Anda di halaman 1dari 42

Bronkitis Kronik

Desy Wulandari, S.Kep.,Ns


Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Tanjungpura

Apa yang kalian lihat dari kedua gambar ini?

Tujuan Belajar
Setelah diberikan pembelajaran selama 100 menit
diharapkan mahasiswa mampu memahami:
1. Konsep penyakit bronkitis kronik
2. Asuhan keperawatan pada klien dengan bronkitis
kronik

Outline
1. Definisi bronkitis kronik
2. Prevalensi
3. Etiologi
4. Manifestasi Klinis
5. Evaluasi Diagnostik
6. Diagnosa Banding
7. Komplikasi
8. Pathway
9. Pencegahan
10.Penatalaksanaan
11.Asuhan Keperawatan

Apa itu bronkitis?


Apa yg membedakan bronkitis akut
dg bronkitis kronik?

Definisi
Bronkitis merupakan suatu peradangan pada trakea,
bronkus dan bronkhioli yg sering disebabkan ol
rinovirus, RSV, virus influenza, parainfluenza &
coxsackie virus (Muttaqin, 2008)
Bronkitis kronik merupakan suatu gangguan klinis
yg ditandai oleh pembentukan mukus yang
berlebihan dalam bronkus (Silvia & Lorraine, 2006)
Bronkitis kronik didefinisikan sebagai adanya batuk
produktif yg berlangsung 3 bulan dalam 1 th selama
2 th berturut-turut (Smeltzer & Bare, 2001)

Prevalensi
Diperkirakan 16,2 juta org Amerika menderita bronkitis
kronik & emfisema atau keduanya yg menyebabkan
112.584 kematian pd th 1998
(Price & Wilson,
2005)
Di India usia penderita (60 th) 7,5%, usia (30-40 th)
5,7%, usia (15-20 th) 3,6%
Indonesia: BP4 Yogyakarta 2009, jumlah pasien
bronkitis kronik 1543 orang (10 besar penyakit)
Kasus: pria > wanita
Lebih sering terjadi pada penduduk kota
Lebih sering terjadi pada musim dingin

Etiologi
Penyebab bronkitis: faktor lingkungan dan
faktor host/penderita
Faktor lingkungan??
Faktor host??

Cont..
Faktor lingkungan:
Polusi udara (asap rokok, uap/gas)
Infeksi
- Bakteri (staphylococcus, streptococcus,
pneumococcus, pertusis, mikroplasma,
tuberculosis)
- Virus (parainfluenza, influenza, adeno)
- Fungi (monolia)
Faktor Host: Kondisi alergi, riwayat penyakit paru
yg sudah ada, usia, jenis kelamin

Manifestasi Klinis
Batuk produktif (Intensitas?)
Produksi sputum (warna apa? Jumlah? Frekuensi?)
Dyspnea (Kapan mengalami sesak?)
Kelelahan
Sakit tenggorokan
Hidung tersumbat
Demam

Evaluasi Diagnostik
Pemeriksaan sputum
Rontgen thorax
Spirometri

Pemeriksaan fungsi paru: menilai kerja paru dengan


mengukur udara inspirasi, ekspirasi, kecepatan ekspirasi
Pemeriksaan darah
AGD
Evaluasi fungsi paru, keseimbangan asam basa, evaluasi
keefektifan terapi oksigen

Spirometri

Cont...
C-reactive protein test
U/ identifikasi inflamasi atau infeksi di tubuh, <10
mg/L
Kultur darah
Uji lab u/ memeriksa bakteri atau fungi di dalam
darah
Kultur sputum
U/ mengidentifikasi organisme spesifik dx
definitif pengobatan tepat. Pengambilan S-P-S

Diagnosa Banding
Pneumonia

Komplikasi
Komplikasi yg mungkin terjadi pada bronkitis kronik:
1. Otitis Media Akut
Terdapatnya cairan di dalam telinga tengah dg
tanda & gejala infeksi. M.O penyebab bronkitis
menyebar & masuk ke dalam sal telinga tengah
infeksi, peradangan
2. Sinusitis Maksilaris
Radang pd sinus yg ada disekitar hidung sbg akibat
dari radang sal napas atas

Otitis Media Akut

Pathway

Pencegahan
Hindari zat-zat iritan
Imunisasi agen virus pd umumnya dg vaksin
S.Pneumonia & influenza pd individu yg rentan
terhadap infeksi sal napas
Semua pasien dg infeksi traktus respiratorius
atas akut harus mendapat pengobatan sesuai,
termasuk antimikroba berdasarkan pemeriksaan
kultur & sensitivitas pd tanda pertama sputum
purulen

