Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Penyakit gula atau diabetes melitus (DM) dapat menyerang siapa saja, tua-muda,
kaya-miskin, atau kurus-gemuk. Penyakit diabetes tidak dapat disembuhkan, namun dapat
dicegah. Diabetes melitus atau dikenal pula penyakit kencing manis disebabkan oleh
gangguan metabolisme yang berhubungan dengan hormon insulin. Setiap tahun, tren
jumlah penderita diabetes kian meningkat. Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO), Indonesia kini menempati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah penderita diabetes
melitus di dunia.
Pada 2006, jumlah penyandang diabetes (diabetasi) di Indonesia mencapai 14 juta
orang. Dari jumlah itu, baru 50% penderita yang sadar mengidap, dan sekitar 30% di
antaranya melakukan pengobatan secara teratur. Menurut beberapa penelitian
epidemiologi, prevalensi diabetes di Indonesia berkisar 1,5 sampai 2,3, kecuali di Manado
yang cenderung lebih tinggi, yaitu 6,1 %. Hasil penelitian epidemiologi di Jakarta
membuktikan adanya peningkatan prevalensi diabetes melitus dari 1,7 % pada 1982
menjadi 5,7% tahun 1993, yang disusul pada 2001 di Depok (sub-urban Jakarta) menjadi
14,7%. Peningkatan prevalensi diabetes melitus juga terjadi di Makassar yang meningkat
dari 1,5 % pada 1981 menjadi 2,9 % tahun 1998 dan 12,5 pada 2005.
Pada 2005, daerah semi-urban seperti Sumatera Barat melaporkan prevalensi
diabetes mellitus sebesar 5,1% dan Pekajangan (Jawa Tengah) 9,2%. Bali telah meneliti
prevalensi beberapa daerah rural dengan hasil antara 3,9-7,2% pada 2004 dan Singaparna
tahun 1995 tercatat 1,1%. (Pusat Data PERSI,2008)
Data WHO mengungkapkan, beban global diabetes melitus pada 2000 adalah 135
juta, di mana beban ini diperkirakan akan meningkat terus menjadi 366 juta orang setelah
25 tahun (tahun 2025). Pada 2025, Asia diperkirakan mempunyai populasi diabetes
terbesar di dunia, yaitu 82 juta orang dan jumlah ini akan meningkat menjadi 366 juta
orang setelah 25 tahun.
Kebanyakan orang beranggapan bahwa diabetes merupakan penyakit negara Barat
sehingga bahayanya tidak disadari oleh penduduk negara sedang berkembang. ?Padahal, di
sebagian besar negara Asia saat ini terjadi peningkatan yang sangat cepat jumlah penderita
diabetes,(Sidartawan,2008)
Penyakit diabetes tipe 2, merupakan jenis penyakit diabetes yang mencakup lebih
dari 90% seluruh populasi diabetes,pada kebanyakan kasus,onset diabetes mellitus tipe 2
terjadi diatas umur 30 th,seringkali di antara usia 50 dan 60 tahun.(Guyton & Hall,2008).

WHO memperkirakan, prevalensi global diabetes melitus tipe 2 akan meningkat


dari 171 juta orang pada 2000 menjadi 366 juta tahun 2030. Indonesia berada di urutan ke4 terbanyak kasus diabetes di dunia. tahun 2003 terdapat 194 juta orang terkena diabetes.
(International Diabetes Federation (IDF),2008).
Pada 2030 akan terdapat lebih dari 82 juta orang berumur di atas 64 tahun dengan
diabetes di negara sedang berkembang, di negara maju hanya 48 juta orang, dan secara
global diperkirakan 333 juta orang menderita diabetes. Seiring dengan pola pertambahan
penduduk, pada 2005 di Indonesia ada 171 juta penduduk berusia di atas 15 tahun dan
dengan asumsi prevalensi diabetes melitus maka terdapat kira-kira 24 juta penyandang
diabetes.(Pusat Data Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia,2008)
Tendensi kenaikan kekerapan diabetes secara global, terutama dipicu oleh
peningkatan kesejahteraan suatu populasi, sehingga sangat dimungkinkan dalam kurun
waktu satu-dua dekade silam, kekerapan diabetes melitus di Indonesia telah meningkat
signifikan. Hal itu dipicu oleh faktor-faktor, seperti demografi, gaya hidup, serta
berkurangya penyakit infeksi dan kurang gizi. (Sidartawan,2008)
Dengan semakin banyaknya penderit diabetes maka semakin besar pula peluang
terjadinya komplikasi yang dibedakan menjadi 2
Komplikasi Akut (komplikasi yang segera terjadi dalam waktu pendek): Hipoglikemi
(kekurangan glukosa / gula). Gejalanya: lapar, gemetar, keringat dingin, pusing, dll.
Penanggulangan: makan roti, pisang dll Koma Diabetik ( glukosa terlalu tinggi ).
Gejalanya: nafsu makan menurun, haus, minum banyak, kencing banyak, mual, muntah,
napas cepat. Penanggulangan: Segera ke Rumah Sakit
Komplikasi Kronik (komplikasi yang muncul dalm waktu yang lama, bila kadar gula
tidak terkontrol) Rambut : menipis, mudah rontok Telinga : berdesing, pendengaran
menurun Mata : makin kabur, mata terasa kering, dll Lidah : terasa tebal, kenikmatan
terganggu Ludah : mengental, mulut terasa kering Gigi : mudah goyah Paru : bila
batuk lama
Jantung : mudah terkena penyakit jantung koroner Lever : mudah terkena penyakit hati
Perut : mudah kembung, dll Ginjal : mudah terkena gangguan fungsi ginjal Kandung
kemih: sering ngompol Seksual : menurun Urat syaraf : kesemutan, rasa tebal, kram,
ngilu dll Pembuluh darah: mengecil dan mudah timbul borok Kulit : mudah bisulan.
(Askandar Tjokroprawiro, 2002 )
Selain itu,faktor lingkungan dan gaya hidup yang tidak sehat, seperti makan
berlebihan, berlemak, kurang aktivitas fisik, dan stres berperan besar sebaga pemicu
diabetes. Tapi, diabetes juga bisa muncul karena faktor keturunan. Faktor keturunan
memang tidak dapat dicegah, namun gaya hidup dapat diubah. Jangan sampai gemuk,
jangan banyak makanan berlemak dan manis, serta banyaklah bergerak,(Persatuan
Diabetes Indonesia (Persadia) ,2008)
Penelitian ini diawali dengan melakukan kuisioner terhadap penderita DM 2 untuk
mengukur factor resiko,setelah itu barulah dilakukan pemilihan subyek yang akan diberika
2

intervensi diet golongan darah sebanyak 20 orang dengan buku panduan diet dan 20 lagi
sebagai control/pembanding selama 1 bulan,dan pengecekan gula darah akan dilakukan 3x
dalam sebulan.diharapkan dengan diet golongan drah ini penderita DM 2 dapat
memperbaiki kondisi tubuh dalam memerangi diabetes.

