ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh biochar dari limbah sagu terhadap pelindian N
di lahan kering masam. Rancangan yang digunakan adalah RAL (Rancangan Acak Lengkap) faktorial dengan
dua faktor. Faktor pertama adalah kombinasi macam biochar dan Pupuk N terdiri atas: kontrol, pupuk N, biochar
200 oC, biochar 400 oC, biochar 600 oC, Biochar 200 oC + pupuk N, Biochar 400 oC + pupuk N, biochar 600 oC
+ pupuk N. faktor kedua adalah waktu inkubasi terdiri atas: 2, 4 dan 6 minggu, sehingga ada 72 unit percobaan.
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Tanah Umum Universitas Gadjah Mada. Data penelitian dianalisis
dengan uji F dan DMRT pada tingkat ketelitian 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan biochar
400 dengan waktu inkubasi 3 minggu paling tinggi meningkatkan sifat kimia tanah: pH, Al-dd, KPK dan Corganik. Daya sangga tanah paling tinggi terhadap pelindian N dicapai pada pelakuan biochar 400 oC sebesar
33,65%.
Kata kunci: biochar limbah sagu, pelindian, Nitrogen, lahan kering masam.
ABSTRACT
The experiment was carried out to study effect type of sago waste biochar (SWB) and incubation time to
nitrogen leaching in acid upland. These two factors were arranged in Completely Randomized Design (CRD)
with 3 replications. The first factor was combination of SWB and N fertilizer consists of control, N fertilizer,
SWB 200 oC, SWB 400 oC, SWB 600 oC, SWB 200 oC + N fertilizer, SWB 400 oC + N fertilizer, SWB 600 oC +
N fertilizer. The second factor was the incubation period i.e.: 2, 4 and 6 weeks, so there were 72 treatment
combinations. The research was conducted in Soil General Laboratory, Faculty of Agriculture, Gadjah Mada
University. Data of the experiment were analyzed by F test and DMRT at 95% accuracy level. The results
showed that treatment SWB 400 and three weeks incubation time can increase soil chemical properties namely:
pH, exchangeable Al, CEC, and organic C. The highest of soil buffering capacity to N leaching was achieved
33.65% at SWB 400 oC.
Key words: sago waste biochar, leaching, nitrogen, acid upland
Jawa
PENDAHULUAN
yang
mempunyai
kepadatan
adalah
semakin
menyempitnya
lahan
lahan
dialihfungsikan
Penggunaan
sektor
ke
lahan
industri,
pertanian
non
untuk
yang
pertanian.
kepentingan
untuk
mengimbangi
laju
dan
tergusurnya
transportasi
144
pemukiman,
menyebabkan
ISSN: 1411-8297
Agronomika Vol. 11, No. 2, Juli 2011
tanaman pangan mendapat prioritas utama
menyebabkan
organik
tahan
Tanah
masalah
Ultisol
lahan
daerah
yang
ini
menempati
tropika
Upaya
tanah
memiliki
ini
diantaranya
dan
banyak
permukaan
subtropika
peningkatan
telah
dengan
banyak
produktivitas
dilakukan
pemberian
bahan
laju
perombakkan
semakin
tinggi.
terhadap
bahan
baku,
Akibatnya
dekomposisi
dan
cara
dan
dapat
pembakaran
sagu
merupakan
bahan
digunakan
Pemanfaatan
amelioran
melalui
sebagai
limbah
dapat
amelioran
sagu
dengan
dekomposisi
tanah.
sebagai
cara
alami
mikroba
tanah
145
ISSN: 1411-8297
Agronomika Vol. 11, No. 2, Juli 2011
waktu yang lama karena limbah ini
proses
lambat.
penggunaan
memperbaiki
biologi tanah
sebagai amelioran.
secara
dekomposisi
alami
berjalan
Kelangkaan kompos
biochar
dapat
tahan
biochar.
diatasi
sifat
amelioran
dengan
pembuatan
dapat
bahan
Biochar
terhadap
mikroorganisme.
dekomposisi
Sifat-sifat
tersebut
METODE PENELITIAN
Penelitian
dilaksanakan
percobaan
biochar
Tanggeran
selain
retensi
air
tinggi,
kolom
paralon
dengan
Karangsalam
(tabung)
Sumagede,
2009).
