Anda di halaman 1dari 11

Tugas Manajemen Strategik

Garuda Indonesia Tbk.

Disusun Oleh :
Meilia Miftahul Aini
Desy Prihastiningsih 041211331286
Aldila Mustika

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2015

Sekilas Garuda Indonesia

PT Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan nasional Indonesia yang terbang ke lebih
dari 40 tujuan domestic dan 36 tujuan internasional. Garuda Indonesia meraih penghargaan
sebagai MAskapai Penerbangan Regional Terbaik di Dunia yang diberikan oleh Skytrax. Terbang
untuk pertama kalinya di tahun 1949, saat ini Garuda Indonesia membawa lebih dari 25 juta
penumpang setiap tahunnya.
Seiring semakin meningkatnya permintaan jasa industri penerbangan, Perusahaan terus
mengembangkan jaringan penerbangan hingga ke kota-kota pertumbuhan ekonomi dan wisata
baru di wilayah Barat dan Timur Indonesia. Sejarah penerbangan komersial Indonesia dimulai
saat bangsa Indonesia sedang mempertahankan kemerdekaannya. Penerbangan komersial
pertama menggunakan pesawat DC-3 Dakota dengan registrasi RI 001 dari Calcutta ke Rangoon
dan diberi nama Indonesian Airways dilakukan pada 26 Januari 1949. Pada tahun yang sama,
28 Desember 1949, pesawat tipe Douglas DC-3 Dakota dengan registrasi PK-DPD dan sudah
dicat dengan logo Garuda Indonesian Airways, terbang dari Jakarta ke Yogyakarta untuk
menjemput Presiden Soekarno. Inilah penerbangan yang pertama kali dengan nama Garuda
Indonesian Airways. . Nama Garuda diberikan oleh Presiden Soekarno dimana nama tersebut
diambil dari sajak Belanda yang ditulis oleh penyair terkenal pada masa itu, Noto Soeroto; "Ik
ben Garuda, Vishnoe's vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog bovine uw einladen", yang artinya,
Saya Garuda, burung Vishnu yang melebarkan sayapnya tinggi di atas kepulauan Anda.
Tahun 1980
Sepanjang tahun 1980-an, Garuda Indonesia melakukan revitalisasi dan restrukturisasi berskala
besar untuk operasi dan armadanya. Hal ini mendorong perusahaan untuk mengembangkan
program pelatihan yang komprehensif untuk awak kabin dan awak darat Garuda Indonesia dan
mendirikan fasilitas pelatihan khusus di Jakarta Barat dengan nama Garuda Indonesia Training
Center.
Tahun 1990
Armada Garuda Indonesia dan kegiatan operasionalnya mengalami revitalisasidan restrukturisasi
besar-besarandi sepanjang tahun 1980-an. Hal ini menuntut Perusahaan merancang pelatihan
yang menyeluruh bagi karyawannya dan mendorong Perusahaan mendirikan Pusat Pelatihan
Karyawan, Garuda Indonesia Training Center di Jakarta Barat.
Tahun 2000
Seiring dengan upaya pengembangan usaha, di awal tahun 2005, Garuda Indonesia memiliki tim
manajemen baru, yang kemudian membuat perencanaan baru bagi masa depan Perusahaan.
Manajemen baru Garuda Indonesia melakukan evaluasi ulang dan restrukturisasi Perusahaan
secara menyeluruh dengan tujuan meningkatkan efisiensi kegiatan operasional, membangun
kembali kekuatan keuangan yang mencakup keberhasilan Perusahaan dalam menyelesaikan

