a.
komunikasi keagamaan
b.
upacara keagamaan
Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial yang meliputi:
kekerabatan
sistem kenegaraan
c.
d.
e.
perkumpulan
Sistem pengetahuan meliputi pengetahuan tentang:
flora dan fauna
waktu, ruang dan bilangan
tubuh manusia dan perilaku antar sesama manusia
Bahasa yaitu alat untuk berkomunikasi berbentuk:
lisan
tulisan
Kesenian yang meliputi:
seni patung/pahat
relief
rias
vokal
musik
bangunan
kesusastraan
f.
drama
Sistem mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi yang meliputi:
berburu dan mengumpulkan makanan
bercocok tanam
peternakan
perikanan
g.
perdagangan
Sistem peralatan hidup atau teknologi yang meliputi:
produksi, distribusi, transportasi
peralatan komunikasi
1.
a.
b.
c.
2.
a.
b.
c.
3.
a.
b.
c.
4.
a.
b.
c.
5.
senjata
a.
b.
c.
6.
a.
b.
c.
7.
a.
b.
c.
Contoh :
Diciptakannya kendaraan untuk memudahkan transportasi manusia
Pesawat, sebagai alat penerbangan yang sifatnyta memudahkan manusia untuk menuju
suatu daerah dengan waktu yang singkat.
Handphone (telepon genggam), sebagai alat komunikasi yang memudahkan manusia untuk
terhubung dengan keluarga dan kerabat ditempat yang berjauhan.
Bahasa
Sesuatu yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan hingga berubah sebagai lisan
untuk mempermudah komunikasi antar sesama manusian.
Contoh :
Bahasa Inggris
Bahasa Indonesia
Bahasa Arab
Kesenian
Setelah memenuhi kebutuhan fisik, manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat
memenuhi kebutuhan psikis mereka sehingga lahirlah kesenian yang dapat memuaskan.
Contoh :
Seni tari
Seni musik
Seni lukis
A. Tiga Tahap Kebudayaan
Tiga tahap kebudayaan diusulkan oleh van Peursen dalam bukunya yang berjudul Strategi
Kebudayaan. Pendekatan skematis tersebut dijabarkan dalam sebuah bagan yang
memperlihatkan tiga tahap perkembangan kebudayaan untuk membeberkan suatu gambaran
sederhana mengenai perkembangan kebudayaan manusia. Tiga tahap kebudayaan menurut
van Peursen (1988 : 18) antara lain :
1.
Tahap pemikiran mitis, yang dimaksud dengan tahap mitis ialah sikap manusia yang
merasakan dirinya terkepung oleh kekuatan-kekuatan gaib sekitarnya, yaitu kekuasaan dewadewa alam raya atau kekuasaan kesuburan, seperti dipentaskan dalam mitologi-mitologi
bangsa-bangsa primitif.
2.
Tahap pemikiran ontologis, yang dimaksud dengan tahap kedua atau ontologis ialah
sikap manusia yang tidak hidup lagi dalam kepungan kekuasaan mistis, melainkan yang
secara bebas ingin meneliti segala hal. Manusia mengambil jarak kepada sesuatu yang dahulu
dirasakan sebagai kepungan.
3.
Tahap pemikiran fungsional , tahap ketiga atau fungsional ialah sikap dan alam
pikiran yang makin nampak pada manusia moderen, yang mana tidak lagi terpesona oleh
lingkungannya (sikap mitis), dan tidak lagi dengan kepala dingin mengambil jarak dengan
obyek penyelidikannya (sikap ontologis), namun manusia ingin mengadakan relasi-relasi
baru, suatu kebertautan yang baru terhadap segala sesuatu dalam lingkungannya.
Namun begitu, dalam ketiga pemikiran di atas, tidak dapat dikatakan bahwa suatu tahap
pemikiran lebih maju dari tahap pemikiran lainnya, atau sebaliknya, suatu tahap pemikiran
lebih terbelakang daripada tahap pemikiran yang lain, sebab ketiganya memiliki peranan
masing-masing. Pada tahap mitis misalnya, sekalipun bentuk kebudayaan dan cara
pemanfaatan benda-benda sangat berbeda dengan dunia modern, namun dalam sebuah mitos
kita dapat menyaksikan bagaimana manusia menyusun strategi, dan mengatur hubungan
antara kekuatan alam dan manusia, sehingga dapat dipahami bahwa dalam dunia mitis
menampakkan suatu sifat manusiawi yang umum. Begitu juga dengan kebudayaan timur dan
a)Seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat
istiadat, sistem norma dan peraturan yang hidup dalam kehidupannya.
b)Sejak kecil proses ini sudah mulai tertanam dalam alam pikiran warga
suatu masyarakat.Mula-mula dari orang-orang di dalam lingkungan keluarganya,kemudian
teman-teman bermainnya.Seorang individu akan belajar meniru berbagai macam tindakan.
Dengan berkali-kali meniru maka tindakannya menjadi pola yang mantap dan norma yang
mengatur tindakannya dibudayakan.
4.Difusi
1.Difusi kebudayaan adalah proses penyebaran unsur kebudayaan dari satu individu ke
individu lain, dan dari satu masyarakat ke masyarakat lain.
2.Penyebaran dari individu ke individu lain dalam batas satu masyarakat disebut difusi
intramasyarakat.
3.Sedangkan penyebaran dari masyarakat ke masyarakat disebut difusi intermasyarakat.
4. Difusi mengandung tiga proses yang dibeda-bedakan:
a)Proses penyajian unsur baru kepada suatu masyarakat.
b)Penerimaan unsur baru.
c)Proses integrasi.
