Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

PROFESI KEPERAWATAN GAWAT DARURAT FIK UI


Nama

: Ika Puspitasari

NPM

: 0706270711

Tanggal

: 8 Desember 2011
Chronic Kidney Disease (CKD)

A.

DEFINISI
CKD adalah suatu penyakit yang ditandai dengan perubahan atau penurunan fungsi

ginjal secara progresif, irreversible, dan persisten. CKD biasanya merupakan akibat dari
penyakit kronis yang diderita. CKD juga merupakan kegagalan fungsi ginjal (unit nefron)
yang berlangsung perlahan-lahan, menimbulkan penumpukan sisa metabolic (toksik) dan
menimbulkan gejala yang menyakitkan. Pada kondisi tersebut, tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan serta elektrolit yang
menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen dalam darah).
B.

ETIOLOGI

Penyebab CKD dapat dibagi menjadi 2 kelompok:


a. Penyakit parenkim ginjal
Penyakit ginjal primer: glomerulonephritis, mielonefritis, Tb ginjal.
Penyakit ginjal sekunder: nefritis lupus, nefropati, ataupun DM.
b. Penyakit ginjal obstruktif: pembesaran prostat, batu saluran kemih, ataupun refluks
ureter.
Infeksi berulang dan perfusi nefron yang memburuk
Obstruksi saluran kemih
Destruksi pembuluh darah akibat diabetes dan hipertensi kronis
Sesak pada jaringan dan trauma langsung pada ginjal

C.

PATOFISIOLOGI

D.

MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis yang ditimbulkan dari MI antara lain:
1. Anemia
2. Purpura

12. CAD, aterosklerosis,hipertensi,


CHF

3. Mual

13. Pericarditis

4. Anoreksia

14. Edema perifer

5. Muntah

15. Kejang, ketidakseimbangan

6. Stomatitis

elektrolit

7. Perdarahan GIT

16. Neuropati perifer

8. Diare, konstipasi

17. Koma, parestesia

9. Pruritus

18. Poliuria

10. Penurunan turgor kulit

19. Oliguria

11. Ekimosis

20. Proteinuria
21. Hematuria

22.
E.

FAKTOR RISIKO

23. Faktor risiko CKD antara lain:


1. DM tipe 1 & 2
2. Hipertensi
3. Kolesterol tinggi
4. Drug abuse
5. Riwayat keluarga dengan penyakit ginjal
6. Usia
7. Trauma
8. Penyakit-penyakit seperti kanker, HIV/AIDS, CHF, Hepatitis.
24.
25.

F.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Laboratorium
1. Urinalisis
a)

Proteinuria: 3 g/24 jam pada glomerulonephropathies dan sindrom

nefrotik.
b)

Eosinofiluria: pada alergi nefritis interstisial

c)

Sel epitel (sel tubular renal): pada klien glomerulonephritis dan

pyelonephritis.
d)

Osmolalitas urin

e)

CCR atau GFR

26.

GFR=

27.

(140 umur)

x BB

72x creatinin plasma


Stage 1: GFR 90%
Stage 2: GFR 60 89%
Stage 3: GFR 30 59%
Stage 4: GFR 15 29%
Stage 5: GFR 15%

2. Serum
a) Kreatinin

50% nefron rusak : serum kreatinin normal atau dua kali lipat dari 1,4
mg/dl

75% nefron rusak: serum kreatinin 4 kali lipat

90% nefron rusak: serum kreatinin 10 mg/dl

Sindrom uremik: serum kreatinin 10 mg/dl, perlu hemodialisa

b) BUN 100 mg/dl.


c) Tes toleransi glukosa: intoleran
3. Radiologi
a)

USG Abdomen

b)

CT Scan: terlihat defek perfusi renal, pyelonephritis

kolik renal.
28.
29.

agnosa
perawa
tan
nurunan
ah
tung
hubung
dengan
ban
tung
ng
ningkat

G.

RENCANA KEPERAWATAN

a. Asuhan Keperawatan
d. Tujuan /
Kriteria
Evaluasi
i. Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3x24 jam,
penurunan curah
jantung tidak
terjadi dengan
kriteria hasil :
Mempertahankan curah
jantung dengan bukti
tekanan darah dan
frekuensi jantung
dalam batas normal,
nadi perifer kuat dan
sama dengan waktu
pengisian kapiler
p.
q.

e. Intervensi
j. Mandiri
Auskultasi bunyi jantung dan paru
Kaji adanya hipertensi
k.
l.
Selidiki keluhan nyeri dada,
perhatikanlokasi, rediasi, beratnya (skala
0-10)
Kaji tingkat aktivitas, respon terhadap
aktivitas

f. Rasional

m.
Adanya takikardia frekuensi jantung tid
Hipertensi dapat terjadi karena ganggua
aldosteron-renin-angiotensin (disebab
disfungsi ginjal)
HT dan GGK dapat menyebabkan nyeri
n.
o.
Kelelahan dapat menyertai GGK juga a

agnosa
perawa
tan
ngguan
eimban
n cairan
n
ktrolit
hubung
dengan
ma
under :
ume
ran
ak
mbang
h
ena
ensi Na
n H2O)