Penatalaksanaan
Antibiotik
- Penisilin (Amoxicilin):
Perlekatan pd protein pengikat penisilin yg spesifik
(PBPs) sbg reseptor pd bakteri menghambat
sintesis dinding sel, mengaktifkan enzim autolitik
dlm dinding sel bakteri rusak & mati
- Quinolon (Ciprofloksasin, ofloksasin)
Sebagai antimikrobial oral, efektif thd Gr (+) (-),
bakteri yg resisten thd antibiotik

Cont
Mukolitik
Memecah glikoprotein mukus menjadi molekul2 kecil
sehingga lebih encer
Ekspektoran
Mengurangi viskositas & adhesivitas sputum
efektivitas mukosiliar pengeluaran sputum lebih
mudah
Bronkodilator (simpatomimetika, metilxantin)
Merelaksasikan otot2 polos pada saluran pernapasan.
Simpatomimetik, metilsantin, antikolinergik

Cont...
- Simpatomimetik (Beta-2-agonis)
Aksi serupa dg aktifitas saraf simpatis. Ujung
saraf
simpatis menghasilkan norephinephrine, epinefrin,
isoproterenol (adrenergik). Adrenergik memiliki 2
reseptor alfa & beta (1 dan 2). Beta 2 adrenergik
terdapat pd kel & otot halus bronkus
bronkodilatasi

Cont...
- Metilxantin
Teofilin gol metilxantin yg banyak digunakan.
Bekerja dg menghambat penguraian cAMP
menjadi AMP cAMP seluler
bronkodilatasi

Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
. Biodata: prevalensi bronkitis plg sering tjd pd usia
45-65 th, laki2 > wanita
. Keluhan Utama
Batuk persisten, sputum produktif, dispnea
. Riwayat kesehatan
- Riwayat kesehatan sekarang
- Riwayat kesehatan dahulu: inf sal napas atas
- Riwayat kesehatan keluarga: anak dr orgtua
perokok beresiko menderita penyakit pernapasan
lebih sering & lebih berat serta prevalensi gangg
pernapasan kronik lebih tinggi

Cont...
Riwayat Psiko-sosial-spiritual
- Psikologi: Cemas
- Sosial: Pengetahuan klien & kelg terkait pengobatan,
support system, cara klien & kelg mencegah kontak
dg alergen
- Spiritual: keyakinan, ibadah selama sakit
Pemeriksaan Fisik
- KU: Sianosis, Udem (akibat CHF dextra), kelemahan
- TTV: RR , HR , Suhu

Cont...
- Breathing
I: Pe usaha napas, RR , penggunaan otot
bantu napas, barrel chest, batuk dg sputum (+),
sputum kuning kehijauan
P: Taktil fremitus dbn
P: Resonan slp
A: Bronkhial, ronchi basah
- Blood: takikardi, TD dbn
- Brain: Kesadaran CM

Cont...
- Bowel
Mual, muntah, nafsu makan , BB
Pola Fungsi Kesehatan
- Pola persepsi terhadap kesehatan & pemeliharaan
kes: Pengetahuan kes, kebiasaan merokok
- Pola aktivitas latihan
Aktivitas terganggu o.k sesak (pe sputum)
- Pola istirahat tidur
Gang istirahat tidur o.k sesak

Cont...
- Pola nutrisi metabolik (ABCDEF)
A: Antropometri (BB, TB, IMT, LLA, LP, LD,LK )
B: Biochemical (Hb, Hct, albumin)
C: Clinical sign (kulit, mata, rambut, mukosa oral)
D: Diet (nafsu makan, jenis & jumlah makanan)
E: Energy (kemampuan klien dlm beraktivitas)
F: Factor penyebab lain masalah nutrisi (gangg
menelan, mengunyah, dsb)
- Pola eliminasi (BAB/BAK)

Cont
-

Pola persepsi sensori & kognitif


Pola hub dg orglain
Pola reproduksi & seksual
Pola persepsi diri & konsep diri
Pola mekanisme & koping
Pola nilai, kepercayaan & keyakinan

Cont...
Hasil pemeriksaan diagnostik: darah lengkap,
Ro, kultur sputum, dsb
Terapi Medis
- Antimikrobial
- Bronkodilator Dosis, jalur pemberian
- Nebulizer

Cont...
B. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif b/d
bronkospasme, pe produksi sputum
2. Gangguan pertukaran gas b/d ketidakseimbangan
perfusi ventilasi
3. Hipertermi b/d peningkatan laju metabolisme
dari bakterimia / viremia
4. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh b/d peningkatan metabolisme
tubuh & penurunan nafsu makan sekunder
terhadap demam

