secara
etimologis
merupakan
definisi
dari
istilah
berdasarkan
perkembangan sejarah istilah dari bahasa asli istilah tersebut. Menurut Earle, filsafat
secara etimologis berasal dari bahasa Yunani yakni kata Filsafat (philosopy), yang terdiri
dari dua kata, yaitu philo yang berarti cinta (to love) atau berteman dan kata sophia yang
berarti kebijaksanaan. Jika dua kata tersebut disatukan kedalam makna yang baru (dalam
kata filsafat) maka secara etimologis filsafat berarti cinta kepada kebijaksanaan
(Hanurawan, 2008).
Filsafat dalam pengertiannya sebagai cinta kepada kebijaksanaan terkandung
pengertian bahwa seseorang yang mempelajari filsafat atau beraktivitas dalam kegiatankegiatan filsafati merupakan seseorang yang memiliki keinginan yang kuat untuk terus
menerus mencapai kebijaksanaan. Dalam hal ini dapat dikemukakan bahwa para ahli
filsafat atau filsuf adalah manusia yang secara berkesinambungan mencari atau berteman
dengan kebijaksanaan. Dengan kata lain bahwa para filsuf menyatakan bahwa diri
mereka adalah seseorang yang selalu mencari kebenaran dari segala sesuatu melalui cinta
dan kebijaksanaan.
Sedangkan filsafat dalam pengertiannya secara konsep berdasarkan pendapat ahli
filsafat Earle, menjelaskan bahwa filsafat adalah disiplin yang melakukan refleksi kritis
terhadap hasil-hasil tradisi kemanusiaan yang bertujuan untuk mencapai klarifikasi
konsep terhadap objeknya melalui analisis terhadap pertanyaan-pertanyaan, konsepkonsep, masalah-masalah, dan argumen-argumen secara konseptual.
Seorang ahli filsafat Ames, menjelaskan bahwa filsafat merupakan suatu
pandangan secara menyeluruh tentang hidup dan makna kehidupan berdasarkan pada
konteks hasil-hasil penelitian dan kajian ilmu (Saifullah, 1983).
Menurut Gutek menjelaskan bahwa filsafat merupakan upaya-upaya yang
dilakukan manusia untuk berfikir spekulatif dan reflektif tentang alam semesta dan
hubungan-hubungan yang menyertai antara manusia dan alam semesta tersebut.
Peran filsafat ilmu terhadap perkembangan dunia kefarmasian
2.
3.
Metafisika, adalah cabang filsafat yang mempelajari hakekat realitas dari segala
sesuatu, baik yang bersifat fisik maupun yang bersifat non fisik.
4.
khusus dan mengkaji masalah yang lebih spesifik. Antara lain adalah filsafat manusia,
filsafat sosial dan politik, dan filsafat pendidikan (Suriasumantri, 2006).
II. Manfaat Mempelajari Filsafat
Manfaat dari mempelajari filsafat dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Melalui pembelajaran filsafat maka seseorang mampu memandang hidup dan
menjadikannya sebagai pedoman hidup. Filsafat sebagai pedoman hidup
memberikan semacam peta perjalanan yang harus dilalui seseorang sehingga
ia dapat melihat hidup menjadi bermakna. Contoh filsafat sebagai pandangan
hidup adalah seseorang yang memiliki pandangan hidup spiritualis selalu
berupaya untuk melihat makna kehidupan yang dijalani melalui sudut tinjauan
kerohanian dan sebagai konsekuensinya pada saat menjalani kehidupan ia pun
berupaya melaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip spiritualitas yang di
yakini.
Peran filsafat ilmu terhadap perkembangan dunia kefarmasian
otentiknya
sendiri,
filsafat
dapat
membantu
seseorang
berpikir manusia yang dapat memberikan dampak bagi tindakan yang di lakukan oleh
manusia. Apabila seseorang mempelajari filsafat maka di harapkan di dalam diri orang itu
akan tumbuh suatu tradisi berpikir yang bersifat kritis dan spekulatif rasional yang
mendalam. Terdapat banyak manfaat mempelajari filsafat dan berfilsafat bagi kehidupan
manusia.
III.Epistemologi (Filsafat Pengetahuan)
Secara etimologis, menurut Earle (1992) istilah epistemologi atau filsafat
pengetahuan berasal dari bahasa Yunani. Epistemologi berasal dari kata episteme yang
berarti pengetahuan dan logos yang berarti ilmu atau kajian. Dalam pustaka-pustaka
filsafat berbahasa Inggris terminologi epistemologi sering di padankan dengan istilah
teori tentang pengetahuan (teory of knowledge). Istilah teori pengetahuan muncul karena
dalam epistemologi di bahas tentang teori-teori yang terkait dengan pengetahuan yang
dimiliki oleh manusia (Snijders, 2009).
Secara konseptual, epistemologi dapat di definisikan sebagai cabang filsafat yang
membahas tentang hakikat pengetahuan manusia. Dalam pembahasannya tercakup di
dalamnya perenungan-perenungan filsafati tentang susunan pengetahuan, asal mula
pengetahuan,
metode-metode
pemerolehan
pengetahuan,
teori-teori
kebenaran
terhadap suatu objek kedalam suatu bentuk pengertian tentang suatu pengetahuan.
Hasil keluaran itu adalah dalam bentuk kesimpulan yang bermakna tentang suatu
objek pengetahuan.
Pada konteks yang lain di deskripsikan dari beberapa sumber, metode pemerolehan
pengetahuan dan aliran pemerolehan pengetahuan yang utama adalah sebagai berikut:
1.
Pengalaman inderawi
Pengalaman inderawi (sense experience) dapat menjadi sumber utama bagi
pemerolehan keseluruhan pengetahuan manusia. Pengalaman yang di peroleh dari
penerapan inderawi merupakan perantara dunia subjek dengan dunia objek dalam
memperoleh pengetahuan. Aliran epistemologi yang sangat menekankan
pengalaman
inderawi
sebagai
satu-satunya
sumber
untuk
memperoleh
3.
Intuisi
Intuisi adalah salah satu sumber pengetahuan yang bersifat unik apabila di
lihat dari tinjauan manusia awam. Intuisi merupakan pengetahuan yang di peroleh
oleh seseorang tanpa menerima stimulus apapun dan secara tiba-tiba memperoleh
pengetahuan yang di yakini kebenarannya atau
immediate knowledge.
6
Melihat dunia kefarmasian dari sudut pandang sejarah merupakan hal yang sangat
penting khususnya bagi kalangan apoteker/farmasis. Sejarah merupakan salah satu
instrumen yang digunakan untuk merumuskan rencana masa depan yang lebih baik.
Sehingga dengan adanya pengetahuan tentang awal mula kefarmasian muncul, maka
akan berpengaruh terhadap perkembangan peradaban manusia. Farmasi telah ada sejak
pemikiran manusia mulai berkembang meski dalam bentuk yang sangat sederhana.
Manusia purba belajar dengan menggunakan insting dan observasi terhadap burungburung dan hewan-hewan buas.
Setiap penyakit pasti ada obatnya. Sabda Rasulullah Muhammad SAW yang
begitu populer di kalangan umat Islam, juga telah memicu para ilmuwan dan sarjana di
era kekhalifahan untuk berlomba meracik dan menciptakan beragam obat-obatan.
Pencapaian umat Islam yang begitu gemilang dalam bidang kedokteran dan kesehatan di
masa keemasan tidak lepas dari keberhasilan dalam bidang farmasi.
Secara berurutan, adapun periode sejarah farmasi diantaranya adalah, Zaman
Prasejarah, Babylonia Kuno, Cina Kuno, Mesir kuno, Yunani kuno, Mithridates VI,
Dioscorides, Galen, Damian dan Cosmas serta Zaman kejayaan Islam.
V. Filsafat Ilmu Farmasi
Filsafat ilmu adalah cabang dari filsafat yang berkaitan dengan pemahaman
filosofis tentang hakikat kegiatan keilmuan. Pemahaman tentang hakikat ilmu secara
spesifik berhubungan dengan pembahasan filosofis tentang esensi suatu ilmu untuk
melakukan kegiatan-kegiatan keilmuan, tujuan kegiatan keilmuan, hubungan antara
kegiatan keilmuan dengan kegiatan kemasyarakatan, dan perbedaan kegiatan keilmuan.
Dalam hal ini filsafat ilmu berupaya memberikan penjelasan tentang segala sesuatu yang
berhungan dengan proses yang terjadi di sekitar kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
ilmu.
Dalam konteks yang bersifat melengkapi, Rudner (1966) mengungkapkan bahwa
filsafat ilmu adalah bagian dari epistemologi yang memiliki fokus pada kajian tentang
karateristik pengetahuan ilmiah, selanjutnya ia menyatakan bahwa filsafat ilmu memiliki
bagian yang berkembang berdasarkan objek spesifiknya. Bagian itu antara lain adalah
filsafat ilmu-ilmu sosial, filsafat ilmu-ilmu alam, filsafat ilmu pendidikan dan filsafat
ilmu fisika.
Berpijak dari beberapa definisi tentang filsafat ilmu maka kemudian dapat di
simpulkan secara ringkas bahwa filsafat ilmu farmasi merupakan filsafat yang secara
khusus merupakan cabang dari filsafat pengetahuan atau epistemologi yang secara
mendalam spekulatif dan komprehensif mempelajari hakikat ilmu kefarmasian.
Menurut Lacey (1996) secara tersirat bidang-bidang kajian yang menjadi ruang
lingkup perenungan filsafat ilmu, antara lain adalah pengertian ilmu, tujuan ilmu,
masalah metodologi dalam kegiatan keilmuan, golongan ilmu, pengembangan teori,
model dan paradigma keilmuan, kesejahteraan manusia, serta aliran-aliran yang terdapat
dalam filsafat ilmu. Apabila ruang lingkup filsafat ilmu di terapkan dalam ilmu farmasi
maka di peroleh rumusan ruang lingkup filsafat ilmu dalam ilmu kefarmasian yakni
sebagai berikut:
1. Masalah-masalah
metafisika
atau
eksistensi
realitas
yang
berhubungan
10
penelitian ilmiah mengenai komposisi, dosis, penggunaan, dan efek dari obat-obat
sederhana serta campuran. Dasar dari pencapaian tersebut adalah pedoman hidup agama
islam yaitu Al-Quran dan Hadits. Dalam hal ini, para khalifah telah melakukan kegiatan
berpikir secara filsafati, menggunakan pedoman agama sebagai pandangan hidup untuk
berpikir intelektual. Sehingga mereka selalu berupaya untuk melihat makna kehidupan
yang dijalani melalui sudut tinjauan kerohanian dan sebagai konsekuensi, ketika
menjalani kehidupan merekapun berupaya melaksanakannya berdasarkan prinsip
spiritualitas yang diyakini.
VII.
Kesimpulan
Filsafat ilmu merupakan hasil telaah manusia secara filosofis tentang hakekat,
11