Pip
Pip
ILMU PERTANIAN
OLEH :
R. ALTJE. R. MOGEA, SP.MSi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Definisi dan pengenalan
PENGANTAR ILMU PERTANIAN
DEFINISI
ILMU
PERTANIA
N
AGRONOMI
BUDIDAYA
TANAMAN
B.Pertanian
Merupakan
Kebudayaan
Pertama Manusia
Pertanian merupakan kebudayaan yang
pertama kali dikembangkan manusia sbg
respon terhadap tantangan kelangsungan
hidup yg berangsur menjd sukar krn semakin
menipisnya sumber pangan di alam bebas
akibat laju pertabahan mc. Sejak mc mulai
berusaha sendiri menanam tumbuh2an utk
keb.nya 12.000 thn yg lalu, usaha utk
memperbaiki cara2 becocok tanaman sgt
lamban. Pengolahan tanah baru dipraktekkan
antara 2500-3000th SM, diduga pertama kali
di Palestina. Diperkirakan 4000th yg lalu
pengairan utk pertanian sdh dilaksanakan di
Mesir dan Cina, slnjtnya menyusul di lembah
Mesopotamia dan India. Diduga potensi
tanaman sdh dipraktekkan 1000thn SM dijalur
Di
zaman
Romawi
praktik
domestika tanaman berkembang
menjadi budaya seni, kemudian
menjelma menjadi sebuah ilmu
pengetahuan yang terus-menerus
digali
kemungkinan
terciptanya
teknologi baru untuk meningkatkan
produktivitas tanaman
Ilmu
III.
Ilmu
pertanian
adalah
kelompok
ilmu
pengetahuan terapan yang mempelajari segala
aspek biologis, sosiobudaya dan bisnis yang
berkaitan dengan kegiatan usaha manusia dalam
rangka meningkatkan pemanfaatan kekayaan hayati
melalui proses produksiatau usaha ekstrasi selektif,
untuk
memenuhi
perkembangan
kebutuhan
manusia dengan memperhatikan keseimbangan
ekologi dan kelestarian produktivitas alam.
Agronomi adalah salah satu disiplin ilmu dari ilmu pertanian yang
mempelajariaspek biofisik dan biokimia yang berkaitan dengan usaha
penyempurnaan budidaya tanaman. Secara lebih rinci, pengertian
agronomi adalah ilmu terapan yang mempelajari interaksi antar
lingkungan biofisik dan biokimia seperti iklim, cuaca, lahan/tanah
(termasuk organisme renik didalamnya), topografi dan elevasi
dengan tanaman, dengan tujuan menghasilkan fenotip tanaman dari
genotip tertentu sesuai dgn keinginan manusia, khususnya penanam
Seorang ahli
agronomi
Sebagai
Ilmuwan
Dalam memecahkan
masalah hrs
berpedoman pada 4
prinsip
D.
Sejarah
Pertanian
Sejarah pertanian berkaitan dengan perkembangan peradaban
manusia. Pada zaman dahulu kehidupan manusia tergantung pada
berburu dan mengumpulkan bahan makanan ( 99% of mankinds
existence of earth has been as ahunter & gatherer). Pembagian
zaman
kehidupan
mc
secara
umum
adalah:
1.
Golden
age
(prehistory)
2.
Silver
Age
(8.000
B.C)
3.
Bronze
Age
(
3.500
B.C)
4.
Iron
Age
(1.500-600
B.C)
Sejarah pertanian diawali pada era neolitik di daerah Timur Tengah
di lembah sungai Nil ( Tigris Euphrates) sekitar 10.000-12.000 tahun
yang lalu yang kemudian menyebar ke Eropa (6000 tahun SM),
Sudan dan Mesir (3000-4000 SM). Di daerah timur tengah sistem
irigasi dikenal di delta sungai Tigris sekitar tahun 4500 SM dan sejak
tahun 3000 SM bajak sudah dikenal di Mesir dan Irak. Di Timur Tengah
sebelum beternak mereka berburu binatang dulu, tetapi di Indonesia
dimulai dengan bercocok tanam dulu kemudian berburu binatang.
Sejarah
Pertanian
berdasarkan
pemahaman
mengenai
;
a.
Ketergantungan
manusia
dari
sumber hayati melalui proses produksi
biologis
(fotosintesis)
b. Sistem pertanian diawali dengan
shifting cultivation yang berdampak
negatif
terhadap
pertanian
berkelanjutan.
