TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
proaktif
antisipatif
terhadap
komplikasi
persalinan
dan
Dini
Berencana
(RDB)
yaitu
rujukan
ibu
risiko
tinggi
yang
penyulit
persalinan.
2. Kesiapan mental, biaya, transportasi.
3. Persalinan aman : ibu dan bayi selamat.
b. Rujukan Dalam Rahim (RDR), ditujukan bagi ibu dengan riwayat obstetrik yang
jelek. Pada saat hamil dirujuk untuk mengetahui penyebab kegagalannya,
menjelang proses persalinan dirujuk lagi untuk mengelola proses persalinannya,
karena rahim akan lebih aman sebagai alat transportasi yang baik dan inkubator
yang baik pula bagi janin.
4. Tingkat
Kedua
(Sekunder)
Fasilitas
Pelayanan
Kesehatan
di
tingkat
di
tingkat
Kabupaten/Kota.
5. Tingkat
Ketiga
(Tersier)
Fasilitas
Pelayanan
Kesehatan
Propinsi.1,12,13,16
2.2.
dari 25 unit pelayanan kesehatan, tercatat rata-rata angka rujukan kasus nasional
sebesar (15,8 %), regional (4%), di wilayah rumah sakit daerah (2,8 %), dan pada unit
pelayanan kesehatan dasar sebesar (0,8%). Sistem rujukan berkembang tidak
memuaskan, disebabkan antara lain : rendahnya angka rujukan pada semua tingkat
pelayanan. Fenomena rujuk potong kompas (by pass phenomena) di rumah sakit
tingkat menengah. Demikian juga kesalahpengertian tenaga kesehatan tentang
terminologi rujukan.20,21,22
Departemen
Kesehatan
(2008
),
membuat
strategi
khususnya
strategi
dapat
mencapai target AKI dibawah 200/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Fokus
periode intrapartum perlu dukungan 24 jam pelayanan di fasilitas kesehatan rujukan.
Yang tidak dapat dipungkiri adalah masih adanya fasilitas rujukan yang belum dapat 24
jam melayani pasien serta perilaku tenaga kesehatan yang belum paham sepenuhnya
arti/perjalanan proses persalinan.10
Apabila kita menekankan periode intrapartum maka kita harus paham betul dan
menghayati pengertian sistem rujukan dalam bidang obstetri karena rujukan bukan
sekedar mengirim pasien ke rumah sakit tetapi harus tahu apa konsekuensinya secara
keseluruhan.10,16
Keefektifan RTW (Rujukan Tepat Waktu) atau fokus pada proses intra partum
telah dibuktikan di beberapa Negara seperti Sri Lanka, Thailand dll.
Murray SF dkk (2001) mengatakan bahwa untuk mencapai sistem rujukan yang efektif
perlu suatu instrument :
1. Adanya Pusat Sistem Rujukan yang baik
2. Komunikasi 2 arah secara lisan maupun tulisan
3. Transportasi yang tersedia dan terencana.
4. Protokol yang disepakati untuk deteksi dini adanya penyulit
5. Tenaga yang terlatih
6. Kerjasama tim antar tingkat referral(rujukan)
7. Sistem catatan rekam medik yang seragam
8. Mekanisme yang jelas sehingga tidak ada bypass dalam sistem rujukan seperti
informasi yang jelas tentang arti rujukan, biaya dll
Delapan
instrumen
ini
hanya
sebagai
pemandu
saja,
dimana
pada
pelaksanaannya untuk tiap daerah tidak sama dalam kombinasi instrumen ini.13
Pembe AB dkk (2010) dalam penelitiannya di Tanzania tentang efektifitas dalam
sistem rujukan ibu hamil menyatakan bahwa hambatan yang paling banyak terjadi
karena faktor demografi, transportasi dan biaya.33
Pemerintah
Indonesia
pada
tahun
2006,
melalui
SK
Menkes
2.
3.
4.
5.
6.
Pelatihan
7.
8.
9.
Kesinambungan kelembagaan
perlu di dukung penelitian sosial dan klinik untuk menutup kesenjangan dan kelangkaan
literatur. Walaupun sistem rujukan dapat dibuat universal tetapi patut juga sistem
rujukan dengan memperhatikan faktor lokal seperti kondisi geografis, budaya, sosio
ekonomi, agama dll.16,19,32
Hussein J dkk (2010) menjelaskan lebih lanjut mengenai defenisi 3 terlambat
yang dikemukakan Tahddeus & Maine pada 1994, pada fase I dipengaruhi juga oleh
jarak dan dana yang dipunyai pasien. Pada fase II menyangkut faktor transportasi dan
biaya serta sistem komunikasi. Sedangkan fase III adalah paling kompleks karena
menyangkut pelayanan persalinan seperti sumber tenaga, perilaku/moralitas dan
ketrampilan tenaga kesehatan, perlengkapan alat, obat, dan kemudahan mendapatkan
darah, serta struktur manajemen yang mengelola rumah sakit. Fase ke-3 terlambat ini
yang amat berpengaruh dalam sistem rujukan, karena pelaksanaannya amat
kompleks.15,16,23,29
Proses rujukan antara pelayanan tingkat dasar dan tingkat lanjut di daerah
pedesaan sering ditemukan masalah yang kompleks. Macintyre dan Hotchkiss (1999)
menguraikan bahwa masalah dalam proses rujukan meliputi mutu pelayanan yang
kurang baik, ketersediaan tenaga yang terampil yang rendah. Begitu juga suplai obat
dan peralatan diagnosa medis yang tidak cukup, serta infra struktur komunikasi, dan
transportasi yang kurang memadai.13,16,30
2.3.
Kerangka Teori
HAMIL
ANC/PERIKSA
KEHAMILAN
KEHAMILAN
DENGAN
RESIKO
IBU HIDUP
IBU MATI
RUJUKAN
OBSTETRI
Karakteristik Penanganan
Hidup
Meninggal
Variabel Independen
Variabel Independen
Variabel Dependen