1.2 Rumusan masalah


Bagaimana pengaruh diet golongan darah terhadap kontrol gula darah pada
penderita diabetes tipe 2 yang bergolongan darah A di Puskesmas Lubuk Durian tahun
2010?

1.3 Pertanyaan penelitian


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Apa perbedaan diet golongan darah dengan diet yang lain?


Bagaimana metode diet golongan darah?
Bagaimana cara menjalan kan metode diet golongan darah kepada subyek?
Apa hubungan gol darah dengan makanan yang diberikan?
Bagaimana dampak tidak dilakukanya diet golongan darah pada subyek?
Apa tolak ukur gula darah yang terkontrol?

1.4 Hiipotesis
Diet golongan darah berpengaruh terhadap kontrol gula darah penderita diabetes
tipe 2 yang bergolongan darah A

1.5 Tujuan penelitian


1.5.1 Tujuan umum
Mengetahui pengaruh diet golongan darah terhadap control gula darah pada
penderita diabetes tipe 2 yang bergolongan darah A di Puskesmas Lubuk Durian tahun
2010.

1.5.2 Tujuan khusus

1.
2.
3.

Mengetahui pilihan jenis-jenis makanan yang dapat bermanfaat dan dikonsumsi


oleh penderita diabetes tipe 2 yang bergolongan darah A untuk mengontrol kadar
gula darahnya.
Mengetahui langkah-langkah metode diet yang dilakukan
Mengetahui efek dan manfaat yang bisa muncul dalam metode tersebut

1.6 Manfaat penelitian


1.6.1 Bagi peneliti
Hasil Penelitian ini dapat berguna bagi peneliti untuk mendapatkan pengalaman serta
pengetahuan tentang diet yang baik yang disesuiakan dengan golongan darah pada
penderita diabetes tipe 2 khususnya yang bergolongan darah A.

1.6.2 Bagi Puskesmas


Mendapatkan masukan tentang pengaruh diet berdasarkan golongan darah pada
penderita diabetes tipe 2, sehingga bisa menjadi tambahan pengetahuan bagi Puskesmas
Lubuk Durian dalam usaha menjaga kondisi kesehatan pasien diabetes yang bergolongan
darah A dengan cara mengendalikan kadar gulanya.

1.6.3 Bagi PSPD UNIB


1.Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi atau menambah ilmu
pengetahuan yang dapat berguna khususnya mengenai pengaruh diet golongan
darah dalam mengontrol kadar gula darah pada penderita diabetes tipe 2 bagi yang
bergolongan darah A.
2.Dengan penelitian ini bisa meningkatkan citra akademik PSPD Universitas
Bengkulu.

1.6.4 Bagi masyarakat


1.Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang penting untuk penderita
diabetes tipe 2 khususnya yang bergolongan darah A tentang diet yang baik
berdasarkan golongan darah dalam mengontrol kadar gula drah.
2.Dapat dipergunakan oleh penderita diabetes tipe 2 yang bergolongan darah A
untuk menjaga kondisikesehatan dan mencegah komlikasi yang bisa timbul pada
penderita diabetes tipe 2.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Diet Golongan Darah


2.1.1 Pengertian
Diet adalah kebiasaan dalam jumlah dan jenis makanan dan minuman yang
dimakan oleh seseorang dari hari ke hari,terutama makanan yang dirancang untuk
mendapatkan kebutuhan individu yang spesifik,memasukan atau mengeluarkan bahan
makanan tertentu.(Dorland,1998)
Jadi,diet golongan darah adalah diet yang dilakukan berdasarkan atau yang disesuaikan
dengan jenis golongan darah orang yang melakukan diet.

2.1.2 Hubungan antara golongan darah dan makanan


Golongan darah adalah pengatur utama system pencernaan,aktivitas
metabolism,dan system kekebalan tubuh,dan golongan darah bisa dianggap sebagai factor
penyeimbang kondisi fisiologis.
Setiap golongan darah ditentukan oleh penanda kimia yang disebut antigen.
Sebagian besar orang juga memiliki antibody yang berlawanan dengan antigen yang
berasal dari golongan drah lain. Anti bodi golongan darah ini bukan dimaksudkan untuk
menyulitkan proses tranfusi darah,melainkan untuk melindungi tubuh dari zat-zat asing
seperti bakteri,virus,parasit dan beberapa makanan yang menyerupai antigen golongan
darah lain.
Para ilmuwan juga telah mempelajari bahwa banyak makanan mengandung protein
yang disebut lectin. Lectin dapat menggumpalkan sel-sel golongan darah tertentu,artinya
suatu makanan dapat tidak baik bagi sel-sel golongan darah tertentu,tetapi bermanfaat bagi
sel-sel golongan darah yang lain. Dan hal ini memiliki inplikasi nyata dalam upaya
pencegahan dan pengelolaan diabetes.(Peter J.DAdamo,2009)

2.1.3 Perbedaan diet golongan darah dan diet yang lain


Diet golongan darah dilakukan dengan pendekatan yang dirancang khusus untuk
pencegahan dan pengelolaan diabetes. Tidak seperti rencana diet lain yang hanya
menawarkan 1 rencana diet untuk semua orang sedangkan diet golongan darah disesuikan
dengan perbedaan-perbedaan genetic krusial yang mempengaruhi tubuh dalam mencerna
makanan.( Peter J.DAdamo,2009)