C. Domestika, aklimatisasi, adaptasi
dan kearifan lokal
F. Arti Pertanian
Pertanian diterjemahkan menjadi AGRIKULTURA
dari
bahasa
Lati
:
AGER
=
lapangan/tanah/ladang/tegalan, dan CULTURA =
mengamati/memelihara/membajak.
Beberapa
pengertian pertanian lainnya adalah :
a. Merupakan kegiatan usaha pengelolaan sumber
daya alam berkaitan dengan tanah, tanaman,
hewan (termasuk ikan) yang dapat dimanfaatkan
untuk memenuhi kebutuhan manusia (sebagai
bahan pangan,sandang,pangan dan pakan untuk
kepentingan industri, perdagangan, estetika dalam
rangka memenuhi kebutuhan sehari-hari)
Fisik
Ekonomi dan
Sosial kelembagaan
yg berhub dgn pemecahan
masalah-masalah pertanian.
Pertanian dalam arti luas dibagi menjadi dua
kelompk, yi:
1.
Ilmu Teknologi Pertanian
2.
Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian
TUGAS RUMAH
ALAM
A. TANAH PERTANIAN
Pertanian adalah sejenis proses
produksi khusus yang didasarkan atas
proses pertumbuhan tanaman dan hewan
( Satari, 1999). Selanjutnya akan dibahas
langsung tentang proses pertumbuhan
tanaman.
Pertanian
diterjemahkan
dari
kata
agriculture
Produksi/hasil
pertanian
digolongkan dalam dua pengertian dalam
PRODUKSI (ARTI)
C. PRODUKTIVITAS DAN
KESUBURAN TANAH
D. PERTANIAN BERKELANJUTAN
E. MULTIDISIPLIN PENGELOLAAN
TANAH BERKELANJUTAN
Pengelolaan tanah berkelanjutan atau
Sustainable Soil Management (SSA) harus
menggunakan
pendekatan
multidisiplin
tidak terbatas pada bidang Ilmu Tanah saja.
Meenurut Steiner (1996) dalam Winarso
(2005) ada tiga aspek sistem penggelolaan
tanah berkelanjutan yaitu:
a. Aspek bio fisik yaitu pengelolaan tanah
berkelanjutan
harus
memelihara
dan
meningkatkan kondisi fisik dan biologi tanah
untuk produksi tanaman dan keragaman
hayati (biodiversity).
A. PENDAHULUAN
Dalam menghasilkan produksi pertanian
yang
optimal,
manusia
selalu
harus
berkompentisi dengan Organisme Pengganggu
Tanaman (OPT), dalam bahasan ini akan
dikemukan tentang beberapa hal berikut ini :
Pentingnya
perlindungan
tanaman
dalam
pertanian.
Pengertian Organisme Pengganggu Tanaman
(OPT).
Metode Pengendalian OPT.
Prinsip Perlindungan Tanaman.
B. KEHILANGAN HASIL
PERTANIAN DI LAPANGAN
Hasil pertanian dilapangan tidak semulus apa yang
diharapkan, seiiring dengan proses pertumbuhan dan hasil
dalam kurun waktu tertentu memungkinkan adanya
gangguan baik disebabkan oleh faktor abiotik terutama
pengaruh faktor iklim dan media tumbuh (tanah dan lahan)
yang kurang mengguntungkan misalnya adanya banjir,
kekeringan, anomali iklim dan bencana alam ataupun yang
disebabkan oleh gangguan OPT bisa mencapai 40 %,
bahkan lebih dari itu.
Di
Indonesia
diraskan
pentingnya
penanganan
pengendalian
OPT setelah terjadi program intensifikasi
terutama pada tanaman semusim (annual) seperti tanaman
padi yang merupakan tanaman pangan pokok bagi
penduduk Indonesia, bersamaan diluncurkannya program
Bimas dan Inmas di daerah sentra produksi padi.
C. PENGAMANAN PRODUKSI
PERTANIAN
1.
Perlindungan
tanaman
Pada dasarnya sistem perlindungan tanaman meliputi subsistem
pengamatan dan peramalan, subsistem pengembangan teknologi,
subsistem dukungan/pelayanan sarana. Semua subsistem tersebut
harus bekerja secara simultan dan diarahkan agar memenuhi asas
kecepatan, ketepatan, keterpaduan, kebersamaan, kemandirian,
kemanfaatan
dan
keberlanjutan.
2.
Kebijakan
dan
Strategi
Sesuai dengan kebijakan pembangunan subsektor tanaman pangan
dan hortikultura maka dalam kerangka pengamanan produksi dari
gangguan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) dilakukan melalui
pendekatan
PHT
(Pengendalian
Hama
Terpadu)
3. Keragaan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan
Bencana
Alam.
a.
