Anda di halaman 1dari 98

MATA KULIAH : PENGANTAR

ILMU PERTANIAN
OLEH :
R. ALTJE. R. MOGEA, SP.MSi

BAB I
PENDAHULUAN
A. Definisi dan pengenalan
PENGANTAR ILMU PERTANIAN

DEFINISI

ILMU
PERTANIA
N

AGRONOMI

BUDIDAYA
TANAMAN

B.Pertanian
Merupakan
Kebudayaan
Pertama Manusia
Pertanian merupakan kebudayaan yang
pertama kali dikembangkan manusia sbg
respon terhadap tantangan kelangsungan
hidup yg berangsur menjd sukar krn semakin
menipisnya sumber pangan di alam bebas
akibat laju pertabahan mc. Sejak mc mulai
berusaha sendiri menanam tumbuh2an utk
keb.nya 12.000 thn yg lalu, usaha utk
memperbaiki cara2 becocok tanaman sgt
lamban. Pengolahan tanah baru dipraktekkan
antara 2500-3000th SM, diduga pertama kali
di Palestina. Diperkirakan 4000th yg lalu
pengairan utk pertanian sdh dilaksanakan di
Mesir dan Cina, slnjtnya menyusul di lembah
Mesopotamia dan India. Diduga potensi
tanaman sdh dipraktekkan 1000thn SM dijalur

Di
zaman
Romawi
praktik
domestika tanaman berkembang
menjadi budaya seni, kemudian
menjelma menjadi sebuah ilmu
pengetahuan yang terus-menerus
digali
kemungkinan
terciptanya
teknologi baru untuk meningkatkan
produktivitas tanaman

i. Apa yang dimaksud dengan definisi (arti)


Pertanian?...............

Ilmu

Ilmu pertanian adalah :kelompok ilmu pengetahuan terapan yg mempelajari


segala aspek biologis, sosialbudaya & bisnis yang berkaitan dgn keg usaha mc
dlm rangka meningkatkan pemanfaatan kakayaan alam hayati melalui proses
produksi atau usaha ekstrasi selektif, utk memenuhi perkembngan keb. Mc dgn
memperhatikan keseimbangan ekologi dan kelestarian produktivitas alam

III.

II. Apa yang dimaksud dengan definisi (arti)


agronomi?....
AGRONOMI adl: Salah satu disiplin ilmu dari ilmu pertanian yang
mempelajari aspek biofisik dan biokimia yang berkaitan dengan usaha
penyempurnaan budidaya tanaman.
APA YANG DI MAKSUD DENGAN BUDIDAYA TANAMAN?...
BUDIDAYA TAN. ADALAH : Pengelolaan hamparan tan. (pertanaman)
memadukan faktor-faktor produksi sec. Sinergi dgn tuj, meningkatkan
produksi bhn organik sec, optimal baik kuantitatif maupun kualitatif,
at bertuj meningkatkan penampilan tanaman menurut selera
konsumen ( tanaman ornamen dan tanaman bunga)

Ilmu
pertanian
adalah
kelompok
ilmu
pengetahuan terapan yang mempelajari segala
aspek biologis, sosiobudaya dan bisnis yang
berkaitan dengan kegiatan usaha manusia dalam
rangka meningkatkan pemanfaatan kekayaan hayati
melalui proses produksiatau usaha ekstrasi selektif,
untuk
memenuhi
perkembangan
kebutuhan
manusia dengan memperhatikan keseimbangan
ekologi dan kelestarian produktivitas alam.

Agronomi adalah salah satu disiplin ilmu dari ilmu pertanian yang
mempelajariaspek biofisik dan biokimia yang berkaitan dengan usaha
penyempurnaan budidaya tanaman. Secara lebih rinci, pengertian
agronomi adalah ilmu terapan yang mempelajari interaksi antar
lingkungan biofisik dan biokimia seperti iklim, cuaca, lahan/tanah
(termasuk organisme renik didalamnya), topografi dan elevasi
dengan tanaman, dengan tujuan menghasilkan fenotip tanaman dari
genotip tertentu sesuai dgn keinginan manusia, khususnya penanam

Agronomi berasal dari dua kata Yunani, yaitu agros


dan nomos Agros artinya tanah atau pertanaman,
sedangkan nomos berasal dari kata kerja namein yang
artinya mengelola atau manajemen ( management) .
Dengan demikian, agronomi bisa diartikan sebagai ilmu
yang berkaitan dengan crop and soil management agar
dr suatu genotip tanaman tertentu dapat dihasilkan
produksi bhn organik yang optimal atau bentuk tanaman
yang dikehendaki dengan lingkn biofisiknya , yaitu semua
komponen iklim, dan non biofisik antara lain fisiografi

Seorang ahli agronomi harus pandai memilih


genotip tanaman atau kultivar tanaman yang
paling cocok untuk nsuatu kondisi lingkungan
fisik tertentu sehingga diperoleh keluaran
panen paling menguntungkan.

Seorang ahli
agronomi

Sebagai
Ilmuwan
Dalam memecahkan
masalah hrs
berpedoman pada 4
prinsip

Berfungsi pula sbg teknolog yg


merancang skenario perbaikan
budidaya tanaman melalui inovasi
teknologi meningkatkan produksi
pertanian sec kuantitatif dan kualitatif
1.Apakah penangan
an itu secara teknik
dimungkinkan atau
relatif mudah.
2. Apakah produksi
tan yg dihslkan itu
ekonomis menguntu
ngkan dilihat dr biay
a
produksi
3. Apakah cara2 pen
dekatan itu tdk
bertentangan dgn n
orma2
kemasyarakatan
4. Apakah penangan
an itu tdk
menurunkan produkt
ivitas sda serta
mampu menjamin ke
lestarian lingk hidup

Perkembangan ilmu pertanian modern diawali dengan


perkembangan ilmu Agronomi yg berasal dr tulisan2 org
Yunani seperti : Heoid (776 SM), Xenophon (430-355 SM ),
Mago dan seterusnya. Beberapa penemuan lain dlm ilmu
pertanian
modern
adalah:
1. Teori Evolusi CR Darwin (1809-1882), mengenai asal
tanaman
liar
menjadi
tanaman
budidaya.
2. Teori G.J. Mendel (1965) yaitu Hukum Mendel tan.
Budidaya terbentuk melalui proses hibridisasi (persilangan)
3. Hukum Minimum Liebeg (1873), mengenai peranan dan
fungsi hara dalam pertumbuhan dan hsl tanaman berkaitan
dgn defisiensi hara esensial yg diperlukan tanaman.
4. Perkembngan ilmu dasar & ilmu pengetahuan alam sec.
Pesat pd abad 20, byk teori2 lama yg berkolaborasi dan lahir
konsep2 baru mengenai tan&lingnya shg memungkinkan
terbtk tan yang idiotipe yg dpt memanfaatkan energi
matahari dan hara dlm tanah sec, lebih efisien.

C. KETERGANTUNGAN KEHIDUPAN PADA


SUMBER HAYATI
Sejak kahadiran manusia di dunia, kelangsungan
hidupnya selalu tergantung dari sumber hayati alam
terutama tumbuh-tumbuhan hijau. Tumbuh2an hijau
melalui proses fotosintesis dpt mengkonversikan
energi kinetis dr cahaya matahari menjadi energi
kimia potensial berbentuk pangan dan bahan
organik lainnya. Kepeluan mc seperti bahan
sandang, pangan, obat-obatan dan lain sebainya
yang berguna.

Dalam kehidupannya manusia memiliki


beberapa kebutuhan pokok antara lain :
1. Pangan untuk energi (memanfaatkan
energi kimia dari senyawa organik),
nutrisi dan mineral
2. Papan; dan
3. Sandang.
Namun, kebutuhan paling hakiki dr mc
adalah ingin tetap hidup. Seseorg
dikatakan masih hidup kalau ia
masih
mampu
bernafas
(metabolusme).

D.

Sejarah
Pertanian
Sejarah pertanian berkaitan dengan perkembangan peradaban
manusia. Pada zaman dahulu kehidupan manusia tergantung pada
berburu dan mengumpulkan bahan makanan ( 99% of mankinds
existence of earth has been as ahunter & gatherer). Pembagian
zaman
kehidupan
mc
secara
umum
adalah:
1.
Golden
age
(prehistory)
2.
Silver
Age
(8.000
B.C)
3.
Bronze
Age
(
3.500
B.C)
4.
Iron
Age
(1.500-600
B.C)
Sejarah pertanian diawali pada era neolitik di daerah Timur Tengah
di lembah sungai Nil ( Tigris Euphrates) sekitar 10.000-12.000 tahun
yang lalu yang kemudian menyebar ke Eropa (6000 tahun SM),
Sudan dan Mesir (3000-4000 SM). Di daerah timur tengah sistem
irigasi dikenal di delta sungai Tigris sekitar tahun 4500 SM dan sejak
tahun 3000 SM bajak sudah dikenal di Mesir dan Irak. Di Timur Tengah
sebelum beternak mereka berburu binatang dulu, tetapi di Indonesia
dimulai dengan bercocok tanam dulu kemudian berburu binatang.

Sejarah
Pertanian
berdasarkan
pemahaman
mengenai
;
a.
Ketergantungan
manusia
dari
sumber hayati melalui proses produksi
biologis
(fotosintesis)
b. Sistem pertanian diawali dengan
shifting cultivation yang berdampak
negatif
terhadap
pertanian
berkelanjutan.
C. Domestika, aklimatisasi, adaptasi
dan kearifan lokal

E. Gambaran Umum Cara-cara Orang Indonesia


Memanfaatkan Alam dalam Kegiatan Pertanian

Ekosistem Pertanian sebagian besar melalui


pengendalian lingkungan tanaman. Ekosistem
produksi pertanian adalah kegiatan produksi
melalui eliminasi ekosistem alam ( pengolahan
tanah dan mengendalikan organisme pengganggu
tanaman). Perkembangan ekosistem pertanian
yaitu:
a. Pengumpul makanan
b. Pertanian berpindah
c. Pertanian menetap-subsisten
d. Livestock farming
e. Pertanian Industri

Menurut Terra yang dikutip oleh Tohir (1983)


dalam
garis
besarnya
cara-cara
orang
Indonesia memanfaatkan alam dalam kegiatan
pertanian adalah sbb:
1. Orang hanya mengumpulkan hasil dari hutan,
padang rumput dan perairan umum, belum
mengenal pertanian sesungguhnya
2. Penduduk yang sudah menanam tanaman
secara sederhana.
3. Penduduk yang hanya melakukan perladangan
berpindah-pindah (shifting cultivation) seperti
yang dilakukan suku bangsa Dayak di
Kalimantan.
4. Golongan penduduk yang sudah mulai
membentuk perumahan.

F. Arti Pertanian
Pertanian diterjemahkan menjadi AGRIKULTURA
dari
bahasa
Lati
:
AGER
=
lapangan/tanah/ladang/tegalan, dan CULTURA =
mengamati/memelihara/membajak.
Beberapa
pengertian pertanian lainnya adalah :
a. Merupakan kegiatan usaha pengelolaan sumber
daya alam berkaitan dengan tanah, tanaman,
hewan (termasuk ikan) yang dapat dimanfaatkan
untuk memenuhi kebutuhan manusia (sebagai
bahan pangan,sandang,pangan dan pakan untuk
kepentingan industri, perdagangan, estetika dalam
rangka memenuhi kebutuhan sehari-hari)

b. Agriculture: the use of land for raising plants or


animals
useful
to
man
(Websters)
c. Agriculture : The science or business of raising plants
and
animals
useful
to
man.
d. Agriculture : The Use of land for farming or pasturage
for production of provision, forage and primary products
for energy purposes or to further industrial improvment
or preparation (translated from the Swedish National
Encyklopedin)
e. Agriculture : the science or art of cultivating the soil,
growing and harvesting crops, and raising livestock
(Encyclopedia
Britannica)

Hasil pertanian atau produk pertanian


adalah benda bernyawa atau benda hidup
seperti padi, jagung, ikan dan ternak, telur
dan lain-lain
Ilmu Pertanian adalah disiplin ilmu yang
mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan
cara-cara pembudidayaan tanaman dan ternak, baik yang
berkaitan dengan dengan aspek:

Fisik

Ekonomi dan

Sosial kelembagaan
yg berhub dgn pemecahan
masalah-masalah pertanian.
Pertanian dalam arti luas dibagi menjadi dua
kelompk, yi:
1.
Ilmu Teknologi Pertanian
2.
Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian

TUGAS RUMAH

1. Apa yang dimaksud dengan Agronomi?


2.
Ceritakan
sec.singkat
awal
perkembangan agronomi !
3. Di Indonesia terdapat beberapa peristiwa
akibat kekurangan makanan (gizi) sebutkan!
4. Apa yang dimaksud dengan ekosistem
produksi pertanian jelaskan!
5. Apa arti dari pertanian?
6. Apa yang dimaksud dengan Ilmu
pertanian?

BAB II. SUMBERDAYA

ALAM

A. TANAH PERTANIAN
Pertanian adalah sejenis proses
produksi khusus yang didasarkan atas
proses pertumbuhan tanaman dan hewan
( Satari, 1999). Selanjutnya akan dibahas
langsung tentang proses pertumbuhan
tanaman.
Pertanian
diterjemahkan
dari
kata
agriculture
Produksi/hasil
pertanian
digolongkan dalam dua pengertian dalam

Luas : tergantung dari faktor genetik/varietas yang


ditanam, lingk yi: TANAH, IKLIM DAN TEKNOLOGI yg
dipakai

PRODUKSI (ARTI)

Sempit: terdiri dari varitas tanaman, tanah


,iklim dan faktor-fktor non teknis seperti
ketrampilan petani, biaya / sarana produksi
pertanian dan alat-alat yang digunakan

Tanah dapat dipelajari dari dua segi, yaitu


Adl :Ilmu yang
:
mempelajari tanah

Edapologi dan pedologi

Adl, ilmu yang mempelajari tanah


sbg bgn dr alam yg berada
dipermukaan bumi yg
menekankan tanh sbg alat
produksi pertanian, dan hubnya
tanah dgn tan yang erat kaitannya
dengan ilmu2 Agronomi,fisiologi,
biokimia pertanian dsb

sebagai suatu bagian dari


alam yang berada di
permukaan bumi yang
menekankan
hubungannya antara
tanah dengan faktor2
pembtknnya, membhs ttg
proses pembtknya sec
kimia, fisika dan biologi,
pengelompokkannya dan
penyebarannya

Tanah yaitu transformasi mineral dan bahan organik di


permukaan bumi sampai kedalaman tertentu , dipengaruhi
bahan induk, iklim, organisme hidup (makro maupun mikro),
topografi dan waktu (Brady, 1974). Karena itu tanah sangat
tergantung pada sifat2 fisik, kimia dan biologi tanah serta
morfologinya.

Ilmu tanah ialah ilmu yang mempelajari faktor2


tanah utk mendptkan hsl tanaman yg sebsr-bsrnya
melalui tan hijau yg ada diatasnya.
Dari segi pertanian tanah didefinisikan sbg lapisan atas
kulit bumi yang terdiri dr bhn-bhn padat, air dan udara
serta jasad2 renik yg bersama-sama mrpkan media
tanam bg tumbuhnya tanaman
Tanah mrpkan alat produksi utk memenuhi kebutuhan
manusia seperti bahan makanan (pangan),sandang
(pakaian), dan papan (rumah), serta merupakan basis
kehidupan manusia dan hewan (Winarso, 2005).

B. KESEHATAN DAN KUALITAS


TANAH

Kualitas tanah berbeda dengan


kualitas air dan udara, konsep kualitas air
dan udara sudah banyak diterima baik
oleh masyarakat, misalnya air yang layak
untuk diminum atau dikonsumsi oleh
manusia dikatakan sbg air berkualitas
sdh ada standarnya. Untuk konsep
kualitas tanah, hingga sekarang msh
menjadi konroversial shg byk lembaga yg
menggunakan batasan atau standar
sendiri-sendiri.

Kualitas tanah didefinisikan sebagai


kemampuan tanah untuk menampilkan fungsifungsinya dalam penggunaan lahan untuk
menopang
produktivitas
biologi,
mempertahankan kualitas lingkungan dan
meningkatkan kesehatan tanaman, binatang
dan
manusia.
Dalam
perkembangannya,
sebagian masyarakat lebih suka menggunakan
istilah kesehatan tanah dibandingkan dengan
kualitas tanah, karena kesehatan tanah
dibandingkan dengan kualitas tanah, karena
kesehatan
tanah
lebih
menggambarkan
kehidupan dan dinamika kehidupan. Sedangkan
kualitas tanah lebih menggambarkan sifat2
fisik, kimia dan biologi tanah.

Kesehatan tanah akan mempengaruhi


kesehatan tanaman, hewan dan manusia.
Tanah sehat akan mempengaruhi tanaman
yang ada diatasnya yang pada gilirannya akan
mempengaruhi hewan dan manusia yang
memakannya. Fungsi kesehatan tanah ini akan
optimal jika interaksi antarkomponen biologis
(akar-akar
tanaman,
insekta
dan
mikroorganisme) dengan komponen fisikokimia
(agregat tanah, pori-pori permukaan aktif dan
senyawa organik maupun anorganik) dan
mineral tanah (partikel liat, debu dan pasir)
berada dalam keseimbangan.

Tanah ideal adalah tanah pada padang rumput


alami atau hutan primer, tanah-tanah ini mempunyai
sifat-sifat yang ideal. Sedangakan tanah pertanian yang
biasa dikelola merupakan tanah terdegradasi walaupun
dlm praktik sehari-hari petani dapat memperbaiki
kualitas tanah melalui perbaikan, pemupukan baikm
pupuk organik maupun anorganik, perbaikan drainase,
pengolahan tanah dsb. Dalam hal ini, tanah pertanian
selalu diusahakan diperbaiki sehingga tanah akan
berkualitas baik. Tanah ini akan menghasilkan produksi
tanaman dan akan berdampak pada kesehatan manusia
dan hewanyang mengkonsumsinya. Hal ini disebabkan
karena tanah yang berkualitas ialah tanah subur,
produktif, aspek lingknya baik dan kesehatannya baik.
Tanah sehat adalah tanah yang tidak mengalami
degradasi dan tidak mengalami polusi sehingga akan
terjadi keuntungan yang berkelanjutan

Degradasi tanah dapat disebabkan oleh


peristiwa erosi, pencucian, pemadatan, akibat
pengelolaan dengan menggunakan alat berat,
penurunan kesuburan tanah karena pengelolaan yang
tidak
cocok,
kehilangan
bahan
organik
dan
sebagainya.Selain itu degradasi dapat terjadi karena
tanah yang tidak sesuai dengan kemampuannya yang
akan menyebabkan tekanan terhadap tanah tersebut
shg akan mempercepat proses degradasi tanah.
Indikator fisik tanah terdiri dari; tekstur, struktur,
kedalaman tanah, berat isi tanah, sifat kimia terdiri
dari pH tanah, ketersediaan unsur hara tanaman,
kandungan bahan organik tanah, kejenuhan basa, KTK
dan sebagainya. Indikator sifat biologi tanah yaitu
jumlah mikroba tanah, jenis mikroba tanah, hasil
tanaman dan sebagainya.

C. PRODUKTIVITAS DAN
KESUBURAN TANAH

Produktivitas dan kesuburan tanah


menunjukkan kemampuan tanah untuk
memproduksi tanaman yang tumbuh
diatas tanah tersebut.
Produktivitas
adalah
kemampuan
tanah untuk menghasilkan produksi
tanaman
tertentu
dalam
keadaan
pengolahan tanah tertentu.
Tanah produktif adalah tanah yang
dapat menghasilkan produksi tanaman
dengan baik dan mengguntungkan

Produktivitas merupakan perwujudan dari


seluruh faktor-faktor tanah dan non tanah yang
berpengaruh terhadap hasil tanaman yang
lebih
berdasarkan
pada
pertimbangan
ekonomi.
Tanah subur akan produktif jika dikelola
dengan
baik,
menggunakan
teknik
pengelolaan dan jenis tanah yang sesuai.
Kesuburan tanah ialah kemampuan tanah
untuk menyediakan unsur hara tanaman
dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan
tanaman dan perbandingan yang sesuai untuk
pertumbuhannya
sehingga
dapat
menghasilkan produksi yang tinggi (Tisdale,
Nelson dan Beaton, 1995).

Unsur hara yang sangat penting dikenal


dengan tiga unsur utama (three major
element) yaitu unsur hara N, P dan K.

Tanaman memerlukan cahaya dan air bagi


pertumbuhannya, keperluan terbesar tanaman
terhadap lingkungannya ialah agar dapat tumbuh
dengan baik ialah tersedianya berbagai mineral
sebagai sumber unsur hara dalam jumlah yang
cukup. Usaha manusia untuk menemukannya
dapat tercermin dari baik buruknya pengelolaan
tanah ( farm management), karena dari
pengelolaan akan mencakup :
1. Perencanaan penggunaan tanah sesuai
dengan kesanggupannya.

2. Menyiapkan tanah dalam keadaan


olah
yang
baik.
3. Pergiliran tanaman yang tersusun
dengan
baik.
4. Konservasi tanah dan air.
5. Mengusahakan unsur hara tersedia
dengan baik melalui pemupukan.

D. PERTANIAN BERKELANJUTAN

Pertanian berkelanjutan di definisikan sebagai


pertanian yang dapat mengarahkan pemanfaatan oleh
manusia lebih besar, efisiensi penggunaan sumberdaya
lahan lebih besar dan seimbang dengan lingkungan
baik dengan manusia maupun dengan hewan
Dumenski (1994), dalam Winarso (20050 menyatakan
bahwa pengelolaan berkelanjutan akan memperhatikan
dan memadukan teknologi yang mencakup 4 pilar
utama:
a. Melindungi lingkungan
b. Secara ekonomi sangat produktif dan layak
c. Secara sosial diterima,dan
d. Mengurangi resiko.

FAO (1990) merevisi batasan dengan adanya pengukuran


berkenjutan pertanian saat ini dan perkembangan masa depan,
dengan
kriteria
sebagai
berikut:
a. Kebutuhan pangan saat ini dan generasi yang akan datang.
b. Memberikan lapangan pekerjaan yang cukup, pendapatan
layak dan kehidupan manusia yang diinginkan dalam produksi
pertanian.
c. Memelihara dan jika mungkin meningkatkan kapasitas
produksi SDA secara keseluruhan tanpa mengganggu siklus alam
dan keseimbangan ekologi, merusak identitas sosial budaya
komunitas
pedesaan/kontaminasi
lingkungan.
d. Sektor pertanian lebih lentur melawan faktor-faktor alami dan
sosial ekonomi yang merusak, resiko lain serta meningkatkan
kepercayaan
diri
penduduk
pedesaan.
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa pengelolaan pertanian
berkelanjutan dapat mempertahankan produktivitas tanah untuk
generasi mendatang baik secra ekologi, ekonomi dan budaya.

E. MULTIDISIPLIN PENGELOLAAN
TANAH BERKELANJUTAN
Pengelolaan tanah berkelanjutan atau
Sustainable Soil Management (SSA) harus
menggunakan
pendekatan
multidisiplin
tidak terbatas pada bidang Ilmu Tanah saja.
Meenurut Steiner (1996) dalam Winarso
(2005) ada tiga aspek sistem penggelolaan
tanah berkelanjutan yaitu:
a. Aspek bio fisik yaitu pengelolaan tanah
berkelanjutan
harus
memelihara
dan
meningkatkan kondisi fisik dan biologi tanah
untuk produksi tanaman dan keragaman
hayati (biodiversity).

b. Aspek sosial budaya yaitu pengelolaan tanah


berkelanjutan harus cocok atau sesuai dengan
kebutuhan manusia baik secara sosial dan budaya
pada
tingkatan
nasional
dan
regional.
d.
Aspek
ekonomi
yaitu
pengelolaan
tanah
berkelanjutan harus mencakup semua penggunaan
lahan.
Berdasarkan ke3 aspek tersebut maka budidaya
pertanian berkelanjutan meliputi ilmu-ilmu tanah,
budidaya pertannian, ekonomi, lingkungan, geografi,
sosiologi, merupakan disiplin ilmu yang saling
terintegrasi dalam penerapan pertanian berkelanjutan
untuk mendapatkan hasil yang tinggi dalam jangka
waktu yang lama serta tetap memelihara kesehatan
tanah dan kualitas lingkungan.

F. DEGRADASI DAN POLUSI


TANAH

Tanah yang digunakan untuk pertanian


mengalami
penurunan
kesuburannya
karena
berbagai penyebab antara lain erosi, terpolusi tidak
seimbang unsur hara dalam tanah, adanya
ketergantungan tanha terhadap masukan aspek
pupuk, pestisida dan produksi tanaman lebih
rendah.
Degradasi berdasarkan penyebabnya dikenal
degradasi fisik, kimia dan biologi.
Degradasi tanah pada saat ini penting
diperhatikan karena dapat merugikan baik pada
skala lokal, regional maupun global.

BAB III. PERLINDUNGAN


TANAMAN DALAM PERTANIAN

A. PENDAHULUAN
Dalam menghasilkan produksi pertanian
yang
optimal,
manusia
selalu
harus
berkompentisi dengan Organisme Pengganggu
Tanaman (OPT), dalam bahasan ini akan
dikemukan tentang beberapa hal berikut ini :
Pentingnya
perlindungan
tanaman
dalam
pertanian.
Pengertian Organisme Pengganggu Tanaman
(OPT).
Metode Pengendalian OPT.
Prinsip Perlindungan Tanaman.

B. KEHILANGAN HASIL
PERTANIAN DI LAPANGAN
Hasil pertanian dilapangan tidak semulus apa yang
diharapkan, seiiring dengan proses pertumbuhan dan hasil
dalam kurun waktu tertentu memungkinkan adanya
gangguan baik disebabkan oleh faktor abiotik terutama
pengaruh faktor iklim dan media tumbuh (tanah dan lahan)
yang kurang mengguntungkan misalnya adanya banjir,
kekeringan, anomali iklim dan bencana alam ataupun yang
disebabkan oleh gangguan OPT bisa mencapai 40 %,
bahkan lebih dari itu.
Di
Indonesia
diraskan
pentingnya
penanganan
pengendalian
OPT setelah terjadi program intensifikasi
terutama pada tanaman semusim (annual) seperti tanaman
padi yang merupakan tanaman pangan pokok bagi
penduduk Indonesia, bersamaan diluncurkannya program
Bimas dan Inmas di daerah sentra produksi padi.

Organisme Pengganggu Tanaman dapat


disiasati
secara
kultur
teknis
dengan
menerapkan pola pergiliran tanam di lahan
pertanian baik dilahan sawah maupun dilahan
kering. Pengalaman petani di Sulawesi Selatan
setelah menanam padi diikuti penanaman
kedelai untuk memutuskan siklus OPT padi.
Selain dilapangan, kehilangan produksi
pertanian juga dapat terjadi di proses
pascapanen
(gudang
penyimpanan
dan
distribusi). Bahkan kerugian bisa mencapai
100%
berupa
kerusakan
produk,
terkontaminasi dan terinfeksi.