agnosa
perawa
tan
ubahan
risi:
ang dari
butuhan
hubung
dengan
oreksia,
al,
ntah

agnosa
perawa
tan
ubahan
a nafas
hubung
dengan
erventil

under:
mpensas
elalui

t. Tujuan /
Kriteria
u. Intervensi
v. Rasional
Evaluasi
y. Mempertahankan
z. Mandiri
aa.
berat tubuh ideal Kaji status cairan dengan menimbang BB Pembatasan cairan akn menentukan BB
tanpa kelebihan
perhari, keseimbangan masukan dan
urin, dan respon terhadap terapi
cairan dengan
haluaran, turgor kulit tanda-tanda vital
ab.
kriteria hasil:
ac.
tidak ada edema, Batasi masukan cairan
keseimbangan
Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang Pemahaman meningkatkan kerjasama p
antara input dan
keluarga dalam pembatasan cairan
pembatasan cairan
output
Untuk mengetahui keseimbangan input
Anjurkan pasien / ajari pasien untuk
ad.
mencatat penggunaan cairan terutama
pemasukan dan haluaran

ae.
ah. Tujuan /
Kriteria
Evaluasi
am.Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3x24 jam,
klien dapat
mempertahankan
masukan nutrisi
yang adekuat
dengan kriteria
hasil:
menunjukan BB
stabil
ar.
au. Tujuan /
Kriteria
Evaluasi
az. Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3x24 jam,
pola nafas
kembali normal /
stabil

ai. Intervensi
an. Mandiri
Awasi konsumsi makanan / cairan
Perhatikan adanya mual dan muntah
ao.
ap.
Berikan makanan sedikit tapi sering
Tingkatkan kunjungan oleh orang terdekat
selama makan
Berikan perawatan mulut sering

aj. Rasional

av. Intervensi
ba. Mandiri
Auskultasi bunyi nafas, catat adanya
crakles
Ajarkan pasien batuk efektif dan nafas
dalam
Atur posisi senyaman mungkin
Batasi untuk beraktivitas

aq.
Mengidentifikasi kekurangan nutrisi
Gejala yang menyertai akumulasi toksin
dapat mengubah atau menurunkan pem
memerlukan intervensi
Porsi lebih kecil dapat meningkatkan m
Memberikan pengalihan dan meningkat
Menurunkan ketidaknyamanan stomatit
tak disukai dalam mulut yang dapat m
masukan makanan

aw.Rasional

bb.
Menyatakan adanya pengumpulan secre
Membersihkan jalan nafas dan memuda
Mencegah terjadinya sesak nafas
Mengurangi beban kerja dan mencegah
atau hipoksia

alosis
piratori

agnosa
perawa
tan
rusakan
egritas
it
hubung
dengan
ritis

agnosa
perawa
tan
oleransi
ivitas
hubung
dengan
igenasi
ngan
ng tidak
kuat,
etihan

bc.
bf. Tujuan /
Kriteria
Evaluasi
bk. Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3x24 jam,
integritas kulit
dapat terjaga
dengan kriteria
hasil :
Mempertahankan kulit
utuh
Menunjukan perilaku /
teknik untuk
mencegah kerusakan
kulit

bg. Intervensi
bl. Mandiri
Inspeksi kulit terhadap perubahan warna,
turgor, vaskuler, perhatikan kadanya
kemerahan
Pantau masukan cairan dan hidrasi kulit
dan membran mukosa
Inspeksi area tergantung terhadap udem
Ubah posisi tiap 2 jam
bm.
Berikan perawatan kulit
Pertahankan linen kering
Anjurkan pasien menggunakan kompres
lembab dan dingin untuk memberikan
tekanan pada area pruritis
Anjurkan memakai pakaian katun longgar

bh. Rasional

bn.
Menandakan area sirkulasi buruk atau k
dapat menimbulkan pembentukan dek
bo.
Mendeteksi adanya dehidrasi atau hidra
yang mempengaruhi sirkulasi dan inte
Jaringan udem lebih cenderung rusak /
Menurunkan tekanan pada udem, jaring
perfusi buruk untuk menurunkan iskem
Mengurangi pengeringan, robekan kulit
Menurunkan iritasi dermal dan risiko ke
Menghilangkan ketidaknyamanan dan m
risiko cedera
bp.
Mencegah iritasi dermal langsung dan m
evaporasi lembab pada kulit

bq.
bt. Tujuan /
Kriteria
Evaluasi
by. Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3x24 jam,
Pasien dapat
meningkatkan
aktivitas yang
dapat ditoleransi

bu. Intervensi
bz. Mandiri
Pantau pasien untuk melakukan aktivitas
Kaji fektor yang menyebabkan keletihan
Anjurkan aktivitas alternatif sambil
istirahat
Pertahankan status nutrisi yang adekuat

bv. Rasional

ca.
Mengetahui toleransi klien saat beraktiv
Kegiatan tersebut harus dihindari
Meminimalkan penggunaan O2
Membantu memenuhi kebutuhan energy
beraktivitas.

cb.
cc. Referensi:
cd.

Alspach, Joann Grif. (2006). Core curriculum for critical care nursing. 6th ed.
Missouri: Saunders Elsevier.

ce.

Hudak, Carolyn M., et al. (1998). Critical care nursing a holistic approach. 7th ed.
Philadelphia: Lippincott.

cf.
cg.

Anda mungkin juga menyukai