2.1.4 Metode diet golongan darah


Diet golongan darah merupakan strategi dalam menjalankan diet untuk tujuan
pencegahan ataupun pengelolaan penyakit pada penderita diabetes. Rencana diet yang
disesuaikan dengan golongan darah penderita yang membantu penderita diabetes mencapai
keseimbangan metabolisme dan memaksimalkan efisiensi penggunaan makanan yang
dimakan. Selain itu diet golongan darah membantu mengurangi berat badan dan
memperoleh massa jaringan aktif dengan cara hanya mengkonsumsi makanan-makanan
yang dapat dicerna dan diserap dengan efisien sesuai golongan darah penderita diabetes
khususnya tipe 2. .( Peter J.DAdamo,2009)
Ketika kadar gula darah yang naik turun tak terkendali mulai menjadi normal
kembali,kondisi tubuh akan terasa lebih baik,lebih bertenaga,dan masih banyak manfaat
lainya.

2.2 Gula darah


2.2.1 Pengertian
Dalam ilmu kedokteran, gula darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat
glukosa di dalam darah(Wikipedia.com)
Glukosa adalah bahan mentah untuk sintesis monosakarida esensial lain, seperti
gula pentose yang merupakan bagian dari asam nukleat. Fungsi glukosa ini sangat penting
karena tanpa gula pentosa ,sel-sel kita tidak memproduksi kromosom baru untuk
pembelahan sel, dan juga tidak bisa melaksanakan sintesis protein.(Valeri C.Scanlon &
Tina Sanders,2007)

2.2.2 Glukosa dan insulin


Sekresi insulin dari sel-sel beta pangkreas sebagai respons terhadap kenaikan kadar
gula darah, yaitu factor pengatur utama sekresi insulin. Sel-sel beta tersebut mempunyai
sejumlah besar pengangkut glukosa (GLUT-2) yang memungkinkan terjadinya ambilan
glukosa dengan kecepatan yang sebanding dengan nilai kisaran fisiologis konsentrasi
glukosa dalam darah. Begitu berada didalam sel,glukkosa akan terfosforilasi menjadi
glukosa-6-fosfat oleh glukokinase. Langkah ini agaknya menjadi penentu kecepatan
metabolisme glukosa di sel beta dan dianggap sebagai mekanisme utama untuk mendeteksi
glukosa dan menyesuikan jumlah insulin yang disekresikan dengan kadar gula darah.
Glukosa-6-fosfat selanjutnya dioksidasi untuk membentuk adenosine trifosfat(ATP),yang
menghambat kanal kalium yang peka-ATP di sel. Penutupan kanal kalium akan
mendepolarisasi membrane sel sehingga akan membuka kanal natriumbergerbang voltase,
yang sensitif terhadap perubahan voltase membrane. Keadaan ini akan menimbulkan aliran
masuk kalsium yang merangsang penggabungan vesikel yang berisi insulin dengan
6

membrane sel dan sekresi insulin kedalam cairan ekstrasel melalui eksositosis.(Guyton &
Hall.2008)

2.3 Diabetes mellitus


2.3.1 Pengertian
Kelainan metabolik dimana ditemukan ketidakmampuan untuk mengoksidasi
karbohidrat, akibat gangguan pada mekanisme insulin yang normal, menimbulkan
hiperglikemia, glikosuria, poliuria, rasa haus, rasa lapar, badan kurus, kelemahan, asidosis,
sering menyebabkan dispnea,lipemia,ketonuria akhirnya koma.(Dorland,1998)

2.3.2 Penyebab
Diabetes terjadi jika tubuh tidak menghasilkan insulin yang cukup untuk
mempertahankan kadar gula darah yang normal atau jika sel tidak memberikan respon
yang tepat terhadap insulin.
Diabetes mellitus tipe I (diabetes yang tergantung kepada insulin) menghasilkan
sedikit insulin atau sama sekali tidak menghasilkan insulin. Sebagian besar diabetes
mellitus tipe I terjadi sebelum usia 30 tahun.
Para ilmuwan percaya bahwa faktor lingkungan (mungkin berupa infeksi virus atau faktor
gizi pada masa kanak-kanak atau dewasa awal) menyebabkan sistem kekebalan
menghancurkan sel penghasil insulin di pankreas. Untuk terjadinya hal ini diperlukan
kecenderungan genetik.
Pada diabetes tipe I, 90% sel penghasil insulin ( sel beta ) mengalami kerusakan permanen.
Terjadi kekurangan insulin yang berat dan penderita harus mendapatkan suntikan insulin
secara teratur.
Diabetes mellitus tipe II (diabetes yang tidak tergantung kepada insulin,
NIDDM ), pankreas tetap menghasilkan insulin, kadang kadarnya lebih tinggi dari normal.
Tetapi tubuh membentuk kekebalan terhadap efeknya, sehingga terjadi kekurangan insulin
relatif.
Diabetes tipe II bisa terjadi pada anak-anak dan dewasa, tetapi biasanya terjadi setelah usia
30 tahun.
Faktor resiko untuk diabetes tipe II adalah obesitas,/I>, 80-90% penderita mengalami
obesitas. Diabetes tipe II juga cenderung diturunkan.
Penyebab diabetes lainnya adalah:
Kadar kortikosteroid yang tinggi
7

Kehamilan (diabetes gestasional)


Obat-obatan
Racun yang mempengaruhi pembentukan atau efek dari insulin.(Dinkes DIY.com,2009)