Serangan
OPT
pada
tanaman
padi.
b.
Serangan
OPT
pada
tanaman
kedelai
c.
Serangan
OPT
pada
tanaman
jagung.
d.
Serangan
OPT
pada
tanaman
kacang
tanah.
e.
Serangan
OPT
pada
tanaman
hortikultura.
* Hama
Contoh hama yang menyerang tanaman pertanian dari
golongan serangga adalah ulat, lalat, belalang, kutu daun,
kumbang dll. Dari golongan mamalia adalah tikus, babi,
kelinci, gajah, monyet dan lain-lain
Penyakit
Gangguan terjadi pada fungsi fisiologis tanaman yang disebabkan oleh adanya
penyebab penyakit (patogen), dengan mempunyai karakteristik sebagai berikut :
a. Ukurannya mikroskopis, hanya dapat dilihat dengan bantuan alat mikroskop,
oleh karena itu disebut mikroorganisme.
b. Sebagian lagi berukuran submikroskopis, namun tidak dapat dilihat langsung
walaupun dengan mikroskop, misalnya virus, MLO.
c. Pengamatan hanya dapat dilakukan terhadap gejala dan sebagian kecil
terhadap tanda
Gejala
adalah reaksi tanaman terhadap adanya gangguan dari penyebab
penyakit. Contohnya: layu, daun menguniing, bercak dll.
PATOGEN
Mikroorganisme patogen adalah berupa jamur atau cendawan (fungi),
bakteri, nematoda atau cacing mikroskopis, virus dan mikroplasma
BLO (Bacteria like organisms) dan MLO (Mycoplasma like organisms).
GULMA
B.
ARAH
KEBIJAKAN
Pembangunan ketahanan pangan diarahkan
guna mewujudkan kemandirian
pangan yang
cukup, aman, bermutu, dan bergizi seimbang di
tingkat rumah tangga sepanjang waktu, melalui
pemanfaatan sumberdaya dan budaya lokal,
teknologi inovatif dan peluang pasar, peningkatan
ekonomi kerakyatan dan pengentasan kemiskinan.
Dengan arahan umum tersebut maka kebijakan
ketahanan pangan adalah sebagai berikut:
1. Pada sisi ketersedian, kebijakan ketahanan
pangan
diarahkan
untuk
:
a. meningkatkan kualitas lingkungan dan kualitas
sumberdaya alam dan air.
c.
Mengembangkan
jaringan
antarlembaga
masyarakat untuk pemenuhan hak atas pangan.
d. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas intervensi
bantuan pangan/ pangan bersubsidi kepada
golongan masyarakat tertentu (golongan miskin,
ibu
hamil,
balita
gizi
buruk,dsb.)
C.
TUJUAN
PEMBANGUNAN
KETAHANAN
PANGAN
Pembangunan ketahanan pangan ditujukan untuk
memperkuat
ketahanan
pangan
ditingkat
mikro/tingkat rumah tangga dan individu serta
ditingkat
makro/nasional.
D.
STRATEGI
UMUM
Berdasarkan arahan dan tujuan tersebut,
strategi untuk mewujudkan ketahanan pangan
yang akan dilaksanakan adalah strategi jalur
ganda
(twin-track
strategy),
yaitu;
a. membangun ekonomi berbasis pertanian
dan perdesaan untuk menyediakan lapangan
kerja
dan
pendapatan.
b.
Memenuhi
pangan
bagi
kelompok
masyarakat miskin dan rawan pangan melalui
pemberian bantuan langsung agar tidak
semakin terpuruk, serta pemberdayaan agar
mereka
mampu
mewujudkan
ketahanan
pangannya secara mandiri.
E.
KEBIJAKAN
UMUM
Kebijakan umum ketahan pangan terdiri dari 13
elemen penting, yang diharapkan menjadi panduan
bagi pemerintah, swasta dan masyarakat untuk
bersama-sama mewujudkan ketahanan pangan
ditingkat rumah tangga, tingkat wilayah dan tingkat
nasional. Selain memberikan arah kebijakan yang
lebih jelas dan mudah dicerna, pemerintah
berperan dalam menjabarkan secara rinci kebijkankebijakan lain yang mampu memberikan insentif
kepada petani dan konsumen, serta secara
komprehensif
dari
hulu
sampai
hilir.