5.Akulturasi
1.Redfield, Linton, Herskovits: Mengemukakan bahwa akulturasi meliputi fenomena yang
timbul sebagai hasil, jika kelompok kelompok manusia yang mempunyai kebudayaan yang
berbeda-beda bertemu dan mengadakan kontak secara langsung dan terus-menerus, yang
kemudian menimbulkan perubahan dalam pola kebudayaan yang original dari salah satu
kelompok atau pada kedua-duanya.
2.Gillin dan Gillin dalam bukunya Cultural Sociologi, Mengemukakan bahwa akulturasi
adalah proses dimana masyarakat yang berbeda-beda kebudayaannya mengalami perubahan
oleh kontak yang lama dan langsung, tetapi dengan tidak sampai kepada percampuran yang
komplit dan bulat dari dua kebudayaan itu.
3.Dr. Koentjaraningrat, mengemukakan bahwa akulturasi adalah proses yang timbul bila
suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari
suatu kebudayaan asing yang berbeda sedemikian rupa , sehingga unsur kebudayaan asing itu
lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaa sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya
kepribadian kebudayaan sendiri.
4. Bentuk-bentuk kontak kebudayaan yang dapat meningbulkan proses akulturasi:
a)Kontak dapat terjadi antara seluruh masyarakat, atau antar bagian-bagian saja dalam
masyarakat, atau dapat pula terjadi antar individu-individu dari dua kelompok.
b)Antar golongan yang bersahabat dan golongan yang bermusuhan.
c)Antar masyarakat yang menguasai dan masyarakat yang dikuasai.
d)Antar masyarakat yang sama besarnya atau antar masyarakat yang berbeda besarnya.
e)Antara aspek-aspek yang material dan yang non material dari kebudayaan yang sederhana
dengan kebudayaan yang komplek, dan antar kebudayaan yang komplek dengan yang
komplek pula.
Berkaitan dengan proses terjadinya akulturasi, terdapat beberapa unsur-unsur yang terjadi
dalam proses akulturasi, antara lain sebagai berikut.
a. Substitusi
Substitusi adalah pengantian unsur kebudayaan yang lama diganti dengan unsur kebudayaan
baru yang lebih bermanfaat untuk kehidupan masyarakat. Misalnya, sistem komunikasi
tradisional melalui kentongan atau bedug diganti dengan telepon, radio komunikasi, atau
pengeras suara.
b. Sinkretisme
Sinkretisme adalah percampuran unsur-unsur kebudayaan yang lama dengan unsur
kebudayaan baru sehingga membentuk sistem budaya baru. Misalnya, percampuran antara
sistem religi masyarakat tradisional di Jawa dan ajaran Hindu-Buddha dengan unsur-unsur
ajaran agama Islam yang menghasilkan sistem kepercayaan kejawen.
c. Adisi
Adisi adalah perpaduan unsur-unsur kebudayaan yang lama dengan unsur kebudayaan baru
sehingga memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Misalnya, beroperasinya alat
transportasi kendaraan angkutan bermotor untuk melengkapi alat transportasi tradisional
seperti cidomo (cikar, dokar, bemo) yang menggunakan roda mobil di daerah Lombok.
d. Dekulturasi
Dekulturasi adalah proses hilangnya unsur-unsur kebudayaan yang lama digantikan dengan
unsur kebudayaan baru. Misalnya, penggunaan mesin penggilingan padi untuk mengantikan
penggunaan lesung dan alu untuk menumbuk padi.
e. Originasi
Originasi adalah masuknya unsur budaya yang sama sekali baru dan tidak dikenal sehingga
menimbulkan perubahan sosial budaya dalam masyarakat. Misalnya, masuknya teknologi
listrik ke pedesaan. Masuknya teknologi listrik ke pedesaan menyebabkan perubahan perilaku
masyarakat pedesaan akibat pengaruh informasi yang disiarkan media elektronik seperti
televisi dan radio. Masuknya berbagai informasi melalui media massa tersebut mampu
mengubah pola pikir masyarakat di bidang pendidikan, kesehatan, perekonomian, dan
hiburan dalam masyarakat pedesaan. Dalam bidang pendidikan, masyarakat menjadi sadar
akan pentingnya pendidikan untuk meningkatkan harkat dan martabat warga masyarakat.
Dalam bidang kesehatan masyarakat menjadi sadar pentingnya kesehatan dalam kehidupan
masyarakat, seperti, kebersihan lingkungan, pencegahan penyakit menular dan perawatan
kesehatan ibu dan anak untuk mengurangi angka kematian ibu dan anak, serta peningkatan
kualitas gizi masyarakat. Dalam bidang perekonomian, masyarakat pedesaan menjadi
semakin memahami adanya peluang pemasaran produk-produk pertanian ke luar daerah.
f. Rejeksi
Rejeksi adalah proses penolakan yang muncul sebagai akibat proses perubahan sosial yang
sangat cepat sehingga menimbulkan dampak negatif bagi sebagian anggota masyarakat yang
tidak siap menerima perubahan. Misalnya, ada sebagian anggota masyarakat yang berobat ke
dukun dan menolak berobat ke dokter saat sakit.
Akulturasi kebudayaan berkaitan dengan integrasi sosial dalam masyarakat. Keanekaragaman
budaya dan akulturasi mampu mempertahankan integrasi sosial apabila setiap warga
masyarakat memahami dan menghargai adanya keanekaragaman berbagai budaya dalam
masyarakat. Sikap tersebut mampu meredam konflik sosial yang timbul karena adanya
perbedaan persepsi mengenai perilaku warga masyarakat yang menganut nilai-nilai budaya
yang berbeda.