2.3.3Dampak dan komplikasi


Lama-lama peningkatan kadar gula darah bisa merusak pembuluh darah, saraf dan
struktur internal lainnya. Terbentuk zat kompleks yang terdiri dari gula di dalam dinding
pembuluh darah, sehingga pembuluh darah menebal dan mengalami kebocoran. Akibat
penebalan ini maka aliran darah akan berkurang, terutama yang menuju ke kulit dan saraf.
Kadar gula darah yang tidak terkontrol juga cenderung menyebabkan kadar zat berlemak
dalam darah meningkat, sehingga mempercepat terjadinya aterosklerosis (penimbunan plak
di dalam pembuluh darah). Aterosklerosis ini 2-6 kali lebih sering terjadi pada penderita
diabetes. Sirkulasi yang jelek melalui pembuluh darah besar dan kecil bisa melukai
jantung, otak, tungkai, mata, ginjal, saraf dan kulit dan memperlambat penyembuhan luka.
Karena hal tersebut diatas, maka penderita diabetes bisa mengalami berbagai
komplikasi jangka panjang yang serius,yang lebih sering terjadi adalah serangan jantung
dan stroke . kerusakan pembuluh darah mata bisa menyebabkan gangguan penglihatan
( retinopati diabetikum . kelainan fungsi ginjal menyebabkan gagal ginjal sehingga
penderita harus menjalani dialisa . gangguan pada saraf dapat bermanifestasi dalam
beberapa bentuk. jika satu saraf mengalami kelainan fungsi ( mononeuropati ), maka
sebuah lengan atau tungkai biasa secara tiba-tiba menjadi lemah.
Jika saraf yang menuju ke tangan, tungkai dan kaki mengalami kerusakan
( polineuropati diabetikum ), maka pada lengan dan tungkai bisa dirasakan kesemutan atau
nyeri seperti terbakar dan kelemahan. kerusakan pada saraf menyebabkan kulit lebih sering
mengalami cedera karena penderita tidak dapat meradakan perubahan tekanan maupun
suhu.
Berkurangnya aliran darah ke kulit juga bisa menyebabkan ulkus (borok) dan
semua penyembuhan luka berjalan lambat. Ulkus di kaki bisa sangat dalam dan mengalami
infeksi serta masa penyembuhannya lama sehingga sebagian tungkai harus diamputasi.
Penelitian terakhir menunjukkan bahwa komplikasi diabetes dapat dicegah, ditunda atau
diperlambat dengan mengontrol kadar gula darah.

Organ/jaringan yg terkena komplikasi


Pembuluh darah
Plak aterosklerotik terbentuk & menyumbat arteri berukuran besar atau sedang di jantung,
otak, tungkai & penis.
Dinding pembuluh darah kecil mengalami kerusakan sehingga pembuluh tidak dapat
mentransfer oksigen secara normal & mengalami kebocoran
Sirkulasi yg jelek menyebabkan penyembuhan luka yg jelek & bisa menyebabkan penyakit
jantung, stroke, gangren kaki & tangan, impoten & infeksi
Mata
Terjadi kerusakan pada pembuluh darah kecil retina
Gangguan penglihatan & pada akhirnya bisa terjadi kebutaan
Ginjal
Penebalan pembuluh darah ginjal
Protein bocor ke dalam air kemih
Darah tidak disaring secara normal
Fungsi ginjal yg buruk
Gagal ginjal
Saraf
Kerusakan saraf karena glukosa tidak dimetabolisir secara normal & karena aliran darah
berkurang
Kelemahan tungkai yg terjadi secara tiba-tiba atau secara perlahan
Berkurangnya rasa, kesemutan & nyeri di tangan & kaki
Kerusakan saraf menahun
Sistem saraf otonom
Kerusakan pada saraf yg mengendalikan tekanan darah & saluran pencernaan
Tekanan darah yg naik-turun
Kesulitan menelan & perubahan fungsi pencernaan disertai serangan diare

Kulit
Berkurangnya aliran darah ke kulit & hilangnya rasa yg menyebabkan cedera berulang
Luka, infeksi dalam ( ulkus diabetikum )
Penyembuhan luka yg jelek
Darah
Gangguan fungsi sel darah putih
Mudah terkena infeksi, terutama infeksi saluran kemih & kulit
Jaringan ikat
Gluka tidak dimetabolisir secara normal sehingga jaringan menebal atau berkontraksi
Sindroma terowongan karpal Kontraktur Dupuytren
(Dinkes DIY.com,2009)

2.3.4 DIAGNOSIS
Keluhan dan gejala yang khas ditambah hasil pemeriksaan glukosa darah sewaktu >
200 mg/dl atau glukosa darah puasa > 126 mg/dl sudah cukup menegakan diagnosis
DM,apabila hasil pemeriksaan glukosa masih meragukan,pemeriksaan TTGO diperlukan
untuk diagnosis DM.
Klasifikasi yang dianjurkan oleh PERKENI adalah yang sesuai dengan anjuran
lklasifikasi DM American Diabetes Association ( ADA ) 1997.
Klasifikass Etiologi Diabetes Melitus (ADA 1997 ) :
1. Diabetes Tipe 1 ( destruksi sel beta , umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut)
2. Diabetes Tipe 2 ( berpariasi mulai yang terutama dominant resistensi insulin disertai
defisiensi insulin relatif sampai yang terutama defek sekresi insulin disertai resistensi
insulin).
3. Diabets Tipe Lain
a. Defek Relatif fungsi sel beta
- Maturity onset Diabetes of the young (MODY).
- DNA mitichondria
b. Defek Negatif Kerja Insulin
10

c. Penyakit eksokrin pankreas.


- Pankreatitis
- Tumor pankreatektomy
- Pankreatopati Fibrokalkulus
d. Endokrinopaty
- Akromegali
- Sindrom Cushing
- Feokrositoma
- Hiperthiridisme
e. Karena Obat zat kimia
- Vacor, pentamidin,asam nikotinat
- Glukkokortikoid, hormon thiroid
- Tiazid, Dilantin, interferon alfa dll
f. Infeksi
- Rubella, Kongenital, Cyto-Megalo- Virus ( CMV)
g. Sebab Imonologi yang jarang
- Antibodi anti insulin
h. Sindrom Genetik lain yang berkalitan dengan DM
- Sindrom Down , Sindrom Klinefelter, Sindrpm Turner, dll.
4. Diabetes Melitus Gestasional ( DMG).(Kapita selekta kedokteran,2001)

