Anda di halaman 1dari 6

Dini Yulianti

240210140060
V.

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


Tujuan utama penggunaan desinfektan pada industri pangan adalah untuk

mereduksi jumlah mikroorganisme patogen dan perusak pada saat pengolahan


pangan dan pada fasilitas dan perlengkapan fasilitas makanan. Untuk
mempertimbangkan efektifitas dari bahan-bahan kimia yang berbeda terhadap
mikroba yang berfungsi sebagai desinfektan diperlukan suatu ukuran sebagai
pembanding (Sofiah, 2011). Metode yang umum digunakan untuk menentukan
aktivitas suatu desinfektan adalah metode koefisien fenol. Uji fenol merupakan uji
standar yang digunakan untuk membandingkan suatu zat yang bersifat antiseptik
dengan fenol sebagai zat pembanding, hasilnya dinyatakan dalam koefisien fenol
(Lund, 1994).
Koefisien fenol adalah perbandingan ukuran keampuhan suatu bahan
antimikrobial dibandingkan dengan fenol. Fenol dijadikan pembanding karena
fenol sering digunakan untuk mematikan mikroorganisme. Koefisien fenol yang
kurang dari 1 menunjukkan bahwa bahan antimikrobial tersebut kurang efektif
dibandingkan fenol. Sebaliknya, apabila koefisien fenol lebih dari 1 artinya bahan
mikrobial tersebut lebih ampuh daripada fenol. Pada konsentrasi rendah, daya
bunuh fenol disebabkan karena fenol mempresipitasikan protein secara aktif, dan
selain

itu

juga

merusak

membran

sel

dengan

menurunkan

tegangan

permukaannya. Dengan persetujuan para ahli dan peneliti, fenol dijadikan standar
pembanding untuk menentukan aktivitas sesuatu disinfektan.
Uji fenol dilakukan dengan memasukkan suatu volume tetentu organisme
uji ke dalam larutan fenol murni dan zat kimia yang akan diuji pada berbagai
pengenceran. Setelah interval tertentu, suatu jumlah tertentu dari tiap pengenceran
diambil dan ditanam pada media perbenihan lalu diinkubasi selama 18-24 jam.
Setelah diinkubasi, dilakukan pengawasan pertumbuhan bakteri (Cahtim dan
Suharto, 1993). Sampel yang digunakan sebagai bahan desinfektan adalah fenol
5% dan kresol 5%. Kresol efektif sebagai bakterisida, dan kerjanya tidak banyak
dirusak oleh adanya bahan organik. Menimbulkan iritasi (gangguan) pada jaringan
hidup sehingga hanya digunakan

sebagai disinfektan untuk benda mati.

Pengujian dilakukan dengan mengamati kekeruhan pada media NB yang telah


diinokulasi dengan kultur E. coli apakah efektif dalam membunuh atau
menghambat pertumbuhan kultur tersebut.

Dini Yulianti
240210140060
Praktikum dilakukan dengan menyiapkan 6 tabung reaksi, setelah itu
dimasukkan desinfektan sebanyak 2 ml ke setiap tabung reaksi. Setelah itu
dilakukan pengenceran bertahap dari 1:25 hingga 1:50 dan dilakukan
pengurangan volume sehingga setiap tabung reaksi memiliki volume 3 ml. Setelah
itu sebanyak 0,5 ml suspensi mikroorganisme murni yang telah disiapkan
sebelumnya dimasukkan dalam tabung. Koliform digunakan karena banyak
terdapat di lingkungan, maupun di dalam tubuh, dan juga merupakan standar air
minum. Setelah 5 menit sebuah ose dicelupkan dan dimasukkan dalam tabung
berisi media NB. Hal yang sama dilakukan kembali dengan interval waktu 10
menit dan15 menit. Hal ini dilakukan guna mengetahui pengaruh waktu sentuh
desinfektan terhadap pertumbuhan bakteri. Selanjutnya semua

tabung reaksi

diinkubasi pada suhu 30oC selama 2 hari. Lalu diamati pertumbuhan bakteri,
pertumbuhan dinyatakan positif bila tabung reaksi keruh dan negatif bila berlaku
sebaliknya. Kemudian dihitung koefisien fenol dan kresol dari hasil pengamatan
yang didapat. Berikut adalah hasil pengamatan yang diperoleh:
Tabel 1. Hasil Pengamatan Desinfektan
Sampel

Sirih

Alkohol
70%

Fenol

Pengenceran
1 : 25
1 : 30
1 : 35
1 : 40
1 : 45
1 : 50
1 : 25
1 : 30
1 : 35
1 : 40
1 : 45
1 : 50
1 : 25
1 : 30
1 : 35
1 : 40
1 : 45
1 : 50

5
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+

10
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+

15
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+

10
+

15
+

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015)

Tabel 2. Hasil Pengamatan Desinfektan


Sampel
Kresol

Pengenceran
1 : 25

5
+

Dini Yulianti
240210140060

Alkohol
96%

Fenol

1 : 30
1 : 35
1 : 40
1 : 45
1 : 50
1 : 25
1 : 30
1 : 35
1 : 40
1 : 45
1 : 50
1 : 25
1 : 30
1 : 35
1 : 40
1 : 45
1 : 50

+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+

+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+

+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015)


+ : postif adanya pertumbuhan mikroorganisme
Pertumbuhan mikroorganisme ditandai dengan adanya kekeruhan (+) pada
media dan tanda (-) yang menandakan bahwa tidak ada mikroorganisme yang
tumbuh pada media tersebut. Hasil pengamatan menunjukkan ternyata pada
semua tabung reaksi terjadi perubahan berupa kekeruhan. Perhitungan koefisien
fenol dilakukan dengan membagi pengenceran tertinggi dari larutan kresol yang
dapat membunuh bakteri setelah x menit tetapi tidak pada y menit dengan
pengenceran tertinggi larutan fenol yang dapat membunuh bakteri setelah x menit
tetapi tidak pada y menit. Pada praktikum ini tidak dilakukan perhitungan
koefisien fenol karena data yang dihasilkan sama yaitu positif, sehingga tidak
dapat dilakukan perbandingan di antara sampel sebagai desinfektan yang paling
baik.
Hasil pengamatan yang tidak menunjukkan adanya penghambatan bakteri
pada semua desinfektan pada berbagai tingkat pengenceran yang diuji
kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal diantaranya yaitu kerusakan pada
struktur fenol, kresol dan desinfektan lainnya, karena resistensi bakteri terhadap
zat kimia desinfektan tertentu, kontaminan pada saat inokulasi khususnya pada
sampel fenol ini sumbat beberapa kali jatuh ke lantai sehingga memungkinkan
kontaminasi yang sangat besar. Jumlah bakteri yang diinokulasikan tidak

Dini Yulianti
240210140060
sebanding dengan konsentrasi desinfektan yang dipakai. Mekanisme utama dari
populasi mikroba untuk bertahan hidup dalam situasi terancam adalah dengan cara
mutasi genetik, ekspresi dari suatu gen resistensi yang laten, atau melalui gen
yang memiliki determinan resistensi. Ketiga mekanisme ini dapat berada bersamasama dalam suatu bakterium.
Senyawa golongan fenol dan fenol terhalogenasi yang telah banyak
dipakai antara lain fenol (asam karbolik), kresol, para kloro kresol dan para kloro
xylenol. Golongan ini berdaya aksi dengan cara denaturasi dalam rentang waktu
sekira 10-30 menit dan umum digunakan dalam larutan air dengan konsentrasi
0,1-5%. Aplikasi proses desinfeksi dilakukan untuk virus, spora tetapi tidak baik
digunakan untuk membunuh beberapa jenis bakteri gram positif dan ragi. Umum
digunakan sebagai dalam proses desinfeksi di bak mandi, permukaan dan lantai,
serta dinding atau peralatan yang terbuat dari papan/kayu. Adapun keunggulan
dari golongan golongan fenol dan fenol terhalogenasi adalah sifatnya yang stabil,
persisten, dan ramah terhadap beberapa jenis material, sedangkan kerugiannya
antara lain susah terbiodegradasi, bersifat racun, dan korosif.
Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna
yang memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C 6H5OH dan strukturnya
memiliki gugus hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil. Fenol
memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml. Fenol memiliki
sifat yang cenderung asam, artinya dapat melepaskan ion H+ dari gugus
hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5O yang
dapat dilarutkan dalam air (Lund, 1994). Dibandingkan dengan alkohol alifatik
lainnya, fenol bersifat lebih asam. Hal ini dibuktikan dengan mereaksikan fenol
dengan NaOH, di mana fenol dapat melepaskan H +. Keadaan yang sama pada
alkohol alifatik lainnya tidak dapat bereaksi seperti itu. Pelepasan ini diakibatkan
pelengkapan orbital antara satu-satunya pasangan oksigen dan sistem aromatik,
yang mendelokalisasi beban negatif melalui cincin tersebut dan menstabilkan
anionnya.
VI.
6.1.

KESIMPULAN
Kesimpulan

Dini Yulianti
240210140060
1. Uji koefisien fenol dilakukan pada desinfektan alkohol 70%, etanol 96%,
kresol 5%, fenol 5%, dan sirih.
2. Hasil pengujian menunjukkan baik pada sampel yang diberi fenol maupun
desinfektan lainnya pada semua pengenceran menunjukkan terdapat
pertumbuhan mikroorganisme yang ditandai dengan kekeruhan pada
tabung reaksi.
3. Hasil pengujian pada praktikum kali ini tidak dapat digunakan untuk
menentukan koefisien fenol.
4. Bakteri yang tumbuh pada sampel kemungkinan disebabkan oleh
kontaminasi pada saat inokulasi, bakteri yang bersifat resisten, rusaknya
daya desinfeksi pada semua desinfektan dan jumlah bakteri yang banyak
sehingga konsentrasi desinfektan terlalu sedikit untuk membunuh bakteri
yang diinokulasikan.
6.2.

Saran
1. Sebaiknya, pembuatan sumbat disesuaikan dengan bentuk tabung sehingga
ketika akan diinkubasi tidak jatuh dan tetap meminimalisir kontaminan.
2. Peralatan yang digunakan harus terjaga kesterilannya.
3. Praktikan harus menggunakan sarung tangan selama praktikum.
4. Meja kerja dan tangan praktikan harus disemprot alkohol terlebih dahulu
agar tetap steril.

DAFTAR PUSTAKA
Cahtim, A., dan Suharto. 1993. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Bina
Aksara Rupa. hal.39-52.
Lund, W. 1994. Desinfectan and antiseptic In : Pharmaceutical Codex :Principles
and Practice of Pharmaceutics. 12 th Edition. London: The
Pharmaceutical Press. p. 115. Lund, W. 1994. Desinfectan and antiseptic
In : Pharmaceutical Codex :Principles and Practice of Pharmaceutics.
12 th Edition. London: The Pharmaceutical Press. p. 115.

Dini Yulianti
240210140060
Sofiah, Betty D. 2011. Sanitasi dan Keamanan Pangan. Jurusan Teknologi Industri
Pangan Universitas Padjadjaran, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai