Disusun oleh:
Kelompok D1-3
Anggota
Majdina Irmawati
( 2013210127 )
( 2013210143 )
Muhammad Hilman
( 2013210145 )
Nadia Afifah
( 2013210155 )
( 2013210176 )
( 2013210184)
Reyvi Denira
( 2013210197 )
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2016
I.
PENDAHULUAN
dengan
penambahan
antioksidan
dapat
meningkatkan
Semua larutan untuk mata harus dibuat steril jika diberikan dan bila
mungkin ditambahkan bahan pengawet yang cocok untuk menjamin sterilitas
selama pemakaian. Pencemaran oleh mikroorganisme dapat berasal dari bahan
obat dan bahan pembantu, atau akibat prosedur kerja yang tidak aseptik dan
kesalahan pada cara sterilisasi akhir, serta akibat terkontaminasi selama
pemakaian.
2. Jernih
Persyaratan ini dimaksudkan untuk menghindari rangsangan akibat
bahan jarah asing yang mampu mengiritasi.
3. Sedapat mungkin isotonis
Cairan mata memiliki tekanan osmotik, yang harganya sama dengan
darah dan cairan jaringan. Harganya sebanding dengan larutan natrium klorida
0,9 % dalam air. Mata memiliki daerah toleransi tonisitas yang lebih lebar,
yang tidak atau sangat jarang terjadi pengaruh fisiologis yang merugikan
kisaran 0,7- 1,45 % dapat diterima tanpa rasa nyeri dan tidak dapat
menyebabkan keluarnya air mata.
4. Sedapat mungkin isohidris
Pengaruturan larutan pada kondisi isohidris (pH= 7,4) adalah berguna
untuk mencapai rasa bebas nyeri yang sempurna. Obat tetes mata dengan pH
5.5 -11.4 masih dapat diterima.
Farmakologi (Farmakologi dan terapi hal. 278/280) DI hal. 1270
Mekanisme aksi, derivative fenotiazin dengan efek antidopaminergic.Membloker
reseptor mesolimbic dopamine dan reseptor alfa adrenergic di otak.
Efek antihistamin, H1- reseptor bloker
Prometazin hydrochloride sebagai AH! Menghambat efek histamin pada
pembuluh darah, bronkus dan bermacam-macam otot polos. AH1 juga bermanfaat
untuk mengobati reaksi hipersensitivitas dan keadaan lain yang disertai pelepasan
histamin endogen berlebih. Histamin endogen bersumber dari daging dan bakteri
dalam lumen usus atau kolon yang membentuk histamin dari histidin. Dosis terapi
AH1 umumnya menyebabkan penghambatan sistem saraf pusat dengan gejala
seperti kantuk, berkurangnya kewaspadaan dan waktu reaksi yang lambat,
mekanismenya mengantagonir histamine dengan jalan memblok reseptor H1 di
otot licin dari dinding pembuluh, bronchi dan saluran cerna, kandung kemih dan
rahim. Efek samping ini menguntungkan bagi pasien yang memerlukan istirahat
namun diraa mengganggu bagi mereka yang dituntut melakukan pekerjaan dengan
kewaspadaan tinggi. Jadi sebenarnya rasa kantuk yang ditimbulkan setelah
penggunaan Promethazin hydrochloride merupakan salah satu efek samping dari
obat tersebut.
:Promethazin HCl
2. Data Pendukung
:
Nama Zat Aktif
Sifat Fisika Kimia
Cara Sterilisasi
Khasiat/Dosis
Cara Penggunaan
PROMETAZIN HCl
(FI Edisi IV hal.705-706; Drug Information 88 hal.1269-1271; Martindale Edisi
28 hal.1295-1296)
Pemerian
Serbuk hablur, putih sampai kuning lemah; praktis tidak berbau; jika dibiarkan
lama di udara berwarna biru.
Kelarutan
:Sangat mudah larut dalam air, dalam etanol mutlak panas dan
dalam kloroform; praktis tidak larut dalam eter, dalam aseton dan dalam etilasetat.
Stabilitas
3,5 - 5
Wadah & Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya.
Autoklaf (Martindale 28 hal. 1295)
Khasiat: Anti alergi.
Dosis: 25 50 mg sehari. (Drug Information 88 hal.1271)
Kegunaan
Pengawet
Konsentrasi/
dosis
Pemerian:gel
kental 0.01 %
atau
seperti (Handbook
potongan
Biasanya Pharmaceuti
jika
Sterilisasi
Autoklaf
sangat
berbusa
dan
sangat
of
Pharmaceutical
Excipients 6th hal 56)
OTT:
Aluminum,
anionik,
surfaktan
sitrat,
fluorescein,
kapas,
hidrogen
peroksida, hypromellose,
iodida, kaolin, lanolin,
nitrat,
surfaktan
nonionik
pada
konsentrasi
permanganat,
tinggi,
protein,
zinc
sulfat.