restrukturisasi utang, menambah tingkat kesadaran para karyawan dalam memahami pelanggan,
dan yang terpenting memperbarui dan membangkitkan semangat karyawan Garuda Indonesia.
Tahun 2010
Penyelesaian seluruh restrukturisasi utang Perusahaan mengantarkan Garuda Indonesia siap
untuk mencatatkan sahamnya ke publik pada 11 Februari 2011. Perusahaan resmi menjadi
perusahaan publik setelah penawaran umum perdana atas 6.335.738.000 saham Perusahaan
kepada masyarakat. Saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 11
Februari 2011 dengan kode GIAA. Salah satu tonggak sejarah penting ini dilakukan setelah
Perusahaan menyelesaikan transformasi bisnisnya melalu kerja keras serta dedikasi berbagai
pihak. Per 31 Desember 2013, struktur kepemilikan saham Garuda Indonesia sebagai emiten dan
Perusahaan publik adalah Negara Republik Indonesia (69,14%), karyawan (0,4%), investor
domestik (24,34%), dan investor internasional (6,12%).

Anak Perusahaan
Anak perusahaan adalah satu kesatuan legal independen, yang dibangun oleh perusahaan untuk
mendukung seluruh kegiatannya. Manajemen anak perusahaan diatur secara independen namun
tetap di bawah pengawasan induk perusahaan. Anak perusahaan Garuda Indonesia adalah PT
Aerowisata, PT Abacus DSI, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia dan PT Aero System
Indonesia.

PT Aero Wisata
PT Aerowisata didirikan di Jakarta pada tanggal 30 Juni 1973 dengan misi
mengembangkan usaha jasa yang berkaitan dengan industri pariwisata. Untuk
mendukung misi ini, Aerowisata juga memiliki sejumlah anak perusahaan yang bergerak
di bidang perhotelan, jasa boga, transportasi darat dan agen perjalanan.

PT Abacus Distribution Systems Indonesia


PT Abacus DSI memiliki kantor pusat di Jl. Mampang Prapatan Raya no. 93, Jakarta,
dengan kantor cabang di Surabaya dan Medan. Visi perusahaan ini adalah menjadi
penyedia layanan sistem pemesanan tiket (Global Distribution Systems/GDS) terdepan
serta penyedia layanan komunikasi dan teknologi informasi di Indonesia. Cakupan
kegiatan perusahaan ini meliputi layanan sistem reservasi yang terkomputerisasi,
penyewaan peralatan komputer yang digunakan oleh agen-agen perjalanan, menyediakan
fasilitas pelatihan pegawai untuk agen-agen perjalanan serta menyediakan bantuan teknis
dalam system pemesanan tiket terkomputerisasi (computerized reservation systems/CRS)
untuk agen-agen perjalanan.

PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMFAA)


Perusahaan ini didirikan untuk melaksanakan dan mendukung kebijakan ekonomi
pemerintah Indonesia, khususnya dalam bidang pemeliharaan dan perbaikan pesawat
terbang, juga layanan perbaikan mesin dan komponen-komponennya.

PT Aero Systems Indonesia (ASYST)


PT Aero Systems Indonesia sebelumnya dikenal dengan nama PT Lufthansa Systems
Indonesia, didirikan pada tahun 2005. Awalnya PT Garuda Indonesia (Persero) memiliki
51% dari saham perusahaan, dan sisanya sebanyak 49% dimiliki oleh Lufthansa Systems
AG (LSY). Pada tanggal 29 Januari 2009, terjadi perpindahan kepemilikan saham dari
LSY ke PT Aerowisata. Kegiatan ASYST meliputi layanan konsultasi dan sistem teknik
teknologi informasi serta layanan pemeliharaan penerbangan dan industri lainnya.