11

2.4 Kerangka konsep

Olahraga

Stres

Pola
Makan
Kadar Gula
Darah

Insulin

Obat

12

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain penelitian


Penelitian ini menggunakan rancangan studi parallel,yaitu studi yang membagi
subjek kedalam 2 kelompok yaitu mendapat perlakuan(treatment) dan control. Dalam hal
ini kelompok treatment adalah kelompok penderita diabetes mellitus tipe 2 yang
bergolongan darah A yang diberikan perlakuan berupa menjalankan diet berdasarkan
golongan darah A, sedangkan kelompok control adalah kelompok penderita diabetes
mellitus tipe 2 yang bergolongan darah A tetapi tidak diberikan perlakuan berupa diet
golongan darah,kemudian dari kedua kelompok tersebut akan diambil sampel darahnya
untuk di ukur kadar glukosa darah pada awal minggu penelitian,minggu ke II,III,hingga
minggu ke IV yang merupakan waktu diet golongan darah sehingga dari hasil tes tersebut
diperoleh data yang bisa di analisis.
Desain parallel dipilih karena merupakan penelitian ini adalah penelitian
eksperimental,selain alasan desain ini cocok untuk penyakit kronis,lebih murah dan cepat.

3.2 Lokasi dan waktu penelitian


3.2.1 Lokasi penelitian
Lokasi penelitian yang dipilih adalah Puskesmas Lubuk durian,Kec.Kerkap Bengkulu
Utara

3.2.2 Waktu penelitian


waktu yang ditentukan adalah 2010 selama 5 bulan yaitu dari bulan juli-november 2010.

3.3 Populasi penelitian


Penelitian ini melibatkan penderita diabetes mellitus yang bergolongan darah A
yang berusia 30-50 tahun yang menjadi pasien di Puskesmas Lubuk durian Kec.kerkap
Bengkulu Utara.

3.3.1 Populasi target


Penderita diabetes mellitus yang bergolongan darah A

13

3.3.2 Populasi terjangkau


Penderita diabetes mellitus yang bergolongan darah A yang menjadi pasien di Puskesmas
Lb.Durian Kec.Kerkap.

3.3.3 Sampel
Karena memperhatikan sangat spesifiknya subyek yaitu penderita diabetes mellitus
dengan golongan darah A berusia 30-50 tahun maka jenis sampelnya adalah nonprobabilty sampling dan cara yang dipakai adalah consecutive sampling yaitu semua
subyek yang memenuhi criteria dimasukan dalam daftar sampel dengan maksimal 40
sampel.
Kemudian setelah didapatkan sampel yang dibutuhkan maka sampel akan dibagi 2
kelompok dengan system pengacakan systematic sampling.yaitu:
1.Treatment
kelompok penderita diabetes mellitus tipe 2 yang bergolongan darah A yang
diberikan perlakuan berupa menjalankan diet berdasarkan golongan darah A
2.kontrol
kelompok penderita diabetes mellitus tipe 2 yang bergolongan darah A tetapi tidak
diberikan perlakuan berupa diet golongan darah

Kriteria inklusi
1. Laki-laki dan perempuan yang berusia 30-50 tahun
2. Jarang/tidak suka melakukan olah raga
3. Tidak menggunakan obat-obatan pengontrol gula darah
Kriteria eksklusi
1. Tidak melakukan melakukan program diet golongan darah sesuai
dengan anjuran
2. Orang-orang yang meminum obat pengontrol kadar gula darah
3. Mengalami penyakit/ komplikasi dari diabetes sehingga harus dirawat
intensif atau dikarenakan penyakit lain

3.4 Metode pengumpulan data


3.4.1 Data primer
Pengambilan data hasil tes gula darah sampel
14

3.4.2 Data sekunder


Pengambilan data sampling frame di Puskesmas Lubuk Durian.

3.5 Instrumen penelitian


Untuk mengungkap data,peneliti menggunakan alat tes pengukur gula darah yang
dinamakan Ginco DR Supersensor yang disertai kertas sensitive yang dihubungkan dengan
alat tersebut.Peneliti mengambil sedikit sampel darah pasien dengan menggunakan jarum
suntik yang steril dan 1 kali pakai setelah itu sampel darah ditempel kan pada kertas
sensitive maka dalam waktu hitungan menit akan keluar hasil kadar glukosa darah pasien
di layar Ginco DR Supersensor.

3.6 Definisi operasional


3.6.1 Diet golongan darah
Diet diabetes golngan darah A secara khusus disesuaikan pencegahan dan
pengolahan diabetes.
Pada diet golongan darah makanan dikategorikan dalam beberapa kelompok ,yaitu:
Sangat Bermanfaat
(Super Beneficial)
Bermanfaat

Netral: Boleh tak terbatas

Netral: Boleh terbatas

Pantangan

Makanan yang telah diketahui memiliki


kualitas khusus untuk memerangi penyakit
untuk golongan darah A
Makanan yang mengandung zat-zat yang
dapat meningkatkan metabolism,kekebalan
tubuh,atau pun kesehatan structural untuk
golongan darah A
Makanan yang biasanya tidak memiliki
efek langsung untuk golongan darah
A,tetapi menyediakan nutrisi yang
diperlukan dalam diet sehat.
Makanan yang biasanya tidak memiliki
efek pada golongan darah A,tetapi
mungkin dapat menghalangi kemajuan
kesehatan bila diknsumsi secara teratur.
Makanan yang mengandung zat-zat yang
berbahaya untuk glongan drah A.

Daftar makanan yang telah dikelompokan.


