Anda di halaman 1dari 5

Eksudat adalah cairan radang ekstravaskular dengan berat jenis tinggi (diatas

1.020) dan seringkali mengandung protein 2-4 mg % serta sel-sel darah putih
yang melakukan emigrasi.Cairan ini tertimbun sebagai akibat permeabilitas
vascular (yang memungkinkan protein plasma dengan molekul besar dapat
terlepas), bertambahnya tekanan hidrostatik intravascular sebagai akibat aliran
lokal yang meningkat pula dan serentetan peristiwa rumit leukosit yang
menyebabkan emigrasinya.
Eksudat, merupakan substansi yang merembes melalui dinding vasa ke dalam
jaringan sekitarnya pada radang, berupa nanah. Jaditermasuk discharge yang
patologis.
Eksudat terbentuk melalui membran kapiler yang permeabilitasnya abnormal.
Perubahan permeabilitas membran disebabkan adanya peradangan pada pleura
seperti infeksi atau keganasan. Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi
terbanyak di Indonesia dan nomor 3 terbanyak didunia setelah India dan Cina
DIAZEPAM
Diazepam adalah turunan dari benzodiazepine dengan rumus molekul 7-kloro1,3-dihidro-1-metil-5-fenil-2H-1,4-benzodiazepin-2-on
SEDIAAN
tablet, injeksi dan gel rectal, dalam berbagai dosis sediaan.
Beberapa contoh nama dagang diazepam dipasaran yaitu Stesolid, Valium,
Validex dan Valisanbe, untuk sediaan tunggal dan Neurodial, Metaneuron
dan Danalgin, untuk sediaan kombinasi dengan metampiron dalam bentuk
sediaan tablet.
EFEK SAMPING
Efek samping yang sering terjadi, seperti : pusing, mengantuk
Efek samping yang jarang terjadi, seperti : Depresi, Impaired Cognition
Efek samping yang jarang sekali terjadi,seperti : reaksi alergi, amnesia, anemia,
angioedema, behavioral disorders, blood dyscrasias, blurred vision, kehilangan
keseimbangan, constipation, coordination changes, diarrhea, disease of liver,
drug dependence, dysuria, extrapyramidal disease, false Sense of well-being,
fatigue, general weakness, headache disorder, hypotension, Increased bronchial
secretions, leukopenia, libido changes, muscle spasm, muscle weakness, nausea,
neutropenia disorder, polydipsia, pruritus of skin, seizure disorder, sialorrhea,
skin rash, sleep automatism, tachyarrhythmia, trombositopenia, tremors, visual
changes, vomiting, xerostomia.
MEKANISME KERJA
Bekerja pada sistem GABA, yaitu dengan memperkuat fungsi hambatan neuron
GABA. Reseptor Benzodiazepin dalam seluruh sistem saraf pusat, terdapat

dengan kerapatan yang tinggi terutama dalam korteks otak frontal dan oksipital,
di hipokampus dan dalam otak kecil. Pada reseptor ini, benzodiazepin akan
bekerja sebagai agonis. Terdapat korelasi tinggi antara aktivitas farmakologi
berbagai benzodiazepin dengan afinitasnya pada tempat ikatan. Dengan adanya
interaksi benzodiazepin, afinitas GABA terhadap reseptornya akan meningkat,
dan dengan ini kerja GABA akan meningkat. Dengan aktifnya reseptor GABA,
saluran ion klorida akan terbuka sehingga ion klorida akan lebih banyak yang
mengalir masuk ke dalam sel. Meningkatnya jumlah ion klorida menyebabkan
hiperpolarisasi sel bersangkutan dan sebagai akibatnya, kemampuan sel untuk
dirangsang berkurang.
INDIKASI
Diazepam digunakan untuk memperpendek mengatasi gejala yang timbul
seperti gelisah yang berlebihan, diazepam juga dapat diinginkan untuk
gemeteran, kegilaan dan dapat menyerang secara tiba-tiba. Halusinasi sebagai
akibat mengkonsumsi alkohol. diazepam juga dapat digunakan untuk kejang
otot, kejang otot merupakan penyakit neurologi. dizepam digunakan sebagai
obat penenang dan dapat juga dikombinasikan dengan obat lain.
KONTRA INDIKASI
Hipersensitivitas
Sensitivitas silang dengan benzodiazepin lain
Pasien koma
Depresi SSP yang sudah ada sebelumnya
Nyeri berat tak terkendali
Glaukoma sudut sempit
Kehamilan atau laktasi
Diketahui intoleran terhadap alkohol atau glikol propilena (hanya injeksi)
DOSIS & RUTE
Antiansietas, Antikonvulsan.
PO (Dewasa) : 2-10 mg 2-4 kali sehari atau 15-30 mg bentuk lepas lambat sekali
sehari.
PO (anak-anak > 6 bulan) : 1-2,5 mg 3-4 kali sehari.
IM, IV (Dewasa) : 2-10 mg, dapat diulang dalam 3-4 jam bila perlu.
Pra-kardioversi
IV (Dewasa) : 5-15 mg 5-10 menit prakardioversi.

Pra-endoskopi
IV (Dewasa) : sampai 20 mg.
IM (Dewasa) : 5-10 mg 30 menit pra-endoskopi.
Status Epileptikus
IV (Dewasa) : 5-10 mg, dapat diulang tiap 10-15 menit total 30 mg, program
pengobatan ini dapat diulang kembali dalam 2-4 jam (rute IM biasanya
digunakan bila rute IV tidak tersedia).
IM, IV (Anak-anak > 5 tahun) : 1 mg tiap 2-5 menit total 10 mg, diulang tiap 2-4
jam.
IM, IV (Anak-anak 1 bulan 5 tahun) : 0,2-0,5 mg tiap 2-5 menit sampai
maksimum 5 mg, dapat diulang tiap 2-4 jam.
Rektal (Dewasa) : 0,15-0,5 mg/kg (sampai 20 mg/dosis).
Rektal (Geriatrik) : 0,2-0,3 mg/kg.
Rektal (Anak-anak) : 0,2-0,5 mg/kg.
Relaksasi Otot Skelet
PO (Dewasa) : 2-10 mg 3-4 kali sehari atau 15-30 mg bentuk lepas lambat satu
kali sehari. 2-2,5 mg 1-2 kali sehari diawal pada lansia atau pasien yang sangat
lemah.
IM, IV (Dewasa) : 5-10 mg (2-5 mg pada pasien yang sangat lemah) dapat
diulang dalam 2-4 jam.
Putus Alkohol
PO (Dewasa) : 10 mg 3-4 kali pada 24 jam pertama, diturunkan sampai 5 mg 3-4
kali sehari.
IM, IV (Dewasa) : 10 mg di awal, keudian 5-10 mg dalam 3-4 jam sesuai
keperluan.
PERHATIAN PERAWAT
Perawat harus tau diazepam tidak dianjurkan untuk ibu hamil karena dapat
sangat berpengaruh pada janin. Kemampuan diazepam untuk melalui plasenta
tergantung pada derajat relativitas dari ikatan protein pada ibu dan janin. Hal ini
juga berpengaruh pada tiap tingkatan kehamilan dan konsentrasi asam lemak
bebas plasenta pada ibu dan janin. Efek samping yang dapat timbul pada bayi
neonatus selama beberapa hari setelah kelahiran disebabkan oleh enzim
metabolism obat yang belum lengakp. Kompetisi antara diazepam dan bilirubin
pada sisi ikatan protein dapat menyebabkan hiperbilirubinemia pada bayi
neonatus.

Kolaborasi dengan dokter jika menggunakan diazepam.


Menghindari penggunaan pada pasien dengan depresi CNS atau koma, depresi
pernafasan, insufisiensi pulmonari akut,, miastenia gravis, dan sleep apnoea
Hati-hati menggunaan pada pasien dengan kelemahan otot serta penderita
gangguan hati atau ginjal, pasien lanjut usia dan lemah.
Diazepam tidak sesuai untuk pengobatan psikosis kronik atau obsesional states.
Memperhatikan dosis dan rute obat

Pemeriksaan funduskopi
Pemeriksaan funduskopi di bidang neurologi bertujuan untuk menilai keadaan fundus okuli terutama
retina dan papil nervus optikus. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan alat berupa
oftalmoskop. Papil normal berbentuk lonjong, warna jingga muda, di bagian temporal sedikit pucat,
batas dengan sekitarnya tegas, hanya di bagian nasal agak kabur. Selain itu juga terdapat lekukan
fisiologis. Pembuluh darah muncul di bagian tengah, bercabang keatas. Jalannya arteri agak lurus,
sedangkan vena berkelok-kelok. Perbandingan besar vena : arteri adalah 5:4 sampai 3:2.
Cara kerja
1.

Memegang oftalmoskop dengan tangan kanan atau kiri dan untuk memeriksa mata kanan
atau kiri orang percobaan dengan posisi jari telunjuk terletak pada pengatur lensa.

2.

Menyalakan oftalmoskop, memegang dengan menempel pada matanya pada jarak 30 cm di


depan penderita dan mengarahkan sinar oftalmoskop ke pupil penderita untuk menilai reflex
fundus(positif/negatif).

3.

Sambil tetap memegang oftalmoskop menempel pada mata, lalu perlahan bergerak maju
mendekati orang percobaan dengan oftalmoskop diposisikan pada sisi temporal penderita
hingga gambaran fundus terlihat.

4.

Jari telunjuk yang terletak pada pengatur lensa mengatur besarnya dioptri yang diperlukan
untk menyesuaikan focus sehingga detail fundus dapat terlihat jelas(bila diperlukan).

5.

Mengamati yang terlihat.

Hasil percobaan
Dapat dilihat keadaan normal dan patologik pada fundus mata kelainan yang dapat dilihat
1. Pada papil saraf optik

Papiledema (normal C/D ratio 0,3-0,5)

Hilangnya pulsasi vena saraf optik

Ekskavasi papil saraf optik pada glaukoma

Atrofi saraf optik

2. Pada retina

Perdarahan subhialoid

Perdarahan intra retina, lidah api, dots, blots

Edema retina

Edema macula

3. Pembuluh darah retina

Perbandingan atau rasio arteri vena (normal=2:3)

Perdarahan dari arteri atau vena

Adanya mikroaneurisma dari vena

Anda mungkin juga menyukai