Visi, Misi, Sasaran Perusahaan & Tata Nilai


Visi Perusahaan
Perusahaan Penerbangan Pilihan Utama di Indonesia dan Berdaya Saing di
Internasional
Menjadi Perusahaan penerbangan yang andal dengan menawarkan layanan yang
berkualitas kepada masyarakat dunia menggunakan keramahan Indonesia.
Misi Perusahaan
Sebagai Perusahaan penerbangan pembawa bendera bangsa (flag carrier) Indonesia yang
mempromosikan Indonesia kepada dunia guna menunjang pembangunan ekonomi
nasional dengan memberikan pelayanan yang profesional.
Sasaran Perusahaan
1. Menjadi tuan rumah di dalam negeri (penerbangan domestik) dan mampu
berkompetisi setara dengan perusahaan penerbangan internasional lainnya.
2. Menjadi leading carrier dalam penerbangandalam negeri dan flag carrier
dalam penerbangan internasional.
3. Menjadi usaha yang bergerak di bidang consumer service.
Tata Nilai Perusahaan
Tata Nilai Perusahaan yang disebut sebagai FLY-HI antara lain terdiri dari:
Efficient & effective
Insan Garuda Indonesia diharapkan senantiasa melakukan tugas yang diembannya
secara teliti, tepat dan akurat dalam waktu sesingkat mungkin dan tenaga serta

biaya seefisien mungkin tanpa mengorbankan kualitas. Hal ini didasari keyakinan
bahwa Garuda Indonesia berupaya menjamin pelanggan memperoleh layanan
yang berkualitas.
Loyalty
Insan Garuda Indonesia diharapkan dapat melaksanakan setiap tugas yang
didelegasikan kepadanya dengan penuh dedikasi, tanggung jawab dan disiplin.
Hal ini didasari keyakinan bahwa Garuda Indonesia berupaya menjamin
konsistensi kualitas layanan yang diberikan kepada pelanggan.
Customer centricit
Insan Garuda Indonesia senantiasa penuh perhatian, siap membantu dan melayani.
Hal ini didasari keyakinan bahwa Garuda Indonesia berupaya menempatkan
pelanggan sebagai pusat perhatian.
Honesty & openness
Insan Garuda Indonesia harus selalu jujur, tulus dan ikhlas dalam menjalankan
seluruh aktifitasnya dan melakukan komunikasi dua arah yang jelas dan
transparan dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian. Serta tetap menjaga
kerahasiaan. Hal ini didasari keyakinan bahwa Garuda Indonesia berupaya
menjamin keamanan, keselamatan dan kenyamanan pelanggan.
Integrity
Insan Garuda Indonesia harus menjaga harkat dan martabat serta menghindarkan
diri dari perbuatan tercela yang dapat merusak citra profesi dan perusahaan. Hal
ini didasari keyakinan bahwa Garuda Indonesia berupaya menjamin layanan dan
relasinya dengan pelanggan berjalan bersih secara hukum dan moral.

Strategi Perusahaan
Unit Bisnis Strategis atau Strategic Business Unit (SBU) adalah unit bisnis independen di bawah
perusahaan yang bertujuan untuk mengoptimalisasi sumber daya dan memaksimalkan nilai
perusahaan. SBU menyediakan produk dan pelayanan kepada pelanggan internal maupun pihak
ketiga. SBU yang berada di bawah Garuda Indonesia tersebut adalah Unit Bisnis Garuda Sentra
Medika (GSM) dan Unit Bisnis Garuda Cargo. Kedua unit bisnis ini bertanggung jawab pada
Dewan Direksi.
1. Garuda Sentra Medika Business Unit (SBU GSM)
SBU GSM memiliki fungsi utama untuk memastikan setiap Cockpit Crew dan Cabin
Crew (Air Crew) yang bertugas, berada dalam kondisi sehat sehingga keselamatan dalam
penerbangan lebih terjamin. Dengan melaksanakan fungsi ini, diharapkan penumpang
merasa aman untuk terbang bersama Garuda Indonesia. Untuk mencapai tujuan ini, GSM
melaksanakan program-program pemeliharaan kesehatan bagi Air Crew sesuai ketentuan