A.Daging/Unggas

15

Orang bergolongan darah A kekurangan enzim-enzim dan asam lambung yang


diperlukan untuk mencerna dengan sempurna protein hewani.asupan protein hewani yang
lebih banyak dapat memperparah kecenderungan penggumpalan darah pada orang-orang
bergolongan darah A sehingga darah menggumpal semakin cepat.hal ini dapat
memperparah kerusakan arteri yang disebabkan oleh diabetes.
Sangat
bermanfaat

Bermanfaat

Netral: Boleh Netral:Boleh


tak terbatas
terbatas
Ayam
Ayam muda
Ayam mutiara
Burung unta
Burung
dara
muda
Kalkun

Pantangan
Semua produk
daging olahan
Babi
Sapi
Kerbau
Bebek
Kambing
Angsa
Jantung sapi
Kuda
Domba muda
Hati(sapi
muda)
Domba
Ayam hutan
Ayam pegar
Puyuh
Kelinci
Tupai
Pangkreas dan
Timus
Kura-kura

B.Ikan/Seafood
Ikan dan seafood adalah sumber protein yang kaya nutrisi bagi orang bergolongan
darah A,ikan makanan yang baik untuk membangun massa jaringan aktif.Berbagai jenis
ikan kaya asam-asam lemak omega yang dapat membantu pengendalian gula darah dan
menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.
Sangat
Bermanfaat
Kod
Kakap merah
Salmon
Sardin

bermanfaat
Ikan mas
Mackerel
Monkfish
Perch

Netral:boleh tak Netral:


terbatas
terbatas
Abalone
Bass
Bullhead
Butterfish

boleh Pantangan
Siput laut
Patin
Telur ikan
Clam
16

Trout

Pickerel
Pollock
Siput darat
Ikan putih

Chub
Croaker
Hiu
Tuna
Ikan todak
Belanak
Parrot fish
Drum
Cusk
Mahi-mahi
Pike
Scrod
Sunfish
Mujair
Smelt
Pompano
Sucker

Kepiting
Lobster air
tawar
Belut
Kodok
Kerapu
Remis
Gurita
Tiram
Haddock
Hake
Harvest fish
Opaleye
Scallop
Halibut

C.Produk olahan susu/Telur


Produk olahan susu dapat digunakan dalam jumlah kecil oleh orang bergolongan darah A.
Sangat
Bermanfaat

Bermanfaat

Netral: boleh tak terbatas Netral:


Boleh
Terbatas
Telur
Keju
ayam/bebek/angsa/puyu kambing
h
Susu
Keju farmer
kambing
Mentega jernih
Susu masam
Kefir
Feta
Mozzarella
Yoghurt
Paneer
Ricotta

Pantangan

Keju
amerika
Keju biru
Brie
Mentega
Buttermilk
Cheddar
Colby
Keju krim
Casein
Gouda
Gruyere
Es krim
Susu (sapi)
Parmesan
Provolone
Keju swiss
Whey

17

D.Minyak
Secara umum orang berglongan darah A sangat cocok dengan minyak tak jenuh
tunggal(contoh:minyak zaitun) dan minyak-minyak mengandung rangkaian asam lemak
omega (Minyak biji rami).
Sangat
Bermanfaat
Biji rami

Bermanfaat

Netral:Boleh
Netral:boleh
tak terbatas
terbatas
Biji
black- Almond
canola
currant
Biji borege
Minyak zaitun
Minya
ikan
Walnut
kod
Wijen
Kedelai
Biji
bunga
matahari
Lembaga
gandum

Pantangan
Jarak
Kelapa
Jagung
Biji kapas
Kacang

E.kacang dan Biji-bijian


Kacang dan biji-bijian dapat disajikansebagai sumber protein sekunder bagi orang
bergolongan darah A.
Sangat
Bermanfaat
Buncis
Fava
Keju kedelai
Susu kedelai
Tempe
Tahu

Bermanfaat
Kacang hitam
Kacang adzuki
Lentil
Kacang pinato

Netral:Boleh tak Netral:Boleh


terbatas
terbatas
Kacang
hijau/kecambah
Kacang polong
Kacang putih
Kacang jicama

Pantangan
Kacang merah
Asam jawa
Kacang lima
Kacang copper

F.Padi-padian dan Makanan yang mengandung tepung


Sangat
Bermanfaat

Bermanfaat
Amaranth
Soba
Essene brad
Bekatul oat
Bubur gandum
Beras
Bekatul padi

Netral:Boleh tak Netral :Boleh


terbatas
terbatas
Jelai
Tepung jagung
Kamut
Bubur jagung
Quinoa
Popcorn
Ketan
Tapioca
Kue beras
Gandum utuh
Rice milk
Sorgum

Pantangan
Teff
Bekatul
gandum
Lembaga
gandum

18

Gandum hitam
Kedelai
(tepung/produk)

Spelt
Gandum(tepung
halus)
Gandum
(semolina)
100%
produk
kecambah padipadian(kecuali
essene,Ezekiel)

G.Sayuran
Sayuran kaya antioksiadan dan serat.
Sangat
Bermanfaat
Brokoli
Bit hijau
Jamur
Bawang
Kacang polong
Bayam
Waluh
Rappini

Bermanfaat
Kecambah
alfalfa
Aloe
Buncis
Wortel
Seledri
Adas
Lobak
Kale
Selada
Okra
Parsnip

Netral:Boleh
tak terbatas
Alpokat
Rebung
Kubis(jus)
Kol brusel
Talas
Rumput laut
Rutabaga
Poi
Mustard hijau
Seledri air

Netral:Boleh
terbatas
Jagung
Acar
(asinan)
Labu

Pantagan

Netral:Boleh
tak terbatas
Apel
Pir Persia
Sukun
Melon
Jambu biji
Kiwi

Netral:boleh
terbatas
Kurma
Anggur
Currant
Delima
Kismis
Belimbing

Pantangan

Terong
Lada
Kentang
Ubi jalar
Kelembak
Tomat
Gadung
Yucca

H.Buah-buahan dan Sari buah


Sangat
bermafaat
Blackberry
Blueberry
Ceri
Nanas
Plum

Bermanfaat
Jeruk besar
Lemon
Jeruk limau
Apricot
Granberri

Pisang
Peria
Mangga
Jeruk keprok
Papaya
Pisang tanduk
19

Murberi
Kesemek
Muskmelon
Persik
Nectarine
Buah kaktus
Sagu
Semangka
youngberry

Stroberi

Peria
Kelapa

Netral:Boleh
tak terbatas
Agar
Alispice
Cengkeh
Ketumbar
Pala
Mint
Paprika
Rosemary
Kayu manis
Daun ketumbar
Kapulaga
Selasih
Anis
Krim tar-tar
Sage
Saffron
Senna
Vanili
Stevia

Netral:Boleh
terbatas
Siru jagung
Dektosa
Fruktosa
Guarana
Madu
Maltodextrin
Sirop maple
Gula