C. PENGAMANAN PRODUKSI
PERTANIAN

Menurut Dirjen Tanaman Pangan dan


Hortikultura (2000) potensi produksi dari
suatu
pertanaman
selalu
mendapat
ancaman kehilangan hasil dari Organisme
Pengganggu Tanaman (OPT), bencana alam
(banjir dan kekeringan, gunung meletus)
serta dari perlakuan pasca panen yang
tidak optimal. Sistem pengamanan produksi
antara lain meliputi kegiatan perlindungan
tanaman, kebijakan dan strategi, keragaan
serangan OPT dan bencana alam.

1.

Perlindungan
tanaman
Pada dasarnya sistem perlindungan tanaman meliputi subsistem
pengamatan dan peramalan, subsistem pengembangan teknologi,
subsistem dukungan/pelayanan sarana. Semua subsistem tersebut
harus bekerja secara simultan dan diarahkan agar memenuhi asas
kecepatan, ketepatan, keterpaduan, kebersamaan, kemandirian,
kemanfaatan
dan
keberlanjutan.
2.
Kebijakan
dan
Strategi
Sesuai dengan kebijakan pembangunan subsektor tanaman pangan
dan hortikultura maka dalam kerangka pengamanan produksi dari
gangguan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) dilakukan melalui
pendekatan
PHT
(Pengendalian
Hama
Terpadu)
3. Keragaan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan
Bencana
Alam.
a.
Serangan
OPT
pada
tanaman
padi.
b.
Serangan
OPT
pada
tanaman
kedelai
c.
Serangan
OPT
pada
tanaman
jagung.
d.
Serangan
OPT
pada
tanaman
kacang
tanah.
e.
Serangan
OPT
pada
tanaman
hortikultura.

4. Keadaan Bencana Alam


a. Banjir
b. kekeringan

4a.1 Langkah-langkah Operasional yang


Ditempuh
4a.2 Masalah Kritikal Perlindungan
Tanaman
D. PENGENDALIAN HAMA TANAMAN
SECARA TERPADU

OPT dalam pertanian terdiri dari beberapa


jenis yaitu berupa hama (pests), penyakit
(diseases), patogen dan gulma.

* Hama
Contoh hama yang menyerang tanaman pertanian dari
golongan serangga adalah ulat, lalat, belalang, kutu daun,
kumbang dll. Dari golongan mamalia adalah tikus, babi,
kelinci, gajah, monyet dan lain-lain

Penyakit
Gangguan terjadi pada fungsi fisiologis tanaman yang disebabkan oleh adanya
penyebab penyakit (patogen), dengan mempunyai karakteristik sebagai berikut :
a. Ukurannya mikroskopis, hanya dapat dilihat dengan bantuan alat mikroskop,
oleh karena itu disebut mikroorganisme.
b. Sebagian lagi berukuran submikroskopis, namun tidak dapat dilihat langsung
walaupun dengan mikroskop, misalnya virus, MLO.
c. Pengamatan hanya dapat dilakukan terhadap gejala dan sebagian kecil
terhadap tanda
Gejala
adalah reaksi tanaman terhadap adanya gangguan dari penyebab
penyakit. Contohnya: layu, daun menguniing, bercak dll.

PATOGEN
Mikroorganisme patogen adalah berupa jamur atau cendawan (fungi),
bakteri, nematoda atau cacing mikroskopis, virus dan mikroplasma
BLO (Bacteria like organisms) dan MLO (Mycoplasma like organisms).

GULMA

Gulma (weeds) adalah tumbuhan pengganggu yaitu tumbuhan yang


keberadaannya di suatu lahan tidak kita inginkan.

D. METODE PERLINDUNGAN TANAMAN.


Perlindungan tanaman dalam pertanian memiliki beberapa pinsip, antara
lain:
A. Mencegah lebih baik dan ekonomis dibandingkan dengan mengendalikan.
B. Perlindungan tanaman adalh komponen biaya usaha tani yang mutlak
harus diperhitungkan
C. Konsultasikan dengan ahli perlindungan tanaman sehingga penerapan
perlindungan tanaman tepat.
Perlindungan tanaman bukan hanya untuk mendapatkan hasil (kuantitas)
yang tinggi, tetapi juga harus memperhitungkan kualitas hasil dan
keamanan produk yang dihasilkan akan diekspor.

BAB IV. PEMENUHAN PANGAN


BAGI MASYARAKAT

I. KONSEP UMUM KECUKUPAN PANGAN


(KUKP)
A. Konsep Umum Kecukupan Pangan
Ketahanan pangan terwujud apabila secara
umum telah terpenuhi dua aspek sekaligus.
Pertama : tersedianya pangan yang cukup
dan merata untuk seluruh penduduk.
Kedua : setiap penduduk mempunyai akses
fisik dan ekonomi terhadap pangan untuk
memenuhi kecukupan gizi guna menjalani
kehidupan yang sehat dan produktif dari hari
ke hari.

B.

ARAH
KEBIJAKAN
Pembangunan ketahanan pangan diarahkan
guna mewujudkan kemandirian
pangan yang
cukup, aman, bermutu, dan bergizi seimbang di
tingkat rumah tangga sepanjang waktu, melalui
pemanfaatan sumberdaya dan budaya lokal,
teknologi inovatif dan peluang pasar, peningkatan
ekonomi kerakyatan dan pengentasan kemiskinan.
Dengan arahan umum tersebut maka kebijakan
ketahanan pangan adalah sebagai berikut:
1. Pada sisi ketersedian, kebijakan ketahanan
pangan
diarahkan
untuk
:
a. meningkatkan kualitas lingkungan dan kualitas
sumberdaya alam dan air.

b. Menjamin kelangsungan produksi pangan utamanya dari produksi dalam


negeri.
c. Mengembangkan kemampuan pengelolaan cadangan pangan pemerintah
dan
masyarakat
d. Meningkatkan kapasitas produksi nasional dengan menetapkan lahan abadi
untuk
produksi
pangan
2. Pada aspek distribusi, kebijakan ketahanan pangan diarahkan untuk:
a. mengembangkan sarana dan prasarana distribusi pangan untuk
meningkatkan efisiensi perdagangan termasuk di dalamnya mengurangi
kerusakan bahan pangan dan kerugian akibat distribusi yang tidak efisien.
b.
Mengurangi
dan/atau
menghilangkan
peraturan
daerah
c. Mengembangkan kelembagaan pengolahan dan pemasaran di perdesaan
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas distribusi panngan serta
mendorong
peningkatan
nilai
tambah.
3.
Dalam
hal
konsumsi:
a. menjamin pemenuhan pangan bagi setiap rumah tangga dalam jumlah dan
mutu yang memadai, aman dikonsumsi dan bergizi seimbang .
b. Mendorong, mengembangkan dan membangun serta memfasilitasi peran
serta masyarakat dalam pemenuhan pangan sebagai implementasi
pemenuhan
hak
atas
pangan

c.
Mengembangkan
jaringan
antarlembaga
masyarakat untuk pemenuhan hak atas pangan.
d. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas intervensi
bantuan pangan/ pangan bersubsidi kepada
golongan masyarakat tertentu (golongan miskin,
ibu
hamil,
balita
gizi
buruk,dsb.)
C.
TUJUAN
PEMBANGUNAN
KETAHANAN
PANGAN
Pembangunan ketahanan pangan ditujukan untuk
memperkuat
ketahanan
pangan
ditingkat
mikro/tingkat rumah tangga dan individu serta
ditingkat
makro/nasional.

D.

STRATEGI
UMUM
Berdasarkan arahan dan tujuan tersebut,
strategi untuk mewujudkan ketahanan pangan
yang akan dilaksanakan adalah strategi jalur
ganda
(twin-track
strategy),
yaitu;
a. membangun ekonomi berbasis pertanian
dan perdesaan untuk menyediakan lapangan
kerja
dan
pendapatan.
b.
Memenuhi
pangan
bagi
kelompok
masyarakat miskin dan rawan pangan melalui
pemberian bantuan langsung agar tidak
semakin terpuruk, serta pemberdayaan agar
mereka
mampu
mewujudkan
ketahanan
pangannya secara mandiri.

E.

KEBIJAKAN
UMUM
Kebijakan umum ketahan pangan terdiri dari 13
elemen penting, yang diharapkan menjadi panduan
bagi pemerintah, swasta dan masyarakat untuk
bersama-sama mewujudkan ketahanan pangan
ditingkat rumah tangga, tingkat wilayah dan tingkat
nasional. Selain memberikan arah kebijakan yang
lebih jelas dan mudah dicerna, pemerintah
berperan dalam menjabarkan secara rinci kebijkankebijakan lain yang mampu memberikan insentif
kepada petani dan konsumen, serta secara
komprehensif
dari
hulu
sampai
hilir.
Adapun elemen-elemen penting dalam kebijakan
umum
ketahanan
pangan
adalah
sbb:
1. Menjamin ketersediaan pangan.

2. Menata pertanahan dan tata ruang/wilayah.


3. Pengembangan cadangan makanan.
4. Mengembangkan sistem distribusi pangan yang
efisien
5. Menjaga stabilitas harga pangan.
6. Meningkatkan aksesbilitas rumah tangga
terhadap pangan.
7. Melaksanakan diversifikasi pangan.
8. Meningkatkan mutu dan keamanan pangan.
9. Mencegah dan menangani keadaan rawan dan
gizi.
10. Memfasilitasi penelitian dan pengembangan.
11. Meningkatkan peran serta masyarakat.
12. Melaksanakan kerjasama internasional.
13. Mengembangkan sumberdaya manusia.

II. DIVERSIFIKASI PANGAN DAN POTENSI


TANAMAN SUMBER KARBOHIDRAT

Masalah pangan merupakan masalah


utama yang harus dihadapi baik oleh
individu, keluarga, masyarakat maupun
pemerintah suatu negara. Masalah pangan
sec global sudah mengemuka sejak tahun
1798 oleh Thomas R. Malthus, krn muncul
kekurangan
pangan
dinegara-negara
miskin dan negara berkembang. Hal ini
terjadi karena sebagian besar yang lapar
adalah penduduk miskin, baik yang ada
diperkotaan maupun di daerah terpencil.

Pangan pokok dapat didefinisikan sebagai


bahan makanan yang menjadi asupan yang
dikonsumsi oleh sekelompok penduduk dalam
jumlah besar disuatu daerah dalam kurun
waktu yang panjang. Di Indonesia sekitar 95%
penduduk menggantungkan dirinya kepada
beras sebagai makanan pokok, dengan
tingkat
konsumsi
rata-rata
134kg/kapita/tahun.
Tingginya
konsumsi
beras per kapita per tahun, jika tidak ada
upaya untuk menguranginya memungkinkan
terjadinya ancaman kondisi rawan pangan
setiap saat.

Kedaulatan bangsa antara lain salah satunya didukung oleh


kedaulatan pangan, dimana pangan menjadi kebutuhan dasar
yang utama, yang menjadi sumber kehidupan dan aktivitas yang
menjadi landasan pokok bagi kesejahteraan manusia, kebutuhan
lainnya adalah sandang, kesehatan dan pendidikan yang
semuanya itu menjadi tanggung jawab pemerintah

II.a POTENSI TANAMAN SUMBER


KARBOHIDRAT.

Kontribusi karbohidrat sebagai sumber


kalori dari tanaman serealia potensinya belum
dikembangkan dengan baik, misalnya sorgum,
hanjeli, jawawut, soba merupakan tanaman
lahan kering yang tumbuh baik di iklim tropis,
tumbuh liar di beberapa tempat di Indonesia,
dan belum dibudidayakan secara optimal.

II. b. Jenis Serealia berdasarkan Kesesuaian Iklim


* Iklim Sedang dan Sub Tropis
* Iklim Tropis

C. Tanaman Umbi-umbian
D. Tanaman Talas-talasan
E. Pisang Plantain dan Pisang Berpati
D. Tanaman Sagu
E. Kendala Pengembangan Sagu.
F. Penggolongan Sagu.
G. Keunggulan Sagu
H. Budidaya Sagu

III. INDUSTRI DAN PROSPEK


PANGAN ALTERNATIF

Secara umum, potensi dan prospek dalam


mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan
adalah besarnya jumlah penduduk sebagai pasar
produk pangan sekaligus penggerak ekonomi nasional.
Disamping itu, perkembangan teknologi informasi
merupakan penunjang bagi efektivitas manajemen
pembangunan
ketahanan
pangan,
yang
juga
menunjang pengembangan ketersediaan, distribusi
dan konsumsi pangan. Disisi ketersediaan pangan,
selain masih tersedia masih tersedia sumberdaya alam
yang belum termanfaatkan secara optimal untuk
produksi pangan, juga tersedia teknologi untuk
meningkatkan produksi bahan pangan primer ataupun
olahan.

a. Gandum
Gandum (wheat) dengan nama Genus Triticum spp., adalah suatu
jenis tanaman yang tak kalah pentingnya dengan tanaman pangan
lainnya.
b. Sorgum
(Sorghum bicolor) mempunyai potensi penting sebagai
karbohidrat bahan pangan, pakan dan komoditi ekspor.
c. Hanjeli
(Coix lacryma-jobi) , tanaman ini sudah tumbuh meluas ke
berbagai wilayah di dunia
d. Jawawut
(Pennisetrum spp.), di dunia internasional dikenal sebagai pearl
millet merupakan tanaman yang mulai mendapat perhatian sebagai
tanaman pangan alternatif, terutama karena kemampuan tumbuhnya
yang sangat baik di daerah-daerah kering.
e. Soba
(Fagopyrum esculentum) , dikenal dengan buckwheat merupakan
tanaman penting ke dua di beberapa negara beriklim subtropis dan
masih berlangsung selama peradaban manusia dan masuk ke dalam
sistem pertanian di setiap negara yang membudidayakan serealia.

BAB V. TANTANGAN DAN PELUANG


DALAM SEKTOR PERTANIAN

A. PERAN PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN


DAN KEHIDUPAN MASYARAKAT

Sektor pertanian di negara-negara yang sedang


berkembang (developing country) peranannya sangat
besar sekali karena merupakan mata pencaharian poko
sebagian besar penduduknya. Peranan sektor pertanian
dalam perekonomian suatu negara dapat dilihat dari
besarnya persentase Produk Domestik Bruto (PDB) dari
sektor pertanian negara tersebut. Makin besar kontribusi
sektor pertanian terhadap PDB-nya berarti negara
tersebut masih tergolong atau termasuk negara agraris,
sebaliknya apabila kontribusi sektor pertanian terhadap
PDB persentasenya kecil maka negara tersebut dapat
disebut negara industri.

Peranan sektor pertanian bagi masyrakat


perdesaan adalah sangat penting karena hal-hal
berikut:

1. Sektor pertanian merupakan sektor mata pencaharian pokok


sebagian besar penduduk desa
2. Sektor pertanian termasuk sub-sektor peternakan, merupakan
tempat utama untuk lapangan kerja keluarga perdesaan terutama
di desa-desa terpencil.
3. Usaha pertanian merupakan tempat lapangan kerja buruh tani
dan petani berlahan sempit.
4. Pertanian menjadi sumber karbohidrat, protein nabati dan
hewani, vitanmin dan mineral dari tumbuhan bagi keluarga tani
5. Usaha pertanian sebagai tempat mengembangkan hobi dan
kesenangan hidup orang tertentu, dan juga sebagai tempat
rekreasi penduduk kota jika ke desa.
6. Usaha pertanian sebagai penghasil bahan-bahan ritual
keagamaan dan upacara-upacara tradisional penduduk di desa
atau kota, misalnya upacara Nincak Endong pada pernikahan, ikan
belut untuk Tujuh Bulanan wanita hamil dan lain sebagainya.

Bagi masyarakat perkotaan, sektor


pertanian mempunyai peranan sebagai
berikut:
1. Penghasil bahan makanan, terutama penduduk kota yang
bekerja di pabrik-pabrik, jasa dan perdagangan;
2. Tempat wisata penduduk kota dalam bentuk agrowisata yang
pada awal Pelita VI dijadikan primadona sebagai penarik
wisatawan asing dan wisatawan domestik.
3. Sektor pertanian dipakai sebagai alat rekreasi keluarga orang
kota dan desa seperti Adu Domba, Karapan sapi di Madura, dan
Kontes Suara Burung Perkutut ;
4. Penghasil bahan obat-obatan tradisional antara lain : tanaman
kencur, dan bumbu dapur keluarga;
5. Penghasil bahan baku untuk kecantikan dan penghalus kulit
wajah seperti tanaman teki rawa di daerah Kalimantan Selatan
dijadikan bedak penahan terik matahari sehingga wajah wanita
tidak kelihatan seperti terbakar.

Demikianlah gambaran peranan pertanian ditinjau dari segi mikro


ekonomi masyarakat didaerah pedesaan dan perkotaan.

B. PENGUASAAN LAHAN
PERTANIAN DI INDONESIA

Lahan pertanian ditinjau dari


ekosistemnya dapat dibedakan menjadi dua
kelompok besar yaitu:
1. Lahan pertanian basah, dan
2. Lahan pertanian kering.
Antara kedua kelompok lahan pertanian
tersebut mempunyai karakteristik yang
berbeda sehingga pengelolaannya harus
berbeda sehingga pengelolaannya harus
berbeda pula agar memberikan hasil yang
optimal.

Lahan Pertanian Basah


Lahan pertanian basah lazim disebut dengan sawah.
Ciri-ciri umum dari sawah adalah sebagai berikut:

A. Dari setiap petak sawah dibatasi oleh pematang.


Pematang tersebut ada yang lurus ada pula yang berbelok.
B. Permukaannya selalu datar atau topografinya rata
meskipun di daerah bergunung-gunung atau berbukit.
C. Biasa diolah atau dikerjakan pada kondisi jenuh air atau
berair.
D. Kesuburannya lebih stabil daripada lahan kering
sehingga memungkinkan diolah secara intensif tanpa
adanya penurunan produktivitas yang drastis.
E. Secara umum produktivitasnya lebih tinggi daripada
lahan kering
F. Sawah umumnya mempunyai sumber perairan yang
relatif teratur kecuali sawah tadah hujan. Tanaman yang
utama diusahakan adalah padi sawah.

Ditinjau dari sistem irigasinya lahan pertanian


basah
(sawah),
dapat dibedakan
menjadi
beberapa tipe sebagai berikut:

1. Sawah irigasi teknis


2. Sawah irigasi setengah teknis
3. sawah irigasi perdesaan (sawah irigasi
sederhana)
4. Sawah tadah hujan
5. Sawah rawa
6. Sawah rawa pasang surut
7. Sawah lebak
8. Tambak
9. Kolam

Lahan
Pertanian
Kering
lahan pertanian kering secara umum mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut :

A. Produktivitas tanah umumnya rendah;


B. Topografi bervariasi dari datar, berbukit dan bergunung;
C. Tidak dibatasi oleh pematang antarsatu petak dengan
petak lainnya.
D. Tingkat erosi umumnya tinggi, terutama jika tidak ada
upaya pelestarian yang berupa sengkedan atau tidak ada
tumbuhan (vegetasi);
E. Tidak dapat diusahakan secara intensif seperti sawah,
karena persediaan air sangat terbatas ketika tidak ada
curah hujan, kecuali untuk lahan kering yang dekat dengan
sumber air dapat diusahakan secara terus-menerus;
F. Umumnya hanya diusahakan pada musim hujan
sedangkan pada musim kemarau dibedakan.

Lahan pertanian kering dapat dibedakan


menjadi beberapa tipe sebagai berikut:

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pekarangan
Tegalan
Kebun
Ladang (perladangan atau shifting cultivation)
Penggembalaan ternak.
Hutan; tipe-tipenya seperti:

a. Hutan lindung
b. Hutan produksi
c. Hutan margasatwa
d. Hutan raya
e. Hutan rakyat

Status Penguasaan Lahan


Pertanian

A. Hak milik adalah hak turun temurun.


B. Hak guna usaha adalah hak untuk mengusahakan tanah
yang dikuasai langsung oleh negara dalam jangka waktu
tertentu paling lama 25 tahun ditujukan untuk perusahaan
pertanian, perikanan atau peternakan.
C. Hak guna bangunan adalah hak untuk mendirikan dan
mempunyai bangunan-bangunan atas tanah yang bukan
miliknya sendiri dengan jangka waktu paling lama 30 tahun.
D. Hak pakai menurut UUPA No.5/ 1960 pasal 41 adalah hak
untuk menggunakan dan atau memunggut hasil dari tanah
yang dikuasai langsung oleh negara atau tanah milik orang
lain yang memberi wewenang dan kewajiban yang ditentukan
dalam keputusan pemberiannya oleh pejabat yang
berwenang memberikannya, atau perjanjian pengolahan
tanah

e. Hak sewa (untuk bangunan) adalah hak menggunakan


tanah milik orang lain untuk keperluan bangunan dengan
membayar kepada pemiliknya sejumlah uang sebagai sewa,
pembayaran
uang
sewa
dapat
dilakukan:
a.
satu
kali
atau
tiap-tiap
waktu
tertentu.
b.
Sebelum
atau
sesudah
tanahnya
digunakan.

F. Hak membuka tanah dan memungut hasil


hutan.
G. Hak gadai adalah hak yang dimiliki seseorang
atas sebidang tanah tersebut kepada seseorang
dengan nilai uang tertentu.
H. Hak garapan (hak bagi hasil) adalah hak
seseorang untuk menggarap tanah orang lain
dengan sistem bagi hasil.
I. Hak ulayat adalah hak kelompok atas sebidang
tanah di suatu desa atau satu wilayah tertentu.

Satuan Luas Lahan


Pertanian

Satuan luas lahan pertanian antar satu daerah


dengan daerah lainnya berbeda. Ditinjau dari
keberlakuannya satuan luas lahan pertanian dapat
dibedakan menjadi empat kelompok yaitu:
1. Satuan luas lahan yang berlaku secara internasional
misalnya hektar (ha) atau acre.
2. Satuan luas lahan yang berlaku secara nasional,
misalnya hektar (ha) dan meter persegi (m);
3. Satuan luas lahan yang berlaku secara regional
(provinsi) misalnya bahu, tumbak atau bata (Jawa
Barat) dan rantai (Sumbar)
Satuan luas lahan yang berlaku lokal, misalnya
piring.

Konversi atau perbandingan antara satuan


luas lahan yang satu dengan lainnya adalah
sebagai berikut :

A. 1 hektar (ha) = 10.000 m = 700 tumbak atau bata


= 40 patok;
B. 1 bata (tumbak) = 14 m, satuan luas ini banyak
digunakan di daerah Priangan sperti Bandung, Garut,
Ciamis dan Tasikmalaya;
C. 1 acre = 4.046,86 m sekitar 0,40 ha. Ukuran ini
dipakai di luar negeri seperti Amerika dan Eropa;
D. 1 patok = 250 m (di Sumbar, Banten dan Jambi)
E. 1 rantai = 250 m = 1 patok
F. 1 piring = 0,14 ha = 100 bata atau tumbak = 1.400
m
G. 1 bahu = 0,70 ha = 500 bata atau tumbak = 7.000
m

C. TENAGA KERJA DAN MODAL DALAM


PERTANIAN

C.1. TENAGA KERJA PERTANIAN


Tenaga kerja merupakan faktor
produksi pertanian yang bersifat unik, baik
dalam jumlah yang digunakan, kualitas
maupun
penawarandan
permintaan.
Demikian pula upah per harinya antar satu
daerah dengan daerah lainnya bervariasi.
C.1.1 Jenis Tenaga Kerja Pertanian
1. Tenaga Kerja Manusia
2. Tenaga Ternak
3. Tenaga Mesin

C.1.2. SIFAT KEBUTUHAN TENAGA KERJA


DALAM PERTANIAN

Seperti kita ketahui bahwa pekerjaan-pekerjaan di bidang


pertanian sifatnya bermusim, karena itu kebutuhan tenaga
kerja di sektor ini tidak merata sepanjang tahun.

C.1.3. CARA MEMENUHI TENAGA KERJA DALAM


PERTANIAN.
Cara memenuhi tenaga kerja pada usaha tani pertanian
rakyat dan perkebunan besar negara dan swasta sangat
berbeda. Pada pertanian rakyat kebutuhan tenaga kerja
sebagian besar dicukupi dengan tenaga kerja keluarga,
terutama petani yang berlahan sempit. Petani yang berlahan
luas kebutuhan tenaga kerja usaha taninya sebagian besar
atau seluruhnya dipenuhi dengan tenaga buruh tani karena
mereka umumnya mempunyai usaha lain diluar sektor
pertanian yang lebih memerlukan perhatiannya.

C.1.4. Sistem Kerja dan Sistem Upah


dalam Pertanian

Beberapa sistem kerja yang sudah


biasa berlaku di sektor pertanian yaitu :
1. Sistem kerja harian
2. Sistem kerja bulanan
3. Sistem kerja ceblokan
4. Sistem kerja borongan
5. Sistem kerja gotong royong

C.1.5.

Tingkat

Upah

Buruh

Tani

Upah adalah balas jasa tenaga kerja buruh tani


yang diberikan oleh seorang petani yang
mempekerjakan buruh tani itu dalam jangka waktu
tertentu yang nilainya ditentukan berdasarkan
perjanjian atau standar upah tertentu.

C.2 MODAL DALAM PERTANIAN


Selain tanah dan tenaga kerja maka modal (uang)
termasuk faktor produksi pertanian, karena apabila
petani tidak mempunyai modal uang ia tidak akan
dapat membeli pupuk, membayar tanaga kerja
buruh tani yang ia pergunakan dalam kegiatan
usaha taninya. Modal ditinjau dari sifatnya dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu modal tetap
dan modal tidak tetap.

C.2.1.
SUMBER
MODAL
PERTANIAN
Modal yang digunakan petani untuk mengusahakan
lahan usaha taninya berasal dari petani sendiri, lembaga
kredit formal dan lembaga non formal petani yang
mempunyai modal sendiri, sumber berasal dari hasil
penjualan hasil usaha tani atau ternak dan hasil tabungan.
Sumber kredit formal anatara lain dari BRI,KUD,BPR dan
BPD. Sedangkan sumber kredit tidak formal antara berasal
dari tetangga, teman dan pedagang hasil pertanian.

a.
b.
c.
d.
e.

Alasan-alasan petani lebih mengandalkan sumber kredit dari


tidak formal karena :
Caranya mudah dan cepat pelayanannya;
Administrasinya tidak berbelit-belit cukup dengan satu kuitansi
meskipun tidak bermaterai;
Jumlahnya tidak dibatasi secara ketat tetapi sesuai dengan
kebutuhan petani;
Waktunya tidak dibatasi jam kantor; dan
Jaminannya cukup kepercayaan saja atau tanaman yang belum
dipanen

C.2.2. JENIS KREDIT PERTANIAN

Jenis kredit yang perlu disediakan


pemerintah atau lembaga kredit lain dalam
membantu petani mengembangkan usaha
taninya adalah kredit investasi, kredit produksi
dan kredit konsumsi dengan syarat-syarat yang
mudah.
1. Kredit Produksi adalah kredit yang disediakan
pemerintah dengan tujuan untuk membantu
petani dalam meningkatkan produksi pertanian.
Contohnya : Kredit-kredit yang disalurkan
melalui program Bimas, Inmas, Insus dan Supra
Insus padi sawah.

2. Kredit konsumsi adalah kredit yang diberikan


kepada petani untuk kebutuhan-kebutuhan yang
bersifat konsumtif selama menunggu masa panen tiba.
3. Kredit investasi adalah kredit yang diberiakan
kepada petani dalam bentuk alat-alat produksi tahan
lama seperti traktor tangan (hand tractor), sprayer,
huller atau alat-alat tahan lama lain.
C.2.3. Masalah-masalah yang dihadapi dalam
Penyaluran Kredit Intensifikasi Pertanian

Masalah-masalah yang muncul pada saat penyaluran kredit


intensifikasi pertanian yang dihubungkan dengan programprogram Bimas, Inmas, baik yang berupa Bimas Nasional
maupun Bimas Gotong Royong yang menonjol antara lain
adalah:
A. Bimas dan Inmas fiktif yaitu areal sawah yang diajukan
desa peserta Bimas/Inmas jauh melebihi luas sawah baku
yang ada di desa tersebut.

b. Kredit fiktif yaitu kredit yang hanya pengajuannya


didasrkan pada petani yang tidak memiliki sawah atau
petaninya
tidak
tercatat
di
desa
tersebut;
c. Kredit Bimas /Inmas tidak dipakai untuk keperluan
peningkatan produksi padi, tetapi pupuk dan pestisida dijual
dengan harga murah ke petani non-Bimas/Inmas kemudian
uangnya digunakan untuk keperluan lain diluar pertanian;
d. Banyak penerima atau pengambil kredit Bimas/ Inmas
bukan petani seperti guru atau anggota ABRI ditingkat desa;
e. Banyak pejabat desa atau kepala desa, kepala dinas
pertanian
pangan
dan
petugas
kecamatan
yang
menyelewengkan
kredit
Bimas
dan
Inmas.
f. Banyak petani yang menjual sarana produksi pupuk dan
pestisida untuk Bimas/Inmas dengan harga yang murah di
bawah harga pasar yang berlaku kepada petani-petani non
padi, seperti ke petani sayuran datarn tinggi.

D. KELEMBAGAAN DALAM
PERTANIAN

Setiap kegiatan pembangunan, baik


langsung atau tidak langsung dalam
pelaksanaannya
pasti
melibatkan
berbagai kelembagaan atau institusi.
Yang
dimaksud
lembaga
adalah
organisasi atau kaidah-kaidah, baik
formal maupun nonformal yang mengatur
perilaku
dan
tindakan
anggota
masyarakat
tertentu,
baik
dalam
kegiatan-kegiatan
maupun
dalam
mencapai tujuan tertentu (Mubyarto,
1976).

D.1. SIFAT KELEMBAGAAN


PERTANIAN

Ditinjau dari sifat terbentuknya, kelembagaan


Pertanian dapat dibedakan menjadi :
1. Lembaga yang bersifat asli berasal dari adat kebiasaan
turun-temurun. Contohnya; pemilikan tanah, sewamenyewa tanah, bagi hasil, gotong-royong,arisan, liliuran,
mapalus, dan lain-lain.
2. Kelembagaan yang baru diciptakan, contohnya:
Lembaga Pelaksana Intensifikasi padi sawah yaitu Badan
pengendali Bimas di tingkat pusat, ditingkat internasional
seperti, PBB yaitu; FAO.
3. Kelembagaan yang dibentuk bersama antara
pemerintah dan masyarakat. Artinya lembaga tersebut
sudah ada di dea kemudian diformalkan atau diresmikan
pemerintah.

D.2. Masalah-masalah
Kelembagaan Pertanian

Masalah yang menonjol dalam kelembagaan


pertanian dewasa ini adalah masih rendahnya
peranan
kelembagaan
tersebut
dalam
membantu
petani
atau
kelompok
tani
mengembangkan usaha taninya ke arah yang
lebih produktif dan efisien dalam pengelolaan
usaha tani. Hal ini terjadi antara lain karena
SDM yang mengelola kelembagaan pertanian
khususnya ditingkat desa atau usaha tani
sebagian besar kualitasnya rendah sehingga
jangkauan operasional dari kelembagaan
petani tersebut sangat terbatas.

E. AGRIBISNIS

Menurut Wibowo (1994) sistem agribisnis adalah segala


aktivitas mulai dari pengadaan dan penyaluran sarana produksi
sampai kepada pemasaran produk-produk yang dihasilkan oleh
suatu sistem yang terdiri dari berbagai subsistem yaitu;
1. Subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi,
teknologi, dan pengembangan sumberdaya pertanian.
2. Subsistem produksi pertanian atau usaha tani.
3.
Subsistem
pengolahan
hasil-hasil
perrtanian
atau
agroindustri.
4. Subsistem pemasaran hasil-hasil pertanian.
Keempat subsistem itu harus berjalan secara terpadu agar sistem
pertanian itu berjalan secara efisien, sebab jika salah satu subsistem itu
tidak berjalan baik maka sistem pertanian ini akan lumpuh atau akan terjadi
pemborosan-pemborosan pemakaian sumberdaya-sumberdaya produksi
yang akhirnya akan meningkatkan biaya produksi, biaya pemasaran dan
harga-harga produk pertanian ditingkat konsumen akan tinggi pula.

BAB VI. KEBIJAKAN DALAM


BIDANG PERTANIAN

A. KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM


PEMBANGUNAN PERTANIAN
6.1.1. Arti Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah adalah intervensi Pemerintah
untuk mengubah perilaku produsen dan konsumen.
Masalah pertanian berhubungan dengan masalah
produksi dan konsumsi dari berbagai komoditas yang
dihasilkan oleh sebuah sistem usaha tani dan
peternakan (farming system). Dengan demikian,
analisis logika untuk menganalisis kebijakan publik
yang
mempengaruhi
produsen,
pedagang
dan
konsumen berbagai produk pertanian, baik tanaman
maupun ternak dan berbagai olahannya.

6.1.2. ARTI DAN TUJUAN


PEMBANGUNAN PERTANIAN

Pembangunan pertanian adalah suatu


perubahan yang terencana dan bertahap
dalam sektor pertanian dengan tujuan
meningkatkan produksi pertanian secara
kuantitas dan kualitas agar dapat
memenuhi
kebutuhan
konsumsi
penduduk yang terus meningkat pada
umumnya
dan
peningkatan
kesejahteraan petani pada khususnya
melalui peningkatan produktivitas usaha
tani dengan menerapkan teknologi baru
pertanian.

Untuk mencapai tujuan pembangunan pertanian


tersebut diperlukan persyaratan-persyatan tertentu.
Menurut Mosher (1966) ada dua macam syarat yaitu:

Syarat-syarat
mutlak
atau
esensial
adalah:
1. Adanya pasar untuk hasil-hasil usaha
tani;
2.
Teknologi
yang
senantiasa
berkembang;
3. Tersedianya bahan-bahan dan alat-alat
produksi secara lokal;
4. Adanya perangsang produksi bagi
petani;

Faktor-faktor atau syarat-syarat


pelancar pembangunan pertanian adalah:

1. Pendidikan Pembangunan

2. Kredit produksi
3. Kegiatan gotong-royong petani
4. Perencanaan nasional pembangunan pertanian.

6.1.3. Usaha-usaha Peningkatan Produksi Pertanian.


Usaha-usaha Pemerintah Indonesia dalam
meningkatkan produksi pertanian adalah:
1. Intensifikasi yaitu peningkatan produksi pertanian pada
lahan pertanian yang sudah ada dengan menerapkan
teknologi baru (inovasi baru) budidaya tanaman agar hasil
per hektar lahan sawah atau lahan kering meningkat.

2. Ektensifikasi adalah peningkatan produksi


pertanian dengan cara membuka lahan pertanian
baru terutama diluar Jawa. Caranya dengan
membuka hutan, mencetak sawah baru di Jawa dan
luar Jawa (Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi).
3. Rehabilitasi adalah usaha peningkatan produksi
pertanian pada lahan sawah yang sistem pangairan
teknis, semi teknis atau pengairan sederhana tetapi
prasarana irigasi pada sawah-sawah tersebut sudah
tidak
berfungsi
dengan
baik.
4. Diversifikasi adalah usaha peningkatan produksi
pada sebidang lahan pertanian yang sudah ada
dengan cara menganekaragamankan tanaman
dengan sistem tanam tumpangsari, tumpang gilir,
tanaman sisipan atau rotasi tanaman.

6.1.4. Masalah Rehabilitasi


Lahan
Pertanian
Rehabilitasi lahan pertanian yang kondisinya
krisis merupakan salah satu bagian upaya
peningkatan
produksi,
tetapi
dalam
pelaksanaannya secara bertahap sesuai dengan
tingkat kekrtisan lahan tersebut. Untuk lahan-lahan
kritis yang berat didahulukan, sedangkan lahan
kritis yang tidak membahayakan kelestariannya
ditangguhkan sementara. Dengan adanya usahausaha pelestarian lahan pertanian tersebut,
peningkatan produksi dapat berjalan secara lestari.

Beberapa carauntuk merehabilitasi lahan kritis


yang biasa dilakukan petani atau penduduk pada
umumnya adalah:

1. Lahan kritis ditanami tanaman penghijauan kayukayuan, buah-buahan, atau ditanami rumput.
2. Penyengkedan atau penerasan tanah-tanah kritis
yang miring, kemudian pada sengkedan-sengkedan
tersebut ditanami rumput penutup tanah atau
tanaman lain yang mempunyai nilai ekonomi bagi
petani sehingga jika sudah besar tidak ditebang.
3. Menutup tanah (lahan) dengan mulsa bahan
organik atau mulsa artifisial (buatan) sehingga tanah
tersebut maka erosi dapat dihindari;
4. Membiasakan menggunakan pupuk organik (pupuk
kandang, kompos atau serasah tanaman) atau
menggunakan stabilisator tanah. (soil stabilization).

5. Mengatur pola tanam yang baik agar tanah tidak secara


terus menerus diusahakan, misalnya dengan cara melakukan
rotasi
secara
teratur.
6. Membiarkan tanah kritis tersebut tidak diusahakan agar
ditumbuhi tanaman liar atau rumput yang nantinya dapat
berfungsi
sebagai
penutup
tanah
sec
alami
7. Membatasi ruang gerak penduduk/petani perambah hutan
atau peladang berpindah agar menjadi petani yang menetap
dengan cara memukimkan penduduk perambah hutan.
8. Usaha lainnya untuk menyelamatkan lahan kritis tersebut
adalah membuat petak-petak percontohan UPSA (Usaha
Pelestarian Sumberdaya Alam) diwilayah-wilayah DAS yang
kritis dimana pendanaannya ditanggung oleh Departemen
Kehutanan c/q Sub Balai RLKT ditingkat provinsi atau
kabupaten dengan pelaksanaannya adalah kelompok tani
UPSA dan pembinanya PPL Kehutanan atau petugas Sub-balai
RLKT di tingkat kabupaten.

6.1.5 Kebijakan-kebijakan Pemerintah dalam


Mendukung Peningkatan Produksi Pertanian

Kebijakan-kebijakan yang mendukung terhadap


peningkatan produksi pertanian pada umumnya
dan peningkatan produksi beras pada khususnya
adalah:
1. Kebijakan Subsidi Sarana Produksi Pertanian
(benih, pupuk, dan pestisida).
2. Kebijakan Harga dasar (Floor Price) dan Harga
Atap (Ceiling price) pada Gabah dan Beras.
3. Kebijakan Kredit Usaha tani (KUT).
4. Kebijakan Ekspor dan Impor
5 Kebijakan Investasi Pertanian
6. Kebijakan Kredit Pertanian

6.1.6 Masalah-masalah yang Perlu Diperhatikan


dalam Upaya Peningkatan Produksi Pertanian.

1. Sumberdaya manusia pertanian sebagian besar kualitasnya rendah sehingga


produktivitasnya rendah.
2. Modal yang dimiliki petani umumnya sangat terbatas, tidak sesuai dengan
kebutuhan usaha taninya.
3. KUD yang berfungsi sebagai penolong petani daya saingnya lemah sehingga tidak
mampu menolong petani jika petani membutuhkan modal dan memasarkan hassil
usaha tani;
4. Harga hasil usaha tani yang diterima petani jauh dari apa yang diharapkan
5. Pemasaran hasil usaha tani kurang lancar sehingga keberhasilan dalam
peningkatan produksi secara fisik tidak diikuti dengan harga jual yang memadai
sehingga nilai tukar tani selalu rendah
6. Biaya tambahan karena penggunaan teknologi baru tidak seimbang dengan nilai
tambahan produksi akibat pemakaian teknologi shg petani menjual hsl usaha taninya
selalu di bawah biaya produksi.
7. Fasilitas-fasilitas yang disediakan pemerintah untuk membantu petani
meningkatkan produksi dan memperlancar pemasarannya lebih banyak dimanfaatkan
oleh pihak-pihak non-petani.
8. Petani dalam membeli input usaha tani dan menjual hasil usaha tani selalu ada
pada posisi sebagai pengambil harga (price taker) dan jarang sekali sebagai
penentu harga price leader.

B. PERUNDANG-UNDANGAN
DALAM PERTANIAN

Ada beberapa undang-undang yang telah


ditetapkan dan diberlakukan oleh pemerintah
khusus dalam bidang pertanian, yang diawali
dengan menetapkan Undang-undang pokok
Agraria No.5 Tahun 1960; UUPBH( Undangundang Pokok Bagi Hasil) No.5 Tahun 1961;
Undang-undang tentang Perkoperasian No.25
Tahun 1992; Undan-undang tentang Sistem
Budidaya Tanaman No.12 Tahun 1992; Undangunadang tantang Karantina Hewan, Ikan dan
Tumbuhan No.16 tahun 1992; dan Undangundang tentang pangan No.7 Tahun 1996.

C. REVITALISASI
PERTANIAN

Revitalisasi pertanian pada awalnya adalah


sebuah
kesadaran.
Kesadaran
mengenai
pentingnya pertanian bagi kehidupan seluruh
rakyat dan bangsa Indonesia. Kesadaran bahwa
Indonesia justru akan menjadi negara besar jika
mampu
mendayagunakan
pertaniannya.
Kesadaran tersebut kemudian menjadi janji politik
dalam Pemilihan Umum, dan karena mendapat
kepercayaan rakyat, kemudian janji politik itu
menjadi ketetapan tentang pembangunan nasional
yang tertuang dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah(RPJM) yang dikukuhkan dalam
bentuk Keputusan Presiden.

C.1 ARTI PENTING PERTANIAN

Arti penting pertanian juga dilihat secara kontekstual


sesuai perkembangan masyarakat. Pertanian tidak
dipentingkan melulu karena pertimbangan masa lalu,
tetapi terutama karena pemahaman atas kondisi saat ini
dan antisipasi masa depan dalam masyarakat yang
mengglobal,
semakin
modern,
dan
menghadapi
persaingan yang semakin ketat. Salah satu contohnya
adalah peningkatan kesadaran adanya peningkatan
permintaan akan makanan yang segar dan sehat,
peningkatan kebutuhan bio-medicine, kebutuhan sandang
dan papan, linkungan pemukiman yang hijau dan segar,
dan berbagai prospek penting dimasa yang akan datang.
Pentingnya pertanian justru datang dari konteks yang
sangat aktual dan modern dan sama sekali bukan karena
romantisme masa lalu.

C.1.2 PERSPEKTIF SEJARAH

Sejarah pada hakikatnya adalah suatu rangkaian


sebab akibat dari niat dan ikhtiar manusia pada jalan
yang telah ditetapkan Robbulalamin, Tuhan Penguasa
Seluruh Alam, sejak Awal Pembentukan hingga Hari
Penghabisan kelak. Artinya, apa yang dialami saat ini
sebenarnya merupakan hasil dari apa yang dilakukan
pada masa lalu, dan apa yang dilakukan hari ini akan
berakibat pada masa yang akan datang. Sejarah
menjadi penting bukan karena romantisme nostalgia
atau mengagungkan kebanggaan prestasi, tetapi
justru karena dapat menjadi cermin untuk mengenal
jati diri dan untuk memperbaiki hari esok dalam
lintasan sejarah itu sendiri.

C.1.3. POSISI POLITIK EKONOMI


PERTANIAN INDONESIA.

Pada masa awal kemerdekaan, pembangunan


pertanian dipenuhi semangat nasionalisme dan
keinginan untuk mencukupi seluruh kebutuhan
rakyat akan bahan makanan pokok terutama
beras, jagung, ketela, kacang tanah, kedelai, ikan
dan daging dari tanah sendiri.Demikian juga
kebutuhan pakaian dan target adanya kelebihan
produksi untuk ekspor. Hal yang menarik dicermati
adalah pada masa ini pertanian menjadi bagian
dari
Kementerian
Kemakmuran,
sebuah
terminologi yang menunjukkan keinginan agar
kemakmuranlah yang akan diurus dan pertanian
menjadi alat untuk mencapai kemakmuran itu.

D. TIGA ASPEK
REVITALISASI

Dengan
memperhatikan
perkembangan yang telah terjadi hingga
saat ini, dalam rangka menempatkan
kembali arti penting pertanian secara
proporsional dan kontekstual ditawarkan
tiga aspek revitalisasi, yaitu:
1. Revitalisasi Ideologis dan Politis
2. Revitalisasi Output dan Outcomes.
3. Revitalisasi Ekonomi

E. MENINGKATKAN
KEBERDAYAAN PERTANIAN

Keberdayaan petani harus dilihat sebagai


usaha untuk meningkatkan kemampuan internal
petani sekaligus juga membuka akses dan
kesempatan yang lebih bagi petani untuk
mendapatkan dukungan sumberdaya produktif
maupun untuk mengembangkan usaha yang
lebih
menyejahterakan.
Penyuluhan
dan
pendidikan pertanian menjadi agenda operasional
yang sangat penting. Pengembangan lembaga
pembiayaan dengan produk yang sesuai dengan
karakter petani dan pertanian akan menentukan
kemudahan akses pada sumber daya finansial.

Anda mungkin juga menyukai