yang mengacu pada ketentuan ICAO Annex 9, Civil Aviation Safety Regulations (CASR)
Part 67 dan part 183 tentang pemeliharaan kesehatan oleh operator penerbangan.
2. Garuda Cargo Business Unit (SBU Cargo)
SBU Cargo melayani jasa transportasi udara, dengan menggunakan pesawat-pesawat
yang dimiliki oleh Garuda Indonesia. Bersama dengan mitra-mitra yakni para Agen dan
GSSA, SBU Cargo mengirimkan barang untuk wilayah domestik dan internasional.
Selain itu SBU Cargo juga memberikan pelayanan kepada pengirim baik perusahaan
maupun individual melalui agen, GSSA atau penjualan langsung.
Untuk memperluas cakupan pelayanan, SBU Cargo menjalin kerja sama dengan
maskapai lain seperti Korean Airlines, Malaysian Airlines, China Airlines dan Turkish
Airlines. Kota tujuan yang dilayani bersama dengan maskapai-maskapai tersebut
berjumlah sekitar 50 kota di seluruh dunia.

Strategi

Corporate Level
Berbicara mengenai di dalam bisnis apa perusahaan akan berpartisipasi dan pembagian
sumber daya ke masing-masing bisnis unit. Berdasarkan corporate level strateginya,
maka Garuda Indonesia diklasifikasikan ke dalam perusahaan related diversified yaitu
perusahaan yang beroperasi di bidang industry yang mirip dan mereka berhubungan satu
sama lain melalui operating synergies. Operating synergies ini dapat berupa :
Kemampuan untuk membagi sumberdaya
Kemampuan untuk membagi core competency (sesuatu yang membuat suatu
perusahaan sukses dan memberikan nilai tambah yang signifkan bagi customer).
Bussiness Unit Level
Fokus dari strategi yang diterapkan pada level bisnis unit ini adalah bagaimana
menciptakan dan mejaga keunggulan kompetitif di setiap industry yang dimasukinya.
Ciri bisnis unit adalah mengambil keputusan dan memiliki strateginya sendiri-sendiri tapi
tujuan utamanya tetap sama dengan perusahaan induknya. Usaha utama Garuda
Indonesia dalah jasa penerbangan, dan bisnis unitnya pun sejalan dengan kegiatan utama
perusahaan. Jadi bisa dibilang Garuda menggunakan pola Aviation Bussiness Model
untuk mengembangkan usahanya.

Strategi pemasaran (bauran pemasran) & Jaringan


Manajemen Pemasaran Garuda Indonesia :

Garuda Indonesia memiliki beberapa program untuk mendukung penjualan dan pemasarannya.
Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen, yaitu:

Program Promosi
Mereka mempunyai program promosi untuk menghasilkan keuntungan serta menghasilkan
pendapatan tambahan dengan jaringan domestik yang kuat untuk terus meningkatkan
pangsa pasar domestik dan internasional bagi usahawan, perorangan, wisatawan dan kargo
termasuk penerbangan borongan.

Layanan Konsumen
Sistem pelayanan Garuda Indonesia pada pelanggan yaitu memberikan kepuasan kepada
pengguna jasa yang terpadu dengan industri lainnya melalui pengelolaan secara profesional
dan didukung oleh sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi tinggi.

Jaringan penerbangan Garuda Indonesia menghubungkan 24 kota domestik dan 23 kota


internasional, termasuk sembilan kota yang diterbangi mitra codeshare. Garuda Indonesia
memiliki base di Jakarta dan Denpasar. Strategi jaringan penerbangan (route network) diarahkan
untuk meraih tujuan. Perusahaan menjadi leading carrier di pasar domestik dan flag carrier di
pasar internasional. Pengembangan jaringan penerbangan terutama didasarkan pada
perkembangan trafik, profitabilitas rute, kondisi persaingan dan sumber daya armada pesawat
yang dikelola. Restrukturisasi rute dilakukan dengan mengkonsolidasi rute dan mengalihkan
sumber daya ke rute-rute yang lebih menguntungkan. Garuda Indonesia melakukan kerjasama
dengan sejumlah Maskapai Penerbangan Asing (MPA) berupa codeshare dan special prorate
agreement. Dengan kerja sama ini, pelanggan memperoleh kemudahan dengan menggunakan
tiket Garuda Indonesia untuk menjangkau kota-kota tujuan yang dilayani Garuda Indonesia dan
yang dicode sharekan, atau sebaliknya bagi pelanggan MPA mitra tersebut. Saat ini Perusahaan
melakukan kerjasama codeshare dengan delapan MPA: China Airlines, China Southern Airlines,
Gulf Air, Korean Air, Malaysian Airlines, Philippine Airlines, Qatar Airways dan Silk Air.
Situasi Pasar Industri