Pantangan

Netral:Boleh
tak terbatas
Kopi(non
kafein)
Anggur putih

Netral:Boleh
terbatas

Pantangan

I.Bumbu/Rempah/bahan pemanis
Sangat
Bermanfaat
Kunyit
Jahe
Fenugreek

Bermanfaat
Bawang putih
Lobak
Kecap
Molase

Bubuk cabai
Gelatin
(kecuali yang
dari sayuran)
Saus
MSG
Mayones
Cabe rawit
Merica
Cuka
Saus
Cabe kering
Juniper

J.Aneka minuman
Sangat
Bermanfaat
The(hijau)

Bermanfaat
Kopi(biasa)
Anggur(merah)

Bir
Liquor
Soda(club)
Soda
(cola/diet/dll)
20

The
hitam(biasa/no
n kafein)

3.6.2 Kadar glukosa darah


Dalam ilmu kedokteran, gula darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat
glukosa di dalam darah
Kriteria pengendalian kadar gula diabetes mellitus
Glukosa darah plasma vena(mg/dl)
-puasa
-2 jam setelah makan

Baik

Sedang

Buruk

80 109
110 - 159

110 139
160-199

>140
>200

*yang dipakai nantinya sesui dengan kesepakatan dengan subyek,(Sumber: Kapita selekta
kedokteran,Media Aesculapius,2001)

3.6.3 Diabetes mellitus tipe 2


Diabetes mellitus tipe II (diabetes yang tidak tergantung kepada insulin,
NIDDM ), pankreas tetap menghasilkan insulin, kadang kadarnya lebih tinggi dari normal.
Tetapi tubuh membentuk kekebalan terhadap efeknya, sehingga terjadi kekurangan insulin
relatif.
Diabetes tipe II bisa terjadi pada anak-anak dan dewasa, tetapi biasanya terjadi setelah usia
30 tahun.
Faktor resiko untuk diabetes tipe II adalah obesitas,/I>, 80-90% penderita mengalami
obesitas. Diabetes tipe II juga cenderung diturunkan.

Kadar glukosa darah


sewaktu
Plasma vena
Darah kapiler
Kadar glukosa darah
puasa
Plasma vena
Darah kapiler

Bukan DM

Belum pasti
DM

DM

<110
<90

110-199
90-199

>200
>200

<110
<90

110-125
90-109

>126
>110

Satuan yang dipakai (mg/dl)


(Sumber: Kapita selekta kedokteran,Media Aesculapius,2001)

21

3.7 Cara kerja


Minggu I
1.kurangi atau hentikan mengkonsumsi makanan-makanan yang paling merugikan dalam
kategori pantangan
2.kurangi atau hentikan konsumsi gandum
3.makanlah makanan yang masuk kategori bermanfaat minimal 5 kali dalam seminggu
4. makanlah makanan yang masuk kategori sangat bermanfaat minimal 3 kali dalam
seminggu dalam menu diet sehari-hari.
5.makanlah 5 sampai 6 kali sehari dengan porsi kecil daripada makan 3 kali sehari dengan
porsi besar.
(Tes kadar gula darah di akhir pekan)
Minggu II
1.mulai menghentikan mengkonsumsikan makanan yang paling merugikan dalam kategori
pantangan
2. makanlah makanan yang masuk kategori bermanfaat setiap hari
seminggu,utamakan seafood,kedelai,dan produk olahan susu yang difermentasi

dalam

3.lanjutkan mengkonsumsi makanan-makanan dalam kategori sangat bermanfaat dalam


program diet
4. tetap makan 5 sampai 6 kali sehari dengan porsi kecil daripada makan 3 kali sehari
dengan porsi besar.
5.pilihlah makanan tang masuk dalam kategori Netral:Boleh tak terbatas dari pada kategori
Netral:Boleh terbatas.
(Tes kadar gula darah di akhir pekan)
Minggu III
1.bila memungkinkan pilihlah makanan-makanan dalam kategori bermanfaat dari pada
kategori Netral
2.berhenti sama sekali mengkonsumsi makanan dalam kategori Pantangan
3.konsumsilah sesering mungkin jenis makanan yang masuk kategori Sangat Bermanfaat
dalam hari-hari
4. tetap makan 5 sampai 6 kali sehari dengan porsi kecil daripada makan 3 kali sehari
dengan porsi besar.
22

(Tes kadar gula darah di akhir pekan)


Minggu IV
1.utamakan mengkonsumsi makanan dalam kategori Bermanfaat dan Sangat Bermanfaat
2. tetap makan 5 sampai 6 kali sehari dengan porsi kecil daripada makan 3 kali sehari
dengan porsi besar
(Tes kadar gula darah di akhir pekan)

3.8 Pengolahan data


Terdiri dari beberapa tahap yaitu:
1.Pengambilan data hasil tes gula darah dari tiap subyek
2.Pengelompokan data berdasarkan pengelompokan sampel
3.Penggabungan data yang sudah dikelompokan dalam tabel frekuensi
4.Memasukan data dalam computer dengan program SPSS dan selanjutnya dapat
dilakukan analisis data atau apabila data yang ada perbedaanya sangat signifikan maka
peneliti dapat untuk tidak menggunakan komputer.

3.9 Identifikasi variabel


Variabel Dependen(Kadar Gula Darah)
Dalam ilmu kedokteran, gula darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa di
dalam darah.
Pada penelitian ini variabel dependenya dalah kadar gula darah pada penderita diabetes
mellitus tipe 2 yang bergolongan darah A berusia 30-50 tahun laki-laki maupun perempuan
yang dienterpretasikan dalam bentuk baik,sedang,dan buruk.
Baik

Sedang
Buruk

Glukosa darah plasma vena puasa 80-109 (mg/dl)


Glukosa darah plasma vena puasa 110-139 (mg/dl)
Glukosa darah plasma vena puasa >140 (mg/dl)

Variabel Independen(Diet Golongan Darah)


23

diet golongan darah adalah diet yang dilakukan berdasarkan atau yang disesuaikan dengan
jenis golongan darah orang yang melakukan diet.
Diet dilakukan selama 1 bulan yang terbagi menjadi minggu I,II,III,dan IV. Setiap minggu
memilki perbedaan namun merupakan satu kesatuan program diet sehingga dilakukan
secara kontinu. Dan kriterianya adalah:
Ya
Melakukan seluruh kegiatan program diet dengan teratur.
Tidak
Tidak melakukan kegiatan program diet dengan teratur.