Adapun elemen-elemen penting dalam kebijakan
umum
ketahanan
pangan
adalah
sbb:
1. Menjamin ketersediaan pangan.
C. Tanaman Umbi-umbian
D. Tanaman Talas-talasan
E. Pisang Plantain dan Pisang Berpati
D. Tanaman Sagu
E. Kendala Pengembangan Sagu.
F. Penggolongan Sagu.
G. Keunggulan Sagu
H. Budidaya Sagu
a. Gandum
Gandum (wheat) dengan nama Genus Triticum spp., adalah suatu
jenis tanaman yang tak kalah pentingnya dengan tanaman pangan
lainnya.
b. Sorgum
(Sorghum bicolor) mempunyai potensi penting sebagai
karbohidrat bahan pangan, pakan dan komoditi ekspor.
c. Hanjeli
(Coix lacryma-jobi) , tanaman ini sudah tumbuh meluas ke
berbagai wilayah di dunia
d. Jawawut
(Pennisetrum spp.), di dunia internasional dikenal sebagai pearl
millet merupakan tanaman yang mulai mendapat perhatian sebagai
tanaman pangan alternatif, terutama karena kemampuan tumbuhnya
yang sangat baik di daerah-daerah kering.
e. Soba
(Fagopyrum esculentum) , dikenal dengan buckwheat merupakan
tanaman penting ke dua di beberapa negara beriklim subtropis dan
masih berlangsung selama peradaban manusia dan masuk ke dalam
sistem pertanian di setiap negara yang membudidayakan serealia.
B. PENGUASAAN LAHAN
PERTANIAN DI INDONESIA
Lahan
Pertanian
Kering
lahan pertanian kering secara umum mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pekarangan
Tegalan
Kebun
Ladang (perladangan atau shifting cultivation)
Penggembalaan ternak.
Hutan; tipe-tipenya seperti:
a. Hutan lindung
b. Hutan produksi
c. Hutan margasatwa
d. Hutan raya
e. Hutan rakyat
C.1.5.
Tingkat
Upah
Buruh
Tani
C.2.1.
SUMBER
MODAL
PERTANIAN
Modal yang digunakan petani untuk mengusahakan
lahan usaha taninya berasal dari petani sendiri, lembaga
kredit formal dan lembaga non formal petani yang
mempunyai modal sendiri, sumber berasal dari hasil
penjualan hasil usaha tani atau ternak dan hasil tabungan.
Sumber kredit formal anatara lain dari BRI,KUD,BPR dan
BPD. Sedangkan sumber kredit tidak formal antara berasal
dari tetangga, teman dan pedagang hasil pertanian.
a.
b.
c.
d.
e.
D. KELEMBAGAAN DALAM
PERTANIAN
D.2. Masalah-masalah
Kelembagaan Pertanian
E. AGRIBISNIS
Syarat-syarat
mutlak
atau
esensial
adalah:
1. Adanya pasar untuk hasil-hasil usaha
tani;
2.
Teknologi
yang
senantiasa
berkembang;
3. Tersedianya bahan-bahan dan alat-alat
produksi secara lokal;
4. Adanya perangsang produksi bagi
petani;
1. Pendidikan Pembangunan
2. Kredit produksi
3. Kegiatan gotong-royong petani
4. Perencanaan nasional pembangunan pertanian.
1. Lahan kritis ditanami tanaman penghijauan kayukayuan, buah-buahan, atau ditanami rumput.
2. Penyengkedan atau penerasan tanah-tanah kritis
yang miring, kemudian pada sengkedan-sengkedan
tersebut ditanami rumput penutup tanah atau
tanaman lain yang mempunyai nilai ekonomi bagi
petani sehingga jika sudah besar tidak ditebang.
3. Menutup tanah (lahan) dengan mulsa bahan
organik atau mulsa artifisial (buatan) sehingga tanah
tersebut maka erosi dapat dihindari;
4. Membiasakan menggunakan pupuk organik (pupuk
kandang, kompos atau serasah tanaman) atau
menggunakan stabilisator tanah. (soil stabilization).
B. PERUNDANG-UNDANGAN
DALAM PERTANIAN
C. REVITALISASI
PERTANIAN
D. TIGA ASPEK
REVITALISASI
Dengan
memperhatikan
perkembangan yang telah terjadi hingga
saat ini, dalam rangka menempatkan
kembali arti penting pertanian secara
proporsional dan kontekstual ditawarkan
tiga aspek revitalisasi, yaitu:
1. Revitalisasi Ideologis dan Politis
2. Revitalisasi Output dan Outcomes.
3. Revitalisasi Ekonomi
E. MENINGKATKAN
KEBERDAYAAN PERTANIAN