Pasar Internasional Asia Pasifik


Kawasan Asia Pasifik mencatat pertumbuhan jumlah penumpang internasional yang
moderat sebesar 4,2% dalam tahun 2007 dibandingkan tahun 2006. Jumlah penumpang
yang masuk maupun keluar ke dan dari kawasan ini serta yang terbang antar negara dalam
kawasan ini tercatat oleh Association of Asia Pacific Airlines (AAPA) sebesar 144 juta
orang. Pertumbuhan yang tinggi tercatat pada rute-rute internasional China, India subcontinent dan Middle East/Africa. Pertumbuhan jumlah penumpang ini didorong oleh

pertumbuhan ekonomi, penambahan kapasitas dan semakin berkembangnya industri


pariwisata di wilayah Asia Pasifik. Maskapai-maskapai penerbangan anggota AAPA
melakukan penambahan kapasitas penerbangan sebagaimana tercermin dari peningkatan
avalaible seatkilometer (ASK) sebesar 2,6%.

Pasar Internasional
Trafik penumpang internasional yang masuk ke Indonesia dan penumpang yang ke luar
negeri (inbound & outbound traffic passengers) melalui empat bandara internasional
meningkat masing-masing sebesar 16,6% dan 14,6% dalam tahun 2007, sebagaimana
laporan Badan Pusat Statistik (BPS). Pertumbuhan yang tinggi ini menandakan pulihnya
kepercayaan penumpang dari ancaman teror yang pernah dialami dan pesatnya
pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Pasifik. Bandara yang paling banyak dilalui oleh
penumpang internasional yang masuk ke Indonesia adalah bandara Soekarno-Hatta, dengan
jumlah penumpang sebesar 3,3 juta orang, meningkat 13,2% dibandingkan tahun
sebelumnya. Dibandingkan dengan jumlah seluruh penumpang bandara Soekarno-Hatta,
Ngurah Rai, Juanda dan Polonia, kontribusi (portion) penumpang internasional yang masuk
melalui bandara Soekarno-Hatta mencapai 54,8%. Tujuan kedatangan penumpang
internasional yang melalui bandara ini mencakup tujuan bisnis maupun tujuan wisata,
mengingat Jakarta merupakan ibukota Negara dan bandara ini merupakan bandara poros
(hub) dalam jaringan penerbangan nasional.
Sedangkan perkembangan arus kargo udara internasional mengalami pertumbuhan yang
positif. Tonase kargo udara yang masuk ke Indonesia (cargo inbound traffic) mencapai 111
ribu ton, meningkat 7,4% dibandingkan tahun lalu. Tonase kargo udara ke luar negeri yang
diangkut berjumlah 155,3 ribu ton, meningkat 13,8%.