Kehilangan
hara
paling
keluar
pembuatan
lingkungan
tersedia
perkaran
tanaman.
biochar
dilaksanakan
di
146
ISSN: 1411-8297
Agronomika Vol. 11, No. 2, Juli 2011
macam yaitu biochar suhu pirolisis: 200
C, 400 oC dan 600 oC selanjunya diberi
lindian
menggunakan
kapasitas
paralon
pupuk
N,
aras
yaitu
K0
(tanpa
dengan
g,
komposit
biochar
sebanyak
6,38
(tanah+biochar)
20
saring,
jernih,
dilindi
sehingga
dengan
air
aquades
lindian
menggunakan
Data Tabel 1
JA={[((A+B)/2)-C]/100}x[(100P/(100+C]
Keterangan:
147
ISSN: 1411-8297
Agronomika Vol. 11, No. 2, Juli 2011
setelah
nitrogen.
Bahan
pegunungan
Kandiudult, sangat
isohipertermik
tinggi
menyebabkan
oleh
meningkatkan
pada
pH
yang
Kandungan
Ultisol
rendah
Hasil
bahwa
P tanah rendah.
meningkatkan
serayu
Banyumas,
halus, kaolinitik,
(Ismangil,
penelitian
biochar
2008).
menunjukkan
potensial
kualitas
mempunyai pH tinggi,
tanah
untuk
karena
kandungan C-
148
Pengharkatan*
Masam
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
tinggi
Sedang
Sangat rendah
Sangat rendah
Sedang
ISSN: 1411-8297
Agronomika Vol. 11, No. 2, Juli 2011
Tabel 2. Beberapa sifat kimia Biochar
Sifat kimia biochar
Biochar suhu
Biochar suhu
pirolisis 200 oC
pirolisis 400 oC
(B2)
(B4)
Kadar abu (%) *
15,2 s
16,8 s
Kadar air (%) *
2,3 r
2,4 r
Volatil (%) *
44,0 t
34,7 t
pH **
8,0 t
9,8 t
KPK (cmol(+)kg-1) **
27,0 s
28,1 s
Karbon (%) **
48,0 s
45,2 s
Luas permukaan (cm2g-1)**
38,5 r
103,7 t
Keterangan: r= rendah, s= sedang, t= tinggi. *(Hartoyo et al., 1978;
Indonesia, 1995), ** Lehmann, (2007)
Biochar suhu
pirolisis 600 oC
(B6)
20,0 t
1,3 r
34,9 t
8,6 t
27,8 s
38,6 s
135,4 t
Standar Nasional
Gambar 1. Gugus fungsional biochar (B400), Furier Transformasi Infra Red (FTIR)
hara bagi tanaman. Sifat kimia yang dan
amelioran
100-1200,
dapat
meningkatkan
sedangkan
gugus
NH2NH
Berdasarkan
gugus
fungsional
Gambar
kompleks
sebaran
pada
gugus
fungsional
biochar
dengan
149
ISSN: 1411-8297
Agronomika Vol. 11, No. 2, Juli 2011
menyebabkan pelepasan anion dan diduga
pegang
H2O
dan
Al-dd)
(Tabel
3).
C,
macam
meningkatkan
cenderung
biochar
sifat
menurun.
ini
tanah
Biochar
tidak
bahkan
yang
menjadi
higrokopis,
mudah
150
air
yang
tinggi.
Biochar
C, pembentukan pori
C.
dipengaruhi
Kandungan
oleh
Al-dd
pemberian
tanah
biochar.
lindian
maupun
kolom
tanah.
ISSN: 1411-8297
Agronomika Vol. 11, No. 2, Juli 2011
Tabel 3. Data rataan beberapa sifat kimia tanah setelah pelindian
pH
pH
Al-dd
KPK
C-organik
Perlakuan
(H2O)
(KCl) (cmol(+)/kg) (cmol(+)/kg)
(%)
Kontrol
4.77 d
3.71 d
1.11 a
8.96 e
1.16 d
Biochar 200 (B2)
5.69 b
4.63 c
0.23 b
13.93 d
2.99 bc
Biochar 400 (B4)
5.89 a
4.74 bc 0.16 c
16.69 c
4.52 a
Biochar 600 (B6)
5.73 ab 4.59 c
0.17 bc
15.41 c
3.40 bc
Pupuk N
5.09 c
4.62 b
0.19 b
13.07 d
2.38 c
Biochar 200 + Pupuk N
5.63 bc 4.77 bc 0.20 b
16.71 c
3.80 ab
(B2+N)
Biochar 400 + Pupuk N
5.88 a
4.78 b
0.16 c
18.79 a
4.29 a
(B4+N
Biochar 600 + Pupuk N
5.68 bc 4.92 a
0.19 b
17.03 b
3.82 ab
(B6+N)
Keterangan: angka yang diikuti huruf sama dalam kolom yang sama berbeda tidak nyata pada
Uji DMRT dengan tingkat kepercayaan 95%.
Tabel 4. Data rataan kandungan nitrogen, akibat pemberian macam biochar dan pupuk N
Kandungan N air lindian
Kandungan N
Macam biochar dan pupuk N
(mg/L)
kolom tanah (mg/kg)
Kontrol
9,12 h
11,64 e
Biochar 200 (B2)
14,72 e
38,35 d
Biochar 400 (B4)
10,87 g
31,97 d
Biochar 600 (B6)
13,84 f
64,07 c
Pupuk N
104,17 a
128,00 b
Biochar 200 + Pupuk N (B2+N)
87,12 b
187,78 a
Biochar 400 + Pupuk N (B4+N
62,35 d
188,01 a
Biochar 600 + Pupuk N (B6+N)
70,88 c
185,87 a
Keterangan: angka yang diikuti huruf sama dalam kolom yang sama berbeda tidak nyata pada
Uji DMRT dengan tingkat ketelitian 95%.
151
ISSN: 1411-8297
Agronomika Vol. 11, No. 2, Juli 2011
kandungan N paling tinggi (Tabel 4).
Pengaruh waktu
pelindian N
B4
Urea
lebih
tinggi
penambahan
biochar
sehingga
biochar
sekitar
33-45%,
tinggi.
Kondisi
ini
diduga
Waktu
inkubasi
inkubasi
terhadap
mempengaruhi
Hasil
penelitian
bahwa
konsentrasi
menunjukkan
paling
tinggi,
inkubasi
(Tabel
5).
Hal
ini
waktu
inkubasi
berlangsung secara
dan
selanjutnya
perlahan
sehingga
dan
senyawa
kimia
seperti
152
ISSN: 1411-8297
Agronomika Vol. 11, No. 2, Juli 2011
amelioran
biochar
amelioran
tanah
untuk
DAFTAR PUSTAKA
Amonette J.E. and S. Joseph. 2009.
Characteristics
of
Biochar:
Microchemical Properties Hal 3343. In Lehmann, J. and S. Joseph,
2009. Biochar for Environmental
Management. First published by
Earthscan in the UK and USA in
2009. p 416.
Balai Penelitian Tanah, 2009. Analisis
Kimia Tanah, Tanaman, Air dan
Pupuk. Balai Penelitian Tanah,
Bogor. 234h.
Brown, R., 2009. Biochar Production
Technology.
In:
Biochar
for
Environmental Management: Science
and
Technology
(Eds).
J.
Lehmannand S. Joseph. 2009.
Biochar
for
Environmental
Management. USA. p 416.
Chan K.Y. and Z. Xu, 2009. Biochar:
Nutrient Properties and Their
Enhancement hal : 67-81 In
Lehmann J. and S. Joseph, 2009.
Biochar
for
Environmental
Management. USA. p 416.
Cheng C.H., J. Lehmann, and M.H.
Engelhard, 2007. Natural oxidation
of black carbon in soils: Changes in
molecular form and surface charge
along a climosequence. Geochimica
153
ISSN: 1411-8297
Agronomika Vol. 11, No. 2, Juli 2011
et
Cosmochimica
(2008):15981610.
Acta
72
Kalimantan,
Indonesia.
J.
Agricultural Science. Vol. 2 No.1.
154
ISSN: 1411-8297
Agronomika Vol. 11, No. 2, Juli 2011
Charcoal. Journal of Plant Nutrition
and Soil Science 171(6): 893-899.
Subagyo, A., N. Suharta, and A. B.
Siswanto.
2000.
Tanah-tanah
Pertanian di Indonesia. Dalam
Sumberdaya Lahan Indonesia dan
Pengelolaannya. Pusat Penelitian
Tanah dan Agroklimat. Bogor.
Syukur, A. 2005. Penyerapan Boron oleh
Tanaman Jagung di Tanah Pasir
Pantai Bugel dalam Kaitannya
dengan
Tingkat
Frekuensi
Penyiraman dan Pemberian Bahan
Organik. Jurnal Ilmu Tanah dan
Lingkungan. 5: 20-26.
155