3.10 Alur penelitian


Melakukan kuisioner
untuk penilaian awal
factor resiko subyek

Memberikan informasi
tentang Diabetes dan tata
cara diet gol darah bagi
kelompok treatment
Pelaksanaan diet golongan darah
minggu I untuk kelompok treatment
dan penghitungan kadar gula darah ke
2 kelompok
Pelaksanaan diet golongan darah
minggu II untuk kelompok treatment
dan penghitungan kadar gula darah ke
2 kelompok
Pelaksanaan diet golongan darah
minggu IV
III untuk kelompok
treatment
Pengelompokan
Melakuka data
dan berdasarkan
penghitungankelompok
kadar gula
darah ke
sampel
n analisis
2 kelompok

24

3.11Etika penelitian
Mengingat subyek yang digunakan adalah manusia,maka peneliti akana menggunakan
etika yang mengatur tentang prinsip-prinsip etis untuk riset medis yang melibatkan subyek
manusia sesuai dengan deklarasi helsingki.dan peneliti juga meminta izin dan persetujuan
kepada komite etik penelitian dari PSPD UNIB. Dan persetujuan itu akan dijadikan
pegangan peneliti dalam menjalankan penelitian.

Subyek berhak mendapatkan perlindungan khusus dalam penelitian.


Peneliti menyadari etika,hukum dan peraturan yang berlaku.
Melindungi kehidupan,kesehatan,privasi dan martabat subyek.
Sebelum melakukan penelitian peneliti akan meminta persetujuan dari dari subyek
dengan kondisi sehat mental dan tanpa ada paksaan dan subyek berhak untuk
menolak.
Peneliti akan memberika metode penelitian yang baik dan bisa digunakan untuk
subyek.
Pasien berahak untuk keluar dari penelitian dengan alasan untuk kepentingan
pasien.
Segala biaya yang berhubungan dengan penelitian ini akan ditanggung oleh
peneliti.

25

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

1.www.MayoClinic.com
2.www.Netdoctor.co.uk
3.www.Pdpersi.co.id
4.Dorland Ed 25.Jakarta :EGC,1998
5.J.DAdamo, Peter.Diabetes. Yogyakarta:B-first.2009
6.Guyton AC, Hall JE.Textbook of Medical Physiology. Jakarta: EGC.2007
7.www.Wikipedia.com
8.www.FORKOM.com
9.Scanlon VC,Sanders T.Essentials of Anatomy and Physiology. Jakarta:EGC.2006
10.Kapita Selekta Kedokteran Ed 3.FK UI.Jakarta:Media Aesculapius.2001
11.www.Dinkes DIY.com

26

LAMPIRAN

Kuis faktor resiko diabetes mellitus golongan darah A


Nama:
Jenis kelamin:
Usia:
Pendidikan terakhir:
Pekerjaan:

FAKTOR-FAKTOR UMUM
1.Apakah orang tua atau saudara anda mengidap diabetes?
-Ya

- Tidak

2.Apakah anda merasa termasuk orang yang memiliki berat badan berlebih?
- Ya

-Tidak
27

3.Apakah anda memiliki tekanan darah tinggi?


- Ya

-Tidak

4.Apakah anda memiliki kolesterol tinggi? (Kolesterol total > 200 dan HDL < 45mg/dL)
-Ya

-Tidak

5.Apakah anda memiliki riwayat ketergantung alcohol?


-Ya

-Tidak

6.Apakah anda merokok?


-Ya

-Tidak

7.Apakah anda pernah melahirkan anak dengan berat badan 4 kg atau lebih?
-Ya

-Tidak

FAKTOR-FAKTOR SPESIFIK
1.Apakah anda mengalami stress yang berlebihan?
-Ya

-Tidak

2.Apakah anda sering mengalami kegelisahan,tidur tak nyenyak,dan/atau keletihan?


-Ya

-Tidak

3.Apakah anda sering melewatkan jadwal makan?


-Ya

-Tidak

4.Apakah anda tidak/jarang berolahraga?


-Ya

-Tidak

5.Apakah anda sering mengkonsumsi daging?


-Ya

-Tidak

6.Apakah anda sering mengkonsumsi Gula?


-Ya

-Tidak

28

7.Apakah anda pernah diet rendah kalori yang membuat anda sangat kelaparan/anda
mudah merasa lapar?
-Ya

-Tidak

Penialaian: Jumlah seluruh jawaban Ya,Skor berdasarkan nilai total:


9-14 : Risiko tinggi.
5-8 : Risiko sedang
0-4 : Risiko rendah

Perincian anggaran

Sebelum penelitian:
1.Kuisioner

: Rp 40.000,00

2.Gaji pencari sampel

: Rp 1.000.000,00

3.Transportasi

: Rp 100.000,00

4.Alat tulis kantor

: Rp 200,000,00

Saat penelitian:
1.Transportasi 1 bln

: Rp 400.000,00

2.Buku panduan diet

: Rp 400.000,00

3.Alat-alat tes kadar gula darah

: Rp 1.000.000,00

4.Konsumsi Subyek 20 orang 1 bln

: Rp 9.000.000,00
29

5.Biaya tak terduga

: Rp 300.000,00

6.Alat tulis kantor

: Rp 200.000,00

Setelah penelitian:
1.Alat tulis kantor untuk publikasi

: Rp 200.000,00

2.Publikasi

: Rp 400.000,00

3.Transportasi

: Rp 150.000,00+

TOTAL BIAYA

: Rp 13.390.000,00

Jadwal penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai Juli-November 2010
Waktu Penelitian
Kegiatan

Juli

Agustus

Septembe

Oktober

November

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan judul
Penyusunan proposal
Persiapan ujian
Ujian proposal
Pengumpulan data
Analisa data
Konsultasi laporan penelitian
Pembuatan laporan penelitian
Seminar hasil penelitian
Penggandaan hasil penelitian
30

31

Anda mungkin juga menyukai