Pasar Domestik
Perkembangan trafik penumpang domestik mengalami peningkatan sebesar 6,9%, dari 29,2
juta orang menjadi 31,2 juta orang menurut laporan BPS. Laju pertumbuhan ini lebih
rendah dari tahun sebelumnya. Hal ini dipengaruhi oleh kekhawatiran masyarakat terhadap
faktor keamanan penerbangan sebagai dampak kecelakaan pesawat Adam Air pada tanggal
1 Januari 2007 dan 21 Februari 2007 serta pesawat Garuda Indonesia pada tanggal 7 Maret
2007. Trafik penumpang baru kembali mencatat pertumbuhan yang berarti mulai Mei 2007.
Penambahan pesawat oleh maskapai nasional menjadikan kondisi persaingan usaha di
bisnis transportasi udara domestik menjadi semakin ketat. Sebanyak 12 operator telah
menambah 38 buah pesawat ke dalam armada pesawat udaranya pada tahun yang lalu,
sebagaimana catatan Departemen Perhubungan (Harian Investor Daily, 26 Desember
2006). Perkembangan trafik kargo udara domestik menunjukkan peningkatan sebesar 5,5%.
Jumlah kargo udara yangdiangkut oleh maskapai penerbangan mencapai 203 ribu ton.

Analisis SWOT
Analisis SWOT ini akan mengidentifikasikan factor internal dan eksternal perusahaan sehingga
dapat diketahui potensi-potensi yang mampu dikembangkan Garuda dimasa yang akan dating
dan mengatasi kekurangan-kekurangan yang dimiliki.
Dari sisi internal akan dilihat kekuatan atau kelemahan yang dimiliki oleh PT. Garuda Indonesia
(Persero) Tbk. itu sendiri. Sedangkan dari sisi eksternal, akan dilihat peluang dan ancaman dari
luar perusahaan.
Faktor-faktor yang akan dianalisi tersebut antara lain:
1. Faktor Internal Perusahaan
Strength
Maskapai penerbangan terbesar di Indonesia Garuda saat ini mengoperasikan 89
pesawat yang terdiri dari 3 pesawat jenis Boeing 747-400, 6 pesawat jenis Airbus
330-300, 5 pesawat jenis Airbus 330-200 dan 33 pesawat jenis B737 Classic (seri
300, 400, 500) dan 42 pesawat B737-800 NG
Garuda mempunyai 40 rute penerbangan domestic dan 36 rute penerbangan
internasional
Konsep layanan yang selalu menempatkan pelanggan sebagai focus utama yang
didasarkan keramahtamahan dan keunikan Indonesia yang disebut dengan
Garuda Indonesia Experience
Adanya layanan Immigration on Board yang merupakan inovasi Garuda dan
merupakan satu-satunya didunia, yaitu layanan memberikan visa diatas pesawat
Memiliki tim yang terdiri dari individu-individu yang handal, professional,
kompeten, berdaya saing tinggi dan helpful serta dilandasi atas nilai-nilai FLY-HI
disetiap insan Garuda Indonesia.
Pangsa pasar Garuda Indonesia di pasar Intenasional mencapai 23,2% kendati
terjadinya krisi global sehingga Garuda Indonesia tetap menjadi pimpinan pasar
untuk area Jepang-Korea-China, Timur Tengah dan South West Pacific (Australia)
Garuda Indonesia telah memiliki brand yang kuat dan telat diakui dipasar
domestik.

Weakness
Biaya operational yang tinggi menyebabkan harga tiket pesawat cukup tinggi
dibandingkan diantarapenerbangan domestiklainnya
Tingginya tingkat hutang lancar yang diakibatkan adanya peningkatan dalam
jumlah kewajiban pada akun-akun lancar seperti hutang usaha dan biaya yang
masih harus dibayar

Garuda sangat bergantung pada system otomatisasi dalam menjalankan bisnis


sehingga apabila terjadi kesalahan system proses bisnis perusahaan akan
terganggu

2. Faktor Internal Perusahaan


Opportunity
Telah dikeluarkannya Garuda Indonesia dari daftar perusahaan penerbangan yang
dilarang terbang di kawasan Eropa, yang menyebabkan semakin terbukanya
kesempatan untuk mewujudkan pengembangan jaringan penerbangan
internasional jarak jauh.
Berkembangnya secara cepat industry penerbangan Asia pasifik
Bergabungnya Garuda sebagai anggota aliansi global maskapai penerbangan yang
bernama SkyTeam Global Airlines Alliance.