Cont...
C. Rencana Intervensi
1. Bersihan jalan napas tidak efektif b/d obstruksi
jalan napas (bronkospasme, pe produksi
sputum)
NOC: Setelah diberikan intervensi keperawatan
selama 1 x 24 jam, diharapkan status
pernapasan klien menjadi paten (kepatenan
jalan napas), dgn kriteria hasil:
a. Klien tampak lebih mudah bernapas
b. Frekuensi napas dbn yaitu 16-24 kali/min
c. Sekret keluar secara efektif
d. Suara napas bronkial atau vesikuler

Cont...
NIC:
- Observasi fungsi pernapasan klien (frek, irama,
suara napas, penggunaan otot2 bantu napas)
- Posisikan semifowler
- Ajarkan batuk efektif
- Kolaborasi: antibiotik, mukolitik, ekspektoran,
bronkodilator, dsb
2. Gangguan pertukaran gas b/d ketidakseimbangan
perfusi ventilasi

Cont...
NOC: Setelah diberikan intervensi keperawatan
selama 1x24 jam, diharapkan ventilasi &
oksigenasi jar adekuat dgn kriteria hasil:
- Hasil pemeriksaan AGD dbn
- Tidak terdapat gejala distres pernapasan

Cont...
NIC:
- Catat frekuensi & kedalaman pernafasan, penggunaan otot
bantu pernafasan
- Auskultasi paru untuk mengetahui penurunan / tidak adanya
bunyi nafas dan adanya bunyi tambahan misal krakles, ronki
dll
- Kaji toleransi aktifitas misalnya keluhan kelemahan /
kelelahan selama kerja atau tanda vital berubah
- Lakukan tindakan untuk memperbaiki / mempertahankan
jalan nafas misalnya , batuk, penghisapan lendir dll
- Tinggikan kepala / tempat tidur sesuai kebutuhan / toleransi

Cont...
3. Hipertermi b/d peningkatan laju metabolisme dari bakterimia atau
viremia
NOC: Setelah diberikan intervensi keperawatan
selama 1 x 5 jam, diharapkan termoregulasi
terkontrol, dengan kriteria hasil:
a. Suhu tubuh antara 36,5 37,5 oC
b. Akral teraba hangat
NIC: Monitor suhu tubuh setiap 2 jam
- Monitor suhu tubuh setiap 2 jam
- Monitor status hidrasi (kelembaban membran mukosa dan
turgor kulit)
- Berikan kompres di lipatan2 tubuh
- Anjurkan klien u/ banyak minum
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antipiretik

Cont...
4.Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b/d
peningkatan metabolisme tubuh & penurunan nafsu makan
sekunder terhadap demam
NOC: Setelah diberikan intervensi keperawatan selama
1x7 hari, diharapkan nutrisi adekuat dengan
kriteria hasil:
a. BB kembali normal (sesuai dengan IMT)
b. Mual dan muntah berkurang / hilang
c. Hb antara 12 16 gr/dl
d. Konjunctiva tidak anemis

Cont...
NIC:
- Observasi intake dan output klien
- Observasi jika adanya muntah
- Observasi pemeriksaan laboratorium: Hb, Ht,
Eritrosit, Trombosit, Albumin
- Berikan makanan sedikit tapi sering
- Berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan
nutrisi dan bagaimana memnuhinya
- Pertahankan higien mulut sebelum dan sesudah
makan
-Timbang berat badan setiap hari

Mini Quiz
1. Sebutkan 4 penyebab terjadinya bronkitis kronik
2. Jelaskan 2 pemeriksaan diagnostik untuk
bronkitis
kronik
3. Sebutkan 2 diagnosa keperawatan yg mungkin
terjadi pada bronkitis kronik dan tindakan mandiri
keperawatan yg dapat dilakukan terkait dg
diagnosa tersebut

Reference
http://www.lung.org/lung-disease/bronchitis-chronic/understandingchronic-bronchitis.html
www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/brnchi/signs
Price, S.A., & Wilson, L.M. (2006). Patofisiologi konsep klinis prosesproses penyakit (6th ed. 2th vol ). Jakarta: EGC.
Smeltzer, S., & Bare, B. (2002). Buku ajar keperawatan medikal bedah
brunner & suddarth (8th ed. 2th vol). Jakarta: EGC.
Somantri, Irman. (2012). Asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan sistem pernapasan. Jakarta: Salemba Medika
Muttaqin, Arif. (2008). Buku ajar: asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan sistem pernapasan. Jakarta: Salemba Medika
Santosa, B. (2005). Panduan diagnosa keperawatan NANDA. Jakarta:
Prima Medika
Carpenito, L.J. (2000). Diagnosa keperawatan aplikasi pada praktek
klinik. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai