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog bovine uw einladen", yang artinya,
Saya Garuda, burung Vishnu yang melebarkan sayapnya tinggi di atas kepulauan Anda.
Tahun 1980
Sepanjang tahun 1980-an, Garuda Indonesia melakukan revitalisasi dan restrukturisasi berskala
besar untuk operasi dan armadanya. Hal ini mendorong perusahaan untuk mengembangkan
program pelatihan yang komprehensif untuk awak kabin dan awak darat Garuda Indonesia dan
mendirikan fasilitas pelatihan khusus di Jakarta Barat dengan nama Garuda Indonesia Training
Center.
Tahun 1990
Armada Garuda Indonesia dan kegiatan operasionalnya mengalami revitalisasidan restrukturisasi
besar-besarandi sepanjang tahun 1980-an. Hal ini menuntut Perusahaan merancang pelatihan
yang menyeluruh bagi karyawannya dan mendorong Perusahaan mendirikan Pusat Pelatihan
Karyawan, Garuda Indonesia Training Center di Jakarta Barat.
Tahun 2000
Seiring dengan upaya pengembangan usaha, di awal tahun 2005, Garuda Indonesia memiliki tim
manajemen baru, yang kemudian membuat perencanaan baru bagi masa depan Perusahaan.
Manajemen baru Garuda Indonesia melakukan evaluasi ulang dan restrukturisasi Perusahaan
secara menyeluruh dengan tujuan meningkatkan efisiensi kegiatan operasional, membangun
kembali kekuatan keuangan yang mencakup keberhasilan Perusahaan dalam menyelesaikan
restrukturisasi utang, menambah tingkat kesadaran para karyawan dalam memahami pelanggan,
dan yang terpenting memperbarui dan membangkitkan semangat karyawan Garuda Indonesia.
Tahun 2010
Penyelesaian seluruh restrukturisasi utang Perusahaan mengantarkan Garuda Indonesia siap
untuk mencatatkan sahamnya ke publik pada 11 Februari 2011. Perusahaan resmi menjadi
perusahaan publik setelah penawaran umum perdana atas 6.335.738.000 saham Perusahaan
kepada masyarakat. Saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 11
Februari 2011 dengan kode GIAA. Salah satu tonggak sejarah penting ini dilakukan setelah
Perusahaan menyelesaikan transformasi bisnisnya melalu kerja keras serta dedikasi berbagai
pihak. Per 31 Desember 2013, struktur kepemilikan saham Garuda Indonesia sebagai emiten dan
Perusahaan publik adalah Negara Republik Indonesia (69,14%), karyawan (0,4%), investor
domestik (24,34%), dan investor internasional (6,12%).
Anak Perusahaan
Anak perusahaan adalah satu kesatuan legal independen, yang dibangun oleh perusahaan untuk
mendukung seluruh kegiatannya. Manajemen anak perusahaan diatur secara independen namun
tetap di bawah pengawasan induk perusahaan. Anak perusahaan Garuda Indonesia adalah PT
Aerowisata, PT Abacus DSI, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia dan PT Aero System
Indonesia.
PT Aero Wisata
PT Aerowisata didirikan di Jakarta pada tanggal 30 Juni 1973 dengan misi
mengembangkan usaha jasa yang berkaitan dengan industri pariwisata. Untuk
mendukung misi ini, Aerowisata juga memiliki sejumlah anak perusahaan yang bergerak
di bidang perhotelan, jasa boga, transportasi darat dan agen perjalanan.
biaya seefisien mungkin tanpa mengorbankan kualitas. Hal ini didasari keyakinan
bahwa Garuda Indonesia berupaya menjamin pelanggan memperoleh layanan
yang berkualitas.
Loyalty
Insan Garuda Indonesia diharapkan dapat melaksanakan setiap tugas yang
didelegasikan kepadanya dengan penuh dedikasi, tanggung jawab dan disiplin.
Hal ini didasari keyakinan bahwa Garuda Indonesia berupaya menjamin
konsistensi kualitas layanan yang diberikan kepada pelanggan.
Customer centricit
Insan Garuda Indonesia senantiasa penuh perhatian, siap membantu dan melayani.
Hal ini didasari keyakinan bahwa Garuda Indonesia berupaya menempatkan
pelanggan sebagai pusat perhatian.
Honesty & openness
Insan Garuda Indonesia harus selalu jujur, tulus dan ikhlas dalam menjalankan
seluruh aktifitasnya dan melakukan komunikasi dua arah yang jelas dan
transparan dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian. Serta tetap menjaga
kerahasiaan. Hal ini didasari keyakinan bahwa Garuda Indonesia berupaya
menjamin keamanan, keselamatan dan kenyamanan pelanggan.
Integrity
Insan Garuda Indonesia harus menjaga harkat dan martabat serta menghindarkan
diri dari perbuatan tercela yang dapat merusak citra profesi dan perusahaan. Hal
ini didasari keyakinan bahwa Garuda Indonesia berupaya menjamin layanan dan
relasinya dengan pelanggan berjalan bersih secara hukum dan moral.
Strategi Perusahaan
Unit Bisnis Strategis atau Strategic Business Unit (SBU) adalah unit bisnis independen di bawah
perusahaan yang bertujuan untuk mengoptimalisasi sumber daya dan memaksimalkan nilai
perusahaan. SBU menyediakan produk dan pelayanan kepada pelanggan internal maupun pihak
ketiga. SBU yang berada di bawah Garuda Indonesia tersebut adalah Unit Bisnis Garuda Sentra
Medika (GSM) dan Unit Bisnis Garuda Cargo. Kedua unit bisnis ini bertanggung jawab pada
Dewan Direksi.
1. Garuda Sentra Medika Business Unit (SBU GSM)
SBU GSM memiliki fungsi utama untuk memastikan setiap Cockpit Crew dan Cabin
Crew (Air Crew) yang bertugas, berada dalam kondisi sehat sehingga keselamatan dalam
penerbangan lebih terjamin. Dengan melaksanakan fungsi ini, diharapkan penumpang
merasa aman untuk terbang bersama Garuda Indonesia. Untuk mencapai tujuan ini, GSM
melaksanakan program-program pemeliharaan kesehatan bagi Air Crew sesuai ketentuan
yang mengacu pada ketentuan ICAO Annex 9, Civil Aviation Safety Regulations (CASR)
Part 67 dan part 183 tentang pemeliharaan kesehatan oleh operator penerbangan.
2. Garuda Cargo Business Unit (SBU Cargo)
SBU Cargo melayani jasa transportasi udara, dengan menggunakan pesawat-pesawat
yang dimiliki oleh Garuda Indonesia. Bersama dengan mitra-mitra yakni para Agen dan
GSSA, SBU Cargo mengirimkan barang untuk wilayah domestik dan internasional.
Selain itu SBU Cargo juga memberikan pelayanan kepada pengirim baik perusahaan
maupun individual melalui agen, GSSA atau penjualan langsung.
Untuk memperluas cakupan pelayanan, SBU Cargo menjalin kerja sama dengan
maskapai lain seperti Korean Airlines, Malaysian Airlines, China Airlines dan Turkish
Airlines. Kota tujuan yang dilayani bersama dengan maskapai-maskapai tersebut
berjumlah sekitar 50 kota di seluruh dunia.
Strategi
Corporate Level
Berbicara mengenai di dalam bisnis apa perusahaan akan berpartisipasi dan pembagian
sumber daya ke masing-masing bisnis unit. Berdasarkan corporate level strateginya,
maka Garuda Indonesia diklasifikasikan ke dalam perusahaan related diversified yaitu
perusahaan yang beroperasi di bidang industry yang mirip dan mereka berhubungan satu
sama lain melalui operating synergies. Operating synergies ini dapat berupa :
Kemampuan untuk membagi sumberdaya
Kemampuan untuk membagi core competency (sesuatu yang membuat suatu
perusahaan sukses dan memberikan nilai tambah yang signifkan bagi customer).
Bussiness Unit Level
Fokus dari strategi yang diterapkan pada level bisnis unit ini adalah bagaimana
menciptakan dan mejaga keunggulan kompetitif di setiap industry yang dimasukinya.
Ciri bisnis unit adalah mengambil keputusan dan memiliki strateginya sendiri-sendiri tapi
tujuan utamanya tetap sama dengan perusahaan induknya. Usaha utama Garuda
Indonesia dalah jasa penerbangan, dan bisnis unitnya pun sejalan dengan kegiatan utama
perusahaan. Jadi bisa dibilang Garuda menggunakan pola Aviation Bussiness Model
untuk mengembangkan usahanya.
Garuda Indonesia memiliki beberapa program untuk mendukung penjualan dan pemasarannya.
Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen, yaitu:
Program Promosi
Mereka mempunyai program promosi untuk menghasilkan keuntungan serta menghasilkan
pendapatan tambahan dengan jaringan domestik yang kuat untuk terus meningkatkan
pangsa pasar domestik dan internasional bagi usahawan, perorangan, wisatawan dan kargo
termasuk penerbangan borongan.
Layanan Konsumen
Sistem pelayanan Garuda Indonesia pada pelanggan yaitu memberikan kepuasan kepada
pengguna jasa yang terpadu dengan industri lainnya melalui pengelolaan secara profesional
dan didukung oleh sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi tinggi.
Pasar Internasional
Trafik penumpang internasional yang masuk ke Indonesia dan penumpang yang ke luar
negeri (inbound & outbound traffic passengers) melalui empat bandara internasional
meningkat masing-masing sebesar 16,6% dan 14,6% dalam tahun 2007, sebagaimana
laporan Badan Pusat Statistik (BPS). Pertumbuhan yang tinggi ini menandakan pulihnya
kepercayaan penumpang dari ancaman teror yang pernah dialami dan pesatnya
pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Pasifik. Bandara yang paling banyak dilalui oleh
penumpang internasional yang masuk ke Indonesia adalah bandara Soekarno-Hatta, dengan
jumlah penumpang sebesar 3,3 juta orang, meningkat 13,2% dibandingkan tahun
sebelumnya. Dibandingkan dengan jumlah seluruh penumpang bandara Soekarno-Hatta,
Ngurah Rai, Juanda dan Polonia, kontribusi (portion) penumpang internasional yang masuk
melalui bandara Soekarno-Hatta mencapai 54,8%. Tujuan kedatangan penumpang
internasional yang melalui bandara ini mencakup tujuan bisnis maupun tujuan wisata,
mengingat Jakarta merupakan ibukota Negara dan bandara ini merupakan bandara poros
(hub) dalam jaringan penerbangan nasional.
Sedangkan perkembangan arus kargo udara internasional mengalami pertumbuhan yang
positif. Tonase kargo udara yang masuk ke Indonesia (cargo inbound traffic) mencapai 111
ribu ton, meningkat 7,4% dibandingkan tahun lalu. Tonase kargo udara ke luar negeri yang
diangkut berjumlah 155,3 ribu ton, meningkat 13,8%.
Pasar Domestik
Perkembangan trafik penumpang domestik mengalami peningkatan sebesar 6,9%, dari 29,2
juta orang menjadi 31,2 juta orang menurut laporan BPS. Laju pertumbuhan ini lebih
rendah dari tahun sebelumnya. Hal ini dipengaruhi oleh kekhawatiran masyarakat terhadap
faktor keamanan penerbangan sebagai dampak kecelakaan pesawat Adam Air pada tanggal
1 Januari 2007 dan 21 Februari 2007 serta pesawat Garuda Indonesia pada tanggal 7 Maret
2007. Trafik penumpang baru kembali mencatat pertumbuhan yang berarti mulai Mei 2007.
Penambahan pesawat oleh maskapai nasional menjadikan kondisi persaingan usaha di
bisnis transportasi udara domestik menjadi semakin ketat. Sebanyak 12 operator telah
menambah 38 buah pesawat ke dalam armada pesawat udaranya pada tahun yang lalu,
sebagaimana catatan Departemen Perhubungan (Harian Investor Daily, 26 Desember
2006). Perkembangan trafik kargo udara domestik menunjukkan peningkatan sebesar 5,5%.
Jumlah kargo udara yangdiangkut oleh maskapai penerbangan mencapai 203 ribu ton.
Analisis SWOT
Analisis SWOT ini akan mengidentifikasikan factor internal dan eksternal perusahaan sehingga
dapat diketahui potensi-potensi yang mampu dikembangkan Garuda dimasa yang akan dating
dan mengatasi kekurangan-kekurangan yang dimiliki.
Dari sisi internal akan dilihat kekuatan atau kelemahan yang dimiliki oleh PT. Garuda Indonesia
(Persero) Tbk. itu sendiri. Sedangkan dari sisi eksternal, akan dilihat peluang dan ancaman dari
luar perusahaan.
Faktor-faktor yang akan dianalisi tersebut antara lain:
1. Faktor Internal Perusahaan
Strength
Maskapai penerbangan terbesar di Indonesia Garuda saat ini mengoperasikan 89
pesawat yang terdiri dari 3 pesawat jenis Boeing 747-400, 6 pesawat jenis Airbus
330-300, 5 pesawat jenis Airbus 330-200 dan 33 pesawat jenis B737 Classic (seri
300, 400, 500) dan 42 pesawat B737-800 NG
Garuda mempunyai 40 rute penerbangan domestic dan 36 rute penerbangan
internasional
Konsep layanan yang selalu menempatkan pelanggan sebagai focus utama yang
didasarkan keramahtamahan dan keunikan Indonesia yang disebut dengan
Garuda Indonesia Experience
Adanya layanan Immigration on Board yang merupakan inovasi Garuda dan
merupakan satu-satunya didunia, yaitu layanan memberikan visa diatas pesawat
Memiliki tim yang terdiri dari individu-individu yang handal, professional,
kompeten, berdaya saing tinggi dan helpful serta dilandasi atas nilai-nilai FLY-HI
disetiap insan Garuda Indonesia.
Pangsa pasar Garuda Indonesia di pasar Intenasional mencapai 23,2% kendati
terjadinya krisi global sehingga Garuda Indonesia tetap menjadi pimpinan pasar
untuk area Jepang-Korea-China, Timur Tengah dan South West Pacific (Australia)
Garuda Indonesia telah memiliki brand yang kuat dan telat diakui dipasar
domestik.
Weakness
Biaya operational yang tinggi menyebabkan harga tiket pesawat cukup tinggi
dibandingkan diantarapenerbangan domestiklainnya
Tingginya tingkat hutang lancar yang diakibatkan adanya peningkatan dalam
jumlah kewajiban pada akun-akun lancar seperti hutang usaha dan biaya yang
masih harus dibayar
Threat
Competitor yang semakin banyak dengan harga tiket yang kompetitif
Adanya bencana alam seperti letusan gunung berapi, asap dsb yang dapat
menurunan permintaan