(Handbook
Pharmaceutical
Excipients 6th hal 56)
of
Stabilitas:
Benzalkonium
klorida
terpengaruh
yang
luas
of
Pharmaceutical
Excipients 6th hal 56)
NaCl
Zat
Untuk
Pemerian :
rasa asin.
i.v atau
sediaan tetes
Kelarutan:
Larut dalam air, larut
dalam air mendidih
pH : Dalam larutan air
6,7 7,3
(Handbook
Pharmaceutical
Excipients 6th hal 56)
OTT:
of
mata 0,9 %
Autoklaf
Stabilitas:
Stabil dalam larutan air
tapi dapat menyebabkan
pemisahan partikel gelas
dari wadah gelas tipe
tertentu
Pelarut atau
Aqua pro
pembawa
injeksi
(FI III hal 97)
dalam
injeksi
Pemerian:
cairan
berbau;
tidak
uji
yang
pada
uji
III. FORMULA
Formula dasar : (Martindale 28 hal. 1295)
Promethazin HCl
2%
Dibromoproponidine isotionat
0,15%
Water miscible
ad 100%
Rencana formula :
Zat aktif
Promethazin HCl
25 mg/ml
Zat tambahan
Benzalkonium Klorida
0,01%
ad 10 ml
Dididihkan
selama 30
menit.
Prometazin HCl
2% x 10ml
= 0,2 g
2,91
x 0,9 % = 0,2619 % hipotonis
10
2%
0,01%
0,64%
ad 100%
digunakan
sebagai
pengisotonis
untuk
kenyamananpenggunanya.
IV. ALAT DAN BAHAN
Alat :
-
Beaker glass
Erlenmeyer
Corong glass
Tetes mata
Pipet tetes
Gelas ukur
meningkatkan
Kertas saring
Batang pengaduk
Spatula
Pinset
Kaca arloji
Penjepit besi
Bahan :
Prometasin HCl
Benzalkonium Klorida
Natrium metabisulfit
Dinatrium edetat
NaCl
Aqua p.i
V. Cara Pembuatan
Perhitungan
Dibuat 2 botol tetes mata @ 10 ml
- Volume total
= (n x v) + 10 30% (n x v)
= (2 x 10 ml) + 30% (2 x 10ml)
= 20ml + 6ml
= 26 ml
1. Prometazin HCl
= 2% x 26 ml = 0,52 g = 520 mg
2. Benzalkonium klorida
= 0,01% x 26 ml = 0,0026 g = 2,6 mg
2,6 mg
x 10 ml = 2,6ml (2ml+12tetes)
Pengenceran =
10 ml
3. NaCl
= 0,64 % x 26 ml = 0,1664 g ~ 0,170 g
4. Aqua p.i
ad 100% x 26 ml = 26 ml
-
N
-
Alat yang
digunakan
-
Cara
sterilisasi
Beaker
Waktu Sterilisasi
Awal
Akhi
r
12.45
13.45
12.50
13.05
Corong
glass,Tetes
18)
mata,Pipet tetes.
2
Gelas ukur,Kertas
Autoklaf
saring.
121oC selama 15
4
-
Batang pengaduk,
Direndam
spatula,Pinset,Kac
alkohol selama
a arloji,Penjepit
30 menit
besi
Direbus dalam
air suling 30
pipet tetes
menit
Aqua p.i.
Didihkan 30
12.55
13.25
13.20
13.50
13.00
13.30
Sterilisasi sediaan
tetes mata
(sterilisasi akhir)
Autoklaf
121C, 15 menit
4.45
5.00
- Cara Pembuatan
1. Buat aqua pro injeksi (aquadest dipanaskan sampai mendidih, setelah
mendidih tutup dengan penyumbat lalu panaskan lagi selama 30 menit
lalu angkat dan dinginkan).
2. Kalibrasi botol tetes mata 10 ml dan kalibrasi beaker gelas 26 ml.
3. Disterilkan semua alat yang digunakan
4. Disiapkan bahan-bahan, timbang
5. Dilarutkan Prometasin HCl dalam aqua p.i secukupnya (larutan A).
6. Dibuat pengenceran Benzalkonium Klorida dengan cara ditimbang
benzalkonium klorida sebanyak 10 mg didalam 10 ml aqua pi.
Kemudian diambil sebanyak 2 ml 12 tetes (larutan B)
7. Larutan NaCl dibuat untuk mendapatkan larutan yang isotonis,
dilarutkan dalam aqua p.i (larutan C)
8. Dicampur semua larutan satu per satu dalam beakerglass yang telah
dikalibrasi.
VI. EVALUASI
In Process Control
baik, terhalang terhadap reflex dari mata, berlatarbelakang hitam dan putih
dengan rangkaian isi dijalankan dengan suatu aksi memutar.
-
Syarat: semua wadah diperiksa secara visual dan tiap partikel yang
terlihat dibuang dari infus volume besar, batas 50 partikel 10m dan lebih
besar 5 partikel 25 m/ml
- 2.
-
dapar untuk pembakuan, isi sel dengan larutan tersebut pada suhu yang
sama dengan larutan uji. pH dari larutan dapar ke 2 0.07 unit pH dari
harga yang dalam label yang tertera. Jika penyimpangan terlihat besar,
periksa electroda atau ganti. Ulangi pembakuan hingga ke 2 larutan dapar
untuk pembakuan memberikan harga ph tidak lebih dari 0,02 unit pH dari
harga yang tertera dalam label. Isi sel dengan larutan uji dan baca harga
pH. Gunakan air bebas CO2 untuk pelarutan atau pengceneran larutan uji.
Jika hanya diperlukan harga pH perkirakan dapat digunakan indikator dan
kertas indikator.
-
dengan alat suntik hipodemik kering berukuran tidak lebih dari 3 kali
volume yang akan diukur dan dilengkapi dengan jarum suntik no. 21
dengan panjang tidak kurang dari 2,5 m. Keluarkan gelembung udara
dari jarum dan alat suntik. Pindahkan isi dalam alat suntik tanpa
mengosongkan bagian jarum ke dalam gelas ukur kering volume tertentu
yang telah dibakukan sehingga volume yang diukur memenuhi sekurangkurangnya 40% volume dari kapasitas tertera.
Quality Control
1. Uji Sterilitas (FI ed. IV hal 861)
-
Pilih 1 atau lebih wadah bila volume 1m. Ambil isi tiap wadah
dengan alat suntik hipodemik kering berukuran tidak lebih dari 3 kali
volume yang akan diukur dan dilengkapi dengan jarum suntik no. 21
dengan panjang tidak kurang dari 2,5 m.
-
kedalam gelas ukur kering volume tertentu yang telah dibakukan sehingga
volume yang diukur memenuhi sekurang-kurangnya 40% volume dari
kapasitas tertera.
3. Uji kadar (FI IV, hal 648)
-
air sampai tanda. Pipet 3ml larutan ini ke dalam corong pisah, tambahkan
10ml air, basakan dengan ammonium hidroksida 6N. Ekstraksi beberapa
kali, tiap kali dengan 5ml kloroform P, dan uapkan ekstrak hingga kering.
Larutkan residu dalam asam klorida 0.1N, encerkan dengan pelarut yang
sama hingga 100.0ml (larutan uji).ukur serapan larutan uji dan larutan
baku dalam papaverin hidroksida BPFI dengan kadar lebih kurang 4.5g
per ml dalam asam klorada 0.1N. hitung jumlah dalam mg,
C20H21NO4.HCl, dalam injeksi yang digunakan dengan rumus:
-
6.67 C (Au/As)
C adalah kadar papaverin HCl BPFI dalam g per ml larutan baku;
tidak lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
4. Uji pirogenitas (FI IV, hal 908)
-
10ml per kg bobot badan, melalui vena tepi telingga 3 ekor kelinci dan
penyuntikan dilakukan dalam waktu 10 menit. Larutan uji berupa sediaan
yang bila perlu dikonstitusi seperti yang tertera pada etiket maupun bahan
uji yang diperlakukan seperti yang tertera pada masing-masing monografi
dan disuntikan dengan dosis seperti yang tertera. Untuk uji pirogen alat
atau perangkat injeksi, gunakan sebagai larutan uji hasil cucian atau
bilasan dari permukaan alat yang berhubungan langsung dengan sediaan
parenteral, tempat penyuntikan atau jaringan tubuh pasien. Semua larutan
harus bebas dari kontaminasi, hangatkan larutan pada suhu 37 O 20
sebelum penyuntikan. Rekam suhu berturut-turut antara jam kesatu dan
jam ketiga setelah penyuntikan dengan selang waktu 30 menit.
-
menunjukan kenaikan suhu 0,5O atau lebih. Jika ada kelinci menunjukan
kenaikan suhu 0,5O atau lebih, lanjutkan pengujian dengan menggunakan 5
ekor kelinci. Jika tidak lebih dari 3 ekor dari 8 ekor kelinci masing-masing
menunjukan kenaikan suhu 0,5O atau lebih dan jumlah kenaikan suhu
maksimum 8 ekor kelinci tidak lebih dari 3,3OC sediaan dinyatakan bebas
dari pirogen.
-