Threat
Competitor yang semakin banyak dengan harga tiket yang kompetitif
Adanya bencana alam seperti letusan gunung berapi, asap dsb yang dapat
menurunan permintaan

Peningkatan aspek GCG


Garuda Indonesia berupaya secara konsisten menerapkan Good Corporate Governance (GCG)
sehingga system dan struktur organ perusahaan yang menyangkut kewenangan, tugas dan
hubungan kerja dapat berjalan secara optimal, efektif dan menghasilkan sinergi bagi kepentingan
Perusahaan. Untuk itu pada awal tahun 2007 telah diluncurkan Piagam Komisaris dan Direksi
yang berisi acuan bagi hubungan kerja Dewan Komisaris dan Direksi yang sesuai dengan best
practice prinsip-prinsip GCG terbaik di Indonesia maupun internasional. Sesuai dengan Pedoman
Kebijakan Perusahaan (PKP) sebagai salah satu mekanisme sistem corporate governance,
sebagaimana yang telah dijelaskan di muka, Garuda Indonesia telah memiliki nilai-nilai
perusahaan dan code of conduct sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan dan perilaku
seluruh insan Garuda Indonesia. Nilai-nilai perusahaan beserta standar perilaku Insan Garuda
Indonesia, dalam jangka panjang diharapkan dapat menjadi budaya kerja Garuda Indonesia.
Internalisasi nilai-nilai dan standar perilaku tersebut merupakan program yang dilaksanakan
dengan penuh komitmen, berkesinambungan dan melibatkan semua pihak. Di tahun 2007
perusahaan juga telah menyiapkan serangkaian kebijakan untuk mendorong percepatan
pengambilan keputusan, namun tetap berada dalam koridor tanggung jawab dan akuntabilitas
yang jelas. Salah satunya dalam bentuk Laporan Tata Kelola Perusahaan di Laporan Tahunan
2007 yang menekankan aspek transparansi dan upaya-upaya Garuda Indonesia menerapkan
praktek-praktek GCG di seluruh tingkatan perusahaan mulai dari yang terendah hingga
Komisaris.

Aspek Kegiatan PT. Garuda Indonesia


Gadura Indonesia adalah suatu badan usaha milik Negara yang bergerak dalam bidang
penyediaan jasa transportasi udara dan jasa-jasa lain yang terkait. Sebagai BUMN, Garuda juga
mempunyai tanggung jawab lain, yaitu sebagai agen pembangunan dengan tujuan membantu
Indonesia untuk tinggal landas, dan sebagai wakil atau duta rakyat Indonesia, dimanapun Garuda
berada. Sehubungan dengan itu ada beberapa tanggung jawab lain yang diemban Garuda
Indonesia yaitu:
1. Meningkatkan industry sektor pariwisata di Indonesia
2. Menciptakan lapangan kerja
3. Melestarikan kebudayaan Indonesia, dan
4. Membantu pembangunan nasional.
Selain itu, dalam posisinya sebagai perusahaan pembawa bendera nasional (flag carrier) Garuda
Indonesia tidak melepaskan diri dari program-program yang terkait dengan Corporate Social
Responsibility, yang difokuskan pada program yang memberikan manfaat yang maksimal bagi
para stakeholders seperti pelanggan, karyawan, mitra usaha, pemegang saham, maupun
masyarakat umum. Sebagai bagian dari dukungan terhadap pengembangan pariwisata nasional,
maka dalam kaitan mensukseskan.

Sumber Daya Manusia


Bagi Garuda Indonesia, karyawan adalah sumber daya Perusahaan yang paling berharga.
Pembinaan dan pengembangan karyawan senantiasa menjadi prioritas utama dalam
pengembangan usaha Perusahaan. Perusahaan menetapkan perencanaan karyawan yang
dilakukan dengan mengacu pada kebutuhan Perusahaan berdasarkan rencana usaha (business
plan), arah kebijakan dan strategi Perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai